3. Definisi
Larutan adalah sediaan wujud cair, mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut.
Karena molekul –molekul dalam larutan terdispersi secara
merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan
memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau
dicampur.
4. 1.Cocok untuk penderita yang sukar menelan
2.Absorbsi obat lebih ceoat dibandingkan dengan sediaan oral lainnya,
urutan kecepatan absorbsi: Larutan Emulsi Suspensi
3.Homogenitas akan lebih terjamin
4.Dosis atau takaran dapat disesuaikan
5.Dosis obat lebih seragam dibandingkan dengan sediaan padat
Keuntungan Sediaan Liquid
5. 1.Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air
2.Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi
3.Tidak praktis
4.Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan
dosis tunggal dan harus menggunakan alat khusus
5.Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan
merupakan katalis reaksi
6.Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang
khusus (parenteral)
Kerugian Sediaan Liquid
7. Sirup
Sirup simplex, mengandung 65% gula dalam larutan
nipagin 0,25% b/v
Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan
atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk pengobatan
Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau
bau obat yang tidak enak
8. Elixir
Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan
tambahan (pemanis, pengawet, pewangi) sehingga
memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut
digunakan campuran air etanol
Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir
dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol.
9. Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian
asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan
bersifat netral
Misalnya: solution citratis magnesii
10. Guttae (drop)
Obat tetes: sediaan cair berupa larutan, emulsi atau
suspense apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk
obat dalam
Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan
dalam Farmakope Indonesia
Pediatric drop: obat tetes yang digunakan untuk anak-
anak atau bayi
11. Sediaan Larutan
Berdasarkan cara pemberiannya
Lar.
Topikal
Gargarisma
Litus
Oris
Guttae
Nasales
Inhalationes
Epithema
obat
kompres
Collyrium
Guttae
Opth
12. Collyrium
Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing,
isotonis digunakan untuk membersihkan mata, dapat
ditambahkan zat dapat dan zat pengawet
Catatan: pada etiket harus tertera masa penggunaan
setelah tutup dibuka dan “obat cuci mata”
Collyrium yang tidak menggunakan zat pengawet hanya
boleh digunakan selama 2 jam setelah botol dibuka
tutupnya. Yang mengandung pengawet dapat digunakan
selama 7 hari setelah botol dibuka tutupnya
13. Guttae ophthalmicae
Obat tetes mata: larutan steril bebas partikel asing
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata
Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspense, partikel
hasul dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan
iritasi atau goresan pada kornea
14. Hal-hal yang diperhatikan pada
pembuatan obat tetes mata
Nilai Isotonis: idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9%
b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah
yang setara dengan larutan NaCl 0,6% b/v dan tertinggi 2,0% b/v
NaCl
Pendaparan: untuk mencegah kenaikan pH yang disebabakan oleh
pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat
mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu, penambahan
dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu
misalnya garam-garam alkaloid. Air mata normal memiliki pH 7,4,
secara ideal obat tetes mata memiliki pH seperti air mata, tetapi
karena beberapa bahan obat tidak stabil pada pH tersebut maka
sebaikya obat tetes mata supaya tidak terlalu merangsang mata
15. Pengawet: wadah larutan mata harus tertutup rapat dan disegel
untuk menjamin sterilisasi pada permukaan pertama. Larutan harus
mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada
waktu wadah dibuka pada saat digunakan
Pengawet yang dianjurkan:
Nipagin dan nipasol
Fenil merkuri nitrat, timerosol
Benzilkonium klorid
Klorbutanol, fenil etil alkohol
16. Pengental: ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga
obat lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat mata yang
kekentalan harus bebas dari partikel yang dapat terlihat. Contoh:
metil selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alcohol.
17. Gargarisme (Gargle)
Gargarisma atau obat kumur mulit adalah sediaan berupa
larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus
diencerkan dahulu sebelum digunakan
Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan
Penandaan: petunjuk pengenceran sebelum digunakan
dan “hanya untuk kumur, tidak ditelan”
18. Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung
dangan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung,
Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan
pengawet
Minyak lemak atau minyal mineral tidak boleh digunakan
sebagai cairan pembawa
19. Inhalationes
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau
mulut atau dismprotkan dalam bentuk kabut ke dalam
saluran pernapasan
Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus
sehingga dapat mencapai bronkhioli
Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas
Penandaan: pada etiket ditulis “kocok dahulu”
20. Epithema / obat kompres
Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin
pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau
berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan
untuk mengeringkan luka bernanah
Contoh: sol rivanol, campuran borwater-revanol
23. Keuntungan sediaan suspensi
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menelan tablet /
kapsul, terutama anak-anak
2. Homogenitas tinggi
3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena
luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna
meningkat)
4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari
larut/tidaknya)
5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam
air
24. Kekurangan sediaan suspensi
1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll)
2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi Kembali sehingga
homogenitasnya turun
3. Alirannya menyebabkan sukar dituang
4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system
disperse (cacking-flokulasi-deflokulasi) terutama jita terjadi
fluktuasi/perubahan temperature)
6. Sediaan suspense harus dikocok terlebih dahulu untuk
memperoleh dosis yang diinginkan
25. Syarat suspense (FI IV, 1995)
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu
harus mengandung zat antimikroba
3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
26. Penggunaan suspense dalam farmasi
1. Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang
berbentuk tablet/zat padat. Oleh karena itu diusahakan dalam
bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat tidak larut dalam air, maka
bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi dalam
medium cair merupakan suatu alternatif
2. Mengurangi proses penguraian zat aktif di dalam air. Untuk zat
yang mudah terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut.
Dengan demikian, penguraian dapat dicegah. Contoh:
menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam sediaan cair, dipakai
garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah sekali
terhidrolisis di dalam air
27. Penggunaan suspense dalam farmasi
3. Kontak zat padat dengan mediaum pendispersi dapat dipersingkat
dengan mengencerkan zat padat medium disperse pada saat
digunakan. contohL ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian
pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medium
pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari
pada temperature kamar masih dapat dipenuhi
4. Apabilia zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan
medium non-air sebagai medium pendispersi. Contoh: inejksi Penisilin
dalam minyak dan Phenoxy penisiln dalam minyak kelapa untuk oral
28. Penggunaan suspense dalam farmasi
5. Sediaan suspense yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi
dapat dinaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan,
sehingga dapat mengabsorbsi toksin-toksin atau menetralkan asam
yang diproduksi oleh lambung. contoh: Kaolin, Mg-Karbonar, Mg-
Trisilikat (antasida/clays)
6. Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat
digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah
menguap seperti methanol, Ol. Eucaliptus , ditahan dengan
menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi tersebut
29. Penggunaan suspense dalam farmasi
7. Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit
dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspense
kloramfenikol dipakai Kloramfenikol palmitas yang rasanya tidak pahit
8. Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray
9. Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol
31. Definisi
Emulsi adalah system 2 fase yang merupakan gabungan 2 cairan yang
tidak tercampurkan, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan
lainnya dalam bentuk globul-globul dan distabilkan oleh emulgator
32. Keuntungan sediaan emulsi
a. Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Bertujuan untuk
• Menutupi rasa minyak yang tidak enak
• Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak
diperkecil
• Meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katalisator bila
diberikan dalam emulsi (minyak mineral sebagai katartik)
• Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk
terlarut, mudah diabsorpsi ukuran partikel minyak kecill
33. Keuntungan sediaan emulsi
b. Memperbaikipenampilan sediaan karena merupakan campuran
yang homogen secara visual
c. Meningkatkan stabilitas obat yanglebih mudah terhidrolisa dalam air
d. Pembuatan sediaan yang depoterapi
• Penetrasi dan absoprsi dapat dikontrol
• Kerja emulsi lebih lama
35. Definisi dan Karakteristik
Bentuk sediaan semi padat yang digunakan untuk
oemakaian pada kulit (kulit sehat, sakit atau terluka) atau
membrane mukosa (hidung, mata). Bahan obat harus larut
dan terdispersi homogen dalam basis
36. Bentuk Sediaan Semi Padat
Bentuk sediaan semi padat: produk dengan konsistensi
setengah padat dan dioleskan pada kulit atau selaput
mukosa untuk Tindakan terapi atau perlindungan atau
kosmetik
Bentuk sediaan
topikal
Salep, Krim,
Gel, busa,
Pasta,
Suppositoria
Plester, Bubuk,
Larutan, aerosol
Bentuk sediaan
setengah padat
Medicated (mengandung agen terapeutik) atau non
medicated (digunakan untuk efek fisik sebagai pelindung,
pelumas, dan emolien)
37. Digunakan untuk:
Efek lokal pengobatan
gangguan kulit
(penyerapan dermal)
Efek sistemik misalnya
produk transdermal
yang mengantarkan
obat melalui kulit ke
sirkulasi umum
(penyerapan perkutan)
Topikal: digunakan pada permukaan tubuh misalnya mata,
telinga bagian luar, mucosa hidung, bukal, rectum, vagina,
uretra
41. Sifat ideal dari pentuk sediaan semi padat
Sifat fisik
a) Tekstur halus
b) Menerik dari tampilan
c) Tidak dehidrasi
d) Tidak berpasir
e) Tidak berminyak dan tidak bernoda
f) Tidak higroskopik
Sifat fisiologis
a) Tidak menyebabkan iritasi
b) Dapat bercampur dengan sekresi kulit
c) Memiliki efek sensitifitas yang rendah
Ketika diaplikasikan:
a) Mudah diaplikasikan
dengan pelepasan
obat yang efisien
b) Daya cuci air yang
tinggi
42. Salep
Sediaan setengah padat berminyak biasanya digunakan
untuk pengobatan, dapat dioleskan ke kulit untuk
menyembuhkan, menenangkan atau melindungi
Merupakan preparate semipadat kental yang digunakan
secara topical pada berbagai permukaan tubuh
Bahan obat dapat dilarutkan, diemulsikan atau
disuspensikan dalam dasar salep
43. Krim
Merupakan emulsi cair atau semipadar kental dari minyak
dalam air atau air dalam minyak
Lebih mudah menyebar dan lebih mudah dihilangkan
daripada salep
44. Pasta
Memiliki konsistensi yang sangat padat dan biasanya
mengandung padatan dalam jumlah yang relative besar
Mengandung persentase bahan padat yang lebih besar
daripada salep (lebih tebal dan kaku)
Tidak akan melunak dan mengalir setelah diaplikasikan
45. Gel
Gel adalah suspense koloid berair dari bentuk terhidrasi
dari obat yang tidak larut
Gel adalah sediaan setengah padat transparan dan tidak
berminyak yang terutama digunakan di luar
Dalam gel, butiran terhidrasi dari fase disperse uang
berhubungan erat dengan media dispersi
46.
47. komponen
Bahan aktif
Bahan tambahan (eksipien non aktif)
Basis
Surfaktan
Bubuk
Humektan
Agen penebal (Thickening agents)
Agen pengasingan (sequestering agents)
Bufer
Peningkat penetrasi
Pelembab kulit
Warna
Parfum