SlideShare a Scribd company logo
1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik
Sediaan Semi Solid Dan Liquid ini,yaitu “Pasta Ac zinci” Dan kami juga berterima kasih
kepada Ibu Dra Yetri Elisya Farm.,Apt dan Ibu Indri Astuti H,S.Si,Apt selaku Dosen mata
kuliah Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid yang telah membimbing
kami.
Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dan dimengerti. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan.
Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
juga bermanfaat,sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan terima kasih.
Jakarta , April 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................. 1
Daftar Isi .................................................................................................... 2
I.Tujuan Percobaan ...................................................................................... 3
II.Latar Belakang :
a. Teori................................................................................................... 3
b. Prinsip ................................................................................................ 7
c. Zat Aktif ............................................................................................. 7
III.Preformulasi dan permasalahan farmasetik
a. Preformulasi Zat Aktif ......................................................................... 8
b. Permasalahan Farmasetik..................................................................... 8
c. Preformulasi zat tambahan................................................................... 9
IV.Metoda
a. Formula………………………………………………………………….10
b. Perhitungan dan Penimbangan ............................................................ 11
c. Alat dan Bahan…………………………………………………………...11
d. ProsedurPembuatan……………………………………………………...11
e. Evaluasi…………………………………………………………………..12
V.Pembahasan…………………………………………………………………..12
VI.Kesimpulan………………………………………………………………….13
VII.Daftar Pusaka……………………………………………………………….13
VIII.Etiket ……………………………………………………………………...14
3
I. Tujuan percobaan
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan gel Naltaren dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan gel Naltaren (Uji Organoleptik, Uji
Homogenitas , Uji pH ,Uji Daya Sebar, Uji Aseptabilitas sediaan dan Uji Daya
lekat
3. Mahasiswa mampu membuat kemasan sediaan gel Naltaren
II. Latar Belakang
A. TeoriDasar
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obatyang ditunjukan untuk pemakaian (Topikal) luar
Menurut buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt Pasta adalah salep
yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep
yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai
salep penutup atau pelindung.
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 , Pasta adalah sediaan berupa masa
lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan
mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar
denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak
yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai
antiseptik, atau pelindung.
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 , Pasta adalah sediaan semi padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk
pemakaian topical.
Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang
menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki
nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya
gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan
sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih)
pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep
menjadi aliran dilatan.
Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep
kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga
membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta
digunakan.
4
Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep
untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak
berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain.
Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan
dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium
karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk
sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak
dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi
perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan.
Macam-macam Pasta
1. Pasta berlemak adalah : suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat
padat (serbuk)
2. Pasta kering adalah : suatu pasta bebas lemak mengandung 60 % zat padat
(serbuk).Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis
ichthanolum atau tumenol ammonim zat ini akan menjadikan pasta
menjadi encer.
3. Pasta pendingin : merupakan campuran minyak lemak dan cairan berair ,
contohnya salep tiga dara.
Karakteristik Pasta
1. Daya adsorbs pasta lebih besar
2. Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat
pemakaian, sehingga cocok untuk luka akut.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian
topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu
mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %
5
Kelebihan Pasta
1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka
akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan
daya kerja local
3. Konsentrasi lebih kental dari salep
4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak
dibandingkan dengan sediaan salep
Kekurangan Pasta
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada
umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
3. Dapat menyebabkan iritasi kulit
Cara absorbsi Pasta
1. Penetrasi
Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel
rambut. Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk
umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel
rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif lebih
cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar
dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis
merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke
dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi
transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi
transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo
sebaseus)
2. Disolusi
Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke
dalam larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan
kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem biologis
pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum
kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel padat terdisolusi molekul solut
6
pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian
bergerak menjauhi permuk aan memasuki pelarut.
3. Difusi
Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang
dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya
perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya
membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses
trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif
ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel.
Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah
Basis atau pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh
berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a. Basis Hidrokarbon
Karakteristik:
1.) Tidak diabsorbsi oleh kulit
2.) Inert
3.) Tidak bercampur dengan air
4.) Daya adsorbsi air rendah
5.) Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan
tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit. Dibagi
menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin,
Paraffin substitute, paraffin ointment. Contoh : vaselin, White
Petrolatum/paraffin, White Ointment
b. Basis Absorbsi
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air
dan larutan cair.Terbagi : Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk
memproduksi emulsi air dalam minyak Terdiri atas : Wool fat, wool
alcohols, beeswax and cholesterol. Dan Emulsi A/M co, terdiri atas :
Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
7
c. Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif
yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat
stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah
menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian
sediaan pasta.
d. Air-misibel ,misalnya salep beremulsi
B. Prinsip
Acidum salicylicum mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit
sehingga dapat membantu penyerapan obat lain dan fungisida yang lemah
C. Zat aktif
Penggunaan
obat ini diindikasikan untuk menghaluskan kulit dan mengandung anti septic
kulit yang berguna untuk mencegah infeksi dari bakteri.
Farmakologi
Secara luas, asam salisilat digunakan sebagai agen keratolitik.selain itu asam
salisilat memiliki efek komedolitik dan anti inflamasi .asam salisilat
merupakan zat paling efektif dalam efek komedolitiknya dibandingkan
senyawa hidroksi lainnya .penggunaan asam salisilat dapat meningkatkan
penetrasi senyawa lain dan pada konsentrasi rendah memiliki efek
bakteriostatika dan fungistatik.asam salisilat larut dalam lemak dan dapat
penetrasi kedalam folikel sebumladen lebih cepat dibandingkan senyawa
hidroksi lainnya yang larut dalam air.
Dosis
Untuk pemakaian topical 1-2% dalam larutan alcohol ,sebagai agen
antiseptic,antiparasit,dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk .sebagai
keratolik yang kuat hingga 20%.asam salisilat bekerja efektif sebagai agen
keratolik pada konsentrasi 3-6% pada konsentrasi lebih dari 6% dapat
menyebabkan kerusakan jaringan,dengan batas diatur jumlah dan frekuensinya
.asam salisilat biasanya digunakan dua sampai tiga kali sehari pada
konsentrasi 2% sampai 10%.
8
III. Preformulasidan PermasalahanFarmasetika
A. Preformulasi Zat Aktif
Nama Zat aktif Acidum Salicylicum Sumber
Struktur
COOH
OH
FI IV Halaman 51
Rumus
molekul
C7H6O3
FI IV Halaman 51
Berat molekul 138,12
Pemerian Hablur putih;biasanya berbentuk jarum halus atau
serbuk hablur halus putih ;rasa agak manis ,tajam
dan stabil diudara.benyuk sintesis warna putih dan
tidak berbau
Titik Lebur Antara 158,5 0
dan 1610
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam
benzene;mudah larut dalam ethanoldan dalam eter
,larut dalam air mendidih ;agak sukar larut dalam
kloroform
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat ,tidak tembus cahaya
B. PermasalahanFarmasetik
Permasalahan farmasetik
1.) Asam salisilat tidak bias diberikan tunggal secara langsung untuk member
efek terapi yang nyaman
2.) Sediaan yang dibuat adakah pasta yang diberikan secara topical sehingga
harus diabsorbsi oleh kulit agak terasa efek terapi asam salisilat
Penyelesaian Masalah
1.) Asam salisilat dibuat dalam bentuk sediaan pasta dengan penambahan
basis dan zat tambahan pada asam salisilat
2.) Agar pasta dapat diabsorbsi oleh kulit,maka perlu ditambahkan amylum
tritici (sebagai pengabsorpsi)
9
C. Preformulasi Zat Tambahan
Nama Zat aktif Zinci Oxydum Sumber
Rumus molekul ZnO FI IV Halaman 835
Berat molekul 81,38 FI IV Halaman 835
Pemerian Serbuk amorf,sangat halus,putih atau putih
kekuningan ;tidak berbau;lambat laun
menyerap karbon dioksida dari udara.
FI IV Halaman 835
Khasiat Antiseptikum local FI IV Halaman 835
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam ethanol ;
larut dalam asam encer
FI IV Halaman 835
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus
cahaya
FI IV Halaman 835
Nama Zat
aktif
Amylum Tritici / pati gandum Sumber
Pemerian Serbuk halus,kadang –kadang berupa gumpalan
kecil ;putih;tidak berbau ;tidak berasa
FI IV Halaman 109
Khasiat Zat tambahan ,sebagai pengabsorbsi FI IV Halaman 109
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan ethanol FI IV Halaman 109
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya FI IV Halaman 109
Nama Zat
aktif
Vaselin Flavum / vaselin kuning Sumber
Pemerian Massa seperti lemak,kekuningan hingga amber
lemah;berfluoresensi sangat lemah walaupun
setelah melebur .dalam lapisan tipis transparan
,tidak atau hamper berbau dan berasa
kecil;putih;tidak berbau;tidak berasa
FI IV Halaman 823
Khasiat Zat tambahan ,sebagai dasar salep hidrokarbon FI IV Halaman 823
Kelarutan Tidak larut dalam air;mudah larut dalam benzene FI IV Halaman 823
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya FI IV Halaman 823
Nama Zat aktif ETHANOL Sumber
Struktur -
Rumus molekul C2H5OH Martindale 30th
edition halaman 783
Berat molekul 46,07 Martindale 30th
edition halaman 783
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Mudah menguap
meskipun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 78ºC dan mudah terbakar.
Martindale 30th
edition halaman 783
Konsentrasi 60-90 %. Martindale 30th
10
edition halaman 783
Kelarutan bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut organik
Martindale 30th
edition halaman 783
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Martindale 30th
edition halaman 783
Nama Zat aktif Methylis Paraben (Nipagin) Sumber
Struktur
HO 3COOCH
FI IV Halaman 55
Rumus molekul C8H8O3 FI IV Halaman 55
Berat molekul 152,15 FI IV Halaman 55
Pemerian Hablur kecil,tidak berwarna atau serbuk
hablur,putih,tidak berbau atau berbau khas lemah
,mempunyai sedikit rasa terbakar.
FI IV Halaman 55
Titik Beku Titik beku campuran kering asam lemak antara
00
25020 dan
FI IV Halaman 55
Kelarutan Sukar Larut dalam air,dalam benzene dan dalam
karbon tetraklorida ,mudah larut dalam etanol dan
eter
FI IV Halaman 55
Konsentrasi 0,02% – 0,3% Handbook of
pharmaceutical
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik FI IV halaman 55
IV. Metoda
A. Formula
R/ Pasta Asam salisilat seng 120 g
Methyl Paraben 0,2%
Pasta asam salisilat terdapat di Formularium Nasional edisi 3 halaman 14 tahun
1978, yang berisi:
1.) Acidum salicylicum 200mg
2.) Zinci oxydum 2,5 gram
3.) Amylum tritici 2,5 gram
4.) Vaselin flavum hingga 10 gram
B. Perhitungan dan penimbangan
Perhitungan
1.) Acidum salicylicum 200 mg = gramgramx
gram
4,2120
10
2,0

2.) Zinci oxydum 2,5 gram = gramgramx
gram
30120
10
5,2

3.) Amylum Tritici 2,5 gram = gramgramx
gram
30120
10
5,2

11
4.) Vaselin flavum 120 – (2,4 gram + 30 gram +30 gram)=57,6 gram
5.) Methyl paraben = 0,2% x 120 gram = 0,24 gram
Penimbangan
Nama bahan obat Penimbangan
Acidum salicylicum 2,4 gram
Zinci oxydum 30 gram
Amylum tritici 30 gram
Vaselin flavum 57,6 gram
Methyl paraben 240 mg
C. Alat Dan Bahan
No. Alat Bahan
1. Timbangan Acidum salicylicum
2. Anak Timbangan Zinci oxydum
3. Sendok tanduk Amylum tritici
4. Cawan uap Vaselin flavum
5. pH meter universal Methyl paraben
6. Kertas Perkamen
7. Lumpang dan alu
8. Pot plastik
9. Objek Glass
10. Pipet plastik
11. Ayakan b40 no.100
12. Tube
13. Sudip
14. waterbath
15. pinset
D. Prosedur pembuatan
1.) Setarakan Timbangan , timbang semua bahan obat
2.) Masukkan vaselin flavum yang sudah ditimbang kedalam cawan uap lalu
leburkan hingga mencair
3.) Masukkan acidum salicylicum + etanol 95% 2-3 tetes kedalam lumpang
lalu gerus tambahkan amylum tritici sedikit demi sedikit kedalam lumpang
lalu gerus ad homogen
4.) Masukkan zinci oxydum yang sudah diayak dengan pengayak b40 no.100
kedalam lumpang lalu gerus ad homogen
5.) Masukkan sisa amylum tritici kedalam lumpang lalu gerus ad homogen
(M1)
6.) Masukkan leburan kedalam M1 lalu gerus ad homogen
7.) Lalu timbang sebanyak 20 gram kemudian masukkan kedalam tube
,dikemas,sisanya masukkan ke pot plastik untuk evaluasi
12
E. EVALUASI
No Evaluasi dan prosedur evaluasi
1.
Organoleptis
Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui
estetika dari sediaan krim dengan menggunakan bantuan indera.
Meliputi :Bau,Rasa pada kulit,Tekstur/Bentuk dan warna
2.
Uji Homogenitas
Caranya oleskan Pasta ac zinc diatas objek glass,lalu ratakan dan
amati homogenitas bahan aktif dalam basis
3.
Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter universal ,dengan cara
oleskan pasta ac zinc pada strip pH meter kemudian dibersihkan lalu
dicocokan warnanya dengan tingkat warna pH meter universal.
4.
Evaluasi Daya Sebar
Diartikan sebagai kemampuan menyebar pasta pada kulit.Dengan
cara mengambil sedikit pasta ac zinc kemudian diletakkan ke objek glass
dan tutup, setelah di ukur dan di amati diameternya.
5.
Uji aseptabilitas sediaan
Dilakukan dikulit dengan cara mengambil sedikit Pasta ac zinc
kemudian oleskan ditangan sampai merata lalu rasakan kelembutan dari
pasta itu sendiri setelah itu dicuci dengan air .
6.
Daya Lekat
Bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh pasta
untuk melekat pada kulit, berhubungan dengan lama daya kerja obat.
7.
Resistensi Panas
Bertujuan untuk mempertimbangkan daya simpan pasta dalam suhu
.Caranya dengan ditempatkan pada suhu yang berbeda-beda secara
continue dan ditentukan tiap waktunya.
13
Evaluasi
Hasil Pengamatan
Pengujian
Pertama
Pengujian Kedua
Suhu biasa Suhu panas Suhu dingin
Organoleptis
Uji
Homogenitas
Evaluasi pH
Universal
Evaluasi
Daya Sebar
Uji
aseptabilitas
sediaan
Daya Lekat
V. Pembahasan
14
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pusaka
1.) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi
III. Jakarta
2.) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi
IV. Jakarta
3.) Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi 6
4.) Ilmu Meracik Obat. Mohammad Anief. Gadjah Mada Uneversity Press
5.) Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Howard C.Ansel
6.) Formularium Nasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978

More Related Content

What's hot

Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
Maranata Gultom
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
andi septi
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
uus17F
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
Abulkhair Abdullah
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
Surya Amal
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Musrin Salila
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Anna Lisstya
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 

Similar to Pasta asam salisilat BY citra

Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
Aziza Fadilla
 
ppt teori kel 4 tehno.pptx
ppt teori kel 4 tehno.pptxppt teori kel 4 tehno.pptx
ppt teori kel 4 tehno.pptx
FendryMatoka
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
NurulMukhlisaAmir1
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obatRukmana Suharta
 
Makalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulitMakalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulit
Septian Muna Barakati
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
Sapan Nada
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Pharmacist
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
desi sutiyono
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
Akfar ikifa
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
GanjarTaufik
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salepwidyafr
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
university muhammadiyah of purwokwerto
 
Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
Moh Aunur Rofik Zarkasi
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
MOVIEZERO
 

Similar to Pasta asam salisilat BY citra (20)

Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
 
ppt teori kel 4 tehno.pptx
ppt teori kel 4 tehno.pptxppt teori kel 4 tehno.pptx
ppt teori kel 4 tehno.pptx
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Makalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulitMakalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulit
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
Makalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulitMakalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulit
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNAObat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
 
Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 

More from Citra pharmacist

mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
Citra pharmacist
 
Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia
Citra pharmacist
 
sitostatika
sitostatikasitostatika
sitostatika
Citra pharmacist
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Citra pharmacist
 
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Citra pharmacist
 
Anestesi MENCITppt
Anestesi MENCITpptAnestesi MENCITppt
Anestesi MENCITppt
Citra pharmacist
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
Citra pharmacist
 
Soal jarum bedah
Soal jarum bedahSoal jarum bedah
Soal jarum bedah
Citra pharmacist
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Citra pharmacist
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016
Citra pharmacist
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
Citra pharmacist
 

More from Citra pharmacist (11)

mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
 
Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia
 
sitostatika
sitostatikasitostatika
sitostatika
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
 
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
 
Anestesi MENCITppt
Anestesi MENCITpptAnestesi MENCITppt
Anestesi MENCITppt
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
 
Soal jarum bedah
Soal jarum bedahSoal jarum bedah
Soal jarum bedah
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 

Recently uploaded (7)

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 

Pasta asam salisilat BY citra

  • 1. 1 Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat ,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid ini,yaitu “Pasta Ac zinci” Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra Yetri Elisya Farm.,Apt dan Ibu Indri Astuti H,S.Si,Apt selaku Dosen mata kuliah Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid yang telah membimbing kami. Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dan dimengerti. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga bermanfaat,sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih. Jakarta , April 2015 Penyusun
  • 2. 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................. 1 Daftar Isi .................................................................................................... 2 I.Tujuan Percobaan ...................................................................................... 3 II.Latar Belakang : a. Teori................................................................................................... 3 b. Prinsip ................................................................................................ 7 c. Zat Aktif ............................................................................................. 7 III.Preformulasi dan permasalahan farmasetik a. Preformulasi Zat Aktif ......................................................................... 8 b. Permasalahan Farmasetik..................................................................... 8 c. Preformulasi zat tambahan................................................................... 9 IV.Metoda a. Formula………………………………………………………………….10 b. Perhitungan dan Penimbangan ............................................................ 11 c. Alat dan Bahan…………………………………………………………...11 d. ProsedurPembuatan……………………………………………………...11 e. Evaluasi…………………………………………………………………..12 V.Pembahasan…………………………………………………………………..12 VI.Kesimpulan………………………………………………………………….13 VII.Daftar Pusaka……………………………………………………………….13 VIII.Etiket ……………………………………………………………………...14
  • 3. 3 I. Tujuan percobaan 1. Mahasiswa mampu membuat sediaan gel Naltaren dengan baik dan benar. 2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan gel Naltaren (Uji Organoleptik, Uji Homogenitas , Uji pH ,Uji Daya Sebar, Uji Aseptabilitas sediaan dan Uji Daya lekat 3. Mahasiswa mampu membuat kemasan sediaan gel Naltaren II. Latar Belakang A. TeoriDasar Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obatyang ditunjukan untuk pemakaian (Topikal) luar Menurut buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 , Pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung. Menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 , Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical. Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan. Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
  • 4. 4 Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi. Secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan. Macam-macam Pasta 1. Pasta berlemak adalah : suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk) 2. Pasta kering adalah : suatu pasta bebas lemak mengandung 60 % zat padat (serbuk).Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau tumenol ammonim zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer. 3. Pasta pendingin : merupakan campuran minyak lemak dan cairan berair , contohnya salep tiga dara. Karakteristik Pasta 1. Daya adsorbs pasta lebih besar 2. Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, sehingga cocok untuk luka akut. 3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu. 4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. 5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum. 6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum. 7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %
  • 5. 5 Kelebihan Pasta 1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan 2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja local 3. Konsentrasi lebih kental dari salep 4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep Kekurangan Pasta 1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu. 2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis 3. Dapat menyebabkan iritasi kulit Cara absorbsi Pasta 1. Penetrasi Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus) 2. Disolusi Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel padat terdisolusi molekul solut
  • 6. 6 pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permuk aan memasuki pelarut. 3. Difusi Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah Basis atau pembawanya Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu: a. Basis Hidrokarbon Karakteristik: 1.) Tidak diabsorbsi oleh kulit 2.) Inert 3.) Tidak bercampur dengan air 4.) Daya adsorbsi air rendah 5.) Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit. Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute, paraffin ointment. Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment b. Basis Absorbsi Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.Terbagi : Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol. Dan Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
  • 7. 7 c. Larut Air Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta. d. Air-misibel ,misalnya salep beremulsi B. Prinsip Acidum salicylicum mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerapan obat lain dan fungisida yang lemah C. Zat aktif Penggunaan obat ini diindikasikan untuk menghaluskan kulit dan mengandung anti septic kulit yang berguna untuk mencegah infeksi dari bakteri. Farmakologi Secara luas, asam salisilat digunakan sebagai agen keratolitik.selain itu asam salisilat memiliki efek komedolitik dan anti inflamasi .asam salisilat merupakan zat paling efektif dalam efek komedolitiknya dibandingkan senyawa hidroksi lainnya .penggunaan asam salisilat dapat meningkatkan penetrasi senyawa lain dan pada konsentrasi rendah memiliki efek bakteriostatika dan fungistatik.asam salisilat larut dalam lemak dan dapat penetrasi kedalam folikel sebumladen lebih cepat dibandingkan senyawa hidroksi lainnya yang larut dalam air. Dosis Untuk pemakaian topical 1-2% dalam larutan alcohol ,sebagai agen antiseptic,antiparasit,dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk .sebagai keratolik yang kuat hingga 20%.asam salisilat bekerja efektif sebagai agen keratolik pada konsentrasi 3-6% pada konsentrasi lebih dari 6% dapat menyebabkan kerusakan jaringan,dengan batas diatur jumlah dan frekuensinya .asam salisilat biasanya digunakan dua sampai tiga kali sehari pada konsentrasi 2% sampai 10%.
  • 8. 8 III. Preformulasidan PermasalahanFarmasetika A. Preformulasi Zat Aktif Nama Zat aktif Acidum Salicylicum Sumber Struktur COOH OH FI IV Halaman 51 Rumus molekul C7H6O3 FI IV Halaman 51 Berat molekul 138,12 Pemerian Hablur putih;biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih ;rasa agak manis ,tajam dan stabil diudara.benyuk sintesis warna putih dan tidak berbau Titik Lebur Antara 158,5 0 dan 1610 Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam benzene;mudah larut dalam ethanoldan dalam eter ,larut dalam air mendidih ;agak sukar larut dalam kloroform Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat ,tidak tembus cahaya B. PermasalahanFarmasetik Permasalahan farmasetik 1.) Asam salisilat tidak bias diberikan tunggal secara langsung untuk member efek terapi yang nyaman 2.) Sediaan yang dibuat adakah pasta yang diberikan secara topical sehingga harus diabsorbsi oleh kulit agak terasa efek terapi asam salisilat Penyelesaian Masalah 1.) Asam salisilat dibuat dalam bentuk sediaan pasta dengan penambahan basis dan zat tambahan pada asam salisilat 2.) Agar pasta dapat diabsorbsi oleh kulit,maka perlu ditambahkan amylum tritici (sebagai pengabsorpsi)
  • 9. 9 C. Preformulasi Zat Tambahan Nama Zat aktif Zinci Oxydum Sumber Rumus molekul ZnO FI IV Halaman 835 Berat molekul 81,38 FI IV Halaman 835 Pemerian Serbuk amorf,sangat halus,putih atau putih kekuningan ;tidak berbau;lambat laun menyerap karbon dioksida dari udara. FI IV Halaman 835 Khasiat Antiseptikum local FI IV Halaman 835 Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam ethanol ; larut dalam asam encer FI IV Halaman 835 Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya FI IV Halaman 835 Nama Zat aktif Amylum Tritici / pati gandum Sumber Pemerian Serbuk halus,kadang –kadang berupa gumpalan kecil ;putih;tidak berbau ;tidak berasa FI IV Halaman 109 Khasiat Zat tambahan ,sebagai pengabsorbsi FI IV Halaman 109 Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan ethanol FI IV Halaman 109 Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya FI IV Halaman 109 Nama Zat aktif Vaselin Flavum / vaselin kuning Sumber Pemerian Massa seperti lemak,kekuningan hingga amber lemah;berfluoresensi sangat lemah walaupun setelah melebur .dalam lapisan tipis transparan ,tidak atau hamper berbau dan berasa kecil;putih;tidak berbau;tidak berasa FI IV Halaman 823 Khasiat Zat tambahan ,sebagai dasar salep hidrokarbon FI IV Halaman 823 Kelarutan Tidak larut dalam air;mudah larut dalam benzene FI IV Halaman 823 Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya FI IV Halaman 823 Nama Zat aktif ETHANOL Sumber Struktur - Rumus molekul C2H5OH Martindale 30th edition halaman 783 Berat molekul 46,07 Martindale 30th edition halaman 783 Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah terbakar. Martindale 30th edition halaman 783 Konsentrasi 60-90 %. Martindale 30th
  • 10. 10 edition halaman 783 Kelarutan bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik Martindale 30th edition halaman 783 Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Martindale 30th edition halaman 783 Nama Zat aktif Methylis Paraben (Nipagin) Sumber Struktur HO 3COOCH FI IV Halaman 55 Rumus molekul C8H8O3 FI IV Halaman 55 Berat molekul 152,15 FI IV Halaman 55 Pemerian Hablur kecil,tidak berwarna atau serbuk hablur,putih,tidak berbau atau berbau khas lemah ,mempunyai sedikit rasa terbakar. FI IV Halaman 55 Titik Beku Titik beku campuran kering asam lemak antara 00 25020 dan FI IV Halaman 55 Kelarutan Sukar Larut dalam air,dalam benzene dan dalam karbon tetraklorida ,mudah larut dalam etanol dan eter FI IV Halaman 55 Konsentrasi 0,02% – 0,3% Handbook of pharmaceutical Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik FI IV halaman 55 IV. Metoda A. Formula R/ Pasta Asam salisilat seng 120 g Methyl Paraben 0,2% Pasta asam salisilat terdapat di Formularium Nasional edisi 3 halaman 14 tahun 1978, yang berisi: 1.) Acidum salicylicum 200mg 2.) Zinci oxydum 2,5 gram 3.) Amylum tritici 2,5 gram 4.) Vaselin flavum hingga 10 gram B. Perhitungan dan penimbangan Perhitungan 1.) Acidum salicylicum 200 mg = gramgramx gram 4,2120 10 2,0  2.) Zinci oxydum 2,5 gram = gramgramx gram 30120 10 5,2  3.) Amylum Tritici 2,5 gram = gramgramx gram 30120 10 5,2 
  • 11. 11 4.) Vaselin flavum 120 – (2,4 gram + 30 gram +30 gram)=57,6 gram 5.) Methyl paraben = 0,2% x 120 gram = 0,24 gram Penimbangan Nama bahan obat Penimbangan Acidum salicylicum 2,4 gram Zinci oxydum 30 gram Amylum tritici 30 gram Vaselin flavum 57,6 gram Methyl paraben 240 mg C. Alat Dan Bahan No. Alat Bahan 1. Timbangan Acidum salicylicum 2. Anak Timbangan Zinci oxydum 3. Sendok tanduk Amylum tritici 4. Cawan uap Vaselin flavum 5. pH meter universal Methyl paraben 6. Kertas Perkamen 7. Lumpang dan alu 8. Pot plastik 9. Objek Glass 10. Pipet plastik 11. Ayakan b40 no.100 12. Tube 13. Sudip 14. waterbath 15. pinset D. Prosedur pembuatan 1.) Setarakan Timbangan , timbang semua bahan obat 2.) Masukkan vaselin flavum yang sudah ditimbang kedalam cawan uap lalu leburkan hingga mencair 3.) Masukkan acidum salicylicum + etanol 95% 2-3 tetes kedalam lumpang lalu gerus tambahkan amylum tritici sedikit demi sedikit kedalam lumpang lalu gerus ad homogen 4.) Masukkan zinci oxydum yang sudah diayak dengan pengayak b40 no.100 kedalam lumpang lalu gerus ad homogen 5.) Masukkan sisa amylum tritici kedalam lumpang lalu gerus ad homogen (M1) 6.) Masukkan leburan kedalam M1 lalu gerus ad homogen 7.) Lalu timbang sebanyak 20 gram kemudian masukkan kedalam tube ,dikemas,sisanya masukkan ke pot plastik untuk evaluasi
  • 12. 12 E. EVALUASI No Evaluasi dan prosedur evaluasi 1. Organoleptis Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui estetika dari sediaan krim dengan menggunakan bantuan indera. Meliputi :Bau,Rasa pada kulit,Tekstur/Bentuk dan warna 2. Uji Homogenitas Caranya oleskan Pasta ac zinc diatas objek glass,lalu ratakan dan amati homogenitas bahan aktif dalam basis 3. Evaluasi pH Evaluasi pH menggunakan alat pH meter universal ,dengan cara oleskan pasta ac zinc pada strip pH meter kemudian dibersihkan lalu dicocokan warnanya dengan tingkat warna pH meter universal. 4. Evaluasi Daya Sebar Diartikan sebagai kemampuan menyebar pasta pada kulit.Dengan cara mengambil sedikit pasta ac zinc kemudian diletakkan ke objek glass dan tutup, setelah di ukur dan di amati diameternya. 5. Uji aseptabilitas sediaan Dilakukan dikulit dengan cara mengambil sedikit Pasta ac zinc kemudian oleskan ditangan sampai merata lalu rasakan kelembutan dari pasta itu sendiri setelah itu dicuci dengan air . 6. Daya Lekat Bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh pasta untuk melekat pada kulit, berhubungan dengan lama daya kerja obat. 7. Resistensi Panas Bertujuan untuk mempertimbangkan daya simpan pasta dalam suhu .Caranya dengan ditempatkan pada suhu yang berbeda-beda secara continue dan ditentukan tiap waktunya.
  • 13. 13 Evaluasi Hasil Pengamatan Pengujian Pertama Pengujian Kedua Suhu biasa Suhu panas Suhu dingin Organoleptis Uji Homogenitas Evaluasi pH Universal Evaluasi Daya Sebar Uji aseptabilitas sediaan Daya Lekat V. Pembahasan
  • 14. 14 VI. Kesimpulan VII. Daftar Pusaka 1.) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta 2.) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta 3.) Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi 6 4.) Ilmu Meracik Obat. Mohammad Anief. Gadjah Mada Uneversity Press 5.) Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Howard C.Ansel 6.) Formularium Nasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978