SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA
PARACETAMOL
DENGAN METODE GRANULASI BASAH
Kelompok I :
Aminatul muklishah 201110410311043
Richa Elfira Apriliani Ghaza 201110410311223
Prima Windiana D 201110410311263
Nadia Ayu Ardianesha 201210410311008
Intan Yunindiska Herunanda 201210410311161
Novi Fachrunnisa 201210410311051
Arinta agil f. 201210410311069
Kartika Puspa D. 201210410311097
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
PENDAHULUAN
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat
menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat
lemah sehingga sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.
Obat yang mempunyai nama generik acetaminophen ini, dijual di pasaran
dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol,
Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.
Indikasi:
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit
gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot, menurunkan demam pada influenza
dan setelah vaksinasi.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat
dehidroganase, tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi
hati.
Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang
disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu,
paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan
intensitas ringan sampai sedang.
Efek samping dari Paracetamol dapat diketahui dengan beberapa tanda.
Tanda tanda itu antara lain : terjadi perdarahan ringan sampai berat, keluhan
demam dan nyeri tenggorokan tidak berkurang yang kemungkinan disebabkan
oleh karena infeksi sehingga perlu penanganan lebih lanjut.
Beberapa reaksi alergi yang sering muncul antara lain : kemerahan pada
kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas/sesak. Bila mengalami tanda tanda
diatas setelah minum paracetamol, segera ke dokter untuk mendapatkan
penanganan
Alternatif Metode Pembuatan Tablet Paracetamol
Dosis
Kecil besar
CL kompaktibilitas
Baik jelek
Aliran stabilitas terhadap suhu, air
Baik jelek baik jelek
CL GK GB aqua GB non aqua
Dari beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk membuat tablet
paracetamol, kami memilih granulasi basah sebagai metodenya dikarenakan dosis
bahan obat yang besar, kompaktibilitas yang buruk. Karena dengan metode
granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa
tablet menggunakan larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu
lalu di granulasi. Dengan adanya zat pengikat diharapkan dapat meningkatkan
kohesifitas dan kompresibilitas serbuk.
Massa tablet Paracetamol terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar
yang telah diproses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa
utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses
menjadi granul secara basah. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja,
yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam
untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang
memenuhi syarat.
BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN
PRODUK
I. TINJAUAN TENTANG OBAT
1. LATAR BELAKANG OBAT
Nama bahan obat : Paracetamolum, Acetaminophen
Nama kimia : N-Asetil-ρ-Aminofenol
Struktur kimia :
B.M. : 151,16
Kemurnian : Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Efek terapeutik : analgesic, antipyretik
Dosis pemakaian : 500 mg/ 500 mg-2 g
2. TINJAUAN FARMAKOLOGI OBAT
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus
aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan
sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga
tidak digunakan sebagai antirematik.
3. ORGANOLEPTIS
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Rasa : sedikit pahit
4. MIKROSKOPIS
Bentuk kristal : hablur
5. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKAMEKANIK
1. Titik lebur : 163o
C – 172o
C
2. Sifat alir : jelek, karena paracetamol memiliki
kelarutan yang jelek dan permeabilitas
rendah
3. Kompaktibilitas : jelek
4. Ukuran distribusi : -
5. Higroskopisitas : paracetamol menyerap uap air dalam
jumlah yang tidak signifikan pada suhu
26ºc, pada kelembapan relative meningkat
sekitar 90% (codex,638)
6. Polimorfisme : tiga bentuk meta stabil dari asetaminofen
yaitu: orthorombik acetamol untuk
pembuatan tablet dan monoklinik
acetaminophen dengan ukuran lebih kecil
dan termodinamik yang stabil.
6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA
1. Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N,
mudah larut dalam etanol (1,4 g / 100 ml) atau 14
mg/ ml
2. pKa : 9,5
7. STABILITAS
1. Stabilitas bahan padat.
Terhadap suhu : stabil pada suhu 45ºc
Terhadap cahaya : stabil
Terhadap kelembaban : Stabil
2. Stabilitas larutan
Terhadap pelarut : sangat stabil dalam air.
Terhadap oksigen : relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila
terhidrolisis menjadi p-aminofeol sebagai
kontaminan, dan bila terpapar kondisi
lembab p-aminofenol terdegradasi menjadi
quinonimine dan akan berwarna merah
muda, coklat, hitam.
Terhadap ph : hidrolisis minimum terjadi pada ph 5-7
pada suhu 26ºc, t1/2 paracetamol pada ph
2,5 ; 6,9 adalah 0,73 ; 19,8 ; 21,8 ; 22,8
tahun.
Terhadap cahaya : tidak stabil (FI IV, 650)
8. PROSEDUR PENETAPAN KADAR
Timbang seksama lebih kurang 120 mg masukkan ke dalam labu
ukur 50,0 ml, larutkan dalam metanol P, encerkan dengan air sampai
tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu 10,0 ml, encerkan dengan
air sampai tanda dan campur. Ukur serapan larutan pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagai
blanko. (FI IV : 650)
II. ALTERNATIF – ALTERNATIF METODE PEMBUATAN
Dosis
Kecil besar
CL kompaktibilitas
Baik jelek
Aliran stabilitas terhadap suhu, air
Baik jelek baik jel
CL GK GB aqua GB non aqua
Sesuai dengan diagram formulasi di atas, dengan Paracetamol / tablet 500 mg
maka dosis per tablet besar, maka dilihat dari kompaktibilitas, dikarenakan
kompaktibilitas Paracetamol buruk dan sifat alirnya baik, serta stabilitas
terhadap suhu dan air baik, maka metode yang dilakukan adalah GB dengan
aqua.
III. FORMULA YANG DIBUAT
No. Nama Bahan Fungsi
% rentang
pemakaian
% yang
dibuat
Jumlah
tiap tablet
(mg)
Jumlah 00
tablet (g)
1. Paracetamol Bahan obat 2,5 % 250 125
2. Laktosa Pengisi 122 61
3. Mg. Stearat Lubrikan 0,25 – 2 % 1 % 4 2
4. Gelatin 1-5 % 1 % 4 2
5. Avicel 5-15 % 5 % 20 10
6. Aqua 10 % 13.7
BAGIAN PRODUKSI
IV. KOMPOSISI
No. Nama Bahan
% yang
dibuat
Jumlah tiap
tablet (mg)
Jumlah 00 tablet
(g)
1. Paracetamol 2,5 % 250 125
2. Laktosa 122 61
3. Mg. Stearat 1 % 4 2
4. Gelatin 1 % 4 2
5. Avicel 5 % 20 10
6. Aqua 13.7
V. DIAGRAM ALIR PRODUKSI
Paracetamol Laktosa gelatin
Campur lalu + (air panas+zat warna)
Keadaan Basah
Diayak # 10-12 mesh
Terbentuk granul
Dikeringkan di oven dengan suhu 45o
C selama 18 jam
Diayak # 18-20 mesh
Terbentuk granul
+ Mg Stearat + avicel ph 101
Tabletasi
VI. PELAKSANAAN
1. PENIMBANGAN
No. NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T.
1. Paracetamol 125 g
2. Laktosa 61 g
3. gelatin 2 g
4. Mg. Stearat 2 g
5. Avicel 10 g
6. Aqua 13,7 ml
7. Zat Warna
2. PENCAMPURAN KERING
ALAT : stemper, mortar, ayakan.
BAHAN : paracetamol + laktosa
LAMA PENCAMPURAN : 15 – 30 menit
PROSEDUR : 1
3. GRANULASI
3.1 PEMBUATAN MASA GRANUL
ALAT : mortir, stamper, beker glass, batang
pengaduk, dan sudip.
LAMA GRANULASI : 15 menit
PROSEDUR :
1. Siapkan alat – alat yang akan digunakan.
2. Timbang Paracetamol sebanyak 125 g , masukkan ke mortir.
3. Timbang Laktosa 61 g, masukkan ke no.2. Campur ad homogen.
4. Ukur air sebanyak 13,7 ml (10% dari jumlah fase internal) dalam
gelas ukur.
5. Masukkan gelatin +air panas ke dalam beker glass, larutkan.
6. Tambahkan Zat warna . Masukkan ke dalam larutan air panas ,
aduk ad homogen.
7. masukkan larutan gelatin + air panas + zat warna ke dalam no.3
sedikit demi sedikit. Aduk ad homogen. Lama pencampuran
keseluruhan maksimal 15 menit.
3.2 PENGAYAKAN MASA GRANUL
ALAT : loyang, kertas perkamen, ayakan
mesh 10-12.
DIAMETER PENGAYAK :
PROSEDUR :
1. Bersihkan pengayak
2. Ayak dengan menggunakan mesh 12.
3. Tampung hasil di dalam wadah loyang.
4. PENGERINGAN
ALAT : Oven
SUHU : 45o
C
LAMA PENGERINGAN : 18 jam
5. PENGAYAKAN GRANUL KERING
ALAT : ayakan dengan mesh 18-20
6. EVALUASI GRANUL
6.1 DISTRIBUSI UKURAN GRANUL/”FINES”
HASIL PENGAMATAN : (Sampel=100 g)
Pengayak
Bobot
Pengayak +
granul (g)No. Mesh
Diameter
Lubang
(μm)
Bobot (g)
Bobot
Granul (g)
40
60
80
100
120
Pan / 140
425
250
180
150
125
-
348,86
351,74
344,76
336,47
336,18
321,63
387,78
351,82
353,15
342,98
341,20
328,64
38,92
0,08
8,39
6,51
5,02
7,01
Jumlah 65,93
6.2 BOBOT JENIS
1. BOBOT JENIS NYATA
HASIL PENGAMATAN
No. Rep1 W (g) V (ml) B (g/ml)
1. 131,57 100 0,4423
