SlideShare a Scribd company logo
ACARA II
KOMPLEKSOMETRI
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Kompleksometri adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan titrasi dengan cara kompleksometri.
2. Mahasiswa mampu menghitung besar dan tingkat kesadahan air dari
suatu sampel air dengan larutan Na2EDTA dan indikator EBT.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Alat dan Bahan
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakan
substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur
273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam
molekul organik. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna,
tawar dan tidak berbau. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat melakukan suatu usaha
dengan swadaya dana masyarakat sendiri yaitu dengan membuat sumur
artesis atau sumur dalam. Air sumur artetis adalah disebut air sumur
(bor) yang letaknya kurang lebih 100 – 300 meter di dalam tanah saat
ini digunakan sebagai alternatif air untuk memenuhi keperluan air
sehari – hari. Air artetis sendiri terdapat setelah rapat air yang pertama.
Dalam proses pengambilan airnya tidak semudah seperti air sumur
biasa ataupun air pemukaan. Dalam proses pengambilannya harus
digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya, sehingga dalam
suatu kedalaman (biasanya 100 – 300 meter) akan didapatkan suatu
lapis air (Mifbakhuddin, 2010).
Air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat,
klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya
disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan
merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air yang
berkesadahan tinggi tidak akan berbentuk busa. Air sadah digolongkan
menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+
atau Mg2+
), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap
(Mifbakhuddin, 2010).
Senyawa EDTA merupakan senyawa pengkhelat logam, sehingga
dapat digunakan sebagai zat pengompleks. Dalam pembentukan
kompleks, EDTA berperan sebagai asam Lewis atau ligan dan logam
berperan sebagai basa Lewis atau ion pusat. Senyawa EDTA
merupakan amina polikarboksilat dan termasuk jenis ligan multidentat,
sehingga dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam pada kedua gugus
nitrogen dan keempat gugus karboksilnya. Senyawa EDTA yang
biasanya digunakan dalam bentuk garam yaitu Na2EDTA
(Rejeki et.al., 2010).
EBT adalah indikator metallochromic yang banyak digunakan
dalam titrasi kompleksometri. Adalah jenis elektroaktif dengan
kelompok azo (-N = N-) dalam struktur molekul yang ditunjukkan.
Kelompok azo mudah direduksi pada elektroda pasta karbon dengan
voltametri siklik. Voltamogram siklik dari 2x10-3
M EBT tercatat di
80X10-3
. Berbagai siklus diterapkan, yang menghasilkan penurunan
puncak sangat reduktif saat ini dengan peningkatan pemindaian siklus.
Ini adalah karakteristik adsorpsi yang kuat perilaku EBT pada elektroda
pasta karbon (Chandra, et.al., 2008).
2. Tinjauan Teori
Kompleksometri atau pengelatan merupakan proses pengikatan
logam dalam suatu cairan oleh suatu senyawa yang memiliki lebih dari
satu pasang elektron bebas. Pengikatan ion logam tersebut menyerupai
penjepitan (pengkelatan), senyawa yang menjepit disebut senyawa
pengelat (chelating agent) dan ion logam dinamakn ion pusat, karena
berada di titik pusat. Mekanisme pengelatan ini terjadi karena adanya
penggunaan electron bersama (sharing electron) antara ion logam dan
ion bahan pengkelat, metode tersebut dinamakan metode
kompleksometri. Karena terbentuknya senyawa kompleks antara logam
dengan bahan pengelat (Septiana A, et.al., 2013).
Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi terbentuk dari reaksi
antara asam Lewis (yang dapat berupa atom logam atau non logam)
dengan basa Lewis (yang merupakan ligan netral atau ligan negatif).
Dalam senyawa kompleks atom logam atau ion logam berfungsi
sebagai atom pusat yang dikelilingi oleh ligan-ligan yang ada. Ikatan
antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan ikatan kovalen
koordinasi dengan semua elektron yang digunakan untuk membentuk
ikatan berasal dari ligan-ligan (Efendy, 2006).
Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang
dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada
tempat tertentu dalam lengkung koordinasi. Sehingga ligan merupakan
basa Lewis dan ion logam adalah asam Lewis. Jika ligan ini hanya
dapat menyumbangkan sepasang elektron (misalnya NH3 melalui atom
N) disebut ligan unidentat. Ligan ini mungkin merupakan anion
monoatomik (tetapi bukan atom netral) seperti ion halida, anion
poliatomik seperti NO2-
, molekul sederhana seperti NH3, atau molekul
kompleks seperti piridin C H N (Petrucci, 2002).
Sebagai zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra
asetat (dinatrium EDTA). Kestabilan dari senyawa komplek yang
terbentuk tergantung dari sifat kation dan pH dari larutan, sehingga
titrasi harus dilakukan pada pH tertentu. Untuk menetapkan titik akhir
titrasi (TAT) digunakan indikator logam, yaitu indikator yang dapat
membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks
antara indikator dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan
kompleks atau larutan titer dan ion logam. Larutan indikator bebas
mempunyai warna yang berbeda dengan larutan kompleks indikator.
Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
kalkon, asam kalkon karboksilat, hitam eriokrom-T dan jingga xilenol.
Untuk logam yang dengan cepat dapat membentuk senyawa kompleks
pada umumnya titrasi dilakukan secara langsung, sedang yang lambat
membentuk senyawa kompleks dilakukan titrasi kembali
(Triwahyuni, 2008).
Beberapa pereaksi pembentuk khelat yang mengandung oksigen
maupun nitrogen terutama efektif dalam pembentukan kompleks stabil
dengan berbagai logam. Dari ini yang terkenal ialah asam etilen diamin
tetra asetat, kadang-kadang dinyatakan asam (etilen dinitrilo) tetra
asetat, dan sering disingkat EDTA. Istilah chelon (diucapkan “key-
loan”) telah disarankan sebagai nama umum untuk seluruh golongan
pereaksi, termasuk poliamin seperti trien, asam poliamino karboksilat
seperti EDTA, dan senyawa sejenis yang membentuk kompleks 1 : 1
dengan ion logam., larut dalam air dan karenanya dapat dipergunakan
sebagai titran logam. Kompleksnya suatu golongan khelat yang
istimewa, disebut kilonat logam dan titrasinya disebut titrasi
khelometrik. EDTA merupakan ligan seksidentat yang berpotensi yang
dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua
nitrogen dan empat gugus karboksil (Underwood, 1980).
Pelunakan air adalah proses pengambilan atau pengurangan
kandungan mineral penyebab kesadahan. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, bahwa mineral-mineral adalah penyebab kesadahan air
terutama garam-garam kalsium atau magnesium bikarbonat, kalsium
atau magnesium sulfat, serta kalsium atau magnesium klorida. Berbagai
cara pelunakan air dapat dilakukan seperti proses kapur soda abu (lime
soda ash softening), proses zeolit, dan proses resin organic. Bikarbonat
yang larut dan garam sulfat dapat dipisahkan dengan mngubahnya
menjadi bentuk yang tidak larut dengan cara proses kapur soda abu.
Pada proses zeolit ion kalsium dan magnesium diganti dengan ion
natrium sehingga terbentuk garam yang tidak dapat menyebabkan
kesadahan air. Dan dengan proses resin organik, garam-garam terlarut
praktis seluruhnya dapat dihilangkan (Winarno, 1986).
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan secara
kuantitatif gugus karboksilat yang ada dalam protein Guna resin (GPR).
Metode ini cukup sensitif untuk mendeteksi perubahan kecil dalam
jumlah kelompok fungsional protein. Berbagai konsentrasi sampel yang
digunakan menunjukkan bahwa mereka mengandung mayoritas tetra
fungsional konten karboksilat. Variasi hasil berasal dari peningkatan
konsentrasi sampel dalam penyelidikan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan dengan jelas bahwa titrasi kompleksometri adalah alat
yang sangat baik untuk penentuan kadar karboksilat sampel protein.
Perubahan kecil dalam isi karboksilat juga terdeteksi (Hamidu, 2012).
C. Metode
a. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Beker glass
b) Pipet tetes
c) Erlenmeyer
d) Statif
e) Corong
f) Pipet volume
2. Bahan
a) Sampel air sumur
b) Larutan buffer pH 10
c) Indikator EBT
d) Larutan Na2EDTA
b. Cara Kerja
Sampel Air 25 ml
Dimasukkan dalam beker glass
Ditambahkan 2,5 ml larutan buffer
dengan pH 10
Ditambahkan 3-4 tetes EBT
warna biru
Dititrasi dengan Na2EDTA hingga
warnanya berubah menjadi biru muda
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 2.1 Kesadahan Air pada Beberapa Sampel Air
Kel
Jenis
Sampel
Vol.
Sampel
M
Na2
EDTA
Vol.
Na2
EDTA
Kesadahan
Air
(DH)
Perubahan
Warna
Tingkat
Kesadahan
1,2 Gajahan 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2
Ungu jadi biru
muda
Agak Keras
3,4
Makam
Haji
25 ml 0,1 N 1,2 ml 13,44
Ungu jadi
biru muda
Agak Keras
5
Pucang
Sawit
25 ml 0,1 N 1,8 ml 20,16 Ungu jadi biru Keras
6,7 Air Lab 25 ml 0,1 N 0,9 ml 10,08
Ungu jadi
biru muda
Agak Keras
8,9 Bendosari 25 ml 0,1 N 0,4 ml 4,48
Ungu jadi
biru tua
Lunak
10 Ngoresan 25 ml 0,1 N 0,4 ml 4,48
Ungu jadi
biru muda
Lunak
11 Sampel X 25 ml 0,1 N 0,1 ml 1,12
Ungu jadi
biru
Sangat
Lunak
12 Boyolali 25 ml 0,1 N 0,25 ml 2,8
Merah anggur
jadi biru
Sangat
Lunak
13 Solo Baru 25 ml 0,1 N 0,7 ml 7,84
Merah anggur
jadi biru
Agak Keras
14,15 Jebres 25 ml 0,1 N 1,9 ml 21,28 Ungu jadi biru Keras
16 Kabut 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2
Merah anggur
jadi biru
Agak Keras
17 Nguter
25 ml
0,1 N 1 ml 11,2
Merah anggur
jadi biru
Agak Keras
18,19 Kartosuro 25 ml 0,1 N 0,5 ml 5,6
Merah anggur
jadi biru
Lunak
20,21 Air Lab 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Ungu jadi biru
Sangat
Lunak
22 Sampel X 25 ml 0,1 N 50 ml -
Tidak terjadi
perubahan
-
23 Sampel X 25 ml 0,1 N 1,55 ml 17,36
Merah anggur
jadi biru
Agak
keras
24 Boyolali 25 ml 0,1 N 0,25 ml 2,8
Merah anggur
jadi biru
Sangat
lunak
25 Air Lab 25 ml 0,1 N 0,7 ml 7,84
Merah anggur
menjadi biru
Lunak
26 Makam haji 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2
Merah anggur
menjadi biru
Agak
keras
27 Matesih 25 ml 0,1 N 0,6 ml 6,72
Merah anggur
menjadi biru
Lunak
28 Jebres 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2
Merah anggur
menjadi biru
Agak
keras
Sumber : Laporan Sementara
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion),
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri
juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion
kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam
larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah
tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang
lebih dikenal dengan EDTA merupakan salah satu jenis asam amina
polikarboksilat.
Menurut Mifbakhuddin (2010) air sadah adalah air yang mengandung
ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam
bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya
disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan merupakan
petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan
sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan tinggi tidak akan
berbentuk busa.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang
diikat oleh kation (Ca2+
atau Mg2+
), yaitu air sadah sementara dan air sadah
tetap.
a. Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-
), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium
bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2).
Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air
sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan
pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+
dan atau Mg2+
.
Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada
dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah :
Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
b. Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-
, NO3-
dan SO4
2-
. Berarti
senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium
nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2),
magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang
mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena
kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk
membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara
kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3(aq) atau
K2CO3(aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk
mengendapkan ion Ca2+
dan atau Mg2+
.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut
telah terbebas dari ion Ca2+
atau Mg2+
atau dengan kata lain air tersebut
telah terbebas dari kesadahan.
Khelasi merupakan suatu proses reversible pembentukan ikatan dari
suatu ligan, yang disebut khelator atau agen khelasi, dengan suatu ion logam
membentuk suatu komplek metal yang disebut khelat. Tipe ikatan yan
terbentuk dapat berupa ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinasi. Contoh
agen chelating yang digunakan dalam industri makanan adalah asam
ethylenediaminetetraacetic (EDTA), biasanya sebagai campuran kalsium dan
garam natrium, natrium polifosfat. Digunakan sebagai aditif makanan untuk
ion kompleks logam, terutama kalsium dan magnesium yang dapat
menimbulkan cacat.
Pada praktikum kali ini penentuan kesadahan air dilakukan pada
beberapa sampel air sumur dari berbagai daerah di Solo. Masing-masing
sampel dimasukkan ke dalam beker glass sebanyak 25 ml kemudian
ditambahkan 2,5 ml larutan buffer pada pH 10 ml. Setelah itu ditambahkan
lagi 3-4 tetes indikator EBT. Kemudian dititrasi dengan Na2EDTA 0,1 N
sampai warnanya berubah menjadi biru. Fungsi dari penambahan ini adalah
untuk mempertajam warna.
Beberapa sampel air sumur tersebut antara lain berasal dari daerah
Gajahan, Makam Haji, Pucang Sawit, Air Laboratorium, Bendosari,
Ngoresan, Boyolali, Solo Baru, Jebres, Kabut, Nguter, Kartosuro, Matesih.
Masing-masing sampel memiliki kesadahan air sebesar 11,2 DH ; 12,32 DH :
20,16 DH ; 9,71 DH ; 4,48 DH ; 4,48 DH ; 2,8 DH ; 7,84 DH ; 16,24 ; 11,2
DH ; 11,2 DH ; 5,6 DH ; 6,72 DH dengan tingkat kesadahan berturut-turut
agak keras, agak keras, keras, agak keras, lunak, lunak, sangat lunak, agak
keras, agak keras, agak keras, agak keras, lunak, dan lunak. Untuk sampel X
pada shift 1 kelompok 22 tidak memiliki kesadahan air, sedangkan pada shift
2 kelompok 11 memiliki kesadahan air sebesar 1,12 DH dengan tingkat
kesadahan sangat lunak. Pada shift 3 kelompok 23 sampel X memiliki
kesadahan air sebesar 17,36 DH dengan tingkat kesadahan agak keras.
Sampel X merupakan sampel yang (disiapkan oleh co ass) memiliki
banyak logam Ca dan Mg (mineral) di dalamnya. Pada shift 1 titrasi
Na2EDTA dibutuhkan lebih 50 ml. Hal ini disebabkan sampel X didiamkan di
laboratorium selama satu hari sehingga logamnya mengalami pengendapan
dan air yang dipipet tidak mengandung kapur lagi. Sedangkan pada shift 2,
sampel X sudah dikocok sehingga terdapat logam di dalam air. Meskipun
masih ada endapan di bawah, namun air di atas sudah mengikat beberapa
logam sehingga menjadi sadah meski hanya tingkat sangat lunak. Sedangkan
kemungkinan yang kedua adalah karena terlalu banyaknya Ca2+
dan Mg2+
yang ditambahkan dalam sampel X yang membuat tingkat kesadahannya
terlalu tinggi sehingga penambahan Na2EDTA hingga volume 50 ml tidak
menyebabkan perubahan. Begitupun yang terjadi pada shift 3, sampel X
sudah dikocok berkali-kali sehingga terdapat logam di dalam air yang
mengakibatkan air tersebut menjadi sadah dengan tingkat kesadahan agak
keras.
Titrasi Na2EDTA menggunakan indikator EBT dan penyangga dengan
pH 10. Hal ini bertujuan untuk memelihara agar pH tetap ketika ion hidrogen
lepas pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH
dalam titrasi kompleksometri. Kedua mencegah terbentuknya endapan logam
hidroksida sehingga penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk
kompleks tambahan. Jika penggunaan larutan buffer adalah dengan pH 8,
maka indikator dalam titrasi tidak akan berjalan dengan efisien.
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang
merupakan bagian dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi
kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna
biru. Lalu berubah menjadi merah ketika membentuk kompleks dengan
kalsium, magnesium atau ion logam lain. EBT memiliki range pH 8,3 - 10.
Nama lain dari Eriochrome Black T adalah Solochrome Black T atau EBT.
Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila
disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah jangka
waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Indikator EBT berwarna biru
langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur (Ca –
EBT)2+
(aq) dan (Mg – EBT)2+
(aq), reaksinya sebagai berikut :
Ca2+
(aq) + EBT (aq) –> (Ca – EBT)2+
(aq)
Mg 2+
(aq) + EBT (aq) –> (Mg – EBT)2+
(aq)
Jika titran H2Y2-
ditambahkan pada analit, maka akan terjadi reaksi
pembentukan kompleks dengan ion Ca2+
dan Mg2+
seperti berikut:
Ca2+
(aq) + H2Y2-
(aq) –> (CaY)2-
(aq) + 2H+
(aq)
Mg2+
(aq) + H2Y2-
(aq) –> (MgY)2-
(aq) + 2H+
(aq)
Dan titik akhir dicapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-
(Ca – EBT)2+
(aq) + H2Y2-
(aq) –> CaY(aq) + 2H+
(aq) + EBT(aq)
(Mg – EBT)2+
(aq) + H2Y2-
(aq) –> MgY(aq) + 2H+
(aq) + EBT(aq)
Menurut WHO air yang bersifat sadah akan menimbulkan beberapa
dampak sebagai berikut :
1. Terhadap kesehatan dapat menyebabkan cardiovascular desease
(penyumbatan pembuluh darah jantung) dan urolithiasis (batu ginjal).
2. Menyebabkan pengerakan pada peralatan logam untuk memasak
sehingga penggunaan energi menjadi boros.
3. Penyumbatan pada pipa logam karena endapan CaO3
4. Pemakaian sabun menjadi lebih boros karena buih yang dihasilkan
sedikit.
Karena kesadahan air menimbulkan banyak dampak negatif, maka
upaya penanggulangan kesadahan perlu dilakukan. Upaya penanggulangan
tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemanasan
Pemanasan dilakukan untuk mengatasi kesadahan yang bersifat sementara
(kesadahan bikarbonat).
b. Proses pengendapan senyawa Ca2+
dan Mg2+
Ion Ca2+
dan Mg2+
akan mengendap sebagai CaCO3 dan Mg(OH)2, Ion
CO3
2-
berasal dari karbon dioksida (CO2) dan bikarbonat (HCO3).
Reaksinya sebagai berikut :
CO2 + OH-
HCO3
-
HCO3
-
+ OH-
CO3
2-
+ H2O
Ca2+
+ CO3
2-
CaCO3
Mg2+
+ 2OH-
Mg(OH)
Sifat proses pengendapan senyawa Ca2+
dan Mg2+
yaitu reaksi cepat (1-1
jam), dapat bersamaan dengan flokulasi (penggumpalan), cara sederhana
dan mudah, efesiensi cukup tinggi dan harga relatif murah.
c. Proses pertukaran Ion Ca2+
, Mg2+
dengan ion Na+
, K+
atau H+
Proses ini sangat cepat (20-30 menit), tidak dapat berlangsung dengan
reaksi lain dan air baku tidak boleh keruh, instalasi dan operasi rumit,
efisiensi tinggi, harga relatif cukup mahal (cocok untuk industri). Proses
ini dapat digunakan untuk pengolahan kesadahan tetap dan sementara
dengan cara pemisahan ion-ion yang tidak dikehendaki yang terdapat
didalam air sadah. Bahan yang digunakan dalam proses ini berupa karbon
aktif dan atau resin sintentik yang dimasukkan ke dalam kolom dimana air
sudah dapat dialirkan melalui senyawa-senyawa tersebut.
d. Proses kontak air dengan pasir, batu, atau kapur.
Sifat proses ini adalah reaksi lambat (lebih dari 1 jam), tidak bisa
bersamaan dengan proses lain, cara sederhana, efisiensi dan harga tidak
terlalu mahal.
e. Pertukaran ion (ion exchange)
Pertukara ion dapat digunakan untuk pengolahan kesaahan tetap dan
sementara dengan cara pemisahan ion-ion yang tidak dikehendaki yang
terdapat di dalam air sadah. Bahan yang digunakan terdiri dari karbon aktif
dan atau resin sentetik yang dimasukkan kedalam suatu kolom dimana
air sadah dapat dialirkan melalui senyawa-senyawa tersebut.
Sedangkan, untuk mengurangi kesadahan pada air artetis atau air sumur
dapat digunakan suatu cara/metode pengolahannya yaitu dengan filtrasi
(penyaringan). Filtrasi adalah suatu cara memisahkan padatan dari air, adapun
media yang digunakan dalam filtrasi antara lain pasir, kerikil, ijuk, dan
arang aktif. Dalam pelaksanaan penelitian ini media yang digunakan
adalah arang aktif/ karbon aktif. Karbon aktif dipilih karena memiliki
sejumlah sifat kimia maupun fisika yang menarik, di antaranya mampu
menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar
kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis
adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet
ataupun bubuk. Jenis karbon aktif tempurung kelapa ini sering digunakan
dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa-
senyawa organik dalam air (Mifbakhuddin, 2010).
E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
a. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).
b. Sampel air sumur yang memiliki tingkat kesadahan paling tinggi adalah
sampel dari daerah Pucang Sawit pada kelompok 5 dengan kesadahan
sebesar 20,16 DH dengan tingkat kesadahan keras.
c. Sampel air yang memiliki tingkat kesadahan paling rendah adalah sampel
X pada kelompok 11 dengan tingkat kesadahan sebesar 1,12 DH dengan
tingkat kesadahan sangat lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Umesh, et.al. 2008. Electrochemical Studies of Eriochrome Black T at
Carbon Paste Electrode and Immobilized by SDS Surfactant: A Cyclic
Voltammetric Study. International Journal of Electhrochemical Science.
Vol.3, No. 5, August 2008 : 1044-1054.
Effendy. 2006. Teori VSEPR Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul. Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang.
Hamidu, Abu Bakar Ahmed, B.A. Aliyu. 2012. Quantitative Determination of the
Carboxylic Groups in Guna Protein (Citrillus Vulgaris) Using
Complexometric Titration Method. IJPBS. Vol.2, No.2, April-June 2012 :
280-283.
Mifbakhuddin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter
Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Eksplanasi. Vol.5, No.2,
Oktober 2010 : 1-5.
Petrucci, Ralph H. 2002. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat. Erlangga, Jakarta.
Rejeki, Desi Sri, Mukhammad Asy’ari, Wuryanti. 2010. Pengaruh Ion Zn2+
Terhadap Aktivitas Protease Ekstraseluler Bakteri Halofilik Isolat Bittern
Tambak Garam Madura. Lab. Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Universitas Diponegoro Semarang.
Septiana A., Arkle, Frans Arlenata H., Andri Cahyono Kumoro. 2013. Potensi Jus
Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Sebagai Bahan Pengkelat dalam Proses
Pemurnian Minyak Nilam (Patchouli Oil) dengan Metode Kompleksometri.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol.2, No.2, Juni 2013 : 257-261.
Triwahyuni M., Endang, Yusrin. 2008. Penggunaan Metode Kompleksometri
pada Penetapan Kadar Seng Sulfat dalam Campuran Seng Sulfat dengan
Vitamin C. Jurnal Unimus. Vol.3, No.2, Agustus 2008 : 1-3.
Underwood, Day R.A. 1980. Analisa Kimia Analitik Kuantitatif. Erlangga,
Jakarta.
Winarno, F.G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. PT Gramedia, Jakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan kesadahan air
Shift 1
1) Kelompok 12 (Boyolali)
Kesadahan Air = x (0,25 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 2,8 DH
2) Kelompok 13
Kesadahan Air = x (0,7 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 7,84 DH
3) Kelompok 14 dan 15 (Jebres)
Kesadahan Air = x (1,9 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 21,28 DH
4) Kelompok 16 (Kabut)
Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 11,2 DH
5) Kelompok 17 (Nguter)
Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 11,2 DH
6) Kelompok 18 dan 19 (Kartosuro)
Kesadahan Air = x (0,5 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 5,6 DH
7) Kelompok 20 dan 21 (Air Laboratorium)
Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 11,2 DH
Kesadahan Air = x (ml x M) Na2EDTA X 2,8 DH
Shift 2
1) Kelompok 1 dan 2 (Gajahan)
Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 11,2 DH
2) Kelompok 3 dan 4 (Makam Haji)
Kesadahan Air = x (1,2 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 13,44 DH
3) Kelompok 5 (Pucang Sawit)
Kesadahan Air = x (1,8 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 20,16 DH
4) Kelompok 6 dan 7 (Air Laboratorium)
Kesadahan Air = x (0,9 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 10,08 DH
5) Kelompok 8 dan 9 (Bendosari)
Kesadahan Air = x (0,4 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 4,48 DH
6) Kelompok 10 (Ngoresan)
Kesadahan Air = x (0,4 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 4,48 DH
7) Kelompok 11 (Sampel X)
Kesadahan Air = x (0,1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 1,12 DH
Shift 3
1) Kelompok 23 (Sampel X)
Kesadahan Air = x (1,55 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 17,36 DH
2) Kelompok 24 (Boyolali)
Kesadahan Air = x (0,25 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 2,8 DH
3) Kelompok 25 (Air Laboratorium)
Kesadahan Air = x (0,7 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 7,84 DH
4) Kelompok 26 (Makam Haji)
Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 11,2 DH
5) Kelompok 27 (Matesih)
Kesadahan Air = x (0,6 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 6,72 DH
6) Kelompok 28 (Jebres)
Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH
= 11,2 DH

More Related Content

What's hot

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
qlp
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
Nurwidayanti1212
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
UIN Alauddin Makassar
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
Dokter Tekno
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Firda Shabrina
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
qlp
 

What's hot (20)

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 

Similar to ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
DevitaAirin
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Nurmalina Adhiyanti
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
PT. SASA
 
Analisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandikaAnalisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandikaWidya Wirandika
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
Linda Rosita
 
Percobaan 1 kimdas
Percobaan 1 kimdasPercobaan 1 kimdas
Percobaan 1 kimdas
SMAN 4 MERLUNG
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Dwi Mahardhika
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
Abulkhair Abdullah
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)Nurmalina Adhiyanti
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi RedoksLarutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
kintan ayu siva
 
bilkor
bilkorbilkor
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
LetdaSusIPutuBagusMa
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
andragrup01
 
2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton2 aldehid dan keton
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
dwinevergiveup
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoksfita23
 

Similar to ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri (20)

Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
Analisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandikaAnalisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandika
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Percobaan 1 kimdas
Percobaan 1 kimdasPercobaan 1 kimdas
Percobaan 1 kimdas
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi RedoksLarutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
 
Bab ii amami
Bab ii amamiBab ii amami
Bab ii amami
 
bilkor
bilkorbilkor
bilkor
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
 
2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 

More from Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

More from Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

  • 1. ACARA II KOMPLEKSOMETRI A. Tujuan Tujuan dari praktikum Kompleksometri adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa mampu melakukan titrasi dengan cara kompleksometri. 2. Mahasiswa mampu menghitung besar dan tingkat kesadahan air dari suatu sampel air dengan larutan Na2EDTA dan indikator EBT. B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Alat dan Bahan Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat melakukan suatu usaha dengan swadaya dana masyarakat sendiri yaitu dengan membuat sumur artesis atau sumur dalam. Air sumur artetis adalah disebut air sumur (bor) yang letaknya kurang lebih 100 – 300 meter di dalam tanah saat ini digunakan sebagai alternatif air untuk memenuhi keperluan air sehari – hari. Air artetis sendiri terdapat setelah rapat air yang pertama. Dalam proses pengambilan airnya tidak semudah seperti air sumur biasa ataupun air pemukaan. Dalam proses pengambilannya harus digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya, sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya 100 – 300 meter) akan didapatkan suatu lapis air (Mifbakhuddin, 2010).
  • 2. Air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan tinggi tidak akan berbentuk busa. Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+ ), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap (Mifbakhuddin, 2010). Senyawa EDTA merupakan senyawa pengkhelat logam, sehingga dapat digunakan sebagai zat pengompleks. Dalam pembentukan kompleks, EDTA berperan sebagai asam Lewis atau ligan dan logam berperan sebagai basa Lewis atau ion pusat. Senyawa EDTA merupakan amina polikarboksilat dan termasuk jenis ligan multidentat, sehingga dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam pada kedua gugus nitrogen dan keempat gugus karboksilnya. Senyawa EDTA yang biasanya digunakan dalam bentuk garam yaitu Na2EDTA (Rejeki et.al., 2010). EBT adalah indikator metallochromic yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri. Adalah jenis elektroaktif dengan kelompok azo (-N = N-) dalam struktur molekul yang ditunjukkan. Kelompok azo mudah direduksi pada elektroda pasta karbon dengan voltametri siklik. Voltamogram siklik dari 2x10-3 M EBT tercatat di 80X10-3 . Berbagai siklus diterapkan, yang menghasilkan penurunan puncak sangat reduktif saat ini dengan peningkatan pemindaian siklus. Ini adalah karakteristik adsorpsi yang kuat perilaku EBT pada elektroda pasta karbon (Chandra, et.al., 2008).
  • 3. 2. Tinjauan Teori Kompleksometri atau pengelatan merupakan proses pengikatan logam dalam suatu cairan oleh suatu senyawa yang memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas. Pengikatan ion logam tersebut menyerupai penjepitan (pengkelatan), senyawa yang menjepit disebut senyawa pengelat (chelating agent) dan ion logam dinamakn ion pusat, karena berada di titik pusat. Mekanisme pengelatan ini terjadi karena adanya penggunaan electron bersama (sharing electron) antara ion logam dan ion bahan pengkelat, metode tersebut dinamakan metode kompleksometri. Karena terbentuknya senyawa kompleks antara logam dengan bahan pengelat (Septiana A, et.al., 2013). Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi terbentuk dari reaksi antara asam Lewis (yang dapat berupa atom logam atau non logam) dengan basa Lewis (yang merupakan ligan netral atau ligan negatif). Dalam senyawa kompleks atom logam atau ion logam berfungsi sebagai atom pusat yang dikelilingi oleh ligan-ligan yang ada. Ikatan antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi dengan semua elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan berasal dari ligan-ligan (Efendy, 2006). Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu dalam lengkung koordinasi. Sehingga ligan merupakan basa Lewis dan ion logam adalah asam Lewis. Jika ligan ini hanya dapat menyumbangkan sepasang elektron (misalnya NH3 melalui atom N) disebut ligan unidentat. Ligan ini mungkin merupakan anion monoatomik (tetapi bukan atom netral) seperti ion halida, anion poliatomik seperti NO2- , molekul sederhana seperti NH3, atau molekul kompleks seperti piridin C H N (Petrucci, 2002). Sebagai zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra asetat (dinatrium EDTA). Kestabilan dari senyawa komplek yang
  • 4. terbentuk tergantung dari sifat kation dan pH dari larutan, sehingga titrasi harus dilakukan pada pH tertentu. Untuk menetapkan titik akhir titrasi (TAT) digunakan indikator logam, yaitu indikator yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara indikator dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan kompleks atau larutan titer dan ion logam. Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan larutan kompleks indikator. Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah kalkon, asam kalkon karboksilat, hitam eriokrom-T dan jingga xilenol. Untuk logam yang dengan cepat dapat membentuk senyawa kompleks pada umumnya titrasi dilakukan secara langsung, sedang yang lambat membentuk senyawa kompleks dilakukan titrasi kembali (Triwahyuni, 2008). Beberapa pereaksi pembentuk khelat yang mengandung oksigen maupun nitrogen terutama efektif dalam pembentukan kompleks stabil dengan berbagai logam. Dari ini yang terkenal ialah asam etilen diamin tetra asetat, kadang-kadang dinyatakan asam (etilen dinitrilo) tetra asetat, dan sering disingkat EDTA. Istilah chelon (diucapkan “key- loan”) telah disarankan sebagai nama umum untuk seluruh golongan pereaksi, termasuk poliamin seperti trien, asam poliamino karboksilat seperti EDTA, dan senyawa sejenis yang membentuk kompleks 1 : 1 dengan ion logam., larut dalam air dan karenanya dapat dipergunakan sebagai titran logam. Kompleksnya suatu golongan khelat yang istimewa, disebut kilonat logam dan titrasinya disebut titrasi khelometrik. EDTA merupakan ligan seksidentat yang berpotensi yang dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil (Underwood, 1980). Pelunakan air adalah proses pengambilan atau pengurangan kandungan mineral penyebab kesadahan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa mineral-mineral adalah penyebab kesadahan air terutama garam-garam kalsium atau magnesium bikarbonat, kalsium
  • 5. atau magnesium sulfat, serta kalsium atau magnesium klorida. Berbagai cara pelunakan air dapat dilakukan seperti proses kapur soda abu (lime soda ash softening), proses zeolit, dan proses resin organic. Bikarbonat yang larut dan garam sulfat dapat dipisahkan dengan mngubahnya menjadi bentuk yang tidak larut dengan cara proses kapur soda abu. Pada proses zeolit ion kalsium dan magnesium diganti dengan ion natrium sehingga terbentuk garam yang tidak dapat menyebabkan kesadahan air. Dan dengan proses resin organik, garam-garam terlarut praktis seluruhnya dapat dihilangkan (Winarno, 1986). Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan secara kuantitatif gugus karboksilat yang ada dalam protein Guna resin (GPR). Metode ini cukup sensitif untuk mendeteksi perubahan kecil dalam jumlah kelompok fungsional protein. Berbagai konsentrasi sampel yang digunakan menunjukkan bahwa mereka mengandung mayoritas tetra fungsional konten karboksilat. Variasi hasil berasal dari peningkatan konsentrasi sampel dalam penyelidikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dengan jelas bahwa titrasi kompleksometri adalah alat yang sangat baik untuk penentuan kadar karboksilat sampel protein. Perubahan kecil dalam isi karboksilat juga terdeteksi (Hamidu, 2012). C. Metode a. Alat dan Bahan 1. Alat a) Beker glass b) Pipet tetes c) Erlenmeyer d) Statif e) Corong f) Pipet volume 2. Bahan a) Sampel air sumur b) Larutan buffer pH 10
  • 6. c) Indikator EBT d) Larutan Na2EDTA b. Cara Kerja Sampel Air 25 ml Dimasukkan dalam beker glass Ditambahkan 2,5 ml larutan buffer dengan pH 10 Ditambahkan 3-4 tetes EBT warna biru Dititrasi dengan Na2EDTA hingga warnanya berubah menjadi biru muda
  • 7. D. Hasil dan Pembahasan Tabel 2.1 Kesadahan Air pada Beberapa Sampel Air Kel Jenis Sampel Vol. Sampel M Na2 EDTA Vol. Na2 EDTA Kesadahan Air (DH) Perubahan Warna Tingkat Kesadahan 1,2 Gajahan 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Ungu jadi biru muda Agak Keras 3,4 Makam Haji 25 ml 0,1 N 1,2 ml 13,44 Ungu jadi biru muda Agak Keras 5 Pucang Sawit 25 ml 0,1 N 1,8 ml 20,16 Ungu jadi biru Keras 6,7 Air Lab 25 ml 0,1 N 0,9 ml 10,08 Ungu jadi biru muda Agak Keras 8,9 Bendosari 25 ml 0,1 N 0,4 ml 4,48 Ungu jadi biru tua Lunak 10 Ngoresan 25 ml 0,1 N 0,4 ml 4,48 Ungu jadi biru muda Lunak 11 Sampel X 25 ml 0,1 N 0,1 ml 1,12 Ungu jadi biru Sangat Lunak 12 Boyolali 25 ml 0,1 N 0,25 ml 2,8 Merah anggur jadi biru Sangat Lunak 13 Solo Baru 25 ml 0,1 N 0,7 ml 7,84 Merah anggur jadi biru Agak Keras 14,15 Jebres 25 ml 0,1 N 1,9 ml 21,28 Ungu jadi biru Keras 16 Kabut 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Merah anggur jadi biru Agak Keras 17 Nguter 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Merah anggur jadi biru Agak Keras 18,19 Kartosuro 25 ml 0,1 N 0,5 ml 5,6 Merah anggur jadi biru Lunak 20,21 Air Lab 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Ungu jadi biru Sangat Lunak 22 Sampel X 25 ml 0,1 N 50 ml - Tidak terjadi perubahan - 23 Sampel X 25 ml 0,1 N 1,55 ml 17,36 Merah anggur jadi biru Agak keras 24 Boyolali 25 ml 0,1 N 0,25 ml 2,8 Merah anggur jadi biru Sangat lunak 25 Air Lab 25 ml 0,1 N 0,7 ml 7,84 Merah anggur menjadi biru Lunak 26 Makam haji 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Merah anggur menjadi biru Agak keras 27 Matesih 25 ml 0,1 N 0,6 ml 6,72 Merah anggur menjadi biru Lunak 28 Jebres 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Merah anggur menjadi biru Agak keras Sumber : Laporan Sementara
  • 8. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. Menurut Mifbakhuddin (2010) air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan tinggi tidak akan berbentuk busa. Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+ ), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. a. Air sadah sementara Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3- ), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+ .
  • 9. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) b. Air sadah tetap Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl- , NO3- dan SO4 2- . Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3(aq) atau K2CO3(aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+ . CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan. Khelasi merupakan suatu proses reversible pembentukan ikatan dari suatu ligan, yang disebut khelator atau agen khelasi, dengan suatu ion logam membentuk suatu komplek metal yang disebut khelat. Tipe ikatan yan terbentuk dapat berupa ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinasi. Contoh agen chelating yang digunakan dalam industri makanan adalah asam ethylenediaminetetraacetic (EDTA), biasanya sebagai campuran kalsium dan garam natrium, natrium polifosfat. Digunakan sebagai aditif makanan untuk ion kompleks logam, terutama kalsium dan magnesium yang dapat menimbulkan cacat.
  • 10. Pada praktikum kali ini penentuan kesadahan air dilakukan pada beberapa sampel air sumur dari berbagai daerah di Solo. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam beker glass sebanyak 25 ml kemudian ditambahkan 2,5 ml larutan buffer pada pH 10 ml. Setelah itu ditambahkan lagi 3-4 tetes indikator EBT. Kemudian dititrasi dengan Na2EDTA 0,1 N sampai warnanya berubah menjadi biru. Fungsi dari penambahan ini adalah untuk mempertajam warna. Beberapa sampel air sumur tersebut antara lain berasal dari daerah Gajahan, Makam Haji, Pucang Sawit, Air Laboratorium, Bendosari, Ngoresan, Boyolali, Solo Baru, Jebres, Kabut, Nguter, Kartosuro, Matesih. Masing-masing sampel memiliki kesadahan air sebesar 11,2 DH ; 12,32 DH : 20,16 DH ; 9,71 DH ; 4,48 DH ; 4,48 DH ; 2,8 DH ; 7,84 DH ; 16,24 ; 11,2 DH ; 11,2 DH ; 5,6 DH ; 6,72 DH dengan tingkat kesadahan berturut-turut agak keras, agak keras, keras, agak keras, lunak, lunak, sangat lunak, agak keras, agak keras, agak keras, agak keras, lunak, dan lunak. Untuk sampel X pada shift 1 kelompok 22 tidak memiliki kesadahan air, sedangkan pada shift 2 kelompok 11 memiliki kesadahan air sebesar 1,12 DH dengan tingkat kesadahan sangat lunak. Pada shift 3 kelompok 23 sampel X memiliki kesadahan air sebesar 17,36 DH dengan tingkat kesadahan agak keras. Sampel X merupakan sampel yang (disiapkan oleh co ass) memiliki banyak logam Ca dan Mg (mineral) di dalamnya. Pada shift 1 titrasi Na2EDTA dibutuhkan lebih 50 ml. Hal ini disebabkan sampel X didiamkan di laboratorium selama satu hari sehingga logamnya mengalami pengendapan dan air yang dipipet tidak mengandung kapur lagi. Sedangkan pada shift 2, sampel X sudah dikocok sehingga terdapat logam di dalam air. Meskipun masih ada endapan di bawah, namun air di atas sudah mengikat beberapa logam sehingga menjadi sadah meski hanya tingkat sangat lunak. Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah karena terlalu banyaknya Ca2+ dan Mg2+ yang ditambahkan dalam sampel X yang membuat tingkat kesadahannya terlalu tinggi sehingga penambahan Na2EDTA hingga volume 50 ml tidak menyebabkan perubahan. Begitupun yang terjadi pada shift 3, sampel X
  • 11. sudah dikocok berkali-kali sehingga terdapat logam di dalam air yang mengakibatkan air tersebut menjadi sadah dengan tingkat kesadahan agak keras. Titrasi Na2EDTA menggunakan indikator EBT dan penyangga dengan pH 10. Hal ini bertujuan untuk memelihara agar pH tetap ketika ion hidrogen lepas pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH dalam titrasi kompleksometri. Kedua mencegah terbentuknya endapan logam hidroksida sehingga penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk kompleks tambahan. Jika penggunaan larutan buffer adalah dengan pH 8, maka indikator dalam titrasi tidak akan berjalan dengan efisien. Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain. EBT memiliki range pH 8,3 - 10. Nama lain dari Eriochrome Black T adalah Solochrome Black T atau EBT. Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Indikator EBT berwarna biru langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur (Ca – EBT)2+ (aq) dan (Mg – EBT)2+ (aq), reaksinya sebagai berikut : Ca2+ (aq) + EBT (aq) –> (Ca – EBT)2+ (aq) Mg 2+ (aq) + EBT (aq) –> (Mg – EBT)2+ (aq) Jika titran H2Y2- ditambahkan pada analit, maka akan terjadi reaksi pembentukan kompleks dengan ion Ca2+ dan Mg2+ seperti berikut: Ca2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> (CaY)2- (aq) + 2H+ (aq) Mg2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> (MgY)2- (aq) + 2H+ (aq) Dan titik akhir dicapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2- (Ca – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> CaY(aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq) (Mg – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> MgY(aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq)
  • 12. Menurut WHO air yang bersifat sadah akan menimbulkan beberapa dampak sebagai berikut : 1. Terhadap kesehatan dapat menyebabkan cardiovascular desease (penyumbatan pembuluh darah jantung) dan urolithiasis (batu ginjal). 2. Menyebabkan pengerakan pada peralatan logam untuk memasak sehingga penggunaan energi menjadi boros. 3. Penyumbatan pada pipa logam karena endapan CaO3 4. Pemakaian sabun menjadi lebih boros karena buih yang dihasilkan sedikit. Karena kesadahan air menimbulkan banyak dampak negatif, maka upaya penanggulangan kesadahan perlu dilakukan. Upaya penanggulangan tersebut dapat dilakukan dengan cara: a. Pemanasan Pemanasan dilakukan untuk mengatasi kesadahan yang bersifat sementara (kesadahan bikarbonat). b. Proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+ Ion Ca2+ dan Mg2+ akan mengendap sebagai CaCO3 dan Mg(OH)2, Ion CO3 2- berasal dari karbon dioksida (CO2) dan bikarbonat (HCO3). Reaksinya sebagai berikut : CO2 + OH- HCO3 - HCO3 - + OH- CO3 2- + H2O Ca2+ + CO3 2- CaCO3 Mg2+ + 2OH- Mg(OH) Sifat proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+ yaitu reaksi cepat (1-1 jam), dapat bersamaan dengan flokulasi (penggumpalan), cara sederhana dan mudah, efesiensi cukup tinggi dan harga relatif murah. c. Proses pertukaran Ion Ca2+ , Mg2+ dengan ion Na+ , K+ atau H+ Proses ini sangat cepat (20-30 menit), tidak dapat berlangsung dengan reaksi lain dan air baku tidak boleh keruh, instalasi dan operasi rumit, efisiensi tinggi, harga relatif cukup mahal (cocok untuk industri). Proses
  • 13. ini dapat digunakan untuk pengolahan kesadahan tetap dan sementara dengan cara pemisahan ion-ion yang tidak dikehendaki yang terdapat didalam air sadah. Bahan yang digunakan dalam proses ini berupa karbon aktif dan atau resin sintentik yang dimasukkan ke dalam kolom dimana air sudah dapat dialirkan melalui senyawa-senyawa tersebut. d. Proses kontak air dengan pasir, batu, atau kapur. Sifat proses ini adalah reaksi lambat (lebih dari 1 jam), tidak bisa bersamaan dengan proses lain, cara sederhana, efisiensi dan harga tidak terlalu mahal. e. Pertukaran ion (ion exchange) Pertukara ion dapat digunakan untuk pengolahan kesaahan tetap dan sementara dengan cara pemisahan ion-ion yang tidak dikehendaki yang terdapat di dalam air sadah. Bahan yang digunakan terdiri dari karbon aktif dan atau resin sentetik yang dimasukkan kedalam suatu kolom dimana air sadah dapat dialirkan melalui senyawa-senyawa tersebut. Sedangkan, untuk mengurangi kesadahan pada air artetis atau air sumur dapat digunakan suatu cara/metode pengolahannya yaitu dengan filtrasi (penyaringan). Filtrasi adalah suatu cara memisahkan padatan dari air, adapun media yang digunakan dalam filtrasi antara lain pasir, kerikil, ijuk, dan arang aktif. Dalam pelaksanaan penelitian ini media yang digunakan adalah arang aktif/ karbon aktif. Karbon aktif dipilih karena memiliki sejumlah sifat kimia maupun fisika yang menarik, di antaranya mampu menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Jenis karbon aktif tempurung kelapa ini sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa- senyawa organik dalam air (Mifbakhuddin, 2010).
  • 14. E. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). b. Sampel air sumur yang memiliki tingkat kesadahan paling tinggi adalah sampel dari daerah Pucang Sawit pada kelompok 5 dengan kesadahan sebesar 20,16 DH dengan tingkat kesadahan keras. c. Sampel air yang memiliki tingkat kesadahan paling rendah adalah sampel X pada kelompok 11 dengan tingkat kesadahan sebesar 1,12 DH dengan tingkat kesadahan sangat lunak.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Chandra, Umesh, et.al. 2008. Electrochemical Studies of Eriochrome Black T at Carbon Paste Electrode and Immobilized by SDS Surfactant: A Cyclic Voltammetric Study. International Journal of Electhrochemical Science. Vol.3, No. 5, August 2008 : 1044-1054. Effendy. 2006. Teori VSEPR Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang. Hamidu, Abu Bakar Ahmed, B.A. Aliyu. 2012. Quantitative Determination of the Carboxylic Groups in Guna Protein (Citrillus Vulgaris) Using Complexometric Titration Method. IJPBS. Vol.2, No.2, April-June 2012 : 280-283. Mifbakhuddin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Eksplanasi. Vol.5, No.2, Oktober 2010 : 1-5. Petrucci, Ralph H. 2002. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta. Rejeki, Desi Sri, Mukhammad Asy’ari, Wuryanti. 2010. Pengaruh Ion Zn2+ Terhadap Aktivitas Protease Ekstraseluler Bakteri Halofilik Isolat Bittern Tambak Garam Madura. Lab. Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Semarang. Septiana A., Arkle, Frans Arlenata H., Andri Cahyono Kumoro. 2013. Potensi Jus Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Sebagai Bahan Pengkelat dalam Proses Pemurnian Minyak Nilam (Patchouli Oil) dengan Metode Kompleksometri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol.2, No.2, Juni 2013 : 257-261. Triwahyuni M., Endang, Yusrin. 2008. Penggunaan Metode Kompleksometri pada Penetapan Kadar Seng Sulfat dalam Campuran Seng Sulfat dengan Vitamin C. Jurnal Unimus. Vol.3, No.2, Agustus 2008 : 1-3. Underwood, Day R.A. 1980. Analisa Kimia Analitik Kuantitatif. Erlangga, Jakarta. Winarno, F.G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. PT Gramedia, Jakarta.
  • 17. Perhitungan kesadahan air Shift 1 1) Kelompok 12 (Boyolali) Kesadahan Air = x (0,25 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 2,8 DH 2) Kelompok 13 Kesadahan Air = x (0,7 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 7,84 DH 3) Kelompok 14 dan 15 (Jebres) Kesadahan Air = x (1,9 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 21,28 DH 4) Kelompok 16 (Kabut) Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 11,2 DH 5) Kelompok 17 (Nguter) Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 11,2 DH 6) Kelompok 18 dan 19 (Kartosuro) Kesadahan Air = x (0,5 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 5,6 DH 7) Kelompok 20 dan 21 (Air Laboratorium) Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 11,2 DH Kesadahan Air = x (ml x M) Na2EDTA X 2,8 DH
  • 18. Shift 2 1) Kelompok 1 dan 2 (Gajahan) Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 11,2 DH 2) Kelompok 3 dan 4 (Makam Haji) Kesadahan Air = x (1,2 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 13,44 DH 3) Kelompok 5 (Pucang Sawit) Kesadahan Air = x (1,8 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 20,16 DH 4) Kelompok 6 dan 7 (Air Laboratorium) Kesadahan Air = x (0,9 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 10,08 DH 5) Kelompok 8 dan 9 (Bendosari) Kesadahan Air = x (0,4 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 4,48 DH 6) Kelompok 10 (Ngoresan) Kesadahan Air = x (0,4 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 4,48 DH 7) Kelompok 11 (Sampel X) Kesadahan Air = x (0,1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 1,12 DH
  • 19. Shift 3 1) Kelompok 23 (Sampel X) Kesadahan Air = x (1,55 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 17,36 DH 2) Kelompok 24 (Boyolali) Kesadahan Air = x (0,25 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 2,8 DH 3) Kelompok 25 (Air Laboratorium) Kesadahan Air = x (0,7 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 7,84 DH 4) Kelompok 26 (Makam Haji) Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 11,2 DH 5) Kelompok 27 (Matesih) Kesadahan Air = x (0,6 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 6,72 DH 6) Kelompok 28 (Jebres) Kesadahan Air = x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH = 11,2 DH