Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kelainan refraksi mata yang meliputi miopi, hipermetropi, dan astigmatisme beserta gejala klinis dan diagnosis keperawatan masing-masing kelainan.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konjungtivitis dan gejalanya.
2. Terdapat konjungtivitis bakteri, virus, jamur, dan alergi, yang dibedakan berdasarkan gejala klinis seperti sekret, pembengkakan, dan jenis sel radang.
3. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau kekurangan vitamin A.
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau reaksi alergi, dan memiliki berbagai manifestasi klinis seperti mata merah dan penglihatan kabur."
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis bedah mata, yaitu eviserasi, enukleasi, eksenterasi, dan operasi katarak. Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata dengan meninggalkan bagian luar. Enukleasi meliputi pengangkatan seluruh isi dan saraf mata. Eksenterasi digunakan untuk mengangkat seluruh orbit mata. Operasi katarak telah mengalami 4 gelombang perkembangan teknologi mulai dari pembed
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konjungtivitis dan gejalanya.
2. Terdapat konjungtivitis bakteri, virus, jamur, dan alergi, yang dibedakan berdasarkan gejala klinis seperti sekret, pembengkakan, dan jenis sel radang.
3. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau kekurangan vitamin A.
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau reaksi alergi, dan memiliki berbagai manifestasi klinis seperti mata merah dan penglihatan kabur."
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis bedah mata, yaitu eviserasi, enukleasi, eksenterasi, dan operasi katarak. Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata dengan meninggalkan bagian luar. Enukleasi meliputi pengangkatan seluruh isi dan saraf mata. Eksenterasi digunakan untuk mengangkat seluruh orbit mata. Operasi katarak telah mengalami 4 gelombang perkembangan teknologi mulai dari pembed
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan embriologi telinga yang terdiri dari telinga luar, tengah, dan dalam beserta struktur-struktur pentingnya seperti membran timpani, tulang pendengaran, koklea, dan vestibuler. Dokumen tersebut juga membahas tentang persarafan, pembuluh darah, dan limfatik pada telinga luar.
Dokumen ini membahas tentang otitis media akut pada anak, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang biasanya terjadi pada anak akibat infeksi bakteri setelah ISPA, dengan gejala utama nyeri telinga dan demam. Diagnosis didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik telinga, sed
Kasus ini membahas seorang wanita berusia 64 tahun dengan keluhan kabur pada mata kiri secara progresif. Pemeriksaan menunjukkan adanya katarak senilis imatur pada mata kiri pasien. Pasien kemudian dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan implan IOL untuk mengangkat lensa keruh dan mengembalikan fungsi penglihatan.
This document provides an overview of corneal anatomy, functions, diseases, and infections. It discusses the layers of the cornea and their roles. Common corneal conditions described include keratitis (inflammation of the cornea), which can be caused by bacteria, viruses, fungi, or non-infectious factors. Bacterial keratitis often presents with ulcers and infiltrates in the cornea and can lead to worsening infection if not treated promptly. Viral keratitis is commonly caused by herpes simplex or zoster viruses. Allergic and neurotrophic keratitis are also summarized. The document emphasizes the importance of prompt treatment for large corneal ulcers to prevent complications like corneal perforation.
Laporan kasus mengenai Ny. AY usia 46 tahun yang mengalami nyeri dan kesulitan bergerak pada tungkai kiri akibat jatuh 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan fraktur femur dextra yang terlantar. Diagnosis negelcted fraktur femur dextra 1/3 tengah yang perlu ditangani dengan refrakturisasi, skeletal traksi, dan rencana operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan gangguan penghidu, mulai dari anatomi hidung, fisiologi penghidu, jenis-jenis gangguan penghidu, etiopatogenesis, pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi dan sensori, penatalaksanaan, serta prognosis gangguan penghidu.
Presbikusis adalah gangguan pendengaran yang terjadi pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran secara perlahan. Referat ini membahas tentang anatomi, fisiologi, dan etiologi presbikusis.
Lensa mata memiliki struktur cembung ganda dan berfungsi untuk memfokuskan sinar ke retina. Katarak adalah kekeruhan lensa yang disebabkan berbagai faktor dan dapat menyebabkan penurunan penglihatan. Pembedahan katarak dilakukan untuk mengeluarkan lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan.
Kontusio paru adalah memar pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh trauma tumpul pada dada. Gejala umumnya meliputi sesak nafas, batuk berdarah, dan infiltrat pada rontgen dada. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga jalan nafas terbuka, oksigenasi, dan mencegah infeksi. Komplikasi potensial termasuk gangguan pernapasan akut dan pneumonia.
FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma) adalah pemeriksaan USG serial untuk mendeteksi cairan atau udara di area anatomis tertentu seperti perikardium, ruang pleura, dan kantung Morisson untuk mendiagnosis keadaan pasien trauma. Lokasi yang diperiksa meliputi subkostal, kanan atas kuadran, kiri atas kuadran, suprapubik, dan dada kanan-kiri. Temuan abnormal seperti efusi pericardium, hemoperitoneum, dan hemothoraks
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan embriologi telinga yang terdiri dari telinga luar, tengah, dan dalam beserta struktur-struktur pentingnya seperti membran timpani, tulang pendengaran, koklea, dan vestibuler. Dokumen tersebut juga membahas tentang persarafan, pembuluh darah, dan limfatik pada telinga luar.
Dokumen ini membahas tentang otitis media akut pada anak, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang biasanya terjadi pada anak akibat infeksi bakteri setelah ISPA, dengan gejala utama nyeri telinga dan demam. Diagnosis didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik telinga, sed
Kasus ini membahas seorang wanita berusia 64 tahun dengan keluhan kabur pada mata kiri secara progresif. Pemeriksaan menunjukkan adanya katarak senilis imatur pada mata kiri pasien. Pasien kemudian dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan implan IOL untuk mengangkat lensa keruh dan mengembalikan fungsi penglihatan.
This document provides an overview of corneal anatomy, functions, diseases, and infections. It discusses the layers of the cornea and their roles. Common corneal conditions described include keratitis (inflammation of the cornea), which can be caused by bacteria, viruses, fungi, or non-infectious factors. Bacterial keratitis often presents with ulcers and infiltrates in the cornea and can lead to worsening infection if not treated promptly. Viral keratitis is commonly caused by herpes simplex or zoster viruses. Allergic and neurotrophic keratitis are also summarized. The document emphasizes the importance of prompt treatment for large corneal ulcers to prevent complications like corneal perforation.
Laporan kasus mengenai Ny. AY usia 46 tahun yang mengalami nyeri dan kesulitan bergerak pada tungkai kiri akibat jatuh 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan fraktur femur dextra yang terlantar. Diagnosis negelcted fraktur femur dextra 1/3 tengah yang perlu ditangani dengan refrakturisasi, skeletal traksi, dan rencana operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan gangguan penghidu, mulai dari anatomi hidung, fisiologi penghidu, jenis-jenis gangguan penghidu, etiopatogenesis, pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi dan sensori, penatalaksanaan, serta prognosis gangguan penghidu.
Presbikusis adalah gangguan pendengaran yang terjadi pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran secara perlahan. Referat ini membahas tentang anatomi, fisiologi, dan etiologi presbikusis.
Lensa mata memiliki struktur cembung ganda dan berfungsi untuk memfokuskan sinar ke retina. Katarak adalah kekeruhan lensa yang disebabkan berbagai faktor dan dapat menyebabkan penurunan penglihatan. Pembedahan katarak dilakukan untuk mengeluarkan lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan.
Kontusio paru adalah memar pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh trauma tumpul pada dada. Gejala umumnya meliputi sesak nafas, batuk berdarah, dan infiltrat pada rontgen dada. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga jalan nafas terbuka, oksigenasi, dan mencegah infeksi. Komplikasi potensial termasuk gangguan pernapasan akut dan pneumonia.
FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma) adalah pemeriksaan USG serial untuk mendeteksi cairan atau udara di area anatomis tertentu seperti perikardium, ruang pleura, dan kantung Morisson untuk mendiagnosis keadaan pasien trauma. Lokasi yang diperiksa meliputi subkostal, kanan atas kuadran, kiri atas kuadran, suprapubik, dan dada kanan-kiri. Temuan abnormal seperti efusi pericardium, hemoperitoneum, dan hemothoraks
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma dan pengobatannya. Glaukoma merupakan penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat merusak saraf optik dan retina, menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan dan pengobatan glaukoma meliputi pemeriksaan mata, pengukuran tekanan mata, dan operasi jika diperlukan untuk mengurangi tekanan mata. Pasien perlu istirahat dan mengikuti
Gejala dan tanda yang muncul pada pasien AIDS sangat beragam dan kompleks karena sistem kekebalan tubuh menurun sehingga berbagai infeksi dan kanker dapat menyerang berbagai organ. Oleh karena itu, perawatan pasien AIDS memerlukan pendekatan multidisiplin dan dukungan sosial dan psikologis yang kuat.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan fungsi ginjal dan sistem urinaria. Ginjal berbentuk kacang merah dan terletak di belakang peritoneum. Satuan fungsional ginjal adalah nefron yang terdiri atas glomerulus, tubulus proksimal, loop of Henle, tubulus distal dan duktus koligentes. Ginjal berfungsi untuk mengatur homeostasis cairan tubuh, tekanan darah, dan memproduksi urine dengan proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
Sistem reproduksi pria terdiri dari organ eksternal seperti penis dan skrotum, serta organ internal seperti testis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, dan uretra. Testis bertanggung jawab untuk memproduksi sperma, sedangkan organ lainnya membantu transportasi dan pematangan sperma.
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, yang merupakan kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Terdapat penjelasan mengenai anatomi kulit dan fisiologi luka bakar beserta derajatnya. Juga dibahas mengenai patofisiologi, pemeriksaan, rumus perhitungan luas luka bakar dan resusitasi cairan untuk penanganan luka bakar.
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Dokumen ini menjelaskan pengertian, anatomi, fisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosis keperawatan, dan tujuan intervensi untuk dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya kesehatan ibu dan anak, meliputi pelayanan antenatal, persalinan, nifas serta imunisasi. Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak guna mencapai pertumbuhan yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penglihatan manusia, mulai dari komponen mata, sistem saraf penglihatan, daya akomodasi mata, penyimpangan penglihatan dan teknik koreksinya, serta beberapa aspek penglihatan seperti ketajaman, medan penglihatan, dan tanggap cahaya mata.
Presentasi ini membahas tentang biooptik fisika yang mencakup anatomi dan fisiologi mata, serta penyimpangan penglihatan dan teknik koreksinya. Bagian-bagian mata dijelaskan beserta fungsinya dalam proses penglihatan. Dibahas pula tentang daya akomodasi mata, pembiasan cahaya pada lensa, hubungan antara jarak fokus dengan jarak benda dan bayangan, serta berbagai penyimpangan penglihatan seperti mi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada gangguan penglihatan seperti miopi, presbiopi, dan hipermetropi.
2. Gangguan-gangguan penglihatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti penuaan, lingkungan, dan trauma.
3. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan penglihatan tersebut antara lain menggunakan
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang indra penglihatan (mata) yang mencakup pengertian, bagian-bagian, mekanisme kerja, dan kelainan-kelainan pada mata. Mata berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan memberikan pengertian visual melalui beberapa bagiannya seperti kornea, lensa, iris, pupil, retina, dan saraf mata. Kelainan seperti rabun dekat, rabun jauh, astigmatisma, buta warna
Makalah ini membahas tentang myopia (rabun jauh), meliputi pengertian, etiologi, gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis. Myopia disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik dan lingkungan, dan gejalanya adalah kaburnya penglihatan pada objek jauh. Pada myopia patologi dapat terjadi komplikasi seperti degenerasi retina. Penatalaksanaannya meliputi kac
Alat-alat optik adalah alat bantu yang menggunakan lensa atau cermin untuk memperbesar atau mempertajam bayangan benda. Lup merupakan alat optik sederhana yang menggunakan lensa positif, dimana bayangan yang dihasilkan bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran lup bergantung pada jarak fokus lensa dan kondisi mata, baik berakomodasi maupun tidak.
Dokumen tersebut membahas tentang ketajaman penglihatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti pencahayaan. Disebutkan bahwa intensitas pencahayaan yang buruk dapat menurunkan ketajaman penglihatan karena dapat menyebabkan kelainan refraksi mata atau kelelahan mata. Hubungan antara pencahayaan dan ketajaman penglihatan telah dibuktikan lewat beberapa penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fungsi mata, serta berbagai gangguan penglihatan dan cara penanganannya. Dijelaskan bahwa lensa mata memfokuskan cahaya ke retina untuk membentuk bayangan, dan berbagai kelainan seperti miopi, hipermetropi, dan presbiopi dapat dikoreksi dengan kacamata.
1. Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi diare, yang terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit yang merusak sel-sel usus dan mengganggu absorpsi cairan dan elektrolit. Hal ini menyebabkan peningkatan cairan di usus dan diare.
2. Jika diare berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi berat, asidosis metabolik, dan gangguan sirkulasi darah sehingga menimbulkan resiko syok.
3. T
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareFransiska Oktafiani
Diare merupakan masalah kesehatan umum di Indonesia, terutama di provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon. Dokumen ini membahas asuhan keperawatan pada anak toddler dengan diare, meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa, dan intervensi seperti pemantauan cairan dan elektrolit, manajemen nyeri, dan edukasi orang tua.
Dokumen tersebut membahas sejarah pengembangan obat herbal di Indonesia sejak zaman dahulu hingga saat ini. Pengembangan obat herbal di Indonesia dipengaruhi oleh budaya Hindu, Buddha, Islam, dan Tiongkok sejak ribuan tahun lalu. Pada abad ke-15 dan 16, istilah "Jampoe" mulai digunakan untuk menyebut pengobatan dengan ramuan herbal. Saat ini, pendidikan herbal dikembangkan lebih lanjut di berbagai perg
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur diagnostik invasif dan intervensi non bedah di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Mencakup penjelasan tentang kateterisasi jantung, angioplasti, pemasangan alat bantu jantung, dan prosedur lainnya beserta persiapan, teknik, dan perawatan pasca tindakan.
Dokumen tersebut membahas tentang defibrilasi dan obat-obat yang digunakan untuk menangani aritmia ventrikel seperti fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel. Defibrilasi dilakukan untuk menghentikan fibrilasi dan takikardia ventrikel dengan dosis 360 Joule. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan algoritma dan obat-obat seperti epinefrin, lidokain, bretylium, dan magnesium sulfat yang digunakan untuk menangani kon
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut, mulai dari patofisiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya.
This document provides instructions for performing defibrillation to treat cardiac fibrillation. It describes the defibrillator equipment including the monitoring screen, connecting leads, electrodes, and energy setting panels. It outlines the technique for defibrillation including turning on the defibrillator, applying pads and gel to the chest, positioning the pads in anterolateral locations on the chest, setting the appropriate energy level, charging and discharging the defibrillator, and assessing the patient after each attempt. The goal is to provide safe and effective treatment to restore a normal heart rhythm through defibrillation.
Ada tiga jenis ambulans, yaitu ambulans darat (mobil dan kereta api), ambulans udara (helikopter dan pesawat terbang), dan ambulans air. Ambulans darat digunakan untuk evakuasi darurat ke rumah sakit dan memiliki peralatan medis darurat serta petugas medis. Ambulans udara berupa helikopter atau pesawat terbang untuk memindahkan pasien dengan cepat, sementara ambulans air digunakan untuk wilayah tertentu.
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruFransiska Oktafiani
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung. Ia menjelaskan penyebab, diagnosa, dan tindakan awal yang harus dilakukan yaitu A-B-C-D (Airway, Breathing, Circulation, Defibrillation) serta tindakan selanjutnya seperti intubasi, akses IV, pemberian obat, dan kapan BHD dihentikan.
Dokumen tersebut membahas proses keperawatan jiwa, meliputi pengertian, tujuan, ciri-ciri, manfaat, dan tahapan-tahapannya. Proses keperawatan jiwa merupakan metode sistematis untuk memenuhi kebutuhan klien dan mencapai kondisi optimal secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan hasil penelitian, tinjauan, atau pemikiran sistematis yang ditulis secara ilmiah. Karya tulis ilmiah bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan penjelasan, ramalan, dan kontrol terhadap suatu topik. Jenis karya tulis ilmiah antara lain makalah, monografi, jurnal ilmiah, buku ilmiah, dan prosiding. Karya tulis ilmiah
Dokumen ini membahas tentang penyelenggaraan penyegaran kader di desa Argasunya. Terdapat rapat persiapan di puskesmas, kunjungan ke kepala desa untuk meminta izin, pelaksanaan penyegaran selama 2 hari di balai desa yang mencakup tes dan pemberian materi pelatihan. Penyegaran bertujuan meningkatkan kinerja kader agar partisipasi masyarakat pada pemeriksaan kesehatan mingguan meningkat.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. A. Pengertian Kelainan Retraksi
Kelainan retraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata. Tidak
difokuskan pada retina atau bintik kuning.
a. Miopia (rabun jauh) : sinar akan
difokuskan lebih didepan selaput
jala dan diberi kacamata negatif.
b. Hipermetropia (rabun dekat) :
sinar difokuskan dibelakang
selaput jala yang memerlukan
lensa positif.
c. Astigmatisme (silinder) : Bila
pembiasan sinar tidak pada satu
titik atau astigmat diberikan lensa
silinder.
3. B . Anatomi Mata dan Fisiologi
Fisiologi Mata
a. Kornea
Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan
difokuskan ke dalam pupil.
b. Iris atau Selaput pelangi
Iris atau Selaput pelangi yang berwarna coklat akan menghalangi
sinar masuk kedalam mata. Iris akan mengatur jumlah sinar asuk
kedalam pupil mata melalui besarnya pupil. Iris merupakan
4. c. Pupil
Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah
sinar masuk kedalam bola mata
d. Lensa
Lensa yang jernih mengambil peranan membiasakan sinar 20 % atau
10 dioptri. Peranan lensa yang terbesar adalah pada saat melihat dekat atau ber
akomodasi.
e. Retina
Retina merupakan bungkus bola mata sebelah dalam terletak
dibelakang pupil. Retina akan meneruskan rangsangan elektrik keotak sebagai
bayangan yang dikenal.
f. Saraf Optik
Saraf penglihat meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks
visual untuk dikenali bayangannya
5. Tanda-Tanda Umum Kelainan Refraksi
Penderita dengan kelainan Refraksi akan memberikan keluhan berikut :
Sakit kepala terutama didaerah tengukuk atau dahi
Mata berair
Cepat mengantuk
Mata terasa pedas
Pegal pada bola mata
Penglihatan kabur
6. C. Manifestasi Klinis Khusus
1. Hipermetropi
Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala
hipermetropi dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan
tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus focus pada suatu jarak tertentu untuk
waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih
cepat lelah ketika terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.
2. Miopi
Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu
objek dengan jarak jauh serta derajat kelainan yang meningkat terus sampai usia
remaja kemudian menurun pada usia dewasa muda.
3. Astigmat
Melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda bulat menjadi
lonjong, pada astigmat penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk
benda yang dilihat berubah, mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang
dan pegal, mata dan fisik lelah.
8. 2. Cara melakukan finger tes :
Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri kamu didepan penderita
dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu penderita disuruh
menebak berapa jumlah jari yang diacungkan. Apabila pada jarak 3 meter
penderita bisa menebak/melihat jari yang diacungkan maka visusnya 3/60
(orang normal bisa melihat acungan jari pada jarak 60 meter, sedangkan
pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak bisa
menebak/melihat acungan jari pada jarak 1 meter lakukan tes goyangan
tangan (waving hand tes).
3. Cara melakukan waving hand tes :
Goyangkan kedua tangan kamu didepan penderita dari jarak 3 meter, 2
meter atau 1 meter. Setelah itu penderita ditanya apakah dapat melihat
goyangan tangan didepannya atau terlihat buram . Apabila pada jarak 3
meter penderita bisa menebak/melihat goyangan tangan didepannya maka
visusnya 3/300 (orang normal bisa melihat goyangan tangan pada jarak
300 meter, sedangkan pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter).
Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat goyangan tangan pada jarak 1
meter lakukan tes penyinaran dengan lampu senter (dark-light tes
9. Bola Mata pendek
Lengkung kornea
Kurang
Pembiasan refraksi bola mata lemah
misal pada penderita DM
Perubahan Komposisi
kornea
Penurunan refraksi
mata
Perubahan posisi
Lensa
Cahaya tidka tepat jatuh diretina
Pandangan kabur melihat
dekat
Penurunan penglihatan
Lensa berakomodasi terus menerus
Kelelahan otot- otot mata
Pusing, nyeri kepala
Resiko cidera b.d
keterbatasan penglihatan
Nyeri ( pusing )
b.d usaha mata
memfokuskan
pandangan
Cahaya masuk melewati lensa dibelakang retina
Hipermetropi
10. Bola mata
panjang
Pembiasan atau refraksi
mata, misal pada penderita
katarak
Lensa mata terlalu
cembung
Cahaya masuk melewati lensa
didepan retina
Cahaya difokuskan tidak tepat
di retina
Pandangan kabur
melihat
Penurunan penglihatan
lensa berakomodasi terus
menerus
Kelelahan otot mata
Pusing atau nyeri
Gangguan
persepsi sensori
b.d perubahan
kemampuan
memfokuskan
sinar pada retina
Resiko cidera
b.d
keterbatasan
penglihatan
Miopi
11. Kelainan kelengkungan
permukaan korena
Kornea berbentuk oval
Sinar yang masuk dibiaskan
terbesar diretina
Bayangan benda tidak
fokus
Penggunaan lensa
silinder
Pandangan jadi
kabur dan tidak
jelas
Penurunan kemampuan
melihat dekat dan jauh
Terlalu lamamembaca
menulis menjahit dsb
Sakit kepala pusing
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Gangguan persepsi
sensori
Resiko cedera
ASTIGMAT
12. Diagnosa Keperawatan
Hipermetropi
Intervensi Rasional
1. Penurunan persepsi
sensori : penglihatan b.d
penurunan tajam
penglihatan dan kejelasan
penglihatan.
•Kaji ketajaman penglihatan
klien.
•Identifikasi alternatif untuk
optimalisasi sumber
rangsangan.
•Sesuaikan lingkungan
untuk optimalisasi
penglihatan
•Mengidentivikasi
kemampuan visual klien.
•Memberikan keakuratan
penglihatan dan
perawatanya.
•Meningkatkan kemampuan
persepsi sensori
2.Gangguan rasa nyaman
b.d usaha memfokuskan
pandangan.
•Jelaskan penyebab pusing
dan mata lelah.
•Anjurkan klien agar cukup
istirahat dan tidak
melakukan aktivitas
membaca terus menerus.
•Gunakan lampu atau
penerangan yang cukup
saat membaca.
•Menguragi kecemasan dan
meningkatkan pengetahuan
klien sehingga klien
kooperatif dan tindakan
keperawatan.
•Mengurangi kelelahan
mata sehingga pusing
berkurag.
•Mengurangi silau dan
akomodasi berlebihan.
13. Diagnosa Keperawatan
Miopi
Intervensi Rasional
1. Perubahan persepsi
sensori visual b.d gangguan
penglihatan.
•Menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan
penglihatan.
•Melakukan uji ketajaman
penglihatan.
•Pengetahuan tentang
penyebab mengurangi
kecemasan dan
menigkatkan pengetahuan
klien sehingga klien
kooperatif dalam tindakan
keperawatan.
•Mengetahui visus dasar
klien dan perkembanganya
setelah diberikan tindakan
2. Resiko cedera yang b.d
keterbatasan penglihatan
•Menjelaskan tentang
kemungkinan yang terjadi
akibat penurunan tajam
penglihatan.
•Menganjurkan untuk
membatasi aktivitas seperti
mengendarai kendaraan
pada malam hari.
•Perubahan ketajaman
penglihatan dan kedalaman
persepsi dapat
meningkatkan resiko cedera
sampai klien belajar untuk
mengkompensasi.
•Mengrangi potensial
bahaya karena penglihatan
kabur.
14. DAFTAR PUSTAKA
1. Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi. 2015. APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta,
MediAction.
2. Ilyas Sidarta. 2004. Kelainan Retraksi dan Koreksi Penglihatan. Jakarta,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia