Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 STUDI KASUS (1) (1).pptxADEHARADEHAR
Maaf, saya tidak mendapatkan konteks lengkap dari kasus tersebut. Bisakah Anda memberikan ringkasan singkat tentang kasusnya? Ringkasan akan membantu saya memahami situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kasus tersebut.
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kelompok 2-1.pdfIwanHartaji2
Ibu Suti mengambil posisi manajer dalam menangani kasus pertengkaran antara Dino dan Anto. Ia menenangkan Dino, menanyakan keyakinan sekolah, dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kemeja Anto. Hal ini membuat kedua siswa kembali berbaikan.
Tugas refleksi ini membahas tentang pengalaman belajar mengenai model refleksi 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan ke depan) dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2. Melalui diskusi kelompok, penulis belajar bertukar pikiran dengan rekan dan mengendalikan emosi saat berbeda pendapat, serta mendapat wawasan baru untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah. Penulis memaham
Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 STUDI KASUS (1) (1).pptxADEHARADEHAR
Maaf, saya tidak mendapatkan konteks lengkap dari kasus tersebut. Bisakah Anda memberikan ringkasan singkat tentang kasusnya? Ringkasan akan membantu saya memahami situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kasus tersebut.
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kelompok 2-1.pdfIwanHartaji2
Ibu Suti mengambil posisi manajer dalam menangani kasus pertengkaran antara Dino dan Anto. Ia menenangkan Dino, menanyakan keyakinan sekolah, dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kemeja Anto. Hal ini membuat kedua siswa kembali berbaikan.
Tugas refleksi ini membahas tentang pengalaman belajar mengenai model refleksi 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan ke depan) dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2. Melalui diskusi kelompok, penulis belajar bertukar pikiran dengan rekan dan mengendalikan emosi saat berbeda pendapat, serta mendapat wawasan baru untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah. Penulis memaham
Guru bernama Pak Dermawan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Dia melakukan asesmen awal untuk mengetahui pengetahuan awal dan minat murid, lalu menentukan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Pak Dermawan menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk dengan memberikan bahan ajar, aktivitas, dan tugas yang disesuaikan dengan kesiapan set
Dokumen tersebut membahas lima posisi kontrol guru dalam menerapkan disiplin positif yang berpusat pada murid, yaitu penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Posisi-posisi kontrol ini dijelaskan lebih lanjut beserta contoh dialog antara guru dan murid yang terlambat hadir sekolah.
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
2.1.a.5.2. Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 2.1.pdfBASUKI ERYANTO
Pak Ceta adalah guru SMK yang akan mengajarkan materi transaksi online secara berdiferensiasi. Ia akan mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan bertanya tentang perasaan dan minat belajar murid, serta meminta murid membuat rangkuman informasi yang didapat. Pak Ceta akan menerapkan discovery learning dan strategi berupa sesi Google Meet dan WA kelas. Penilaian formatif akan dilakukan.
Dokumen tersebut membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat dan kebutuhan murid, seperti memberikan kebebasan untuk praktek langsung dan membantu sesama.
Studi kasus 4 menggambarkan insiden pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket di sekolah. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga copot 3 kancingnya. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan menanyakan perspektif masing-masing serta solusi perbaikan masalah sesuai keyakinan sekolah.
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdfignasiusfandyjayanto1
Kasus 4 mengisahkan tentang pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga rusak. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan mengambil posisi pemantau. Ibu Suti membuat Dino bercerita tentang kekesalannya dan menjelaskan bahwa membuat kesalahan adalah hal wajar namun mempertahankan diri juga penting.
1. Guru menggunakan pendekatan restitusi untuk menyelesaikan masalah antara murid dengan guru pengganti. Langkah-langkahnya meliputi validasi tindakan salah, menstabilkan identitas, dan menanyakan kaidah keyakinan kelas.
2. Murid mengusulkan diskusi kelompok dan mengirim email kepada guru untuk meminta maaf serta menjamin tidak mengulangi kesalahan.
3. Kepala sekolah mengapresiasi langkah
Guru bernama Pak Dermawan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Dia melakukan asesmen awal untuk mengetahui pengetahuan awal dan minat murid, lalu menentukan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Pak Dermawan menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk dengan memberikan bahan ajar, aktivitas, dan tugas yang disesuaikan dengan kesiapan set
Dokumen tersebut membahas lima posisi kontrol guru dalam menerapkan disiplin positif yang berpusat pada murid, yaitu penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Posisi-posisi kontrol ini dijelaskan lebih lanjut beserta contoh dialog antara guru dan murid yang terlambat hadir sekolah.
