SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Bentuk Sediaan
Nurul Mukhlisa, S.Farm., M.Pharm.Sci.
Teknologi sediaan cair dan semi padat
Universitas Megarezky Makassar
LARUTAN
Definisi
Larutan adalah sediaan wujud cair, mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut.
Karena molekul –molekul dalam larutan terdispersi secara
merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan
memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau
dicampur.
1.Cocok untuk penderita yang sukar menelan
2.Absorbsi obat lebih ceoat dibandingkan dengan sediaan oral lainnya,
urutan kecepatan absorbsi: Larutan  Emulsi  Suspensi
3.Homogenitas akan lebih terjamin
4.Dosis atau takaran dapat disesuaikan
5.Dosis obat lebih seragam dibandingkan dengan sediaan padat
Keuntungan Sediaan Liquid
1.Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air
2.Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi
3.Tidak praktis
4.Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan
dosis tunggal dan harus menggunakan alat khusus
5.Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan
merupakan katalis reaksi
6.Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang
khusus (parenteral)
Kerugian Sediaan Liquid
Sediaan Larutan
Berdasarkan cara pemberiannya
Lar.
Oral
Sirup
Elixir
Netralis
asi
Guttae
Sirup
Sirup simplex, mengandung 65% gula dalam larutan
nipagin 0,25% b/v
Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan
atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk pengobatan
Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau
bau obat yang tidak enak
Elixir
Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan
tambahan (pemanis, pengawet, pewangi) sehingga
memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut
digunakan campuran air etanol
Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir
dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol.
Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian
asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan
bersifat netral
Misalnya: solution citratis magnesii
Guttae (drop)
Obat tetes: sediaan cair berupa larutan, emulsi atau
suspense apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk
obat dalam
Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan
dalam Farmakope Indonesia
Pediatric drop: obat tetes yang digunakan untuk anak-
anak atau bayi
Sediaan Larutan
Berdasarkan cara pemberiannya
Lar.
Topikal
Gargarisma
Litus
Oris
Guttae
Nasales
Inhalationes
Epithema
obat
kompres
Collyrium
Guttae
Opth
Collyrium
Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing,
isotonis digunakan untuk membersihkan mata, dapat
ditambahkan zat dapat dan zat pengawet
Catatan: pada etiket harus tertera masa penggunaan
setelah tutup dibuka dan “obat cuci mata”
Collyrium yang tidak menggunakan zat pengawet hanya
boleh digunakan selama 2 jam setelah botol dibuka
tutupnya. Yang mengandung pengawet dapat digunakan
selama 7 hari setelah botol dibuka tutupnya
Guttae ophthalmicae
Obat tetes mata: larutan steril bebas partikel asing
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata
Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspense, partikel
hasul dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan
iritasi atau goresan pada kornea
Hal-hal yang diperhatikan pada
pembuatan obat tetes mata
Nilai Isotonis: idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9%
b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah
yang setara dengan larutan NaCl 0,6% b/v dan tertinggi 2,0% b/v
NaCl
Pendaparan: untuk mencegah kenaikan pH yang disebabakan oleh
pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat
mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu, penambahan
dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu
misalnya garam-garam alkaloid. Air mata normal memiliki pH 7,4,
secara ideal obat tetes mata memiliki pH seperti air mata, tetapi
karena beberapa bahan obat tidak stabil pada pH tersebut maka
sebaikya obat tetes mata supaya tidak terlalu merangsang mata
Pengawet: wadah larutan mata harus tertutup rapat dan disegel
untuk menjamin sterilisasi pada permukaan pertama. Larutan harus
mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada
waktu wadah dibuka pada saat digunakan
Pengawet yang dianjurkan:
 Nipagin dan nipasol
 Fenil merkuri nitrat, timerosol
 Benzilkonium klorid
 Klorbutanol, fenil etil alkohol
Pengental: ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga
obat lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat mata yang
kekentalan harus bebas dari partikel yang dapat terlihat. Contoh:
metil selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alcohol.
Gargarisme (Gargle)
Gargarisma atau obat kumur mulit adalah sediaan berupa
larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus
diencerkan dahulu sebelum digunakan
Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan
Penandaan: petunjuk pengenceran sebelum digunakan
dan “hanya untuk kumur, tidak ditelan”
Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung
dangan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung,
Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan
pengawet
Minyak lemak atau minyal mineral tidak boleh digunakan
sebagai cairan pembawa
Inhalationes
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau
mulut atau dismprotkan dalam bentuk kabut ke dalam
saluran pernapasan
Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus
sehingga dapat mencapai bronkhioli
Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas
Penandaan: pada etiket ditulis “kocok dahulu”
Epithema / obat kompres
Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin
pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau
berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan
untuk mengeringkan luka bernanah
Contoh: sol rivanol, campuran borwater-revanol
Bentuk sediaan suspensi
Definisi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
Keuntungan sediaan suspensi
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menelan tablet /
kapsul, terutama anak-anak
2. Homogenitas tinggi
3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena
luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna
meningkat)
4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari
larut/tidaknya)
5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam
air
Kekurangan sediaan suspensi
1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll)
2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi Kembali sehingga
homogenitasnya turun
3. Alirannya menyebabkan sukar dituang
4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system
disperse (cacking-flokulasi-deflokulasi) terutama jita terjadi
fluktuasi/perubahan temperature)
6. Sediaan suspense harus dikocok terlebih dahulu untuk
memperoleh dosis yang diinginkan
Syarat suspense (FI IV, 1995)
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu
harus mengandung zat antimikroba
3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Penggunaan suspense dalam farmasi
1. Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang
berbentuk tablet/zat padat. Oleh karena itu diusahakan dalam
bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat tidak larut dalam air, maka
bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi dalam
medium cair merupakan suatu alternatif
2. Mengurangi proses penguraian zat aktif di dalam air. Untuk zat
yang mudah terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut.
Dengan demikian, penguraian dapat dicegah. Contoh:
menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam sediaan cair, dipakai
garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah sekali
terhidrolisis di dalam air
Penggunaan suspense dalam farmasi
3. Kontak zat padat dengan mediaum pendispersi dapat dipersingkat
dengan mengencerkan zat padat medium disperse pada saat
digunakan. contohL ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian
pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medium
pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari
pada temperature kamar masih dapat dipenuhi
4. Apabilia zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan
medium non-air sebagai medium pendispersi. Contoh: inejksi Penisilin
dalam minyak dan Phenoxy penisiln dalam minyak kelapa untuk oral
Penggunaan suspense dalam farmasi
5. Sediaan suspense yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi
dapat dinaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan,
sehingga dapat mengabsorbsi toksin-toksin atau menetralkan asam
yang diproduksi oleh lambung. contoh: Kaolin, Mg-Karbonar, Mg-
Trisilikat (antasida/clays)
6. Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat
digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah
menguap seperti methanol, Ol. Eucaliptus , ditahan dengan
menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi tersebut
Penggunaan suspense dalam farmasi
7. Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit
dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspense
kloramfenikol dipakai Kloramfenikol palmitas yang rasanya tidak pahit
8. Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray
9. Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol
Bentuk sediaan Emulsi
Definisi
Emulsi adalah system 2 fase yang merupakan gabungan 2 cairan yang
tidak tercampurkan, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan
lainnya dalam bentuk globul-globul dan distabilkan oleh emulgator
Keuntungan sediaan emulsi
a. Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Bertujuan untuk
• Menutupi rasa minyak yang tidak enak
• Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak
diperkecil
• Meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katalisator bila
diberikan dalam emulsi (minyak mineral sebagai katartik)
• Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk
terlarut, mudah diabsorpsi ukuran partikel minyak kecill
Keuntungan sediaan emulsi
b. Memperbaikipenampilan sediaan karena merupakan campuran
yang homogen secara visual
c. Meningkatkan stabilitas obat yanglebih mudah terhidrolisa dalam air
d. Pembuatan sediaan yang depoterapi
• Penetrasi dan absoprsi dapat dikontrol
• Kerja emulsi lebih lama
Sediaan Semi Padat
Definisi dan Karakteristik
Bentuk sediaan semi padat yang digunakan untuk
oemakaian pada kulit (kulit sehat, sakit atau terluka) atau
membrane mukosa (hidung, mata). Bahan obat harus larut
dan terdispersi homogen dalam basis
Bentuk Sediaan Semi Padat
Bentuk sediaan semi padat: produk dengan konsistensi
setengah padat dan dioleskan pada kulit atau selaput
mukosa untuk Tindakan terapi atau perlindungan atau
kosmetik
Bentuk sediaan
topikal
Salep, Krim,
Gel, busa,
Pasta,
Suppositoria
Plester, Bubuk,
Larutan, aerosol
Bentuk sediaan
setengah padat
Medicated (mengandung agen terapeutik) atau non
medicated (digunakan untuk efek fisik sebagai pelindung,
pelumas, dan emolien)
Digunakan untuk:
Efek lokal pengobatan
gangguan kulit
(penyerapan dermal)
Efek sistemik misalnya
produk transdermal
yang mengantarkan
obat melalui kulit ke
sirkulasi umum
(penyerapan perkutan)
Topikal: digunakan pada permukaan tubuh misalnya mata,
telinga bagian luar, mucosa hidung, bukal, rectum, vagina,
uretra
Bentuk sediaan topikal
Salep
Krim
Gel
Pasta
Sifat ideal dari pentuk sediaan semi padat
Sifat fisik
a) Tekstur halus
b) Menerik dari tampilan
c) Tidak dehidrasi
d) Tidak berpasir
e) Tidak berminyak dan tidak bernoda
f) Tidak higroskopik
Sifat fisiologis
a) Tidak menyebabkan iritasi
b) Dapat bercampur dengan sekresi kulit
c) Memiliki efek sensitifitas yang rendah
Ketika diaplikasikan:
a) Mudah diaplikasikan
dengan pelepasan
obat yang efisien
b) Daya cuci air yang
tinggi
Salep
Sediaan setengah padat berminyak biasanya digunakan
untuk pengobatan, dapat dioleskan ke kulit untuk
menyembuhkan, menenangkan atau melindungi
Merupakan preparate semipadat kental yang digunakan
secara topical pada berbagai permukaan tubuh
Bahan obat dapat dilarutkan, diemulsikan atau
disuspensikan dalam dasar salep
Krim
Merupakan emulsi cair atau semipadar kental dari minyak
dalam air atau air dalam minyak
Lebih mudah menyebar dan lebih mudah dihilangkan
daripada salep
Pasta
Memiliki konsistensi yang sangat padat dan biasanya
mengandung padatan dalam jumlah yang relative besar
Mengandung persentase bahan padat yang lebih besar
daripada salep (lebih tebal dan kaku)
Tidak akan melunak dan mengalir setelah diaplikasikan
Gel
Gel adalah suspense koloid berair dari bentuk terhidrasi
dari obat yang tidak larut
Gel adalah sediaan setengah padat transparan dan tidak
berminyak yang terutama digunakan di luar
Dalam gel, butiran terhidrasi dari fase disperse uang
berhubungan erat dengan media dispersi
komponen
Bahan aktif
Bahan tambahan (eksipien non aktif)
Basis
Surfaktan
Bubuk
Humektan
Agen penebal (Thickening agents)
Agen pengasingan (sequestering agents)
Bufer
Peningkat penetrasi
Pelembab kulit
Warna
Parfum
Insert your subtitle here
Thank you

