Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengelolaan proyek sistem informasi dalam rangka digitalisasi proses bisnis di PT Telkom Indonesia.
2. Proyek sistem informasi memiliki tingkat kegagalan yang tinggi karena melebihi waktu, biaya dan kualitas yang direncanakan.
3. Pengembangan sistem baru harus dikelola dengan hati-hati karena cara pelaksanaannya sangat mempengaruhi hasil akhir proy
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI PROSES BISNIS PERUSAHAAN PADA PT. TELKOM INDONESIA
1. TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM
RANGKA DIGITALISASI PROSES BISNIS PERUSAHAAN
PADA PT. TELKOM INDONESIA
(Disusun oleh: Siti Nur Azizah Putri Hermawan – 43219010007)
Dosen Pengampu: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
ABSTRAK
Perkembangan atau pembangunan sistem informasi saat ini sangat dimanfaatkan sepenuhnya
oleh hampir setiap perusahaan, baik itu perusahaan berskala kecil maupun yang berskala besar.
Hampir setiap aspek kegiatan di perusahaan harus betul-betul bisa memanfaatkan sepenuhnya
teknologi yang sedang digunakan dan bahkan perusahaan rela untuk membeli sebuah sistem
informasi agar kegiatan di perusahaannya dapat berjalan dengan efektif sehingga dapat memberikan
banyak keuntungan. Dan juga kegiatan yang dulunya dilakukan menggunakan uang atau kartu dan
sebagainya, sudah bisa digunakan hanya dengan sebuah aplikasi atau bisa dibilang sebuah proses
Digitalisasi.
Sistem informasi proyek memiliki tingkat kegagalanyang tinggi. Pada hampir setiap organisasi,
proyek sistem informasi memakan waktu dan biaya terlalu banyak untuk diimplementasikan dari yang
diantisipasi pada awalnya, atau sistem yang telah selesai tidak berfungsi dengan baik. Ketika suatu
sistem informasi gagal berfungsi dengan baik atau memakan biaya terlalu besar untuk dikembangkan,
perusahaan mungkin tidak akan dapat memperoleh manfaat dari investasi sistem informasi mereka,
dan sistem tersebut mungkin tidak dapat memecahkan masalah sebagaimana tujuan awalnya.
Pengembangan suatu sistem baru harus dikelola dan diarahkan dengan hati-hati, dan cara
pelaksanaan proyek merupakan faktor terpenting dalam memengaruhi hasilnya.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Digitalisasi
ABSTRACT
The development or development of information systems is currently being fully utilized by
almost every company, both small and large-scale companies. Almost every aspect of activities in the
company must really be able to take full advantage of the technology that is being used and even
companies are willing to buy an information system so that activities in their company can run
effectively so that they can provide many benefits. And also activities that were previously carried out
using money or cards and so on, can already be used only with an application or you could say a
digitization process.
Project information systems have a high failure rate. In nearly every organization, information
systems projects are too time-consuming and costly to implement than initially anticipated, or the
completed system does not function properly. When an information system fails to function properly
or is too costly to develop, companies may not be able to benefit from their investment in information
systems, and the system may not be able to solve the problem as originally intended. The
development of a new system must be managed and directed carefully, and the way the project is
implemented is the most important factor in influencing the outcome.
Keywords: Information Systems, Digitalization
2. PENDAHULUAN
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari perubahan
organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem informasi yang baru melibatkan jauh
lebih banyak daripada perangkat keras dan perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi perubahan
dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang suatu sistem informasi
yang baru, maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus memahami
bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik dan organisasi sebagai suatu
keseluruhan.
Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan organisasional,
yang berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih jauh. Gambar di bawah
menunjukkan 4 jenis dari perubahan struktural organisasional yang dimungkinkan dengan teknologi
informasi: (l) otomatisasi, (2) rasionalisasi, (3) merancang ulang proses bisnis, dan (4) pergeseran
paradigma. Masing-masing membawa risiko dan imbalan yang berbeda. Bentuk yang paling umum
dari perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan Tl adalah otomatisasi (automation).
Penerapan yang pertama dari teknologi informasi yang melibatkan penugasan para karyawan untuk
menger1akan tugas mereka dengan lebih efisien dan lebih efektif. Menghitung pencatatan slip gaji
dan penggajian, memberikan kasir (teller) bank akses yang lebih cepat atas catatan tabungan
konsumen, dan mengembangkan jaringan reservasi nasional bagi para agen tiket pesawat terbang,
semuanya merupakan contoh-contoh dari otomatisasi pada masa awal.
Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan organisasional - salah satu yang mengikuti
dengan cepat dari otomatisasi awal-adalah rasionalisasi prosedur (rationalization of producers).
Otomatisasi sering kali mengungkapkan kemacetan-kemacetan yang baru dalam produksi dan
membuat pengaturan prosedur dan struktur yang telah ada menjadi semakin merepotkan.
Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan prosedur operasional yang standar. Rasionalisasi atas
prosedur sering kali ditemukan dalam program-program untuk membuat serangkaian peningkatan
kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa, dan operasional, seperti misalnya manajemen
kualitas total (TQM) dan six sigma. Manajemen kualitas total (total quality management-TQM)
membuat pencapaian kualitas tujuan itu sendiri dan tanggung jawab dari semua orang dan fungsi-
fungsi dalam suatu organisasi.
Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses bisnis
(Business Process Redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan, dan dirancang
ulang. Merancang ulang proses bisnis akan mengorganisasi kembali alur kerja, menggabungkan
langkah-langkah untuk memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan pengulangan, tugas yang
lebih memerlukan banyak kertas. (Sering kali desain yang baru menghilangkan pekerjaan pula.) Jauh
lebih ambisius daripada merasionalisasi prosedur, memerlukan suatu visi yang baru mengenai
bagaimana proses akan diorganisasi.
Bentuk yang radikal dari perubahan bisnis ini disebut dengan pergeseran paradigma
(paradigma shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran kembali sifat bisnis dan sifat dari
organisasi. Pergeseran paradigma dan rekayasa teknik sering kali mengalami kegagalan karena
perubahan organisasional secara ekstensif sangat sulit untuk mengaturnya. Dalam banyak contoh,
perusahaan berupaya untuk menggeser paradigma dan mengejar strategi rekayasa teknik akan
mencapai kenaikan yang mengagumkan, begitu besarnya dalam tingkat pengembalian atas investasi
(atas produktivitas). Beberapa dari kisah keberhasilan tersebut, dan beberapa kisah kegagalan,
dimasukkan dalam keseluruhan buku ini.
3. LITERATUR TEORI
A. Perencanaan Ulang Proses Bisnis
Banyak perusahaan saat ini berfokus kepadapembuatan sistem informasi baru yang akan
meningkatkan proses bisnis mereka. Beberapa proyek sistem ini merepresentasikan
restrukturasi ulang yang radikal untuk proses-proses bisnis, sementara yang lainnya
melakukan perubahan secara bertahap. Jika perusahaan memikirkan kembali dan merancang
ulang proses bisnis sebelum menciptakan sistem informasi, perusahaan dapat memperoleh
hasil yang besar dari investasinya dalam teknologi informasi. Lihat bagaimana industri hipotek
rumah di Amerika Serikat berhasil melakukannya.
Dengan berpikir ulang mengenai pendekatan terhadap proses hipotek, bank-bank hipotek
telah mencapai efisiensi sangat baik. Bank tersebut tidak berfokus pada perancangan ulang
sebuah proses bisnis, melainkan memeriksa ulang seluruh kumpulan proses yang
berhubungan secara logis yang dibutuhkan untuk mendapatkan hipotek. Untuk mendukung
proses permohonan hipotek yang baru, bank-bank telah mengimplementasikan peranti lunak
manajemen dokumen dan aliran kerja. Manajemen aliran kerja (workflow management)
adalah proses penyederhanaan prosedur-prosedur bisnis sehingga dokumen dapat
dipindahkan dengan mudah dan efisien.
B. Aktivitas Pengembangan Sistem
Aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam menghasilkan suatu pemecahan sistem informasi
terhadap permasalahan atau peluang organisasional dinamakan pengembangan sistem
(systems development). Pengembangan sistem merupakan jenis permasalahan yang
terstruktur yang dipecahkan dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda. Aktivitas tersebut terdiri
alas analisis sistem, desain sistem, pemrogaman, pengujian, konversi, serta produksi dan
pemeliharaan.
1. Analisis Sistem
Analisis sistem (systems analysis) adalah analisis suatu permasalahan yang mana suatu
perusahaan berusaha untuk memecahkannya dengan sistem informasi. Analis sistem
terdiri atas menentukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab-penyebabnya,
menentukan solusi, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh
suatu solusi sistem.
2. Desain Sistem
Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (systems design) memperlihatkan
bagaimana sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu sistem adalah
keseluruhan rencana atau model bagi sistem tersebut. Seperti denah gedung atau rumah,
ini terdiri atas semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan struktur dari sistem
tersebut.
3. Pemrograman
Dalam tahap pemrograman (programming) spesifikasi sistem dipersiapkan, selama tahap
perancangan diterjemahkan ke dalam perangkat lunak kode program.
4. Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan
apakah sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian sistem informasi dapat
dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas: pengujian unit, pengujian sistem, dan pengujian
penerimaan.
5. Konversi
Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama menuju
sistem yang baru. Empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan: strategi paralel,
strategi pemangkasan langsung, strategi penelitian percobaan, dan strategi pendekatan
secara bertahap.
6. Produksi dan Pemeliharaan
4. Setelah sistem yang baru dipasang dan konversi telah terselesaikan, maka sistem
dikatakan berada dalam produksi (production). Dalam tahap ini, sistem akan dikaji ulang
oleh para pengguna dan para spesialis teknikal untuk menentukan seberapa baik ini telah
memenuhi tujuan awalnya dan untuk memutuskan apakah terdapat perbaikan atau
modifikasi yang diperintahkan.
C. Pemodelan dan Perancangan Sistem
Terdapat metodologi alternatif untuk membuat model dan merancang sistem. Metodologi
yang terstruktur dan pengembangan yang berorientasi pada objek merupakan yang paling
penting.
1. Metodologi Terstruktur
Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasi, menganalisis, dan
merancang sistem informasi sejak tahun 1970-an. Terstruktur (structured) mengacu
pada kenyataan bahwa teknik-teknik yang dilakukan adalah tahap demi tahap, dengan
tiap tahap dibangun pada tahap yang sebelumnya.
Metode pengembangan terstruktur sifatnya berorientasi proses, berfokus terutama
kepada pemodelan proses, atau tindakan mengambil, menyimpan, memanipulasi, dan
mendistribusikan data seiring data tersebut mengalir melalui suatu sistem. Metode-
metode ini memisahkan data dari proses -proses. Prosedur pemrograman yang tersendiri
harus ditulis setiap kali seseorang ingin melakukan tindakan atas data tertentu. Prosedur-
prosedurnya bertindak pada data yang disampaikan oleh program.
2. Pengembangan Berorientasi Objek
Pengembangan berorientasi objek (object-oriented development) menangani
permasalahan tersebut. Pengembangan yang berorientasi pada objek (object)
menggunakan objek sebagai unit dasar dari analisis sistem dan desain. Suatu objek yang
menggabungkan data dan proses tertentu yang beroperasional dengan data tersebut.
Data dikemas dalam suatu objek yang dapat diakses dan dimodifikasi hanya dengan
mengoperasionalkan, atau metode, yang terkait dengan objek tersebut. Ketimbang
melewatkan data pada prosedur, program akan mengirimkan suatu pesan bagi objek
untuk mengerjakan operasional yang-telah tertanam di dalamnya.
D. Pendekatan Alternatif Pembangunan Sistem
Sejumlah pendekatan pengembangan sistem telah dikembangkan untuk menangani dengan
perbedaan-perbedaan ini. Bagian ini menjelaskan metode-metode alternatif berikut: siklus
hidup sistem tradisional, pembuatan prototipe, paket aplikasi perangkat lunak,
pengembangan oleh pengguna akhir, dan alih daya.
1. Siklus Hidup Sistem Tradisional
Siklus hidup sistem (systems life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi
yang paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun
sistem, membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang formal. Siklus
hidup sistem masih digunakan untuk pengembangan sistem yang besar dan rumit yang
membutuhkan keperluan analisis yang tepat dan formal, spesifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan kendali yang ketat atas proses-prosesnya. Namun, pendekatan siklus
hidup sistem membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu, dan tidak fleksibel.
2. Pembuatan Prototipe
Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah
dapat berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi,
prototipe akan lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunanya.
Ketika rancangannya telah difinalisasi, prototipe dapat dikonversi menjadi sistem
produksi yang jauh lebih baik.
3. Pengembangan Oleh Pengguna Akhir
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan sedikit
bantuan formal dari spesialis teknis, atau bahkan tidak sama sekali. Fenomena ini disebut
5. pengembangan oleh pengguna akhir (end-user development). Rangkaian perangkat lunak
yang dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat hal ini mungkin dilakukan.
Bahasa generasi keempat (fourth-generation language) adalah perangkat lunak yang
membuat pengguna akhir dapat membuat laporan atau mengembangkan aplikasi
perangkat lunak dengan sedikit bantuan teknis atau tidak sama sekali. Beberapa
perangkat generasi keempat ini juga meningkatkan produktivitas pemrogram profesional.
Pengguna akhir kebanyakan bekerja dengan perangkat lunak PC dan bahasa query.
Bahasa query (query language) adalah perangkat lunak yang memberikan jawaban cepat
secara online untuk permintaan informasi yang belum didefinisikan.
E. Paket Perangkat Lunak Aplikasi dan Alih Daya
1. Paket Perangkat Lunak Aplikasi
Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem yang telah dibuat di atas fondasi paket
perangkat lunak aplikasi. Banyak aplikasi umum bagi perusahaan bisnis- antara lain,
pembayaran gaji, piutang, buku besar, atau pengendalian persediaan. Untuk fungsi-fungsi
yang universal seperti itu dengan proses-proses standar yang tidak membuat berubah
banyak dari waktu ke waktu, suatu sistem umum akan dapat memenuhi kebutuhan
banyak perusahaan. Ketika sistem dikembangkan menggunakan paket perangkat lunak
aplikasi, analisis sistem akan mencakup suatu upaya evaluasi paket. Kriteria evaluasi yang
paling penting adalah fungsi-fungsi yang disediakan oleh paket, fleksibilitasnya,
kemudahan penggunaannya, sumber daya perangkat keras dan perangkat lunaknya,
kebutuhan database-nya, upaya pemasangan dan pemeliharaannya, dokumentasi;
kualitas vendornya, dan biayanya. Proses evaluasi paket sering didasarkan pada
Permintaan Proposal (Request for Proposal RFP), daftar pertanyaan terperinci yang
diberikan kepada vendor paket perangkat lunak.
2. Alih Daya
Jika suatu perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk
membangun atau mengoperasionalkan sistem informasi, maka perusahaan dapat
melakukan alih daya pekerjaan kepada organisasi eksternal yang mengkhususkan diri
pada menyediakan layanan tersebut. Konsultasi dan perangkat lunak cloud computing
sebagai para penyedia jasa (SaaS), yang kita gambarkan dalam Modul 5, merupakan salah
satu bentuk dari alih daya.
F. Pengembangan Aplikasi Untuk Perusahaan Digital
1. Pengembangan Aplikasi Cepat (RAD)
Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid application development RAD) digunakan
untuk menggambarkan proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu
yang sangat singkat. RAD dapat mencakup penggunaan pemrograman visual dan
perangkat lainnya untuk membuat antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototipe
iteratif dari elemen-elemen sistem yang terpenting, otomatisasi pembuatan kode
program dan kerja sama erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi.
2. Pengembangan Berbasi Komponen dan Layanan Web
Telah dijelaskan beberapa manfaat dari pengembangan berorientasi objek untuk
pengembangan sistem yang dapat merespons perubahan yang cepat dalam lingkungan
bisnis, termasuk aplikasi web. Untuk membuat perangkat lunak yang lebih cepat,
kelompok-kelompok objek telah dirakit untuk menyediakan komponen perangkat lunak
untuk fungsi-fungsi umum, seperti antarmuka gratis bagi pengguna atau fungsi
pemesanan ontime yang dapat di kombinasikan untuk membuat aplikasi bisnis berskala
besar.pendekatan terhadap pengembangan perangkat lunak ini disebut pengembangan
berbasis komponen. Layanan web dan komputasi berorintasi layanan meperkenalkan
layanan web sebagai komponen perangkat lunak yang dapat dipakai ulang yang dapat
diimplemetasikan menggunakan ekstensibel markupe language(XML) dan protokol dan
standar terbuka lainya yang memungkinkan satu aplikasi berkomunikasi dengan aplikasi
6. lainya tanpa membutuhkan pemograman yang disesuaikan untuk berbagi data dan
layanan.
Layanan web dapat mebuat komponen-komponen perangkat lunak yang dapat
diimplemetasikan melalui internet dan menyediakan fungsi –fungsi baru untuk
peruasahaan yang sudah ada,atau membuat sistem baru yang mengubungkan sistem
suatu perusahaan dengan yang lainya.pernah layanan perangkat lunak ini menggunakan
standars yang universal,maka biaya lebih rendah dan layananya lebih mudah disusun
bersama dari pada komponen-komponoen yang sifatnya kepemilikan.
3. Pengembangan Aplikasi Mobile
Salah satu solusi terhadap permasalahan memiliki 3 situs web yang berbeda adalah
menggunakan desain web yang bersifat responsif. Desain web responsif (responsive web
design) memungkinkan situs web untuk secara otomatis mengubah tata letak sesuai
dengan resolusi layar dari pengunjung, apakah menggunakan desktop, tablet, atau
smartphone. Pendekatanini menggunakan campuran yang fleksibel atas grids, dan layout,
gambar yang fleksibel, dan queri media yang mengoptimalkan desain bagi konteks
melihat yang berbeda.
7. PEMBAHASAN
Telkom E-Service sebagai Transaction Processing System PT. Telkom Transaction Processing
System merupakan subsistem input penting dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber guna
mendapatkan profil pelanggan. Telkom E- Service adalah layanan baru dari PT. Telkom yang
diluncurkan pada tahun 2008 dipersembahkan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan
semakin mendekatkan perusahaan dengan pelanggan. Melalui layanan ini, pelanggan akan dapat
kemudahan dalam berinteraksi dengan perusahaan secara online. Dengan menganalisis laporan hasil
Transaction Processing System terhadap hasil yang dilakukan, member dapat mengetahui selera dan
kebutuhannya. Hasil analisis tersebut diintegrasikan dengan menggunakan data dari proses Marketing
Information System, sehingga menghasilkan output yang dapat digunakan oleh Customer Relationship
Management yang dimiliki perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada member Telkom
E-Service.
Telkom E-Service dapat di akses pada alamat Media Intranet sebagai Enterprise Collaboration
System PT. Telkom Media Intranet atau portal internal adalah media komunikasi perusahaan secara
on-line, real time, dinamis dan terbatas untuk lingkungan Telkom. Media ini berperan sebagai media
komunikasi utama yang diposisikan sebagai wahana kolaborasi dan sharing informasi dan knowledge
baik antara pimpinan dengan staff, antara manajemen dengan karyawan dan antar karyawan. Berikut
beberapa fitur pada aplikasi intranet Telkom:
1. Single Sign-on Dengan fitur ini user bisa login terhadap beberapa situs yang disediakan oleh
PT. Telkom sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya. Selain itu fitur ini bisa dipakai
untuk mengakses beberapa situs luar, dengan syarat aplikasi tersebut telah terdaftar di URL
Library. User dapat mengajukan usulan aplikasi untuk didaftarkan ke URL Library kepada
admin Portal.
2. Menu Default Secara default, user akan diberikan menu standar yang dapat dikustomisasi
sesuai kebutuhan. Menu default saat user login pertama kali adalah : a. Collaboration (Nota
dinas, Memo, Divre ) b. Intra News (Info Produk, Koin, Intranet) c. Intra Portal (Intra Unti, Intra
DIVRE, Intra Telkom) d. Business (TQMS, The Telkomway 135, RDB, FBI) e. Tools (Rescue
model, Portal file) f. Accesories (Home, Identitas User, Grafik Bioritme user dan
keluarganya,portal Notes, Portal Contacs) g. Portal Reminder (Default Reminder yang dibuat
oleh system seperti Tagihan Telepon, Penerimaan BPHP) h. Personal Reminder (User dapat
membuat reminder sesuai kebutuhan) 3.3. Portal Telkom sebagai Management Information
System PT. Telkom.
Untuk memfasilitasi proses kerja seluruh karyawan, Telkom membangun infrastruktur
komunikasi yang terintegrasi untuk mempermudah koordinasi kebijakan dan sosialisasi strategi bisnis
perusahaan antara pembuat kebijakan, pengelola SDM dan karyawan. Portal telkom yaitu
menyediakan berbagai fitur diantaranya Sasaran Kerja Individu Online, absensi Online, surat Perintah
Perjalanan Dinas Online, Cuti Online, Career Online dan Training Need Analysis Online. Selain itu
telkom juga menerapkan berbagai aplikasi TI seperti proses otomatisasi bisnis Perusahaan baik berupa
nota dinas elektronik, virtual meeting, shared files, online survei, dan intranet. Berikut Gambar dari
tampilan portal Telkom: a. Login Portal Telkom Portal Telkom hanya dapat diakses oleh seluruh
pegawai telkom, namun ada beberapa fitur yang hanya dikhususkan oleh manager untuk dapat
melakukan proses bisnis tertentu. b. Home Portal Umum Merupakan Halaman saat pertama halaman
dibuka atau sebelum user login c. Home Portal Privacy Halaman Pertama yang dibuka saat user telah
melakukan login.
8. KESIMPULAN
Membangun sistem informasi memerlukan analisis masalah organisasi dengan sistem
informasi yang sudah ada, menilai kebutuhan informasi orang-orang, memilih teknologi yang tepat,
dan merancang ulang proses bisnis dan pekerjaan. Manajemen harus memantau usaha
pengembangan sistem dan mengevaluasi manfaat serta biayanya. Sistem informasi yang baru
merepresentasikan proses perubahan organisasional yang terencana.
Peran manajemen proyek dalam menunjang terwujudnya target dan sasaran sebagai
kekuatan strategi untuk mempercepat pembangunan suatu proyek. Manajer proyek harus dapat
membangun suatu sistem pengembangan produk yang mempunyai kemampuan untuk dipahami,
didesain dan menghasilkan produk yang bermanfaat kompetisi bagi perusahaan. Manajer proyek
harus dapat mencermati perubahan siklus hidup produk yang didasarkan atas pengamatan terhadap
lingkungan organisasi dan selalau menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen, mengelola
produk, proses dan pemasok, sehingga tingkat kesuksesan produk berhasil.
9. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018). Application of Supply Chain
Management Practices in Banks: Evidence from Indonesia. International Journal of Supply Chain
Management, 7(5), 418-427.
Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure Implications of Sustainable
Supply Chain, Profitability and Industrial Profile. International Journal of Supply Chain Management,
9(2), 648-655.
Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth Rekomendasi Trend Penjualan
ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi. InComTech, 9(1), 49-60.
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization, Management
Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information System Quality. Schollars
Bulletin, 5(12), 751-758.
Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic management accounting in supply
chain outcomes and logistic firm profitability. Uncertain Supply Chain Management, 7(2), 145-156.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of MSME ’ s
Financial Reports. (3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573.
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of Micro, Small
and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks (Religion, Religiosity, and
Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences, (2).
doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
Putra, Y. M. (2019). Mengelola Proyek Berbasis Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
doi:https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129.
Rekarti, E., & Doktoralina, C. M. (2017). Improving Business Performance: A Proposed Model for
SMEs. European Research Studies Journal, 20(3A), 613-623.
Rekarti, E., Doktoralina, C. M., & Saluy, A. B. (2018). Development model of marketing capabilities
and export performance of SMEs: A proposed study. European Journal of Business and Management,
10(22).
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical Testing of
Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.