Cara untuk meningkatkan usaha suatu perusahaan ialah dengan cara membangun sistem informasi manajemen yang baik. Dan cara untuk membangun sistem informasi yang baik yaitu adanya kecepatan dan keakuratan untuk memperoleh informasi yang di butuhkan. Komputer adalah suatu alat yang dapat menyimpan data, mengolah data, dan memberikan informasi yang diinginkan secara tepat dan akurat yang berguna bagi perusahaan untuk kemajuan usahanya.
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari perubahan organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem informasi yang baru melibatkan jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang suatu sistem informasi yang baru, maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus memahami bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik dan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
Kata Kunci: Membangun Sistem Informasi, Digitalisasi.
Membangun Sistem Informasi untuk Perubahan Model Bisnis dan Digitalisasi Perusahaan pada Bank BCA
1. MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN
MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERUSAHAAN
PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk.
Tugas 14 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Nama : Azhyqa Rereantica Martkliana
NIM : 43217120150
Kelas : M-705-1
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2021
2. ABSTRAK
Cara untuk meningkatkan usaha suatu perusahaan ialah dengan cara membangun sistem
informasi manajemen yang baik. Dan cara untuk membangun sistem informasi yang baik yaitu
adanya kecepatan dan keakuratan untuk memperoleh informasi yang di butuhkan. Komputer
adalah suatu alat yang dapat menyimpan data, mengolah data, dan memberikan informasi yang
diinginkan secara tepat dan akurat yang berguna bagi perusahaan untuk kemajuan usahanya.
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari perubahan
organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem informasi yang baru melibatkan
jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi
perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang suatu
sistem informasi yang baru, maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem
harus memahami bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik dan
organisasi sebagai suatu keseluruhan.
Kata Kunci: Membangun Sistem Informasi, Digitalisasi.
3. BAB 1
PENDAHULUAN
Pembangunan sebuah sistem informasi baru adalah salah satu jenis organisasi yang
direncanakan perubahan. Pengenalan sistem informasi baru sangat banyak lebih dari perangkat
keras dan perangkat lunak baru. Ini juga mencakup perubahan dalam pekerjaan, keterampilan,
manajemen, dan organisasi. Saat kita merancang sebuah informasi baru sistem, kami mendesain
ulang organisasi. Pembangun sistem harus mengerti bagaimana sebuah sistem akan
mempengaruhi proses bisnis dan organisasi yang spesifik secara keseluruhan.
Bisnis manajemen proses menyediakan berbagai alat dan metodologi untuk dianalisis proses
yang ada, merancang proses baru, dan mengoptimalkan proses tersebut. Perusahaan yang
menjalankan manajemen proses bisnis melalui berikut ini
1. Identifikasi proses perubahan
2. Menganalisis proses yang ada
3. Merancang proses baru
4. Terapkan proses baru
5. Pengukuran terus menerus
Sistem informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang
berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan
menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu. Sedangkan sistem informasi berbasis
web adalah sebuah sistem aplikasi komputer yang dibangun dengan menggunakan Struts
framework terdiri dari komponen-komponen individual yang digabungkan menjadi satu aplikasi.
Aplikasi tersebut dapat diinstal dan dieksekusi oleh web container. Komponen-komponen
tersebut dapat digabungkan karena mereka terletak dalam sebuah konteks web yang sama, yang
menjadikan mereka bergantung satu dengan yang lainnya, baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
4. BAB 2
LITERATUR TEORI
1. Perkembangan Sistem dan Perubahan Organisasional
Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan organisasional, yang
berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih jauh. Bentuk yang paling umum dari
perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan Tl adalah otomatisasi (automation).
Penerapan yang pertama dari teknologi informasi yang melibatkan penugasan para karyawan
untuk menger1akan tugas mereka dengan lebih efisien dan lebih efektif. Menghitung pencatatan
slip gaji dan penggajian, memberikan kasir (teller) bank akses yang lebih cepat atas catatan
tabungan konsumen, dan mengembangkan jaringan reservasi nasional bagi para agen tiket
pesawat terbang, semuanya merupakan contoh-contoh dari otomatisasi pada masa awal.
Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses bisnis
(Business Process Redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan, dan
dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan mengorganisasi kembali alur kerja,
menggabungkan langkah-langkah untuk memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan
pengulangan, tugas yang lebih memerlukan banyak kertas. (Sering kali desain yang baru
menghilangkan pekerjaan pula.) Jauh lebih ambisius daripada merasionalisasi prosedur,
memerlukan suatu visi yang baru mengenai bagaimana proses akan diorganisasi.
2. Perencanaan Ulang Proses Bisnis
Perusahaan yang menjalankan manajemen proses bisnis harus melalui langkah-langkah berikut
ini:
a. Mengidentifikasi proses untuk perubahan: Salah satu dari strategi keputusan yang paling
penting yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan adalah bukan memutuskan
bagaimana menggunakan komputer-komputer untuk meningkatkan proses bisnis, tetapi
memahami proses bisnis apakah yang memerlukan peningkatan.
b. Menganalisis proses-proses yang telah ada: Proses bisnis yang telah ada akan dibuat
model dan didokumentasikan, mencatat input, output, sumber daya, dan urutan aktivitas.
c. Merancang proses yang baru: Ketika proses yang ada dipetakan dan diukur dalam hal
waktu dan biaya, maka tim yang merancang proses akan berusaha untuk rneningkatkan
proses dengan merancang yang baru.
d. Mengimplementasikan proses yang baru: Ketika proses yang baru telah seluruhnya
dimodelkan dan dianalisis, maka harus diterjemahkan ke dalam suatu rangkaian
prosedur yang baru dan aturan kerja.
e. Pengukuran yang terus-menerus: Ketika suatu proses telah diimplementasikan dan
dioptimalkan, maka perlu diukur secara terus-menerus.
5. 3. Aktivitas Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem merupakan jenis permasalahan yang terstruktur yang dipecahkan dengan
aktivitas-aktivitas yang berbeda. Aktivitas tersebut terdiri atas:
a. Analisis Sistem
Analisis sistem (systems analysis) adalah analisis suatu permasalahan yang mana suatu
perusahaan berusaha untuk memecahkannya dengan sistem informasi. Analis sistem terdiri atas
menentukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab-penyebabnya, menentukan solusi, dan
mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.
b. Desain Sistem
Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (systems design) memperlihatkan bagaimana
sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu sistem adalah keseluruhan rencana atau
model bagi sistem tersebut. Seperti denah gedung atau rumah, ini terdiri atas semua spesifikasi
yang memberikan bentuk dan struktur dari sistem tersebut.
c. Pemrograman
Dalam tahap pemrograman (programming) spesifikasi sistem dipersiapkan, selama tahap
perancangan diterjemahkan ke dalam perangkat lunak kode program.
d. Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan apakah
sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian sistem informasi dapat dibagi ke dalam
3 tipe aktivitas: pengujian unit, pengujian sistem, dan pengujian penerimaan.
e. Konversi
Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama menuju sistem
yang baru. Empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan: strategi paralel, strategi
pemangkasan langsung, strategi penelitian percobaan, dan strategi pendekatan secara bertahap.
f. Produksi dan Pemeliharaan
Setelah sistem yang baru dipasang dan konversi telah terselesaikan, maka sistem dikatakan
berada dalam produksi (production). Dalam tahap ini, sistem akan dikaji ulang oleh para
pengguna dan para spesialis teknikal untuk menentukan seberapa baik ini telah memenuhi
tujuan awalnya dan untuk memutuskan apakah terdapat perbaikan atau modifikasi yang
diperintahkan. Perubahan dalam perangkat keras, perangkat lunak, dokumentasi, atau prosedur
pada sistem produksi untuk memperbaiki-kesalahan, memenuhi persyaratan yang baru, atau
meningkatkan efisiensi pemrosesan, diistilahkan dengan pemeliharaan.
4. Pemodelan dan Perancangan Sistem
a. Metodologi Terstruktur
Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasi, menganalisis, dan merancang
sistem informasi sejak tahun 1970-an. Terstruktur (structured) mengacu pada kenyataan bahwa
teknik-teknik yang dilakukan adalah tahap demi tahap, dengan tiap tahap dibangun pada tahap
yang sebelumnya. Metodologi yang terstruktur arahnya dari atas ke bawah, maju dari yang
tertinggi, level yang paling abstrak menuju level rincian yang terendah, dari yang umum menjadi
yang spesifik.
6. Metode pengembangan terstruktur sifatnya berorientasi proses, berfokus terutama kepada
pemodelan proses, atau tindakan mengambil, menyimpan, memanipulasi, dan mendistribusikan
data seiring data tersebut mengalir melalui suatu sistem. Metode-metode ini memisahkan data
dari proses -proses. Prosedur pemrograman yang tersendiri harus ditulis setiap kali seseorang
ingin melakukan tindakan atas data tertentu. Prosedur-prosedurnya bertindak pada data yang
disampaikan oleh program.
b. Metodologi Berorientasi Objek
Pengembangan berorientasi objek (object-oriented development) menangani permasalahan
tersebut. Pengembangan yang berorientasi pada objek (object) menggunakan objek sebagai unit
dasar dari analisis sistem dan desain. Suatu objek yang menggabungkan data dan proses tertentu
yang beroperasional dengan data tersebut. Data dikemas dalam suatu objek yang dapat diakses
dan dimodifikasi hanya dengan mengoperasionalkan, atau metode, yang terkait dengan objek
tersebut. Ketimbang melewatkan data pada prosedur, program akan mengirimkan suatu pesan
bagi objek untuk mengerjakan operasional yang-telah tertanam di dalamnya.
Pengembangan berorientasi objek lebih berulang dan bertahap daripada pengembangan
terstruktur tradisional. Selama analisis, para pembangun sistem akan mendokumentasikan
persyaratan fungsional dari sistem, menentukan sifat-sifatnya yang paling penting dan apakah
yang harus dilakukan oleh sistem yang diusulkan Interaksi di antara sistem dan penggunanya
dianalisis untuk mengidentifikasi objek-objek, yang mana meliputi data dan proses.
5. Pendekatan Alternatif Pembangunan Sistem
a. Siklus Hidup Sistem Tradisional
Siklus hidup sistem (systems life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi yang
paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem dan
membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang formal. Metodologi siklus hidup
sistem membagi tenaga kerja secara sangat formal, antara pengguna akhir dan spesialis sistem
informasi. Spesialis teknis, seperti analis sistem dan pemrogram, bertanggung jawab atas
pekerjaan analisis sistem, perancangan, dan implementasi; pengguna akhir terbatas hanya
memberikan kebutuhan informasinya dan menilai hasil pekerjaan staf teknis. Siklus hidup juga
menekankan spesifikasi formal dan pencatatan, banyak sekali dokumen yang dibuat selama suatu
proyek sistem berjalan.
b. Pembuatan Prototipe
Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat
berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi, prototipe akan
lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunanya. Pembuatan prototipe
(prototyping) terdiri dari membangun suatu sistem percobaan dengan cepat dan tidak mahal
bagi para pengguna akhir untuk melakukan evaluasi. Dengan berinteraksi dengan prototipe,
maka para pengguna dapat memperoleh gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi
mereka.
c. Pengembangan Oleh Pengguna Akhir
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan sedikit
bantuan formal dari spesialis teknis, atau bahkan tidak sama sekali. Fenomena ini disebut
pengembangan oleh pengguna akhir (end-user development). Rangkaian perangkat lunak yang
dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat hal ini mungkin dilakukan. Bahasa
generasi keempat (fourth-generation language) adalah perangkat lunak yang membuat pengguna
akhir dapat membuat laporan atau mengembangkan aplikasi perangkat lunak dengan sedikit
7. bantuan teknis atau tidak sama sekali. Beberapa perangkat generasi keempat ini juga
meningkatkan produktivitas pemrogram profesional. Bahasa generasi keempat cenderung tidak
prosedural, atau kurang prosedural, dibandingkan bahasa pemrograman pada umumnya.
Terdapat tujuh kategori bahasa generasi keempat: peralatan perangkat lunak PC, bahasa query
(permintaan), pembuat laporan, bahasa grafis, pembuat aplikasi, paket aplikasi perangkat lunak,
dan bahasa tingkat tinggi.
d. Paket Perangkat Lunak Aplikasi dan Alih Daya
• Paket Perangkat Lunak Aplikasi
Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem yang telah dibuat di atas fondasi
paket perangkat lunak aplikasi. Banyak aplikasi umum bagi perusahaan bisnis-
antara lain, pembayaran gaji, piutang, buku besar, atau pengendalian persediaan.
Untuk fungsi-fungsi yang universal seperti itu dengan proses-proses standar yang
tidak membuat berubah banyak dari waktu ke waktu, suatu sistem umum akan
dapat memenuhi kebutuhan banyak perusahaan. Jika sebuah perusahaan
mempunyai kebutuhan tersendiri yang tidak dapat dipenuhi oleh paket perangkat
lunak, maka ada banyak paket perangkat lunak yang memberikan kemampuan
penyesuaian. Fitur penyesuaian (customization) membuat paket perangkat lunak
dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan tersendiri tanpa menghilangkan
integritas paket tersebut. Jika penyesuaian yang dibutuhkan cukup banyak, maka
pekerjaan untuk pemrograman tambahan dan penyesuaian mungkin menjadi
sangat mahal dan memakan waktu, sehingga malah menghilangkan banyak
keuntungan dari paket perangkat lunak.
• Alih Daya
Jika suatu perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk
membangun atau mengoperasionalkan sistem informasi, maka perusahaan dapat
melakukan alih daya pekerjaan kepada organisasi eksternal yang mengkhususkan
diri pada menyediakan layanan tersebut. Alih daya dalam negeri sangat didorong
oleh kenyataan bahwa perusahaan alih daya memiliki keahlian, sumber daya, dan
aset yang tidak dimiliki oleh para klien mereka. Memasang sistem manajemen
rantai pasokan yang baru dalam suatu perusahaan yang sangat besar
membutuhkan untuk merekrut tambahan antara 30-50 orang dengan keahlian-
keahlian tertentu dalam perangkat lunak manajemen rantai pasokan, yang
memperoleh lisensi dari pemasok.
6. Pengembangan Aplikasi Untuk Perusahaan Digital
a. Pengembangan Aplikasi Cepat (RAD)
Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid application development RAD) digunakan untuk
menggambarkan proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat
singkat. RAD dapat mencakup penggunaan pemrograman visual dan perangkat lainnya untuk
membuat antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototipe iteratif dari elemen-elemen
sistem yang terpenting, otomatisasi pembuatan kode program dan kerja sama erat antara
pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Pengembangan yang gesit (agile development)
menitikberatkan pada pengiriman perangkat lunak kerja yang cepat dengan membagi suatu
proyek yang besar ke dalam serangkaian subproyek yang kecil yang diselesaikan dalam suatu
periode waktu yang pendek dengan menggunakan umpan balik yang berulang dan terus-
menerus. Metode yang gesit menekankan pada komunikasi berhadapan muka atas dokumen-
8. dokumen yang tertulis, mendorong orang untuk bekerja sama dan mengambil keputusan dengan
cepat dan lebih efektif.
b. Pengembangan Berbasis Komponen dan Layanan Web
Pendekatan terhadap pengembangan perangkat lunak ini disebut pengembangan berbasis
komponen (component-based development), yang membuat sistem dapat dibuat dengan merakit
dan mengintegrasikan komponen-komponen perangkat lunak yang tersedia. Layanan web dapat
membuat komponen-komponen perangkat lunak yang dapat diimplementasikan melalui internet
dan menyediakan fungsi-fungsi baru untuk sistem perusahaan yang sudah ada, atau membuat
sistem baru yang menghubungkan sistem suatu perusahaan dengan sistem lainnya. Layanan web
dapat menjalankan fungsi-fungsi tertentu dengan cara mereka sendiri, dan mereka juga dapat
mengikutsertakan layanan web lainnya untuk menyelesaikan transaksi-transaksi yang lebih
rumit, seperti misalnya memeriksa kredit, pengadaan, atau memesan produk-produk.
c. Pengembangan Aplikasi Mobile
Terdapat 3 platform utama bagi aplikasi mobile- iPhone/iPad, Android, dan Window Phone.
Masing-masing platform untuk aplikasi mobile tersebut memiliki lingkungan pengembangan
yang terintegrasi, seperti misalnya Apple's iOS SDK (perangkat pengembangan perangkat lunak)
untuk iPhone/iPad, yang mana menyediakan alat bantu untuk menulis, menguji, dan
menyebarkan aplikasi dalam lingkungan platform target.
9. BAB III
PEMBAHASAN
PT Bank Central Asia Tbk atau yang disebut dengan BCA merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang perbankan dan keuangan. BCA merupakan perusahaan yang banyak
diminati oleh semua kalangan karena manajemen dan pelayanan yang baik. BCA menyadari
bahwa di era globalisasi yang terus berkembang dengan pesat tentu mendorong BCA untuk terus
berinovasi dan mencari langkah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna atau nasabahnya.
Salah satu langkah yang telah digerakkan oleh BCA adalah sistem aplikasi mobile banking.
Dengan adanya sistem tersebut, para nasabah tentu menjadi lebih efisien dan mudah dalam
bertransaksi. Nasabah tidak harus mengantre atau datang ke mesin penarik uang jika ingin
mengirim uang, membayar tagihan, cek saldo, dan sebagainya. Adapun beberapa kebutuhan
nasabah dan bank terhadap suatu sistem mobile banking. Kebutuhan dari nasabah terhadap
suatu sistem mobile banking antara lain nasabah mampu melakukan transaksi atau layanan-
layanan yang sama seperti yang ditawarkan oleh perbankan konvesional, tingkat realibilitas yang
tinggi yaitu 24 jam non-stop tanpa ada gangguan, dan tingkat kemudahan akses termasuk
didalamnya administrasi yang tidak sulit.
Sedangkan kebutuhan dari bank terhadap suatu sistem mobile banking adalah meningkatnya
pemasukan bank dari biaya transaksi yang dibebankan kepada pengguna aplikasi, dicapainya
kepuasan pelanggan dari pengunaan aplikasi terutama dari segi kepraktisan dan kemudahan
penggunaan pelayanan, serta daya saing dengan bank lain terjaga bahkan dapat lebih baik jika
layanan yang ditawarkan oleh bank lain lebih buruk atau bank lain tidak menawarkan layanan
mobile banking.
Saat ini, wabah virus corona atau Covid-19 telah merajalela bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
BCA terus berupaya berinovasi dan menggalakkan fitur-fitur digital untuk semakin memudahkan
nasabah dan mencegah peningkatan kasus virus corona. Tiga fitur digital yang ditawarkan BCA
adalah fitur pertama berupa QR BCA Mobile yang dapat digunakan nasabah untuk membayar
transaksi berbelanja di merchant dengan pembayaran QRIS, fitur kedua berupa tarik tunai tanpa
kartu (cardless) di BCA Mobile yang memungkinkan pengguna untuk menarik uang tunai tanpa
kartu ATM serta mendukung nasabah untuk meminalisir kontak fisik terhadap benda atau
lainnya, serta fitur yang ketiga berupa Debit Online yaitu fitur yang memudahkan pengguna
dalam pembayaran transaksi online dan memberikan 2 keuntungan yakni kemudahan kontrol
transaksi dan tanpa batas.
10. BAB IV
KESIMPULAN
Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses solusi permasalahan suatu
organisasi. Dengan sistem informasi baru memberi kemudahan bagi perusahaan untuk
menjankan aktivitas bisnis dengan baik dan lancar. Salah satu bentuk sistem informasi baru
tersebut misalnya pada perusahaan PT Bank Central Asia, Tbk yang terus mengembangkan
sistem aplikasi mobile banking dan layanan web. Kedua sistem tersebut memberi kemudahan
bagi nasabah dan perusahaan, karena memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi,
waktu akses yang tidak terbatas, dan mendapat informasi valuta asing dengan cepat dan lebih
sederhana. Selain itu, perusahaan BCA juga membuat sistem baru berupa pelayanan informasi
melalui website atau whatsapp, sehingga jika terjadi ketidakyamanan atau keluhan dari nasabah,
bisa segera diatasi dengan baik.
11. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018). Application of Supply Chain
Management Practices in Banks: Evidence from Indonesia. International Journal of Supply Chain
Management, 7(5), 418-427.
Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure Implications of Sustainable
Supply Chain, Profitability and Industrial Profile. International Journal of Supply Chain
Management, 9(2), 648-655.
Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth Rekomendasi Trend
Penjualan ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi. InComTech, 9(1), 49-60.
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization, Management
Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information System Quality.
Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic management accounting in
supply chain outcomes and logistic firm profitability. Uncertain Supply Chain Management, 7(2),
145-156.
DWIINTIKA, P. (2000). Sistem informasi manajemen.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of MSME ’ s
Financial Reports. (3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573.
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of Micro, Small
and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks (Religion, Religiosity, and
Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences,
(2). doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
Jerry Fitzgerald dan Andra Fitzgerald, Fundamental of System Analyst, 1981.
Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, Andi Offset, 1999.
Putra, Y. M. (2019). Membangun Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen.
FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
doi:https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129.
Rekarti, E., & Doktoralina, C. M. (2017). Improving Business Performance: A Proposed Model for
SMEs. European Research Studies Journal, 20(3A), 613-623.
Rekarti, E., Doktoralina, C. M., & Saluy, A. B. (2018). Development model of marketing capabilities
and export performance of SMEs: A proposed study. European Journal of Business and
Management, 10(22).
Romindo, R., Niar, H., Sipayung, R., Julyanthry, J., Yendrianof, D., Pelu, M. F. A., ... & Purba, B. (2020).
Sistem Informasi Bisnis. Yayasan Kita Menulis.
12. Samiaji Sarosa, S. E., & Sys, M. I. Sistem Informasi dalam Bisnis.
Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia menghadapi industri 4.0. Info Singkat, 10(9), 19-24.
Syauqi, A. T. (2016). Startup sebagai Digitalisasi Ekonomi dan Dampaknya bagi Ekonomi Kreatif
di Indonesia. Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia.
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical Testing of
Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.