More Related Content

Similar to Bentuk Sediaan.pptx

Similar to Bentuk Sediaan.pptx (20)

Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
Aku titip
Aku titipAku titip
Aku titip
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
 
KELOMPOK 5.pptx
KELOMPOK 5.pptxKELOMPOK 5.pptx
KELOMPOK 5.pptx
 
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNAObat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx
 
Bentuk – bentuk obat
Bentuk – bentuk obatBentuk – bentuk obat
Bentuk – bentuk obat
 
SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptx
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

Bentuk Sediaan.pptx

  • 1. Bentuk Sediaan Nurul Mukhlisa, S.Farm., M.Pharm.Sci. Teknologi sediaan cair dan semi padat Universitas Megarezky Makassar
  • 3. Definisi Larutan adalah sediaan wujud cair, mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Karena molekul –molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
  • 4. 1.Cocok untuk penderita yang sukar menelan 2.Absorbsi obat lebih ceoat dibandingkan dengan sediaan oral lainnya, urutan kecepatan absorbsi: Larutan  Emulsi  Suspensi 3.Homogenitas akan lebih terjamin 4.Dosis atau takaran dapat disesuaikan 5.Dosis obat lebih seragam dibandingkan dengan sediaan padat Keuntungan Sediaan Liquid
  • 5. 1.Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air 2.Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi 3.Tidak praktis 4.Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggal dan harus menggunakan alat khusus 5.Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi 6.Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (parenteral) Kerugian Sediaan Liquid
  • 6. Sediaan Larutan Berdasarkan cara pemberiannya Lar. Oral Sirup Elixir Netralis asi Guttae
  • 7. Sirup Sirup simplex, mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk pengobatan Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak
  • 8. Elixir Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis, pengawet, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campuran air etanol Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol.
  • 9. Netralisasi Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral Misalnya: solution citratis magnesii
  • 10. Guttae (drop) Obat tetes: sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspense apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia Pediatric drop: obat tetes yang digunakan untuk anak- anak atau bayi
  • 11. Sediaan Larutan Berdasarkan cara pemberiannya Lar. Topikal Gargarisma Litus Oris Guttae Nasales Inhalationes Epithema obat kompres Collyrium Guttae Opth
  • 12. Collyrium Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapat dan zat pengawet Catatan: pada etiket harus tertera masa penggunaan setelah tutup dibuka dan “obat cuci mata” Collyrium yang tidak menggunakan zat pengawet hanya boleh digunakan selama 2 jam setelah botol dibuka tutupnya. Yang mengandung pengawet dapat digunakan selama 7 hari setelah botol dibuka tutupnya
  • 13. Guttae ophthalmicae Obat tetes mata: larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspense, partikel hasul dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea
  • 14. Hal-hal yang diperhatikan pada pembuatan obat tetes mata Nilai Isotonis: idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9% b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara dengan larutan NaCl 0,6% b/v dan tertinggi 2,0% b/v NaCl Pendaparan: untuk mencegah kenaikan pH yang disebabakan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu, penambahan dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya garam-garam alkaloid. Air mata normal memiliki pH 7,4, secara ideal obat tetes mata memiliki pH seperti air mata, tetapi karena beberapa bahan obat tidak stabil pada pH tersebut maka sebaikya obat tetes mata supaya tidak terlalu merangsang mata
  • 15. Pengawet: wadah larutan mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilisasi pada permukaan pertama. Larutan harus mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada waktu wadah dibuka pada saat digunakan Pengawet yang dianjurkan:  Nipagin dan nipasol  Fenil merkuri nitrat, timerosol  Benzilkonium klorid  Klorbutanol, fenil etil alkohol
  • 16. Pengental: ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat mata yang kekentalan harus bebas dari partikel yang dapat terlihat. Contoh: metil selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alcohol.
  • 17. Gargarisme (Gargle) Gargarisma atau obat kumur mulit adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan Penandaan: petunjuk pengenceran sebelum digunakan dan “hanya untuk kumur, tidak ditelan”
  • 18. Guttae Nasales Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dangan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet Minyak lemak atau minyal mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa
  • 19. Inhalationes Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau dismprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernapasan Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas Penandaan: pada etiket ditulis “kocok dahulu”
  • 20. Epithema / obat kompres Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk mengeringkan luka bernanah Contoh: sol rivanol, campuran borwater-revanol
  • 22. Definisi Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
  • 23. Keuntungan sediaan suspensi 1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menelan tablet / kapsul, terutama anak-anak 2. Homogenitas tinggi 3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat) 4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut/tidaknya) 5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
  • 24. Kekurangan sediaan suspensi 1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll) 2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi Kembali sehingga homogenitasnya turun 3. Alirannya menyebabkan sukar dituang 4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan 5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system disperse (cacking-flokulasi-deflokulasi) terutama jita terjadi fluktuasi/perubahan temperature) 6. Sediaan suspense harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan
  • 25. Syarat suspense (FI IV, 1995) 1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal 2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba 3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan 4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
  • 26. Penggunaan suspense dalam farmasi 1. Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang berbentuk tablet/zat padat. Oleh karena itu diusahakan dalam bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat tidak larut dalam air, maka bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi dalam medium cair merupakan suatu alternatif 2. Mengurangi proses penguraian zat aktif di dalam air. Untuk zat yang mudah terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut. Dengan demikian, penguraian dapat dicegah. Contoh: menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam sediaan cair, dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah sekali terhidrolisis di dalam air
  • 27. Penggunaan suspense dalam farmasi 3. Kontak zat padat dengan mediaum pendispersi dapat dipersingkat dengan mengencerkan zat padat medium disperse pada saat digunakan. contohL ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medium pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari pada temperature kamar masih dapat dipenuhi 4. Apabilia zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan medium non-air sebagai medium pendispersi. Contoh: inejksi Penisilin dalam minyak dan Phenoxy penisiln dalam minyak kelapa untuk oral
  • 28. Penggunaan suspense dalam farmasi 5. Sediaan suspense yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat dinaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat mengabsorbsi toksin-toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh lambung. contoh: Kaolin, Mg-Karbonar, Mg- Trisilikat (antasida/clays) 6. Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah menguap seperti methanol, Ol. Eucaliptus , ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi tersebut
  • 29. Penggunaan suspense dalam farmasi 7. Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspense kloramfenikol dipakai Kloramfenikol palmitas yang rasanya tidak pahit 8. Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray 9. Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol
  • 31. Definisi Emulsi adalah system 2 fase yang merupakan gabungan 2 cairan yang tidak tercampurkan, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk globul-globul dan distabilkan oleh emulgator
  • 32. Keuntungan sediaan emulsi a. Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Bertujuan untuk • Menutupi rasa minyak yang tidak enak • Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil • Meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katalisator bila diberikan dalam emulsi (minyak mineral sebagai katartik) • Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk terlarut, mudah diabsorpsi ukuran partikel minyak kecill
  • 33. Keuntungan sediaan emulsi b. Memperbaikipenampilan sediaan karena merupakan campuran yang homogen secara visual c. Meningkatkan stabilitas obat yanglebih mudah terhidrolisa dalam air d. Pembuatan sediaan yang depoterapi • Penetrasi dan absoprsi dapat dikontrol • Kerja emulsi lebih lama
  • 35. Definisi dan Karakteristik Bentuk sediaan semi padat yang digunakan untuk oemakaian pada kulit (kulit sehat, sakit atau terluka) atau membrane mukosa (hidung, mata). Bahan obat harus larut dan terdispersi homogen dalam basis
  • 36. Bentuk Sediaan Semi Padat Bentuk sediaan semi padat: produk dengan konsistensi setengah padat dan dioleskan pada kulit atau selaput mukosa untuk Tindakan terapi atau perlindungan atau kosmetik Bentuk sediaan topikal Salep, Krim, Gel, busa, Pasta, Suppositoria Plester, Bubuk, Larutan, aerosol Bentuk sediaan setengah padat Medicated (mengandung agen terapeutik) atau non medicated (digunakan untuk efek fisik sebagai pelindung, pelumas, dan emolien)
  • 37. Digunakan untuk: Efek lokal pengobatan gangguan kulit (penyerapan dermal) Efek sistemik misalnya produk transdermal yang mengantarkan obat melalui kulit ke sirkulasi umum (penyerapan perkutan) Topikal: digunakan pada permukaan tubuh misalnya mata, telinga bagian luar, mucosa hidung, bukal, rectum, vagina, uretra
  • 38.
  • 39.
  • 41. Sifat ideal dari pentuk sediaan semi padat Sifat fisik a) Tekstur halus b) Menerik dari tampilan c) Tidak dehidrasi d) Tidak berpasir e) Tidak berminyak dan tidak bernoda f) Tidak higroskopik Sifat fisiologis a) Tidak menyebabkan iritasi b) Dapat bercampur dengan sekresi kulit c) Memiliki efek sensitifitas yang rendah Ketika diaplikasikan: a) Mudah diaplikasikan dengan pelepasan obat yang efisien b) Daya cuci air yang tinggi
  • 42. Salep Sediaan setengah padat berminyak biasanya digunakan untuk pengobatan, dapat dioleskan ke kulit untuk menyembuhkan, menenangkan atau melindungi Merupakan preparate semipadat kental yang digunakan secara topical pada berbagai permukaan tubuh Bahan obat dapat dilarutkan, diemulsikan atau disuspensikan dalam dasar salep
  • 43. Krim Merupakan emulsi cair atau semipadar kental dari minyak dalam air atau air dalam minyak Lebih mudah menyebar dan lebih mudah dihilangkan daripada salep
  • 44. Pasta Memiliki konsistensi yang sangat padat dan biasanya mengandung padatan dalam jumlah yang relative besar Mengandung persentase bahan padat yang lebih besar daripada salep (lebih tebal dan kaku) Tidak akan melunak dan mengalir setelah diaplikasikan
  • 45. Gel Gel adalah suspense koloid berair dari bentuk terhidrasi dari obat yang tidak larut Gel adalah sediaan setengah padat transparan dan tidak berminyak yang terutama digunakan di luar Dalam gel, butiran terhidrasi dari fase disperse uang berhubungan erat dengan media dispersi
  • 46.
  • 47. komponen Bahan aktif Bahan tambahan (eksipien non aktif) Basis Surfaktan Bubuk Humektan Agen penebal (Thickening agents) Agen pengasingan (sequestering agents) Bufer Peningkat penetrasi Pelembab kulit Warna Parfum
  • 48. Insert your subtitle here Thank you