SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan
aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam bentuk
sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat
mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi BSO memerlukan
bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan pelicin. Macam
bahan tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan tambahan bersifat
netral.
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua
bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil
jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula
obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua
diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Bentuk sediaan
obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang
optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian obat dan bentuk sediaan obat?
2. Apakah manfaat bentuk sediaan obat?
3. Apakah kriteria dari bentuk sediaan obat?
4. Bagaimanakah bentuk sediaan obat?
1
1.3 Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa memahami tentang
bentuk sediaan obat dan mampu mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
1.4 Tujuan Khusus
1. Memahami pengertian obat dan bentuk sediaan obat
2. Memahami manfaat bentuk sediaan obat
3. Memahami kriteria dari bentuk sediaan obat
4. Mengetahui macam-macam bentuk sediaan obat
1.5 Manfaat
Mahasiswa menjadi lebih memahami bentuk sediaan obat dan mampu
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Definisi menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk
diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia atau hewan.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.193/Kab/B.VII/71, dikatakann
bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
Menurut Batubara (2008), obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi
jaringan biologi.
Dalam WHO, obat didefinisikan sebagai zat yang dapat mempengaruhi
aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut
Dalam pengertian umum, obat adalah suatu substansi yang melalui efek
kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik (Katzung, 2007).
Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu
produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek
terapi yang diinginkan. Umumnya bentuk sediaan obat mengandung satu atau lebih
senyawa obat/zat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk
formulasi tertentu.
3
2.2 Manfaat Bentuk Sediaan Obat
Bentuk sediaan obat dipilih agar :
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil, tidak larut penyakit pada
berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan
Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan :
a. sifat bahan obat
b. sifat sediaan obat
c. kondisi penderita
d. kondisi penyakit
e. harga
2.3 Kriteria Bentuk Sediaan Obat
Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah:
1. Aman
2. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
3. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat
aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
4. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi
5. Efektif, efisien, ekonomis
6. Dikemas dalam kemasan yang sesuai
2.4 Macam-macam Bentuk Sediaan Obat
A. Bentuk Sediaan Obat Padat
1. Pulvis Dan Pulveres (Serbuk)
4
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan
tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat
digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut
pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas
dengan berat umumnya 300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya
Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk
tabur).
Sifat Pulvis untuk obat dalam :
- Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan
- Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
- Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan,
dirusak dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.
Sifat Pulvis adspersorius :
- Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelicin
- Untuk luka terbuka sediaan harus steril
- Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen
- Bila menggunakan talk harus steril, karena bahan-bahan tersebut sering
terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.
Cara mengenal kerusakan :
Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak
enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal.
Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh :
Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)
Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam kemasan sachet
2. Tablet
5
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa
cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan
mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.
( Berat tablet normal antara 300 — 600 mg ).
Sifat :
a. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
b. Tidak tepat untuk :
- obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan
- obat yang bersifat iritatif.
c. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi
bioavailabilitas bahan aktif.
d. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang
dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari
e. Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau
benyek.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.
Contoh :
- Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
- Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin
Jenis-jenis Tablet
a. Tablet Hisap ( Lozenges )
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet
melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
Sifat :
6
- Tablet secara perlahan melarutkan dan melepaskan bahan aktif
sehingga abentuk sediaan obatrbsi obat juga lambat dan obat berefek
panjang.
- Untuk efek lokal, lamanya pemberian tergantung lamanya obat dapat
tinggal dalam rongga mulut, mengandung obat antibiotik atau
antiseptik
- Merupakan pilihan lain bentuk sediaan obat, terutama untuk terapi
lokal batuk dan sumbatan nasal.
-Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan cocok untuk anak-anak
Contoh : Kalmicyn lozenges
b.Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam
suhu kamar 28° C.
Sifat :
- Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.
- Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak
- Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut,
pharynx dan
- saluran nafas bagian atas
Contoh : FG Trochees
c. Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Sifat :
- Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat
bertahan lama
- Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
- Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard
d. Tablet Kunyah ( Chewable Tablet )
7
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan
rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa
pahit, tablet ini umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa
sebagai pengikat dan pengisi yang mengandung bahan pewarna dan bahan
pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa
Sifat :
- Tablet tidak mengandung bahan pemecah tablet sehingga perlu
ketaatan pemakaian agar efek optimal.
- Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja.
- Penggunaannya dikunyah sehingga cocok untuk orang yang tidak bisa
atau sulit menelan
- Cocok untuk obat Antasida
- Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang
tak bergigi.
Contoh : Tablet Plantacid
e. Tablet Effervescent
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam tartar ) dan Natrium bikarbonat , apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa
segar.
Sifat :
- Memberikan rasa manis dan segar seperti limun
- Bahan aktif obat cepat terabentuk sediaan obatrbsi dan dapat
mengurangi iritasi lambung
- Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.
Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon
f. Tablet Salut
Tujuan penyalutan tablet :
1) Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya
2) Menutupi rasa dan bau tidak enak
8
3) Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat
dalam saluran cema.
Macam-macam Tablet Salut
1. Tablet Salut Gula (TSG)
Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau
titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
Sifat :
- Mudah ditelan dibanding tablet biasa
- Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa
- Cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan
- Dengan penyalutan memperlambat tersedianya obat diabentuk
sediaan obatrbsi, karena terlambat-nya sediaan pecah.
Contoh : Supra livron
2. Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan
yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan
hanya menambah berat tablet 2-3%
Sifat :
- Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa.
- Cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan.
Contoh : Ferro gradumet
3. Tablet Salut Enterik (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat
sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang
rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi
lambung.
Sifat :
- Abentuk sediaan obatrbsi obat Baru terjadi didalam usus
9
- Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap lambung,
dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan.
- Tidak tepat untuk bahan campuran pulveres atau potio serta
pemberian yang dalam bentuk tidak utuh.
Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren
g. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas
tablet yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet
multiplayer.
Contoh : Bodrex
h. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa
tapi mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa )
Contoh : Bactrim Forte
i. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara
utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide
dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian, contoh Quibron-T
Sifat :
- Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan
- Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui
difusi, dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.
- Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga
efek obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi
pemberian sehingga ketaatan pasien bertambah.
- Harga lebih mahal.
- Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan ( repeat
action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk
10
menyatakan sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara
lain retard, time release, sustained release..oros
Contoh : Avil retard, Adalat oros
3. Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya
terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan
obat dalam minyak.
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau
benyek.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan
obat dalam minyak.
Sifat :
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
- Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena
bentuk ini setelah cangkangnya larut obat langsung dapat diabentuk
sediaan obatrbsi.
- Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres
Contoh : Natur E
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.
Sifat
11
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
- Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan
mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan.
- Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.
- Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut
maka proses abentuk sediaan obatrbsi baru terjadi ( di gastrointestinal).
Contoh : Ponstan 250 mg
B. Bentuk Sediaan Obat Cair
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopis kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, timbul kristal atau adanya endapan zat padat.
Penyimpanan :
Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat kering
pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari.
Jenis-jenis sediaan obat cair:
1. Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute: Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
- Obat homogen dan abentuk sediaan obatbsi obat cepat
- Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang
sukar menelan, anak-anak dan manula
- Volume pemberian besar
- Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk
larutan.
- Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah
pemanis dan perasa.
12
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle
2. Sirup
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
a. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66%).
b. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
c. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
Sifat :
- Homogen
- Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio. - Cocok
untuk anak-anak maupun Dewasa.
Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan
obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut.
Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk
sediaan suspensi.
Sifat :
- Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain
yang tidak larut
- dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.
- Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.
- Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar
kecilnya ukuran partikel
- Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada
suhu kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.
Contoh Sirup kering :
Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup (untuk dibuat
Suspensi )
Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup
13
3. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung
stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu
sebelum dipakai.
Sifat :
- Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
- Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari
Solutio
- Volume pemberiannya besar
- Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar
kecilnya ukuran partikel yang terdispersi
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi
4. Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan
propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir.
Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol
selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
- Cocok untuk penderita yang sukar menelan
- Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak
tahan terhadap
- Alkohol atau menderita penyekit tertentu
- Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan
sirup.
Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )
14
5. Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
- Homogen dan bahan obat lebih stabil
- Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
- Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari
dapat terjadi perubahan fotosintesis
Contoh : Halog 8 ml
6. Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan
Contoh : Betadine 190 ml
7. Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral :
Sifat: :
- Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak
- Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang
sesuai dengan
- bentuk sediaannya
- Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika,
vitamin,
- antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
b. Tetes Mata :
15
Sifat :
- Harus steril dan jernih
- Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
- Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
c. Tetes Telinga :
Sifat :
- Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang
mempunyai
- kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati, propilen
glikol ) sehingga dapat
- menempel pada hang telinga.
- pH sebaiknya asam ( 5-6 )
Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
d. Tetes Mata Dan Telinga
Contoh : Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml
e. Tetes Hidung :
Sifat :
- pH sekitar 5,5 sampai 7,5
- Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator.
Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin
8. Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit
Sifat :
- Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.
- Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis
komponen obat pada permukaan kulit
- Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut
lain yang cocok.
16
Contoh : Tolmicen 10 ml
C. Bentuk Sediaan Obat Semi Padat
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna, berbau
tengik, dan lewat kadaluwarsa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari
cahaya matahari.
Jenis-jenis obat semi padat
1. Unguenta (Salep)
Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat
yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam
vehikulum.Umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan
vaselin flavum ), dan dasar salep Abentuk sediaan obatrbsi (adeps lanae, dan
lanolin ).
Sifat :
- Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan
padat lainnya.
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis
yang kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan
berambut.
- Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.
Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g
Macam-macam salep:
a. Salep Berlemak ( Fatty Ointment )
17
Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan,
bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air
( berlemak )
Sifat :
-Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik
-Basisnya bebas air sehingga obat dapat kontak dengan kulit cukup
lama
-Dapat berfungsi sebagai pendingin
-Cocok untuk jenis kulit yang kering dan dermatosa kronis
Contoh : Nerisona fatty oint
b. Salep Mata.
Sifat :
- Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif
dibandingkan
- dengan tetes mata.
- Stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum,
paraffin liq )
- Cocok untuk penggunaan malam hari.
Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g
2. Jelly (Gel )
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu
kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak.
Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG,
Tragakanta )
Sifat :
- Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
- Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
18
- Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok
untuk dermatosa
- kronik
- Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat
memberikan efek
- sistemik.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g
3. Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa
emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
- Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari
kulit
- Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan
mudah timbul
- jamur bila sediaan dibuka segelnya.
- Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
- Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 g
4. Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk
dalam jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Sifat :
- Obat dapat kontak lama dengan kulit
- Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau
kronik )
19
- Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa
- Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang
eksudatif
- Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari
D. Bentuk Sediaan Lain
1. Bentuk Sediaan Obat Gas/ Aerosol
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang
diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga
habis, sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol
sehingga memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk
aerosol dapat dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut
halus, kasar, semprotan basah atau kering atau busa.
Macam-macam bentuk sediaan gas:
a. Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus
atau untuk efek sistemik lewat paru-paru.
b. Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau
kulit
Cara Penyimpanan :
Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar
(t<30°C derajat celcius) dan di tempat yang kering.
Sifat :
- Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa cairan, ukuran
partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian sistemik
- Bahaya kontaminasi dapat dihindari
20
- Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki
- Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun obat luar.
- Mudah cara penggunaanya
- Untuk topical dapat dihindari efek iritatif
- Harganya mahal karena biaya produksi tinggi
Contoh :
Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol
Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler
Ventolin Rotahaler 200 mcg
Ventolin Rotacaps
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler
Beconase Nasal Spray200 Doses
2. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Sifat :
- Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau
keadaan darurat.
- Obat bekerja dengan cepat
- Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
- Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil
dalam larutan
- Harga obat relatif lebih mahal
- Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.
Cara mengenal kerusakan :
