Dokumen tersebut membahas tentang peran dan tantangan dokter hewan di era globalisasi dan perdagangan bebas. Dokter hewan memiliki peran penting dalam meningkatkan keamanan pangan, kesehatan masyarakat, dan mendukung perdagangan internasional. Namun, tantangan yang dihadapi antara lain meningkatnya pengetahuan yang dibutuhkan dan infrastruktur yang kurang memadai untuk menangani ancaman kesehatan hewan di tingkat global.
Tuntutan dan Peluang Dokter Hewan Dalam Kesehatan Hewan dan Perdagangan Bebas - Seminar IMAKAHI, 26 Maret 2005
1. TUNTUTAN DAN PELUANG
DOKTER HEWAN DALAM
KESEHATAN HEWAN DAN
PERDAGANGAN BEBAS
DRH. TRI SATYA PUTRI NAIPOSPOS, MPHIL, PHD
DIREKTUR KESEHATAN HEWAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI PETERNAKAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
2. Apa arti seorang “dokter hewan”?
Kent H. Hoblet, Andrew T. Maccabe, and Lawrence E. Heider
(Association of American Veterinary Medical Colleges, 2003)
3. Apa fungsi profesi “dokter hewan”?
◼ Menjadi penghubung yang sangat istimewa
antara pertanian (agriculture) dan kesehatan
manusia (human medicine)
◼ Hubungan profesi yang paling penting adalah
dengan produksi pangan (food production)
dan pengendalian penyakit zoonosis (control
of zoonotic diseases)
4. Peran “dokter hewan”
◼ Meningkatkan keamanan pangan (food safety)
◼ Meningkatkan ketahanan pangan (food
security)
◼ Meningkatkan pemahaman dan pengendalian
penyakit zoonosis
◼ Meningkatkan prosedur pengaturan yang
dapat mempromosikan kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat serta melindungi
kehidupan bangsa (nation’s well-being)
5. Tantangan ”dokter hewan”
◼ Sejak dahulu kala, “dokter hewan” beradaptasi dan
merespon kebutuhan sosial yang muncul di
masyarakat, akan tetapi saat ini kebutuhan sosial
tersebut semakin meningkat dan beragam yang harus
ditangani secara efektif oleh “dokter hewan”
◼ Apabila keamanan dan ketahanan pangan serta
kesehatan masyarakat menjadi standar kemajuan
suatu bangsa, maka isu “emerging and re-emerging
animal and zoonotic diseases” harus mendapatkan
perhatian secara berkelanjutan dari profesi “dokter
hewan” (seperti FMD, BSE, AI, Rinderpest, CBPP,
Nipah, Hendra, West Nile, dlsb)
6. Pengaruh “dokter hewan” di
era ekonomi global
◼ Populasi manusia di dunia diperkirakan akan tumbuh
mencapai 7,3 – 8,4 milyar tahun 2025
◼ Kaitan kedokteran hewan (veterinary medicine) ke
depan sangat signifikan terhadap :
• Ketahanan nasional (National security)
• Ekonomi nasional (National economy)
• Perdagangan dunia (International trade)
◼ Kepentingan nasional meliputi kesehatan
masyarakat, suplai pangan, kesehatan lingkungan
(ecosystem health), dan pertahanan biologik
(biodefense)
7. Globalisasi dan Kesehatan hewan
◼ Sumber utama untuk mengakses data dan
informasi tentang situasi penyakit dan/atau
penanganan penyakit oleh suatu negara,
serta standar perdagangan dunia dapat
diperoleh dari 2 organisasi internasional yaitu:
◼ Office International des Epizooties (OIE)
◼ Food and Agriculture Organization (FAO)
• Codex Alimentarius Commission (CAC)
10. Prakondisi untuk perbaikan mutu
pelayanan kesehatan hewan
◼ Sistem informasi yang kompatibel pada semua
tingkatan (level), mulai dari lokal s/d global akan
mampu memenuhi OIE EWS
◼ Definisi standar internasional untuk istilah dasar dan
tindakan khusus
◼ Standarisasi metoda diagnosis
◼ Publikasi data statistik kesehatan hewan secara
periodik
◼ Penerapan metoda evaluasi dampak pelayanan
kesehatan hewan yang memadai
◼ Keterlibatan berbagai institusi yang terkait
11. Lapangan kerja “dokter hewan”
◼ Dokter hewan pemerintah (public sector veterinarians)
◼ Dokter hewan praktek (private practitioners)
◼ Dokter hewan di industri/agribisinis
• Dokter hewan di industri obat (drug systems
veterinarians)
• Dokter hewan di industri makanan (food systems
veterinarians)
• Dokter hewan di industri peternakan (food animal
production veterinarians)
• Dokter hewan di industri pakan
12. Tren profesi “dokter hewan”
◼ Pergeseran fokus dari isu “kesehatan hewan” ke isu
“kesehatan masyarakat” (lingkungan, keamanan
pangan)
◼ Pergeseran dari “individual health” ke “population
health”
◼ Peningkatan fokus terhadap isu-isu regional dan
internasional
◼ Peningkatan penggunaan teknologi elektronik untuk
komunikasi dan manajemen data
◼ Pergeseran dari “formula funding” ke “competitive
funding” dalam menghadapi keterbatasan anggaran
◼ Penurunan kontak langsung dengan “stakeholders”
13. Tuntutan tambahan pengetahuan
untuk “dokter hewan”
◼ Kesehatan masyarakat (public health)/penyakit
zoonosis
◼ Epidemiologi
◼ Ekonomi veteriner
◼ Keamanan pangan
◼ Toksikologi
◼ Patologi
◼ Analisa resiko (Risk analysis)
◼ Teknologi reproduksi inovatif (IB, embryo transfer)
◼ Masalah lingkungan
14. Tambahan pengetahuan “dokter hewan”
◼ Biomedical reseach (biologi molukuler,
bioteknologi hewan, imumologi)
◼ Hewan transgenik
◼ Aquaculture (kesehatan ikan produksi dan ikan
hias)
◼ Xenotransplantasi
◼ Hybridization
◼ Laboratory animal medicine
◼ Kesejahteraan hewan (Animal welfare)
◼ Sistem produksi ternak
15. Tambahan pengetahuan “dokter
hewan” di luar bidangnya
◼ Bisnis (Business)
◼ Administrasi (Administration)
◼ Manajemen (Management)
◼ Pemasaran (Sales/Marketing)
◼ Keuangan (Financial skills)
◼ Pengetahuan dan aplikasi komputer (Computer skills)
◼ Hubungan internasional
◼ Community work
◼ Research skills
◼ Speaking/writing (Indonesia/Inggris)
16. Apa peran “dokter hewan”
dalam rantai pangan ?
WVA Bulletin Vol 14 No 2 June 1997
17. Apa yang bisa dicapai melalui sistim
kesehatan hewan nasional?
◼ Menekan dan/atau menghilangkan risiko dan insidens
penyakit zoonosis
◼ Memperbaiki nilai indikator produksi & reproduksi ternak
◼ Meningkatkan produksi pangan asal hewan
◼ Meningkatkan mutu pangan asal hewan
◼ Mengembangkan sistem budidaya ternak yang efektif
◼ Mengurangi input untuk pembibitan dan produksi
◼ Mengintrodusir teknologi modern di industri peternakan
dan industri pengolahan makanan dengan
mengintensifkan output produksi
◼ Memperluas perdagangan nasional dan internasional
ternak dan produk ternak
◼ Meningkatkan pendapatan dan stabilitas ekonomi di
tingkat peternakan dan rumah tangga
18. Antisipasi perdagangan bebas
◼ Ekuivalensi dan transparansi
• Harmonisasi persyaratan kesehatan hewan yang
memberikan tingkat perlindungan yang sama
◼ Notifikasi
• Kecuali dalam keadaan darurat, setiap negara
harus memberikan waktu 60 hari untuk
mengumumkan persyaratan baru dan mendapatkan
tanggapan
◼ Regionalisasi
• Negara/zona bebas penyakit
• Kompartementalisasi
19. Peluang “dokter hewan” di era
perdagangan bebas
◼ Program jaminan mutu (quality assurance)
◼ Verifikasi cara produksi (on-fram production practices)
◼ Program identifikasi dan pencegahan “food hazard”
(HACCP)
◼ Penilaian risiko (risk assessment) untuk prioritas
kegiatan industri dan pemerintah
◼ Sistem identifikasi ternak dan penelusuran
(traceability) terkait dengan pertukaran informasi dan
program sertifikasi/pemasaran merek (brand)
◼ Respons dini dan tindakan darurat masalah keamanan
pangan, wabah penyakit zoonosis dan bioterorisme
◼ Verifikasi persyaratan perdagangan internasional
20. Tantangan pembelajaran “dokter
hewan” ke depan
◼ Analisa risiko (risk analysis)
◼ Regionalisasi dan zoning
◼ Surveilans dan monitoring
◼ Bioteknologi
◼ Prosedur pengendalian, inspeksi dan sertifikasi
◼ Rencana kedaruratan (contigency planning)
◼ Kesiapsiagaan penyakit dan rencana aksi darurat
(disease preparedness and emergency action plan)
◼ Zoonosis (termasuk food borne disease)
◼ Resistensi obat hewan dan antimikrobial
◼ Keamanan pangan dan pakan pra-panen (Pre-harvest
food and feed safety) seperti: GMP/CPOHB
21. Apakah kita siap?
Infrastruktur yang tidak memadai, terutama dalam hal tenaga
dan fasilitas saat ini akan menyebabkan sistem kesehatan
hewan nasional tidak dapat melakukan respon yang memadai
apabila menghadapi krisis wabah penyakit hewan menular