Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung. Ia menjelaskan penyebab, diagnosa, dan tindakan awal yang harus dilakukan yaitu A-B-C-D (Airway, Breathing, Circulation, Defibrillation) serta tindakan selanjutnya seperti intubasi, akses IV, pemberian obat, dan kapan BHD dihentikan.
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Materi ini saya sampaikan untuk pengenalan teknik bantuan hidup dasar pada korban henti jantung untuk orang awam dan paramedis, saya rangkum dari AHA Guidelines 2010 dan beberapa Pustaka lainnya. Semoga Bermanfaat.
Ini adalah presentasi saya dan dr. Ara pada pelatihan PPGD untuk perawat RS Panti Rapih 11 Desember 2013. Silakan dinikmati.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Materi ini saya sampaikan untuk pengenalan teknik bantuan hidup dasar pada korban henti jantung untuk orang awam dan paramedis, saya rangkum dari AHA Guidelines 2010 dan beberapa Pustaka lainnya. Semoga Bermanfaat.
Ini adalah presentasi saya dan dr. Ara pada pelatihan PPGD untuk perawat RS Panti Rapih 11 Desember 2013. Silakan dinikmati.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
RESUSITASI NEONATUS PADA BAYI DENGAN PRISNIP KEBERHASILAN Menilai dengan benar
Mengambil keputusan dengan tepat
Melakukan tindakan dengan tepat dan cepat
Mengevaluasi/menilai hasil tindakan
BANTUAN HIDUP DASAR BAGI ORANG AWAM .pptxAmaliaLia19
Â
Pasien tidak sadarkan diri merupakan salah satu kondisi yang bisa kita dapatkan di lapangan.
Di dalam permbahasan ini, kita akan membahas bagaimana tatalaksana pasien yg tiba tiba tidak sadarkan diri, terutama terkait pasien henti jantung.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Tujuan :
untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung
Penyebab:
• Henti nafas (Respiratory Arrest) : Henti nafas yang bukan
dikarenakan gangguan pada jalan nafas dapat terjadi
karena gangguan pada sirkulasi (asistol, bradikardi,
fibrilasi ventrikel)
• Henti Jantung (Cardiac Arrest):
a. Hipoksemia karena berbagai sebab
b. Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia,
hipomagnesia)
c. Gangguan irama jantung (aritmia)
d. Penekanan mekanik pada jantung (tamponade jantung,
tension pneumothoraks)
3. Diagnosa:
• Tidak terdapat adanya pernafasan (gunakan
cara Look-Listen-Feel)
• Tidak teraba denyut nadi karotis
Catatan:
Pada pasien yang telah dipasang
monitoring EKG dan terdapat gambaran
asistol pada layar monitor, harus selalu
dilakukan pemeriksaan denyut nadi karotis
untuk memastikan adanya henti jantung.
4. First “ A - B - C - D “
Airway:
ï‚Ÿ Buka jalan nafas
Breathing:
ï‚Ÿ Berikan ventilasi dengan tekanan positif
Circulation:
ï‚Ÿ Lakukan kompresi dinding dada
Defibrilation:
ï‚Ÿ Syok Fibrilasi Ventrikel/
Ventrikular Takhikardia tanpa denyut nadi
5. Second “ A - B - C - D “
Airway:
ï‚Ÿ Pertahankan jalan nafas tetap terbuka
ï‚Ÿ Lakukan intubasi endotrakheal
Breathing:
ï‚Ÿ Berikan ventilasi adekuat melalui ETT
ï‚Ÿ Berikan ventilasi dengan tekanan positif
Circulation:
ï‚Ÿ Tentukan akses intravena untuk memasukkan cairan & obat-
obatan
ï‚Ÿ Tetap RJP
ï‚Ÿ Perhatikan irama jantung mungkin diperlukan obat-obatan
Differential Diagnosis:
ï‚Ÿ Cari penyebab kenapa terjadi henti jantung. Buat DD, apakah
penyebabnya reversibel yang memerlukan terapi spesifik
6. Are you OK? Gently shake the victim.
Establish UNRESPONSIVENESS
Apakah anda baik-baik saja?
Goncangkan tubuh korban
Bila tetap tak ada respon
9. •Buka jalan nafas: Head Tilt, Chin Lift, Jaw Thrust
•Look, Listen, Feel untuk mengetahui pernafasannya
10. Pada pasien tidak
sadar otot lidah
relaksasi sehingga
lidah jatuh menutup
jalan nafas
Head tilt and
chin lift dapat
membuka jalan
nafas
11. Bila tidak bernafas, berikan 2 kali hembusan
perlahan dengan nafas penuh.
2 kali nafas harus dilakukan dalam 5 detik
12. Buka jalan nafas dengan teknik
Head Tilt & Chin Lift selama
resusitasi pernafasan
Dada harus
mengembang
13. Perhatikan apakah dada tampak naik,
bila tidak perbaiki kembali posisi kepala
Apakah nadi teraba?
14. Dengarkan suara
nafas dan rasakan
adanya aliran
udara atau
hembusan nafas,
pastikan dengan
pipi dan telinga.
Sambil memberikan pernafasan
buatan, lihat adakah gerakan dada
15. Periksa bila nadi teraba
dengan memeriksa arteri
Karotis yang terletak di
antara Adam’s Apple
(jakun) dan otot leher
16. Bila nadi teraba, berikan 10-12 kali per menit
1 hembusan diberikan dalam > 1 detik
17. Buka jalan nafas dengan teknik
Head tilt & Chin Lift selama
resusitasi pernafasan.
Dada harus
mengembang
18. Bila tidak teraba nadi berikan kompresi jantung
luar 30 kali dengan cepat dan dengan tekanan
penuh
21. Berikan 2 hembusan nafas penuh secara perlahan
sambil memperhatikan pengembangan dada.
Kemudian berikan 30 kali kompresi jantung.
Evaluasi tiap akhir siklus ke 5
22. Opening airway using head tilt and
chin lift during rescue breathing
Chest must rise
Buka jalan nafas dengan teknik
Head tilt & Chin Lift selama
resusitasi pernafasan.
Dada harus
mengembang
24. Berhenti dan dengan cepat periksa nafas dan nadi
• JIKA TIDAK ADA NAFAS DAN TIDAK ADA NADI:
lanjutkan RJP sampai penolong lainnya datang.
• JIKA ADA NADI TAPI TIDAK ADA NAFAS:
mulailah memberikan bantuan nafas 10-15 kali per
menit. Tiap hembusan nafas dalam 2 detik
• JIKA ADA NADI DAN ADA NAFAS:
Selamat! Anda telah menyelamatkan pasien
25. Bantuan nafas pada RJP dengan 2 penolong:
1. Setiap hembusan nafas dalam 2 detik.
2. Lihat pengembangan dinding dada
3. Penolong kedua pada posisi kompresi dada
4. Untuk dewasa, berikan 2 kali bantuan nafas
setiap 30 kali kompresi dada.
26.
27. Kompresi dada pada RJP dengan 2 penolong:
1. Kedalaman kompresi dada 4-5 cm
2. Penolong kedua dalam posisi memberikan
bantuan nafas
3. Untuk dewasa, berikan 2 kali bantuan nafas
setiap 30 kali kompresi dada.
28.
29. Penolong pertama memberikan 2 kali
bantuan nafas diikuti 30 kali kompresi
jantung oleh penolong kedua.
Siklus ini diulangi 5 kali
30.
31.
32. Berhenti dan dengan cepat periksa nafas dan nadi
• JIKA TIDAK ADA NAFAS DAN TIDAK ADA NADI:
lanjutkan RJP sampai penolong lainnya datang.
• JIKA ADA NADI TAPI TIDAK ADA NAFAS:
mulailah memberikan bantuan nafas 10-12 kali per
menit. Tiap hembusan nafas dalam 2 detik
• JIKA ADA NADI DAN ADA NAFAS:
Selamat! Anda telah menyelamatkan pasien
33. Kesimpulannya, RJP dengan 2 penolong, satu
penolong bertindak sebagai pemimpin dan
penolong kedua dapat melakukan tugas di
bawah ini:
• Mencari pertolongan
• Memonitor korban selama RJP
• Melakukan RJP ketika penolong pertama lelah.
34. Mengakhiri resusitasi
1. Sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif telah
timbul
2. Resusitasi diambil alih oleh yang berkompeten
3. Tidak sadar, pernapasan spontan (-), dilatasi
pupil 15-30 menit
4. Asistole selama 30 menit setelah RJP dan obat
optimal
5. Stadium terminal suatu penyakit
6. Penolong terlalu lelah
35. A - B - C
intubasi, IV line
Adrenaline 1-1-1 mg tiap 3-5’
Obat klas IIa
Na-bicarb u/ hiperkalemia / asidosis / overdose obat
Adrenaline 1-3-5 mg selang 3 menit
SINGKIRKAN :
Hipovolemia
Hipoksia
Hipotermia
Hiperkalemia
Tamponade jantung
Tension pneumothorax
Emboli paru luas
Infark jantung luas
Asidosis
Overdose B-block,
Ca-block, Digitalis,
Trisiklik
Jika bradikardia
Atropin 1-1-1 mg tiap 3-5’
sampai 3 mg
PULSELESS ELECTRICAL ACTIVITY
ada kompleks ECG tetapi
nadi carotis tak teraba
Electromechanical Dissociation
Idioventricular rhythm / escape
Brady-asystolic rhythm