Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit di balai pembibitan ternak. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit diperlukan untuk mencegah penularan penyakit antar hewan dan meminimalkan kerugian ekonomi. Dokumen juga memberikan contoh praktik biosekuriti seperti isolasi hewan baru dan mengendalikan h
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Similar to Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ternak - BPTUHPT Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, 9-10 November 2022
Aplikasi TAKESI (Teknologi Android Kesehatan Sapi) _ Materi Training "Peningk...Kanaidi ken
Similar to Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ternak - BPTUHPT Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, 9-10 November 2022 (20)
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ternak - BPTUHPT Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, 9-10 November 2022
1. KOMPETENSI BIOSEKURITI DAN
KOMPARTEMEN BEBAS PENYAKIT
DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Kementerian Pertanian
Bimbingan Teknis Kompetensi Biosekuriti serta Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan
Aula BPTU-HPT Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh – 9-10 November 2022
2. BIOSEKURITI DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD – Epidemiolog Veteriner
3. Fakta mengenai biosekuriti
• Prosedur dan praktik biosekuriti
mengurangi penularan organisme
penyebab penyakit (patogen) antara dan
di dalam peternakan.
• Rencana biosekuriti dapat melindungi
peternakan dari patogen eksternal dan
meminimalkan penularan penyakit di
dalam sistim manajemen peternakan.
Sumber: Biosecurity for cattle operations | UMN Extension
4. Mengapa biosekuriti penting?
▪ Hewan sehat
Menjalankan praktik biosekuriti akan mengurangi kemungkinan penyakit berbahaya
menyerang hewan anda. Melindungi peternakan anda dari patogen luar membantu
bisnis anda untuk terus tidak terpengaruh karena adanya sapi produktif yang sehat.
▪ Keberlangsungan bisnis
Jika wabah penyakit terjadi, memiliki rencana biosekuriti sehari-hari dapat
melindungi anda dari kemungkinan terinfeksi sebelum penyakit dapat dikendalikan.
Memiliki rencana tambahan untuk meningkatkan biosekuriti akan membantu anda
memperoleh izin ketika lalu lintas ternak dibatasi dan menjaga bisnis anda berjalan
seperti biasa selama wabah.
▪ Keamanan pangan
Hasil dari ternak baik produksi susu atau daging berarti peternakan anda
menyediakan pangan hewani. Memiliki biosekuriti yang tepat akan membantu
memastikan anda terus berproduksi pangan hewani yang aman bagi masyarakat.
Sumber: Biosecurity for cattle operations | UMN Extension
5. Bagaimana memulai biosekuriti di peternakan?
▪ Tentukan tujuan dari biosekuriti
▪ Apakah ada penyakit tertentu yang menjadi target anda? Apakah ada penyakit tertentu yang
dikhawatirkan bisa menyerang peternakan anda? Ini pertanyaan yang bagus untuk memulai
dan menentukan seberapa ketat protokol biosekuriti yang anda perlukan.
▪ Bicarakan dengan dokter hewan anda dan libatkan mereka
▪ Dokter hewan anda adalah orang yang bekerja dengan anda yang dapat mengomentari
keseluruhan sistim peternakan anda dan bagaimana semuanya harus bisa bekerja sama.
Pelatihan biosekuriti harus ada yang dapat membantu anda mengembangkan rencana yang
menargetkan risiko penularan yang paling signifikan.
▪ Buat rencana biosekuriti
▪ Menuliskan protokol dan serangkaian praktik tertentu sangat penting. Anda, para pekerja, dan
semua orang yang mengunjungi peternakan perlu memiliki sesuatu yang dapat mereka rujuk.
Bahkan jika protokolnya sederhana, perlu dituliskan. Pertimbangkan untuk membuat materi
yang merupakan pengingat visual untuk diri sendiri dan staf, seperti tanda dan poster.
Rencana anda harus mencakup cara untuk mengukur apakah hal tersebut memiliki efek atau
tidak setelah diberlakukan.
Sumber: Biosecurity for cattle operations | UMN Extension
6. Biosekuriti peternakan
▪ Biosekuriti Eksternal
• Biosekuriti eksternal mengacu pada prosedur dan praktik yang mengurangi
penularan patogen dari sumber di luar peternakan.
• Termasuk manajemen pengunjung rutin seperti truk pengangkut ternak,
pengangkutan pakan, pelanggan permanen, peminjam peralatan dlsb.
• Biosekuriti eksternal juga menyediakan manajemen hewan yang dibeli/disewa.
▪ Biosekuriti Internal
• Biosekuriti internal mengacu pada prosedur dan praktik di peternakan untuk
mencegah penularan patogen antar area di peternakan.
• Contoh praktik biosekuriti internal adalah mencuci sepatu bot sebelum memasuki
kandang anak sapi atau memiliki satu set pakaian yang sama sekali berbeda untuk
bekerja dengan anak sapi.
• Mencuci sepatu bot atau memiliki pakaian terpisah akan membantu mencegah
organisme yang berpotensi berbahaya yang bisa ditularkan dari penggembala sapi ke
populasi anak sapi.
Sumber: Biosecurity for cattle operations | UMN Extension
7. Rencana biosekuriti
▪ Biosekuriti adalah implementasi serangkaian praktik manajemen dasar untuk mencegah
introduksi penyakit menular dan gulma berbahaya.
▪ Rencana biosekuriti yang sederhana dan dijalankan dengan tepat dapat melindungi
investasi peternakan anda.
▪ Pencegahan terhadap introduksi penyakit hewan dan gulma dengan mematuhi beberapa
aturan yang sederhana dapat mencegah bencana.
▪ Rintangan umum yang dihadapi oleh produsen ternak adalah ketidakmampuan untuk
menerapkan konsep biosekuriti menjadi langkah-langkah sederhana dan mudah
dimengerti yang dapat dipraktikkan secara sederhana oleh seluruh pekerja peternakan dan
pengunjung.
▪ Rencana biosekuriti yang direncanakan dengan baik yang dibuat secara tertulis dan
dipahami oleh seluruh pekerja di peternakan anda (termasuk kontraktor) akan membantu
dalam pencegahan masuknya penyakit ke dalam kelompok ternak anda.
▪ Rencana biosekuriti tidak hanya berkaitan dengan penyakit eksotik tetapi juga penyakit
endemik dan gulma yang menyebabkan kerugian ekonomi ke bisnis petrenakan anda.
Sumber: A practical approach to beef herd biosecurity | Biosecurity for beef cattle | Agriculture Victoria
8. Standar biosekuriti untuk peternakan sapi
1) MASUKKAN TERNAK HANYA DENGAN STATUS KESEHATAN YANG DIKETAHUI
• Suatu kelompok ternak yang tertutup menawarkan keamanan terbaik terhadap introduksi
penyakit.
• Tidak hanya potensi risiko penyakit yang harus dipertimbangkan dalam membeli sapi
hidup, tetapi juga harus dipertimbangkan ketika membeli semen, ova atau embryo untuk
program inseminasi buatan (IB).
2) BELI SAPI LANGSUNG DARI PEMBIBIT (BREEDER)
• Stok baru idealnya harus dibeli langsung dari pembibit. Pembeli harus mendapatkan
rekor/catatan pengobatan dan vaksinasi untuk membeli ternak melalui Surat Keterangan
Kesehatan Hewan (SKKH).
• Ketika membeli sapi dari kelompok ternak manapun, SKKH menjadi suatu keharusan,
karena hal ini akan memberikan informasi yang berharga mengenai risiko beberapa
penyakit bagi kelompok ternak di peternakan anda, begitu juga sejarah pengobatan dan
vaksinasi.
9. 3) ISOLASI TERNAK YANG MASUK UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU SEBELUM
DICAMPUR DENGAN TERNAK YANG LAIN DALAM KELOMPOK
• Sapi yang masuk harus diisolasi dengan diamati setiap hari.
• Jangka waktu isolasi setidaknya 4 minggu. Waktu ini memberikan masalah kesehatan akut
untuk muncul sebelum ternak yang dimasukkan dicampur dengan ternak lain dalam
kelompok.
• Setiap ternak yang menjadi sakit tak lama setelah pembelian, atau selama masa karantina,
harus diperiksa dokter hewan dan diberikan pengobatan yang tepat.
• Deteksi dini yang cepat dan pengobatan penyakit akut yang cepat dapat mencegah
serangan wabah penyakit menular ke kelompok ternak anda.
• Pengobatan sapi untuk parasit internal dan eksternal juga disarankan selama masa
karantina. Ini termasuk pemberian obat cacing dan vaksinasi (apabila diperlukan).
• Periode pemisahan awal memungkinkan stok untuk mengosongkan isi usus di area
terbatas dan dapat dikelola. Setiap benih gulma yang terkandung dalam feses akan
terbatas pada area karantina dan tidak mengkontaminasi area peternakan yang lebih luas.