BJ Nyata = W1-W0 = 175,80 – 131,57 = 0,4423 g/ml
V 10
2. BOBOT JENIS MAMPAT
HASIL PENGAMATAN :
Interval
Pengetukan
Volume (ml)
1 2 3
100
200
300
400
90
88
88
87
-
-
-
-
-
-
-
-
BJ Mampat = W1 – W0 = 88-87 x 100% = 1,15 % < 2 %
V 81
Kompresibilitas = BJ mampat – BJ nyata x 100 %
BJ mampat
= 1,51% – 0,4423 x 100 %
1,51%
= 61,54 %
6.3 KANDUNGAN LENGAS (MC) = .........%
Sampel 5 g = 5 g – 4,9481 g x 100 %
4,9481 g
= 1,05 %
6.4 KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT
1. KECEPATAN ALIR
HASIL PENGAMATAN :
No
Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan
W (g) t (detik)
Kec. Alir
(g/detik)
W (g) t (detik)
Kec.Alir
(g/detik)
1. 50 6,78 7,37
2. 50 6,73 7,43
3. 50 6,50 7,69
Rata-rata 7,49 Rata-rata
2. SUDUT ISTIRAHAT
HASIL PENGAMATAN
No h (cm) r (cm) α (o
)
1. 3,5 6 30,26o
2. 3 6 26,57o
3. 3,5 6 30,26o
Rata-rata 29,03o
7. PENCAMPURAN FASE EKSTERNAL
ALAT : toples, kuas, kertas perkamen, plastik
LAMA PENCAMPURAN : 10 menit
8. PENCETAKAN TABLET
ALAT :
KECEPATAN TABLETASI : jumlah : 772 tablet 10 menit 1,29
dtk/ tablet
DIAMETER TABLET : 110 mm
BOBOT TABLET : ± 325 mg
RENTANG BOBOT (± 5%) : 2,54%
KEKERASAN TABLET (> 4 Kg) : 2,2 kg
EVALUASI TABLET
I. PENGUJIAN BOBOT TABLET
Alat : Timbangan Analitik Miligram
Prosedur :
a. Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu.
b. Dihitung berat rata-rata tablet.
c. Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata.
Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di
luar batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali
batasan persentase yang diizinkan. Toleransi penyimpangan berat untuk tablet
yang tidak disalut berbeda-beda, tergantung pada berat rata-rata tablet (Tabel 1)
Tabel 1. Toleransi Penyimpangan Berat untuk Tablet yang Tidak Disalut
Berat Rata-Rata Tablet (mg) Perbedaan Persentase Maksimum
yang Diperkenankan
130 atau kurang 10
130 – 324 7,5
324 > 5
(Teori & Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, hal. 656;USP XX-NF XV;
dan Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal. 7)
Bobot tablet yang direncanakan :
Rentang bobot :
No. Bobot Tablet (g) No. Bobot Tablet (g)
1. 0.47 g 11. 0,48 g
2. 0,48 g 12. 0,51 g
3. 0,46 g 13. 0,52 g
4. 0,53 g 14. 0,49 g
5. 0,51 g 15. 0,49 g
6. 0,46 g 16 0,50 g
7. 0,52 g 17. 0,52 g
8. 0,48 g 18. 0,52 g
9 0,50 g 19. 0,48 g
10. 0,50 g 20. 0,47 g
Bobot tablet rata-rata :
Kesimpulan :
II. Keseragaman Ukuran Tablet
Alat : Jangka Sorong
Prosedur : Siapkan………….tablet dan letakkan sbuah tablet di antara
penjepit yang terdapat pada jangka sorong, lalu tablet dinyatakan telah ketat
setlah timbul bunyi.
No. Diameter (mm) Tebal (mm) D/T
1. 11 5 2.2
2. 11 5 2.2
3. 11 5 2.2
4. 11 5 2.2
5. 11 5 2.2
Rata-rata : diameter = 11 & tebal = 5
Persyaratan : dm tablet tidak boleh melebihi 3x dan tidak kurang dari 1
tebal tablet
Kesimpulan : Diameter dan tebal tablet yang didapat, berarti
tablet tidak memenuhi persyaratan
III. Waktu Hancur Tablet
Alat : Disintegrated Tester
Prosedur :
Memasukkan 1 tablet pada masing-masing 3 tabung dari keranjang.
Memasukkan cakram pada setiap tabung dan menjalankan alat. Digunakan
air bersuhu 37˚ ± 2˚C sebagai media dengan volume 900 mL (kecuali
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi).
Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, keranjang
diangkat dari media dan tabletnya diobservasi : semua tablet harus sudah
terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2 tablet tidak terdisintegrasi secara
sempurna, pengujian diulangi dengan menggunakan 12 tablet lainnya : tidak
kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus terdisintegrasi sempurna.
No. Waktu Hancur (detik)
1. 25 detik
2. -
3. -
Rata-rata : 25 detik
Persyaratan : Untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit [FI III. Hal 7]
Kesimpulan : Dari waktu hancur tablet yang didapat jika dibandingkan dengan
persyaratan, maka tablet memenuhi persyaratan
IV. Kekerasan Tablet
Alat : Hardnes tester
Prosedur : Menggunakan 5 tablet dan letakkan 1 tablet di antara penjepit,
lalu jepit tablet dengan cara menjepit alat tersebut sampai tablet
pecah/retak, catat nilai yang ditunjukkan oleh skala.
No. Kekerasan (mesin singe punch) No. Kekerasan (mesin otomatis)
1. 5 1. 8,5
2. 5 2. 6,5
3. 5 3. 10
Rata-rata : a. Kekerasan (mesin single punch) = 5
b. Kekerasan (mesin otomatis) = 8,3
Persyaratan : 4 – 8 mg
/cm
