Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Sebagai bagian dari transformasi pengelolaan ASN yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, KemenPANRB melakukan transformasi pengelolaan kinerja yang diatur melalui:
PermenPANRB No. 6 Tahun 2022
tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara
PermenPANRB No. 1 Tahun 2023
tentang Jabatan Fungsional
sehingga Semua pegawai mendapatkan
pengakuan atas kinerjanya yang menunjang transformasi pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Sebagai bagian dari transformasi pengelolaan ASN yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, KemenPANRB melakukan transformasi pengelolaan kinerja yang diatur melalui:
PermenPANRB No. 6 Tahun 2022
tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara
PermenPANRB No. 1 Tahun 2023
tentang Jabatan Fungsional
sehingga Semua pegawai mendapatkan
pengakuan atas kinerjanya yang menunjang transformasi pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
Modul ini kami buat dengan teknis ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) . Modul ini sudah diterapkan oleh sekolah kami pada pelaksanaan P5 di kelas 5 semester 1 Tahun Ajaran 2023/2024.
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
perumusan dalam membuat visi, misi dan tujuan di sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Visi lembaga pendidikan adalah citra nilai dan kepercayaan ideal.
Visi adalah “apa?”, yaitu gambaran masa depan yang ingin kita capai.
Visi adalah gambaran masa depan organisasi yang realistis, kredibel, dan atraktif.Mengkaji makna visi yang lebih tinggi untuk digunakan sebagai acuan.
Menginventarisasi rumusan tugas yang tercantum dalam struktur dan tata kerja organisasi.
Rumusan tugas tersebut dirangkum dan dirumuskan kembali.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Konflik menurut Robbins, adalah suatu proses yang dimulai apabila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif pihak lain
Analisis kritis jurnal ini diperoleh dari hasil membaca dan membandingkan jurnal yang berjudul "The Philosophy of Existensialism: Individual Awareness in Indonesian Education" dan "Peranan Filsafat dan Bahasa sebagai Media Komunikasi"
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
Istilah profetik mempunyai makna kenabian, profetik menurut Kuntowijoyo adalah suatu tujuan yang ingin di capai untuk menjadi manusia kebebasan dan dekat dengan robnya. Terdapat 3 poin utama dari pembahasan teori profetik menurut Kuntowijoyo, terdiri dari nilai humanisasi, liberasi dan transendensi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. Tujuan Lokakarya
1. Peserta mengenal 5 kebiasaan seorang Pemimpin efektif
2. Peserta mampu menyebutkan langkah 5T dalam pengambilan
keputusan berdampak
3. Peserta mampu menerapkan setiap langkah 5T dalam pengambilan
keputusan berdampak
6. Alur MERDEKA
Mulai Dari
Diri
Eksplorasi
Konsep
Ruang
Kolaborasi
Demonstrasi
Kontekstual
Elaborasi
Pemahaman
Koneksi
Antar Materi
Aksi
Nyata
Peserta
melakukan
refleksi tentang
langkah - langkah
yang dilakukan
dalam
menindaklanjuti
berbagai situasi
di lingkungan
sekolah.
Peserta mengenal 5
kebiasaan seorang
pemimpin yang efektif.
Peserta menjabarkan 5T
(Telusuri Kondisi Kunci,
Tentukan Kondisi
Batasan, Tetapkan
Kondisi Ideal, Terapkan
Aksi Nyata, Temukan
Umpan Balik) sebagai
langkah - langkah
pengambilan keputusan
berdampak
Peserta menerapkan 3
langkah dari langkah
5T dalam sebuah
simulasi pengambilan
keputusan berdampak
bersama kelompok
Peserta melengkapi tahap
ke 4 dari 5T yaitu
Terapkan Aksi Nyata yang
disesuaikan dengan
situasi sekolah masing -
masing.
Peserta berbagi langkah
langkah aksi nyata yang
dibuat sesuai
kebutuhan masing
masing sekolah
Peserta
memberdayakan
anggota komunitas
belajar di sekolah
sebagai
penanggung jawab
pelaksana aksi
nyata
Peserta
melengkapi
langkah
terakhir 5T
dengan
menemukan
beberapa
cara untuk
mendapatkan
umpan balik
selama
pelaksanaan
rencana aksi
7. Mulai Dari Diri
• Peserta melakukan refleksi tentang
langkah - langkah yang dilakukan dalam
menindaklanjuti berbagai situasi di
lingkungan sekolah.
9. Contoh kondisi di sekolah
1. Kepala sekolah kesulitan untuk memimpin rapat refleksi rutin mingguan
karena seringkali ada kegiatan lain yang bersifat mendadak
2. Beberapa kali orang tua datang ke sekolah marah - marah karena anaknya
dipukul atau berkelahi dengan siswa lain
3. Dana BOS belum cair selama 3 Bulan (Januari, Pebruari, Maret) dimana
operasional sekolah tetap harus berjalan
4. Terdapat 7 orang guru honorer di sekolah yang lolos P3K secara
bersamaan dan akan bertugas di sekolah lain dalam waktu 6 bulan
kedepan
10. Eksplorasi Konsep
● Peserta mengenal 5 kebiasaan seorang
pemimpin yang efektif
● Peserta menjabarkan 5T (Telusuri Kondisi
Kunci, Tentukan Kondisi Batasan, Tetapkan
Kondisi Ideal, Terapkan Aksi Nyata,
Temukan Umpan Balik) sebagai langkah -
langkah pengambilan keputusan
berdampak
12. Mengelola waktu dengan cermat
Mengusahakan hasil terbaik
Memberdayakan potensi aset
Menentukan skala prioritas
Mengambil keputusan berdampak
5 Kebiasaan
Pemimpin
yang Efektif
The Effective Executive, Drucker, Hal.
35
13.
14. Swanilai kebiasaan kerja
Mengelola waktu
dengan cermat
Mengusahakan hasil
terbaik
Memberdayakan
potensi aset
Menentukan skala
prioritas
Mengambil keputusan
berdampak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
15. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
16. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
17. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
18. Telusuri Kondisi Kunci
Tidak setiap kondisi memerlukan pengambilan keputusan berdampak.
Ada kondisi yang memerlukan adaptasi.
Ada kondisi yang memerlukan pengalaman orang/institusi lain.
Ada kondisi yang memerlukan solusi luar biasa.
Ada kondisi yang keputusan berdampak.
Pemimpin efektif diharapkan mampu menelusuri kondisi apa yang sedang dihadapinya
dan menentukan tindak lanjut yang tepat.
19. Telusuri Kondisi Kunci
Kondisi Umum Baru
04
● Sebuah kondisi yang menjadi gejala awal
terbentuknya kondisi umum baru.
Membutuhkan keputusan berdampak.
Kondisi Luar Biasa
03
● Sebuah kondisi luar biasa yang sangat jarang
kemungkinannya terjadi. Membutuhkan solusi luar
biasa juga diluar standar yg normal.
Kondisi Khusus-Umum
02
● Sebuah kondisi khusus untuk seseorang/institusi
namun umum terjadi di lain tempat.
Membutuhkan pengalaman orang/institusi lain.
Kondisi Sehari hari
01 ● Setiap pekerjaan memiliki kondisi kerja
harian. Membutuhkan adaptasi.
20. Contoh kondisi di sekolah
1. Kepala sekolah kesulitan untuk memimpin rapat refleksi rutin mingguan
karena seringkali ada kegiatan lain yang bersifat mendadak
2. Beberapa kali orang tua datang ke sekolah marah - marah karena anaknya
dipukul atau berkelahi dengan siswa lain
3. Dana BOS belum cair selama 3 Bulan (Januari, Pebruari, Maret) dimana
operasional sekolah tetap harus berjalan
4. Terdapat 7 orang guru honorer di sekolah yang lolos P3K secara
bersamaan dan akan bertugas di sekolah lain dalam waktu 6 bulan
kedepan
21. Telusuri Kondisi Kunci
Kondisi Umum Baru
04
● Beberapa kali orang tua datang ke sekolah
marah - marah karena anaknya dipukul atau
berkelahi dengan siswa lain
Kondisi Luar Biasa
03
● Terdapat 7 orang guru honorer di sekolah yang
lolos P3K secara bersamaan dan akan bertugas
di sekolah lain dalam waktu 6 bulan kedepan
Kondisi Khusus Umum
02
● Dana BOS belum cair selama 3 Bulan (Januari,
Pebruari, Maret) dimana operasional sekolah
tetap harus berjalan
Kondisi Sehari hari
01
● Kepala sekolah kesulitan untuk memimpin rapat
refleksi rutin mingguan karena seringkali ada
kegiatan lain yang bersifat mendadak
23. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
24. Tentukan Kondisi Batasan
Pemimpin perlu menentukan kondisi batasan untuk memastikan
keputusannya bisa berdampak.
Batasan - batasan tersebut dapat bersumber dari:
1. Undang - undang atau peraturan yang berlaku
2. Peraturan di suatu daerah
3. Visi dan misi
4. Kapasitas dan kapabilitas
5. Daya dukung
6. Dll.
27. Air dingin : 4 °C - 15°C.
Air normal : 25°C - 32°C
Air hangat : 36°C - 37°C
Air panas : 40°C - 100°C
brainly.co.id
Tentukan Kondisi Batasan
Air panas mencapai suhu minimal 40 derajat dan sampai maksimal 100 derajat
celcius.
29. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
30. Tetapkan Kondisi Ideal
➔ Kondisi Ideal adalah kondisi yang paling optimal agar muncul dampak
yang diharapkan.
➔ “Seharusnya ada …” “Idealnya perlu ada …” adalah ungkapan yang
kita biasa sampaikan saat menggambarkan sebuah kondisi ideal.
➔ Menetapkan kondisi ideal adalah sebuah kesadaran bahwa pada
akhirnya kita perlu bernegosiasi, berkompromi, atau tawar menawar
dalam kondisi nyata di lapangan.
➔ Menetapkan kondisi ideal di awal akan memberikan gambaran
seberapa jauh kita akan bernegosiasi, berkompromi, atau tawar
menawar.
31. Tetapkan Kondisi Ideal
40 - 100 °C
Seduhlah
susu, teh,
dan kopi
dengan
air panas.
70 °C
65 - 82 °C
90 - 96 °C
34. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
35. Setelah mengetahui kondisi kunci, kondisi batasan
dan kondisi ideal, kini saatnya mengambil keputusan.
Keputusan adalah hasil pilihan dari
beberapa alternatif yang ada.
Drucker, Hal. 176
Terapkan Aksi Nyata
36. Alternatif pilihan…
➔ Bersumber dari pendapat - pendapat yang berbeda.
➔ Pemimpin efektif memastikan lingkungan kerjanya mengundang orang -
orang untuk merasa aman dan nyaman menyampaikan pendapat
berbeda.
➔ Perbedaan pendapat yang dikelola dengan tepat akan memperkaya
sudut pandang untuk melihat lebih dalam setiap pilihan dari sisi baik
dan buruknya serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi dampak
dan resikonya.
Terapkan Aksi Nyata
42. Keputusan…
hanya sekedar jadi harapan baik TANPA
adanya komitmen aksi nyata sampai
ditentukan siapa penanggung jawab
pelaksana aksi tersebut.
Drucker, 168
Terapkan Aksi Nyata
44. Langkah 5T: Keputusan Berdampak
1. Telusuri
Kondisi Kunci
2. Tentukan
Kondisi Batasan
3. Tetapkan
Kondisi Ideal
5. Temukan
Umpan Balik
4. Terapkan
Aksi Nyata
05
01
02 03
04
The Effective Executive, Drucker, Hal. 140
45. Temukan Umpan Balik
Kesadaran Pemimpin bahwa setelah langkah - langkah dilakukan
sebelum mengambil keputusan, setiap keputusan yang telah dibuat,
masih memiliki kemungkinan salah, keliru, dan tidak tepat saat
dihadapkan dengan kondisi nyata dilapangan.
Kesadaran pemimpin mendorong Pemimpin untuk memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan aksi nyata terhadap keputusannya,
memastikan dampak keputusan sesuai dengan yang diharapkan.
Kegiatan tersebut diharapkan menggunakan metode reflektif
yang memberdayakan komunitas sekolah dan membawa kenyamanan
dalam pelaksanaannya.
46. Metode 4P
Pertanyaan Jawaban
Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembekalan pada hari
ini? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama
proses pembelajaran hari ini?
Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung?
Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut?
Ceritakan yang anda pelajari pada hari ini? Elaborasi cerita
Anda dengan pembelajaran yang paling berkesan?
Ceritakan manfaat pembelajaran pada hari ini untuk peran
Anda di sekolah
47. Teknik 6 Topi
Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembekalan pada hari ini!
Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti proses pembelajaran hari ini?
Ceritakan hal-hal positif yang terjadi dari pembelajaran hari ini!
Ceritakan hal-hal yang menghambat pembelajaran Anda pada hari ini!
Ceritakan ide-ide yang muncul setelah Anda mengikuti pembelajaran hari ini!
Ceritakan kesimpulan-kesimpulan yang Anda dapatkan setelah mengikuti
pembelajaran hari ini!
49. Model 4MAT
1. Silakan Anda memilih salah satu hal menarik yang Anda dapatkan selama
pembelajaran hari ini. Kemudian ceritakan apa yang membuat hal tersebut
menarik menurut Anda.
2. Apa hal yang ingin Anda ketahui lebih banyak lagi berkaitan pembelajaran yang
Anda alami hari ini?
3. Bagaimana caranya agar hasil pembelajaran hari ini optimal sesuai yang Anda
harapkan?
4. Di masa depan, pada situasi apa hasil pembelajaran ini bisa Anda terapkan dan
bagaimana hasilnya?
50. Gaya Round Robin
1. Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa
Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
2. Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang
akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
3. Apa hal yang masih membingungkan bagi Anda dari pembelajaran hari ini?
Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan!
60. Elaborasi Pemahaman
● Peserta berbagi langkah langkah aksi nyata
yang dibuat sesuai kebutuhan masing -
masing.
● peserta diberikan kesempatan untuk
merevisi (menambah, mengurangi, atau
mengganti) aksi nyata jika dirasa perlu.
61. Koneksi Antar Materi
● Peserta memberdayakan anggota
komunitas belajar di sekolah sebagai
penanggung jawab pelaksana aksi nyata
62. Keputusan…
hanya sekedar jadi harapan baik TANPA
adanya komitmen aksi nyata sampai
ditentukan siapa penanggung jawab
pelaksana aksi tersebut.
Drucker, 168
Terapkan Aksi Nyata
64. (Rencana) Aksi Nyata
● Peserta menentukan beberapa cara untuk
mendapatkan umpan balik selama
pelaksanaan rencana aksi
● Didorong untuk umpan balik didapatkan
dari kegiatan refleksi sekolah
68. Penutup
● Fasilitator menutup lokakarya dengan
memberikan apresiasi kepada peserta dan
berharap bahwa apa yang sudah
didiskusikan bisa menjadi bahan untuk
mendampingi dan meningkatkan
kompetensi guru di sekolah.