BAB I memberikan latar belakang bahwa viskositas dan rheologi mempengaruhi sifat fisika senyawa obat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengertian dan faktor yang mempengaruhi viskositas, serta menentukan viskositas suatu cairan menggunakan viskometer ostwald.
Laporan ini mendeskripsikan percobaan sifat fisik zat yang meliputi penentuan titik leleh naftalena dan pengukuran viskositas beberapa jenis susu dan sirup menggunakan viskometer. Hasilnya menunjukkan titik leleh naftalena antara 65-80°C dan viskositas tertinggi untuk susu Indomilk.
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan tentang sifat-sifat fisik dari zat, yaitu titik leleh dan viskositas. Percobaan titik leleh menggunakan naftalena dan didapatkan hasil titik leleh antara 80-88°C. Percobaan viskositas menggunakan empat sampel susu kental manis dengan hasil antara 10-500 dPas bergantung pada sampel dan spindel yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat fisik zat, termasuk viskositas dan titik leleh. Ia juga menjelaskan tujuan percobaan untuk menentukan sifat-sifat tersebut dari beberapa sampel seperti susu, kecap, dan saus. Metode yang digunakan adalah menggunakan alat ukur viskositas seperti viscometer Ostwald, Lehman dan Stokes.
Dokumen tersebut membahas tentang proses difusi dan osmosis. Eksperimen difusi dilakukan dengan menambahkan zat-zat seperti sirup, tinta, garam, dan gula ke dalam air. Zat-zat tersebut kemudian mengalami difusi dan membentuk larutan homogen. Eksperimen osmosis melibatkan kentang yang dimasukkan ke dalam larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya, berat kentang berkurang akibat osmosis air
Laporan ini mendeskripsikan percobaan sifat fisik zat yang meliputi penentuan titik leleh naftalena dan pengukuran viskositas beberapa jenis susu dan sirup menggunakan viskometer. Hasilnya menunjukkan titik leleh naftalena antara 65-80°C dan viskositas tertinggi untuk susu Indomilk.
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan tentang sifat-sifat fisik dari zat, yaitu titik leleh dan viskositas. Percobaan titik leleh menggunakan naftalena dan didapatkan hasil titik leleh antara 80-88°C. Percobaan viskositas menggunakan empat sampel susu kental manis dengan hasil antara 10-500 dPas bergantung pada sampel dan spindel yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat fisik zat, termasuk viskositas dan titik leleh. Ia juga menjelaskan tujuan percobaan untuk menentukan sifat-sifat tersebut dari beberapa sampel seperti susu, kecap, dan saus. Metode yang digunakan adalah menggunakan alat ukur viskositas seperti viscometer Ostwald, Lehman dan Stokes.
Dokumen tersebut membahas tentang proses difusi dan osmosis. Eksperimen difusi dilakukan dengan menambahkan zat-zat seperti sirup, tinta, garam, dan gula ke dalam air. Zat-zat tersebut kemudian mengalami difusi dan membentuk larutan homogen. Eksperimen osmosis melibatkan kentang yang dimasukkan ke dalam larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya, berat kentang berkurang akibat osmosis air
Praktikum tentang viskositas membahas percobaan mengukur viskositas cairan seperti minyak, air, dan sabun dengan melemparkan bola besi dan kelereng ke dalam cairan tersebut serta mencatat waktunya jatuh. Hasilnya menunjukkan sabun memiliki viskositas tertinggi diikuti air dan minyak."
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
Laporan praktikum osmosis pada kentang menjelaskan tentang pengamatan perubahan kentang yang direndam dalam larutan garam dengan berbagai konsentrasi. Kentang mengalami penurunan berat akibat keluarnya air dari sel kentang ke larutan garam yang lebih konsentrat. Osmosis terjadi dari larutan yang lebih encer ke yang lebih pekat melalui membran semi-permeabel.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul kitosan dengan metode viskometri menggunakan viskometer Ostwald. Kitosan dengan konsentrasi berbeda (2%, 4%, 6%, 8%) larutkan dalam asam asetat 1% kemudian diukur waktu alirnya. Dari hasil pengukuran, dihitung viskositas relatif, spesifik, dan reduksi untuk menentukan berat molekul kitosan berdasarkan persamaan Mark-Houwink yaitu
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
Praktikum ini mengamati proses difusi dan osmosis pada sel kentang dengan menggunakan larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan dalam pipa osmometer yang menandakan terjadinya proses difusi dan osmosis, dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang percobaan permeabilitas dan plasmolisis membran sel pada sel tumbuhan.