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
2.1.a.5.2. Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 2.1.pdfBASUKI ERYANTO
Pak Ceta adalah guru SMK yang akan mengajarkan materi transaksi online secara berdiferensiasi. Ia akan mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan bertanya tentang perasaan dan minat belajar murid, serta meminta murid membuat rangkuman informasi yang didapat. Pak Ceta akan menerapkan discovery learning dan strategi berupa sesi Google Meet dan WA kelas. Penilaian formatif akan dilakukan.
Dokumen tersebut membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat dan kebutuhan murid, seperti memberikan kebebasan untuk praktek langsung dan membantu sesama.
Studi kasus 4 menggambarkan insiden pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket di sekolah. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga copot 3 kancingnya. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan menanyakan perspektif masing-masing serta solusi perbaikan masalah sesuai keyakinan sekolah.
ruang kolaborasi modul 1.4 budaya positif kelompok 3 (final).pdfignasiusfandyjayanto1
Kasus 4 mengisahkan tentang pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga rusak. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan mengambil posisi pemantau. Ibu Suti membuat Dino bercerita tentang kekesalannya dan menjelaskan bahwa membuat kesalahan adalah hal wajar namun mempertahankan diri juga penting.
1. Guru menggunakan pendekatan restitusi untuk menyelesaikan masalah antara murid dengan guru pengganti. Langkah-langkahnya meliputi validasi tindakan salah, menstabilkan identitas, dan menanyakan kaidah keyakinan kelas.
2. Murid mengusulkan diskusi kelompok dan mengirim email kepada guru untuk meminta maaf serta menjamin tidak mengulangi kesalahan.
3. Kepala sekolah mengapresiasi langkah
Kasus 4 menceritakan tentang perkelahian antara Anto dan Dino di sekolah. Kepala Sekolah Ibu Suti mengambil posisi sebagai manajer dengan menenangkan kedua siswa, meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan menjahitkan kembali kancing kemeja Anto yang terlepas, serta membantu Dino belajar menjahit. Pendekatan restoratif Ibu Suti berhasil memperbaiki hubungan Anto dan Dino.
RUANG KOLABORASI KELOMPOK 3 - M. RIYANTO.pptxRiyanTSSJ
Kasus 3 menggambarkan interaksi antara Ibu Dani, guru Bahasa Inggris, dengan siswa Fajar yang terlihat acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani menegur Fajar namun hanya mendapat jawaban "tidak tahu". Ibu Dani kemudian bertanya apakah Fajar tidak kasihan padanya sebagai guru yang sudah berusaha mengajar.
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptxDevano9
Kasus 4 mencatat insiden perkelahian antara Anto dan Dino di lapangan basket sekolah. Guru piket melerai dan membawa keduanya ke ruang kepala sekolah, Ibu Suti. Ibu Suti berusaha menenangkan Dino yang marah dan mendengarkan keluh kesahnya. Ibu Suti mengingatkan bahwa semua orang bisa melakukan kesalahan namun meminta Dino memikirkan cara lain untuk menyelesaikan masalah di masa depan. Ibu
Ruang Kolaborasi.pptx Tugas Calob Guru Penggerakjohan199969
Assalamualikum wr.wb
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Berikut ini adalah salah satu tugas yang ada pada pendidikan guru penggerak
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Unggah Hasil Diskusi Kelompok
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxgustiantelaumbanua58
Kasus ini menunjukkan adanya konflik antara Anto dan Dino yang berujung pada kontak fisik. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menangani kasus ini dengan pendekatan restoratif adalah:
Kepada Anto:
- Anto, apa yang terjadi sebenarnya saat kalian bermain basket tadi?
- Bagaimana perasaanmu saat insiden itu terjadi?
- Apa yang menurutmu dapat dilakukan agar insiden seperti ini tidak terulang kembali
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. Pengantar Diskusi Kelompok
• Fasilitator memandu peserta untuk membagi diri menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang.
• CGP akan berdiskusi di Breakout Room
• Tugasnya adalah menganalisis 4 studi kasus yang disediakan
menggunakan pisau analisis materi budaya positif yang telah dipelajari.
• Waktu kerja kelompok adalah 90 menit
• Pilih 1 orang sebagai juru bicara
• Hasil diskusi dipresentasikan pada Ruang Kolaborasi Sesi 2
3. Kasus 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat
masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru
2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali,
mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap
seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni
mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan
mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan
tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah
Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah
mengobrol.
4. Kasus 1 (Lanjutan)
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan
tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia
melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat
ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan
meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja
dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu
Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali
mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu
Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk
memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
5. Kasus 1 (Lanjutan)
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau
mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman
sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas,
terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di
kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email
kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu
Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila
lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni
sebagai guru pengganti.
6. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
1. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah
dijalankan oleh Ibu Santi?
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi
yang telah diusulkan mereka?
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam
menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang
ditempuh Ibu Santi?
7. Kasus 1.
langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah
dijalankan oleh Ibu Santi
Berbicara dengan Fifi dan Natali: Ibu Santi pertama-tama berbicara langsung dengan Fifi dan Natali untuk mengklarifikasi
situasi dan menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ini adalah langkah awal untuk memahami masalah dan mencari solusi.
Membujuk dan Mengingatkan: Ibu Santi mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, mengingatkan mereka untuk tetap
fokus pada pengerjaan tugas, dan menekankan pentingnya mengerjakan tugas dengan baik. Ia juga memberi tahu mereka
tentang konsekuensi jika mereka tidak mengerjakan tugas.
Melibatkan Fifi dan Natali dalam Memperbaiki Masalah: Setelah situasi tidak berubah, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali
untuk membicarakan masalah ini lebih lanjut. Ia bertanya kepada mereka apakah mereka bersedia memperbaiki permasalahan
yang ada.
Meminta Maaf: Fifi dan Natali, setelah awalnya ragu-ragu, akhirnya mengatakan bahwa mereka akan meminta maaf. Ibu Santi
memberi mereka kesempatan untuk melakukan tindakan ini sebagai bagian dari restitusi.
Pertimbangan Lebih Lanjut: Setelah Fifi dan Natali mengatakan akan meminta maaf, Ibu Santi terus bertanya apa yang mereka
bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Eni. Ia meminta mereka untuk berpikir tentang solusi konkret.
Usulan Diskusi Kelompok: Fifi dan Natali mengusulkan untuk mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman
sekelasnya. Tema diskusi adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana
menerapkannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Ini adalah salah satu usulan untuk memperbaiki situasi dan membantu
memahami pentingnya menghormati guru.
Usulan Email kepada Ibu Eni: Selain itu, Fifi dan Natali juga mengusulkan untuk mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan
mereka tentang diskusi kelompok. Mereka juga memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah
tentang rencana mereka untuk mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti jika ada ketiadaan guru di masa depan.
8. Restitusi yang diusulkan oleh Fifi dan Natali tampaknya sudah cukup sesuai dengan pelanggaran
yang telah mereka lakukan. Langkah-langkah restitusi yang mereka usulkan mencoba untuk
memperbaiki hubungan mereka dengan Ibu Eni dan juga untuk memperbaiki situasi yang terjadi
akibat sikap mereka yang tidak menghormati
Tumpuk Dariyatun
Validasi : Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan
memperbaiki permasalahan yang ada?
Rahmallisti Rahmallisti
Validasi : Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka
mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya.
Murni Saragih
validasi: mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan
9. Murni Saragih
Keyakinan :mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman
sekelasnya dengan tema penerapan keyakinan kelas
Rahmallisti Rahmallisti
Keyakinan : apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku
mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas
Tumpuk Dariyatun
Keyakinan : apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku
mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas
11. 4
Sebagai Pak Hasan, kami akan menyikapi langkah yang ditempuh oleh Ibu
Santi dengan memberikan apresiasi kepada Ibu Santi atas inisiatifnya
untuk mengatasi situasi yang timbul akibat ketidakhadirannya. Ibu
Santi telah bertindak dengan cepat dengan mencari guru pengganti (Ibu
Eni) untuk mengajar kelas 8.
sudah baik langkah yang dilakukan ibu santi namun ibu santi belum
melakukan menstabilkan identitas
12. Kasus 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia
pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak
menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan
pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna
coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah
mengenakan sepatu.
13. Kasus 2 (Lanjutan)
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam
warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna
hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin
kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada
peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar
peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya.
Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
14. Kasus 2 (Lanjutan)
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap
dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya.
Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan
sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke
sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang
copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan
berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman.
Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak
berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
15. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
● Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman?
Jelaskan, apakah indikatornya?
● Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa yang
akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan
diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
● Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
- Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna
hitam?
- Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai
kasus tersebut?
16. Kasus 2
Dalam kasus di atas, sikap yang diambil oleh Bapak Lukman dapat dianggap sebagai penghukum
indikator: menggunakan hukuman verbal, nada suara tinggi, menghardik
Tidak memberikan toleransi: Meskipun Sabrina meminta maaf dan memohon agar diperbolehkan
tetap mengenakan sepatunya, Pak Lukman tetap bersikeras untuk tidak memberikan toleransi.
Dia menolak permintaan Sabrina untuk tetap menggunakan sepatunya.
17. Kasus 2 no 2
Apakah ini pertama kalinya kamu melanggar peraturan sekolah? (Untuk memahami riwayat
pelanggaran siswa dan apakah ini merupakan kejadian yang terisolasi.)
Apakah kamu telah mendapat peringatan sebelumnya terkait pelanggaran seragam sekolah? (Untuk
menentukan sejauh mana peraturan ini telah ditegakkan dengan konsisten.)
Apa alasanmu terlambat dan terburu-buru pagi ini? (Untuk memahami apakah ada alasan yang masuk
akal atau keadaan darurat yang mungkin mempengaruhi keputusan Sabrina.)
Apakah kamu telah mencoba untuk meminta bantuan dari teman atau guru lainnya ketika menyadari
kesalahanmu? (Untuk menentukan apakah ada upaya yang sudah dilakukan untuk memperbaiki
situasi.)
Apakah kamu bisa menunjukkan komitmenmu untuk tidak mengulangi kesalahan ini di masa depan?
(Untuk menilai apakah Sabrina telah belajar dari kesalahannya.)
Bagaimana kamu berencana mengatasi situasi ini agar tidak mengganggu pembelajaranmu hari ini?
(Untuk melihat apakah Sabrina bisa tetap fokus pada pembelajaran.)
Apakah kamu memiliki alternatif lain selain mencopot sepatumu? (Misalnya, mengenakan sepatu
pinjaman sementara.)
18. sabrina kenapa seperti ini na? ada yang bisa ibu bantu? (Menstabilkan)
sebagai manajer : “Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas) “Apakah
kamu meyakininya?” “Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia
memperbaikinya?” “Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang
dirimu?” “Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?”
keyakinan .Pasti ada alasanya sabrina seperti ini
coba jelaskan ke ibu
Rahmallisti Rahmallisti
TRUS BAGAIMMANA LANGKAH UNTUK MEMMENUHI KEYAKINAN SABRINA BIAR
LEBIH BAIK
Murni Saragih
menstabilkan identits: mengapa sabrina tidak menggunakan sepatu berwarna hitam,
sabrina mengapa datang terlambat?
menanyakan keyakinan: sabrina kamu tahu keyakinan sekolah yang sudah
disepakati, menurut kamu keyakinan sekolah apa yang kamu langgar, apakah
kamu bersedia untuk memperbaiki kesalahan ini, apa yang kamu lakukan agar
tidak terlmbt lagi?
19. Kasus 2 nomor 3 a.
disiplin, saling menghormati, kesetaraan, kesederhanaan,
tanggung jawab, komitmen
20. Kasus 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun
beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak
acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan
dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan,
dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil
memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo
Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk
kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
21. Kasus 3 (Lanjutan)
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi
pada Fajar, sepertinya tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya
pun tidak terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh
ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab,
“Gimana kamu Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek
mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
22. Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!
●Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?
●Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
●Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau
dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan.
●Apabila Anda adalah kepala sekolah disana dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak
lanjut Anda?
23. Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba
terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan
mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3
kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan
membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Kepala Sekolah, Ibu Suti
menanyakan Dino tentang Keyakinan Sekolah yang telah disepakati.
24. Kasus 4 (Lanjutan)
Ibu Suti melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan
yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun mengangguk. Kemudian Ibu
Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki
pak. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai
copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang
akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
25. Kasus 4 (Lanjutan)
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah gak tahu bu, saya lem
kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau
di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu
menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan
menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti
meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir
sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya
siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”.
Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
26. Kasus 4 (Lanjutan)
Akhirnya Anto mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Anto
belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua
anak laki-laki tersebut Anto dan Dino pada jam pulang sekolah, mereka sudah
bercengkrama dan bersenda gurau kembali.