Untuk sediaan cair : Secara makroskopik dapat dilihat adanya perubahan
warna, berbau, timbul kristal atau endapan, dan tidak bias bercampur dengan
baik apabila dilakukan pengocokan.
21
Untuk sediaan kering : Timbul perubahan warna dan penggumpalan, sebelum
dicairkan
Penyimpanan :
Sediaan cair : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung dari
cahaya matahari
Sediaan kering : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya matahari (belum dicairkan ) , disimpan dialmari es ( setelah
dicairkan )
a. Injeksi Dalam Bentuk Larutan
Contoh : Aminophylin vial 10 ml, Dilantin ampul 2ml, Glukosum flacon
10 ml, ATS ampul 1 m,l Delladyl vial 15 ml
b. Injeksi dalam bentuk Suspensi
Contoh : Procaine PenicillinG Flacon 10 ml, Cortisone acetat 100 ml
c. Injeksi dalam bentuk Serbuk kering.
Contoh : Chloramex vial 1000 mg, Streptomysin Sulfat Vial 5g,
Kemicitine succinate Vial 1000 mg
3. Vaginal Dosage Form
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang
cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan
kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina dapat
dimasukkan langsung dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai antiseptik,
antiinfeksi, dan kouterisasi
Contoh :
Betadine 100 ml Obat dimasukkan ke vagina dengan alat. Obat dicampur
dengan air hangat
Canesten SD
Flagystatin
Albothyl (Ovula)
22
4. Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga
tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan
bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina
disebut ovula, untuk efek lokal
- Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat yang :
a. iritasi dan toksik di Gastrointestinal
b. tidak stabil pada pH Gastrointestinal
c. dirusak oleh enzim di Gastrointestinal
d. rasa tidak menyenangkan.
- Dalam pemakaiannya perlu diperhatikan tentang :
a. Kegiatan pasien dalam hal cara penggunaan dan waktunya, agar
mendapatkan efek yang optimal ( pagi hari setelah defekasi dan atau
malam hari menjelang tidur, sambil tiduran ).
b. Abentuk sediaan obatrbsi bahan aktif sering tidak sempurna.
c. Dapat menyebabkan proktitis
- Sediaan ini cocok untuk pasien yang :
a. Mual,muntah atau post operatic, gangguan mental atau tak sadar
b. Terlalu muda atau terlalu tua
Cara mengenal kerusakan :
Sediaan lunak/telah lembek, timbul kristaUberbau tengik sebaiknya jangan
digunakan.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat & ditempat sejuk. Untuk sediaan suppositoria
dengan vehikulum O1. Cacao/minyak lemak yang lain, sebaiknya disimpan di
almari es.
Contoh :
Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB
23
Flagyl
Dulcolax 10 mg
Primperan 10 mg atau 20 mg
5. Penggunaan Obat Transdermal
Suatu system dimana bahan obat yang terdapat pada permukaan kulit
menembus beberapa lapisan kulit dan masuk sirkulasi sistemik. Bentuk
sediaan ini terdapat beberapa ukuran yang berhubungan dengan konsentrasi
obat. Cara penggunaanya tergantung bahan obat, ada yang ditempelkan
dipunggung, lengan atas, pundak, belakang telinga.
Sifat :
- Menghindari kesulitan obat diabentuk sediaan obatrbsi karena dirusak
oleh pH lambung, aktivitas enzim,
- interaksi obat dan makanan.
- Cocok untukPenderita mual, muntah, diare
- Menghindari obat lewat lintas utama
- Menghindari resiko terapi secara parenteral
- Memperpanjang aktivitas obat yang mempunyai waktu paruh pendek.
- Memungkinkan terapi yang berhari-hari dengan pemakaian tunggal
- Memungkinkan penghentian efek obat secara cepat
- Memungkinkan percepatan identifikasi apabila terjadi keadaan darurat
Contoh :
Nitroderm TTS
Nitrodisc Ditempelkan dipunggung atau lengan atas
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi. Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat
suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai
efek terapi yang diinginkan. Manfaat dari Bentuk sediaan obat antara lain: 1) Dapat
melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh; 2) Dapat menutupi
rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat; 3) Dapat melengkapi kerja obat yang
optimum (topikal, inhalasi); 4) Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil,
tidak larut penyakit pada berbagai tubuh; dan 5) Dapat dikemas/dibentuk lebih
menarik dan menyenangkan. Macam- macam bentuk sediaan obat terdiri dari bentuk
sediaan obat padat, cair, setengah padat dan bentuk sediaan lain.
3.2 Soal-soal
1. Bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum
atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan
merupakan pengertian dari…
a. Tablet
b. Kapsul
c. Sediaan obat
d. Pil
e. Suppositoria
2. Manfaat bentuk sediaan obat antara lain…
a. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
b. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
25
c. Dapat membuat obat cepat rusak
d. A, B, dan C benar
e. A, B benar
3. Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan…
a. Bentuk obat
b. Kondisi penyakit
c. Kemewahan
d. Kemenarikan
e. Kekayaan
4. Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah…
a. Aman
b. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
c. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat
aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
d. Semua benar
e. Semua salah
5. Macam-macam bentuk sediaan obat antara lain…
a. Tablet
b. Sediaan obat padat
c. Tingtur
d. Ekstrak
e. Sediaan obat campuran
6. Salah satu bentuk sediaan obat padat adalah…
a. Tablet
b. Sirup
c. Injeksi
d. Pasta
e. Eliksir
26
7. Sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih
dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau
beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan merupakan pengertian
dari…
a. Tablet
b. Pil
c. Sirup
d. Injeksi
e. Spray
8. Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga
zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut disebut…
a. Tablet suppositoria
b. Tablet kunyah
c. Tablet hisap
d. Tablet sublingual
e. Tablet Effervescent
9. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula serta dibuat dengan
pengental dan pemanis dan termasuk suspensi oral disebut…
a. Pil
b. Sirup
c. Eliksir
d. Tingtura
e. Suspensi
10. Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung harus terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum
disebut…
a. Pasta
b. Suspensi
c. Tetes
27
d. Gel
e. Salep
Kunci Jawaban:
1. C
2. E
3. B
4. D
5. B
6. A
7. A
8. D
9. B
10. E
28
DAFTAR PUSTAKA
Maricella, A. 2011. Obat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25624/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 20 Maret 2015
Murini, Tri. Bentuk Sediaan Obat.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/42964/b4547187f5d1ce068dc5b0c
c63d518f5 diakses tanggal 16 Maret 2015
Ries, Mulya. 2011. Obat dan Bentuk Sediaan Obat. http://science-
pharmacy.blogspot.com/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.html diakses
tanggal 20 Maret 2015
Sitindaon, H. S. 2011. Obat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27518/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 20 Maret 2015
29

