Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem pendukung keputusan pada Sekretariat Jenderal MPR RI. Sistem ini dimaksudkan untuk membantu proses pengambilan keputusan manajemen dengan menyediakan informasi yang relevan dan analisis untuk mengevaluasi alternatif solusi. Dokumen ini juga membahas teori-teori terkait sistem informasi manajemen dan pendukung pengambilan keputusan.
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
DSS Sekretariat MPR
1. IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PADA PADA SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI
Tugas 13 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Nama : Azhyqa Rereantica Martkliana
NIM : 43217120150
Kelas : M-705-1
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2021
2. ABSTRAK
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap orang
dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan cepat. Setiap
organisasai dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
berbagai aktifitasnya secara elektronis. Para Manajer di berbagai organisasi juga diharapkan
dapat dengan mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan
pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.
Pemanfaatan teknologi informasi ini dikaitkan dengan pentingnya dalam proses pengambilan
keputusan manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi baik pada sektor
publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah daerah. Berdasarkan
latar belaknag di atas, maka kami akan membahas mengenai pengambilan keputusan yang
berbasiskan pada sistem informasi manajemen.
Kata Kunci: Teknologi, DSS, Informasi.
3. BAB 1
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti pada saat ini, perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan bisnis yang ada. Suatu bisnis tidak lagi hanya dijalankan dengan mengandalkan
cara konvensional (produksi-distribusi-penjualan) semata, karena harus ada suatu strategi baru
agar bisnis yang dijalankan mampu bersaing dengan bisnis yang sejenis lainnya. Untuk
mendukung suatu bisnis yang dijalankan, banyak sekali teknologi yang dikembangkan seperti
Sistem Informasi. Salah satu jenis sistem informasi seperti Transactional Processing System
(TPS), sangat berperan besar dalam menjalankan bisnis dari yang paling sederhana sampai yang
kompleks, bahkan secara langsung dapat mendukung kelancaran jalannya bisnis tersebut.Salah
satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah
Decision Support System atau disingkat DSS.
Melalui ilustrasi di atas, dapat diketahui peran dari TPS yang mempunyai fungsi untuk
menjalankan bisnis. Jika hanya mengandalkan TPS, maka tidak akan diketahui perkembangan
bisnis yang dijalankan, apakah meningkat atau menurun secara drastis. Kemudian yang menjadi
permasalahan yaitu bagaimana dapat mengamati setiap perkembangan bisnis yang dijalankan
atau sistem seperti apakah yang dapat meningkatkan kualitas bisnis yang dijalankan? Jawaban
pertanyaan tersebut adalah diperlukan “Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System
= DSS)”.
DSS merupakan suatu sistem yang menyediakan fasilitas untuk melakukan suatu analisis
sehingga setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis akan lebih
berkualitas dengan melihat keadaan bisnis yang sedang berjalan dan data-data dari luar
perusahaan serta data-data privat dari pengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Raymond McLeod dan George Schell, 2004) yang menjelaskan bahwa “DSS menyediakan
informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah
semi-terstruktur. Informasi dihasilkan dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output
dari model matematika dan sistem pakar. Dalam banyak kasus, berbagai sistem informasi yang
digunakan tidak memadai untuk membuat keputusan yang spesifik guna memecahkan
permasalahan yang spesifik. Sistem pendukung keputusan sengaja dibuat sebagai suatu cara
untuk memenuhi kebutuhan ini.
Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dimana
system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Decision Support System
(DSS) yang telah dikembangkan pada tahun 1970. Keefektifan dalam mengembangkan DSS
diperlukan suatu pemahaman tentang bagaimana system informasi ini dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan, sehingga DSS ini dapat membantu seorang manajer dalam
meningkatkan kinerjanya dalam mengambil suatu keputusan.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS
bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools)
bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang
telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya
bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum,
4. maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.
Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum didefinisikan
sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan
masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan
memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak
terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan
keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan,
menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada
kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai
melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari
bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal
itu disebabkansemakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh
sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yangmungkin
terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem
tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi
yang didapatkan.
5. BAB 2
LITERATUR TEORI
Manajer membuat banyak keputusan untuk mengatasi masalah. Penyelesaian masalah dicapai
melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem
perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan mengikuti pendeketan sistem untuk
menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.
Proses pemecahan masalah terdiri atas empat elemen dasar, yaitu :
1. Standar
2. Informasi
3. Batasan
4. Solusi alternative
Jika proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui analisis logis
saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala. Masalah memiliki struktur
yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak
terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system-DSS)
awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah terstruktur. Output DSS yang pertama
terdiri atas laporan dan output dari model matematika. Kemudian, kapabilitas pemecahan
masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan
pemrosesan analitis oniline (on-line analytical processing-OLAP).
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan penggunaannya disebut
simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet) merupakan alat yang baik untuk membuat
model matematika. Lembar kerja ini dapat digunakan baik untuk model statik dan dinamik dan
membuat manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-game).
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan menambahkan basis
pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada manajer.
Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS). GDSS dapat
diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif terhadap pemecahan masalah
kelompok.
SIM adalah sistem yang memberikan informasi untuk digunakan dalam pembuatan keputusan
guna menyelesaikan masalah bagi para penggunanya. Pemecahan masalah (problem solving)
terdiri atas respon terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan
dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa
yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau yang bermanfaat atau dapat
memberi manfaat. Dalam proses penyelesaian masalah manajer terlihat dalam pembuatan
keputusan (decision making), yaitu tindakan memilih di antara berbagai alternatif solusi
pemecahan masalah. Keputusan (decision) didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan sering kali
perlu untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
Menurut Simon, orang yang memecahkan masalah terlibat dalam:
1. Aktivitas Intelijen. Mencari di sekitar lingkungan kondisi yang harus dipecahkan.
2. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis tindakan-
tindakan yang mungkin dilakukan.
6. 3. Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Aktivitas Pengkajian. Memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan sistem.
Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Atau,
terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi
masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan paling
baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan situasi
yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai sistem tersebut. Sebagai tambahan,
manajer tersebut harus memiliki informasi yang menggambarkan keadaansaat ini (current state)
apa yang dicapai sistem tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah
yang menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan kriteria
solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi
situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus dilakukan bukanlah
menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan adalah menjaga agar
situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi dapat
dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.
Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada. Ini
merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di mana komputer tidak terlalu
banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari bantuan
dari pemroses informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk
mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang ada, yang
dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan. Batasan internal (internal constraint)
biasanya berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan. Sebagai contoh,
unit TI tidak dapat merancang sistem CRM karena kurangnya keahlian dalam OLAP. Batasan
lingkungan (environmental constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen lingkungan
yang membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan.
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara. Herry Mintzberg, seorang ahli
teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan:
1. Analisis
2. Penilaian
3. Penawaran
Model matematika yang disebut formula EOQ (economic order quantity) dapat memberitahu
bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Masalah seperti ini disebut masalah terstruktur
(structured problem) karena terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang
semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki
elemen atau hubungan antarelemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah. Salah
satu contoh dari masalah yang tidak terstruktur adalah memutuskan film yang mana yang paling
kita sukai. Manajer bisnis sering kali tidak memiliki perangkat yang cukup untuk mendefinisikan
masalah seperti ini dengan cara yang terstruktur.
7. Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga menemukan metode
untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu:
1. Keputusan terprogram (programmed decision)
2. Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision)
8. BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan
atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut
Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan (Design Phace)
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan/ solusi yang dapat
diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga
diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti
masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan (Choice Phace)
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan
pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria–kriteria berdasarkan
tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi (Implementation Phace)
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
B. Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan
dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil
pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan
maka dapat ditentukan karakteristik antara lain:
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception.
2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses
pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
9. 6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi
seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun
lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan
tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah:
1. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
2. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
3. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
C. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna
memecahkan masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem ini
dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton,
G. Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT). Menurut
Sudirman dan Widjajani (1996), perkembangan sistem pendukung keputusan meliputi:
1. Sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support Systems (GDSS)
adalah suatu sistem berbasis komputer untuk membantu secara interaktif dalam
membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi kelompok
pembuat keputusan yang bekerja bersama-sama.
2. Sistem pendukung keputusan eksekutif atau excexutive support systems (ESS) adalah
sistem pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari melayani
kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi
dan laporan manajemen.
3. Sistem pendukung keputusan organisasi atau organizational decision support systems.
Terdapat empat fase pendekatan formal dari sistem ini, yaitu dua fase pertama adalah
strukturlisasi dan pembentukan kerangka pengembangan sistem. Fase ketiga merupakan
prototype (model atau simulasi dari semua aspek yang akan dikembangkan). Fase ke
empat merupakan implementasi.
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting. Oleh
karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang
harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia
pimpin. Penting, oleh karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil
keputusan bisa merugikan organisasi.
D. Jenis, Tahapan, dan Langkah dalam Proses Pengambilan Keputusan
1. Jenis-jenis Keputusan
a. Keputusan berdasarkan struktur organisasai
• Keputusan Administratif adalah keputusan yang diambil oleh seorang
administrator/manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi.
10. • Keputusan Eksekutif adalah keputusan yang diambil oleh manajer
eksekutif (pelaksana) dalam rangka meneruskan gagasan administrator
dalam fungsinya sebagai koordinator yang mengkoordinasikan para
manajer operatif.
• Keputusan Operatif adalah keputusan yang diambil oleh manajer operatif
dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan panduan manajer
eksekutif.
• Keputusan Teknis. Keputusan ini derajatnya paling rendah yang diambil
oleh para pengawas atau mandor. Sesuai dengan namanya, keputusan ini
mengenai masalah-masalah teknis.x
b. Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi
• Keputusan menurut sistem yaitu model sistem dimana keputusan diambil
sifatnya tertutup dan terbuka.
✓ Sistem keputusan tertutup (closed decision system). Sistem ini
menganggap bahwa keputusan terisolasikan dari input- input
yang tidak diketahui dari lingkungan.
✓ Sistem keputusan terbuka (open decision system). Keputusan ini
dipengaruhi oleh lingkungan, dan pada gilirannya proses
keputusan mempengaruhi lingkungan.
• Keputusan menurut urgensi
✓ Keputusan Vital adalah keputusan yang sangat penting yang
menentukan berhasil tidaknya suatu usaha
✓ Keputusan penting adalah keputusan yang menghindarkan
kerugian, baik kerugian uang, waktu, benda maupun tenaga.
✓ Keputusan biasa adalah keputusan yang tidak begitu mendesak,
yang kalau perlu dapat ditunda untuk sementara waktu.
✓ Keputusan formalitas adalah keputusan yang jika dilaksanakan,
tidak menimbulkan akibat apa-apa.
• Keputusan menurut efek
✓ Keputusan managerial adalah keputusan yang berhubungan
dengan pengelolaan suatu pekerjaan, yang diambil untuk
mengakhiri masalah yang berkaitan dengan pengelolaan
pekerjaan tersebut.
✓ Keputusan teknis adalah keputusan yang diambil untuk
menaggulangi masalah teknis pekerjaan.
✓ Keputusan ekonomis adalah keputusan yang mempunyai efek
ekonomis untuk mengakhiri masalah-masalah ekonomis.
✓ Keputusan yuridis adalah keputusan yang bersifat yuridis dan
mempunyai efek yuridis
✓ Keputusan politis adalah keputusan yang mempunyai efek pilitis,
yang dapat berpengaruh pada bidang politik.
• Keputusan menurut daya laku
✓ Keputusan definitif adalah keputusan yang pasti dan final, yang
tidak perlu ditinjau kembali
✓ Keputusan sementara adalah keputusan yang belum final, yang
sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali
✓ Keputusan darurat adalah keputusan yang diambil karena
keadaan terpaksa.
• Keputusan menurut frekuensi
11. ✓ Keputusan insidental adalah keputusan yang diambil secara tiba-
tiba disebabkan situasi menghendaki demikian
✓ Keputusan rutin adalah keputusan yang dilakukan berulang-ulang
secara tetap
• Keputusan menurut kemampuan organisasi
✓ Keputusan terperogram adalah keputusan yang dapat
diprakhususkan dengan suatu perangkat peraturan atau tatacara
keputusan.
✓ Keputusan tak terperogram adalah keputusan yang berlangsung
hanya satu kali.
2. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Tahap pemahaman (Intellegence) yaitu proses pemahaman terhadap masalah
dengan mengidentifikasi dan mempelajari masalah terhadap lingkungan yang
memerlukan keputusan dari data dan fakta yang ada, mengolah data dan
mengujinya untuk dijadikan petunjuk dalam menemukan masalah yang
sebenarnya sehingga diharapkan dapat mempermudah mencari solusinya.
b. Tahap perancangan (Design) adalah proses pengembangan, analisis, dan
pencarian alternatif tindakan atau solusi yang mungkin diambil.
c. Tahap pemilihan (Choice) yaitu proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan
memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai pada
tahap implementasi.
d. Tahap penerapan (Implementation) yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan
alternatif tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah
diidentifikasikan.
3. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan
masalah yang rumit dan sulit.
a. Identifikasi masalah, dalam proses pengambilan keputusan, pertama-tama
masalahnya harus benar- benar jelas, harus jelas pula perumusannya.
b. Pengumpulan data, untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, karena
inilah pentingnya sistem informasi dalam suatu manajemen.
c. Analisis data, data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis,
sesuai dengan pertanyaan yang dirumuskan pada tahap identifikasi masalah tadi.
d. Penentuan alternatif, data yang sudah dianalisa tadi menimbulkan beberapa
alternatif jawaban yang harus diambil salah satu yang menurut pertimbangan
paling baik.
e. Pelaksanaan alternatif, jika alternatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya
adalah pelaksanaan alternatif tersebut yang menghendaki direalisasikannya
dalam bentuk kegiatan- kegiatan.
f. Penilaian, atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan keputusan.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok
dengan perencanaan.
12. E. Sarana Pengambilan Keputusan
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis.
Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan
otokratis atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut,
keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan
keputusan nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka
bertanggung jawab secara bersama-sama. Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka
membawa serta orang lain dalam mengambil keputusan, seorang manajer dapat mengadakan:
1. Rapat (meeting)
Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap rapat pimpinan/direksi atau rapat pegawai.
Rapat mana yang akan diselenggarakan tergantung pada besar kecilnya masalah yang akan
dipecahkan. Sudah tentu masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang sifatnya
managerial yang menyangkut kebijakan pimpinan. Rapat apapun juga dalam suatu organisasi
kekaryaan harus ada yang memimpin dengan otoritas si pemimpin yang bervariasi sesuai dengan
formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana otoritasnya itu tergantung pada tujuan yang akan
dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia menginginkan gagasan, ia harus menciptakan suasana
permisif. Yaitru suasana yang memberikan keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk
bicara secara bebas. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu, yakni:
a. Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih jelas, karena dikupas dalam forum
terbuka.
b. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman diantara para peserta rapat akan dapat
menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah yang lebih mantap.
c. Akan timbul banyak alternatif, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling kecil resikonya.
d. Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara para pegawai, sehinga akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
e. Akan dikembangkan jiwa demokrasi.
2. Curah saran (brainstorming)
Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan banyak gagasan dari sekelompok manusia
dalam waktu yang sangat singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk menggalakkan
kreativitas dalam suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang
merintangi pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif. Contohnya saja pengambilan
keputusan berbasiskan SIM adalah dalam kenaikan pangkat, dan juga sistem penghitungan suara
dalam pemilihan umum (pemilu).
F. Decision Support System
Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambil keputusan.
Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion” atau
“information source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang
manajermemutuskan kebijakan tertentu.
Pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah dengan
menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manajer
untuk menggunakannya, diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata
atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankah adalah bahwa keberadaan DSS bukan
untuk menggantikan tugas-tugas, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.
13. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya
bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum,
maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di
atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada
hakekatnya adalah merepresentasikan permasalah dan manaje-men yang dihadapi setiap hari ke
dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).
Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming, game’s theory,
transportation problem, inventory system, decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak
problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian
dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula atau rumus-
rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit sehingga membutuhkan
kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai
sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual.
4. Melalui cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama. Adapun Prinsip Dasar DSS
adalah sebagai berikut:
• Struktur MasalahSulit utk menemukan masalah yg sepenuhnya terstruktur atau
tak terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat
sebagai besar masalah berada.
• Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer.
Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi
manajer bertanggung jawab atas bagian yang tidak terstruktur.
• Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi
manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik
G. Komponen DSS
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
1. Database
2. Model Base
3. Software System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang
berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS,
diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan
ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau
pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-
komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
14. Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software
system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti”
komputer.
Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System),
OODBMS (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan struktur data.
Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk mere-presentasikan
masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk DSS baru adalah
DGMS (Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu sistem untuk
memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer dan manusia (user) sebagai
pengambil keputusan.
H. Tujuan DSS
Perintis DSS yang lain Peter G. W. Keen, bekerjasama dengan Scott Morton mendefinisikan tiga
tujuan yang harus dicapai DSS. Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari
konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Mereka percaya
bahwa DSS harus:
1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut.
3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efisiensi.
Decision Support System tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat
diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian
yang tak terstruktur – menerapkan penilaian atau intuisi, dan melakukan analisis. Manajer dan
komputer bekerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan masalah yang
berbeda di area semi terstruktur yang luas.
Tujuan dari DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin.
Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS
adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer tidak selalu mencoba
yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk manajer. Namun, dalam
banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternatif mana yang terbaik. Manajer
mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperluas solusi sehingga mencapai
optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai dengan waktu dan usaha yang telah
dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan dalam menentukan kapan suatu keputusan
akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.
I. Peran DSS dalam SIM
Decision Support System banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak
cara yang digunakan untuk menerapkan DSS guna membantu mempertajam proses pengambilan
keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu organisasi-organisasi yang
menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal
maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat. Beberapa alasan DSS digunakan dalam suatu
perusahaan:
15. 1. Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
2. Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
3. Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-
operasi bisnis.
4. Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam
hal efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di yang benar-benar menguntungkan.
Penggunaan DSS dimaksudkan untuk membantu manajer tingkat tinggi dan menengah dalam
mengambil keputusan yang bukan merupakan operasi rutin. DSS mampu melakukan penyerapan
informasi dari basis data, rekonfigurasi data, kalkulasi, analisis statistik, optimasi, analisis
statistik nonprobabilistik (what if analysis), dan why analysis yang dilakukan melalui program
Artificial Intelegent. Oleh karena itu, penggunaan DSS ini dengan tepat akan meningkatkan
efektivitas keputusan yang dibuat manajer dan mendorong efisiensi dari proses pembuatan
keputusan tersebut. Jadi, DSS akan dapat menciptakan suatu dimensi dukungan bagi
pengambilan suatu keputusan baik yang bersifat taktik maupun strategik.
Dukungan informasi kepada manajer diberikan melalui pengumpulan data dan penerbitan
laporan. Dari sisi input, data non rutin dan transaksional sebagian besar diperoleh dari sumber-
sumber luar.
Di sisi output, laporan khusus dan laporan rutin dapat disediakan tepat pada waktunya. Jadi,
seorang manajer atau decision maker lainnya yang menggunakan DSS akan memperoleh laporan
dari sistem laporan yang relevan, seperti contohnya laporan profitabilitas. Namun mereka juga
dapat meminta laporan khusus dari DSS ini melalui terminal atau microkomputer.
Selanjutnya seorang manajer yang menggunakan DSS dapat menggunakan model-model untuk
eksperimen secara interaktif dengan data yang relevan, misalnya dengan mengubah nilai dari
faktor-faktor tertentu dan mengamati hasil-hasilnya. DSS memungkinkan manajer untuk
memperoleh berbagai perspektif mengenai situasi masalah rumit dan melaksanakan interaksi
dari faktor-faktor yang signifikan. Seorang manajer dengan demikian dapat menemukan dan
mengevaluasi dengan cara yang lebih baik terhadap pilihan keputusan alternatif (Wilkinson et
al., 2000).
DSS berperan penting bagi manajer dalam membantu dalam meningkatkan efektivitas proses
pengambilan keputusan. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta
kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
Komputer saat ini merupakan salah satu business partner yang paling dekat dengan fungsi
marketing dan menjadi bagian integral fungsi tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir,
perusahaan telah melakukan puluhan miliar dolar dalam menerapkan sistem software
manajemen hubungan pelanggan, seperti untuk memfasilitasi keputusan terkait sumber daya di
bidang pemasaran. Apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dilakukan secara hati-hati,
maka sistem pengambilan keputusan individu dan organisasi tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal. Situasi ini menyebabkan banyaknya peluang untuk penelitian mengenai kegunaan DSS
di suatu perusahaan.
J. Jenis-Jenis DSS
Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling sederhana
(quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit DSS”
biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai
pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management Information
16. System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana
(simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya. Misalnya untuk kebutuhan pelaporan
(report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama biasa pula dipergunakan untuk
melakukan analisa sederhana. Contohnya adalah melihat dampak yang terjadi pada sebuah
formulasi, apabila variabel-variabel atau parameter-parameternya diubah. Di dalam perusahaan,
DSS jenis ini biasanya diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri
sendiri (berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah DSS untuk
menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk
menentukan besanya jam lembur karyawan, dan lain sebagainya.
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakukan oleh Steven L. Alter. Alter
melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study
tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (memanggil eleman informasi)
2. Analyze entries fles (menganali semua file)
3. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (menawarkan keputusan )
6. Make decisions (membuat keputusan)
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Mengambil elemen-elemen informasi.
2. Menganalisis seluruh file.
3. Memperkirakan akibat keputusan
4. Menyiapkan laporan dari berbagai file.
5. Mengusulkan keputusan.
6. Membuat Keputusan.
Adapun fokus utama konsep DSS adalah komputer harus digunakan untuk mendukung manajer
tertentu membuat keputusan tertentu untuk memecahkan masalah tertentu. Model DSS terdiri
dari:
1. Model matematika
2. Database
3. Perangkat Lunak
K. Kelebihan dan Kekurangan DSS
Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi
pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan
tersebut meliputi:
1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk
pengambilan keputusan.
2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
17. 3. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun
seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil
keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
4. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
5. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan
penghematan waktu, tenaga dan biaya.
Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis
2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua
pengaruh pada entity.
3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model
yang lebih kompleks.
L. Dampak Pemanfaatan DSS
Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain:
1. Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
2. Problem yang kompleks dapat diselesaikan
3. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
4. Dibandingkan denganpengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan
keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik
5. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang
kurang berpengalaman
6. Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif
7. Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer
untuk berkomunikasi dengan lebih baik
8. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer
18. BAB IV
KESIMPULAN
Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna
memecahkan masalah. Hasil keputusan penting akan merupakan informasi penting bagi
manajemen, baik untuk tahap perencanaan, penggiatan, ataupun pengawasan. Penyampaian atau
penyebaran informasi kepada khalayak, baik khalayak intern maupun khalayak ekstern, yang
dilaksanakan dengan sistem yang mapan dan mantap, akan merupakan bantuan yang besar bagi
lancarnya manajemen.
Dari uraian di atas mengenai DSS, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para
pegawai lainnya.
3. Decision Support System memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses
pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
4. Decision Support System dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel pengguna dapat
menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-
elemen dasar.
5. Tampilan Decision Support System akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang
besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6. Decision Support System mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta
mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
19. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D. (2019). The Effect Accounting Conservatism, Firm Size And Dividend Policy On
Earning Response Coefficient. EPRA International Journal of Multidisciplinary Research, 4(4),
281-293
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization, Management
Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information System Quality.
Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of MSME ’ s
Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences
(ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of Micro, Small
and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks (Religion, Religiosity, and
Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences
(ACEBISS) 2019, 1 , (2). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
Kharisma, M., & Faisol, D. A. (2019). Effect of Corporate Social Responsibility and Company
Transparency on Tax Avoidance with Profitability as Moderating Variables (In Manufacturing
Companies That Are Listing on The Idx 2015-2017 Period). Scholar Bulletin, 5(8), 439-443
Magdalena, Hilyah. 2012. Sistem pendukung keputusan untuk menentukan mahasiswa lulusan
terbaik di perguruan tinggi (studi kasus STMIK ATMA LUHUR Pangkal Pinang).Yogyakarta:
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Nugroho, L., Mastur, A.A., Fardinal, F., Putra, Y.M., (2019). Hajj, Civilization and Islamic Banking
Contribution Discourses. Location of Islamic Banks ). The 1st AnnuaScl Conference Economics,
Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (11), http://dx.doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290773.
Peranginangin, Kasiman. 2014. Aplikasi Web dengan PHP & MySQL. Yogyakarta : Andi. S, Rosa A.
dan M. Shalahuddin, 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek.
Bandung : Informatika.
Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen.
FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Soelton, M., Ramli, Y., Anggraini, D., & Khosasi, D. (2020). Implementing Good Corporate
Governance to Engage Corporate Social Rerponsibility in Financial Performance. European
Research Studies, 23(1), 239.
Surjandari, D. A., Anggraeni, D., Arlita, D. P., & Purba, R. M. (2019). Analysis of Non-Financial
Determinants of Company Value In Manufacturing Companies in Indonesia. Jurnal Akuntansi,
23(2), 230-252.
20. Thamir Abdul Hafedh al- Hamdany,2003, Analisis dan Perancangan Sistem, Jakarta:
Prenhallindho.
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical Testing of
Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.