10. 4) MASUKKAN MATERIAL GENETIK — SEMEN, OVA DAN EMBRYO — DARI HEWAN
YANG TELAH DIUJI
• Industri pemuliaan ternak buatan (artificial breeding industry) berlisensi harus memenuhi
pengujian ekstensif untuk memastikan semen, ova dan embryo yang diperdagangkan
antara kelompok ternak bebas dari penyakit.
• Penyakit, seperti trichomoniasis, bovine pestivirus dan enzootic bovine leucosis (EBL)
dapat diintroduksi jika material genetik bersumber dari hewan yang belum memenuhi
persyaratan uji yang ketat.
5) MASUKKAN PAKAN KE AREA KECIL TERBATAS DI PETERNAKAN
• Penting untuk memiliki pengetahuan tentang latar belakang yang akurat tentang sumber
pakan yang akan dimasukkan sebagai stok pakan.
• Minta formulir deklarasi komoditi dari pemasok mengenai bahan kimia yang digunakan.
• Hay, silase dan biji-bijian dapat mengandung benih gulma berbahaya yang tanpa sadar
diperkenalkan ke peternakan anda atau peternakan tetangga.
• Kerugian produksi yang serius dan implementasi program pengendalian yang mahal
dapat terjadi jika pakan yang terkontaminsi gulma tersebar luas di area peternakan.
• Cobakan stok pakan di area kecil terbatas di mana masalah gulma dapat dideteksi lebih
awal dan diberantas dengan biaya rendah.
11. 6) MINIMALKAN KONTAK DENGAN HEWAN LAIN
• Minimalkan kontak antara kelompok ternak yang bertetangga dapat mencegah hewan
yang membawa penyakit menular menyebar ke stok anda melalui kontak hidung ke
hidung melalui batas pagar.
• Ini dapat dicapai dengan berbagai strategi pemagaran seperti pagar listrik, pagar ganda
atau ring pagar yang terkunci, dan penggunaan semak dan pohon yang ketat.
• Pagar yang terawat dengan baik dan tahan juga akan mengurangi kemungkinan hewan
liar atau hewan tetangga masuk ke peternakan dan bercampur dengan stok anda.
7) JAGA AGAR HAMA TERKENDALI
• Hama seperti anjing, kucing, tikus besar dan tikus kecil semuanya dapat menyebarkan
penyakit. Penting untuk menjaga jumlah hama di bawah kendali yang ketat.
• Dengan membersihkan tumpahan biji-bijian, membatasi jumlah tempat persembunyian,
membuang stok mati dan penggunaan program strategi umpan (bait), maka jumlah hama
akan berkurang secara efektif.
• Lalat dan nyamuk harus dikendalikan untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan
terhadap ternak, mengurangi penyebaran penyakit, seperti pink eye, dan mengurangi
penularan penyakit-penyakit yang ditularkan lewat darah (blood-borne disease).
12. 9) GUNAKAN PRAKTIK-PRAKTIK PENCEGAHAN KESEHATAN HEWAN & MANAJEMEN
• Penyakit-penyakit clostridial seperti black leg, pulpy kidney dan tetanus dapat
berdampak pada kelompok ternak yang tidak divaksinasi. Vaksinasi adalah cara yang
murah dan efektif untuk meminimalkan dampak penyakit ini dan banyak penyakit sapi
yang penting lainnya.
• Suatu rencana vaksinasi yang disesuaikan untuk balai dan wilayah sekitar balai harus
diimplementasikan dengan arahan dan bantuan dinas yang membidangi fungsi
kesehatan hewan setempat.
• Penting untuk mendesinfeksi (atau mengubah) peralatan peternakan antar setiap
hewan. Sejumlah penyakit seperti EBL dapat menyebar lewat darah yang melekat di
peralatan seperti pemotong tanduk sapi dan jarum suntik untuk vaksinasi.
10) JAGA KENDARAAN AGAR TETAP BERSIH
• Kendaraan peternakan dan mesin adalah cara potensial lain untuk introduksi penyakit,
parasit dan gulma ke dalam peternakan anda.
• Ketika mengangkut stok ternak ke dalam peternakan, pastikan kendaraan dibersihkan
dan didisinfeksi sebelum dimuat, sehingga kontaminasi feses dari ternak lain tidak
diangkut ke peternakan anda.
13. • Ini harus menjadi praktik rutin untuk semua pekerja peternakan untuk menggunakan
pakaian bersih dan sepatu bot untuk bekerja.