2
(Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol. 2,
p. 244)
Kesimpulan : Tablet yang dihasilkan dengan mesin single punch
memenuhi persyaratan rentang sedangkan tablet yang
dicetak dengan mesin otomatis tidak memenuhi
pesyaratan rentang.
V. Kerapuhan Tablet
Alat : Rhoche friabilitor
Prosedur :
1. Sebelum digunakan, dicek terlebih dahulu apakah bagian
wadah tablet sudah bersih atau belum.
2. Hubungkan alat dengan arus listrik.
3. Ambil 10 tablet, dibersihkan satu per satu dengan bantuan
kuas, kemudian ditimbang semua tablet dan hasil penimbangan
(W1) dicatat.
4. Putar sekrup pada bagian wadah tablet ke arah kiri dan
lepaskan wadah tablet.
5. Buka tutup wadah dan masukkan 10 tablet yang telah
ditimbang, kemudian tutup wadah.
6. Pasang wadah tablet ke arah pemutar, pasang sekrup kemudian
putar ke arah kanan hingga kencang.
7. Putar penunjuk kecepatan ke arah kanan sampai skala penunjuk
menunjukkan skala 4 (alat sudah disetting untuk berputar
dengan kecepatan 25 rpm, sehingga untuk menghasilkan total
putaran 100 rpm maka alat diputar selama 4 menit).
8. Tunggu sampai alat berhenti berputar, putar sekrup ke arah kiri
dan lepaskan wadah dan alat pemutar.
9. Buka tutup wadah tablet kemudian keluarkan tablet dari wadah
dan bersihkan tablet dari serpihan dengan bantuan kuas.
10. Timbang 10 tablet tersebut dan catat hasil penimbangan (W2).
11. Kerapuhan tablet = W1 – W2 . 100 %
W1
12. Bersihkan wadah dari serpihan tablet dengan bantuan kuas dan
kemudian pasang tutup wadah.
13. Pasang kembali wadah pada alat pemutar, pasang sekrup dan
putar ke kanan hingga kencang.
14. Setelah selesai maka putuskan alat dari arus listrik.
No. Bobot Awal (g) Bobot akhir (g) Kerapuhan (%)
1. 6.86 5,84 14,7%
2.
3.
Rata-rata : 14,7%
Persyaratan : Menurut lochman = o,8% dan menurut Roche =
1% dan kerapuhan tablet harus < 1% (USP 32
p.1216)
Kesimpulan : Kerapuhan tablet jika dibandingkan dengan
persyaratan, maka tablet pada formula ini
tidak memenuhi persyaratan.
Pembahasan :
Berdasarkan hasil evaluasi, yang memenuhi persyaratan adalah uji waktu
hancur (disintegrasi), uji kekerasan & uji keseragaman bobot tabet. Sedangkan
untuk uji kerapuhan dan keseragaman ukuran tablet tidak memenuhi. Berdasarkan
hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa selain memperhatikan sifat –
sifat fisika dan kimia bahan obat, pemilihan jenis eksipien yang tepat juga sangat
penting dalam pembuatan suatu formula, yang dalam hal ini adalah tablet
paracetamol. Pemilihan jenis eksipien yang tepat sangat terpengaruh pada
efektifitas, stabilitas maupun aseptabilitas suatu sediaan obat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi uji keseragaman ukuran sediaan
tablet paracetamol kami, yang seharusnya memiliki diameter 12,24 mm antara
lain karena alat pencetak tablet yang kami gunakan sudah terlalu tua, sehingga
ukuran tablet tidak sesuai dengan yang diinginkan dan kesalahan paralaks saat
mengukur dengan jangka sorong. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi uji
kerapuhan, sehingga hasil evaluasi kami tidak memenuhi syarat antara lain
karena penggunaan punch yang kondisinya kurang baik atau tepi permukaannya
sudah aus, atau pencampuran lubrikan yang kurang homogen. Tablet seperti ini
derajat/harga friabilitasnya akan lebih tinggi daripada normal karena
pengelupasan tersebut akan memudahkan berkurangnya volume tablet pada waktu
pengujian.
Kesimpulan : Dari hasil percobaan dan evaluasi tablet yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Keseragaman Bobot Tablet
Bobot tablet rata-rata :
Bobot rata-rata yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan yang
ada, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan.
2. Keseragaman Ukuran Tablet
Diameter tablet : 11 mm
Tablet : 5 mm
Diameter tablet yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan, maka
tablet pada formula initidak memenuhi persyaratan.
3. Waktu Hancur Tablet
Waktu hancur tablet : 25 detik
Waktu hancur tablet pada formula ini jika dibandingkan dengan
persyaratan, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan.
4. Kekerasan Tablet
Kekerasan tablet rata-rata :
a. single punch : 5
b. mesin : 8,3g
5. Kerapuhan Tablet
Kerapuhan tablet : 14,7%
Kerapuhan tablet jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet pada
formula ini memenuhi persyaratan.

