SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
PENENTUAN KERAPATAN ZAT CAIR DAN ZAT PADAT
Oleh :
NAMA : Rahma Fazri Hasanah
NIM : PO71390230014
DOSEN PEMBIMBING :
Drs.Hisran,H,Apt.,ME
PRODI D3 FARMASI
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TA2023/2024
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA PENENTUAN KERAPATAN ZAT CAIR PRAKTIKUM 1
I. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis bermacam – macam zat ( cairan, zat padat
dan serbuk )
II. Dasar Teori
Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini
merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat
fisika yang paling definitif, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu
zat. (Martin,1993)
Suatu rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu objek dengan volumenya:
Kerapatan, massa jenis ( ρ ) =
Bobot jenis suatu zat merupakan perbandingan antara bobot zat terhadap air volume sama yang
ditimbang di udara pada suhu yang sama. Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan,
kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250
C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara
pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada
suhu 250
C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing –
masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu 250
C.
Bobot jenis zat =
Tabel Kerapatan Air (Depkes RI,1995)
SUHU ( 0
C ) Bobot per liter
30℃ 994,62 atau 0,99462 ml
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Piknometer
2. Timbangan digital
3. Termometer
4. Tissue
5. Gelas ukur
6. Corong Bahan :
Sampel ( air, etanol 80%, propilen glikol 80%, gliserin 80%, aseton 80%, peluru, klahar, seng dan
tembaga)
IV. MONOGRAFI BAHAN
1. Aquades ( Farmakope Indonesia edisi III, 96)
Nama resmi : Aqua Destilata
Nama lain : Aquadest, air suling
RM : H2O
Bobot jenis : 0,997 g/ml (250
C)
Berat moleku : 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut
2. Alkohol (FI III, 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Bobot Jenis : 0,8119
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan
memberikan nyala biruyang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat
sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman.
3. Gliserin (FI III, 1979 Hal 271)
Nama resmi : Glycerolum
Sinonim : Gliserol, gliserin
Rumus molekul : C3H8O3
Berat molekul : 92,10
Bobot Jenis : 92,09382 g/mol
Pemerian : Cairan seperti sirop jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat,
hidroskopik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
4. Propilen glycol (FI III, 1979 Hal 534)
Nama resmi : Propylenglycolum
Rumus molekul : C3H8O2
Berat molekul : 76,10
Bobot Jenis : 76,09 g/mol
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan, pelarut
5. Asam salisilat (FI III, 1979 Hal 56)
Nama resmi : Acidum Salicylicum
Rumus molekul : C7H6O3
Berat molekul : 138,12
Bobot Jenis : 138,121 g/mol
Pemerian : Hablur ringan, tidak berwarna atau serbuk berwarna putih,
hamper tidak berbau, rasa agak mans dan tajam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Keratolitikum, anti fungi
6. Gotri (Peluru)
Merupakan Bola kecil, bulat, dan marmer berukuran bijih besi diproduksi sebagai pakan untuk
blast furnace. Arti dari gotri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: gotri
7. Anak timbangan
Anak timbangan adalah benda ukur massa diperuntukkan atau dipakai sebagai pelengkap pada
alat timbang yang menentukan hasil penimbangan. Karakter fisik dan metrologisnya diatur, yang
