CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
OIE Aquatic Animal Health Code dan Manual of Diagnostic Tests untuk Hewan Akuatik
1. Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Balai Uji Standar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKPIM)
Cilangkap, Jakarta Timur – 30 September 2014
2. Bahan presentasi
➢ Organisasi Perdagangan Dunia
(World Trade Organization),
Perjanjian SPS (SPS Agreement),
serta peran dan tanggung jawab
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
(Office international des Epizooties)
➢ OIE Aquatic Animal Health Code
➢ OIE Manual of Diagnostic Tests for
Aquatic Animals
➢ OIE PVS untuk Hewan Akuatik
3. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
Perjanjian SPS (SPS Agreement)
Peran dan tanggung jawab Organisasi
Kesehatan Hewan Dunia (OIE)
4. Mandat umum OIE:
Melindungi hewan, melestarikan masa depan kita
‘untuk mengamankan
perdagangan dunia dengan
menerbitkan standar-standar
kesehatan untuk
perdagangan internasional
hewan dan produk hewan’
Tujuan utama OIE
5. Perjanjian WTO mengenai Penerapan
Tindakan Sanitary and Phytosanitary (SPS)
Mengakui hak untuk
melindungi kehidupan
atau kesehatan
manusia, hewan, atau
tumbuhan
Mencegah
hambatan
perdagangan
yang tidak perlu
Mulai berlaku resmi dengan berdirinya WTO pada 1 Januari
1995; diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui
Undang-Undang No. 7 Tahun 1994
Tujuan dari Perjanjian SPS
6. Perjanjian SPS – Artikel 2.1
“Negara Anggota memiliki hak untuk melakukan
tindakan-tindakan sanitary dan phytosanitary yang
diperlukan untuk melindungi kehidupan atau
kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan, apabila
tindakan-tindakan tersebut tidak bertentangan dengan
Perjanjian ini”
7. Perjanjian SPS – Artikel 3
Organisasi Penentu Standar Internasional
(Standard-Setting Organizations)
(the ‘3 sisters’)
Keamanan pangan
CODEX
Kesehatan tumbuhan
IPPC
Kesehatan hewan/zoonosis
OIE
’Harmonisasi – Negara Anggota WTO harus mendasarkan tindakan-
tindakan SPS yang dilakukannya mengikuti standar-standar
internasional, apabila ada’
8. Perjanjian SPS – Artikel 3.3
Suatu negara yang bermaksud menetapkan
tindakan-tindakan SPS terkait impor memiliki
2 (dua) opsi:
➢ Berdasarkan standar internasional OIE;
ATAU
➢ Analisa Risiko Impor (Import Risk Analysis):
- apabila tidak ada standar yang relevan; atau
- apabila suatu Negara Anggota memilih untuk
mengadopsi tingkat perlindungan yang lebih
tinggi dari yang telah ditetapkan dalam
standar OIE
9. KRONOLOGI BERDIRINYA OIE
Kantor Pusat di
Paris (Perancis)
5 Representasi
Regional
6 Representasi
Sub-Regional
Suatu organisasi antarpemerintah sebelum berdirinya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)
Berdirinya Office
International des
Epizooties (OIE)
World Organisation for
Animal Health
(Organisasi Kesehatan
Hewan Dunia)
Berdirinya PBB
(United Nations)
1924 20031945
2014
Indonesia menjadi Negara Anggota OIE pada tahun 1954
10. Tujuan OIE
• memastikan transparansi situasi penyakit hewan dan zoonosis
di seluruh dunia;
• mengumpulkan, menganalisa dan menyebarkan informasi ilmiah
veteriner;
• menyediakan keahlian dan mendorong solidaritas internasional
dalam pengendalian penyakit hewan;
• memperbaiki kerangka hukum dan sumberdaya Pranata
Kesehatan Hewan nasional (Veterinary Services) dan Otoritas
Kompeten nasional;
• dengan mandat WTO, mengamankan perdagangan dunia
dengan menerbitkan standar-standar kesehatan untuk
perdagangan internasional hewan dan produk hewan;
• menyediakan jaminan yang lebih baik untuk keamanan pangan
asal hewan; dan
• mempromosikan kesejahteraan hewan, melalui pendekatan
berdasarkan ilmiah
11. 180 Negara Anggota (2014)
Afrika 52 – Amerika 30 – Asia, Timur Jauh dan Oceania 36 –
Eropa 53 – Timur Tengah 20
Sejumlah negara menjadi anggota lebih dari satu wilayah
12. Struktur Organisasi OIE
Majelis Delegasi Dunia
(World Assembly of
Delegates)
Direktur Jenderal
Komisi-komisi
Regional
(Regional
Commissions)
Komisi-Komisi
Spesialis
(Specialist
Commissions)
Kantor Pusat
(Headquarters) Working Groups
Ad hoc Groups
Laboratorium Referensi
(Reference Laboratories)
Pusat-pusat Kerjasama
(Collaborating Centres)
Konsil
Representasi
Regional (Regional
Representations)
World Assembly of Delegates
adalah otoritas tertinggi OIE.