• Pakaian dan sepatu bot harus bersih dan bebas dari material feses, debu dan darah.
• Agen penjualan stok ternak dan dokter hewan adalah contoh dari dua jenis pengunjung
yang berisiko tinggi bagi peternakan anda, karena mereka kontak dekat secara konstan
dengan kelompok ternak lain.
• Agen penjualan stok dan dokter hewan harus tiba di peternakan dengan pakaian dan
sepatu bot yang bersih.
• Peralatan yang digunakan oleh dokter hewan anda harus didisinfeksi sebelum dan setelah
digunakan.
• Pastikan seluruh pengunjung menggunakan pakaian yang baru dicuci dan sepatu bot yang
bersih sebelum memasuki peternakan.
• Penting seluruh pengunjung yang menangani stok ternak anda mengikuti prosedur
disinfeksi yang tepat, sehingga mereka tidak menularkan penyakit dari peternakan ke
peternakan.
• Simpan catatan/rekor pengunjung yang memasuki peternakan.
11) PENGUNJUNG (DOKTER HEWAN, PEKERJA, KELUARGA DAN TEMAN) – GUNAKAN
PAKAIAN BERSIH DAN SEPATU BOT
14. KOMPARTEMEN BEBAS PENYAKIT
DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD – Epidemiolog Veteriner
15. Brucellosis
▪ Brucellosis tidak hanya merupakan gangguan kesehatan yang penting pada
ternak, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi di banyak
negara berkembang di seluruh dunia.
▪ Meskipun ada banyak upaya yang dilakukan untuk mengendalikan brucellosis,
penyakit ini masih menyebar di banyak daerah di dunia di mana penyakit ini
merupakan salah satu bahaya kesehatan yang paling penting yang berdampak
baik pada hewan dan manusia.
▪ Alasan untuk program pengendalian yang gagal, bisa disebabkan antara lain
karena tidak adanya vaksin yang sangat efektif, sapi jantan yang tidak
bersertifikat dll. untuk memahami mengapa prevalensi brucellosis pada ternak
tidak menurun di banyak daerah meskipun ada banyak upaya yang dilakukan
hingga saat ini.
Sumber: Dadar M. et al. (2021). REVIEW Importance of brucellosis control programs of livestock
on the improvement of one health. VETERINARY QUARTERLY, VOL. 41, NO. 1, 137–151.
16. Tanda klinis brucellosis
▪ Satu-satunya tanda klinis bahwa sapi muda atau induk
sapi menderita brucellosis adalah KEGUGURAN
(aborsi) ketika ternak mengeluarkan jutaan bakteri ke
lingkungan sekitar.
▪ Sapi muda/induk sapi yang terinfeksi yang
mengandung anak sapinya secara penuh juga akan
mengeluarkan bakteria pada saat melahirkan.
▪ Alternatif lain, anak sapi dapat membawa penyakit
tanpa menunjukkan gejala apapun atau bereaksi positif
terhadap uji darah (carrier laten) sampai ternak
tersebut menjadi bunting, ketika mereka mengalami
keguguran atau serokonversi (menjadi positif pada uji
serologis).
Sumber: Brucellosis biosecurity | Farmer's Weekly (farmersweekly.co.za).
17. Patogenesis brucella abortus
▪ Penyakit utamanya pada sapi, tetapi juga kadang-kadang pada domba, kambing
dan babi, infeksi B. abortus biasanya terlokalisasi pada sistim reproduksi dari
ternak dewasa secara seksual.
▪ Baik betina dan jantan dapat terpengaruh, meskipun komplikasi yang lebih
parah diamati pada betina.
▪ Brucellosis biasanya dikarakterisasi dengan keguguran (aborsi), kelahiran
prematur, plasenta tertahan (retained placenta) dan produksi susu menurun.
▪ Infertilitas terjadi antara 2 minggu hingga 5 bulan setelah infeksi, tetapi ternak
mendapatkan kembali kemampuan reproduksinya setelahnya.
▪ Penularan B. abortus tke manusia dilakukan melalui kontak langsung atau tidak
langsung dengan hewan terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi.
Sumber: Brucella abortus | Mechanisms of Pathogenicity (mechpath.com)
18. Epidemiologi brucellosis
▪ Penularan antara hewan terutama disebabkan oleh
kontak setelah keguguran atau dengan menelan rumput
di padang rumput yang terkontaminasi dengan bakteria.
▪ Sumber inokulasi B. abortus lainnya termasuk peralatan
pemerahan susu dan inseminasi buatan dengan semen
yang terkontaminasi.
▪ Kerentanan meningkat ketika hewan menjadi dewasa
secara seksual dan menurun setidaknya seribu kali lipat
dengan vaksinasi.
▪ Penularan juga lebih sering terjadi pada kepadatan
kelompok yang tinggi.
▪ Brucellosis pada hewan jarang menyebabkan kematian,
tetapi tingkat keguguran individu ternak yang terinfeksi
adalah antara 30% dan 80%.
19. Identifikasi brucellosis
1. Kultur: Kultur darah memberikan bukti pasti adanya brucellosis tetapi mungkin tidak
memberikan hasil positif untuk semua hewan yang terinfeksi. Sentrifugasi lisis dan teknik
kultur gumpalan darah telah memberikan hasil yang menggembirakan dalam hal
sensitivitas dan kecepatan. Sistim kultur darah otomatis modern agak meningkatkan
kecepatan deteksi. Isolasi bakteri yang buruk dari kultur darah menyebabkan teknik ini tidak
praktis untuk diagnosis rutin.
2. Deteksi antigen: Metoda deteksi antigen dengan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)
cukup berguna dan beberapa sistim deteksi antigen terus dikembangkan.
3. Deteksi genom: Polymerase chain reaction (PCR) telah dieksplorasi untuk deteksi cepat dan
konfirmasi Brucella. Teknik karakterisasi molekuler adalah alat yang sangat berguna untuk
membedakan Brucella spp., terutama pengujian lanjutan dari hasil fenotipik yang tidak biasa.
Ketersediaan peralatan dan reagen menjadi kendala untuk teknik ini.
4. Deteksi antibodi: Keterbatasan alat yang disebutkan di atas membuat uji serologi untuk
deteksi antibodi menjadi alat yang paling berguna. Antibodi biasanya mulai muncul dalam
darah pada akhir minggu pertama infeksi, IgM muncul pertama kali diikuti oleh IgG.
Sumber: Srivastava A. et al. (2011). Brucellosis: Its Diagnosis, Prevention
and Treatment. J. Chem. Pharm. Res., 2011, 3(6):912-917
20. WOAH/OIE Code dan Manual: Brucellosis
Chapter 8.4.
Infection with Brucella
Abortus, B. melitensis
and B.suis
Chapter 3.1.4.
Brucellosis (infection
with Brucella Abortus,
B. melitensis and B.suis)
21. Ketentuan umum Brucella menurut WOAH
Artikel 8.4.1.:
▪ Tujuan untuk memitigasi risiko penyebaran penyakit, dan
risiko kesehatan manusia dari Brucella abortus, B. melitensis,
dan B. suis pada hewan.
▪ Brucella artinya Brucella abortus, B. melitensis, dan B. suis,
tidak termasuk strain vaksin.
▪ Kasus adalah seekor hewan terinfeksi dengan Brucella. Tidak
hanya mencakup kejadian dengan gejala klinis yang
disebabkan infeksi Brucella, tetapi juga keberadaan infeksi
Brucella pada kejadian tanpa gejala klinis.
▪ Infeksi Brucella di mana Brucella telah diisolasi dari sampel
seekor hewan, ATAU hasil positif terhadap suatu uji
diagnostik telah diperoleh, dan memiliki hubungan
epidemiologik dengan kasus tersebut.
22. Negara/zona bebas infeksi Brucella
Status negara/zona Status vaksinasi
1. Bebas historis (Artikel 8.4.3.)
2. Bebas infeksi Brucella pada sapi (Artikel 8.4.4. dan
8.4.5.)
Tanpa
vaksinasi
(8.4.4.)
Dengan
vaksinasi
(8.4.5.)
3. Bebas infeksi Brucella pada domba dan kambing
(Artikel 8.4.6. dan 8.4.7.)
Tanpa
vaksinasi
(8.4.6.)
Dengan
vaksinasi
(8.4.7.)
4. Bebas infeksi Brucella pada unta (Artikel 8.4.8.)
5. Bebas infeksi Brucella pada rusa (Artikel 8.4.9.)
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021).
23. Definisi OIE - ‘herd’ (kelompok ternak)
▪ ‘Herd’ (Kelompok ternak) artinya
sejumlah hewan dari satu jenis yang dipelihara bersama di bawah kendali
manusia atau suatu kongregasi satwa liar.
▪ Suatu ‘herd’ biasanya dianggap sebagai ‘unit epidemiologi’.
▪ Kompartemen artinya:
subpopulasi hewan yang ada di satu atau lebih peternakan, terpisah dari
populasi rentan lainnya oleh sistim manajemen biosekuriti umum, dan
dengan status kesehatan hewan tertentu berkaitan dengan satu atau lebih
infeksi atau infestasi dimana tindakan-tindakan surveilans, biosekuriti dan
pengendalian yang diperlukan telah diterapkan untuk tujuan perdagangan
dan pencegahan dan pengendalian penyakit di suatu negara/zona.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021).
24. Kelompok ternak bebas infeksi Brucella
Status kelompok ternak Status vaksinasi
1. Kelompok ternak bebas infeksi Brucella pada sapi,
domba dan kambing, unta atau rusa (Artikel 8.4.10.
dan 8.4.11.)
Tanpa
vaksinasi
(8.4.10.)
Dengan
vaksinasi
(8.4.11.)
2. Kelompok ternak bebas infeksi Brucella pada babi (Artikel 8.4.12.)
25. Persyaratan kelompok bebas infeksi Brucella
Status Persyaratan
Tanpa
vaksinasi
(Artikel 8.4.10.)
• Kelompok ternak di negara atau zona bebas infeksi Brucella
tanpa vaksinasi dari kategori hewan yang relevan dan
disertifikasi bebas tanpa vaksinasi oleh Otoritas Veteriner;
ATAU
• Kelompok ternak di negara atau zona bebas infeksi Brucella
dengan vaksinasi dari kategori hewan yang relevan dan
disertifikasi bebas tanpa vaksinasi oleh Otoritas Veteriner;
dan tidak ada hewan dari kelompok ternak telah
divaksinasi dalam 3 tahun terakhir.
Dengan
vaksinasi
(Artikel 8.4.11.)
Kelompok ternak di negara atau zona bebas infeksi Brucella
dengan vaksinasi untuk kategori hewan yang relevan dan
disertifikasi bebas dengan vaksinasi oleh Otoritas Veteriner;
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021).
26. Persyaratan kelompok ternak bebas infeksi Brucella
Artikel 8.4.10.:
1) Infeksi Brucella pada hewan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan
(notifiable) di seluruh negeri;
2) Tidak ada hewan dalam kategori yang relevan dalam kelompok ternak telah
divaksinasi dalam 3 tahun terakhir (tanpa vaksinasi) ATAU
Hewan yang divaksinasi dari kategori yang relevan telah diidentifikasi secara
permanen sedemikian rupa (dengan vaksinasi);
3) Tidak ada kasus terdeteksi dalam kelompok ternak setidaknya setahun yang
lalu;
4) Hewan yang menunjukkan gejala klinis konsisten dengan infeksi
Brucella seperti keguguran telah dilakukan uji diagnostik yang diperlukan
dengan hasil negatif;
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021).
27. Persyaratan kelompok ternak bebas infeksi Brucella
5) Untuk setidaknya selama setahun terakhir, tidak ada bukti infeksi Brucella di
kelompok ternak lain di peternakan yang sama, atau tindakan-tindakan telah
dilakukan untuk mencegah penularan infeksi Brucella dari kelompok ternak
lain.
6) Dua kali pengujian telah dilakukan dengan hasil negatif pada semua hewan
dewasa secara seksual (kecuali jantan yang dikastrasi dan betina yang
dikebiri), terhadap ternak yang ada di kelompok:
a) uji pertama dilakukan setidaknya sebelum 3 bulan setelah pemotongan kasus
terakhir; dan
b) uji ke-dua dengan interval lebih dari 6 bulan dan kurang dari 12 bulan.
27
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021).
28. Persyaratan mempertahankan status kelompok ternak
bebas infeksi Brucella
Artikel 8.4.10. (tanpa vaksinasi):
1. Seluruh persyaratan kelompok ternak bebas infeksi telah terpenuhi;
2. Uji regular, dengan frekuensi bergantung pada prevalensi atau infeksi kelompok ternak
di negara atau zona, yang menunjukkan tidak ada infeksi Brucella yang berkelanjutan;
3. Hewan dari kategori yang relevan diintroduksi ke dalam kelompok ternak disertai
dengan sertifikat dari Dokter hewan berwenang yang menyatakan hewan berasal dari:
a) negara atau zona bebas infeksi Brucella dalam kategori yang relevan tanpa
vaksinasi; ATAU
b) negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi dan hewan dari kategori
yang relevan tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir; ATAU
c) kelompok ternak bebas infeksi Brucella dengan atau tanpa vaksinasi dan hewan
tersebut tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir dan diuji untuk infeksi
Brucella antara 30 hari sebelum pengapalan dengan hasil negatif, dalam kasus
betina setelah kebuntingan (post partum), uji dilakukan setidaknya 30 hari
setelah melahirkan. Uji ini tidak diperlukan untuk hewan yang belum dewasa
kelamin termasuk jantan dikastrasi dan betina disterilkan.
29. Persyaratan mempertahankan status kelompok ternak
bebas infeksi Brucella
Artikel 8.4.11. (dengan vaksinasi):
1. Seluruh persyaratan kelompok ternak bebas infeksi telah terpenuhi;
2. Uji regular, dengan frekuensi bergantung pada prevalensi atau infeksi kelompok ternak
di negara atau zona, yang menunjukkan tidak ada infeksi Brucella yang berkelanjutan;
3. Hewan dari kategori yang relevan diintroduksi ke dalam kelompok ternak disertai
dengan sertifikat dari Dokter Hewan Berwenang yang menyatakan bahwa hewan
berasal dari:
a) negara atau zona bebas infeksi Brucella dalam kategori yang relevan tanpa atau
dengan vaksinasi; ATAU
b) kelompok ternak bebas infeksi Brucella dengan atau tanpa vaksinasi dan hewan
tersebut telah diuji untuk infeksi Brucella antara 30 hari sebelum pengapalan
dengan hasil negatif, dalam kasus betina setelah kebuntingan (post partum), uji
dilakukan setidaknya 30 hari setelah melahirkan. Uji ini tidak diperlukan untuk
hewan yang belum dewasa kelamin atau hewan yang divaksinasi berumur kurang
dari 18 bulan.
30. Tindakan kunci pencegahan brucellosis (1 – 7)
No. Tindakan kunci Kapan dilakukan?
1. Buang foetus dan sisa-sisa kelahiran dengan segera dan higienis, jangan
sampai berceceran sebelum benar-benar di disposal
Setiap saat
2. Jangan masukkan ternak ke dalam kelompok (herd) dari kelompok yang
terinfeksi brucellosis
Setiap saat
3. Jangan berbagi kandang dengan kelompok ternak yang terinfeksi
brucellosis
Setiap saat
4. Jangan berbagi penggembalaan dengan kelompok ternak yang terinfeksi
brucellosis
Setiap saat
5. Jangan menggunakan atau berbagi sapi pejantan dari kelompok ternak
yang terinfeksi brucellosis
Setiap saat
6. Jangan biarkan ternak digembalakan di tanah pemilik ternak lain yang
terinfeksi brucellosis
Setiap saat
7. Jangan tampung ternak di tempat pemilik lain yang terinfeksi brucellosis Setiap saat
Sumber: Statutory Biosecurity Guidance for Brucellosis. Department of Agriculture and Rural Development, UK.
31. Tindakan kunci pencegahan brucellosis (8 – 14)
No. Tindakan kunci Kapan dilakukan?
8. Jangan gunakan kendaraan atau peralatan yang telah bersentuhan
dengan ternak dari kelompok yang terinfeksi brucellosis
Setiap saat
9. Jangan gunakan atau sebarkan bubur kotoran (slurry) dari kelompok
ternak yang terinfeksi brucellosis
Setiap saat
10. Jangan membeli atau menggunakan silase atau pakan dari pemilik
kelompok yang terinfeksi brucellosis
Setiap saat
11. Jangan biarkan pekerja kandang yang terinfeksi brucellosis di
kelompoknya untuk kontak dengan ternak anda
Setiap saat
12. Jangan bekerja dengan pekerja kandang lain yang kelompoknya
terinfeksi brucellosis
Setiap saat
13. Jangan jual silase, pakan atau susu Ketika kelompok
ternak terinfeksi
brucellosis
14. Jangan berbagi sapi pejantan
Sumber: Statutory Biosecurity Guidance for Brucellosis. Department of Agriculture and Rural Development, UK.
32. Pengujian untuk brucellosis
▪ Pertama tentukan apakah kelompok ternak sapi anda terinfeksi
brucellosis.
▪ Sampel darah harus diambil dari seluruh sapi betina muda dan
betina dewasa di atas umur 18 bulan dan dari sapi jantan.
▪ Uji dilakukan dengan Rose Bengal Test (RBT), dilanjutkan
dengan Complement Fixation Test (CFT) bagi RBT positif.
