Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
PENENTUAN KERAPATAN ZAT CAIR DAN ZAT PADAT
Oleh :
NAMA : Rahma Fazri Hasanah
NIM : PO71390230014
DOSEN PEMBIMBING :
Drs.Hisran,H,Apt.,ME
PRODI D3 FARMASI
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TA2023/2024
2. PRAKTIKUM FARMASI FISIKA PENENTUAN KERAPATAN ZAT CAIR PRAKTIKUM 1
I. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis bermacam – macam zat ( cairan, zat padat
dan serbuk )
II. Dasar Teori
Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini
merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat
fisika yang paling definitif, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu
zat. (Martin,1993)
Suatu rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu objek dengan volumenya:
Kerapatan, massa jenis ( ρ ) =
Bobot jenis suatu zat merupakan perbandingan antara bobot zat terhadap air volume sama yang
ditimbang di udara pada suhu yang sama. Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan,
kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250
C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara
pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada
suhu 250
C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing –
masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu 250
C.
Bobot jenis zat =
Tabel Kerapatan Air (Depkes RI,1995)
SUHU ( 0
C ) Bobot per liter
30℃ 994,62 atau 0,99462 ml
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Piknometer
2. Timbangan digital
3. Termometer
4. Tissue
5. Gelas ukur
6. Corong Bahan :
Sampel ( air, etanol 80%, propilen glikol 80%, gliserin 80%, aseton 80%, peluru, klahar, seng dan
tembaga)
IV. MONOGRAFI BAHAN
1. Aquades ( Farmakope Indonesia edisi III, 96)
3. Nama resmi : Aqua Destilata
Nama lain : Aquadest, air suling
RM : H2O
Bobot jenis : 0,997 g/ml (250
C)
Berat moleku : 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut
2. Alkohol (FI III, 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Bobot Jenis : 0,8119
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan
memberikan nyala biruyang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat
sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman.
3. Gliserin (FI III, 1979 Hal 271)
Nama resmi : Glycerolum
Sinonim : Gliserol, gliserin
Rumus molekul : C3H8O3
Berat molekul : 92,10
Bobot Jenis : 92,09382 g/mol
Pemerian : Cairan seperti sirop jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat,
hidroskopik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
4. Propilen glycol (FI III, 1979 Hal 534)
Nama resmi : Propylenglycolum
Rumus molekul : C3H8O2
Berat molekul : 76,10
4. Bobot Jenis : 76,09 g/mol
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan, pelarut
5. Asam salisilat (FI III, 1979 Hal 56)
Nama resmi : Acidum Salicylicum
Rumus molekul : C7H6O3
Berat molekul : 138,12
Bobot Jenis : 138,121 g/mol
Pemerian : Hablur ringan, tidak berwarna atau serbuk berwarna putih,
hamper tidak berbau, rasa agak mans dan tajam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Keratolitikum, anti fungi
6. Gotri (Peluru)
Merupakan Bola kecil, bulat, dan marmer berukuran bijih besi diproduksi sebagai pakan untuk
blast furnace. Arti dari gotri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: gotri
7. Anak timbangan
Anak timbangan adalah benda ukur massa diperuntukkan atau dipakai sebagai pelengkap pada
alat timbang yang menentukan hasil penimbangan. Karakter fisik dan metrologisnya diatur, yang
meliputi : harga nominal, bahan, konstruksi, dimensi, massa jenis, kondisi permukaan, penandaan
dan kesalahan maksimumnya.
8. Klahar
Laher motor atau bearing adalah komponen yang menghubungkan atau bantalan tromol dengan as
roda. Dengan laher, roda bisa berputar dengan halus dan lancar.
Bearing motor atau laher merupakan salah satu komponen pada kendaraan yang memiliki peranan
penting untuk membuat gerakan mekanis.
9. Seng
Nama resmi : Zink
Rumus molekul : Zn
Berat molekul : 65,38
Bobot Jenis : 7135 kg/m3
Pemerian : logam yang sedikit rapuh pada suhu kamar dan memiliki penampilan keabu-abuan
keperakan ketika oksidasi dihilangkan.
Penyimpanan : wadah tertutup rapat
Kegunaan : anti korosi dan golvanisasi
5. VI. CARA KERJA
• Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
• Siapkan alat dan bahan
• Piknometer dibersihkan dengan air aquadest
• Apabila sudah kering tidak perlu dikeringkan dengan hair dryer
• Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan saksama, catat bobot hasilnya
• Diisi piknometer dengan air hingga penuh
• Lalu tutup piknometer dan kemudian lap dengan tissue
• Timbang piknometer yang sudah diisi dengan air, catat bobot perhitungan
• Ukur suhu yang ada didalam piknometer, kemudian catat suhu tersebut.
Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A gram
Bobot piknometer kosong = B gram
Bobot air = C gram
Kerapatan air pada suhu percobaan ( tabel ) = β air
Volume piknometer
• Penentuan kerapatan dan berat jenis zat cair
• Lakukan pengukuran etanol 80%, Propilen Glicol 80%, Aseton 80%, Gliserol 80% dengan
menggunakan piknometer yang sama seperti pada percobaan 1.
• Bobot piknometer + zat = D (gram)
• Bobot piknometer kosong = B (gram)
• Volume piknometer = Vp (ml)
• Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = air
• Kerapatan etanol dihitung dengan cara :
• Bobot jenis zat cair dihitung dengan cara :
Bobot jenis zat =
• Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat yang kerapatan dan berat jenisnya lebih besar dari
air
• Lakukan penimbangan zat padat (misal peluru kecil) yang akan ditentukan kerapatannya dengan
seksama. Misal bobot = X (gram)
• Masukkan zat padat tersebut dalam piknometer, isi piknometer dengan air hingga penuh. Tutup
piknometer dan cairan yang menempel usap dengan tissue. Lakukan penimbangan dengan
memperhatikan suhu percobaan sama seperti percobaan
A. Misal bobot = Y (gram)
• Bobot piknometer kosong = B (gram)
• Bobot air = C (gram)
• Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = β air
Perhitungan :
6. Bobot piknometer + (peluru,seng, klahar,anak timbangan) + air = Y (gram)
Bobot peluru = X (gram)
Bobot piknometer + air (Y – X) = Z (gram)
Bobot air (Z – B) = W (gram)
Bobot air yang ditumpahkan (C – W) = Q (gram)
Volume air yang ditumpahkan = volume zat padat (ml)
V peluru
Kerapatan peluru, klahar, seng, anak timbangan dihitung dengan cara :
Bobot jenis peluru,klahar, seng, anak timbangan
Berat jenis peluru dihitung dengan cara :
d peluru
VI. DATA DAN HASIL PENGAMATAN
A. Data Hasil Pengamatan
Penentuan Volume Piknometer
PIKNOMETER
KOSONG
PIKNOMETER
+ AIR
BOBOT
AIR
SUHU MASSA
SUHU
VOLUME
PIKNOMETER
22,5955 g 47,5798 24,9843 30°C 0,9950 25,1098
Penentuan Bobot Jenis Zat Cair
NAMA ZAT CAIR PIKNOMETER
+ ZAT CAIR
BOBOT ZAT
CAIR
MASSA
JENIS ZAT
CAIR
Propylenglikol 47,4876 24,8921 0,9913
Penentuan Bobot Jenis Zat Padat
NAMA
ZAT
PADAT
BOBOT
ZAT
PADAT
PIKNOMETER
+ AIR + ZAT
PADAT
BOBOT
AIR
VOLUME
AIR
VOLUME
ZAT
PADAT
MASSA
JENIS
ZAT
PADAT
7. Anak
peluru
0,4728 48,1634 25,0921 25,2181 0,2971 1,5913
VII. Perhitungan
Nama praktikan: Rahma Fazri Hasanah
Volume Piknometer
Berat Piknometer kosong = 22,5955 g (A)
Berat Piknometer + air = 47,5798 g (B)
Suhu piknometer = 30°C
Massa Jenis air suhu 30°C = 0,9950
Bobot air = (B) – (A)
= 47,5798 g – 22,5955 g
= 24,9843 g
Volume Piknometer = m/V
= 24,9843/ 0.9950
= 25,1098 g/mol
Vp = 25,1098 g/mol
Penentuan Bobot Jenis Zat Cair (Propylenglikol)
Berat piknometer Kosong = 22,5955 g (A)
Berat Piknometer + Propyenglikol = 47,4876 g (C)
Bobot Propylenglikol = (C) – (A)
= 47,4876 – 22,5955
= 24,8921 g
Massa jenis propylenglikol = m/V
= 24,8921 / 25,1098
= 0,9913
Menurut Farmakope Indonesia Massa jenis Propylenglikol adalah 1,04 g/ml
Jadi, propylenglikol tersebut telah tercampur dengan larutan lain yang bobot jenis nya lebih
kecil.
Penentuan Bobot Jenis Zat Padat (Anak Peluru)
Berat Piknometer Kosong = 22,5955 g
Berat Anak peluru = 0,4728 g
Berat Piknometer + anak Peluru+ air = 48,1634 g
8. Berat Air Sisa = 43,0292 – 17,5227 – 0,6938
= 24,8127
Volume air = Bobot air / Massa Jenis suhu
= 25,0921 / 0,9950
= 25,2181 ml
Volume Anak peluru= Volume Piknometer – Volume air sisa
= 25,1098 – 24,8127
= 0,2971
Bobot Jenis anak Peluru = m/V
= 0,4728 / 0,2971
= 1,5913 g/ml
VIII.PEMBAHASAN
Volume piknometer adalah 22,5955 gr/ml. Bahan yang diuji adalah propilenglikol,
aseton,gliserol, kelahar dan anak peluru.
Bobot jenis propilenglikol yang didapatkan adalah 0,9913 gr/ml,sedangkan bobot jenis
propilenglikol di dalam buku farmakope adalah 1,035-1,037,ini disebabkan karena peg telah
tercemar oleh cairan yang memiliki bobot jenis lebih tinggi dari peg.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah :
Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat
rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga
menjadi lebih besar.
Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari
suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.
9. IX.KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan berat jenis semua bahan dan kerapatn
yang diperoleh dengan metode piknometer adalah sebagai berikut :
1. Kerapatan merupakan perbandingan mass per volume suatu zat pada suhu yang dikehendaki. Berbeda
halnya dengan berat jenis, berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air.
2. Kerapatan dipengaruhi oleh volume dan massa. Semakin besar massa benda maka semakin besar pula
kerapatan yang dimiliki, sedangkan semakin besar nilai volumenya maka semakin kecil kerapatan yang
dimiliki.
3. Bobot jenis dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, semakin besar kerapatan maka berat jenis
juga semakin besar.
4. Penyimpangan dapat terjadi karena beberapa faktor di antaranya, kesalahan penimbangan, cara penutupan
piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu yang terlalu cepat, piknometer belum benar-benar kering dan
bersih, volume air yang di masukkan ke dalam piknometer tidak tepat, kebersihan, dan sampel yang
terkontaminasi.
10. DAFTAR PUSTAKA
Teori dasar kerapatan serbuk Farmasi Fisika (Martinn,1993); Jakarta.
Buku Farmakope Indonesia Edisi III halaman 591-592.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V UGMPress; Yogyakarta.
Brescia, Arenta dan Meislich, 1975, Fundamental Chemistery; New York.