Dokumen tersebut membahas sejarah pengembangan obat herbal di Indonesia sejak zaman dahulu hingga saat ini. Pengembangan obat herbal di Indonesia dipengaruhi oleh budaya Hindu, Buddha, Islam, dan Tiongkok sejak ribuan tahun lalu. Pada abad ke-15 dan 16, istilah "Jampoe" mulai digunakan untuk menyebut pengobatan dengan ramuan herbal. Saat ini, pendidikan herbal dikembangkan lebih lanjut di berbagai perg
Karakterisasi pengembangan farmasi, baik materialnya maupun cara-cara pengobatan mungkin terdapat beberapa perbedaan pada ruang dan waktu yang berbeda. Hal ini tentu dapat dipahami dengan kemajuan nyata rekayasa ilmu pengetahuan dan semakin kompleksnya persoalan kesehatan primer di masa kini. Namun, nilai-nilai luhur ajaran Islam tetap harus maujud dalam setiap tindakan, keputusan-keputusan yang diambil maupun pada pilhan-pilihan yang ditentukan. Kerenanya diperlukan saintis-saintis muslim yang agenda-agenda keilmiahannya senantiasa bertitik tolak dari nilai-nilai ajaran Islam – sebagaimana pada kejayaan Islam di masa silam -- demi kemaslahatan ummat manusia seluruhnya.
Karakterisasi pengembangan farmasi, baik materialnya maupun cara-cara pengobatan mungkin terdapat beberapa perbedaan pada ruang dan waktu yang berbeda. Hal ini tentu dapat dipahami dengan kemajuan nyata rekayasa ilmu pengetahuan dan semakin kompleksnya persoalan kesehatan primer di masa kini. Namun, nilai-nilai luhur ajaran Islam tetap harus maujud dalam setiap tindakan, keputusan-keputusan yang diambil maupun pada pilhan-pilihan yang ditentukan. Kerenanya diperlukan saintis-saintis muslim yang agenda-agenda keilmiahannya senantiasa bertitik tolak dari nilai-nilai ajaran Islam – sebagaimana pada kejayaan Islam di masa silam -- demi kemaslahatan ummat manusia seluruhnya.
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidananSiti Putri
Modul ini digunakan sebagai salah satu acuan untuk Mahasiswa dalam setiap pertemuan perkuliahan yang diampuh oleh saya. Silahkan Di download, semoga ini menjadi keberkahan bagi saya dan berguna untuk yang lainnya. mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam penulisan. terima kasih
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidananSiti Putri
Modul ini digunakan sebagai salah satu acuan untuk Mahasiswa dalam setiap pertemuan perkuliahan yang diampuh oleh saya. Silahkan Di download, semoga ini menjadi keberkahan bagi saya dan berguna untuk yang lainnya. mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam penulisan. terima kasih
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Nama : Fransiska Oktafiani
Asal Institusi : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
RINGKASAN
Konsep Herbal Indonesia
Sejak ribuan tahun lalu Jamu atau Obat Herbal di Indonesia telah ada dengan hadirnya
pengaruh Hindu, Budha, Islam, Kristen dan masyarakat China yang mengembangkan ilmu herbal
di Indonesia. Perkembangan jamu di Indonesia berawal dari tahun 772 – 779 M dengan
ditemukannya relief dan prasakti pada Candi Borobudur Indonesia, kemudian pada tahun 990 M
ditemukannya Usada Bali yaitu rumusan ramuan obat dan ekstransi yang ditulis pada daun
kelapa atau lontar yang berperan sebagai pemecah masalah dibidang kesehatan. Pada abad 15 –
16 M lahirlah istilah JAMPOE yang terdiri dari kata Djampi yaitu pengobatan atau menggunaan
ramuan obat dan Oesodo yang berarti kesehatan. Kemudian obat herbal terus berkembang pada
masa kerajaan – kerajaan di Indonesia. Ilmu herbalpun semakin berkembang pada zaman masehi
tidak luput dari para ahli di bidangnya. Hippocrates adalah seorang dokter kebangsaan Yunani
yang berperan penting dalam pengembangan herbal di dunia. Hippocrates mendirikan sekolah
kedokteran dan menuis beberapa tulisan mengenai filosopinya tentang kesehatan dan diakui
sebagai pendukung era perkembangan herbal saat itu. Maka ia disebut sebagai “ The Father of
Medicine”. Pada masa 131 – 200 M obat herbal ini diaplikasikan dengan cara kombinasi terapi
dengan diit, pemijatan dan latihan fisik dari bahan sayuran. Tahun 1850, Geerlox Wassinx
menganjurkan para dokter di Indonesia untuk menggunakan obat herbal sebagai pemecahan
masalah kesahatan di Weltevreden Military Hospital yang sekarang menjadi Rumah Sakit Gatot
Subroto.
Pengembangan obat herbal di Indonesia saat itu tidak lepas dari pengaruh budaya dan
agama di Indonesia, yang meiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri, yaitu :
Kekuatan :
2. 1. Bukti-bukti sejarah pengobatan tradisional
2. Biodiversitas nomor 3 di dunia
3. Unggul dari sisi “keragaman produk obat tradisional”
4. Modalitas yang sudah ada: Jamu, pijat, doa
5. Pengembangan melalui jalur dokter (ada perdebatan)
Kelemahan
1. Secara umum belum terbentuk pendidikan formal Kestraindo (kecuali D3 Battra, D3
Jamu, Ayurveda Bali)
2. Practioners (praktisi) tidak terstandarisasi dan lemah pengetahuannya tentang
patofisiologi penyakit
3. Banyak “pengobatan alternatif” yang tidak jelas manfaat dan keamanannya
Peluang
1. Pergeseran morbiditas ke arah PTM long-term care (perawatan melalui Griya Sehat
lebih cocok)
2. Paradigma “back-to-nature”, “pengobatan holistik”.
3. Dukungan WHO, SEARO, APEC, ASEAN, dalam pegembangan pengobatan tradisional
(T/CM)
4. Peluang ekspor products obat tradisional dan pengobatan tradisional
Hal-hal yang perlu diwaspadai
1. Perlombaan antar negara dalam forum kerjasama internasional (SEARO, ASEAN,
APEC)
2. Perdagangan bebas (WTO, ASEAN plus three)
3. Isu HaKI dan paten
4. Pencurian (pengembangan) oleh negara lain
Untuk mengembangkan dan memberdayakan obat herbal di Indonesia maka
didirikannya beberapa sekolah kesehatan yang berfungsi sebagai wadah pendidikan herbal di
Indonesia, berikut pendidikan herbal saat ini :
3. 1. PMHI UI SEJAK 2010 (HERBAL INDONESIA)
2. UNHAS (TCM)
3. D3 BATTRA SURABAYA
4. D3 JAMU SURAKARTA
5. PENDIDIKAN NON FORMAL LAIN: SAINTIFIKASI JAMU SEJAK 2010
Seiring berkembangnya pendidikan herbal di Indonesia maka ilmu herbalpun semakin
baik dan pesat. Pada badan POM didapat 36 OHT dan 6 Fitofarmaka. Untuk mengembangkan
jamu atau obat herbal di Indonesia maka perlu adanya pengawasan untuk mengamankan obat
herbal itu tersendiri. Maka Badan POM sendiri memberikan kajian sebelum mengembangkan
obat herbal yaitu :
1. Kriteria registrasi terhadap jamu, OHT, Fitofarmaka hasil uji dari perguruan tinggi
2. Ketentuan uji klinik untuk jamu berbeda dengan obat konvensional
3. Penambahan kata jamu pada OHT dan Fitofarmaka