More Related Content

What's hot

Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
Dokter Tekno
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Pharmacist
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
07051994
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
07051994
 

What's hot (20)

Pengertian blangkar
Pengertian blangkarPengertian blangkar
Pengertian blangkar
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Tablet
TabletTablet
Tablet
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Slide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletSlide Presentasi Tablet
Slide Presentasi Tablet
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
tablet coating
 tablet coating tablet coating
tablet coating
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Laporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingualLaporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingual
 

Viewers also liked

Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesarPemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pangestu S
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Kezia Hani Novita
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
Sofie Via
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
nzaraa
 
Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1
Sisca Yoliza
 
Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan
Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan HarapanMakalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan
Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Trie Marcory
 

Viewers also liked (20)

Ilmu barang farmasi
Ilmu barang farmasiIlmu barang farmasi
Ilmu barang farmasi
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
 
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesarPemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
SIRUP - Serendipity in Recommendation through User Perception
SIRUP - Serendipity in Recommendation through User PerceptionSIRUP - Serendipity in Recommendation through User Perception
SIRUP - Serendipity in Recommendation through User Perception
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Alat Ukur Psikologi
Alat Ukur PsikologiAlat Ukur Psikologi
Alat Ukur Psikologi
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1
 
Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan
Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan HarapanMakalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan
Makalah Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Harapan
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 
Construção do óvulo
Construção do óvuloConstrução do óvulo
Construção do óvulo
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
 

Similar to Bab i

Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptxMutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
meta emilia surya dharma
 
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhhpertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
2022971607
 
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sdgema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
vickiyugasworo
 

Similar to Bab i (20)

Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptxMutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhhpertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sdgema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Ketrampilan dasar Kebidanan Pemberian obat dan cairan
Ketrampilan dasar Kebidanan Pemberian obat dan cairanKetrampilan dasar Kebidanan Pemberian obat dan cairan
Ketrampilan dasar Kebidanan Pemberian obat dan cairan
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdfPPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
 
PPT Pengenalan Obat.pptx
PPT Pengenalan Obat.pptxPPT Pengenalan Obat.pptx
PPT Pengenalan Obat.pptx
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 

Recently uploaded

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 

Recently uploaded (20)