More Related Content

What's hot

Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 

What's hot (20)

Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 

Similar to Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidwendy wijaya
 
preformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabpreformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabMaranata Gultom
 
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinRancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinaufia w
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
Makalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisisMakalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisisNovi Fachrunnisa
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.Maranata Gultom
 
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptxbruhconten
 
Salep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaSalep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaershahasan
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikDyah Arum Anggraeni
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASTri Setyo Ningsih
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020RestuHendriSulistyaw
 

Similar to Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol (20)

Kelompok 2 PDT.pptx
Kelompok 2 PDT.pptxKelompok 2 PDT.pptx
Kelompok 2 PDT.pptx
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
 
preformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabpreformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tab
 
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinRancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Makalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisisMakalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisis
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
 
Salep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaSalep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamida
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
tablet coating
 tablet coating tablet coating
tablet coating
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 

More from Novi Fachrunnisa

More from Novi Fachrunnisa (20)

Kasus di ICCU
Kasus di ICCUKasus di ICCU
Kasus di ICCU
 
Brain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisBrain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitis
 
Catatan
CatatanCatatan
Catatan
 
Botani
BotaniBotani
Botani
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
 
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
 
Nama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FCNama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FC
 
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisJadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
 
Jacked kelas paduka
Jacked kelas padukaJacked kelas paduka
Jacked kelas paduka
 
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
 
Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2
 
Daftar Komisaris
Daftar KomisarisDaftar Komisaris
Daftar Komisaris
 
Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012
 
Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011
 
Tabel Langkah Catur
Tabel Langkah CaturTabel Langkah Catur
Tabel Langkah Catur
 
Keracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa UlarKeracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa Ular
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
Cabean
CabeanCabean
Cabean
 