Terdiri dari Delegasi seluruh
Negara Anggota dan bertemu
sekali setahun (bulan Mei di Paris)
Voting oleh Delegasi di Majelis
tertinggi menggunakan prinsip
demokrasi 'one country, one vote'
Pemilihan Direktur Jenderal
untuk masa jabatan 5 tahun
Formulasi keputusan
dilakukan dengan Resolusi
OIE Delegasi Tetap (Permanent Delegate) Indonesia:
Dr Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian
13. Representasi regional OIE
Komisi Representasi Sub-Regional bekerjasama erat dengan
Komisi Regional dan berada langsung di bawah kewenangan
Direktur Jenderal OIE
14. Komisi-Komisi Spesialis (Specialist Commissions)
Terrestrial Animal Health
Standards Commission
“Code Commission”
Bertanggung jawab
dalam memperbaharui
Terrestrial Animal Health
Code setiap tahunnya;
mengajukan standar-
standar baru untuk
diadopsi oleh World
Assembly of Delegates
Bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa
Code merefleksikan
informasi ilmiah terkini
Aquatic Animal Health
Standards Commission
“Aquatic Animals
Commission”
Mengkompilasi informasi
tentang penyakit-penyakit
ikan, moluska, krustasea,
dan amfibi dan
merekomendasikan
metoda pencegahan dan
pengendalian yang
sesuai untuk penyakit-
penyakit tersebut
Bertanggung jawab untuk
memperbaharui Aquatic
Animal Health Code dan
Manual of Diagnostic
Tests for Aquatic Animals;
dan mengajukan standar-
standar baru untuk
diadopsi oleh World
Assembly of Delegates
Membantu
mengidentifikasi strategi
dan tindakan yang paling
tepat untuk:
• surveilans penyakit
• pencegahan dan
pengendalian penyakit
• memeriksa permintaan
Negara Anggota
mengenai status
kesehatan hewan-nya,
untuk negara-negara
yang ingin dimasukkan
dalam daftar resmi OIE
sebagai negara atau
zona bebas penyakit
tertentu
Scientific Commission for
Animal Diseases
“Scientific Commission”
Biological Standards
Commission
“Laboratories Commission”
Mengembangkan atau
menyetujui metoda untuk:
• diagnostik penyakit untuk
mamalia, unggas dan lebah
• mendefinisikan kriteria
kualitas produk-produk
biologik seperti vaksin,
yang digunakan untuk
tujuan pengendalian
penyakit
Mengawasi produksi dan
adopsi Manual of
Diagnostic Tests and
Vaccines for Terrestrial
Animals
Memberi advis kepada
Direktur Jenderal dalam
mensupervisi jejaring global
dari OIE Reference
Laboratories dan
Collaborating Centres
15. 187 Lab Ref OIE (31 akuatik)
36 Negara
100 Penyakit (25 akuatik)
161 tenaga ahli
16. Manfaat Laboratorium Referensi OIE
• Bertugas mengatasi semua masalah ilmiah
yang berkaitan dengan suatu penyakit atau
sejumlah penyakit tertentu (termasuk penyakit
hewan akuatik) yang tercantum dalam daftar
OIE dan penyakit-penyakit lainnya atau topik-
topik yang dianggap penting untuk
perdagangan internasional
• Berfungsi sebagai suatu pusat keahlian dan
