SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
By Zahratul Hayah, S.Farm., Apt
KK 12. TEKNIK PEMBUATAN
SEDIAAN TABLET (COMPRESSI)
Materi di sampaikan di SMKN 8 Mataram kelas Farmasi
MATERI PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
2. KOMPONEN TABLET
3. PENGGOLONGAN TABLET
4. KERUSAKAN TABLET
5. CARA PENGUJIAN TABLET
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan definis tablet
2. Menjelaskan komponen tablet
3. Menjelaskan penggolongan tablet berdasarkan :
a. Pembuatan
b. Distribusi obat dalam tubuh
c. Bahan penyalut
d. Pemakaian tablet
4. Menjelaskan macam-macam kerusakan pd
tablet
5. Mendeskripsikan persyaratan tablet
1. PENDAHULUAN
 Definisi tablet adalah sediaan padat
mengandung yg mengandung satu atau lebih
bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan
dan dibuat dengan cara mengempa campuran
serbuk dalam mesin tablet
 Kaplet adalah tablet yang berbentuk kapsul
 Capsitab adalah tablet bersalut yg berbentk
kapsul
 Bolus adalah tablet yang digunakan pada hewan
besar
 Bentuk tablet bermacam-macam : bentuk tabung,
pipih, bundar, segitiga, lonjong, segienam dll
 Hal ini bertujuan untuk menghindari/ mencegah
pemalsuan tablet dan agar mudah dikenal
KOMPONEN
TABLET
BAHAN
AKTIF
BAHAN
EKSIPIEN/
ZAT
TAMBAHAN
AJUVANS
BAHAN TAMBAHAN PADA TABLET
1. BAHAN PENGISI/ DILUENT
2. BAHAN PENGIKAT/ BINDER
3. BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG/
DESINTEGRAN
4. BAHAN PELICIN/ LUBRIKAN
5. GLIDAN
6. BAHAN PENYALUT
1. BAHAN PENGISI/ DILUENT
 Tujuan penambahan diluent : memperbesar
volume agar massa campuran mudah dicetak/
dibuat
 biasanya dimbahkan jika zat aktifnya sedikit atau
sulit dikempa
 Contoh bahan pengisi/ diluent : laktosa, pati,
kalsium fosfat dibasa, dan selulosa mikrokristal/
avicel
2. BAHAN PENGIKAT/ BINDER
 Tujuan penambahan binder adalah memberikan
daya adhesi pada serbuk sewaktu proses
granulasi dan daya kohesi
 prinsipnya untuk membantu pelekatan partikel
dalam formulasi shg memungkinkan granul dibuat
dan dijaga keterpaduan hasil tabletnya
 Contoh bahan pengikat : mucilago Amyli 10%,
larutan gelatin 10-20%, gom akasia, sukrosa,
povidin, metilselulosa, CMC, pasta pati
terhidrolisis, selulosa mikrokristal
3. BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG/ DESINTEGRAN
 Tujuan penambahan desintegran adalah
membantu hancurnya tablet setelah ditelan
 Contoh desintegran : pati, selulosa yg
termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa
mikrokristal, povidin sambung silang
4. BAHAN PELICIN/ LUBRICANT
 Tujuan penambahan bahan pelicin adalah
mengurangi gesekan selama proses
pengempaan tablet dan mencegah massa tablet
melekat pada cetakan atau anti adhesi
 Contoh lubricant : asam stearat, senyawa asam
stearat dengan logam ex; magnesium stearat,
minyak nabati terhidrogenasi dan talkum
5. GLIDAN
 Tujuan penambahan glidan adalah meningkatkan
kemampuan mengalir serbuk, umumnya
digunakan kempa langsung tanpa proses
granulasi
 Contoh glidan : silika pirogenik koloidal/ aerosil
6. BAHAN PENYALUT
 Tujuan penyalutan adalah
1. Melindungi zat aktif dari udara,
kelembaban, atau cahaya
2. Menutupi rasa dan bau tidak enak
3. Membuat penampilan lebih baik
4. Mengatur tempat pelepasan obat
dalam saluran cerna, misalnya : tablet
salut enterik
AJUVANS
 Macam-macam Ajuvans
1. Bahan pewarna ( colouring agent), bertujuan :
 Tablet lbh menarik/ menambah nilai estetika
 Mencegah pemalsuan/ identitas produk
 Membedakan tablet yg satu dengan tablet yang
lain
2. Bahan pengharum (flavour), bertujuan :
 Menutupi rasa dan bau zat berkhasiat yang tidak
enak
 Misalnya : penambahan oleum menthae pada
tablet kalk
PENGGOLONGAN TABLET
1. Berdasarkan metode pembuatan
a. Tablet cetak
Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi
dengan etanol. Massa serbuk yang lembab ditekan
dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan
dikeringkan.
b. Tablet kempa
Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk atau granul dengan menggukan
cetakan baja. Umumnya mengandung zat aktif,
pengisi, pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat
juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna
yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut), pengaroma, dan pemanis.
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
a. Bekerja lokal
Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada
rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada
infeksi di vagina.
b. Bekerja sistemik : per oral.
 Yang bekerja short-acting (jangka pendek) :
dalam satu hari memerlukan beberapa kali
menelan obat
 Yang bekerja long-acting (jangka panjang) :
dalam satu hari cukup menelan satu tablet.
Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi :
delayed action tablet (DAT), repeat action
tablet (RAT)
Delayed Action Tablet (DAT)
 Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif
 Cara pembuatannya :
 sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok.
 Kelompok pertama tidak diapa-apakan
 kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan
pecah setelah beberapa saat
 kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah
lebih lama dari kelompok kedua, dst
 Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan baru
dicetak
Repeat Action Tablet (RAT)
 Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya
dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet)
 Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya
dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga
terbentuk tablet baru.
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
Macam-macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti
pati, kalsium karbonat, talk atau titanium
dioksida yang disuspensikan dengan gom
akasia atau gelatin.
b. tablet salut selaput (film-coated tablet)
Disalut dengan hidroksipropilmetilslulosa,
metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan
campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG.
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat
lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian
dicetak kembali bersama granulat kelompok lain
sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet).
d.Tablet salut enterik (enteric-coated tablet)/tablet
lepas tunda
Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat
cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa
lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang
bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung.
e.Tablet lepas lambat (sustained-release tablet)/tablet
dengan efek diperanjang
Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu
setelah obat diberikan.
4. Berdasarkan Cara Pemakaian
a. Tablet biasa/tablet telan
b. Tablet kunyah (chewable tablet)
c. Tablet isap (lozenges,trochisi,pastiles)
d. Tablet larut (effervescent tablet)
e. Tablet implan (pelet)
tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi
hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit
dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian
tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit
kembali. Zat khasiat akan dileoas perlahan-
lahan.
f. Tablet hipodermik
tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air,
digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk
injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit
(subkutan).
g. Tablet bukal
digunakan dengan cara menaruh tablet pada dinding
mulut bagian pipi, tablet akan melarut dan akan diserap
melalui mukosa mulut.
h. Tablet sublingual
digunakan dengan cara menaruh tablet di bawah lidah,
tablet akan larut dan akan diserap melalui mukosa
mulut.
i. Tablet vagina (ovula)
INFORMASI CARA MENGGUNAKAN
TABLET
1. Minum tablet sebelum makan
2. Tablet kunyah (chewable tablet)
3. Tablet kontrasepsi (pil KB)
4. Tablet sublingual
5. Tablet bukal
6. Tablet lepas lambat ( -SR,-OD,-OROS,dll)
7. Tablet effervescent
8. Tablet tetrasiklin
9. Tablet rifampicin
10. Tablet cotrimoxsazole
INFORMASI PENTING DALAM
MENGGUNAKAN TABLET
1. Minum tablet sebelum makan
beberapa antibiotik sebaiknya diminum dalam
keadaan perut kosong, agar obat bekerja optimal. Ex ;
ampisilin dan eritrhomycin
2. Tablet kunyah (chewable tablet)
tablet antasida sebaiknya dikunyah sebelum ditelan
agar kerja obat lebih cepat dalam mengurangi asam
lambung. Ex; promag tab, mylanta tab, antasida doen
3. Tablet kontrasepsi (pil KB)
tablet kontrasepsi harus diminum dalam waktu yg
sama pada waktu tertentu agar interval kerja obat dan
kadar kerja obat menjadi stabil dan dapat
mempertahankan kadar efektif dalam darah
INFORMASI PENTING DALAM
MENGGUNAKAN TABLET
4. Tablet sublingualdan tablet bukal
 tablet yang dikonsumsi dengan cara meletakkan di
bawah lidah atau diselipkan dipipi
 jika obat langsung ditelan, maka obat tidak
memberikan khasiat secara optimum
Ex; isosorbid dinitrat
