SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut diantaranya
viskositas dan rheologi.
Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk mempermudah
penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer
maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada bersifat teoritis. Mempelajari
rheologi juga penting dalam bidang farmasi karena rheologi digunakan penerapannya
dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti emulsi, pasta, supositoria dan
penyalutan tablet (Martin, 1993).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian viskositas dan rheologi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi viskositas suatu cairan
3. Menentukan viskositas suatu cairan dengan viskometer ostwald
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Apa yang mempengaruhi viskositas?
3. Bagaimana sifat dan besar viskositas suatu sampel yang diuji?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana
dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheologi dispersi
heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan tunggal
(Martin, 1993).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid dipengaruhi oleh bentuk
partikel dari fase dispersi dengan viskositas rendah, sedangkan sistem dispersi yang
mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk
dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati, 1981).
Metode Penentuan Kekentalan
Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:
1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.
ŋ = Π P r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam
arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar
perdetik (Sarojo, 2006)
2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi
zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola
maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat
archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas
sepanjang tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan
geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga
disebut laju regangan( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η
(eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
η = Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu
hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di
dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola
menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).
3. Viscometer cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit
antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gastidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gasnaik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergeraksehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikianviskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahantambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyakataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositasakan turun karena gliserin
maupun minyak akan semakin encer, waktualirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliranalkohol cepat,
larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannyatinggi seta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPOdengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama
Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk.,
2008): dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang
mengalir melalui pipa kapiler, L adalah panjang danr adalah jari- jari. Tekanan
P merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya
diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat
dengan cara itu sulit dicapai. Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan
secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya
karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut
dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling
sering digunakan adalah air ( Sutiah, dkk., 2008).
2.1 Monografi Bahan
1. Air suling
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama sinonim : Air suling, Air murni
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : Etanol
Nama Lain : Alkohol
RM/BM : C2H5OH / 46,07
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik
Kegunaan : Mensterilkan alat praktikum
Khasiat : Sebagai antiseptik dan desinfektan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari api.
3.Gliserin (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi : Glycerolum
Nama Lain : Gliserol
RM/BM : C3H8O3 / 92,09
H H
H C C O H
H H
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak
enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform; dalam eter, dalam minyak
lemak, dan dalam minyak menguap
Kegunaan : Sebagai sampel
` Khasiat : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4.Parafin Liquid (FI IV halamtan 653)
Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh
dari minyak tanah.
Pemerian Hablur tembus cahaya aray agak buram; tidak berwarna atau
putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam
kloroform; dalam eter, dalam minyak menguap, dalam
minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak
hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan
rerhadap panas berlebih.
H OH H
OH C CC OH
H HH
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahasan
Alat
1. Viskometer Ostwald
2. Pipet
3. Stopwatch
4. Erlenmeyer
5. Beaker glass
6. Piknometer
7. Timbangan Analitik
Bahan
1. Air
2. Glycerin 50%
3. Sirup
4. Alkohol
3.2 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Encerkan gliserin 1:1 dengan air
3. Tetapkan bobot jenis tiap sampel dengan memasukkan sampel ke dalam
piknometer sebanyak 5-10 ml
4. Tentukan viskositas menggunakan viskometer ostwald untuk masing - masing
sampel. Isaplah melalui viskometet yang ada bagian kapiernya hingga cairan
mengisi pencadang. Biarkan cairan menyentuh garus tanda atas, hidupkan stop
watch dan ukur waktu alir cairan hingga tepat melaui garis tanda bawah
5. Ukur waktu alir tiap sampel dengan cara yang sama pada no 4
6. Tetapkan viskositas masing - masing sampel
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Data penimbangan cairan dengan piknometer
 Berat piknometer kosong (W0) = 21,9203 g
 Berat piknometer kosong + air (W1) = 46,8558 g
 Berat piknometer + gliserin 50% = 50,3836 g
 Berat piknometer + sirup merah = 55,6029 g
 Berat piknometer + paraffin liq = 43,4153 g
 Berat piknometer + alkohol 96% = 42,4672 g
2. Perihtungan bobot jenis sampel
Ket: Wo = Berat piknometer kosong
W1 = Berat piknometer + air
W2 = Berat piknometer + sampel
 Gliserin 50%
 Sirup merah
 Paraffin Liquid
 Alkohol 96%
3. Viskositas Sampel
Viskositan
2
01
02
1414,1
9203,218558,46
9203,213836,50
cm
g
ww
ww
BJ 






2
01
02
3290,1
9203,218558,46
9203,216019,55
cm
g
ww
ww
BJ 






2
01
02
8620,0
9203,218558,46
9203,214153,43
cm
g
ww
ww
BJ 






2
01
02
8240,0
9203,218558,46
9203,214672,42
cm
g
ww
ww
BJ 






Keterangan:
t1 = waktu rata - rata air
t2 = waktu rata - rata sampel
ρ1= massa jenis air
ρ2= massa jenis sampel
4.1 Pembahasan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat
bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa
maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama,
hal ini disebabkan adanya gesekanantar molekulpada cairankental. Besaran viskositas
berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan
melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai
viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan
viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini
dilakukan dengan mengukur waktualir yangdibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada
Sampel t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata -
rata (s)
(ŋ)
(cps)
Air 2.06 1.67 1.85 1.86 1
Gliserin 50% 9.82 9.64 10.11 9.85 6,044
Sirup Merah 3:06.16 3:12.09 3:10.45 3:09.23 135,2078
Paraffin Liq 20.59 20.45 20.60 20.54 9,5190
Alkohol 90% 2.04 2.24 2.13 2.13 0,9436
22
11






t
t
konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer.
Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta
perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode
viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat
viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B
sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan
di ulangi tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati
benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari
ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.
Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi vertikal.
Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan. Lalu di masukkan larutan ke dalam
reservoir A sehingga jika cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati
garis m, reservior A kira-kira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu
penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B dibawa
sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas.
Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu,
dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga
untuk lebih menambahkeakuratan. #Setelahdidapat waktunya, dapat ditentukan massa
cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan
untuk cairan pembanding (akuades).
Pada praktikum ini sampel yang kami uji yaitu gliserin 50%, sirup merah, alkohol
dan 96%, paraffin liquid dengan air sebagai pembandingnya. Untuk mnghitung
viskositas sampel, kami harus mengetahui massa jenis masing - masing sampel
dengan piknometer. Besar massa jenis sampel yang kami dapatkan yaitu gliserin 50%
50,3836 g/cm2 , sirup merah 1,3290 g/cm2 , paraffin liquid 0,8620 g/cm2 Alkohol 96%
0,8240g/cm2 Selanjutnya kami menentukan besar viskositas sampel menggunakan
viskometer oswatld. Hasil yang diperoleh waktu alir sampel yaitu air 1,86 detik,
gliserin 50% 9,85 detik, sirup merah 3 menit 9,23 detik, paraffin liwuid 20,54 detik,
dan alkohol 2,13 detik. Setelah dihitung, besar viskositas sampel yang didapat yaitu
gliserin 50% 6,044 cps, sirup merah 135,2078 cps, paraffin liq 9,5190 cps, dan
alkohol 0,9436 cps.
Secara teori, semakin lama wkatu alir yang diperlukan oleh sampel, maka
semakin besar pula nilai viskositas cairan tersebut. Teori tersebut sesuai dengan hasil
percobaan kami. Pada sampel sirup merah memerlukan waktu yang paling lama dari
sampel lain sehinggan nilai viskositasnya lebih besar dari sampel yang lainnya.
Sedangkan alkohol memiliki waktu alir yang paling cepat diantara sampel lainnya,
maka alkohol memiliki viskositas yang lebih kecil di antara sampel lainnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel yang memiliki nilai viskositas paling kecil sampai terbesar adalah
Alkohol 90% 0,9436 cps, Gliserin 50% 6,044 cps, Paraffin Liq 9,5190 cps, sirup
merah 135,2078 cps
2. Besarnya viskositas dapat dipengaruhi oleh konsentrasi. Jika suatu larutan
memiliki konsentrasi yang tinggi, maka akan memiliki kekentalan yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut
tiap satuan volume. Atau dengan kata lain, semakin banyak partikel yang terlarut,
gaya gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
5.2. Saran
Dalam praktikum diharapkan praktikan mengerjakannya dengan teliti agar
mendapatkan hasil yang sesuai, serta diharapkan agar alat dalam laboratorium
dilengkapi lagi, sehingga dapat mengerjakan sesuai prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Martin, A., Cammarata, dan Swarbrick. 1993. Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Universitas Indonesia
Nahar, L., dan Satyajit S. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Sinko danPatrick. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5. Jakarta:
EGC
Soekardi, I. dan Hutauruk. 2004. Transisi Menuju Fakoemulsifikasi. Jakarta: Granit
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudidayaan
Republik Indonesia.

More Related Content

What's hot

Fisika viskositas
Fisika viskositasFisika viskositas
Fisika viskositas
Muhammad Ananta Buana Burhan
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Yasinta Surya
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
Mirna Widasri
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
RiaAnggun
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Putri Yusril
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Nur Meili Zakiyah
 
Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
Nida Shafiyanti
 
Teknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuranTeknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuran
Halimatus Sakdiah
 
Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
Mina Audina
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
Aprili yanti
 
Tekanan Osmotik
Tekanan OsmotikTekanan Osmotik
Tekanan Osmotik
Yosep Setiawan
 
Cara pemisahan campuran
Cara  pemisahan  campuranCara  pemisahan  campuran
Cara pemisahan campuran
SMP Negeri 100 Jakarta
 
Sifat Koligatif
Sifat KoligatifSifat Koligatif
Sifat Koligatif
Ridwan
 
Cheryl anam
Cheryl anamCheryl anam
Cheryl anam
Ujang Ini
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSIVitalis Intan
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
GGM Spektafest
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Abulkhair Abdullah
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
Ridwan
 

What's hot (20)

Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
 
Fisika viskositas
Fisika viskositasFisika viskositas
Fisika viskositas
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
 
Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
 
Teknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuranTeknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuran
 
Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Tekanan Osmotik
Tekanan OsmotikTekanan Osmotik
Tekanan Osmotik
 
Cara pemisahan campuran
Cara  pemisahan  campuranCara  pemisahan  campuran
Cara pemisahan campuran
 
Sifat Koligatif
Sifat KoligatifSifat Koligatif
Sifat Koligatif
 
Cheryl anam
Cheryl anamCheryl anam
Cheryl anam
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
 

Similar to Visko adit

laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisikalaprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
TeguhCity
 
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisikalaprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
TeguhCity
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
Sofyan Dwi Nugroho
 
Bab ii perc viskositas
Bab ii perc viskositasBab ii perc viskositas
Bab ii perc viskositas
Prisca Wicita
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Ajeng Putri
 
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam AirFaktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
Vina Widya Putri
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
Operator Warnet Vast Raha
 
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaUuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaOperator Warnet Vast Raha
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
Tillapia
 
RHEOLOGI.pdf
RHEOLOGI.pdfRHEOLOGI.pdf
RHEOLOGI.pdf
HanuunSanniyah
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
Widya arsy
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Rena Choerunisa
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
Muhammad Taufik
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaVirgiana Anggi
 
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
NandaKhoirunNisa19
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
agusgunawan08091984
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
Maretia Ahadya
 
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitMakalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Faishal Dany
 

Similar to Visko adit (20)

laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisikalaprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
 
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisikalaprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Bab ii perc viskositas
Bab ii perc viskositasBab ii perc viskositas
Bab ii perc viskositas
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam AirFaktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
 
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaUuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
RHEOLOGI.pdf
RHEOLOGI.pdfRHEOLOGI.pdf
RHEOLOGI.pdf
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi mia
 
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
 
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitMakalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
 

Visko adit

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut diantaranya viskositas dan rheologi. Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk mempermudah penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada bersifat teoritis. Mempelajari rheologi juga penting dalam bidang farmasi karena rheologi digunakan penerapannya dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti emulsi, pasta, supositoria dan penyalutan tablet (Martin, 1993). 1.2 Tujuan 1. Mengetahui pengertian viskositas dan rheologi 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi viskositas suatu cairan 3. Menentukan viskositas suatu cairan dengan viskometer ostwald 1.3 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan viskositas? 2. Apa yang mempengaruhi viskositas? 3. Bagaimana sifat dan besar viskositas suatu sampel yang diuji?
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheologi dispersi heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan tunggal (Martin, 1993). Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispersi dengan viskositas rendah, sedangkan sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati, 1981). Metode Penentuan Kekentalan Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara: 1. Cara Ostwalt / Kapiler Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007). Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille. ŋ = Π P r4t 8 VL Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006) 2. Cara Hopper Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
  • 3. resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan( D. Young , 2009). Laju perubahan regangan geser = laju regangan Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan : η = Tegangan geser Laju regangan Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008). 3. Viscometer cup dan Bob Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993). 4. Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
  • 4. Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut: a. Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gastidak dipengaruhi oleh tekanan. b. Temperatur Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gasnaik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergeraksehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikianviskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. c. Kehadiran zat lain Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahantambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyakataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositasakan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktualirnya semakin cepat. d. Ukuran dan berat molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliranalkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannyatinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. e. Berat molekul Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. f. Kekuatan antar molekul Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPOdengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk., 2008): dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang mengalir melalui pipa kapiler, L adalah panjang danr adalah jari- jari. Tekanan P merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat dengan cara itu sulit dicapai. Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut
  • 5. dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan adalah air ( Sutiah, dkk., 2008). 2.1 Monografi Bahan 1. Air suling Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama sinonim : Air suling, Air murni Rumus molekul : H2O Berat molekul : 18,02 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 2.Alkohol (Dirjen POM, 1979) Nama Resmi : Etanol Nama Lain : Alkohol RM/BM : C2H5OH / 46,07 Rumus Struktur : Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik Kegunaan : Mensterilkan alat praktikum Khasiat : Sebagai antiseptik dan desinfektan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk jauh dari api. 3.Gliserin (Dirjen POM, 1995) Nama Resmi : Glycerolum Nama Lain : Gliserol RM/BM : C3H8O3 / 92,09 H H H C C O H H H
  • 6. Rumus Struktur : Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform; dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap Kegunaan : Sebagai sampel ` Khasiat : - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 4.Parafin Liquid (FI IV halamtan 653) Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari minyak tanah. Pemerian Hablur tembus cahaya aray agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform; dalam eter, dalam minyak menguap, dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat; sukar larut dalam etanol mutlak. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan rerhadap panas berlebih. H OH H OH C CC OH H HH
  • 7. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahasan Alat 1. Viskometer Ostwald 2. Pipet 3. Stopwatch 4. Erlenmeyer 5. Beaker glass 6. Piknometer 7. Timbangan Analitik Bahan 1. Air 2. Glycerin 50% 3. Sirup 4. Alkohol 3.2 Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan 2. Encerkan gliserin 1:1 dengan air 3. Tetapkan bobot jenis tiap sampel dengan memasukkan sampel ke dalam piknometer sebanyak 5-10 ml 4. Tentukan viskositas menggunakan viskometer ostwald untuk masing - masing sampel. Isaplah melalui viskometet yang ada bagian kapiernya hingga cairan mengisi pencadang. Biarkan cairan menyentuh garus tanda atas, hidupkan stop watch dan ukur waktu alir cairan hingga tepat melaui garis tanda bawah 5. Ukur waktu alir tiap sampel dengan cara yang sama pada no 4 6. Tetapkan viskositas masing - masing sampel
  • 8. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Data penimbangan cairan dengan piknometer  Berat piknometer kosong (W0) = 21,9203 g  Berat piknometer kosong + air (W1) = 46,8558 g  Berat piknometer + gliserin 50% = 50,3836 g  Berat piknometer + sirup merah = 55,6029 g  Berat piknometer + paraffin liq = 43,4153 g  Berat piknometer + alkohol 96% = 42,4672 g 2. Perihtungan bobot jenis sampel Ket: Wo = Berat piknometer kosong W1 = Berat piknometer + air W2 = Berat piknometer + sampel  Gliserin 50%  Sirup merah  Paraffin Liquid  Alkohol 96% 3. Viskositas Sampel Viskositan 2 01 02 1414,1 9203,218558,46 9203,213836,50 cm g ww ww BJ        2 01 02 3290,1 9203,218558,46 9203,216019,55 cm g ww ww BJ        2 01 02 8620,0 9203,218558,46 9203,214153,43 cm g ww ww BJ        2 01 02 8240,0 9203,218558,46 9203,214672,42 cm g ww ww BJ       
  • 9. Keterangan: t1 = waktu rata - rata air t2 = waktu rata - rata sampel ρ1= massa jenis air ρ2= massa jenis sampel 4.1 Pembahasan Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekanantar molekulpada cairankental. Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer. Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan dengan mengukur waktualir yangdibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada Sampel t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata - rata (s) (ŋ) (cps) Air 2.06 1.67 1.85 1.86 1 Gliserin 50% 9.82 9.64 10.11 9.85 6,044 Sirup Merah 3:06.16 3:12.09 3:10.45 3:09.23 135,2078 Paraffin Liq 20.59 20.45 20.60 20.54 9,5190 Alkohol 90% 2.04 2.24 2.13 2.13 0,9436 22 11       t t
  • 10. konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan. Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi vertikal. Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan. Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservior A kira-kira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B dibawa sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas. Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu, dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga untuk lebih menambahkeakuratan. #Setelahdidapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan pembanding (akuades). Pada praktikum ini sampel yang kami uji yaitu gliserin 50%, sirup merah, alkohol dan 96%, paraffin liquid dengan air sebagai pembandingnya. Untuk mnghitung viskositas sampel, kami harus mengetahui massa jenis masing - masing sampel dengan piknometer. Besar massa jenis sampel yang kami dapatkan yaitu gliserin 50% 50,3836 g/cm2 , sirup merah 1,3290 g/cm2 , paraffin liquid 0,8620 g/cm2 Alkohol 96% 0,8240g/cm2 Selanjutnya kami menentukan besar viskositas sampel menggunakan viskometer oswatld. Hasil yang diperoleh waktu alir sampel yaitu air 1,86 detik, gliserin 50% 9,85 detik, sirup merah 3 menit 9,23 detik, paraffin liwuid 20,54 detik, dan alkohol 2,13 detik. Setelah dihitung, besar viskositas sampel yang didapat yaitu gliserin 50% 6,044 cps, sirup merah 135,2078 cps, paraffin liq 9,5190 cps, dan alkohol 0,9436 cps.
  • 11. Secara teori, semakin lama wkatu alir yang diperlukan oleh sampel, maka semakin besar pula nilai viskositas cairan tersebut. Teori tersebut sesuai dengan hasil percobaan kami. Pada sampel sirup merah memerlukan waktu yang paling lama dari sampel lain sehinggan nilai viskositasnya lebih besar dari sampel yang lainnya. Sedangkan alkohol memiliki waktu alir yang paling cepat diantara sampel lainnya, maka alkohol memiliki viskositas yang lebih kecil di antara sampel lainnya.
  • 12. BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sampel yang memiliki nilai viskositas paling kecil sampai terbesar adalah Alkohol 90% 0,9436 cps, Gliserin 50% 6,044 cps, Paraffin Liq 9,5190 cps, sirup merah 135,2078 cps 2. Besarnya viskositas dapat dipengaruhi oleh konsentrasi. Jika suatu larutan memiliki konsentrasi yang tinggi, maka akan memiliki kekentalan yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Atau dengan kata lain, semakin banyak partikel yang terlarut, gaya gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. 5.2. Saran Dalam praktikum diharapkan praktikan mengerjakannya dengan teliti agar mendapatkan hasil yang sesuai, serta diharapkan agar alat dalam laboratorium dilengkapi lagi, sehingga dapat mengerjakan sesuai prosedur yang ada.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta: Universitas Indonesia. Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Martin, A., Cammarata, dan Swarbrick. 1993. Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Universitas Indonesia Nahar, L., dan Satyajit S. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga Sinko danPatrick. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5. Jakarta: EGC Soekardi, I. dan Hutauruk. 2004. Transisi Menuju Fakoemulsifikasi. Jakarta: Granit Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudidayaan Republik Indonesia.