8. Kasus 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga
tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru
pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP.
Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini
dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap
seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu
Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah,
sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada
pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu
ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan
tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi
tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu” . Mereka tetap tidak
mengerjakan tugas dan malah mengobrol
9. Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta
menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan
apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki
permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan
membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan
meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu
boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin
meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa
yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Eni? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa
perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu
Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan
untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan ?
10. Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan
bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi
kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang
mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama
tentang sikap saling menghormati dan bagaimana
penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan
kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan
mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa
mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila
lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan
mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
12. Dalam kasus di atas
langkah restitusi apa yang
sudah di jalankan oleh Ibu
Santi ?
1.
13.
14. 2. Menurut anda apakah restitusi
yang di usulkan oleh Fifi dan Natali
sudah sesuai dengan pelanggaran
yang mereka perbuat ? Apakah
Langkah-langkah restitusi yang
mereka usulkan ?
15. Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai, yakni
dengan meminta maaf dan kembali melaksanakan diskusi
tentang bagaimana sikap mereka dalam menjalankan
keyakinan kelas terutama tentang sikap saling menghormati.
Mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan keyakinan kelas
Fifi dan Natali meminta maaf kepada Ibu Eni dan menunjukkan sikap yang lebih santun.
Mengadakan diskusi kelompok dengan tema keyakinan kelas tentang sikap saling
menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah.
Mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut.
Langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka adalah:
1.
2.
3.
4.
16. 3. Dalam kasus di atas
posisi apa yang di ambil
Ibu Eni dalam menangani
Fifi dan Natali ? Jelaskan
Jawabanmu ?
17. Posisi Bu Eni sebagai TEMAN dalam
kalimat :
"Ayolah tugasnya di kerjakan nanti
ibu di tegur Kepala Sekolah, kalau
kalian tidak mengerjakan tugas,
tolong bantu ibu ya ?
18. 4. Jika anda adalah Pak Hasan,
Bagaimana anda menyikapi
langkah yang ditempuh Ibu
Santi ?
19. Jika menjadi Pak Hasan selaku
kepala sekolah, hal yang di lakukan
Ibu Santi sudah benar dan sesuai
lankah-langkah restitusi, juga Saya
Mengapresiasi hal yang sudah
dilakukan Ibu Santi karena sudah
sesuai dengan posisi kontrol guru
sebagai pemantau
21. KASUS 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-
buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di
gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak
menggunakan sepatu hitam seperti tertera di
peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak
Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang
berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan
bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu.
22. Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan
sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina
menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna
hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena
rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras
pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya
sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu
salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya.
Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan
warna sepatu sesuai peraturan”.
LANJUTAN
23. Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak
Lukman agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji
tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak
mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah,
kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan
sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian
di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa
sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot
sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian
dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih
banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu
LANJUTAN
24. INDIKATOR
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil
oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
Posisi kontrol "Penghukum"
Pak Lukman menggunakan
peraturan untuk menekan siswa
“Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah.
Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna
sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa
mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”
25. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang
akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang
akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan
26. Bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah
tersebut, Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh
peraturan harus berwarna hitam?
”KEADILAN”
Penerapan perlakuan yang sama kepada seluruh siswa
tanpa melihat suku, RAS, agama dan status sosial ekonomi
”KOMITMEN”
Pengembangan karakter siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah yang berlaku
27. ”BERTANGGUNG JAWAB”
Melalui Peraturan sekolah diharapkan dapat
membangun rasa tanggung jawab dalam mematuhi dan
melaksanakan peraturan tersebut
"DISIPLIN DIRI”
Dengan keseragaman maka terlihat rapi dan baik
28. Tindakan yang dilakukan oleh Pak Lukman adalah
memberi hukuman, seharusnya Pak Lukman memberikan
bimbingan dan jalan keluar terkait permasalahan Sabrina
sehingga Sabrina dapat menyadari dan memperbaiki diri
Tindakan yang dilakukan Pak Lukman membuat Sabrina
menjadi malu dan berdiam diri Guru sebaiknya tidak
memberi “Hukuman” tetapi membangun sebuah
kesepakatan dapat berupa “Konsekuensi” atau “Restitusi”)
1.
2.
Bagaimana Anda (Kepala sekolah) menyikapi langkah yang
diambil Pak Lukman mengenai kasus tersebut?
Kami kurang setuju, karena :