meliputi : harga nominal, bahan, konstruksi, dimensi, massa jenis, kondisi permukaan, penandaan
dan kesalahan maksimumnya.
8. Klahar
Laher motor atau bearing adalah komponen yang menghubungkan atau bantalan tromol dengan as
roda. Dengan laher, roda bisa berputar dengan halus dan lancar.
Bearing motor atau laher merupakan salah satu komponen pada kendaraan yang memiliki peranan
penting untuk membuat gerakan mekanis.
9. Seng
Nama resmi : Zink
Rumus molekul : Zn
Berat molekul : 65,38
Bobot Jenis : 7135 kg/m3
Pemerian : logam yang sedikit rapuh pada suhu kamar dan memiliki penampilan keabu-abuan
keperakan ketika oksidasi dihilangkan.
Penyimpanan : wadah tertutup rapat
Kegunaan : anti korosi dan golvanisasi
VI. CARA KERJA
• Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
• Siapkan alat dan bahan
• Piknometer dibersihkan dengan air aquadest
• Apabila sudah kering tidak perlu dikeringkan dengan hair dryer
• Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan saksama, catat bobot hasilnya
• Diisi piknometer dengan air hingga penuh
• Lalu tutup piknometer dan kemudian lap dengan tissue
• Timbang piknometer yang sudah diisi dengan air, catat bobot perhitungan
• Ukur suhu yang ada didalam piknometer, kemudian catat suhu tersebut.
Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A gram
Bobot piknometer kosong = B gram
Bobot air = C gram
Kerapatan air pada suhu percobaan ( tabel ) = β air
Volume piknometer
• Penentuan kerapatan dan berat jenis zat cair
• Lakukan pengukuran etanol 80%, Propilen Glicol 80%, Aseton 80%, Gliserol 80% dengan
menggunakan piknometer yang sama seperti pada percobaan 1.
• Bobot piknometer + zat = D (gram)
• Bobot piknometer kosong = B (gram)
• Volume piknometer = Vp (ml)
• Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = air
• Kerapatan etanol dihitung dengan cara :
• Bobot jenis zat cair dihitung dengan cara :
Bobot jenis zat =
• Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat yang kerapatan dan berat jenisnya lebih besar dari
air
• Lakukan penimbangan zat padat (misal peluru kecil) yang akan ditentukan kerapatannya dengan
seksama. Misal bobot = X (gram)
• Masukkan zat padat tersebut dalam piknometer, isi piknometer dengan air hingga penuh. Tutup
piknometer dan cairan yang menempel usap dengan tissue. Lakukan penimbangan dengan
memperhatikan suhu percobaan sama seperti percobaan
A. Misal bobot = Y (gram)
• Bobot piknometer kosong = B (gram)
• Bobot air = C (gram)
• Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = β air
Perhitungan :
Bobot piknometer + (peluru,seng, klahar,anak timbangan) + air = Y (gram)
Bobot peluru = X (gram)
Bobot piknometer + air (Y – X) = Z (gram)
Bobot air (Z – B) = W (gram)
Bobot air yang ditumpahkan (C – W) = Q (gram)
Volume air yang ditumpahkan = volume zat padat (ml)
V peluru
Kerapatan peluru, klahar, seng, anak timbangan dihitung dengan cara :
Bobot jenis peluru,klahar, seng, anak timbangan
Berat jenis peluru dihitung dengan cara :
d peluru
VI. DATA DAN HASIL PENGAMATAN
A. Data Hasil Pengamatan
 Penentuan Volume Piknometer
PIKNOMETER
KOSONG
PIKNOMETER
+ AIR
BOBOT
AIR
SUHU MASSA
SUHU
VOLUME
PIKNOMETER
22,5955 g 47,5798 24,9843 30°C 0,9950 25,1098
 Penentuan Bobot Jenis Zat Cair
NAMA ZAT CAIR PIKNOMETER
+ ZAT CAIR
BOBOT ZAT
CAIR
MASSA
JENIS ZAT
CAIR
Propylenglikol 47,4876 24,8921 0,9913
 Penentuan Bobot Jenis Zat Padat
NAMA
ZAT
PADAT
BOBOT
ZAT
PADAT
PIKNOMETER
+ AIR + ZAT
PADAT
BOBOT
AIR
VOLUME
AIR
VOLUME
ZAT
PADAT
MASSA
JENIS
ZAT
PADAT
Anak
peluru
0,4728 48,1634 25,0921 25,2181 0,2971 1,5913
VII. Perhitungan
Nama praktikan: Rahma Fazri Hasanah
 Volume Piknometer
Berat Piknometer kosong = 22,5955 g (A)
Berat Piknometer + air = 47,5798 g (B)
Suhu piknometer = 30°C
Massa Jenis air suhu 30°C = 0,9950
Bobot air = (B) – (A)
= 47,5798 g – 22,5955 g
= 24,9843 g
Volume Piknometer = m/V
= 24,9843/ 0.9950
= 25,1098 g/mol
Vp = 25,1098 g/mol
 Penentuan Bobot Jenis Zat Cair (Propylenglikol)
Berat piknometer Kosong = 22,5955 g (A)
Berat Piknometer + Propyenglikol = 47,4876 g (C)
Bobot Propylenglikol = (C) – (A)
= 47,4876 – 22,5955
= 24,8921 g
Massa jenis propylenglikol = m/V
= 24,8921 / 25,1098
= 0,9913
Menurut Farmakope Indonesia Massa jenis Propylenglikol adalah 1,04 g/ml
Jadi, propylenglikol tersebut telah tercampur dengan larutan lain yang bobot jenis nya lebih
kecil.
 Penentuan Bobot Jenis Zat Padat (Anak Peluru)
Berat Piknometer Kosong = 22,5955 g
Berat Anak peluru = 0,4728 g
Berat Piknometer + anak Peluru+ air = 48,1634 g
Berat Air Sisa = 43,0292 – 17,5227 – 0,6938
= 24,8127
Volume air = Bobot air / Massa Jenis suhu
= 25,0921 / 0,9950
= 25,2181 ml
Volume Anak peluru= Volume Piknometer – Volume air sisa
= 25,1098 – 24,8127
= 0,2971
Bobot Jenis anak Peluru = m/V
= 0,4728 / 0,2971
= 1,5913 g/ml
VIII.PEMBAHASAN
Volume piknometer adalah 22,5955 gr/ml. Bahan yang diuji adalah propilenglikol,
aseton,gliserol, kelahar dan anak peluru.
Bobot jenis propilenglikol yang didapatkan adalah 0,9913 gr/ml,sedangkan bobot jenis
propilenglikol di dalam buku farmakope adalah 1,035-1,037,ini disebabkan karena peg telah
tercemar oleh cairan yang memiliki bobot jenis lebih tinggi dari peg.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah :
 Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat
rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
 Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga
menjadi lebih besar.
 Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari
suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
 Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.
IX.KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan berat jenis semua bahan dan kerapatn
yang diperoleh dengan metode piknometer adalah sebagai berikut :
1. Kerapatan merupakan perbandingan mass per volume suatu zat pada suhu yang dikehendaki. Berbeda
halnya dengan berat jenis, berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air.
2. Kerapatan dipengaruhi oleh volume dan massa. Semakin besar massa benda maka semakin besar pula
kerapatan yang dimiliki, sedangkan semakin besar nilai volumenya maka semakin kecil kerapatan yang
dimiliki.
3. Bobot jenis dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, semakin besar kerapatan maka berat jenis
juga semakin besar.
4. Penyimpangan dapat terjadi karena beberapa faktor di antaranya, kesalahan penimbangan, cara penutupan
piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu yang terlalu cepat, piknometer belum benar-benar kering dan
bersih, volume air yang di masukkan ke dalam piknometer tidak tepat, kebersihan, dan sampel yang
terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Teori dasar kerapatan serbuk Farmasi Fisika (Martinn,1993); Jakarta.
Buku Farmakope Indonesia Edisi III halaman 591-592.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V UGMPress; Yogyakarta.
Brescia, Arenta dan Meislich, 1975, Fundamental Chemistery; New York.

More Related Content

What's hot

Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisRidwan
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Mina Audina
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasMina Audina
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabMaranata Gultom
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsemTika DePhe
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jeniskhoirilliana12
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
 
Praktikum sedasi
Praktikum sedasi Praktikum sedasi
Praktikum sedasi
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitas
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsem
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Responsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisisResponsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisis
 
resep 3A seri V
resep 3A seri Vresep 3A seri V
resep 3A seri V
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 

Similar to Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx

Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJkhoirilliana12
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriUHO University
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulDwi Karyani
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetriIndriati Dewi
 
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenisoenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenisDeraPutri2
 
02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)Sri Inulin
 
Laporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisLaporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisFita_ta
 
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 0101.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01hagi yusra
 
Materi Fisika Zat dan Wujudnya
Materi Fisika Zat dan WujudnyaMateri Fisika Zat dan Wujudnya
Materi Fisika Zat dan WujudnyaEKO MULYONO
 
Kimia bab1
Kimia bab1Kimia bab1
Kimia bab1HIMTI
 

Similar to Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx (20)

Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetri
 
Visko adit
Visko aditVisko adit
Visko adit
 
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENISINSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
materi air
materi airmateri air
materi air
 
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenisoenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
oenentuan berat molekul berdasarkan massa jenis
 
02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)
 
Laporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisLaporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenis
 
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 0101.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Materi Fisika Zat dan Wujudnya
Materi Fisika Zat dan WujudnyaMateri Fisika Zat dan Wujudnya
Materi Fisika Zat dan Wujudnya
 
Kimia bab1
Kimia bab1Kimia bab1
Kimia bab1
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
 

Recently uploaded

PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxZubedImut
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1AdiKurniawan24529
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdfindahningsih541
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxSriHandayaniLubisSpd
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsihninikwidarsih44
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptxyeniyoramapalimdam
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxDwiNovitaSari70
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2ZARINA KHAMIS
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docxFaqihMakhfuddin1
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMAgungJakaNugraha1
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
Lembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptx
Lembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptxLembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptx
Lembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptxSoniaTitipaniabidin2
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
Lembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptx
Lembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptxLembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptx
Lembar-Kerja-Laporan-Hasil-Pembelajaran.pptx
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 

Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN ZAT CAIR DAN ZAT PADAT Oleh : NAMA : Rahma Fazri Hasanah NIM : PO71390230014 DOSEN PEMBIMBING : Drs.Hisran,H,Apt.,ME PRODI D3 FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAMBI TA2023/2024
  • 2. PRAKTIKUM FARMASI FISIKA PENENTUAN KERAPATAN ZAT CAIR PRAKTIKUM 1 I. Tujuan Mahasiswa dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis bermacam – macam zat ( cairan, zat padat dan serbuk ) II. Dasar Teori Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. (Martin,1993) Suatu rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu objek dengan volumenya: Kerapatan, massa jenis ( ρ ) = Bobot jenis suatu zat merupakan perbandingan antara bobot zat terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama. Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250 C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250 C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing – masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu 250 C. Bobot jenis zat = Tabel Kerapatan Air (Depkes RI,1995) SUHU ( 0 C ) Bobot per liter 30℃ 994,62 atau 0,99462 ml III. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Piknometer 2. Timbangan digital 3. Termometer 4. Tissue 5. Gelas ukur 6. Corong Bahan : Sampel ( air, etanol 80%, propilen glikol 80%, gliserin 80%, aseton 80%, peluru, klahar, seng dan tembaga) IV. MONOGRAFI BAHAN 1. Aquades ( Farmakope Indonesia edisi III, 96)
  • 3. Nama resmi : Aqua Destilata Nama lain : Aquadest, air suling RM : H2O Bobot jenis : 0,997 g/ml (250 C) Berat moleku : 18,02 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut 2. Alkohol (FI III, 1979) Nama resmi : Aethanolum Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol Rumus molekul : C2H6O Berat molekul : 46,07 Bobot Jenis : 0,8119 Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak berasap. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api. Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman. 3. Gliserin (FI III, 1979 Hal 271) Nama resmi : Glycerolum Sinonim : Gliserol, gliserin Rumus molekul : C3H8O3 Berat molekul : 92,10 Bobot Jenis : 92,09382 g/mol Pemerian : Cairan seperti sirop jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, hidroskopik. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Zat tambahan 4. Propilen glycol (FI III, 1979 Hal 534) Nama resmi : Propylenglycolum Rumus molekul : C3H8O2 Berat molekul : 76,10
  • 4. Bobot Jenis : 76,09 g/mol Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : zat tambahan, pelarut 5. Asam salisilat (FI III, 1979 Hal 56) Nama resmi : Acidum Salicylicum Rumus molekul : C7H6O3 Berat molekul : 138,12 Bobot Jenis : 138,121 g/mol Pemerian : Hablur ringan, tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hamper tidak berbau, rasa agak mans dan tajam Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Keratolitikum, anti fungi 6. Gotri (Peluru) Merupakan Bola kecil, bulat, dan marmer berukuran bijih besi diproduksi sebagai pakan untuk blast furnace. Arti dari gotri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: gotri 7. Anak timbangan Anak timbangan adalah benda ukur massa diperuntukkan atau dipakai sebagai pelengkap pada alat timbang yang menentukan hasil penimbangan. Karakter fisik dan metrologisnya diatur, yang meliputi : harga nominal, bahan, konstruksi, dimensi, massa jenis, kondisi permukaan, penandaan dan kesalahan maksimumnya. 8. Klahar Laher motor atau bearing adalah komponen yang menghubungkan atau bantalan tromol dengan as roda. Dengan laher, roda bisa berputar dengan halus dan lancar. Bearing motor atau laher merupakan salah satu komponen pada kendaraan yang memiliki peranan penting untuk membuat gerakan mekanis. 9. Seng Nama resmi : Zink Rumus molekul : Zn Berat molekul : 65,38 Bobot Jenis : 7135 kg/m3 Pemerian : logam yang sedikit rapuh pada suhu kamar dan memiliki penampilan keabu-abuan keperakan ketika oksidasi dihilangkan. Penyimpanan : wadah tertutup rapat Kegunaan : anti korosi dan golvanisasi
  • 5. VI. CARA KERJA • Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan • Siapkan alat dan bahan • Piknometer dibersihkan dengan air aquadest • Apabila sudah kering tidak perlu dikeringkan dengan hair dryer • Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan saksama, catat bobot hasilnya • Diisi piknometer dengan air hingga penuh • Lalu tutup piknometer dan kemudian lap dengan tissue • Timbang piknometer yang sudah diisi dengan air, catat bobot perhitungan • Ukur suhu yang ada didalam piknometer, kemudian catat suhu tersebut. Cara perhitungan : Bobot piknometer + air = A gram Bobot piknometer kosong = B gram Bobot air = C gram Kerapatan air pada suhu percobaan ( tabel ) = β air Volume piknometer • Penentuan kerapatan dan berat jenis zat cair • Lakukan pengukuran etanol 80%, Propilen Glicol 80%, Aseton 80%, Gliserol 80% dengan menggunakan piknometer yang sama seperti pada percobaan 1. • Bobot piknometer + zat = D (gram) • Bobot piknometer kosong = B (gram) • Volume piknometer = Vp (ml) • Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = air • Kerapatan etanol dihitung dengan cara : • Bobot jenis zat cair dihitung dengan cara : Bobot jenis zat = • Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat yang kerapatan dan berat jenisnya lebih besar dari air • Lakukan penimbangan zat padat (misal peluru kecil) yang akan ditentukan kerapatannya dengan seksama. Misal bobot = X (gram) • Masukkan zat padat tersebut dalam piknometer, isi piknometer dengan air hingga penuh. Tutup piknometer dan cairan yang menempel usap dengan tissue. Lakukan penimbangan dengan memperhatikan suhu percobaan sama seperti percobaan A. Misal bobot = Y (gram) • Bobot piknometer kosong = B (gram) • Bobot air = C (gram) • Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = β air Perhitungan :
  • 6. Bobot piknometer + (peluru,seng, klahar,anak timbangan) + air = Y (gram) Bobot peluru = X (gram) Bobot piknometer + air (Y – X) = Z (gram) Bobot air (Z – B) = W (gram) Bobot air yang ditumpahkan (C – W) = Q (gram) Volume air yang ditumpahkan = volume zat padat (ml) V peluru Kerapatan peluru, klahar, seng, anak timbangan dihitung dengan cara : Bobot jenis peluru,klahar, seng, anak timbangan Berat jenis peluru dihitung dengan cara : d peluru VI. DATA DAN HASIL PENGAMATAN A. Data Hasil Pengamatan  Penentuan Volume Piknometer PIKNOMETER KOSONG PIKNOMETER + AIR BOBOT AIR SUHU MASSA SUHU VOLUME PIKNOMETER 22,5955 g 47,5798 24,9843 30°C 0,9950 25,1098  Penentuan Bobot Jenis Zat Cair NAMA ZAT CAIR PIKNOMETER + ZAT CAIR BOBOT ZAT CAIR MASSA JENIS ZAT CAIR Propylenglikol 47,4876 24,8921 0,9913  Penentuan Bobot Jenis Zat Padat NAMA ZAT PADAT BOBOT ZAT PADAT PIKNOMETER + AIR + ZAT PADAT BOBOT AIR VOLUME AIR VOLUME ZAT PADAT MASSA JENIS ZAT PADAT
  • 7. Anak peluru 0,4728 48,1634 25,0921 25,2181 0,2971 1,5913 VII. Perhitungan Nama praktikan: Rahma Fazri Hasanah  Volume Piknometer Berat Piknometer kosong = 22,5955 g (A) Berat Piknometer + air = 47,5798 g (B) Suhu piknometer = 30°C Massa Jenis air suhu 30°C = 0,9950 Bobot air = (B) – (A) = 47,5798 g – 22,5955 g = 24,9843 g Volume Piknometer = m/V = 24,9843/ 0.9950 = 25,1098 g/mol Vp = 25,1098 g/mol  Penentuan Bobot Jenis Zat Cair (Propylenglikol) Berat piknometer Kosong = 22,5955 g (A) Berat Piknometer + Propyenglikol = 47,4876 g (C) Bobot Propylenglikol = (C) – (A) = 47,4876 – 22,5955 = 24,8921 g Massa jenis propylenglikol = m/V = 24,8921 / 25,1098 = 0,9913 Menurut Farmakope Indonesia Massa jenis Propylenglikol adalah 1,04 g/ml Jadi, propylenglikol tersebut telah tercampur dengan larutan lain yang bobot jenis nya lebih kecil.  Penentuan Bobot Jenis Zat Padat (Anak Peluru) Berat Piknometer Kosong = 22,5955 g Berat Anak peluru = 0,4728 g Berat Piknometer + anak Peluru+ air = 48,1634 g
  • 8. Berat Air Sisa = 43,0292 – 17,5227 – 0,6938 = 24,8127 Volume air = Bobot air / Massa Jenis suhu = 25,0921 / 0,9950 = 25,2181 ml Volume Anak peluru= Volume Piknometer – Volume air sisa = 25,1098 – 24,8127 = 0,2971 Bobot Jenis anak Peluru = m/V = 0,4728 / 0,2971 = 1,5913 g/ml VIII.PEMBAHASAN Volume piknometer adalah 22,5955 gr/ml. Bahan yang diuji adalah propilenglikol, aseton,gliserol, kelahar dan anak peluru. Bobot jenis propilenglikol yang didapatkan adalah 0,9913 gr/ml,sedangkan bobot jenis propilenglikol di dalam buku farmakope adalah 1,035-1,037,ini disebabkan karena peg telah tercemar oleh cairan yang memiliki bobot jenis lebih tinggi dari peg. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah :  Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.  Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.  Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.  Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.
  • 9. IX.KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan berat jenis semua bahan dan kerapatn yang diperoleh dengan metode piknometer adalah sebagai berikut : 1. Kerapatan merupakan perbandingan mass per volume suatu zat pada suhu yang dikehendaki. Berbeda halnya dengan berat jenis, berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. 2. Kerapatan dipengaruhi oleh volume dan massa. Semakin besar massa benda maka semakin besar pula kerapatan yang dimiliki, sedangkan semakin besar nilai volumenya maka semakin kecil kerapatan yang dimiliki. 3. Bobot jenis dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, semakin besar kerapatan maka berat jenis juga semakin besar. 4. Penyimpangan dapat terjadi karena beberapa faktor di antaranya, kesalahan penimbangan, cara penutupan piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu yang terlalu cepat, piknometer belum benar-benar kering dan bersih, volume air yang di masukkan ke dalam piknometer tidak tepat, kebersihan, dan sampel yang terkontaminasi.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Teori dasar kerapatan serbuk Farmasi Fisika (Martinn,1993); Jakarta. Buku Farmakope Indonesia Edisi III halaman 591-592. Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V UGMPress; Yogyakarta. Brescia, Arenta dan Meislich, 1975, Fundamental Chemistery; New York.