standarisasi dari teknik-teknik diagnosa untuk
penyakit-penyakit tertentu (termasuk penyakit
hewan akuatik)
• Menyediakan bantuan ilmiah dan teknis
surveilan/pengendalian penyakit-penyakit
tertentu (termasuk hewan akuatik)
17. STANDAR INTERNASIONAL OIE
Terrestrial Animal Health Code –
mamalia, unggas dan lebah
Aquatic Animal Health Code –
amfibi, krustasea, ikan dan moluska
Manual of Diagnostic Tests for
Aquatic Animals
Manual of Diagnostic Tests and
Vaccines for Terrestrial Animals
18. Keterlibatan OIE dalam kesehatan hewan akuatik
• 1960: OIE membentuk ‘Fish Diseases Commission’ (3 anggota)
• 1988: Remisi dari Komisi ini diperluas dengan memasukkan
penyakit-penyakit moluska dan krustasea (5 anggota)
• 2003: Komisi diberi nama baru ‘Aquatic Animal Health Standards
Commission’ (AAHSC)
• 2007: Penyakit-penyakit amfibi dimasukkan dalam remisi AAHSC
• 2009: Remisi diperluas dengan memasukkan keamanan pangan
produksi hewan akuatik dan kesejahteraan hewan akuatik (6
anggota)
• 2010: AAHSC memasukkan Surveilans Penyakit Hewan Akuatik
dan Disposal untuk Hewan Akuatik
• 2011: OIE Global Conference on Aquatic Animal Health
Programme, 28-30 Juni di Panama
• Rencana di 2015: OIE Global Conference on Aquatic Animal
Health: ‘Riding the fave to the future’, Ho Chi Minh City, Vietnam
19. Standar-standar OIE untuk perdagangan internasional
hewan akuatik dan produk hewan akuatik
Aquatic Animal Health Code dan Manual of Diagnostic Tests
for Aquatic Animals
20. OIE Aquatic Animal Health Code
Tujuan dari OIE Aquatic Code
Daftar istilah (Glossary)
Informasi yang tersedia
Bab khusus tentang penyakit
Surveilans
21. Tujuan dari OIE Aquatic Code
Rekomendasi tindakan-tindakan yang digunakan oleh
Otoritas Veteriner (Veterinary Authority) atau Otoritas
Kompeten (Competent Authorities) lainnya dalam:
• menetapkan regulasi kesehatan untuk importasi
hewan akuatik dan produk hewan akuatik yang aman
(untuk melindungi kesehatan hewan dan manusia)
• mencegah restriksi perdagangan yang tidak bisa
dijustifikasi
Termasuk juga:
• rekomendasi untuk pencegahan dan pengendalian
penyakit-penyakit hewan akuatik
• kesejahteraan peternak ikan
(untuk memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan
hewan akuatik di seluruh dunia)
22. Aspek kritis dari OIE Aquatic Code
dan Manual
➢ Jangan gunakan sebagai buku teks
(textbooks) dari penyakit-penyakit
➢ Gunakan sebagai standar-standar
internasional untuk mengevaluasi dan
menetapkan tindakan-tindakan yang akan
diterapkan untuk melindungi kesehatan
hewan akuatik dikaitkan dengan
perdagangan hewan akuatik dan produknya
➢ Pastikan penerapan standar-standar untuk
tindakan-tindakan kesehatan nasional
mengikuti kewajiban yang ditetapkan oleh
Perjanjian SPS WTO
23.
24. Daftar istilah (Glossary)
Aquatic Code
Definisi istilah yang digunakan untuk tujuan
khusus di dalam Code
Contoh:
➢ Penyakit berarti ‘infeksi klinis atau non-klinis
dengan satu atau lebih agen penyebab’
➢ Profesional Kesehatan Hewan Akuatik (Aquatic
Animal Health Professional)
➢ Pranata Kesehatan Hewan Akuatik (Aquatic
Animal Health Services)
➢ Otoritas Kompeten (Competent Authority)
➢ Otoritas Veteriner (Veterinary Authority)
➢ Pejabat sertifikasi (Certifying official)
➢ Kompartemen (Compartment)
25. Otoritas Kompeten
• DEFINISI – Umum
(http://en.wikipedia.org/wiki/Competent_authority 06/02/2012 -
10:49)
• Otoritas Kompeten adalah orang atau kelembagaan yang
secara hukum diberikan kewenangan, kapasitas, atau
kekuasaan yang didelegasikan atau dipercayakan kepadanya
untuk melakukan suatu fungsi tertentu
• Artinya begitu suatu otoritas didelegasikan untuk melakukan
suatu tugas, hanya Otoritas Kompeten-lah yang berhak untuk
mengambil tindakan dan tidak boleh yang lain
26. Otoritas Kompeten (Competent Authority)
• Terrestrial Code
Otoritas Kompeten adalah Otoritas Veteriner (Veterinary Authority) atau
Otoritas Pemerintah lainnya (other Governmental Authority) dari suatu
Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab dan kompetensi dalam
memastikan atau mensupervisi pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan
dan kesejahteraan hewan, sertifikasi veteriner internasional, dan standar-
standar serta rekomendasi-rekomendasi yang tercantum dalam OIE
Terrestrial Code dan OIE Aquatic Code di seluruh wilayah negara
• Aquatic Code
Otoritas Kompeten adalah Otoritas Veteriner atau Otoritas Pemerintah
lainnya dari suatu Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab dan
kompetensi dalam memastikan atau mensupervisi pelaksanaan tindakan-
tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik, sertifikat kesehatan
internasional, dan standar-standar serta rekomendasi-rekomendasi yang
tercantum dalam OIE Aquatic Code di seluruh wilayah negara
27. Otoritas Veteriner (Veterinary Authority)
• Terrestrial Code
Otoritas Veteriner adalah Otoritas Pemerintah dari suatu Negara Anggota,
terdiri dari dokter hewan, profesional lainnya, dan para-profesional veteriner,
yang memiliki tanggung jawab dan kompetensi dalam memastikan atau
mensupervisi pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan dan kesejahteraan
hewan, sertifikasi veteriner internasional, dan standar-standar lainnya serta
rekomendasi-rekomendasi yang tercantum dalam OIE Terrestrial Code di
seluruh wilayah negara
• Aquatic Code
Otoritas Veteriner adalah Otoritas Pemerintah dari suatu Negara Anggota,
terdiri dari dokter-hewan, profesional lainnya dan para-profesional veteriner
yang memiliki tanggung jawab dan kompetensi dalam memastikan atau
mensupervisi pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan dan kesejahteraan
hewan, sertifikasi kesehatan hewan akuatik internasional, dan standar-
standar serta rekomendasi-rekomendasi yang tercantum dalam OIE Aquatic
Code di seluruh wilayah negara
28. Dokter hewan, Profesional Kesehatan
Hewan Akuatik, dan Pejabat Sertifikasi
• Dokter hewan (veterinarian) adalah seseorang yang
diregistrasi atau mendapatkan lisensi dari Badan Statuta
Veteriner (Veterinary Statutory Body) untuk melakukan
praktek kedokteran hewan/keilmuan veteriner di suatu negara
• Profesional Kesehatan Hewan Akuatik (aquatic animal health
para-profes sionals) adalah seseorang, untuk tujuan OIE
Aquatic Animal Health Code, diberi kewenangan oleh Otoritas
Kompeten untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu di suatu
wilayah negara, dan memiliki kualifikasi dan pelatihan yang
sesuai untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut
• Pejabat Sertifikasi (Certifying Official) adalah seseorang yang
diberi kewenangan oleh Otoritas Kompeten menandatangani
sertifikat kesehatan untuk hewan akuatik.
29. Pranata Kesehatan Hewan Akuatik (Aquatic
Animal Health Services)
• Aquatic Code
Aquatic Animal Health Services (AAHS) adalah kelembagaan
pemerintah dan non-pemerintah yang melaksanakan tindakan-
tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik, dan
standar-standar serta rekomendasi-rekomendasi yang
tercantum dalam OIE Aquatic Code di seluruh wilayah negara
• AAHS berada di bawah kendali dan arahan dari Otoritas
Kompeten
• Kelembagaan swasta, dokter hewan atau profesional
kesehatan hewan akuatik umumnya diakreditasi atau disetujui
oleh Otoritas Kompeten dalam memberikan layanan fungsi-
fungsi yang didelegasikan kepadanya
30. Situasi yang berbeda-beda di Negara
Anggota OIE
• Pranata Kesehatan hewan akuatik (Aquatic Animal
Health Services) bisa berada dibawah kementerian
yang berbeda dari Otoritas Veteriner (Veterinary
Authority); sebagai contoh:
• Kementerian Pertanian
• Kementerian Perikanan
• Kementerian Lingkungan
• Kementerian Sumberdaya Alam
• dlsbnya……..
