Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas metode System Development Life Cycle (SDLC) dan tahapan-tahapannya dalam pengembangan sistem informasi baru, serta kendala yang dihadapi dalam proses implementasinya.
2. Beberapa kendala utama yang dihadapi antara lain ketidakpahaman antara pengguna dan pengembang sistem, serta kurangnya kerja sama antara departemen operasional dan IT.
3. Diperluk
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
SDLC MENYEBABKAN KENDALA
1. “METODE IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI YANG
BARU DITERAPKAN SERTA KENDALANYA DALAM
PROSES TERSEBUT”
(Tugas Minggu Ke-9)
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen :
Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun Oleh :
AFIFAH LUTHFIAH
43216010030
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi
2018/2019
2. Metode System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru, namun saat kerja
sistem baru ditemukan permasalahan dalam tahap pemeliharaan sistem yang
kemungkinan tidak dapat diatasi, maka sistem tersebut akan dikembalikan lagi ke
sistem yang lama, hal inilah yang disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem
atau disebut dengan System Development Life Cycle.
SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat
lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang
untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari
SDLC yaitu mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan
perbaikan masalah yang berhubungan dengan perangkat lunak. Metode ini digunakan
oleh para analisis sistem ataupun pembuat program dengan tahapan-tahapan
pekerjaan untuk membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok untuk
pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas
tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan user, mencapai selesai dalam waktu
dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien.
Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
1. Inisiasi (initiation)
Tahap ini ditandai dengan adanya kebutuhan dari user yang ada, maka pembuatan
proposal proyek perangkat lunak dimulai dan dibuat berdasarkan konsep sistem yang
telah direncanakan.
Kegiatan dalam tahapan inisiasi :
• Menentukan durasi waktu yang dibutuhkan.
• Menentukan sumber daya dan sistem yang dibutuhkan.
• Merencanakan jadwal pelaksanaan proyek.
2. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep sistem hingga dokumen lingkup sistem. Kemudian
menganalisa manfaat biaya yang dibuthkan, manajemen rencana dan pembelajaran
kemudahan sistem untuk digunakan. Memperhatikan juga perencanaan resiko yang
kemungkinan dihadapi jika sistem akan diterapakan ke depannya.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan konsep sistem :
3. • Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
• Menganalisis manafaat biaya yang dibutuhkan.
3. Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencaaan lainnya
yang diperlukan masing-masing tahapan, sumber daya dan perangkat lunak. Tahapan
ini menghasilkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencari solusi dari
masalah yang muncul dalam sistem.
Kegiatan dalam tahap perencaan meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui
pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
• Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user) dan mengembangkan kebutuhan
user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional. Langkah-langkah yang digunakan
dalam analisis kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru, observasi
lapangan, jajak pendapat, pengamatan sistem yang serupa dan prototype. Kegiatan
utama dalam tahapan analisis kebutuhan :
• Pengumpulan informasi.
• Mendefinisikan sistem requirement.
• Memprioritaskan kebutuhan.
• Menyusun dan mengevaluasi alternatif.
• Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen
5. Desain (design)
Mentransformasikan sistem lama menjadi sistem baru yang berdasarkan hasil analisis
sebelumnya, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-
fungsi yang dibutuhkan. Ada 2 perancangan dalam desain yaitu perancangan
konseptual dan perancangan fisik.
4. Perancangan konseptual juga disebut dengan perancangan logika yang meliputi
perancangan DFD, ERD, Normalisasi, Flowchart System, Flowchart Document dan
laporan-laporan pendukung lainnya yang menjelaskan perjalanan sistem.
Perancangan fisik meliputi perancangan input, perancangan output, perancangan
form, perancangan struktur tabel, perancangan klasifikasi kode dan perancangan
klasifikasi perangkat yang dibutuhkan sistem.Beberapa kegiatan utama yang di
lakukan pada tahap desain :
• Merancang arsitektur aplikasi.
• Meracang antar muka pengguna.
• Mendesain dan mengintegrasikan database.
• Membuat prototipe untuk detail desain.
• Mendesain mengintegrasikan kendali sistem.
6. Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana
memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan.
Mempersiapkan prosedur kasus pengujian, pengodean, pengompilasian,
memperbaiki dan membersihkan program dan peninjauan pengujian.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan, yaitu membuat basis data dan
mempersiapakan prosedur pengujian sistem, mempersiapkan berkas pengujian
sistem, pengodean sistem, dan memperbaiki kesalahan sistem.
7. Integrasi dan pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang dikerjakan terpisah, dan mencari
kesalahan sistem dari kesalaham logika dan kesalahan pengodean. Kemudian
mendemonstrasikan sistem yang dikembangkan untuk diuji dan memehuni spesifikasi
kebutuhan sistem.Kegiatan di dalam tahap integrasi dan pengujian, yaitu :
• Memastikan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
• Membutuhkan partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian
menyeluruh dari semua persyaratan.
• Memenuhi semua kebutuhan bisnis.
5. 8. Implementasi (implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang sebenarnya, mengimplementasikan sistem
perangkat lunak pada lingkungan user (adaptasi user dengan sistem) dan
menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan
pengujian.
Kegiatan di dalam tahapan implementasi, yaitu :
• Pembuatan database sesuai skema rancangan
• pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem
• pengujian dan perbaikan aplikasi.
9. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan user termasuk
implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan
meliputi 3 bagian :
• Pemeliharaan perfektif yaitu ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai
tanggapan atas adanya permintaan atau kebutuhan yang baru serta
meingkatkan efisiensi sistem.
• Pemeliharaan adatif yaitu perubahan aplikasi untuk menyesuaikan diri
terhadap perangkat keras dan lunak yang baru
• Pemeliharaan korektif yaitu melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang
ditemukan pada saat sistem dijalankan.
10. Disposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data sesuai
dengan aktifitas user. Pada tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem
telah dikemas sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang tepat. Kegiatan dalam
tahap disposisi, yaitu penghentiaan sistematis sistem untuk memastikan bahwa
informasi penting yang disimpan untuk akses masa depan.
6. Kendala Dalam Proses Implementasi Sistem Informasi Yang Baru
Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya menterjemahkan proses manual ke
dalam system dalam bentuk medianya tetapi meliputi proses yang terdapat
didalamnya dengan memberikan kemudahan bagi penggunanya dan tentu saja
memberikan nilai tambah bagi perkembangan suatu organisasi. Perubahan proses
akan mengubah SOP (Standard Operasional Procedure) yang sudah ada, dan tentu
saja akan melibatkan orang-orang yang ada didalamnya.
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang
yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional
sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan
manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika
system yang akan di-implementasikan adalah system informasi yang terintegrasi
maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang
bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai
berikut :
1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan
untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap
analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang
berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam
membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang
baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak
tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga
tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.
2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada
dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada
bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian
dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian
masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang
berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di
andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry
data.
7. 3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat
menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang
sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui,
menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak
berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika
dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi
nilai terhadap suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada
pelanggan dan lain sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk
operasional. Walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih
sulit dibandingkan membangun pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak
bisa membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika
IT memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan
dalam proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi
operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi.
Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan
kondisi deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak
ada atau terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa
diandalkan. Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk
menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat
membantu bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and
heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan
mungkin akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan
kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih
baik.
8. DAFTAR PUSTAKA
Nawairtas, Satriawan. 2017 .http://nawairtasssi.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-dan-
metode-pengembangan.html, (Diakses pada 10 November 2018, Jam 10.00)
Ruth, Yunita. 2015. https://www.kompasiana.com/unita/54ffa59ca333110f4551128d/tantangan-
implementasi-pengembangan-sistem-informasi-operasional-dan-ti-dibawah-kepemimpinan-
manajemen, (Diakses pada 10 November 2018, Jam 10.30)