Dokumen ini membahas rencana impor daging sapi dari Brazil ke Indonesia. Brazil merupakan salah satu negara penghasil daging sapi terbesar di dunia dengan jumlah populasi sapi lebih dari 209 juta ekor. Namun, sebagian wilayah Brazil masih terinfeksi penyakit mulut dan kuku. Dokumen ini mempertimbangkan faktor-faktor risiko penularan penyakit mulut dan kuku melalui impor daging sapi dari Brazil.
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
Tinjauan Rencana Pemasukan Daging Sapi Dari Brazil Ke Indonesia - Jakarta, Maret 2018
1. Tinjauan
Rencana
Pemasukan
Daging Sapi
dari Brazil
ke Indonesia
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Maryarakat Veteriner
Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Jakarta, Maret 2018
2. @^
1. Acre
2. Alagoas
3. Amapa
4. Amazonas
5. Bahia
6. Ceara
7. Distrito Federal
8. Esperinto Santo
9. Golas
10. Maranhao
11. Mato Grosso
12. Mato Grosso do Sul
13. Minas Gerais
14. Para
15. Paraiba
16. Parana
17. Pernambuco
18. Piaui
19. Rio de Janeiro
20. Rio Grande do Norte
21. Rio Grande do Sul
22. Rondonia
23. Roraima
24. Santa Catarina
25. Sao Paulo
26. Sergipe
27. Tocantins
26 negara bagian dan 1 kabupaten federal
3. Profil
Peternakan
di Brazil
– PDB peternakan
merepresentasi 30%
dari PDB agribisnis
– Total area peternakan:
167.487888 ha
− Distribusi tanah peternakan:
2,678,392 peternakan
− Rata-rata setiap peternakan
sekitar 62 ha
5. Negara-negara yang berbatasan
dengan Brazil
– Argentina berbatasan dengan
Rio grande do Sul, Santa
Catarina, dan Paraná.
– Paraguay berbatasan dengan
wilayah barat Mato Grosso do Sul
dan Paraná.
– Uruguay berbatasan dengan
wilayah selatan Rio Grande do
Sul.
– Bolivia berbatasan dengan
Rondônia, Mato Grosso, Matto
Grosso do Sul dan Acre.
6. Negara Bagian Jumlah sapi % total # peternakan sapi
Matto Grosso 28.457.770 13,61% 82.558
Minas Gerais 23.588.517 11,28% 354.062
Goiás 21.659.556 10,36% 111.693
Matto Grosso do Sul 20.927.902 10.01% 48.601
Pará 18.619.088 8.90% 83.688
Rio Grande do Sul 13.875.358 6,63% 329.901
Rondônia 12.793.157 6.12% 62.273
Bahia 10.222.395 4,89% 314.243
São Paulo 10.037.604 4,80% 128.238
Paraná 9.120.827 4,36% 211.936
Tocantins 8.159.609 3,90% 43.348
Maranhão 7.598.654 3,63% 93.263
Santa Catarina 4.407.755 2,11% 147.338
Acre 2.758.118 1,32% 18.626
Ceará 2.563.061 1,23% 124.456
Lain-lain 14.340.930 0.57% 523.168
Total BRAZIL 209.130.301 100,00% 2.678.392
Data
populasi
sapi di
Brazil
Sumber: Brazil
Livestock Profile.
Annual Report,
2016. ABIEC.
7. Tahun Produksi
daging sapi
(1000 cwe*)
2012 9.704
2013 10.227
2014 10.123
2015 9.697
2016 9.142
2017 9.609
Produksi daging sapi Brazil
(2012-2017)
– Produksi daging sapi dibagi menjadi
pemeliharaan komersial dan sapi elit.
– Tujuan komersial adalah untuk menghasilkan
daging sapi berkualitas untuk konsumsi manusia,
menyediakan bahan mentah untuk farmasetikal,
kosmetik, sepatu, industri pakaian.
– Produksi sapi elit terutama difokuskan kepada
produksi sapi bibit untuk pemeliharaan
komersial dan sapi elit.
– Sistim ekstensif dipraktikkan di seluruh wilayah
Brazil dan kebanyakan di negara-negara bagian
dan wilayah-wilayah dimana dikembangkan
sistim semi-intensif dan intensif. negeri
*cwe = carcasses weight equivalent
9. Organisasi yang bertanggung
jawab mengenai fungsi
kesehatan hewan
– “Ministry of Agriculture, Livestock, and Food Supply (MAPA)”
memiliki tanggung jawab melalui “Secretariat for Animal and
Plant Health and Inspection (SDA)” sebagai otoritas kompeten
untuk kesehatan hewan dan kesahatan masyarakat veteriner.
– 2 (dua) departemen SDA yang terutama terlibat yaitu:
1. Department of Animal Health (DSA) bertanggung jawab
untuk koordinasi sistim kesehatan hewan nasional.
2. Department of Inspection on Animal Products (DIPOA)
bertanggung jawab untuk kesehatan masyarakat veteriner di
rumah potong hewan dan hasil sampingan ternak.
Sumber: OIE PVS Brazil 2007
10. Sejarah PMK di benua
Amerika
– Wabah PMK pertama kali dilaporkan secara bersamaan pada
tahun 1870 di Amerika Serikat, Argentina dan Uruguay, dan
beberapa tahun kemudian di Paraguay.
– Wabah berkaitan dengan importasi sapi dari benua Eropa.
– Di Brazil, kasus pertama dilaporkan di Uberaba, Minas Gerais
pada tahun 1895.
– Wabah PMK mulai terjadi di Peru dan Bolivia pada tahun 1910;
Chile pada 1920an; dan Venezuela, Columbia dan Equador pada
1950an.
Sumber: Naranjo J. and Cosivi O. 2013. Elimination of foot-and-mouth disease in South
America: Lessons and Challenges. Phil Trans R Soc B 368: 20120381.
11. Sejarah PMK di Brazil
– PMK telah menjadi endemik di Brazil sampai dengan 1980an,
dimana jumlah wabah menurun karena identifikasi dan
pengendalian di wilayah-wilayah endemik dan penggunaan
vaksin yang lebih baik mutunya (Lyra & Silva, 2004).
– Wabah PMK dilaporkan terjadi di Rio Grande do Sul (bebas
dengan vaksinasi) pada tahun 2001, dengan total 29 wabah.
– Wabah PMK dilaporkan terjadi di wilayah-wilayah tertular PMK
(7 wabah di Pará – 2002; 4 wabah di Amazonas dan 1 wabah di
Pará – 2004).
– Wabah PMK pertama kali dilaporkan terjadi di Matto Grosso do
Sul pada tahun 2005.
12. Kejadian wabah PMK di
Brazil (2005-2006)
These countries have submitted the following immediate notifications to OIE in response to epidemiologically
significant events. Click on an event to find more information
Summary Report Country
Date of
Notification
Disease
Reason for
notification
Disease
manifestation
Outbreaks
Date
resolved
Brazil 09/10/2005
Foot and mouth
disease
Recurrence
Clinical
disease
41
21/04/20
06
– Suatu wabah PMK terjadi di satu peternakan sapi di Kabupaten
Eldorado, Mato Grosso do Sul yang terjadi pada 26 September
2005, dikonfirmasi pada 8 Oktober 2005 dan dilaporkan ke OIE
pada 9 Oktober 2005.
– 154 dari 592 ekor sapi dan 8 ekor babi tertular PMK.
– Virus serotipe O dikonfirmasi sebagai penyebab wabah.
Sumber: OIE Immediate Notification (09/10/2005)
13. Deteksi serotipe virus PMK
di Brazil
– Serotipe A, O, dan C dideteksi di Brazil.
– Dalam sejarahnya, serotipe C merupakan
serotipe yang paling dominan.
– Serotipe C sudah tidak lagi ditemukan
sejak 1995 di Brazil.
14. Program pengendalian dan
pemberantasan PMK di Brazil
– Brazil turut menandatangani “Hemispheric Program for the
Eradication of FMD” (PHEFA) pada tahun 1987, dan jumlah
kasus klinis PMK berkurang sejak saat itu.
– Program nasional pengendalian dan pemberantasan PMK
(Programa Nacional de Controle e Erradicação de Febre Aftosa
[PNEFA]), mulai dilaksanakan pada tahun 2001.
– Pelaksanaan PNEFA dinilai berjalan dengan baik karena
menghasilkan pengakuan OIE terhadap wilayah-wilayah yang
luas di Brazil sebagai zona bebas PMK dengan vaksinasi.
Sumber: Amaku M. et al. 2009. Spatial clustering analysis of the foot-and-mouth disease outbreaks
in Mato Grosso do Sul state, Brazil – 2005. Ciência Rural, Santa Maria, v.39, n.9, p.2609-2613.
15. Evolusi wabah PMK dan cakupan
vaksinasi di Brazil
Sumber: Muzio F. and Marques G.H.F., 2012. Maintaining FMD Free Status: the Southern American Experience.
Presented at OIE/FAO Gobal Conference on FMD Control, Bangkok, Thailand, 27-29 June 2012
Jumlah wabah
Cakupanvaksinasi
Cakupan vaksinasi
Jumlahwabah
16. No. Nagara/zona bebas PMK dengan
vaksinasi
Negara/zona bebas PMK tanpa
vaksinasi
1. Tidak ada kasus PMK selama 2
tahun terakhir;
Tidak ada kasus PMK selama 12
bukan terakhir;
2. Tidak ada bukti penularan virus
PMK selama 12 bulan terakhir
Tidak ada pelaksanaan vaksinasi
PMK selama 12 bulan terakhir;
3. Tidak ada infeksi virus PMK pada
hewan yang tidak divaksin;
Tidak ada infeksi virus PMK pada
hewan yang divaksin selama 12
bulan terakhir
4. Tidak ada bukti penularan virus
PMK pada hewan yang divaksin
Tidak ada bukti penularan virus
PMK pada hewan yang divaksin
sebelumya
Perbedaan negara/zona bebas
PMK dengan & tanpa vaksinasi
17. 1) Zona di wilayah Rio Grande do Sul
(September 1997);
2) Zona yang terdiri dari Rondônia
(Desember 2002), Acre dengan 2
kotamadya di Amazonas (Maret 2004),
dan perluasan dari zona ini ke seluruh
wilayah Amazonas (Desember 2010);
3) Zona yang terdiri dari penggabungan 3
zona: a) zona yang meliputi bagian tengah
selatan Pará (Februari 2007), Espírito
Santo, Minas Gerais, Rio de Janeiro,
Sergipe, Distrito Federal, Goiás, Mato
Grosso, Paraná, São Paulo, sebagian Bahia,
sebagian Tocantins (Mei 2008), dan zona
Mato Grosso do Sul (Juli 2008); b) zona
yang terletak di Bahia dan Tocantins
(Desember 2010); dan c) zona yang
meliputi Alagoas, Ceará, Maranhão,
Paraíba, Pernambuco, Piauí, Rio Grande do
Norte, dan wilayah utara Pará (Oktober
2013);
4) Zona di Mato Grosso do Sul (Agustus 2010)
18. Apa yang dimaksud dengan zona bebas
PMK dengan atau tanpa vaksinasi?
Zona bebas PMK dengan vaksinasi Zona bebas PMK tanpa vaksinasi
Zona bebas yang terletak di suatu negara
yang sebagian wilayahnya masih tertular
PMK dimana vaksinasi masih diterapkan.
Zona bebas yang terletak di suatu negara
yang sebagian wilayahnya masih tertular
PMK dimana tidak diterapkan vaksinasi.
Dalam 12 bulan terakhir ditetapkan:
1) Batas-batas geografis zona bebas;
2) Batas-batas dan tindakan-tindakan
yang dilakukan di zona proteksi;
3) Sistim pencegahan masuknya virus
PMK ke dalam zona bebas;
4) Pengendalian lalu lintas hewan peka
dan produknya ke dalam zona bebas;
Dalam 12 bulan terakhir ditetapkan:
1) Batas-batas geografis zona bebas;
2) Batas-batas dan tindakan-tindakan
yang dilakukan di zona proteksi;
3) Sistim pencegahan masuknya virus
PMK ke dalam zona bebas;
4) Pengendalian lalu lintas hewan peka,
daging dan produk lainnya ke dalam
zona bebas;
5) Tidak ada hewan yang divaksin yang
diperbolehkan masuk ke dalam zona
kecuali sesuai aturan OIE.
19. Persyaratan untuk negara/zona
bebas PMK dengan vaksinasi
(Artikel 8.8.3.)
– Tindakan-tindakan sesuai regulasi untuk pencegahan
dan deteksi dini PMK telah dilaksanakan;
– Vaksinasi sistematik wajib pada populasi target telah
dilaksanakan untuk mencapai cakupan vaksinasi dan
kekebalan populasi yang memadai ;
– Vaksinasi telah dilaksanakan mengikuti seleksi strain
vaksin yang sesuai.
20. Sistim Identifikasi dan
Sertifikasi untuk Sapi dan
Kerbau di Brazil - SISBOV
– SISBOV adalah sistim resmi identifikasi ternak di Brazil
Brazil.
– Program SISBOV dirancang untuk mengidentifikasi ternak yang
lahir di Brazil, begitu juga untuk ternak yang diimpor ke Brazil.
– SISBOV dimulai pada tahun 2002.
– Pelaksanaan SISBOV wajib (mandatory) untuk ekspor hewan
hidup dan daging sapi.
– SIBOV membantu industri ternak melaksanakan penelusuran
(traceability) untuk BSE dan PMK.
21. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam mengevaluasi probabilitas masuknya
PMK melalui importasi daging sapi dari negara
yang dinyatakan OIE “tidak bebas PMK”
– Sumber ternak dari negara yang mengekspor daging sapi.
– Probabilitas hewan yang terinfeksi dengan virus PMK dipotong.
– Probabilitas daging yang berasal dari hewan yang terinfeksi dan
mengalami viremia dipotong untuk diekspor, dan/atau produk
terkontaminasi virus kontak dengan daging yang akan diekspor.
– Kemungkinan daging yang mengandung partikel virus PMK yang
infeksius masuk ke negara pengimpor.
– Probabilitas hewan peka di negara pengimpor terekspos dengan
daging yang mengandung partikel virus PMK yang infeksius.
– Kemungkinan hewan terekspos dengan daging mentah yang
mengandung dosis infeksius virus PMK, penyakit mampu
berkembang, dan menyebabkan kejadian infeksi bertambah.
Sumber: https://extension.psu.edu/foot-and-mouth-disease-fmd-risk-posed-by-the-importation-of-meat-beef
22. Brazil berharap pada
Mei 2021, seluruh
negara tidak lagi
melakukan vaksinasi
sapinya, dan pada Mei
2023 Brazil akan
mendapatkan pengakuan
OIE sebagai negara
bebas PMK tanpa
vaksinasi – standar
perlindungan tertinggi.
23. A. RELEASE ASSESSMENT
1. Otoritas, organisasi dan infrastruktur
2. Status penyakit di wilayah pengekspor
3. Status penyakit dan batas pemisah dengan wilayah negara lain
yang berdekatan
4. Program pengendalian penyakit dan pemberantasan penyakit
5. Status vaksinasi
6. Pengendalian lalu lintas dari wilayah berisiko tinggi dan
bosekuriti
7. Demografi ternak dan praktik-praktik pemasaran
8. Surveilans penyakit
9. Kapasitas diagnostik laboratorium
10. Kapabilitas respon darurat
B. EXPOSURE ASSESSMENT
C. CONSEQUENCE ASSESSMENT
D. RISK ESTIMATION
Check list untuk PMK Risk Assessment
24. RENCANA Pemasukan
daging SAPI dari BRAZIL
1) Berasal dari NEGARA yang memiliki “zona bebas PMK tanpa dan
dengan vaksinasi” dengan persyaratan seperti yang tercantum
dalam Artikel 8.8.21. OIE code.
2) Memenuhi standar ‘komoditi aman’ (safe commodity) sesuai
yang dipersyaratkan OIE (Artikel 2.2.1. dan Artikel 8.8.22. OIE
code) – Contoh: ekspor daging Brazil ke Russia, China, Uni
Eropa, USA.
3) Memenuhi ketentuan OIE yang mengharuskan NEGARA
memiliki catatan pelaporan penyakit hewan secara regular dan
cepat (Artikel 8.8.3. OIE Code).
25. RENCANA Pemasukan
daging SAPI dari BRAZIL
5) NEGARA harus memiliki sistim registrasi peternakan, identifikasi
dan penelusuran ternak (Artikel 4.1.1. dan Artikel 4.2.3. OIE
Code) dan pengendalian lalu lintas ternak antar negara/zona
yang berdekatan (Artikel 5.5.1. dan 5.5.2. OIE Code).
6) NEGARA harus menjalankan surveilans PMK sesuai dengan yang
dipersyaratkan OIE (Artikel 8.8.40. OIE Code) dan kemampuan
untuk diagnosa PMK sesuai ketentuan OIE (Artikel 8.8.42. OIE
Code).
7) NEGARA harus menunjukkan kemampuan dan menjamin
sertifikasi veteriner sesuai ketentuan OIE (Artikel 5.1.3. dan
Artikel 5.2.3. OIE Code).