31. Situasi yang umum di Negara Anggota OIE
Kelebihan:
• Penanganan yang lebih baik dalam mengatasi isu-isu hewan
akuatik (alokasi penuh waktu)
• Alokasi sumberdaya (dalam sejumlah kasus lebih tinggi dari
hewan darat/terrestrial animals)
• Lobi-lobi yang lebih baik untuk sektor ini (bisa menarik investasi
khusus)
Kekurangan:
• Koordinasi yang lemah antar pemangku kepentingan yang
berbeda vs legislasi yang kurang memadai (perlu klarifikasi
mandat dari masing-masing pihak)
• Komunikasi/koordinasi yang sifatnya ‘ad hoc’
• Pentingnya pelaporan penyakit internasional sangat rendah atau
tidak teramati sama sekali, sehingga informasi penyakit hewan
akuatik kurang memadai
32. Informasi yang tersedia dalam OIE Aquatic Code
Kriteria untuk bebas
penyakit Kondisi untuk
perdagangan
Kualitas Piranti Kesehatan
Hewan Akuatik
Transportasi ikan
budidaya
Zoning & kompartementalisasi
Prosedur
disposal untuk
limbah hewan
akuatik
‘Stunning’ dan ‘killing’
ikan budidaya untuk
konsumsi manusia
Pedoman analisa
risiko
Model sertifikat
eksporKewajiban pelaporan
penyakit
Penggunaan agen
antimikrobial yang
bertanggung jawab
dan hati-hati
Daftar penyakit OIE
Surveilans penyakit
33. Aquatic Code – Bab-bab ‘Horizontal’
User’s guide
Glossary
Section 1: Animal disease diagnosis, surveillance and
notification
➢ Notification of diseases and epidemiological information
➢ Criteria for listing aquatic animal diseases
➢ Diseases listed by the OIE
➢ Aquatic animal health surveillance
Section 2: Risk analysis
➢ Import risk analysis * (versi perbaikan diadopsi Mei 2012)
Section 3: Quality of Aquatic Animal Health Services
➢ Quality of Aquatic Animal Health Services
➢ Communication* (diadopsi Mei 2012)
34. Bab-bab ‘horizontal’ (lanjt…)
Section 4: General recommendations: disease prevention and
control
➢ Zoning/compartmentalisation
➢ Application of compartmentalisation
➢ Recommendations on disinfection
➢ Contingency planning
➢ Fallowing in aquaculture
➢ Handling, disposal and treatment of aquatic animal waste*
(diadopsi Mei 2010)
Section 5: Trade measures, import/export procedures and
health certification
➢ General obligations for certification
➢ Certification procedures
➢ OIE procedures releavant to the WTO SPS Agreement (diadopsi
Mei 2013)
➢ Criteria to assess safety of aquatic animal commodities* (diadopsi
Mei 2010)
➢ Safe transport
➢ Measures applicable before, during transit, on arrival of
commodities
➢ Border posts
➢ Model health certificates for international trade
35. Bab-bab ‘horizontal’ (lanjt…)
Section 6: Veterinary Public Health
➢ Control of hazards in aquatic animal feeds
➢ Introduction to recommendations for controlling antimicrobial
resistance
➢ Principles for responsible and prudent use of antimicrobial
agents in aquatic animals* (diadopsi Mei 2011)
➢ Monitoring of the quantities and usage patterns of
antimicrobial agents used in aquatic animals * (diadopsi Mei
2012)
➢ Development and harmonisation of national antimicrobial
resistance surveillance and monitoring programmes for
aquatic animals * (diadopsi Mei 2012)
Section 7: Welfare of Farmed Fish
➢ Transport
➢ Stunning and killing for human consumption* (diadopsi Mei
2010)
➢ Killing for disease control purposes* (diadopsi 2012)
36. Pentingnya kesehatan hewan akuatik
semakin meningkat, tidak saja karena
ekspansi produksi akuakultur yang terus
menerus di seluruh dunia (terutama
budidaya spesies ikan, moluska dan
krustasea)
dan fakta bahwa penyakit
menular/infeksius semakin memberikan
dampak yang besar terhadap produksi
akuakultur di sejumlah sektor
Barry Hill, Vice President , OIE Aquatic Animal Health
Standards Commission
37. Bab khusus tentang penyakit
Pasal 8: Penyakit-penyakit Amfibi
➢ 2 penyakit amfibi
Pasal 9: Penyakit-penyakit Krustasea
➢ 8 penyakit krustasea
Pasal 10: Penyakit-penyakit Ikan
➢ 10 penyakit ikan
Pasal 11: Penyakit-penyakit Moluska
➢ 8 penyakit moluska
38. Penyakit ikan (10)
1. Epizootic haematopoietic necrosis
2. Infeksi Aphanomyces invadans
(epizootic ulcerative syndrome)
3. Infeksi Gyrodactylus salaris
4. Infeksi HPR-deleted atau HPR0
infectious salmon anaemia virus
5. Infeksi salmonid alphavirus
6. Infeksi haematopoietic necrosis
7. Penyakit Koi herpesvirus
8. Penyakit Red sea bream iridoviral
9. Spring viraemia ikan karper
10. Viral haemorrhagic septicaemia
Penyakit krustasea (8)
1. Crayfish plague
(Aphanomyces astaci)
2. Infeksi hypodermal dan
haematopoietic necrosis
3. Infectious myonecrosis
4. Necrotising hepatopancreatitis
5. Taura syndrome
6. Penyakit white spot
7. Penyakit white tail
8. Penyakit yellowhead
Penyakit moluska (8)
1. Infeksi abalone herpesvirus
2. Infeksi Bonamia exitiosa
3. Infeksi Bonamia ostreae
4. Infeksi Marteilia refringens
5. Infeksi ostreid Herpesvirus-1
microvariant
6. Infeksi Perkinsus marinus
7. Infeksi Perkinsus olseni
8. Infeksi Xenohaliotis
californiensis
Penyakit amfibi (2)
1. Infeksi Batrachochytrium
dendrobatidis
2. Infeksi ranavirus
Daftar penyakit OIE 2014
(OIE listed aquatic animal diseases)
39. Setiap bab khusus penyakit memuat:
Rekomendasi untuk mencegah penyakit yang kemungkinan bisa
diintrodusir ke negara pengimpor:
➢ Definisi patogen / penyakit;
➢ Daftar spesies hospes yang peka terhadap penyakit dan
diperdagangkan internasional;
➢ Daftar komoditi ‘aman’ (tidak tergantung kepada status penyakit);
➢ Bagaimana menentukan status bebas suatu negara, zona atau
kompartemen
➢ Rekomendasi untuk importasi komoditi hewan akuatik dari suatu
negara, zona atau kompartemen yang dinyatakan bebas
➢ dengan memperhatikan alamiah suatu komoditas (mati atau hidup),
tujuan penggunaan (misal: akuakultur, pakan hewan akuatik)
➢ Rekomendasi untuk importasi komoditi hewan akuatik dari suatu
negara, zona atau kompartemen yang tidak dinyatakan bebas
➢ dengan memperhatikan alamiah suatu komoditas (mati atau hidup),
tujuan penggunaan (misal: akuakultur, pakan hewan akuatik)
40. Introduksi penyakit hewan akuatik
melalui perdagangan internasional
• Introduksi penyakit hewan akuatik baru
ke suatu negara paling umum terjadi
melalui importasi hewan akuakultur
hidup, begitu juga hewan akuatik yang
berasal dari populasi liar
• Introduksi patogen-patogen ‘eksotik’ ke
banyak negara adalah penyebab utama
terjadinya wabah epizootik di peternakan
dan populasi liar hewan akuatik
41.
42. Pelaporan penyakit
• Pelaporan reguler dan juga notifikasi segera
(immediate notification) penyakit hewan akuatik
tidak memerlukan keberadaan klinis penyakit
atau kematian (mortalitas)
• Aquatic Code dalam Artikel 1.1.2.4 menegaskan
bahwa:
“Keberadaan suatu agen infeksius, bahkan
dalam situasi tanpa gejala klinis penyakit,
HARUS DILAPORKAN!”
43. Penyakit baru muncul (emerging disease)
• Infeksi yang baru dikenal dihasilkan dari evolusi atau
perubahan dari suatu agen patogen yang sudah ada
sebelumnya ATAU
• Infeksi yang sudah diketahui menyebar ke suatu daerah
geografis baru ATAU
• Suatu agen patogen yang belum diketahui sebelumnya
atau penyakit yang didiagnosa pertama kalinya dan
memiliki dampak signifikan terhadap populasi hewan
akuatik atau kesehatan masyarakat
Notifikasi dan kewajiban untuk melaporkan semua
penyakit yang termasuk dalam daftar OIE dan setiap
penyakit baru (any new emerging diseases)
44. Notifikasi Penyakit Hewan
Terrestrial Code
• Suatu prosedur dimana:
➢ Otoritas Veteriner menginformasikan Kantor Pusat OIE,
➢ Kantor Pusat OIE menginformasikan Otoritas Veteriner
• tentang kejadian suatu wabah penyakit atau infeksi, menurut yang
tercantum dalam Bab 1.1 Terrestrial Code
Aquatic Code
• Suatu prosedur dimana:
➢ Otoritas Veteriner menginformasikan Kantor Pusat OIE,
➢ Kantor Pusat OIE menginformasikan Otoritas Veteriner dari
Negara Anggota
• tentang kejadian suatu wabah penyakit, menurut yang tercantum
dalam Bab 1.1 Aquatic Code
45. Notifikasi Penyakit Hewan Akuatik
• TAMBAHAN:
• Baik Terrestrial/Aquatic Code mempunyai pernyataan yang
sama – Artikel 1.1.1.:
• …. setiap Negara Anggota OIE harus mengenali hak Kantor
Pusat untuk berkomunikasi langsung dengan Otoritas
Veteriner dari suatu wilayah negara atau sejumlah wilayah
negara
Seluruh notifikasi dan seluruh informasi yang dikirimkan oleh
OIE ke Otoritas Veteriner harus dianggap sebagai dikirimkan
ke negara yang bersangkutan DAN seluruh notifikasi dan
seluruh informasi yang dikirimkan ke OIE oleh Otoritas
Veteriner harus dianggap sebagai dikirimkan oleh negara yang
bersangkutan
46. Topik-topik yang penting
dalam rencana kerja AAHSC
• Daftar komoditi yang aman untuk perdagangan
• Cara mendapatkan (mendapatkan kembali)
bebas penyakit untuk kompartemen
• Bab khusus tentang Surveilans Penyakit
• Spesies yang peka (susceptible species)
• Kertas kerja Komisi mengenai diferensiasi
strain
• Agen infeksius di akuakultur yang berpotensi
menjadi ancaman kesehatan masyarakat
• Resistensi antimikrobial di akuakultur
• Penyakit-penyakit baru muncul (emerging
diseases)
47. Surveilans
• Aquatic Code Bab 1.4:
− menyediakan standar-standar
untuk surveilans kesehatan
hewan akuatik
• Guide for Aquatic Animal
Health Surveillance (2009)
− menyediakan pedoman detil
mengenai prinsip-prinsip
surveilans dan prakteknya
48. Tersedia di Website OIE
OIE online bookshop:
• Risk Analysis Handbook (Vol I & II)
49. OIE Manual of Diagnostic Tests for
Aquatic Animals
Kaitan antara Code dan Manual
Tujuan
Penerbitan Manual
50. Kaitan antara Code dan Manual
Pelaksanaan standar-standar yang tercantum dalam Aquatic
Code memerlukan uji diagnostik yang dilakukan untuk lalulintas
perdagangan internasional, Aquatic Manual menyediakan
metoda laboratorium yang direkomendasikan
51. ➢ menyediakan informasi mengenai uji diagnostik
➢ menyediakan suatu pendekatan yang seragam dalam
mendeteksi penyakit-penyakit yang masuk dalam daftar pada
OIE Aquatic Code
➢ memastikan kebutuhan untuk sertifikasi kesehatan dalam
kaitannya dengan program pencegahan dan pengendalian
penyakit, dan perdagangan hewan akuatik dan produknya
dapat terpenuhi
➢ mencakup juga sejumlah bab yang sudah dihilangkan dari
daftar dan penyakit-penyakit yang tidak termasuk dalam daftar
Tujuan dari Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals
52. ➢ Bab-bab baru/direvisi selalu diadopsi pada Sidang
Umum OIE (OIE General Session)
➢ Edisi ke-7 (edisi cetak) diadopsi tahun 2012
➢ Edisi cetak yang baru diterbitkan setiap 3 tahun
sekali
➢ Untuk mengelola beban kerja, beberapa bab
direvisi setiap tahun
➢ Bab-bab yang sudah diadopsi pada Sidang Umum
diantara edisi cetak kemudian ditambahkan ke
dalam versi ‘web’, sehingga versi ‘on-line’ selalu
merupakan yang paling baru
Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals
53.