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA PARACETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH Kelompok I : Aminatul muklishah 201110410311043 Richa Elfira Apriliani Ghaza 201110410311223 Prima Windiana D 201110410311263 Nadia Ayu Ardianesha 201210410311008 Intan Yunindiska Herunanda 201210410311161 Novi Fachrunnisa 201210410311051 Arinta agil f. 201210410311069 Kartika Puspa D. 201210410311097 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
  • 2. PENDAHULUAN Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Obat yang mempunyai nama generik acetaminophen ini, dijual di pasaran dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol, Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain. Indikasi: Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot, menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi. Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase, tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
  • 3. Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Efek samping dari Paracetamol dapat diketahui dengan beberapa tanda. Tanda tanda itu antara lain : terjadi perdarahan ringan sampai berat, keluhan demam dan nyeri tenggorokan tidak berkurang yang kemungkinan disebabkan oleh karena infeksi sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Beberapa reaksi alergi yang sering muncul antara lain : kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas/sesak. Bila mengalami tanda tanda diatas setelah minum paracetamol, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan Alternatif Metode Pembuatan Tablet Paracetamol Dosis Kecil besar CL kompaktibilitas Baik jelek Aliran stabilitas terhadap suhu, air Baik jelek baik jelek CL GK GB aqua GB non aqua Dari beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk membuat tablet paracetamol, kami memilih granulasi basah sebagai metodenya dikarenakan dosis bahan obat yang besar, kompaktibilitas yang buruk. Karena dengan metode
  • 4. granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa tablet menggunakan larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu lalu di granulasi. Dengan adanya zat pengikat diharapkan dapat meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk. Massa tablet Paracetamol terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang telah diproses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat.
  • 5. BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK I. TINJAUAN TENTANG OBAT 1. LATAR BELAKANG OBAT Nama bahan obat : Paracetamolum, Acetaminophen Nama kimia : N-Asetil-ρ-Aminofenol Struktur kimia : B.M. : 151,16 Kemurnian : Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Efek terapeutik : analgesic, antipyretik Dosis pemakaian : 500 mg/ 500 mg-2 g 2. TINJAUAN FARMAKOLOGI OBAT Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. 3. ORGANOLEPTIS Warna : putih Bau : tidak berbau Rasa : sedikit pahit 4. MIKROSKOPIS Bentuk kristal : hablur 5. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKAMEKANIK 1. Titik lebur : 163o C – 172o C
  • 6. 2. Sifat alir : jelek, karena paracetamol memiliki kelarutan yang jelek dan permeabilitas rendah 3. Kompaktibilitas : jelek 4. Ukuran distribusi : - 5. Higroskopisitas : paracetamol menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada suhu 26ºc, pada kelembapan relative meningkat sekitar 90% (codex,638) 6. Polimorfisme : tiga bentuk meta stabil dari asetaminofen yaitu: orthorombik acetamol untuk pembuatan tablet dan monoklinik acetaminophen dengan ukuran lebih kecil dan termodinamik yang stabil. 6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA 1. Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N, mudah larut dalam etanol (1,4 g / 100 ml) atau 14 mg/ ml 2. pKa : 9,5 7. STABILITAS 1. Stabilitas bahan padat. Terhadap suhu : stabil pada suhu 45ºc Terhadap cahaya : stabil Terhadap kelembaban : Stabil 2. Stabilitas larutan Terhadap pelarut : sangat stabil dalam air. Terhadap oksigen : relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila terhidrolisis menjadi p-aminofeol sebagai kontaminan, dan bila terpapar kondisi lembab p-aminofenol terdegradasi menjadi
  • 7. quinonimine dan akan berwarna merah muda, coklat, hitam. Terhadap ph : hidrolisis minimum terjadi pada ph 5-7 pada suhu 26ºc, t1/2 paracetamol pada ph 2,5 ; 6,9 adalah 0,73 ; 19,8 ; 21,8 ; 22,8 tahun. Terhadap cahaya : tidak stabil (FI IV, 650) 8. PROSEDUR PENETAPAN KADAR Timbang seksama lebih kurang 120 mg masukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml, larutkan dalam metanol P, encerkan dengan air sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu 10,0 ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagai blanko. (FI IV : 650) II. ALTERNATIF – ALTERNATIF METODE PEMBUATAN Dosis Kecil besar CL kompaktibilitas Baik jelek Aliran stabilitas terhadap suhu, air Baik jelek baik jel CL GK GB aqua GB non aqua Sesuai dengan diagram formulasi di atas, dengan Paracetamol / tablet 500 mg maka dosis per tablet besar, maka dilihat dari kompaktibilitas, dikarenakan kompaktibilitas Paracetamol buruk dan sifat alirnya baik, serta stabilitas
  • 8. terhadap suhu dan air baik, maka metode yang dilakukan adalah GB dengan aqua. III. FORMULA YANG DIBUAT No. Nama Bahan Fungsi % rentang pemakaian % yang dibuat Jumlah tiap tablet (mg) Jumlah 00 tablet (g) 1. Paracetamol Bahan obat 2,5 % 250 125 2. Laktosa Pengisi 122 61 3. Mg. Stearat Lubrikan 0,25 – 2 % 1 % 4 2 4. Gelatin 1-5 % 1 % 4 2 5. Avicel 5-15 % 5 % 20 10 6. Aqua 10 % 13.7