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam bentuk sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi BSO memerlukan bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan pelicin. Macam bahan tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan tambahan bersifat netral. Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian obat dan bentuk sediaan obat? 2. Apakah manfaat bentuk sediaan obat? 3. Apakah kriteria dari bentuk sediaan obat? 4. Bagaimanakah bentuk sediaan obat? 1
  • 2. 1.3 Tujuan Umum Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa memahami tentang bentuk sediaan obat dan mampu mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan. 1.4 Tujuan Khusus 1. Memahami pengertian obat dan bentuk sediaan obat 2. Memahami manfaat bentuk sediaan obat 3. Memahami kriteria dari bentuk sediaan obat 4. Mengetahui macam-macam bentuk sediaan obat 1.5 Manfaat Mahasiswa menjadi lebih memahami bentuk sediaan obat dan mampu mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005). Definisi menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.193/Kab/B.VII/71, dikatakann bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. Menurut Batubara (2008), obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi. Dalam WHO, obat didefinisikan sebagai zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut Dalam pengertian umum, obat adalah suatu substansi yang melalui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik (Katzung, 2007). Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan. Umumnya bentuk sediaan obat mengandung satu atau lebih senyawa obat/zat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu. 3
  • 4. 2.2 Manfaat Bentuk Sediaan Obat Bentuk sediaan obat dipilih agar : 1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh 2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat 3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi) 4. Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil, tidak larut penyakit pada berbagai tubuh 5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan : a. sifat bahan obat b. sifat sediaan obat c. kondisi penderita d. kondisi penyakit e. harga 2.3 Kriteria Bentuk Sediaan Obat Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah: 1. Aman 2. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya 3. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan 4. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi 5. Efektif, efisien, ekonomis 6. Dikemas dalam kemasan yang sesuai 2.4 Macam-macam Bentuk Sediaan Obat A. Bentuk Sediaan Obat Padat 1. Pulvis Dan Pulveres (Serbuk) 4
  • 5. Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya 300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk tabur). Sifat Pulvis untuk obat dalam : - Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan - Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet - Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah. Sifat Pulvis adspersorius : - Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelicin - Untuk luka terbuka sediaan harus steril - Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen - Bila menggunakan talk harus steril, karena bahan-bahan tersebut sering terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren. Cara mengenal kerusakan : Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal. Cara peyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar matahari. Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius) Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam kemasan sachet 2. Tablet 5
  • 6. Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. ( Berat tablet normal antara 300 — 600 mg ). Sifat : a. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan. b. Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan - obat yang bersifat iritatif. c. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailabilitas bahan aktif. d. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari e. Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet Cara mengenal kerusakan : Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. Contoh : - Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin - Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin Jenis-jenis Tablet a. Tablet Hisap ( Lozenges ) Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. Sifat : 6
  • 7. - Tablet secara perlahan melarutkan dan melepaskan bahan aktif sehingga abentuk sediaan obatrbsi obat juga lambat dan obat berefek panjang. - Untuk efek lokal, lamanya pemberian tergantung lamanya obat dapat tinggal dalam rongga mulut, mengandung obat antibiotik atau antiseptik - Merupakan pilihan lain bentuk sediaan obat, terutama untuk terapi lokal batuk dan sumbatan nasal. -Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan cocok untuk anak-anak Contoh : Kalmicyn lozenges b.Trochici Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu kamar 28° C. Sifat : - Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak. - Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak - Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut, pharynx dan - saluran nafas bagian atas Contoh : FG Trochees c. Tablet Sublingual Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Sifat : - Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat bertahan lama - Obat tidak melalui metabolisme di hepar. - Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit. Contoh : Tablet Cedocard d. Tablet Kunyah ( Chewable Tablet ) 7
  • 8. Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, tablet ini umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa Sifat : - Tablet tidak mengandung bahan pemecah tablet sehingga perlu ketaatan pemakaian agar efek optimal. - Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja. - Penggunaannya dikunyah sehingga cocok untuk orang yang tidak bisa atau sulit menelan - Cocok untuk obat Antasida - Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang tak bergigi. Contoh : Tablet Plantacid e. Tablet Effervescent Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartar ) dan Natrium bikarbonat , apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar. Sifat : - Memberikan rasa manis dan segar seperti limun - Bahan aktif obat cepat terabentuk sediaan obatrbsi dan dapat mengurangi iritasi lambung - Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi. Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon f. Tablet Salut Tujuan penyalutan tablet : 1) Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya 2) Menutupi rasa dan bau tidak enak 8
  • 9. 3) Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cema. Macam-macam Tablet Salut 1. Tablet Salut Gula (TSG) Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%. Sifat : - Mudah ditelan dibanding tablet biasa - Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa - Cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan - Dengan penyalutan memperlambat tersedianya obat diabentuk sediaan obatrbsi, karena terlambat-nya sediaan pecah. Contoh : Supra livron 2. Tablet Salut Film (TSF) Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan hanya menambah berat tablet 2-3% Sifat : - Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa. - Cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan. Contoh : Ferro gradumet 3. Tablet Salut Enterik (TSE) Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi lambung. Sifat : - Abentuk sediaan obatrbsi obat Baru terjadi didalam usus 9
  • 10. - Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap lambung, dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan. - Tidak tepat untuk bahan campuran pulveres atau potio serta pemberian yang dalam bentuk tidak utuh. Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren g. Tablet Multilayer Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer. Contoh : Bodrex h. Tablet Forte Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa ) Contoh : Bactrim Forte i. Tablet Pelepasan Terkendali Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian, contoh Quibron-T Sifat : - Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan - Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui difusi, dilusi, osmotic pressure atau ion exchange. - Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga efek obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi pemberian sehingga ketaatan pasien bertambah. - Harga lebih mahal. - Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan ( repeat action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk 10
  • 11. menyatakan sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara lain retard, time release, sustained release..oros Contoh : Avil retard, Adalat oros 3. Kapsul Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya. 1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam minyak. 2. Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering Cara mengenal kerusakan : Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau, tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. 1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan obat dalam minyak. Sifat : - Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi - Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan - Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini setelah cangkangnya larut obat langsung dapat diabentuk sediaan obatrbsi. - Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres Contoh : Natur E 2. Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering. Sifat 11
  • 12. - Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi - Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan - Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan. - Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet. - Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut maka proses abentuk sediaan obatrbsi baru terjadi ( di gastrointestinal). Contoh : Ponstan 250 mg B. Bentuk Sediaan Obat Cair Cara mengenal kerusakan : Secara makroskopis kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau, timbul kristal atau adanya endapan zat padat. Penyimpanan : Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat kering pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari. Jenis-jenis sediaan obat cair: 1. Solutio Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Solute: Zat yang terlarut. Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air. Sifat : - Obat homogen dan abentuk sediaan obatbsi obat cepat - Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula - Volume pemberian besar - Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan. - Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis dan perasa. 12
  • 13. Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle 2. Sirup Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk : a. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66%). b. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air. c. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral. Sifat : - Homogen - Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio. - Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa. Sirup Kering : Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi. Sifat : - Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang tidak larut - dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama. - Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak. - Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel - Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada suhu kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari. Contoh Sirup kering : Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup (untuk dibuat Suspensi ) Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup 13
  • 14. 3. Suspensi Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai. Sifat : - Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula - Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari Solutio - Volume pemberiannya besar - Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang terdispersi Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi 4. Elixir Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis. Sifat : - Cocok untuk penderita yang sukar menelan - Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan terhadap - Alkohol atau menderita penyekit tertentu - Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan sirup. Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri ) 14
  • 15. 5. Tingtura Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan tumbuhan. Sifat : - Homogen dan bahan obat lebih stabil - Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme - Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari dapat terjadi perubahan fotosintesis Contoh : Halog 8 ml 6. Gargarisma Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan Contoh : Betadine 190 ml 7. Guttae Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan. a. Tetes Oral : Sifat: : - Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak - Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai dengan - bentuk sediaannya - Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika, vitamin, - antitusif, dekongestan. Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon b. Tetes Mata : 15
  • 16. Sifat : - Harus steril dan jernih - Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal - Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid c. Tetes Telinga : Sifat : - Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai - kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati, propilen glikol ) sehingga dapat - menempel pada hang telinga. - pH sebaiknya asam ( 5-6 ) Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml d. Tetes Mata Dan Telinga Contoh : Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml e. Tetes Hidung : Sifat : - pH sekitar 5,5 sampai 7,5 - Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator. Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin 8. Lotion Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit Sifat : - Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya. - Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis komponen obat pada permukaan kulit - Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut lain yang cocok. 16
  • 17. Contoh : Tolmicen 10 ml C. Bentuk Sediaan Obat Semi Padat Cara mengenal kerusakan : Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna, berbau tengik, dan lewat kadaluwarsa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya matahari. Jenis-jenis obat semi padat 1. Unguenta (Salep) Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum.Umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan vaselin flavum ), dan dasar salep Abentuk sediaan obatrbsi (adeps lanae, dan lanolin ). Sifat : - Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat lainnya. - Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi - Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis yang kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan berambut. - Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh. Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g Macam-macam salep: a. Salep Berlemak ( Fatty Ointment ) 17
  • 18. Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan, bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air ( berlemak ) Sifat : -Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik -Basisnya bebas air sehingga obat dapat kontak dengan kulit cukup lama -Dapat berfungsi sebagai pendingin -Cocok untuk jenis kulit yang kering dan dermatosa kronis Contoh : Nerisona fatty oint b. Salep Mata. Sifat : - Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif dibandingkan - dengan tetes mata. - Stabil dalam penyimpanan dan transportasi - Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum, paraffin liq ) - Cocok untuk penggunaan malam hari. Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g 2. Jelly (Gel ) Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta ) Sifat : - Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering - Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat 18
  • 19. - Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk dermatosa - kronik - Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat memberikan efek - sistemik. Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g 3. Cream Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O. Sifat : - Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit - Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan mudah timbul - jamur bila sediaan dibuka segelnya. - Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin - Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut. Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 g 4. Pasta Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun. Sifat : - Obat dapat kontak lama dengan kulit - Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau kronik ) 19
  • 20. - Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa - Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang eksudatif - Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula Contoh : Pasta Lassari D. Bentuk Sediaan Lain 1. Bentuk Sediaan Obat Gas/ Aerosol Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau kering atau busa. Macam-macam bentuk sediaan gas: a. Inhalasi Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk efek sistemik lewat paru-paru. b. Spray Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau kulit Cara Penyimpanan : Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar (t<30°C derajat celcius) dan di tempat yang kering. Sifat : - Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa cairan, ukuran partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian sistemik - Bahaya kontaminasi dapat dihindari 20
  • 21. - Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki - Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun obat luar. - Mudah cara penggunaanya - Untuk topical dapat dihindari efek iritatif - Harganya mahal karena biaya produksi tinggi Contoh : Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler Ventolin Rotahaler 200 mcg Ventolin Rotacaps Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler Beconase Nasal Spray200 Doses 2. Injeksi Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral. Sifat : - Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau keadaan darurat. - Obat bekerja dengan cepat - Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung - Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil dalam larutan - Harga obat relatif lebih mahal - Pemberian obat memerlukan spuit injeksi. Cara mengenal kerusakan : Untuk sediaan cair : Secara makroskopik dapat dilihat adanya perubahan warna, berbau, timbul kristal atau endapan, dan tidak bias bercampur dengan baik apabila dilakukan pengocokan. 21
  • 22. Untuk sediaan kering : Timbul perubahan warna dan penggumpalan, sebelum dicairkan Penyimpanan : Sediaan cair : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari Sediaan kering : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari (belum dicairkan ) , disimpan dialmari es ( setelah dicairkan ) a. Injeksi Dalam Bentuk Larutan Contoh : Aminophylin vial 10 ml, Dilantin ampul 2ml, Glukosum flacon 10 ml, ATS ampul 1 m,l Delladyl vial 15 ml b. Injeksi dalam bentuk Suspensi Contoh : Procaine PenicillinG Flacon 10 ml, Cortisone acetat 100 ml c. Injeksi dalam bentuk Serbuk kering. Contoh : Chloramex vial 1000 mg, Streptomysin Sulfat Vial 5g, Kemicitine succinate Vial 1000 mg 3. Vaginal Dosage Form Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina dapat dimasukkan langsung dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai antiseptik, antiinfeksi, dan kouterisasi Contoh : Betadine 100 ml Obat dimasukkan ke vagina dengan alat. Obat dicampur dengan air hangat Canesten SD Flagystatin Albothyl (Ovula) 22
  • 23. 4. Suppositoria Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek lokal - Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat yang : a. iritasi dan toksik di Gastrointestinal b. tidak stabil pada pH Gastrointestinal c. dirusak oleh enzim di Gastrointestinal d. rasa tidak menyenangkan. - Dalam pemakaiannya perlu diperhatikan tentang : a. Kegiatan pasien dalam hal cara penggunaan dan waktunya, agar mendapatkan efek yang optimal ( pagi hari setelah defekasi dan atau malam hari menjelang tidur, sambil tiduran ). b. Abentuk sediaan obatrbsi bahan aktif sering tidak sempurna. c. Dapat menyebabkan proktitis - Sediaan ini cocok untuk pasien yang : a. Mual,muntah atau post operatic, gangguan mental atau tak sadar b. Terlalu muda atau terlalu tua Cara mengenal kerusakan : Sediaan lunak/telah lembek, timbul kristaUberbau tengik sebaiknya jangan digunakan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat & ditempat sejuk. Untuk sediaan suppositoria dengan vehikulum O1. Cacao/minyak lemak yang lain, sebaiknya disimpan di almari es. Contoh : Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB 23
  • 24. Flagyl Dulcolax 10 mg Primperan 10 mg atau 20 mg 5. Penggunaan Obat Transdermal Suatu system dimana bahan obat yang terdapat pada permukaan kulit menembus beberapa lapisan kulit dan masuk sirkulasi sistemik. Bentuk sediaan ini terdapat beberapa ukuran yang berhubungan dengan konsentrasi obat. Cara penggunaanya tergantung bahan obat, ada yang ditempelkan dipunggung, lengan atas, pundak, belakang telinga. Sifat : - Menghindari kesulitan obat diabentuk sediaan obatrbsi karena dirusak oleh pH lambung, aktivitas enzim, - interaksi obat dan makanan. - Cocok untukPenderita mual, muntah, diare - Menghindari obat lewat lintas utama - Menghindari resiko terapi secara parenteral - Memperpanjang aktivitas obat yang mempunyai waktu paruh pendek. - Memungkinkan terapi yang berhari-hari dengan pemakaian tunggal - Memungkinkan penghentian efek obat secara cepat - Memungkinkan percepatan identifikasi apabila terjadi keadaan darurat Contoh : Nitroderm TTS Nitrodisc Ditempelkan dipunggung atau lengan atas 24
  • 25. BAB III PENUTUP 3.1 Rangkuman Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi. Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan. Manfaat dari Bentuk sediaan obat antara lain: 1) Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh; 2) Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat; 3) Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi); 4) Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil, tidak larut penyakit pada berbagai tubuh; dan 5) Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan. Macam- macam bentuk sediaan obat terdiri dari bentuk sediaan obat padat, cair, setengah padat dan bentuk sediaan lain. 3.2 Soal-soal 1. Bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan merupakan pengertian dari… a. Tablet b. Kapsul c. Sediaan obat d. Pil e. Suppositoria 2. Manfaat bentuk sediaan obat antara lain… a. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh b. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat 25
  • 26. c. Dapat membuat obat cepat rusak d. A, B, dan C benar e. A, B benar 3. Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan… a. Bentuk obat b. Kondisi penyakit c. Kemewahan d. Kemenarikan e. Kekayaan 4. Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah… a. Aman b. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya c. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan d. Semua benar e. Semua salah 5. Macam-macam bentuk sediaan obat antara lain… a. Tablet b. Sediaan obat padat c. Tingtur d. Ekstrak e. Sediaan obat campuran 6. Salah satu bentuk sediaan obat padat adalah… a. Tablet b. Sirup c. Injeksi d. Pasta e. Eliksir 26
  • 27. 7. Sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan merupakan pengertian dari… a. Tablet b. Pil c. Sirup d. Injeksi e. Spray 8. Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut disebut… a. Tablet suppositoria b. Tablet kunyah c. Tablet hisap d. Tablet sublingual e. Tablet Effervescent 9. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula serta dibuat dengan pengental dan pemanis dan termasuk suspensi oral disebut… a. Pil b. Sirup c. Eliksir d. Tingtura e. Suspensi 10. Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang terkandung harus terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum disebut… a. Pasta b. Suspensi c. Tetes 27
  • 28. d. Gel e. Salep Kunci Jawaban: 1. C 2. E 3. B 4. D 5. B 6. A 7. A 8. D 9. B 10. E 28
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Maricella, A. 2011. Obat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25624/4/Chapter%20II.pdf diakses tanggal 20 Maret 2015 Murini, Tri. Bentuk Sediaan Obat. http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/42964/b4547187f5d1ce068dc5b0c c63d518f5 diakses tanggal 16 Maret 2015 Ries, Mulya. 2011. Obat dan Bentuk Sediaan Obat. http://science- pharmacy.blogspot.com/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.html diakses tanggal 20 Maret 2015 Sitindaon, H. S. 2011. Obat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27518/4/Chapter%20II.pdf diakses tanggal 20 Maret 2015 29