5. Tablet lepas lambat ( -SR,-OD,-OROS,dll)
 Beberapa tablet lepas lambat ditandai dengan nama
tambahan –SR,-OD,-OROS; bahan obat dilepaskan
secara berlahan didalam tubuh
 Tablet ini harus ditelan dalam keadaan utuh, tidak
boleh dikunyah atau digerus
6. Tablet effervescent
jenis tablet ini harus dilarutkan didalam air
sebelum diminum. Ex ; redoxon, berroca,
supradyn, dll
7. Tidak boleh diminum bersama susu
obat yang mengandung tetrasiklin tidak boleh
diminum bersama susu, karena dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa khelat
yang menyebabkan obat tidak berkhasiat
8. Tablet rifampicin
tablet ini dapat menyebabkan urin menjadi
coklat hingga merah
9. Tablet cotrimoxsazole
dapat menyebabkan terbentuknya kristal urin,
1. Granulasi basah
a. Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat,
zat pengisi, dan zat penghancur sampai
homogen,
b. Lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat.
c. Ayak menjadi granul
d. Keringkan dalam lemari pengering pada suhu
40 – 50 0 C.
e. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh
granul dengan ukuran yang diperlukan.
f. Tambahkan bahan bahan palicin (lubrikan).
g. Cetak dengan mesin cetak
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang
lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding
CARA PEMBUATAN TABLET
2. Granulasi kering/slugging
a. Campurkan zat khasiat, zat pengisi, zat
penghancur, zat pengikat dan zat pelicin hingga
menjadi massa serbuk yang homogen.
b. Kempa pada tekanan tinggi sehingga menjadi
tablet besar (slug)
c. Hancurkan tablet tadi kemudian diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan.
d. Kempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang
diinginkan.
Keuntungan granulasi kering :
 Tidak diperlukan pemanasan sehingga
cocok untuk zat aktif yang tidak tahan
pemanasan.
 alat yang diperlukan lebih sederhana.
Kerugian granulasi kering :
Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama
dibandingkan dengan cara granulasi basah.
3. Kempa Langsung
Dilakukan jika :
 jumlah zat berkhasiat per tabletnya
cukup untuk dicetak
 zat khasiat memiliki sifat alir yang baik.
 zat khasiat berbentuk kristal yang sifat
alirnya baik.
Bahan pengisi yang sering digunakan :
selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat.
1. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang
akan dicetak melekat pada dinding ruang
cetakan.
2. Sticking/picking : perlekatan yang terjadi
pada punch atas dan bawah akibat permukaan
punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat
pelicin kurang, atau massa basah.
3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas
dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol,
KERUSAKAN TABLET
4. Splitting/capping
 Splitting : lepasnya lapisan tipis dari
permukaan tablet terutama pada bagian
tengah.
 Capping : memebelahnya tablet di bagian
atas.
 Penyebab :
 Daya pengikat dalam massa tablet kurang
 Massa tablet terlalu banyak fines (serbuk),
terlalu banyak mengandung udara sehingga
setelah dicetak udara akan keluar.
 Tenaga yang diberikan pada pencetakan
tablet terlalu besar sehingga udara yang
berada di atas massa yang akan dicetak
sukar keluar dan ikut tercetak.
 Formulanya tidak sesuai
 Die dan punch tidak rata.
5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak
merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh.
Penyebabnya adalah kurang tekanan pada
pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.
Menurut FI III dan FI IV
1. Keseragaman ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan
tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal
tablet.
2. Keragaman bobot dan keseragaman
kandungan.
Keragaman bobot untuk tablet dengan zat aktif
>50 mg.
Keseragaman kandungan unutk tablet dengan
zat aktif <50 mg.
SYARAT-SYARAT TABLET
3. Waktu hancur tablet
4. Kekerasan tablet
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk
mengetahui kekerasan tablet agar tablet tidak
terlalu rapuh dan juga tidak terlalu keras. Alat :
hardness test.
5. Keregasan tablet (friability)
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet
diguncang.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Fts
FtsFts
Fts
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Laporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingualLaporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingual
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
 
tablet coating
 tablet coating tablet coating
tablet coating
 
Suppositoria.docx
Suppositoria.docxSuppositoria.docx
Suppositoria.docx
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 

Viewers also liked

Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi  PakanPoir Poin Klh S2 2009 Formulasi  Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakanptkonline
 
bahan baku pakan
bahan baku pakanbahan baku pakan
bahan baku pakanpoiuytrew
 
pembuatan pakan ikan
pembuatan pakan ikanpembuatan pakan ikan
pembuatan pakan ikantelubiez09
 
Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan lombkTBK
 
Tablet processing problems and their remedies
Tablet processing problems and their remediesTablet processing problems and their remedies
Tablet processing problems and their remediesBaharul Islam
 
Tablet processing problems
Tablet processing problemsTablet processing problems
Tablet processing problemsSanjay Yadav
 

Viewers also liked (6)

Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi  PakanPoir Poin Klh S2 2009 Formulasi  Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
 
bahan baku pakan
bahan baku pakanbahan baku pakan
bahan baku pakan
 
pembuatan pakan ikan
pembuatan pakan ikanpembuatan pakan ikan
pembuatan pakan ikan
 
Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan Produksi pakan buatan
Produksi pakan buatan
 
Tablet processing problems and their remedies
Tablet processing problems and their remediesTablet processing problems and their remedies
Tablet processing problems and their remedies
 
Tablet processing problems
Tablet processing problemsTablet processing problems
Tablet processing problems
 

Similar to TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN TABLET

sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxGanjarTaufik
 
Sediaan tablet indah
Sediaan tablet indahSediaan tablet indah
Sediaan tablet indahIryaIrmayasi
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasimurianda
 
solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxekasaputri27
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxIhinSolihin16
 
gema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptxgema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptxssuser5ee7ee
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxayindunda
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasinonawulan
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxssuserbb0b09
 

Similar to TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN TABLET (20)

Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
Sediaan tablet indah
Sediaan tablet indahSediaan tablet indah
Sediaan tablet indah
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptx
 
3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
 
penulisan-resep
penulisan-reseppenulisan-resep
penulisan-resep
 
Pengertian blangkar
Pengertian blangkarPengertian blangkar
Pengertian blangkar
 
gema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptxgema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptx
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptx
 
Kapsul
Kapsul Kapsul
Kapsul
 
PIL.pptx
PIL.pptxPIL.pptx
PIL.pptx
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN TABLET

  • 1. By Zahratul Hayah, S.Farm., Apt KK 12. TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN TABLET (COMPRESSI) Materi di sampaikan di SMKN 8 Mataram kelas Farmasi
  • 2. MATERI PEMBELAJARAN 1. PENDAHULUAN 2. KOMPONEN TABLET 3. PENGGOLONGAN TABLET 4. KERUSAKAN TABLET 5. CARA PENGUJIAN TABLET
  • 3. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definis tablet 2. Menjelaskan komponen tablet 3. Menjelaskan penggolongan tablet berdasarkan : a. Pembuatan b. Distribusi obat dalam tubuh c. Bahan penyalut d. Pemakaian tablet 4. Menjelaskan macam-macam kerusakan pd tablet 5. Mendeskripsikan persyaratan tablet
  • 4. 1. PENDAHULUAN  Definisi tablet adalah sediaan padat mengandung yg mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan dan dibuat dengan cara mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet  Kaplet adalah tablet yang berbentuk kapsul  Capsitab adalah tablet bersalut yg berbentk kapsul  Bolus adalah tablet yang digunakan pada hewan besar  Bentuk tablet bermacam-macam : bentuk tabung, pipih, bundar, segitiga, lonjong, segienam dll  Hal ini bertujuan untuk menghindari/ mencegah pemalsuan tablet dan agar mudah dikenal
  • 6. BAHAN TAMBAHAN PADA TABLET 1. BAHAN PENGISI/ DILUENT 2. BAHAN PENGIKAT/ BINDER 3. BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG/ DESINTEGRAN 4. BAHAN PELICIN/ LUBRIKAN 5. GLIDAN 6. BAHAN PENYALUT
  • 7. 1. BAHAN PENGISI/ DILUENT  Tujuan penambahan diluent : memperbesar volume agar massa campuran mudah dicetak/ dibuat  biasanya dimbahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa  Contoh bahan pengisi/ diluent : laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa, dan selulosa mikrokristal/ avicel
  • 8. 2. BAHAN PENGIKAT/ BINDER  Tujuan penambahan binder adalah memberikan daya adhesi pada serbuk sewaktu proses granulasi dan daya kohesi  prinsipnya untuk membantu pelekatan partikel dalam formulasi shg memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil tabletnya  Contoh bahan pengikat : mucilago Amyli 10%, larutan gelatin 10-20%, gom akasia, sukrosa, povidin, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal
  • 9. 3. BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG/ DESINTEGRAN  Tujuan penambahan desintegran adalah membantu hancurnya tablet setelah ditelan  Contoh desintegran : pati, selulosa yg termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, povidin sambung silang
  • 10. 4. BAHAN PELICIN/ LUBRICANT  Tujuan penambahan bahan pelicin adalah mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan mencegah massa tablet melekat pada cetakan atau anti adhesi  Contoh lubricant : asam stearat, senyawa asam stearat dengan logam ex; magnesium stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talkum
  • 11. 5. GLIDAN  Tujuan penambahan glidan adalah meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan kempa langsung tanpa proses granulasi  Contoh glidan : silika pirogenik koloidal/ aerosil
  • 12. 6. BAHAN PENYALUT  Tujuan penyalutan adalah 1. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya 2. Menutupi rasa dan bau tidak enak 3. Membuat penampilan lebih baik 4. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna, misalnya : tablet salut enterik
  • 13. AJUVANS  Macam-macam Ajuvans 1. Bahan pewarna ( colouring agent), bertujuan :  Tablet lbh menarik/ menambah nilai estetika  Mencegah pemalsuan/ identitas produk  Membedakan tablet yg satu dengan tablet yang lain 2. Bahan pengharum (flavour), bertujuan :  Menutupi rasa dan bau zat berkhasiat yang tidak enak  Misalnya : penambahan oleum menthae pada tablet kalk
  • 14. PENGGOLONGAN TABLET 1. Berdasarkan metode pembuatan a. Tablet cetak Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi dengan etanol. Massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan dikeringkan. b. Tablet kempa Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan menggukan cetakan baja. Umumnya mengandung zat aktif, pengisi, pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut), pengaroma, dan pemanis.
  • 15. 2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh a. Bekerja lokal Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina. b. Bekerja sistemik : per oral.  Yang bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan obat  Yang bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi : delayed action tablet (DAT), repeat action tablet (RAT)
  • 16. Delayed Action Tablet (DAT)  Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif  Cara pembuatannya :  sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok.  Kelompok pertama tidak diapa-apakan  kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat  kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua, dst  Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak Repeat Action Tablet (RAT)  Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet)  Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.
  • 17. 3. Berdasarkan jenis bahan penyalut Macam-macam tablet salut : a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee) disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. b. tablet salut selaput (film-coated tablet) Disalut dengan hidroksipropilmetilslulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG.
  • 18. c. Tablet salut kempa Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). d.Tablet salut enterik (enteric-coated tablet)/tablet lepas tunda Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. e.Tablet lepas lambat (sustained-release tablet)/tablet dengan efek diperanjang Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
  • 19. 4. Berdasarkan Cara Pemakaian a. Tablet biasa/tablet telan b. Tablet kunyah (chewable tablet) c. Tablet isap (lozenges,trochisi,pastiles) d. Tablet larut (effervescent tablet) e. Tablet implan (pelet) tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dileoas perlahan- lahan.
  • 20. f. Tablet hipodermik tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan). g. Tablet bukal digunakan dengan cara menaruh tablet pada dinding mulut bagian pipi, tablet akan melarut dan akan diserap melalui mukosa mulut. h. Tablet sublingual digunakan dengan cara menaruh tablet di bawah lidah, tablet akan larut dan akan diserap melalui mukosa mulut. i. Tablet vagina (ovula)
  • 21. INFORMASI CARA MENGGUNAKAN TABLET 1. Minum tablet sebelum makan 2. Tablet kunyah (chewable tablet) 3. Tablet kontrasepsi (pil KB) 4. Tablet sublingual 5. Tablet bukal 6. Tablet lepas lambat ( -SR,-OD,-OROS,dll) 7. Tablet effervescent 8. Tablet tetrasiklin 9. Tablet rifampicin 10. Tablet cotrimoxsazole
  • 22. INFORMASI PENTING DALAM MENGGUNAKAN TABLET 1. Minum tablet sebelum makan beberapa antibiotik sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, agar obat bekerja optimal. Ex ; ampisilin dan eritrhomycin 2. Tablet kunyah (chewable tablet) tablet antasida sebaiknya dikunyah sebelum ditelan agar kerja obat lebih cepat dalam mengurangi asam lambung. Ex; promag tab, mylanta tab, antasida doen 3. Tablet kontrasepsi (pil KB) tablet kontrasepsi harus diminum dalam waktu yg sama pada waktu tertentu agar interval kerja obat dan kadar kerja obat menjadi stabil dan dapat mempertahankan kadar efektif dalam darah
  • 23. INFORMASI PENTING DALAM MENGGUNAKAN TABLET 4. Tablet sublingualdan tablet bukal  tablet yang dikonsumsi dengan cara meletakkan di bawah lidah atau diselipkan dipipi  jika obat langsung ditelan, maka obat tidak memberikan khasiat secara optimum Ex; isosorbid dinitrat 5. Tablet lepas lambat ( -SR,-OD,-OROS,dll)  Beberapa tablet lepas lambat ditandai dengan nama tambahan –SR,-OD,-OROS; bahan obat dilepaskan secara berlahan didalam tubuh  Tablet ini harus ditelan dalam keadaan utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus
  • 24. 6. Tablet effervescent jenis tablet ini harus dilarutkan didalam air sebelum diminum. Ex ; redoxon, berroca, supradyn, dll 7. Tidak boleh diminum bersama susu obat yang mengandung tetrasiklin tidak boleh diminum bersama susu, karena dapat menyebabkan terbentuknya senyawa khelat yang menyebabkan obat tidak berkhasiat 8. Tablet rifampicin tablet ini dapat menyebabkan urin menjadi coklat hingga merah 9. Tablet cotrimoxsazole dapat menyebabkan terbentuknya kristal urin,
  • 25. 1. Granulasi basah a. Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai homogen, b. Lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat. c. Ayak menjadi granul d. Keringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 – 50 0 C. e. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan. f. Tambahkan bahan bahan palicin (lubrikan). g. Cetak dengan mesin cetak Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding CARA PEMBUATAN TABLET
  • 26. 2. Granulasi kering/slugging a. Campurkan zat khasiat, zat pengisi, zat penghancur, zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen. b. Kempa pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar (slug) c. Hancurkan tablet tadi kemudian diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. d. Kempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan.
  • 27. Keuntungan granulasi kering :  Tidak diperlukan pemanasan sehingga cocok untuk zat aktif yang tidak tahan pemanasan.  alat yang diperlukan lebih sederhana. Kerugian granulasi kering : Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah.
  • 28. 3. Kempa Langsung Dilakukan jika :  jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak  zat khasiat memiliki sifat alir yang baik.  zat khasiat berbentuk kristal yang sifat alirnya baik. Bahan pengisi yang sering digunakan : selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat.
  • 29. 1. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan. 2. Sticking/picking : perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang, atau massa basah. 3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, KERUSAKAN TABLET
  • 30. 4. Splitting/capping  Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah.  Capping : memebelahnya tablet di bagian atas.  Penyebab :  Daya pengikat dalam massa tablet kurang  Massa tablet terlalu banyak fines (serbuk), terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.
  • 31.  Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.  Formulanya tidak sesuai  Die dan punch tidak rata. 5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet. 6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.
  • 32. Menurut FI III dan FI IV 1. Keseragaman ukuran Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet. 2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Keragaman bobot untuk tablet dengan zat aktif >50 mg. Keseragaman kandungan unutk tablet dengan zat aktif <50 mg. SYARAT-SYARAT TABLET
  • 33. 3. Waktu hancur tablet 4. Kekerasan tablet Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasan tablet agar tablet tidak terlalu rapuh dan juga tidak terlalu keras. Alat : hardness test. 5. Keregasan tablet (friability) Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang.