Sistem informasi sangat penting bagi organisasi bisnis. Artikel ini membahas pembangunan sistem informasi untuk mendukung perubahan model bisnis dan digitalisasi perusahaan jagung manis keju. Tahapan pembangunan sistem informasi meliputi analisis kebutuhan, perancangan, pemrograman, pengujian, dan pemeliharaan. Metode yang dianjurkan adalah merancang ulang proses bisnis, mengembangkan prototipe, serta menggunakan pendekatan berorientasi
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Artikel tm 14
1. ARTIKEL
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL
BISNIS DAN DIGITALISASI PERUSAHAAN PADA BISNIS JAGUNG
MANIS KEJU
DISUSUN OLEH :
FRENGKY S. SIHOMBING (43219110090)
KELAS : B-203
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA MERUYA
2020/2021
2. MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN
DIGITALISASI PERUSAHAAN PADA BISNIS JAGUNG MANIS KEJU
ABSTRAK
Sistem informasi merupakan kebutuhan penting dalam sebuah organisasi atau
pemerintahan. Saat ini, tanpa sistem informasi proses bisnis akan mengalami perlambatan yang
mengakibatkan kemerosotan bahkan kebangkrutan.
Sistem informasi dimodifikasi menjadi berbagai inovasi yang memiliki manfaat yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan bisnis. Sebuah perusahaan dapat menciptakan atau membangun
sistem-sistem baru dari pemanfaatan sistem informasi yang digunakan untuk perubahan model
bisnis dan digitalisasi perusahaan.
Dalam membangun sistem informasi, perusahaan harus melakukan berbagai tahap yang
harus disussun dengan strategi yang matang demi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan hal itu perusahaan harus melakukan berbagai analisis dan pendekatan terhadap
perkembangan teknologi sistem informasi dan sistem informasi yang ada dalam perusahaan.
PENDAHULUAN
Sistem informasi sangat berperan untuk memadukan semua unsur-unsur yang saling
berhubungan sehingga sistem informasi tersebut harus dipandang sebagai suatu sistem tunggal,
namun cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjadi subsistem-subsistem untuk
perencanaan dan pengendalian pengembangannya serta untuk mengendalikan operasinya.
Perkembangan sistem informasi dewasa ini semakin berkembang pesat, hal ini didukung
oleh perkembangan teknologi informatika yang ada di seluruh dunia, dengan demikian
memudahkan para penggunan sistem informasi tersebut untuk meningkatkan kegunaan dari
sistem informasi yang dimiliki. Penjelasan tersebut berhubungan dengan pembangunan sistem
informasi, yang meliputi perlunya membangun sistem informasi, tahapan-tahapan
pengembangan, metode-metode dalam membangun sistem, serta pengembangan sistem untuk
perusahaan yang bergerak di lingkungan bisnis digital yang akan dibahas dalam arikel ini
LITERATUR TEORI
3. Membangun sistem informasi merupakan suatu rencana, strategi dan tindakan dalam
mengembangkan sistem informasi, memodifikasi sistem informasi ataupun menciptakan
sebuah aplikasi atau sistem baru dari sistem informasi yang dapat meningkatkan pertumbuhan
perusahaan yang memberikan perubahan model bisnis dan digitalisasi perusahaan.
1. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN ORGANISASI YANG BERENCANA
Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi
Empat jenis perubahan organisasi struktural yang dimungkinkan oleh teknologi informasi:
(1) otomatisasi adalah bentuk paling umum dari perubahan organisasi yang dimungkinkan oleh
teknologi informasi
(2) rasionalisasi adalah bentuk perubahan organisasi yang lebih mendalam yang langsung
mengikuti otomatisasi awal.
(3) perancangan ulang proses bisnis adalah bentuk perubahan organisasi yang lebih kuat
melalui proses-proses bisnis dianalisis, disederhanakan, dan dirancang ulang.
(4) pergeseran paradigma adalah perubahan bisnis yang lebih radikal. Pergeseran paradigma
melibatkan pemikiran ulang sifat dan bisnis, mendefinisikan model bisnis baru dan sering
mengubah sifat perusahaan saat ini.
Desain ulang Proses Bisnis
Perusahaan yang menjalankan manajemen proses bisnis melalui langkah-langkah berikut:
1. Mengidentifikasi proses perubahan
Salah satu keputusan strategis terpenting yang dapat dibuat oleh perusahaan adalah tidak
memutuskan bagaimana menggunakan komputer untuk memperbaiki proses bisnis, namun
memahami proses bisnis apa yang perlu dilakukan perbaikan.
2. Menganalisis proses yang ada
Proses bisnis yang ada harus dimodelkan dan didokumentasikan, mencatat masukan, keluaran,
sumber daya, dan urutan aktivitas. Tim perancang proses mengidentifikasi langkah-langkah
berlebihan, tugas padat kertas, kemacetan, dan inefisiensi lainnya.
3. Merancang proses baru
4. Setelah proses yang ada dipetakan dan diukur dari segi waktu dan biaya, tim perancang proses
akan mencoba memperbaiki prosesnya dengan merancang yang baru. Proses “to-be” yang baru
disederhanakan akan didokumentasikan dan dimodelkan untuk perbandingan dengan proses
lama.
4. Melaksanakan proses baru
Begitu proses baru telah dimodelkan dan dianalisis secara menyeluruh, maka harus
diterjemahkan ke dalam seperangkat prosedur dan peraturan kerja yang baru. Sistem informasi
baru atau penyempurnaan sistem yang ada mungkin harus diimplementasikan untuk
mendukung proses yang dirancang ulang. Proses baru dan sistem pendukung diluncurkan ke
dalam organisasi bisnis. Seiring bisnis mulai menggunakan proses ini, masalah ditemukan dan
diatasi. Karyawan yang bekerja dengan proses tersebut dapat merekomendasikan perbaikan.
5. Pengukuran terus menerus
Begitu proses telah diimplementasikan dan dioptimalkan, perlu dilakukan pengukuran secara
terus menerus. Karena proses dapat memburuk seiring berjalannya waktu karena karyawan
kembali menggunakan metode lama, atau mungkin kehilangan keefektifannya jika bisnis
mengalami perubahan lainnya.
2. TINJAUAN UMUM PEMBANGUNAN SISTEM
Analisis Sistem
Analisis sistem adalah analisis masalah yang coba diatasi oleh sebuah perusahaan dengan
sistem informasi. Ini terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasi penyebabnya,
menentukan solusinya, dan mengidentifikasi persyaratan informasi yang harus dipenuhi oleh
solusi sistem. Analisis sistem kemudian merinci masalah sistem yang ada. Dengan memeriksa
dokumen, dokumen kerja dan prosedur, mengamati operasi sistem dan mewawancarai
pengguna utama sistem, analisis dapat mengidentifikasi area dan sasaran masalah yang akan
dicapai solusi. Seringkali, solusinya membutuhkan membangun sistem informasi baru atau
memperbaiki sistem yang ada. Analisis sistem juga mencakup studi kelayakan untuk
menentukan apakah solusi tersebut layak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang keuangan,
teknis, dan organisasi.
5. Biasanya, proses analisis sistem mengidentifikasi beberapa solusi alternatif yang dapat diikuti
oleh organisasi dan menilai kelayakan masing-masing. Laporan proposal sistem tertulis
menggambarkan biaya dan manfaat, dan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif.
Terserah kepada manajemen untuk menentukan campuran biaya, manfaat, fitur teknis, dan
dampak organisasi yang merupakan alternatif yang paling diminati.
Menetapkan Persyaratan Informasi
Mungkin tugas yang paling menantang dari analis sistem adalah menentukan persyaratan
informasi spesifik yang harus dipenuhi oleh solusi sistem yang dipilih. Pada tingkat yang paling
dasar, persyaratan informasi dari sebuah sistem baru melibatkan identifikasi siapa yang
membutuhkan informasi apa, di mana, kapan, dan bagaimana caranya. Analisis kebutuhan
secara hati-hati mendefinisikan tujuan sistem yang baru atau yang dimodifikasi dan
mengembangkan deskripsi rinci tentang fungsi yang harus dilakukan sistem baru.
Perancangan Sistem
Perancangan sistem informasi adalah keseluruhan rencana atau model untuk sistem tersebut.
Seperti cetak biru bangunan atau rumah, itu terdiri dari semua spesifikasi yang memberi sistem
bentuk dan strukturnya. Perancang sistem merinci spesifikasi sistem yang akan memberikan
fungsi yang diidentifikasi selama analisis sistem. Spesifikasi ini harus menangani semua
komponen manajerial, organisasi, dan teknologi dari solusi sistem.
Melengkapi Proses Pengembangan Sistem
1. Pemrograman
Selama tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang disiapkan selama tahap perancangan
diterjemahkan ke dalam kode program perangkat lunak. Saat ini, banyak organisasi tidak lagi
melakukan pemrograman sendiri untuk sistem baru. Sebagai gantinya, mereka membeli
perangkat lunak yang memenuhi persyaratan untuk sistem baru dari sumber eksternal seperti
paket perangkat lunak dari vendor perangkat lunak komersial, layanan perangkat lunak dari
penyedia layanan aplikasi, atau perusahaan outsourcing yang mengembangkan perangkat lunak
aplikasi kustom untuk klien mereka.
2. Pengujian
Pengujian sistem menguji berfungsinya sistem informasi secara keseluruhan. Ia mencoba untuk
menentukan apakah modul diskrit akan berfungsi bersama seperti yang direncanakan dan
6. apakah ada perbedaan antara cara sistem benar-benar bekerja dan cara penggunaannya. Di
antara area yang diperiksa adalah waktu kinerja, kapasitas penyimpanan file dan penanganan
beban puncak, kemampuan pemulihan dan restart, dan prosedur manual.
3. Produksi dan Pemeliharaan
Setelah sistem baru dipasang dan konversi selesai, sistemnya dikatakan sedang berproduksi.
Selama tahap ini, sistem akan ditinjau oleh pengguna dan spesialis teknis untuk menentukan
seberapa baik pencapaian tujuan awalnya dan untuk memutuskan apakah ada revisi atau
modifikasi secara berurutan. Dalam beberapa kasus, dokumen audit pasca-implementasi
formal disiapkan. Setelah sistem telah diperbaiki, harus dipelihara saat berada dalam produksi
untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan, atau memperbaiki efisiensi pemrosesan.
Perubahan perangkat keras, perangkat lunak, dokumentasi, atau prosedur ke sistem produksi
untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan baru, atau memperbaiki efisiensi
pemrosesan disebut perawatan. Sekitar 20 persen waktu yang digunakan untuk perawatan
digunakan untuk debugging atau memperbaiki masalah produksi darurat. 20 persen lainnya
terkait dengan perubahan data, file, laporan, perangkat keras, atau perangkat lunak sistem. Tapi
60 persen dari semua pekerjaan pemeliharaan terdiri dari penyempurnaan pengguna,
peningkatan dokumentasi, dan komponen sistem pengulangan untuk efisiensi pemrosesan yang
lebih besar. Jumlah pekerjaan pada kategori ketiga masalah perawatan dapat dikurangi secara
signifikan melalui praktik analisis dan perancangan sistem yang lebih baik.
Pemodelan dan Perancangan Sistem: Metodologi Terstruktur dan Berorientasi
Obyek
1. Metodologi Terstruktur
Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasikan, menganalisa, dan
merancang sistem informasi sejak tahun 1970an. Terstruktur mengacu pada fakta bahwa
tekniknya selangkah demi selangkah, dengan setiap langkah membangun pada yang
sebelumnya. Metodologi terstruktur bersifat top-down, maju dari tingkat tertinggi dan paling
abstrak ke tingkat detail paling rendah – dari yang umum sampai yang spesifik. Metode
pengembangan terstruktur berorientasi pada proses, terutama berfokus pada pemodelan proses,
atau tindakan yang menangkap, menyimpan, memanipulasi, dan mendistribusikan data sebagai
aliran data melalui suatu sistem. Metode ini memisahkan data dari proses. Prosedur bertindak
berdasarkan data yang dikirimkan program kepada mereka.
7. 2. Pengembangan Berorientasi Objek
Pengembangan berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit dasar analisis dan
perancangan sistem. Objek menggabungkan data dan proses spesifik yang beroperasi pada data
tersebut. Data yang dienkapsulasi dalam suatu objek dapat diakses dan dimodifikasi hanya oleh
operasi, atau metode, yang terkait dengan objek itu. Alih-alih mengirimkan data ke prosedur,
program mengirim pesan agar suatu benda melakukan operasi yang sudah tertanam di
dalamnya. Sistem ini dimodelkan sebagai kumpulan benda dan hubungan di antara mereka.
Karena logika pemrosesan berada di dalam objek daripada di program perangkat lunak
terpisah, objek harus berkolaborasi satu sama lain untuk membuat sistem bekerja.
3. Rekayasa Perangkat Lunak Berbantuan Komputer
Rekayasa perangkat lunak berbantuan komputer yang kadang disebut rekayasa sistem
berbantuan komputer menyediakan perangkat lunak untuk mengotomatisasi metodologi yang
baru saja kita gambarkan untuk mengurangi jumlah pekerjaan berulang yang perlu dilakukan
pengembang. Alat rekayasa sistem berbantuan kompute juga memfasilitasi terciptanya
dokumentasi yang jelas dan koordinasi upaya pengembangan tim dan memfasilitasi grafik
otomatis untuk memproduksi bagan dan diagram, layar dan generator laporan, kamus data,
fasilitas pelaporan yang luas, alat analisis dan pengecekan, generator kode, dan generator
dokumentasi.
3. PENDEKATAN ALTERNATIF SISTEM-BANGUNAN
Siklus Hidup Sistem Tradisional
Siklus hidup sistem adalah metode tertua untuk membangun sistem informasi. Metodologi
siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sebuah sistem, membagi
pengembangan sistem menjadi tahap formal. Metodologi siklus hidup sistem mempertahankan
pembagian kerja formal antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Pakar teknis,
seperti analis sistem dan pemrogram, bertanggung jawab atas sebagian besar analisis, desain,
dan pelaksanaan sistem. Siklus hidup sistem tradisional masih digunakan untuk membangun
sistem kompleks yang besar yang memerlukan analisis persyaratan yang ketat dan formal,
spesifikasi yang telah ditentukan, dan kontrol yang ketat terhadap proses pembuatan sistem.
Namun, pendekatan siklus hidup sistem tradisional bisa mahal, menyita waktu, dan tidak
fleksibel.
8. Prototipe
Prototipe terdiri dari membangun sistem eksperimen dengan cepat dan murah agar pengguna
akhir bisa mengevaluasi. Dengan berinteraksi dengan prototipe, pengguna bisa mendapatkan
gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe yang didukung oleh
pengguna dapat digunakan sebagai template untuk menciptakan sistem akhir. Prototipe ini
adalah versi kerja dari sistem informasi atau bagian dari sistem, namun model ini hanya
merupakan model pendahuluan. Setelah beroperasi, prototipe akan disempurnakan lebih lanjut
sampai sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setelah disain selesai, prototipe tersebut dapat
dikonversi menjadi sistem produksi yang dipoles. Proses membangun desain awal, mencoba
keluar, menyempurnakannya, dan mencoba lagi telah disebut proses berulang dari
pengembangan sistem karena langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun sebuah
sistem dapat diulang berulang-ulang.
Pengembangan Pengguna Akhir
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan sedikit atau
tanpa bantuan formal dari spesialis teknis. Fenomena ini disebut pengembangan pengguna
akhir. Serangkaian perangkat lunak yang dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat
membuat ini menjadi mungkin. Bahasa generasi keempat adalah perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna akhir membuat laporan atau mengembangkan aplikasi perangkat
lunak dengan sedikit atau tanpa bantuan teknis. Beberapa alat generasi keempat ini juga
meningkatkan produktivitas pemrogram profesional. Bahasa generasi keempat cenderung
nonprocedural, atau kurang prosedural, daripada bahasa pemrograman konvensional. Bahasa
prosedural memerlukan spesifikasi urutan langkah, atau prosedur, yang memberitahu komputer
apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya Bahasa nonprosedur hanya perlu
menentukan apa yang harus dilakukan daripada memberikan rincian tentang bagaimana
melaksanakan tugas.
Paket Aplikasi Perangkat Lunakdan Outsourcing
Paket Aplikasi Perangkat Lunak
9. Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem telah dibangun di sebuah aplikasi pondasi
paket perangkat lunak. Banyak aplikasi umum untuk semua organisasi bisnis – misalnya, daftar
gaji, piutang, buku besar, atau pengendalian persediaan. Untuk fungsi universal seperti itu
dengan proses standar yang tidak banyak berubah seiring berjalannya waktu, sistem umum
akan memenuhi persyaratan banyak organisasi. Jika paket perangkat lunak dapat memenuhi
sebagian besar persyaratan organisasi, perusahaan tidak perlu menulis perangkat lunaknya
sendiri.
Perusahaan dapat menghemat waktu dan uang dengan menggunakan program perangkat lunak
prewritten, predesigned, pretested dari paket. Ketika sebuah sistem dikembangkan dengan
menggunakan paket perangkat lunak aplikasi, analisis sistem akan mencakup upaya evaluasi
paket. Kriteria evaluasi yang paling penting adalah fungsi yang disediakan oleh paket,
fleksibilitas, keramahan pengguna, sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak,
persyaratan database, upaya pemasangan dan pemeliharaan, dokumentasi, kualitas vendor, dan
biaya. Proses evaluasi paket sering didasarkan pada Request for Proposal (RFP), yaitu daftar
pertanyaan terperinci yang diajukan ke vendor perangkat lunak paket.
Outsourcing
Jika perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk membangun atau
mengoperasikan sistem informasi, perusahaan tersebut dapat mengalihkan pekerjaan ke
organisasi eksternal yang mengkhususkan diri dalam menyediakan layanan ini. Dalam bentuk
outsourcing yang lain, perusahaan bisa menyewa vendor eksternal untuk merancang dan
membuat perangkat lunak untuk sistemnya, namun perusahaan itu akan mengoperasikan sistem
di komputernya sendiri. Vendor outsourcing mungkin berada di dalam negeri atau di negara
lain. Pengalihan dalam negeri terutama didorong oleh fakta bahwa perusahaan outsourcing
memiliki keterampilan, sumber daya, dan aset yang tidak dimiliki klien mereka.
Menginstal sistem manajemen rantai pasokan baru di perusahaan yang sangat besar mungkin
memerlukan mempekerjakan 30 sampai 50 orang tambahan dengan keahlian khusus dalam
perangkat lunak manajemen rantai pasokan, yang dilisensikan dari vendor. Daripada
mempekerjakan pegawai baru permanen, kebanyakan membutuhkan pelatihan ekstensif dalam
paket perangkat lunak, dan kemudian melepaskannya setelah sistem baru dibangun, lebih
masuk akal, dan seringkali lebih murah, untuk melakukan outsourcing pekerjaan ini selama 12
bulan periode.
10. 4. PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL
Rapid Application Development (RAD)
Istilah rapid application development (RAD) digunakan untuk menggambarkan proses
pembuatan sistem kerja dalam waktu yang sangat singkat. RAD dapat mencakup penggunaan
pemrograman visual dan alat lainnya untuk membangun antarmuka pengguna grafis,
pengarsipan berulang elemen sistem kunci, otomasi pembuatan kode program, dan kerja sama
tim yang erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Sistem sederhana seringkali
bisa dirakit dari komponen prebuilt. Prosesnya tidak harus berurutan, dan bagian penting
pembangunan bisa terjadi bersamaan.
Pengembangan Berbasis Komponen dan Layanan Web
Manfaat pengembangan berorientasi obyek untuk membangun sistem yang dapat merespons
lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, termasuk aplikasi Web. Untuk lebih
mempercepat pembuatan perangkat lunak, kelompok objek telah dirakit untuk menyediakan
komponen perangkat lunak untuk fungsi umum seperti antarmuka pengguna grafis atau
kemampuan pemesanan online yang dapat dikombinasikan untuk membuat aplikasi bisnis
berskala besar. Pendekatan pengembangan perangkat lunak ini disebut pengembangan berbasis
komponen, dan ini memungkinkan sebuah sistem dibangun dengan merakit dan
mengintegrasikan komponen perangkat lunak yang ada.
Layanan Web dan Service-Oriented Computing
Selain mendukung integrasi sistem internal dan eksternal, layanan Web dapat digunakan
sebagai alat untuk membangun aplikasi sistem informasi baru atau meningkatkan sistem yang
ada. Karena layanan perangkat lunak ini menggunakan seperangkat standar universal, mereka
berjanji untuk menjadi lebih murah dan kurang sulit untuk menenun bersama daripada
komponen proprietary. Layanan web dapat melakukan fungsi tertentu sendiri, dan mereka juga
dapat melibatkan layanan Web lainnya untuk menyelesaikan transaksi yang lebih kompleks,
seperti memeriksa kartu kredit, pengadaan, atau pemesanan produk.
Dengan membuat komponen perangkat lunak yang dapat berkomunikasi dan berbagi data
terlepas dari sistem operasi, bahasa pemrograman, atau perangkat klien, layanan Web dapat
memberikan penghematan biaya yang signifikan dalam membangun sistem sambil membuka
peluang baru untuk kolaborasi dengan perusahaan lain.
11. Pengembangan Aplikasi Mobile
Mengembangkan aplikasi untuk platform mobile sangat berbeda dengan pengembangan PC
dan layar mereka yang jauh lebih besar. Ukuran perangkat mobile yang berkurang membuat
penggunaan jari dan gerakan multitouch jauh lebih mudah daripada mengetik dan
menggunakan keyboard. Aplikasi seluler perlu dioptimalkan untuk tugas spesifik yang harus
mereka lakukan, aplikasi sebaiknya tidak mencoba menjalankan terlalu banyak tugas, dan
harus dirancang untuk kegunaan.
Pengalaman pengguna untuk interaksi mobile berbeda secara mendasar dengan penggunaan
PC desktop atau laptop. Menyimpan sumber daya – bandwidth, ruang layar, memori,
pemrosesan, entri data, dan isyarat pengguna – adalah prioritas utama. Saat situs Web lengkap
dibuat untuk menyusut desktop seukuran layar ponsel cerdas, sulit bagi pengguna untuk
menavigasi situs. Pengguna harus terus memperbesar dan memperkecil tampilan dan gulir
untuk menemukan materi yang relevan. Oleh karena itu, perusahaan biasanya mendesain situs
Web khusus untuk mobile interface dan membuat beberapa situs mobile untuk memenuhi
kebutuhan smartphone, tablet, dan browser desktop. Ini setara dengan setidaknya tiga situs
dengan konten, perawatan, dan biaya terpisah.
Saat ini, situs Web tahu perangkat apa yang Anda gunakan karena browser Anda akan
mengirimkan informasi ini ke server saat Anda log on. Berdasarkan informasi ini, server akan
mengirimkan layar yang sesuai. Salah satu solusi untuk masalah memiliki tiga situs Web yang
berbeda adalah dengan menggunakan desain Web responsif. Desain Web yang responsif
memungkinkan situs Web mengubah tata letak secara otomatis sesuai dengan resolusi layar
pengunjung, baik di desktop, tablet, atau smartphone. Pendekatan ini menggunakan campuran
grid dan layout fleksibel, gambar fleksibel, dan kueri media yang mengoptimalkan desain
untuk konteks tampilan yang berbeda. Saat pengguna beralih dari laptopnya ke iPad, iPhone,
atau handheld Android, situs Web secara otomatis mengakomodasi perubahan resolusi dan
ukuran gambar. Ini menghilangkan kebutuhan akan desain dan pengembangan terpisah untuk
setiap perangkat baru. Dengan desain responsif, pengguna di berbagai perangkat dan browser
akan memiliki akses ke satu sumber konten, ditata agar mudah dibaca dan dinavigasi dengan
minimal ukuran, penguraian, dan pengguliran.
Ada tiga platform utama untuk aplikasi mobile-iPhone / iPad, Android, dan Windows Phone.
Masing-masing platform untuk aplikasi mobile memiliki lingkungan pengembangan yang
terintegrasi, seperti iOS SDK (perangkat pengembangan perangkat lunak Apple) untuk
12. iPhone/iPad, yang menyediakan alat untuk menulis, menguji, dan menerapkan aplikasi di
lingkungan platform target.
PEMBAHASAN
TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM
Terlepas dari perbedaan karakteristik yang melatarbelakangi ketiga jenis pengembangan
tersebut, secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagal batu pijakan atau
model dalam melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu: perencanaan, analisis,
desain, konstruksi, implementasi, dan pascaimplementasi seperti digambarkan pada diagram
di bawah ini.
Secara umum tahapan informasi sbb:
1. Survei sistem / preliminary.
Survey sistem yaitu merupakan identifikasi permasalahan, peluang atau arahan. Investigasi
awal untuk melihat kebutuhan pengguna. Berikut ini contoh investigasi awal. Definisi Lingkup
Kerja untuk mengetahui ruang lingkup aplikasi yang akan dikembangkan beserta rencana
tahapan pengembangan (mulai dari nol atau prototype). Penyusunan Proposal lalu proposal
yang disusun mencakup gambaran umum pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan, rincian
biaya, aplikasi yang akan dikembangkan, analisis keuntungan dan metodologi yang akan
dipakai proposal dinilai oleh klien dalam hal:
Kelayakan operasional: apakah secara operasional, sistem yang diusulkan dapat
dilaksanakan dengan sumber daya manusia yang tersedia, metode training yang
ditawarkan, layanan purna jual/pemeliharaan serta efisiensi dan efektifitas sistem
usulan
Kelayakan teknis: apakah hardware, software yang diusulkan tersedia, jadwal
pelaksanaan proyek fisibel, dab bagaimana dengan sistem keamanan data
Kelayakan ekonomis: menyangkut biaya pembuatan, implementasi, dan
keuntungan/benefit yang diperoleh
13. 2. Analisis Sistem
Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sebuah sistem
menjadi komponen-komponen penyusunnya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana
komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan komponen lainnya untuk suatu
tujuan tertentu.
Analisis sistem dapat diartikan juga sebagai proses untuk memahami sistem yang ada dengan
menganalisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process),
ketentuan/aturan yang ada (business rules), masalah dan mencari solusinya (business problems
& solutions), business tools dan berbagai rencana perusahaan (business plans)
Pendekatan analisis sistem biasanya include dalam metodologi pengembangan sistem, misal
pendekatan Structured Analysis Design, Information Engineering, Object-Oriented Analysis,
Accelerated Analysis, Requirements Discovery, Business Process Reengineering, FAST, dll
Alasan perlunya analisis sistem
Sebagai Problem solving, yakni mengasumsikan sistem lama tidak berfungsi sesuai
kebutuhan dan memerlukan perbaikan untuk dapat digunakan secara baik
Kebutuhan baru dalam organisasi, sehingga perlu dilakukan modifikasi sistem
Teknologi baru
Keinginan meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan
Aktifitas dalam analisis sistem hendaknya dapat menjawab pertanyaan umum berikut:
Sistem baru apa yang akan dibangun?
Sistem apakah yang akan dimodifikasi atau ditambahkan pada sistem lama
Sebelum melakukan analisis sistem, hendaknya susun rencana tentang batasan analisis,
fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis, sumber dimana fakta dapat
diperoleh, tujuan dan kendala yang mungkin dalam analisis, proyeksi kemungkinan
masalah yang akan terjadi selama analisis, dan jadwal tentatif analisis
Sumber-sumber fakta analisis sistem:
Sistem yang ada.
14. Sumber internal lain: orang, dokumen, hubungan antar orangorganisasi atau fungsi
yang ada
Sumber eksternal: Interface dengan sistem luar, seminar, vendor, jurnal, textbook, dll
Aspek-aspek yang dianalisis dalam analisis sistem:
Business users
Analisis Jabatan
Proses bisnis (business process),
ketentuan/aturan yang ada (business rules),
Masalah dan mencari solusinya (business problems & solutions),
Business tools
Rencana perusahaan (business plans)
3. Desain Sistem
Desain sistem (sintesis sistem) adalah kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang
merangkai kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh
dengan harapan telah terbentuk perbaikan sistem.
Desain berkonsentrasi pada bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase
analisis. Manfaat desain sistem adalah memberikan gambaran rancang bangun (blue print)
yang lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi programmer dalam membuat aplikasi
Sistem informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri dari:
Hardware: terdiri dari komponen input, proses, output, dan jaringan
Software: terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan aplikasi
Data: mencakup struktur data, keamanan dan integritas data
Prosedur: seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku petunjuk operasional dan teknis
Manusia: pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi
15. Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah:
Pemodelan sistem
Desain Basis data
Desain Aplikasi
Desain Perangkat Keras/Jaringan
Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna
4. Pembuatan Sistem
Buatlah aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat Selain aplikasi, buatlah juga buku
panduan penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training pada saat implementasi.
Lakukan testing aplikasi, diantaranya:
Testing performa
Testing program logic / sintaks
Testing implementasi bisnis rules
Testing faktor manusia
Testing bisnis proses / prosedur
Testing efisiensi input
Testing ouput
5. Implementasi Sistem
Sebelum implementasi, lakukanlah persiapan secara matang mengenai perangkat keras,
perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainnya.
Beberapa hal yang juga penting diperhatikan dalam implementasi sistem adalah:
Konversi
16. Biasanya diperlukan konversi dari sistem lama ke sistem baru, apalagi jika sebelumnya juga
telah menggunakan aplikasi terkomputerisasi
Pelatihan
Lakukan pelatihan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang menggunakan. Jangan lupa
lakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam sistem namun tidak menggunakan
aplikasi sistem secara langsung.
Testing Penerimaan
Lakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar.
6. Pemeliharaan Sistem
Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan, kelancaran, dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan.
Beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Pemantauan pengoperasian
Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada waktuwaktu tertentu
mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna mengoperasikan sistem yang dibuat.
2. Antisipasi gangguan kecil (bug)
Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang baru dikembangkan.
3. Lakukan penyempurnaan
4. Antisipasi faktor-faktor luar
5. Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem diakses oleh pihak luar
TAHAPAN-TAHAPAN MEMBANGUN SISTEM INFORMASI
Ada 7 Langkah membangun sistem Informasi , yakni :
1. Perencanaan
17. Orang bijak mengatakan untuk mencapai seribu langkah harus dimulai dengan satu langkah.
Demikian juga dengan membangun sistem informasi, langkah pertama kita adalah membuat
perencanaan(planning).
Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informas i.
kalau kita ingin membangun rumah maka kita akan melakukan perencanaan bagaimana
pondasinya , bagaimana struktur bangunannya, mau memakai material apa saja, apa warna
dindingnya, tak ketinggalakan pula merencanakan anggaran budget yang harus kita keluarkan.
begitu pula untuk membangun sistem informasi, sistem informasi apa saja, sistem informasi
HRD, Logistik, Finance semuanya harus direncanakan.
Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem informasi harus
diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager) , user, calon pengguna sistem
informasi, Busines Process Analyst , Sistem Analyst, Programmer sampai Tester.
Ada point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun sistem informasi :
a. Feasility study, yaitu membuat studi kelayakan untuk sistem informasi yang akan dibuat,
seperti membuat kajian bagaimana proses bisnis akan berjalan dengan sistem baru dan
bagaimana pengaruhnya.
b. Budget, yaitu membuat alokasi dan pengaturan pembiayaan proyek, termasuk biaya
perjalanan dan biaya lembur
c. Sumber daya, yaitu membuat alokasi sumber daya yang akan dipakai dalam proyek,
misalnya jumlah tim, ketersediaan perangkat komputer dan sumber daya yang lain.
d. Cakupan (Scope) , yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem informasi yang akan
dibangun.
e. Alokasi waktu, yaitu membuat alokasi waktu untuk keseluruhan proyek, setiap langkah,
setiap tim, dan masing-masing aktifitas, mulai perencanaan sampai saat sistem informasi go
live.
2. Analisa
Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). Analisa
adalah menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi
apakah workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu.
18. Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang berpengalaman dan/atau
memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisa.
Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara :
a. Ikut terlibat, BPA ikut terlibat langsung dan mengamati workflow yang sedang dijalankan.
b. Wawancara, BPA melakukan wawancara kepada user yang menjalankan workflow dalam
sistem manajemen.
3. Desain
Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (desgin). Desain adalah
langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC karena langkah ini menentukan fondasi sistem
informasi. kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek.
Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses bisnis dan desain
pemrograman.
a. Desain Proses Bisnis
Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA. BPA akan mendesain
kembali semua workflow agar menjadi lebih efisien dan mengintegrasikannya satu sama lain
menjadi satu kesatuan.
Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain bagaimana workflow dari
proses penerimaan order reparasi/service mobil, proses pembagian kerja di tim mekanik hingga
proses saat pelanggan melakukan pembayaran di kasir.
b. Desain Pemrograman
Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat desain yang
diperlukan untuk pemrograman berdasarkan desain proses bisnis yang telah dibuat oleh BPA.
desain ini akan menjadi pedoman bagi programmer untuk menulis source code. Desain
pemrograman meliputi :
1). Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar dalam membangun
sistem informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan bagaimana mendapatkan kembali
dengan mudah. tidak sembarangan orang yang mendesain database harus paham, Database
19. Management System (DBMS) , relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel
yang saling berkaitan, Normalisasi database agar database yang dibangun dalam bentuk
normal.dsb.
2). Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain user-friendly , mudah dipahami,
mudah digunakan, navigasi nya jelas. pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user
menggunakan sistem informasi.
3). Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma dan logika suatu
program.
4). Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari sistem informasi,
bagaimana mengatur text saat laporan diprint dsb.
4. Pengembangan
Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah pemrograman.
Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer dengan bahasa pemrograman
berdasarkan algoritma dan logika tertentu. orangnya disebut Programmer.
Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang dibuat oleh System
Analyst, misalnya desain database, screen layout, report layout dan desain diagram proses.
Saran untuk Programmer
a. Buatlah program flow sesederhana mungkn, demikian pula flow logic nya. Hindari trik-trik
pemrograman yang tidak perlu. Hal ini paling sering dilakukan programmer pemula. sebuah
program dikatakan baik bila dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan program flow
atau flow logicnya dapat dengan mudah dimengerti oleh programmer lainnya dan tidak diukur
dari berapa jumlah baris source-code nya.
b. Hindari penggunaan hard code dalam program, yaitu memasukkan kode-kode tertentu yang
bersifat absolut sehingga ketika sistem informasi akan diimplementasikan ke anak perusahaan
lain, sistem tersebut menjadi tidak bisa digunakan.
c. Buatlah dokumentasi untuk setiap program yang terdiri atas dokumentasi dalam source code
program dan berupa keterangan tentang flow logic program.
20. d. Buatlah standarisasi untuk program, misalnya nama program dan gaya penulisan program.
e. Buatlah library yang berisi kumpulan source code , baik function, include, subroutine dan
lain-lain yang dapat dipakai ulang.
f. Biasakan meletekkan source code di flow logic yang sesuai, misalnya perintah untuk mencari
data diletakkan di flow logic data retrieval.
g. Jangan mulai menulis program sebelum program flow dan seluruh flow logic-nya dimengerti
5. Testing
Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang berarti tidak ada yang sempurna di
dunia ini.Hal ini berlaku juga pada sistem informasi buatan manusia. oleh sebab itu, perlu suatu
proses untuk menguji mutu sistem informasi . proses ini lazim disebut testing.
Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian
hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. ketidaksesuaian tersebut dapat
berupa penyimpangan dari yang seharusnya(discrepancies) atau kesalahan proses (bug).
Discrepancies disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan dengan
baik, sedangkan bug disebabkan oleh pengembangan yang tidak benar. semakin besar dan
kompleks sebuah sistem informasi , semakin besar pula kemungkinan memiliki discrepancies
dan bug.
6. Implementasi
Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user
menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama.
Proses Implementasi :
a. Memberitahu user
b. Melatih user
c. Memasang sistem (install system)
d. Entri/Konversi data
e. Siapkan user ID
21. 7. Pengoperasian dan Pemeliharaan
Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem informasi
beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi,
antara lain: :
a. System Maintenance
System Maintenance adalah pemeliharaan sistem informasi, baik dari segi hardware maupun
software. System maintenance diperlukan agar sistem informasi dapat beroperasi dengan
normal untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
b. Backup & Recovery
Sistem informasi yang baik harus mempunyai perencanaan backup dan recovery. Sistem
informasi yang sedang beroperasi sewaktu-waktu dapat terganggu, misalnya oleh kerusakan
perangkat keras (hardware), serangan virus, atau bencana alam.
Backup adalah kegiatan membuat duplikat program aplikasi dan database dari production
Environtment ke dalam media lain seperti tape dan CD, sedangkan recovery adalah kebalikan
dari backup, yaitu mengembalikan program aplikasi dan DBMS sebuah sistem informasi yang
rusak ke keadaan semula dengan memakai data dari hasil backup.
c. Data Archive
Data-data sistem informasi yang tersimpan dalam database di harddisk disebut data on-line.
seiring dengan berjalannnya waktu, data tersebut akan terus bertambah sehingga dapat
menyebabkan harddisk penuh dan menurunkan kinerja DBMS.
Untuk itu dalam jangka waktu tertentu data-data tersebut perlu di-archive. Data Archive adalah
proses mengekstraksi data dari database dan menyimpannya di media lain seperti tape dan CD
yang disebut data off-line . dan menghapusnya dari hard disk.
PENGEMBANGAN SISTEM DALAM BISNIS JAGUNG MANIS KEJU
Bisnis Jagung Manis Keju merupakan sebuah bisnis yang saya dirikan dan kembangkan yang
bergerak dibidang penjualan makanan siap saji yang menu utamanya adalah jagung manis pipil.
Dari segi sistem informasi yang saya terapkan, bisnis ini hanya bekerjasama atau hanya sebagai
22. mitra dari GOJEK dan GRAB. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa PT. Gojek dan PT. Grab
adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa pelayanan transportasi dan belanja
online.
Sebagai mitra dari kedua perusahaan tersebut, saya memasarkan produk saya melalui aplikasi
yang mereka ciptakan buat para mitranya yaitu Go-Biz dan Grab-Merchant. Aplikasi ini
dilengkapi berbagi fitur yang dapat membantu memasarkan produk bisnis saya dan juga
pencatatan transaksi untuk setiap harinya.
Dalam hal pengembangan sistem, kedua perusahaan selalu melakukan pembaharuan atau peng-
updatean aplikasi yang saya gunakan. Perubahan yang terjadi adalah adanya penambahan fitur
yang lebih komplit yang semakin mempermudah dan menguntungkan saya sebagai Mitra.
KESIMPULAN
Aspek yang paling mendasar dalam membangun sistem informasi ataupun pengembangan
sistem informasi adalah analisis sistem.
Analisis sistem adalah analisis masalah yang coba diatasi oleh sebuah perusahaan dengan
sistem informasi. Ini terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasi penyebabnya,
menentukan solusinya, dan mengidentifikasi persyaratan informasi yang harus dipenuhi oleh
solusi sistem. Analisis sistem kemudian merinci masalah sistem yang ada. Dengan memeriksa
dokumen, dokumen kerja dan prosedur, mengamati operasi sistem dan mewawancarai
pengguna utama sistem, analisis dapat mengidentifikasi area dan sasaran masalah yang akan
dicapai solusi. Seringkali, solusinya membutuhkan membangun sistem informasi baru atau
memperbaiki sistem yang ada. Analisis sistem juga mencakup studi kelayakan untuk
menentukan apakah solusi tersebut layak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang keuangan,
teknis, dan organisasi.
Biasanya, proses analisis sistem mengidentifikasi beberapa solusi alternatif yang dapat diikuti
oleh organisasi dan menilai kelayakan masing-masing. Laporan proposal sistem tertulis
menggambarkan biaya dan manfaat, dan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif.
Terserah kepada manajemen untuk menentukan campuran biaya, manfaat, fitur teknis, dan
dampak organisasi yang merupakan alternatif yang paling diminati.
23. DAFTAR PUSTAKA
https://student.blog.dinus.ac.id/fredysw/2016/12/27/chapter-13-membangun-sistem-
informasi/
http://43217110346.blog.mercubuana.ac.id/2018/10/23/tugas-sim-pengembangan-
sistem-informasi/
Laudon, Kenneth.C dan Jane P.Laudon.2014.Management Information System:
Managing the digital firm (Thieteenth Edition)
https://www.kompasiana.com/mahrizal/55101304a33311ca39ba7eb0/7-langkah-
membangun-sistem-informasi
McLeod, Raymond; George P.Schell. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: PT
Indeks. 2007.
Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018). Application of
Supply Chain Management Practices in Banks: Evidence from Indonesia. International
Journal of Supply Chain Management, 7(5), 418-427.
Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure Implications
of Sustainable Supply Chain, Profitability and Industrial Profile. International Journal
of Supply Chain Management, 9(2), 648-655.
Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth Rekomendasi
Trend Penjualan ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi. InComTech, 9(1), 49-60.
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting
Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic management
accounting in supply chain outcomes and logistic firm profitability. Uncertain Supply
Chain Management, 7(2), 145-156.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. (3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573.
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
24. Economics, Business, and Social Sciences, (2). doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290775.
Putra, Y. M. (2019). Membangun Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
doi:https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129.
Rekarti, E., & Doktoralina, C. M. (2017). Improving Business Performance: A
Proposed Model for SMEs. European Research Studies Journal, 20(3A), 613-623.
Rekarti, E., Doktoralina, C. M., & Saluy, A. B. (2018). Development model of
marketing capabilities and export performance of SMEs: A proposed study. European
Journal of Business and Management, 10(22).
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing
(Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi).
EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.