  • 9. BAGIAN PRODUKSI IV. KOMPOSISI No. Nama Bahan % yang dibuat Jumlah tiap tablet (mg) Jumlah 00 tablet (g) 1. Paracetamol 2,5 % 250 125 2. Laktosa 122 61 3. Mg. Stearat 1 % 4 2 4. Gelatin 1 % 4 2 5. Avicel 5 % 20 10 6. Aqua 13.7 V. DIAGRAM ALIR PRODUKSI Paracetamol Laktosa gelatin Campur lalu + (air panas+zat warna) Keadaan Basah Diayak # 10-12 mesh Terbentuk granul Dikeringkan di oven dengan suhu 45o C selama 18 jam Diayak # 18-20 mesh Terbentuk granul
  • 10. + Mg Stearat + avicel ph 101 Tabletasi VI. PELAKSANAAN 1. PENIMBANGAN No. NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T. 1. Paracetamol 125 g 2. Laktosa 61 g 3. gelatin 2 g 4. Mg. Stearat 2 g 5. Avicel 10 g 6. Aqua 13,7 ml 7. Zat Warna 2. PENCAMPURAN KERING ALAT : stemper, mortar, ayakan. BAHAN : paracetamol + laktosa LAMA PENCAMPURAN : 15 – 30 menit PROSEDUR : 1 3. GRANULASI 3.1 PEMBUATAN MASA GRANUL ALAT : mortir, stamper, beker glass, batang pengaduk, dan sudip. LAMA GRANULASI : 15 menit PROSEDUR : 1. Siapkan alat – alat yang akan digunakan.
  • 11. 2. Timbang Paracetamol sebanyak 125 g , masukkan ke mortir. 3. Timbang Laktosa 61 g, masukkan ke no.2. Campur ad homogen. 4. Ukur air sebanyak 13,7 ml (10% dari jumlah fase internal) dalam gelas ukur. 5. Masukkan gelatin +air panas ke dalam beker glass, larutkan. 6. Tambahkan Zat warna . Masukkan ke dalam larutan air panas , aduk ad homogen. 7. masukkan larutan gelatin + air panas + zat warna ke dalam no.3 sedikit demi sedikit. Aduk ad homogen. Lama pencampuran keseluruhan maksimal 15 menit. 3.2 PENGAYAKAN MASA GRANUL ALAT : loyang, kertas perkamen, ayakan mesh 10-12. DIAMETER PENGAYAK : PROSEDUR : 1. Bersihkan pengayak 2. Ayak dengan menggunakan mesh 12. 3. Tampung hasil di dalam wadah loyang. 4. PENGERINGAN ALAT : Oven SUHU : 45o C LAMA PENGERINGAN : 18 jam 5. PENGAYAKAN GRANUL KERING ALAT : ayakan dengan mesh 18-20 6. EVALUASI GRANUL 6.1 DISTRIBUSI UKURAN GRANUL/”FINES” HASIL PENGAMATAN : (Sampel=100 g)
  • 12. Pengayak Bobot Pengayak + granul (g)No. Mesh Diameter Lubang (μm) Bobot (g) Bobot Granul (g) 40 60 80 100 120 Pan / 140 425 250 180 150 125 - 348,86 351,74 344,76 336,47 336,18 321,63 387,78 351,82 353,15 342,98 341,20 328,64 38,92 0,08 8,39 6,51 5,02 7,01 Jumlah 65,93 6.2 BOBOT JENIS 1. BOBOT JENIS NYATA HASIL PENGAMATAN No. Rep1 W (g) V (ml) B (g/ml) 1. 131,57 100 0,4423 BJ Nyata = W1-W0 = 175,80 – 131,57 = 0,4423 g/ml V 10 2. BOBOT JENIS MAMPAT
  • 13. HASIL PENGAMATAN : Interval Pengetukan Volume (ml) 1 2 3 100 200 300 400 90 88 88 87 - - - - - - - - BJ Mampat = W1 – W0 = 88-87 x 100% = 1,15 % < 2 % V 81 Kompresibilitas = BJ mampat – BJ nyata x 100 % BJ mampat = 1,51% – 0,4423 x 100 % 1,51% = 61,54 % 6.3 KANDUNGAN LENGAS (MC) = .........% Sampel 5 g = 5 g – 4,9481 g x 100 % 4,9481 g = 1,05 % 6.4 KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT
  • 14. 1. KECEPATAN ALIR HASIL PENGAMATAN : No Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan W (g) t (detik) Kec. Alir (g/detik) W (g) t (detik) Kec.Alir (g/detik) 1. 50 6,78 7,37 2. 50 6,73 7,43 3. 50 6,50 7,69 Rata-rata 7,49 Rata-rata 2. SUDUT ISTIRAHAT HASIL PENGAMATAN No h (cm) r (cm) α (o ) 1. 3,5 6 30,26o 2. 3 6 26,57o 3. 3,5 6 30,26o Rata-rata 29,03o 7. PENCAMPURAN FASE EKSTERNAL ALAT : toples, kuas, kertas perkamen, plastik LAMA PENCAMPURAN : 10 menit 8. PENCETAKAN TABLET ALAT : KECEPATAN TABLETASI : jumlah : 772 tablet 10 menit 1,29 dtk/ tablet DIAMETER TABLET : 110 mm
  • 15. BOBOT TABLET : ± 325 mg RENTANG BOBOT (± 5%) : 2,54% KEKERASAN TABLET (> 4 Kg) : 2,2 kg
  • 16. EVALUASI TABLET I. PENGUJIAN BOBOT TABLET Alat : Timbangan Analitik Miligram Prosedur : a. Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu. b. Dihitung berat rata-rata tablet. c. Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata. Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di luar batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali batasan persentase yang diizinkan. Toleransi penyimpangan berat untuk tablet yang tidak disalut berbeda-beda, tergantung pada berat rata-rata tablet (Tabel 1) Tabel 1. Toleransi Penyimpangan Berat untuk Tablet yang Tidak Disalut Berat Rata-Rata Tablet (mg) Perbedaan Persentase Maksimum yang Diperkenankan 130 atau kurang 10 130 – 324 7,5 324 > 5 (Teori & Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, hal. 656;USP XX-NF XV; dan Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal. 7) Bobot tablet yang direncanakan : Rentang bobot : No. Bobot Tablet (g) No. Bobot Tablet (g) 1. 0.47 g 11. 0,48 g 2. 0,48 g 12. 0,51 g 3. 0,46 g 13. 0,52 g 4. 0,53 g 14. 0,49 g 5. 0,51 g 15. 0,49 g 6. 0,46 g 16 0,50 g 7. 0,52 g 17. 0,52 g
  • 17. 8. 0,48 g 18. 0,52 g 9 0,50 g 19. 0,48 g 10. 0,50 g 20. 0,47 g Bobot tablet rata-rata : Kesimpulan : II. Keseragaman Ukuran Tablet Alat : Jangka Sorong Prosedur : Siapkan………….tablet dan letakkan sbuah tablet di antara penjepit yang terdapat pada jangka sorong, lalu tablet dinyatakan telah ketat setlah timbul bunyi. No. Diameter (mm) Tebal (mm) D/T 1. 11 5 2.2 2. 11 5 2.2 3. 11 5 2.2 4. 11 5 2.2 5. 11 5 2.2 Rata-rata : diameter = 11 & tebal = 5 Persyaratan : dm tablet tidak boleh melebihi 3x dan tidak kurang dari 1 tebal tablet Kesimpulan : Diameter dan tebal tablet yang didapat, berarti tablet tidak memenuhi persyaratan III. Waktu Hancur Tablet Alat : Disintegrated Tester Prosedur : Memasukkan 1 tablet pada masing-masing 3 tabung dari keranjang. Memasukkan cakram pada setiap tabung dan menjalankan alat. Digunakan air bersuhu 37˚ ± 2˚C sebagai media dengan volume 900 mL (kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi).
  • 18. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, keranjang diangkat dari media dan tabletnya diobservasi : semua tablet harus sudah terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2 tablet tidak terdisintegrasi secara sempurna, pengujian diulangi dengan menggunakan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus terdisintegrasi sempurna. No. Waktu Hancur (detik) 1. 25 detik 2. - 3. - Rata-rata : 25 detik Persyaratan : Untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit [FI III. Hal 7] Kesimpulan : Dari waktu hancur tablet yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet memenuhi persyaratan IV. Kekerasan Tablet Alat : Hardnes tester Prosedur : Menggunakan 5 tablet dan letakkan 1 tablet di antara penjepit, lalu jepit tablet dengan cara menjepit alat tersebut sampai tablet pecah/retak, catat nilai yang ditunjukkan oleh skala. No. Kekerasan (mesin singe punch) No. Kekerasan (mesin otomatis) 1. 5 1. 8,5 2. 5 2. 6,5
  • 19. 3. 5 3. 10 Rata-rata : a. Kekerasan (mesin single punch) = 5 b. Kekerasan (mesin otomatis) = 8,3 Persyaratan : 4 – 8 mg /cm 2 (Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol. 2, p. 244) Kesimpulan : Tablet yang dihasilkan dengan mesin single punch memenuhi persyaratan rentang sedangkan tablet yang dicetak dengan mesin otomatis tidak memenuhi pesyaratan rentang. V. Kerapuhan Tablet Alat : Rhoche friabilitor Prosedur : 1. Sebelum digunakan, dicek terlebih dahulu apakah bagian wadah tablet sudah bersih atau belum. 2. Hubungkan alat dengan arus listrik. 3. Ambil 10 tablet, dibersihkan satu per satu dengan bantuan kuas, kemudian ditimbang semua tablet dan hasil penimbangan (W1) dicatat. 4. Putar sekrup pada bagian wadah tablet ke arah kiri dan lepaskan wadah tablet. 5. Buka tutup wadah dan masukkan 10 tablet yang telah ditimbang, kemudian tutup wadah. 6. Pasang wadah tablet ke arah pemutar, pasang sekrup kemudian putar ke arah kanan hingga kencang. 7. Putar penunjuk kecepatan ke arah kanan sampai skala penunjuk menunjukkan skala 4 (alat sudah disetting untuk berputar dengan kecepatan 25 rpm, sehingga untuk menghasilkan total putaran 100 rpm maka alat diputar selama 4 menit). 8. Tunggu sampai alat berhenti berputar, putar sekrup ke arah kiri dan lepaskan wadah dan alat pemutar.
  • 20. 9. Buka tutup wadah tablet kemudian keluarkan tablet dari wadah dan bersihkan tablet dari serpihan dengan bantuan kuas. 10. Timbang 10 tablet tersebut dan catat hasil penimbangan (W2). 11. Kerapuhan tablet = W1 – W2 . 100 % W1 12. Bersihkan wadah dari serpihan tablet dengan bantuan kuas dan kemudian pasang tutup wadah. 13. Pasang kembali wadah pada alat pemutar, pasang sekrup dan putar ke kanan hingga kencang. 14. Setelah selesai maka putuskan alat dari arus listrik. No. Bobot Awal (g) Bobot akhir (g) Kerapuhan (%) 1. 6.86 5,84 14,7% 2. 3. Rata-rata : 14,7% Persyaratan : Menurut lochman = o,8% dan menurut Roche = 1% dan kerapuhan tablet harus < 1% (USP 32 p.1216) Kesimpulan : Kerapuhan tablet jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet pada formula ini tidak memenuhi persyaratan. Pembahasan : Berdasarkan hasil evaluasi, yang memenuhi persyaratan adalah uji waktu hancur (disintegrasi), uji kekerasan & uji keseragaman bobot tabet. Sedangkan untuk uji kerapuhan dan keseragaman ukuran tablet tidak memenuhi. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa selain memperhatikan sifat – sifat fisika dan kimia bahan obat, pemilihan jenis eksipien yang tepat juga sangat penting dalam pembuatan suatu formula, yang dalam hal ini adalah tablet
  • 21. paracetamol. Pemilihan jenis eksipien yang tepat sangat terpengaruh pada efektifitas, stabilitas maupun aseptabilitas suatu sediaan obat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi uji keseragaman ukuran sediaan tablet paracetamol kami, yang seharusnya memiliki diameter 12,24 mm antara lain karena alat pencetak tablet yang kami gunakan sudah terlalu tua, sehingga ukuran tablet tidak sesuai dengan yang diinginkan dan kesalahan paralaks saat mengukur dengan jangka sorong. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi uji kerapuhan, sehingga hasil evaluasi kami tidak memenuhi syarat antara lain karena penggunaan punch yang kondisinya kurang baik atau tepi permukaannya sudah aus, atau pencampuran lubrikan yang kurang homogen. Tablet seperti ini derajat/harga friabilitasnya akan lebih tinggi daripada normal karena pengelupasan tersebut akan memudahkan berkurangnya volume tablet pada waktu pengujian. Kesimpulan : Dari hasil percobaan dan evaluasi tablet yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Keseragaman Bobot Tablet Bobot tablet rata-rata : Bobot rata-rata yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan yang ada, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan. 2. Keseragaman Ukuran Tablet Diameter tablet : 11 mm Tablet : 5 mm Diameter tablet yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet pada formula initidak memenuhi persyaratan. 3. Waktu Hancur Tablet Waktu hancur tablet : 25 detik Waktu hancur tablet pada formula ini jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan. 4. Kekerasan Tablet Kekerasan tablet rata-rata : a. single punch : 5 b. mesin : 8,3g
  • 22. 5. Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet : 14,7% Kerapuhan tablet jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan.