perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 .pdf
1. BudayaPositif
BudayaPositif
D i s u s u n O l e h :
M u s t a h i b , S . P d . S i .
I i s F i t r i y a n i , S . P d .
N e n y Q o r y n a , S . P d .
S i t i N o o r A ’ i s a h , S . P d .
R
uang Ko l a b o r a s i Modul 1.
4
3. TujuanPembelajaranKhusus:
TujuanPembelajaranKhusus:
CGP dapat menganalisis kasus-
kasus yang disediakan berdasarkan
konsep-konsep inti dalam modul
Budaya Positif bersama CGP lain
dalam Komunitas Praktisi
CGP dapat mempresentasikan hasil
analisis studi kasus berdasarkan
konsep-konsep inti dalam modul
Budaya Positif
1.
2.
4. Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat
masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu
Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi
dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan
dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran
Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil
mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas,
“Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah
kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan
Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak
mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Kasus 1
5. Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan
tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia
melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat
ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan
meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja
dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun
Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali
mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas.
Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk
memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Kasus 1
6. Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau
mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman
se kelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan
kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana
penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua
adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka
tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah
memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan
guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
Kasus 1
7. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah
dijalankan oleh Ibu Santi?
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah
sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-
langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni
dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah
yang ditempuh Ibu Santi?
Kasus 1
Pertanyaan
8. Langkah – langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan Ibu Santi?
1.Menstabilkan identitas
Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali menanyakan laporan Ibu Eni
Mencoba mengubah anak yang gagal karena melakukan kesalahan dengan mencari
penyelesaian bukan mengkritik
2.Validasi tindakan yang salah
Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang
ada?
Menyadarkan anak bahwa yang dilakukan itu tidak baik dan menimbulkan permasalahan
3.Menanyakan keyakinan
Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Eni?
Ibu Santi mencoba menanyakan bahwa ada keyakinan kelas yang tidak sesuai dengan
tindakan mereka, yaitu menghormati oranglain
Kasus 1
Jawaban Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?
9. Mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelanya. Tema
yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas,
Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka
tersebut
Memberitahu kepala sekolah, Pak Hasan bila lain waktu ada ketiadaan guru,
maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti
Sudah
Kesalahan yang dibuat : Tidak menghormati Bu Eni
Kasus 1
Jawaban
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran
yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
10. Ayolah tugasnya dikerjakan nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian
tidak kerjakan tugas, tolong bantu Ibu ya?
Menggunakan pendekatan persuasi
Nada suara ramah atau memelas minta tolong
Mencoba akrab dan memasukkan unsur bercanda
Teman
Indikator
Kasus 1
Jawaban
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
11. Sebagai seorang guru khususnya wali kelas hendaknya dapat mengambil posisi manajer dan
menerapkan segitiga restitusi dalam menangani anak yang bermasalah
Saya merasa tercerahkan, karena biasanya saat anak melakukan kesalahan maka tidak
menghormati guru saya hanya meminta anak untuk minta maaf
Membahas keyakinan kelas mengenai menghormati orang lain dengan melakukan
permainan
Mengajak anak bermain drama dengan skenario saya tidak hadir dan digantikan oleh guru
lain untuk melihat sikap terkait menghormati orang lain
Mengapresiasi apa yang dilakukan Ibu Santi untuk memantau tindakan yang diusulkan
oleh Fifi dan Natali
Refleksi
Rencana yang dapat diterapkan
Kasus 1
Jawaban
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi?
12. Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah.
Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau
tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah.
Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina
yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia
terburu-buru dan salah mengenakan sepatu.
Kasus 2
13. Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang
seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu
harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh
sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan
mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah.
Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera
buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Kasus 2
14. Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman
agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan
mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak,
kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil
sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu
tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan
silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati
mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman.
Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih
banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
Kasus 2
15. Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak
Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang
akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang
akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus
berwarna hitam?
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman
mengenai kasus tersebut?
Kasus 2
Pertanyaan
16. Tidak menerima alasan Sabrina
Pak Lukman menggunakan hukuman verbal yaitu tampak pada pernyataannya ”Pak
Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu
sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna
sepatu nya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.“Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil
sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja
seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.”
Posisi kontrol: Penghukum
Indikator:
1.
2.
Kasus 2
Jawaban
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
17. Sabrina mengapa kamu bangun terlambat? Apakah kamu mengetahui jam berapa sekolah
masuk? (nada tulus)
Apakah kamu tau tentang peraturan warna sepatu sekolah kita?
Bagaimana kamu akan memperbaiki masalah ini?
-Sebagai manager harus menerapkan disiplin restitusi agar dapat menciptakan lingkungan
positif, aman dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri,
merdeka, dan bertanggung jawab.
-Sebagai manager harus memahami restitusi melalui tahapn dalam segitiga restitusi
sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari
budaya positif di sekolah agar murid menjadi merdeka.
Pertanyaan yang akan diajukan sebagai berikut:
1.
2.
3.
Analisis studi kasus
Kasus 2
Jawaban
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah yang akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
18. 1.Nilai kebajikan
Disiplin, tanggung jawab, menghargai/menghormati, integritas
2.Tindakan pak Lukman
memberi hukuman kepada Sabrina itu tidak dibenarkan karena membuat sabrina
tidak nyaman dan malu, dan di kemudian hari bisa membuat siswa mudah marah
dan dendam
Kasus 2
Jawaban
Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna hitam?
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai kasus tersebut?
19. Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis,
namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan
tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan
nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak
malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun,
Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya
dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-
tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa
yang bisa?”
Kasus 3
20. Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali
terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan
nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris.
Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu
Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak
kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak
kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
Kasus 3
21. Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya
kepada Fajar?
Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh
Fajar?
Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti
apa yang akan diajukan? Jelaskan.
Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan
mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?
Kasus 3
Pertanyaan
22. Seorang penghukum
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-yang
menjalankan posisi penghukum senantiasa mengatakan bahwa sekolah
memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam
lagi.
Dibuktikan dengan perkataan Bu Dani:
“Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”.
“Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk
kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
Kasus 3
Jawaban
Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?
23. Pembuat Rasa Bersalah
Pada posisi ini guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan
menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman.,
bersalah, atau rendah diri.
Dibuktikan dengan perkataan Bu Dani
“Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek
mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?”
Kasus 3
Jawaban
Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?
24. Tidur-tiduran ketika diajar bu Dani
Acuh tak acuh
Malas-malasan
Tampak diam dan membisu
Identifikasi Sikap Fajar Saat Pelajaran:
Kemungkinan kebutuhan yang diperlukan Fajar:
a. Kasih sayang dan rasa diterima atau diperhatikan
Kebutuhan untuk disayangi dan rasa diterima atau diperhatikan akan hubungan dan koneksi sosial dalam suatu
hubungan bagian dari kelompok.
Fajar membutuhkan bimbingan atas dasar rasa kasih sayang tanpa sikap marah.
b. Kesenangan
Kebutuhan rasa senang adalah kebutuhan mencari kesenangan, bermain, dan tertawa. Dalam belajar sebisa
mungkin harus ada rasa kesenangan dengan pelajaran.
Fajar merasa bosan dalam pembelajaran yang disampaikan oleh Ibu Dani yang menggunakan metode ceramah, dan
sangat membutuhkan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Kasus 3
Jawaban
Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
25. Ibu Dani sebagai pemantau yaitu mengawasi, bertanggung jawab, atas perilaku yang diawasi .
posisi pemantau berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku dan tahu konsekuensinya.
Dengan menggunakan sanksi konsekuensi kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita
dengan murid, sebagai seseorang pemantau.
Pertanyaan yang diajukan oleh Ibu Dani pada posisi sebagai pemantau:
1. “Fajar, apa yang kamu lakukan tadi?”
2. “Kamu ingat dengan peraturan kelas kita?”
3. “Apa konsekuensi yang kamu lakukan tadi?”
4. “Baiklah, silahkan nanti menemui ibu di kantor untuk melaksanakan konsekuensi tersebut.“
Sikap Ibu Dani tidak emosi dan tidak marah yang berlebih. Namun, Fajar dibuat tidak nyaman
dengan melaksanakan sanksi yang diberikan Ibu Dani.
Kasus 3
Jawaban
Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau dikatakan olehnya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan.
26. Memposisikan diri sebagai manajer:
Kepala sekolah melakukan coaching pada ibu Dani dan menerapkan segitiga
restitusi di dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dilakukan ibu
Dani.
Kasus 3
Jawaban
Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak
lanjut Anda?
27. Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba
terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi
dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai
3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka,
dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala
sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino
sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun
mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan
bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa
mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino
memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino
berada di ruang kepala sekolah.
Kasus 4
28. Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati,
serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan
terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu
Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya
diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya
sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino
apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang
terlepas?
Kasus 4
29. Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem
kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi,
“Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu
menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan
menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti
meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir
sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya
siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”.
Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Kasus 4
30. Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu
Dino belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat
kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah,
mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
Kasus 4
31. Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu
Suti? Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda
berkesimpulan demikian?
Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto
dikuatkan oleh Ibu Suti?
Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju
dalam kasus tersebut? Jelaskan!
Kasus 2
Pertanyaan
32. Manajer
Dalam kasus ini, Ibu Suti berperan sebagai Manajer. Ia bertindak untuk
mengelola dan mengarahkan penyelesaian masalah antara Anto dan Dino. Ibu
Suti bertanya kepada mereka tentang keyakinan sekolah yang disepakati dan
mendiskusikan langkah-langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki situasi.
Dia juga memberikan saran dan arahan, seperti mengajak Dino untuk belajar
menjahit dengan bantuan guru Tata Busana.
Kasus 3
Jawaban
Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa saja yang
dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
33. Memahami Emosi. Ibu Suti mengenali bahwa Dino sedang marah dan memberinya
kesempatan untuk berbicara tentang perasaannya. Ini memungkinkan Dino untuk merasa
didengar dan dipahami.
Memberi Pertimbangan. Ibu Suti mengajak Dino untuk memikirkan cara lain yang lebih
efektif untuk mengatasi kekesalannya daripada melampiaskannya dengan tindakan fisik. Ini
membantu Dino untuk merenung dan merencanakan langkah-langkah yang lebih baik.
Mengajarkan Kepemimpinan. Dino diajak untuk memikirkan cara untuk memperbaiki
kesalahannya. Ibu Suti mengajaknya untuk belajar menjahit, yang merupakan keterampilan
yang berguna dan dapat membantu Dino untuk memperbaiki kancing baju Anto.
Menawarkan Dukungan dan Bimbingan. Ibu Suti menawarkan dukungan dengan
mencarikan guru Tata Busana, Pak Irfan, untuk mengajari Dino cara menjahit. Ini adalah
langkah positif dalam membantu Dino belajar keterampilan baru.
Kepada Dino
Kasus 3
Jawaban
Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu Suti?
34. Memahami dan Empati. Ibu Suti mendengarkan keluhan Anto tentang kancing bajunya
yang rusak dan mengkomunikasikannya kepada Dino. Ini memungkinkan Anto untuk
merasa didukung dan dipedulikan.
Menginisiasi Penyelesaian. Ibu Suti bertanya kepada Anto apa yang menurutnya bisa
dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Ini memberikan Anto kesempatan untuk
memberikan masukan dan merasa memiliki peran dalam penyelesaian konflik.
Kepada Anto
Kasus 3
Jawaban
Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu Suti?
35. Kesalahan adalah Peluang untuk Belajar. Ibu Suti menyampaikan kepada Dino
bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi. Dia mengajak Dino untuk
memikirkan cara lain yang lebih efektif untuk mengatasi kekesalannya. Ini
menggambarkan keyakinan bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan
berkembang.
Kemandirian dan Tanggung Jawab. Dino diminta untuk memikirkan cara untuk
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya. Ibu Suti memberinya tanggung jawab
untuk mencari solusi yang tepat, dalam hal ini belajar menjahit untuk memperbaiki
kancing baju Anto. Ini menggalakkan kemandirian dan tanggung jawab pribadi.
Kolaborasi dan Belajar dari Orang Lain.Ketika Dino ragu-ragu tentang
kemampuannya untuk menjahit, Ibu Suti menyarankan agar ia belajar dari guru Tata
Busana, Pak Irfan. Ini mengedepankan nilai kolaborasi dan kemauan untuk belajar dari
orang lain.
Kasus 3
Jawaban
Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju dalam kasus tersebut? Jelaskan!