2. Percobaan dilakukan dengan mengamati sel epidermis Allium cepa dan daun Rhoeo discolor dalam berbagai larutan.
3. Hasilnya menunjukkan pengaruh suhu dan jenis larutan terhadap permeabilitas membran sel.
Pada sel dapat dibedakan menjadi transport pasif dan transport aktif. Transport pasif tidak memerlukan energy, sedangkan transport aktif memerlukan energy. Transport pasif dapat dibedakan menjadi difusi dan osmosis. Sedangkan transport aktif meliputi transport pompa ion, endositosis, dan eksositosis. Difusi adalah perpindahan zat-zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Sedangkan osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Kami menganggap bahwa meneliti tentang proses difusi dan osmosis menarik. Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih jauh mengenai proses difusi dan osmosis.
Dokumen ini membahas tentang berbagai teknik pemisahan campuran secara fisik, seperti penyaringan, dekantasi, sentrifugasi, penguapan, kristalisasi, distilasi, kromatografi, corong pisah, dan sublimasi. Teknik-teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat fisik zat dalam campuran, seperti ukuran partikel, berat jenis, titik didih, dan kemampuan mengkristal, untuk memisahkan komponen
Air merupakan sumber kehidupan yang penting bagi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Dokumen ini membahas tentang peranan air dalam kehidupan tumbuhan, proses absorpsi dan hilangnya air dari tumbuhan, serta persaingan antar tumbuhan dalam mempertahankan ketersediaan sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air goa dan air sumur di dekat goa tersebut."
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Praktikum tentang viskositas membahas percobaan mengukur viskositas cairan seperti minyak, air, dan sabun dengan melemparkan bola besi dan kelereng ke dalam cairan tersebut serta mencatat waktunya jatuh. Hasilnya menunjukkan sabun memiliki viskositas tertinggi diikuti air dan minyak."
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
Laporan praktikum osmosis pada kentang menjelaskan tentang pengamatan perubahan kentang yang direndam dalam larutan garam dengan berbagai konsentrasi. Kentang mengalami penurunan berat akibat keluarnya air dari sel kentang ke larutan garam yang lebih konsentrat. Osmosis terjadi dari larutan yang lebih encer ke yang lebih pekat melalui membran semi-permeabel.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul kitosan dengan metode viskometri menggunakan viskometer Ostwald. Kitosan dengan konsentrasi berbeda (2%, 4%, 6%, 8%) larutkan dalam asam asetat 1% kemudian diukur waktu alirnya. Dari hasil pengukuran, dihitung viskositas relatif, spesifik, dan reduksi untuk menentukan berat molekul kitosan berdasarkan persamaan Mark-Houwink yaitu
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
Praktikum ini mengamati proses difusi dan osmosis pada sel kentang dengan menggunakan larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan dalam pipa osmometer yang menandakan terjadinya proses difusi dan osmosis, dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang percobaan permeabilitas dan plasmolisis membran sel pada sel tumbuhan.
2. Percobaan dilakukan dengan mengamati sel epidermis Allium cepa dan daun Rhoeo discolor dalam berbagai larutan.
3. Hasilnya menunjukkan pengaruh suhu dan jenis larutan terhadap permeabilitas membran sel.
Pada sel dapat dibedakan menjadi transport pasif dan transport aktif. Transport pasif tidak memerlukan energy, sedangkan transport aktif memerlukan energy. Transport pasif dapat dibedakan menjadi difusi dan osmosis. Sedangkan transport aktif meliputi transport pompa ion, endositosis, dan eksositosis. Difusi adalah perpindahan zat-zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Sedangkan osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Kami menganggap bahwa meneliti tentang proses difusi dan osmosis menarik. Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih jauh mengenai proses difusi dan osmosis.
Dokumen ini membahas tentang berbagai teknik pemisahan campuran secara fisik, seperti penyaringan, dekantasi, sentrifugasi, penguapan, kristalisasi, distilasi, kromatografi, corong pisah, dan sublimasi. Teknik-teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat fisik zat dalam campuran, seperti ukuran partikel, berat jenis, titik didih, dan kemampuan mengkristal, untuk memisahkan komponen
Air merupakan sumber kehidupan yang penting bagi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Dokumen ini membahas tentang peranan air dalam kehidupan tumbuhan, proses absorpsi dan hilangnya air dari tumbuhan, serta persaingan antar tumbuhan dalam mempertahankan ketersediaan sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air goa dan air sumur di dekat goa tersebut."
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam AirVina Widya Putri
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air meliputi massa, bentuk partikel, dan suhu gula. Semakin besar massa dan partikel gula, semakin lama waktu pelarutannya, sementara suhu yang lebih tinggi mempercepat proses pelarutan.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan respirasi pada serangga menggunakan respirometer. KOH digunakan untuk mengikat CO2 sehingga pergerakan larutan eosin hanya disebabkan oleh konsumsi O2. Kecepatan larutan eosin bergerak menunjukkan kecepatan respirasi serangga. Berat tubuh dan aktivitas berpengaruh terhadap laju respirasi, di mana respirasi akan semakin cepat pada serangga berat atau aktif.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan percobaan untuk menentukan viskositas larutan gliserol dengan berbagai konsentrasi menggunakan metode Ostwald. Hasilnya menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi gliserol.
Rheology mempelajari sifat aliran zat cair dan perubahan bentuk (deformasi) zat padat. Tujuannya adalah menggambarkan sifat aliran tersebut. Viskositas adalah istilah kunci dalam rheology yang menggambarkan kemampuan suatu zat untuk mengalir. Viskositas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, tekanan, penambahan bahan lain, berat molekul, dan konsentrasi larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan untuk mengukur viskositas zat cair dengan metode bola jatuh. Terdapat penjelasan teori dan rumus yang terkait, data hasil pengukuran diameter, berat, dan waktu jatuh bola, serta perhitungan untuk menentukan viskositas zat cair.
Praktikum ini bertujuan untuk menguji penjernihan air menggunakan tawas dengan mengukur waktu yang diperlukan pada berbagai konsentrasi tawas. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu penjernihan berkurang dengan peningkatan konsentrasi tawas. Tawas bekerja dengan mengendapkan zat-zat pengotor melalui koagulasi.
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitFaishal Dany
Makalah ini membahas tentang kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Sistem ginjal, kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit melalui proses osmosis, difusi, dan transport aktif. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh.
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Visko adit
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut diantaranya
viskositas dan rheologi.
Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk mempermudah
penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer
maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada bersifat teoritis. Mempelajari
rheologi juga penting dalam bidang farmasi karena rheologi digunakan penerapannya
dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti emulsi, pasta, supositoria dan
penyalutan tablet (Martin, 1993).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian viskositas dan rheologi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi viskositas suatu cairan
3. Menentukan viskositas suatu cairan dengan viskometer ostwald
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Apa yang mempengaruhi viskositas?
3. Bagaimana sifat dan besar viskositas suatu sampel yang diuji?
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana
dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheologi dispersi
heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan tunggal
(Martin, 1993).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid dipengaruhi oleh bentuk
partikel dari fase dispersi dengan viskositas rendah, sedangkan sistem dispersi yang
mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk
dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati, 1981).
Metode Penentuan Kekentalan
Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:
1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.
ŋ = Π P r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam
arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar
perdetik (Sarojo, 2006)
2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi
zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
3. resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola
maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat
archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas
sepanjang tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan
geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga
disebut laju regangan( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η
(eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
η = Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu
hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di
dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola
menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).
3. Viscometer cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit
antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
4. Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gastidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gasnaik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergeraksehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikianviskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahantambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyakataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositasakan turun karena gliserin
maupun minyak akan semakin encer, waktualirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliranalkohol cepat,
larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannyatinggi seta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPOdengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama
Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk.,
2008): dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang
mengalir melalui pipa kapiler, L adalah panjang danr adalah jari- jari. Tekanan
P merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya
diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat
dengan cara itu sulit dicapai. Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan
secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya
karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut
5. dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling
sering digunakan adalah air ( Sutiah, dkk., 2008).
2.1 Monografi Bahan
1. Air suling
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama sinonim : Air suling, Air murni
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : Etanol
Nama Lain : Alkohol
RM/BM : C2H5OH / 46,07
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik
Kegunaan : Mensterilkan alat praktikum
Khasiat : Sebagai antiseptik dan desinfektan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari api.
3.Gliserin (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi : Glycerolum
Nama Lain : Gliserol
RM/BM : C3H8O3 / 92,09
H H
H C C O H
H H
6. Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak
enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform; dalam eter, dalam minyak
lemak, dan dalam minyak menguap
Kegunaan : Sebagai sampel
` Khasiat : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4.Parafin Liquid (FI IV halamtan 653)
Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh
dari minyak tanah.
Pemerian Hablur tembus cahaya aray agak buram; tidak berwarna atau
putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam
kloroform; dalam eter, dalam minyak menguap, dalam
minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak
hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan
rerhadap panas berlebih.
H OH H
OH C CC OH
H HH
7. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahasan
Alat
1. Viskometer Ostwald
2. Pipet
3. Stopwatch
4. Erlenmeyer
5. Beaker glass
6. Piknometer
7. Timbangan Analitik
Bahan
1. Air
2. Glycerin 50%
3. Sirup
4. Alkohol
3.2 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Encerkan gliserin 1:1 dengan air
3. Tetapkan bobot jenis tiap sampel dengan memasukkan sampel ke dalam
piknometer sebanyak 5-10 ml
4. Tentukan viskositas menggunakan viskometer ostwald untuk masing - masing
sampel. Isaplah melalui viskometet yang ada bagian kapiernya hingga cairan
mengisi pencadang. Biarkan cairan menyentuh garus tanda atas, hidupkan stop
watch dan ukur waktu alir cairan hingga tepat melaui garis tanda bawah
5. Ukur waktu alir tiap sampel dengan cara yang sama pada no 4
6. Tetapkan viskositas masing - masing sampel
8. BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Data penimbangan cairan dengan piknometer
Berat piknometer kosong (W0) = 21,9203 g
Berat piknometer kosong + air (W1) = 46,8558 g
Berat piknometer + gliserin 50% = 50,3836 g
Berat piknometer + sirup merah = 55,6029 g
Berat piknometer + paraffin liq = 43,4153 g
Berat piknometer + alkohol 96% = 42,4672 g
2. Perihtungan bobot jenis sampel
Ket: Wo = Berat piknometer kosong
W1 = Berat piknometer + air
W2 = Berat piknometer + sampel
Gliserin 50%
Sirup merah
Paraffin Liquid
Alkohol 96%
3. Viskositas Sampel
Viskositan
2
01
02
1414,1
9203,218558,46
9203,213836,50
cm
g
ww
ww
BJ
2
01
02
3290,1
9203,218558,46
9203,216019,55
cm
g
ww
ww
BJ
2
01
02
8620,0
9203,218558,46
9203,214153,43
cm
g
ww
ww
BJ
2
01
02
8240,0
9203,218558,46
9203,214672,42
cm
g
ww
ww
BJ
9. Keterangan:
t1 = waktu rata - rata air
t2 = waktu rata - rata sampel
ρ1= massa jenis air
ρ2= massa jenis sampel
4.1 Pembahasan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat
bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa
maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama,
hal ini disebabkan adanya gesekanantar molekulpada cairankental. Besaran viskositas
berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan
melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai
viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan
viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini
dilakukan dengan mengukur waktualir yangdibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada
Sampel t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata -
rata (s)
(ŋ)
(cps)
Air 2.06 1.67 1.85 1.86 1
Gliserin 50% 9.82 9.64 10.11 9.85 6,044
Sirup Merah 3:06.16 3:12.09 3:10.45 3:09.23 135,2078
Paraffin Liq 20.59 20.45 20.60 20.54 9,5190
Alkohol 90% 2.04 2.24 2.13 2.13 0,9436
22
11
t
t
10. konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer.
Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta
perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode
viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat
viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B
sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan
di ulangi tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati
benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari
ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.
Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi vertikal.
Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan. Lalu di masukkan larutan ke dalam
reservoir A sehingga jika cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati
garis m, reservior A kira-kira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu
penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B dibawa
sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas.
Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu,
dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga
untuk lebih menambahkeakuratan. #Setelahdidapat waktunya, dapat ditentukan massa
cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan
untuk cairan pembanding (akuades).
Pada praktikum ini sampel yang kami uji yaitu gliserin 50%, sirup merah, alkohol
dan 96%, paraffin liquid dengan air sebagai pembandingnya. Untuk mnghitung
viskositas sampel, kami harus mengetahui massa jenis masing - masing sampel
dengan piknometer. Besar massa jenis sampel yang kami dapatkan yaitu gliserin 50%
50,3836 g/cm2 , sirup merah 1,3290 g/cm2 , paraffin liquid 0,8620 g/cm2 Alkohol 96%
0,8240g/cm2 Selanjutnya kami menentukan besar viskositas sampel menggunakan
viskometer oswatld. Hasil yang diperoleh waktu alir sampel yaitu air 1,86 detik,
gliserin 50% 9,85 detik, sirup merah 3 menit 9,23 detik, paraffin liwuid 20,54 detik,
dan alkohol 2,13 detik. Setelah dihitung, besar viskositas sampel yang didapat yaitu
gliserin 50% 6,044 cps, sirup merah 135,2078 cps, paraffin liq 9,5190 cps, dan
alkohol 0,9436 cps.
11. Secara teori, semakin lama wkatu alir yang diperlukan oleh sampel, maka
semakin besar pula nilai viskositas cairan tersebut. Teori tersebut sesuai dengan hasil
percobaan kami. Pada sampel sirup merah memerlukan waktu yang paling lama dari
sampel lain sehinggan nilai viskositasnya lebih besar dari sampel yang lainnya.
Sedangkan alkohol memiliki waktu alir yang paling cepat diantara sampel lainnya,
maka alkohol memiliki viskositas yang lebih kecil di antara sampel lainnya.
12. BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel yang memiliki nilai viskositas paling kecil sampai terbesar adalah
Alkohol 90% 0,9436 cps, Gliserin 50% 6,044 cps, Paraffin Liq 9,5190 cps, sirup
merah 135,2078 cps
2. Besarnya viskositas dapat dipengaruhi oleh konsentrasi. Jika suatu larutan
memiliki konsentrasi yang tinggi, maka akan memiliki kekentalan yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut
tiap satuan volume. Atau dengan kata lain, semakin banyak partikel yang terlarut,
gaya gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
5.2. Saran
Dalam praktikum diharapkan praktikan mengerjakannya dengan teliti agar
mendapatkan hasil yang sesuai, serta diharapkan agar alat dalam laboratorium
dilengkapi lagi, sehingga dapat mengerjakan sesuai prosedur yang ada.
13. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Martin, A., Cammarata, dan Swarbrick. 1993. Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Universitas Indonesia
Nahar, L., dan Satyajit S. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Sinko danPatrick. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5. Jakarta:
EGC
Soekardi, I. dan Hutauruk. 2004. Transisi Menuju Fakoemulsifikasi. Jakarta: Granit
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudidayaan
Republik Indonesia.