Ibu Suti mengambil posisi manajer dalam menangani kasus pertengkaran antara Dino dan Anto. Ia menenangkan Dino, menanyakan keyakinan sekolah, dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kemeja Anto. Hal ini membuat kedua siswa kembali berbaikan.
Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3. Visi Guru PenggerakpptxNovitaYosmira1
Demonstrasi kontekstual modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Manajemen Perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Dokumen ini di buat untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 8.
Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3. Visi Guru PenggerakpptxNovitaYosmira1
Demonstrasi kontekstual modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Manajemen Perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Dokumen ini di buat untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 8.
Lampiran 3_ Lembar Evaluasi Diri Guru Penggerak.docxAjatSedrajat
Lembar evaluasi diri guru Ajat menunjukkan beberapa kompetensi yang sudah dimiliki dan perlu ditingkatkan, termasuk tantangan yang dihadapi. Kompetensi yang dimiliki adalah kemampuan mengembangkan diri sendiri dan orang lain, memotivasi siswa, serta mengelola program sekolah berpusat pada siswa. Kompetensi yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman karakteristik belajar siswa dan keterlibatan orang tua. Tant
Tugas refleksi ini membahas tentang pengalaman belajar mengenai model refleksi 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan ke depan) dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2. Melalui diskusi kelompok, penulis belajar bertukar pikiran dengan rekan dan mengendalikan emosi saat berbeda pendapat, serta mendapat wawasan baru untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah. Penulis memaham
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan tujuan pendidikan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan siswa. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang visi guru pengerak yang berpihak pada siswa dan menggerakkan komunitas pembelajaran serta menggunakan pendekatan inkuiri aprecitatif dalam perubahan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat dan kebutuhan murid, seperti memberikan kebebasan untuk praktek langsung dan membantu sesama.
Ibu Suti mengambil posisi sebagai manajer dalam menyelesaikan permasalahan antara Dino dan Anto dengan memberikan saran dan bantuan untuk memperbaiki kancing baju serta melatih keterampilan baru kepada Dino. Hal ini bertujuan untuk memenuhi nilai-nilai sekolah seperti tanggung jawab, kejujuran, kesabaran, dan persahabatan.
Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan Indonesia seharusnya mendidik manusia yang berbudi pekerti mulia, berpikiran cerdas, dan bertubuh sehat melalui penanaman nilai-nilai kebenaran, pengetahuan, dan kendali diri. Metode pengajarannya tidak memaksa tetapi memberi ruang untuk peserta didik belajar secara mandiri dan kreatif serta menerapkan sistem pendidikan Among berdasarkan asih, asah, dan asuh.
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Kelompok A 2 (1).pptxNiaKurniati59
1. Dokumen tersebut membahas upaya mencetak siswa menjadi agen transformasi yang unggul dan berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila melalui penerapan metode Inkuiri Apresiatif dan Budaya Sekolah Pembiasaan Baik.
Lampiran 3_ Lembar Evaluasi Diri Guru Penggerak.docxAjatSedrajat
Lembar evaluasi diri guru Ajat menunjukkan beberapa kompetensi yang sudah dimiliki dan perlu ditingkatkan, termasuk tantangan yang dihadapi. Kompetensi yang dimiliki adalah kemampuan mengembangkan diri sendiri dan orang lain, memotivasi siswa, serta mengelola program sekolah berpusat pada siswa. Kompetensi yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman karakteristik belajar siswa dan keterlibatan orang tua. Tant
Tugas refleksi ini membahas tentang pengalaman belajar mengenai model refleksi 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan ke depan) dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2. Melalui diskusi kelompok, penulis belajar bertukar pikiran dengan rekan dan mengendalikan emosi saat berbeda pendapat, serta mendapat wawasan baru untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah. Penulis memaham
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan tujuan pendidikan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan siswa. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang visi guru pengerak yang berpihak pada siswa dan menggerakkan komunitas pembelajaran serta menggunakan pendekatan inkuiri aprecitatif dalam perubahan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat dan kebutuhan murid, seperti memberikan kebebasan untuk praktek langsung dan membantu sesama.
Ibu Suti mengambil posisi sebagai manajer dalam menyelesaikan permasalahan antara Dino dan Anto dengan memberikan saran dan bantuan untuk memperbaiki kancing baju serta melatih keterampilan baru kepada Dino. Hal ini bertujuan untuk memenuhi nilai-nilai sekolah seperti tanggung jawab, kejujuran, kesabaran, dan persahabatan.
Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan Indonesia seharusnya mendidik manusia yang berbudi pekerti mulia, berpikiran cerdas, dan bertubuh sehat melalui penanaman nilai-nilai kebenaran, pengetahuan, dan kendali diri. Metode pengajarannya tidak memaksa tetapi memberi ruang untuk peserta didik belajar secara mandiri dan kreatif serta menerapkan sistem pendidikan Among berdasarkan asih, asah, dan asuh.
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Kelompok A 2 (1).pptxNiaKurniati59
1. Dokumen tersebut membahas upaya mencetak siswa menjadi agen transformasi yang unggul dan berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila melalui penerapan metode Inkuiri Apresiatif dan Budaya Sekolah Pembiasaan Baik.
Studi kasus 4 menggambarkan insiden pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket di sekolah. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga copot 3 kancingnya. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan menanyakan perspektif masing-masing serta solusi perbaikan masalah sesuai keyakinan sekolah.
PPT RUKOL MODUL 1.4. NILAI POSITIF KELOMPOK 1.pdfAdeIrma538422
Ibu Dani mengambil posisi pembuat merasa bersalah dalam menangani Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Fajar membutuhkan kasih sayang dan kebebasan. Jika menjadi pemantau, Ibu Dani akan mengarahkan Fajar berdasarkan peraturan dan konsekuensinya dengan ekspresi datar dan formal.
Kasus ini menggambarkan insiden pertengkaran antara dua siswa, Anto dan Dino, yang berujung pada kontak fisik. Kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya dan meminta Dino untuk memperbaiki kesalahannya dengan mengganti kancing seragam Anto yang terlepas akibat tindakannya.
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxgustiantelaumbanua58
Kasus ini menunjukkan adanya konflik antara Anto dan Dino yang berujung pada kontak fisik. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menangani kasus ini dengan pendekatan restoratif adalah:
Kepada Anto:
- Anto, apa yang terjadi sebenarnya saat kalian bermain basket tadi?
- Bagaimana perasaanmu saat insiden itu terjadi?
- Apa yang menurutmu dapat dilakukan agar insiden seperti ini tidak terulang kembali
Similar to Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kelompok 2-1.pdf (20)
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kelompok 2-1.pdf
1. Kelompok 2
CGP Kabupaten Sleman Angkatan 9
Ruang Kolaborasi
Modul 1.4
Pak Iwan Hartaji
Ibu Eny Susilowati
Ibu Krisna Dian
Ibu Septi Rosadila
BUDAYA POSITIF
ANALISIS KASUS
4. Dalam kasus di atas langkah-langkah
resitusi apa saja yang sudah dijalankan
oleh Ibu santi?
Menstabilkan Identitas
Ibu Santi memangil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni.
01
02
03
Validasi tindakan salah tidak nampak pada langkah resitusi yang dilakukan
oleh Bu Santi
Validasi tindakan yang salah
Menanyakan Keyakinan
Apakah kalian ingat dengan keyakinan kelas yang sudah disepakati? Apa yang
belum kalian kuasai dari keyakinan kelas tersebut? Seperti apa keyakinan kelas
yang kalian inginkan selama proses pembelajaran?
5. Menurut Anda, apakah restitusi yang
diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat?
Apakah langkah-langkah restitusi yang
telah diusulkan mereka?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau
mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman
sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas,
terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya
di kehidupan sehari-hari di sekolah.
Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan
mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah
memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan
guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti
6. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang
telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani
Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
Membuat rasa bersalah dengan Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan
Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap
fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti
Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas.
Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa,
“Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan
malah mengobrol.
7. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana
Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu
Santi?
Langkah yang ditempuh Ibu Santi sudah tepat, karena sudah
memposisikan dirinya sebagai manager.
Seandainya saya Pak Hasan, saya Setuju dengan langkah yang diambil bu
Santi karena membuat siswa menjadi menyadari kesalahannya,, belajar
tentang nilai keyakinan kelas yang telah disepakati dan berperan kontrol
sebagai manajer, serta menindaklanjuti gagasan yang diusulkan oleh Fifi
dan Natali seperti berkolaborasi dengan guru BK, Wali kellas dan wali
siswa serta meminta Ibu Santi tetap ikut memantau muridnya dalam kelas
8. Kasus 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi
baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak
Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan
salah mengenakan sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah
mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin
kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan,
“Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera
buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji
tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah,
kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja
seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati
mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu,
dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
9. Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah
yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan,
apakah indikatornya?
Penghukum (memberikan efek jera bukan membangun
kesadaran)
a. Karena Pak Lukman sudah memberikan hukuman dengan meminta Sabrina
untuk tidak mengenakan sepatu.
01
b. Sabrina dengan berat hati mencopot sepatunya, seharian tidak berani
berkeliling sekolah karena malu, lebih banyak berdiam diri di kelas
c. Pak Lukman memberikan hukuman baik secara verbal maupun secara fisik.
10. Bila Bapak Lukman mengambil posisi
seorang Manajer, apa yang akan
dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah yang akan diajukan ke
Sabrina? Jelaskan.
Sabrina, kamu tahu apa yang kamu lakukan hari ini Nak?
01
02 Apakah kamu tahu jika sepatu yang kamu gunakan tidak sesuai dengan
peraturan sekolah?
03 Apakah kamu menyadari kesalahanmu hari ini?
04 Apakah kamu yakin besok tidak terlambat dan tidak salah memakai sepatu?
05
Bapak hargai kejujuranmu Sabrina...untuk memperbaiki kesalahanmu
sebelumnya.
11. Kira-kira bila Anda adalah Kepala
Sekolah di sekolah tersebut
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna
hitam?
Disiplin, mandiri, tanggung jawab
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman
mengenai kasus tersebut?
Tidak dibenarkan karena akan berakibat murid tersebut menjadi trauma
dan menjadi tidak suka terhadap Pak Lukman
12. Kasus 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau
memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada
pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan
tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis
pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan
spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah
sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar,
seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk
pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak
tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya,
Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam
membisu.
13. Posisi kontrol apa yang diambil oleh
Ibu Dani dalam pendekatannya
kepada Fajar?
Membuat orang merasa bersalah
“Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah
sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
“Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-
capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam
membisu.
01
02
Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang
diperlukan oleh Fajar?
Kebutuhan Dasar: Kasih sayang, alasan : karena dikap fajar dilakukan berulang
kali dan nilainya pun pas-pasan, artinya perlu perhatian khusus dan kasih sayang
agar Fajar dapat lebih fokus dalam belajar
14. Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu
Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?
Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti
apa yang akan diajukan? Jelaskan.
03
04 Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan
mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?
Memposisikan diri sebagai manager, yaitu dengan memanggil Fajar
Mengklarifikasi dengan mencari tahu alasan fajar melakukan hal itu.
Rasa mengantuk itu wajar, tetapi jika kamu tidur di dalam kelas tentu itu akan
mengganggu orang lain
Apakah tidur di dalam kelas
1.
2.
3.
4.
Fajar, apa yang telah kamu lakukan?
Kamu tahu keyakinan kelas kita Nak?
Kamu tahu konsekuensinya ?
Apakah kamu mau Ibu memberikan surat panggilan untuk orangtuamu?
1.
2.
3.
4.
15. Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam
sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik,
menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket
langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai
kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat
ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan
hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan
bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara
lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino
bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya
perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa
dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu
16. Lanjutan Kasus 4
kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai
copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan
untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?”
Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino.
Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan
menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah
kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan
menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru
Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan
memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan
Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
17. Posisi kontrol apa yang dilakukan oleh kepala sekolah
Ibu suti ? Hal apa saja yang dilakukannya sehingga kami
berkesimpulan seperti ini
Ibu Suti mengambil Posisi Kontrol Sebagai manajer
01
02 Kami dapat menyimpulkan hal tersebut karena
Ibu Suti menanyakan tentang keyakinan kelas yang telah disepakati dan
mengembalikan tanggungjawab kepada dino untuk mencari jalan keluar
permasalahannya
melibatkan siswanya dalam mencari solusi
mengajak siswa menganalisis kebutuhannya
mengarahkan siswa untuk mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya
Dalam Posisi ini terlihat Ibu Suti
1.
2.
3.
18. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan,
bagaimana Anto dikuatkan Oleh Ibu Suti
Dino dikuatkan dengan pendekatan Restitusi, melalui tahapan-tahapan
Segitiga Restitusi
01
1.. Menstabilkan Identitas
Ibu Suti mengubah identitas gagal menjadi identitas sukses dengan berkata “Dino sepertinya kamu
saat ini sedang marah sekali” hal lain juga ditunjukkan pada kalimat ibu suti yang menyatakan
“Kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting”
2. Validasi tindakan
Guru memahami kebutuhan dasar murid, dan bisa menemukan cara paling fektif untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Hal ini tampak pada saat “ Ibu Suti meminta dino memikirkan cara yang yang lebih
efektif karena saat ini Dino berada di ruang kelapa sekolah “
3. Menanyakan Keyakinan
Ibu Suti mengcoba menghubunghan keyakinan anak dengan keyakinan sekolah hal ini tampak pada
kalimat “ Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino
mau memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto ?
19. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan,
Bagaimana Anto dikuatkan Oleh Ibu Suti
Anto dikuatkan dengan Pemenuhan kebutuhan dasarnya
02
1Ibu Suti memahami kebutuhan dasar anak dengan bertanya kepada anto tentang cara efektif yang
dapat dilakukan Dino untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Hal ini tampak pada kalimat :
“ Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan
sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini“
Saling Monghormati
Bertanggungjawab
Kreatif
Terlihat pada Dino yang mau memperbaiki kesalahanya kepada Anto
Terlihat pada adanya upaya Dino dalam usaha Dino mencari solusi terhadap permasalahan yang ada
Terlihat pada usulan solusi yang ditawarkan menggunakan Lem utk memperbaiki kancing
Nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah ) apa yang
dituju dalam kasus tersebut ? Jelaskan