▪ Pengujian terhadap ternak sapi yang lebih muda dapat
menyebabkan hasil positif palsu (false-positive) jika sapi
divaksinasi dengan Strain 19.
▪ Uji awal harus diikuti dengan uji ke-dua setelah 3 atau 5 bulan
kemudian.
▪ Setelah itu, kelompok ternak sapi harus diuji setiap 1 – 2 tahun.
▪ Jika kelompok ternak terinfeksi, maka reaktor positif harus
dikeluarkan dari kelompok dan dilakukan pemotongan bersyarat.
Sumber: Brucellosis biosecurity | Farmer's Weekly (farmersweekly.co.za)
33. Biosekuriti brucellosis
▪ Pagar
▪ Jaga pagar anda dalam kondisi baik untuk mencegah sapi yang
tidak diinginkan tersesat ke peternakan anda, karena tidak
diketahui status kesehatannya.
▪ Jika kelompok ternak tetangga anda terinfeksi, jauhkan ternak
anda dari pagar pembatas.
▪ Apabila ini tidak memungkinkan, jangan biarkan sapi anda
merumput di area yang berdekatan, karena material urin yang
terinfeksi dan sisa-sisa kelahiran dari induk sapi yang
terinfeksi dapat mengkontaminasi area yang berdekatan
tersebut.
▪ Pastikan setiap limpahan dari peternakan tetangga anda tidak
mengkontaminasi area peternakan anda atau air and (sungai,
bendungan) karena bakteria dapat bertahan dalam kondisi
lembab selama beberapa bulan dan menginfeksi sapi anda.
34. Biosekuriti brucellosis (lanjutan)
▪ Pembelian sapi
▪ Hanya beli sapi dari kelompok ternak yang negatif
brucellosis dengan tingkat biosekuriti yang sama (atau
lebih tinggi).
▪ Tanyakan kepada agen penjualan mengenai sejarah
brucellosis kelompok ternak dan catatan dari pengujian
kelompok terbaru.
▪ Masukkan sapi baru terisolasi dari kelompok ternak anda
dan uji terhadap penyakit (termasuk brucellosis),
sekaligus menggunakan kesempatan untuk
memvaksinasi mereka terhadap penyakit-penyakit lain.
▪ Setelah anda melakukan ini dan yakin sapi anda bebas
penyakit menular, masukkan sapi baru tersebut ke dalam
kelompok ternak anda.
Sumber: Brucellosis biosecurity | Farmer's Weekly (farmersweekly.co.za)
35. Biosekuriti brucellosis (lanjutan)
▪ Keguguran (aborsi)
Jika memungkinkan setiap keguguran yang terjadi di peternakan harus diambil
sampelnya untuk dikirimkan ke laboratorium, sehingga penyebab dapat
diidentifikasi dan brucellosis dapat dikecualikan.
▪ Kelahiran anak sapi
▪ Induk sapi harus melahirkan dalam isolasi.
▪ Disinfeksi kandang melahirkan segera setelahnya.
▪ Karena sapi yang terinfeksi dapat melahirkan secara normal dan tetap
mengeluarkan jutaan bakteri, segera singkirkan sisa-sisa kelahiran dan
hancurkan.
▪ Induk sapi harus dipelihara dalam kelompok yang lebih kecil, sehingga
apabila sapi mengalami keguguran akan menginfeksi lebih sedikit sapi.
Sumber: Brucellosis biosecurity | Farmer's Weekly (farmersweekly.co.za)
36. Biosekuriti brucellosis (lanjutan)
▪ Isolasi
▪ Sapi positif harus segera diisolasi dari sapi yang negatif untuk mengurangi risiko
penyeberan penyakit.
▪ Anak sapi betina muda yang berasal dari induk sapi terinfeksi harus diberi tanda
sedemikian rupa dan dikirimkan ke abatoir saat mencapai berat potong.
▪ Risiko menjadi ‘carrier laten’ penyakit terlalu tinggi begitu tinggi dengan
meninggalkan mereka dalam kelompok ternak.
• Colostrum
• Colostrum dari induk sapi positif tidak boleh dikumpulkan dan digunakan untuk anak
sapi dari induk sapai negatif.
• Ini dapat menginfeksi anak sapi, mengubahnya menjadi ‘carrier laten’ dan menjadi
sumber infeksi ketika keguguran atau melahirkan.
• Semua susu harus dipasteurisasi/dididihkan sebelum dikonsumsi untuk mencegah
infeksi pada manusia.
Sumber: Brucellosis biosecurity | Farmer's Weekly (farmersweekly.co.za)