Kasus 3 menggambarkan interaksi antara Ibu Dani, guru Bahasa Inggris, dengan siswa Fajar yang terlihat acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani menegur Fajar namun hanya mendapat jawaban "tidak tahu". Ibu Dani kemudian bertanya apakah Fajar tidak kasihan padanya sebagai guru yang sudah berusaha mengajar.
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 STUDI KASUS (1) (1).pptxADEHARADEHAR
Maaf, saya tidak mendapatkan konteks lengkap dari kasus tersebut. Bisakah Anda memberikan ringkasan singkat tentang kasusnya? Ringkasan akan membantu saya memahami situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kasus tersebut.
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 STUDI KASUS (1) (1).pptxADEHARADEHAR
Maaf, saya tidak mendapatkan konteks lengkap dari kasus tersebut. Bisakah Anda memberikan ringkasan singkat tentang kasusnya? Ringkasan akan membantu saya memahami situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kasus tersebut.
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
Modul ini membahas tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru. Modul ini menjelaskan konsep coaching secara umum dan khusus dalam konteks pendidikan, serta mendemonstrasikan bagaimana melakukan percakapan berbasis coaching untuk membuat rencana pengembangan diri guru.
Dokumen ini membahas tentang pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter anak dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti sopan santun dan tanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Peran orang tua dan guru dalam pendidikan adalah memberikan
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran sosial dan emosional (PSE) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis secara optimal. Modul ini menjelaskan pentingnya PSE dan lima kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptxNurilFile
1. Dokumen membahas kekuatan konteks sosio-kultural di Kabupaten Mojokerto yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti nilai gotong royong, kegiatan kekerabatan, bekerja sama dan saling memberi, serta menghormati leluhur.
2. Mata pelajaran di Sekolah Masyarakat meliputi pengenalan kearifan budaya lokal dan sejarah Majapahit.
3. Karakteristik peserta didik mencakup karakter ber
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah untuk mewujudkan pojok literasi yang nyaman dan berkelanjutan di kelas, meliputi mendefinisikan pertanyaan utama, mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, merencanakan mimpi, dan merancang rencana dengan menetapkan tim kerja dan jadwal.
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxWahyouJuztyn
Lembar kerja tersebut merupakan rencana pengembangan kompetensi diri guru selama enam bulan ke depan dalam bidang pengembangan diri, kepemimpinan pelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan kepemimpinan pengembangan sekolah.
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3. Visi Guru PenggerakpptxNovitaYosmira1
Demonstrasi kontekstual modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Manajemen Perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Dokumen ini di buat untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 8.
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxgustiantelaumbanua58
Kasus ini menunjukkan adanya konflik antara Anto dan Dino yang berujung pada kontak fisik. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menangani kasus ini dengan pendekatan restoratif adalah:
Kepada Anto:
- Anto, apa yang terjadi sebenarnya saat kalian bermain basket tadi?
- Bagaimana perasaanmu saat insiden itu terjadi?
- Apa yang menurutmu dapat dilakukan agar insiden seperti ini tidak terulang kembali
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
Modul ini membahas tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru. Modul ini menjelaskan konsep coaching secara umum dan khusus dalam konteks pendidikan, serta mendemonstrasikan bagaimana melakukan percakapan berbasis coaching untuk membuat rencana pengembangan diri guru.
Dokumen ini membahas tentang pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter anak dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti sopan santun dan tanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Peran orang tua dan guru dalam pendidikan adalah memberikan
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran sosial dan emosional (PSE) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis secara optimal. Modul ini menjelaskan pentingnya PSE dan lima kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptxNurilFile
1. Dokumen membahas kekuatan konteks sosio-kultural di Kabupaten Mojokerto yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti nilai gotong royong, kegiatan kekerabatan, bekerja sama dan saling memberi, serta menghormati leluhur.
2. Mata pelajaran di Sekolah Masyarakat meliputi pengenalan kearifan budaya lokal dan sejarah Majapahit.
3. Karakteristik peserta didik mencakup karakter ber
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah untuk mewujudkan pojok literasi yang nyaman dan berkelanjutan di kelas, meliputi mendefinisikan pertanyaan utama, mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, merencanakan mimpi, dan merancang rencana dengan menetapkan tim kerja dan jadwal.
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxWahyouJuztyn
Lembar kerja tersebut merupakan rencana pengembangan kompetensi diri guru selama enam bulan ke depan dalam bidang pengembangan diri, kepemimpinan pelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan kepemimpinan pengembangan sekolah.
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3. Visi Guru PenggerakpptxNovitaYosmira1
Demonstrasi kontekstual modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Manajemen Perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Dokumen ini di buat untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 8.
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxgustiantelaumbanua58
Kasus ini menunjukkan adanya konflik antara Anto dan Dino yang berujung pada kontak fisik. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menangani kasus ini dengan pendekatan restoratif adalah:
Kepada Anto:
- Anto, apa yang terjadi sebenarnya saat kalian bermain basket tadi?
- Bagaimana perasaanmu saat insiden itu terjadi?
- Apa yang menurutmu dapat dilakukan agar insiden seperti ini tidak terulang kembali
Studi kasus 4 menggambarkan insiden pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket di sekolah. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga copot 3 kancingnya. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan menanyakan perspektif masing-masing serta solusi perbaikan masalah sesuai keyakinan sekolah.
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdfignasiusfandyjayanto1
Kasus 4 mengisahkan tentang pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga rusak. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan mengambil posisi pemantau. Ibu Suti membuat Dino bercerita tentang kekesalannya dan menjelaskan bahwa membuat kesalahan adalah hal wajar namun mempertahankan diri juga penting.
Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptxDevano9
Kasus 4 mencatat insiden perkelahian antara Anto dan Dino di lapangan basket sekolah. Guru piket melerai dan membawa keduanya ke ruang kepala sekolah, Ibu Suti. Ibu Suti berusaha menenangkan Dino yang marah dan mendengarkan keluh kesahnya. Ibu Suti mengingatkan bahwa semua orang bisa melakukan kesalahan namun meminta Dino memikirkan cara lain untuk menyelesaikan masalah di masa depan. Ibu
Ruang Kolaborasi.pptx Tugas Calob Guru Penggerakjohan199969
Assalamualikum wr.wb
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Berikut ini adalah salah satu tugas yang ada pada pendidikan guru penggerak
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Unggah Hasil Diskusi Kelompok
1. Posisi kontrol yang diambil Ibu Dani adalah penghukum, hal ini terlihat dari kalimat tegurnya kepada Fajar yang bernada menghukum.
2. Kemungkinan kebutuhan yang dibutuhkan Fajar adalah perhatian dan dukungan, mengingat sikapnya yang acuh tak acuh dan nilai yang kurang baik.
3. Jika Ibu Dani mengambil posisi pemantau, ia akan bertanya dengan lembut tentang keadaan Fajar, ap
Similar to RUANG KOLABORASI KELOMPOK 3 - M. RIYANTO.pptx (20)
Praktik baik ini menggambarkan upaya guru sejarah dalam mengatasi permasalahan pembelajaran di SMAN 1 Puri dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dan metode jendela belanja untuk meningkatkan kemampuan siswa. Guru merancang langkah-langkah strategis termasuk persiapan perangkat pembelajaran, penjadwalan, dan melibatkan rekan untuk mendokumentasikan prosesnya. Hasilnya, siswa tampak lebih
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
Tugas Ruang Kolaborasi - Kanvas BAGJA Kelompok 91 A.pptxRiyanTSSJ
Dokumen tersebut merupakan visi dan rencana kelompok guru penggerak untuk mengembangkan pembelajaran yang meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa. Rencana tersebut meliputi 6 tahapan yaitu define, discover, dream, design, dan deliver untuk menjawab pertanyaan utama bagaimana meningkatkan kreativitas siswa.
Reflesi Mandiri - Kanvas BAGJA prakarsa perubahan - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah perencanaan pembelajaran untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi siswa, meliputi: (1) mendefinisikan pertanyaan utama dan tujuan, (2) mengidentifikasi aset dan potensi melalui penyelidikan, (3) merencanakan langkah-langkah konkret pelaksanaan, dan (4) mendesain kerangka kerja pelibatan para pihak dalam implementasi dan evaluasi.
Modul 1.3 - Imajiku tentang Murid di Masa Depan - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Dokumen tersebut membahas imaji guru tentang murid di masa depan, yaitu (1) mewujudkan keseimbangan antara intelektual dan spiritual siswa, (2) menjadikan siswa yang berperilaku sesuai Pancasila, dan (3) mampu menerapkan Tri Satya & Dasadarma Pramuka dengan baik.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
4. Kasus 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat
masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu
Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi
dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan
dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran
Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah,
sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan
tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala
Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?”
Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”.
Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
5. Kasus 1 (Lanjutan)
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta
menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah
mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada?
Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada
akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi
bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh
ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang
mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu
Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak
sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa
yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada
gagasan?
6. Kasus 1 (Lanjutan)
Setelah mereka berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan
bagaimana kalau mengadakan sebuah diskusi kelompok
dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah
penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling
menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari
di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni
tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni
bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila
lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu
Eni sebagai guru pengganti.
8. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
1. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah
dijalankan oleh Ibu Santi?
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah
sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-
langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni
dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah
yang ditempuh Ibu Santi?
9. KASUS 1
PERTANYAAN NO. 1
Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?
JAWABAN NO. 1
Ibu Santi sudah menjalankan Segitiga Restitusi :
1. Menstabilkan Identitas, dengan menggali masalah dari dua kubu yang dianggap bermasalah
yaitu Ibu Eni pihak 1 (guru pengganti) dan pihak 2 Fifi serta Natali merupakan siswa yang
bermasalah dengan perilaku di kelas.
2. Validasi Tindakan yang salah, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali untuk mengidentifikasi
masalah yang sedang terjadi untuk menggali kejujuran tentang tindakan yang sudah
dilakukan.
3. Menanyakan Keyakinan, Ibu Santi mengidentifikasi masalah Fifi dan Natali yang melakukan
pelanggaran keyakinan kelas dengan tidak mengerjakan tugas dan acuh terhadap Bu Eni
sebagai guru pengganti.
10. KASUS 1
PERTANYAAN NO. 2
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran
yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
JAWABAN NO. 2
Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali menurut kami cukup sesuai dengan pelanggaran yang
mereka buat, karena mereka melanggar keyakinan kelas dengan tidak mengerjakan tugas
dari Bu Eni dan acuh terhadap Bu Eni sebagai guru pengganti. Tindakan yang seharusnya
dilakukan adalah 1) meminta maaf kepada Bu Eni dan mengerjakan tugas dari Bu Eni, 2)
melakukan diskusi kelompok di kelas dengan tema saling menghormati, 3) memberitahukan
kepada Bu Eni tentang usulan mereka secara langsung, 4) meminta kepada Kepala Sekolah
apabila ada guru berhalangan Bu Eni sebagai guru pengganti.
Langkah-langkah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali :
Langkah 1, mengusulkan diskusi kelompok di kelasnya dengan tema “saling menghormati dan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.”
Langkah 2, mengirimkan e-mail kepada ibu Eni tentang gagasan mereka.
Langkah 3, meminta kepada Kepala Sekolah apabila ada guru berhalangan Bu Eni sebagai guru
pengganti.
11. KASUS 1
PERTANYAAN NO. 3
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan
Natali? Jelaskan jawaban Anda.
JAWABAN NO. 3
Posisi Bu Eni pada kasus 1 dalam 5 posisi kontrol adalah 1) sebagai pembuat merasa bersalah,
karena Fifi dan Natali sudah melanggar keyakinan kelas dengan tidak mengerjakan tugas dan
acuh terhadap bu eni serta cenderung menyepelehkan, 2) sebagai pemantau Bu Eni memantau
perilaku Fifi dan Natali yang tidak mengerjakan tugas dan acuh terhadap Bu Eni serta telah
mencoba mengingatkan.3) sebagai teman terlihat dalam kalimat bu Eni” “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong
bantu Ibu ya?” .
12. KASUS 1
PERTANYAAN NO. 4
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi?
JAWABAN NO. 4
Jika kami sebagai pak Hasan (Kepala Sekolah), langkah yang dilakukan Bu Santi sudah sesuai
dengan Segitiga Restitusi dalam menangani masalah di kelas, Bu Santi dan Bu Eni juga sudah
bekerjasama dalam menerapkan Lima Posisi Kontrol untuk menanamkan nilai kebajikan disiplin
dan pembentukan kebiasaan perilaku yang baik dengan saling menghormati di lingkungan
sekolah.
13. Kasus 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah.
Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari
kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan
sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu
Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa
dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu.
14. Kasus 2 (Lanjutan)
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang
seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu
harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh
sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan
mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah.
Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka
sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
15. Kasus 2 (Lanjutan)
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar
tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang
kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah
melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah
atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja
seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa
sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya
dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani
berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas
tanpa alas sepatu.
17. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
● Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak
Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
● Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa
yang akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang
akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
● Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
- Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna
hitam?
- Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman
mengenai kasus tersebut?
18. JAWABAN POIN 1 KASUS 2
Pertanyaan :
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman?
Jelaskan, apakah indikatornya?
Jawaban :
Pada kasus tersebut pak Lukman berperan sebagai “pembuat merasa bersalah,
penghukum, dan pemantau.”
Pembuat merasa bersalah, pak Lukman menanyakan kepada Sabrina tentang peraturan
seragam dan sepatu yang seharusnya dan terlambat ke sekolah. (Apakah kamu tidak
kasihan kepada orang tuamu, jika nanti beliau dipanggil ke sekolah karena kamu sering
melanggar tata tertib sekolah?
Sebagai penghukum dan pemantau, pak Lukman sebagai pemantau menjelaskan
tentang peraturan sekolah sehingga terkesan tidak mau tahu alasan dan permintaan
maaf dari Sabrina dan tetap meminta Sabrina untuk menjalankan hukuman atas
ketidakpatuhan Sabrina datang terlambat dan tidak memakai sepatu hitam.
19. JAWABAN POIN 2 KASUS 2
Pertanyaan :
● Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa yang akan
dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke
Sabrina? Jelaskan.
Jawaban :
Bagaimana cara kamu untuk menjadi siswa yang disiplin?
Apa yang kamu lakukan jika sudah melanggar tata tertib sekolah?
20. JAWABAN POIN 3 KASUS 2
Pertanyaan :
Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
- Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan sepatu harus berwarna hitam?
- Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai kasus
tersebut?
Jawaban :
Nilai kebajikan yang ingin dituju adalah nilai kedisiplinan, nilai kebersamaan dan
keseragaman dengan menggunakan sepatu yang berwarna hitam saat di sekolah.
Langkah yang diambil pak Lukman dengan menegakkan aturan sekolah sudah benar,
hanya saja perlu dirubah dengan pendekatan restitusi yaitu pak lukman bisa menuntun
Sabrina sebagai manajer diri sendiri dengan mengajak Sabrina menganalisis
kebutuhannya kenapa bisa bangun terlambat, apa yang harus dia lakukan agar tidak
terlambat dan terburu-buru ke sekolah, dan seharusnya tidak dengan memberikan
hukuman yang akan menyakitkan Sabrina hingga berdampak pada timbul rasa malu yang
menyakitkan bahkan bisa jadi membenci peraturan.
21. Kasus 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis,
namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan
tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan
nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak
malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun,
Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya
dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-
tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa
yang bisa?”
22. Kasus 3 (Lanjutan)
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali
terjadi pada Fajar, sepertinya tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan
nilai-nilainya pun tidak terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa Inggris.
Pada saat ditegur oleh ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”.
Ibu Dani pun menjawab, “Gimana kamu Fajar, kamu gak kasihan sama
Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama
Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
24. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
● Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada
Fajar?
● Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
● BilamanaIbu Dani mengambil posisi Pemantau,apa yang akan dilakukan
atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang
akan diajukan? Jelaskan.
● Apabila Anda adalah kepala sekolah disana dan mengetahui hal ini,
bagaimana tindak lanjut Anda?
25. ANALISIS JAWABAN
KASUS 3
Kasus Ibu Dani dengan Fajar :
1. Sebagai membuat merasa bersalah dan sebagai teman terlihat dari
perkataan bu Dani “Gimana kamu Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah
capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan tindakan bu Dani yang
meminta maju fajar.
2. Prinsip penguasaan
3. Fajar, seharusnya anda lebih giat belajar lagi dan bertanya kepada
temannya. Bagaimana cara anda untuk meningkatkan motivasi
belajar?
4. Memanggil fajar keruangan dan meberikan motivasi, kemudian
bersinergi dengan walas dan BK untuk mengatasi hal ini
26. Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-
tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi
emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan
kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung
melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu
Kepala Sekolah, Ibu Suti menanyakan Dino tentang Keyakinan
Sekolah yang telah disepakati.
27. Kasus 4 (Lanjutan)
Ibu Suti melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun
mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa
yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto
menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki pak. Ibu saya akan
sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing
begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia
lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
28. Kasus 4 (Lanjutan)
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya
lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan
menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino.
Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino
tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau
bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu
bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja
Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan
cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali
diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
29. Kasus 4 (Lanjutan)
Akhirnya Anto mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu
Anto belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali
terlihat kedua anak laki-laki tersebut Anto dan Dino pada jam pulang
sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
31. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
● Posisi kontrolapa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu
Suti? Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda
berkesimpulan demikian?
● Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto
dikuatkan oleh Ibu Suti?
● Kira-kira nilai-nilai kebajikan (Keyakinan Sekolah) apa yang dituju
dalam kasus tersebut? Jelaskan.
32. JAWABAN DAN ANALISIS
KASUS 4
Dalam Kasus 4,
1. Ibu Suti Kepala sekolah menerapkan posisi kontrol sebagai manajer
dengan berdialog kepada keduanya untuk saling menganalisis
kebutuhan dan membentuk disiplin positif sehingga mereka memiliki
kesadaran diri.
2. Dengan berbagai pertanyaan yang mengarah kepada kesanaran diri
dan analisis kebutuhan sehingga saling memahami.
3. Sikap saling menghargai dan menghormati serta saling memahami
perbedaan supaya tidak menimbulkan perselisihan.
33. KESIMPULAN DAN ANALISIS
KELOMPOK 3
Dari kasus 1, 2, 3, dan 4 dalam pemecahannya membutuhkan
kolaborasi dalam penerapan segitiga restitusi dan lima posisi control
dalam menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan keyakinan
kelas dan keyakinan sekolah. Sehingga dalam penegakan aturan
sekolah maupun kelas tidak mematikan karakter dan mental siswa,
tetapi membiasakan diri untuk segera adaptasi dengan menyadari
kesalahan serta menjalankan konsekuensi dari kesalahan yang
dilakukan sebagai bentuk kesadaran tanggung jawab.