54. OIE National Focal Points
• Focal Point dinominasikan oleh Delegasi untuk setiap
wilayah tugas:
• Penyakit-penyakit hewan
akuatik
• Satwa liar (Wildlife)
• Notifikasi Penyakit Hewan
(Animal disease notification)
• Bahan-bahan Veteriner
(Veterinary products)
• Komunikasi (Communication)
• Kesejahteraan Hewan
(Animal welfare)
• Keamanan Pangan Asal
Hewan (Animal production
food safety)
• LaboratoriumVeteriner
(Veterinary Laboratory)
55. OIE National Focal Point
• Delegasi dari Negara Anggota perlu menominasi “NATIONAL
FOCAL POINT FOR AQUATIC ANIMAL DISEASES”
• Tugasnya:
• membangun jejaring tenaga ahli di negaranya atau membangun
komunikasi dengan jejaring tenaga ahli yang sudah ada;
• membangun dan mempertahankan dialog yang reguler dengan
otoritas kompeten dan memfasilitasi kerjasama dan komunikasi
dengan otoritas veteriner dalam berbagi tanggung jawab;
• mendukung pengumpulan data yang optimal dan penyampaian
informasi ke OIE melalui WAHIS;
• menerima laporan OIE dan melakukan proses konsultansi di
dalam negeri, serta menyiapkan komentar dan tanggapan
mengenai pengajuan standar baru atau perubahan standar
• sebagai penghubung antara masing-masing bidang dengan OIE
Animal Health Information System Department
56. OIE Performance of Veterinary Services
Tujuan PVS
Dukungan OIE untuk Negara Anggota
Kompetensi
57. OIE Performance Veterinary Services (PVS)
Chapter 3.1.
Quality of
Aquatic
Animal Health
Services
Suatu alat untuk tata pemerintahan
yang baik (Good Governance) dari
Aquatic Animal Health Services
58. OIE PVS untuk hewan akuatik
• Suatu pilot evaluasi PVS untuk Negara Anggota yang
memiliki AAHS dilaksanakan pada November 2009
• Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari TAHS,
diusulkan untuk mengembangkan secara paralel
‘Aquatic PVS Tool’
• OIE mempertimbangkan penguatan baik AHHS dan VS
sebagai prioritas global
• NEGARA ANGGOTA DIDORONG UNTUK
MENGAJUKAN UNTUK DILAKUKAN EVALUASI PVS
TERHADAP AAHS
60. Gunakan OIE Aquatic Code untuk:
➢ Menjadi pedoman untuk membangun dan melaksanakan kebijakan
kesehatan hewan akuatik yang efisien di tingkat nasional
➢ Menilai dan menentukan tindakan-tindakan untuk memastikan
perdagangan hewan akuatik dan produk hewan akuatik yang aman
➢ Mengevaluasi Kualitas dari Pranata Kesehatan Hewan Akuatik
(Aquatic Animal Health Services) = Otoritas Kompeten (Competent
Authority)
• ‘OIE PVS Tool: Aquatic’ memungkinkan evaluasi formal
terhadap suatu pranata kesehatan hewan akuatik (AAHS)
➢ Membangun argumen-argumen mendasar untuk mengembangkan
kesetaraan (ekuivalensi) dalam negosiasi perdagangan
➢ Membangun tindakan-tindakan mitigasi risiko yang efektif dalam
perdagangan
➢ Gunakan Codes dan Manuals untuk menantang secara ilmiah
tindakan-tindakan sanitary mitra dagang yang tidak bisa dijustifikasi