SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI FISIK
PERCOBAAN V “STABILITAS OBAT”
Senin, 16 Maret 2015
Disusun oleh:
Dianeti Hardianti (31113013)
Mina Audina (31113030)
Ria Oktaviani (31113042)
Rizki Mohamad F (31113045)
Kelompok 10
Farmasi 2A
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan obat.
2. Menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian suatu zat.
3. Menentukan waktu kadaluarsa suatu zat.
II. DASAR TEORI
Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari segi
kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan kadar selama
penyimpanan.
Stabilitas suatu obat mencakup masalah kadar obat yang berkhasiat. Bila
suau obat stabil artinya dalam waktu relative lama, obat akan berada dalam
keadaan semula, tidak berubah atau bila berubah masih dalam batas yang
diperbolehkan oleh peryaratan tertentu. Batas kadar obat masih bersisa 90%
keatas masih bisa digunakan, tetapi bila kadarnya kurang dari 90% tidak dapat
digunakan lagi atau disebut sebagai sub standar waktu diperlukan sehingga obat
tinggal 90% disebut umur obat.
Apabila bentuk sediaan dari suatu obat diubah, (misalnya dengan
dilarutkan dalam suatu cairan, diserbuk atau pun ditambahkan bahan-bahan
penolong lain), atau juga dilakukan modifikasi terhadap kondisi lingkungan dari
obat itu sendiri yaitu misalnya dengan mengubah-ubah kondisi penyimpanannya
dan lain sebagainya, maka dengan demikian stabilitas obat yang bersangkutan
mungkin juga akan terpengaruh.
Kestabilan dari suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan
dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal itu penting mengingat
sediaannya biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan juga memerlukan
waktu yang lama untuk sampai ketangan pasien yang membutuhkannya. Obat
yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan
mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat
membahaykan jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kestabilan suatu zat hingga dapat dipilih suatu kondisi
dimana kestabilan obat tersebut optimum.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain
adalah panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan lain-lain,
digunakan dalam formula sediaan obat tersebut. Pada umumnya penentuan
kestabilan suatu zat dapat dilakukan dengan cara kinetika kimia. Cara ini
memerlukan waktu yang lama sehingga praktis digunakan dalam bidang farmasi.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penentuan kestabilan suatu zat kinetika
kimia adalah:
1. Kecepatan Reaksi
Kecepatan atau laju suatu reaksi diberikan sebagai ± dC/dt. Artinya
terjadi penambahan (+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang
waktu dt. Menurut hokum aksi massa, laju suatu reaksi kimia sebanding hasil
kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-masing dipangkatkan
dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari zat-zatyang ikut serta
dalam reaksi.
Dalam reaksi :
aA + bB + ….. = Produk
laju reaksinya adalah :
Laju = - 1/a d(A)/dt
= -1/b d(B)/dt = …… = k(A)a(B)b……
k adalah konsentrasi laju. Laju berkurang masing-masing komponen reaksi
diberikan dalam bentuk jumlah mol ekuivalen masing-masing komponen
yang ikut serta dalam reaksi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
a. Temperatur
Sejumlah faktor lain, selain konsentrasi dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi. Diantaranya adalah temperature, pelarut, katalis dan
sinar. Kecepatan berbagai reaksi bertambah kira-kira dua atau tiga
kalinya tiap kenaikan 10°C. Pengaruh temperature terhadap laju ini
diberikan dengan persamaan yang pertama kali dikemukakan oleh
Arrhineus.
k = Ae-Ea/RT atau
log k = log A – Ea . 1
2,303 RT
Dimana laju spesifik, A adalah konstanta yang disebut factor frejuensi,
Es asalah energi aktifasi R adalah konstanta gas, 1,987 kalori/derajat
mol, dan T adalah temperature absolute. Konstanta itu dapat dicari
dengan menentukan k pada berbagai temperature dan memplot 1/T
terhadap log k.
b. Kekuatan Ion
Pengaruh kekuatan ion terhadap kecepatan reaksi dapat dilihat dari
persamaan berikut:
Log K = log ko + 1,02 zAzB μ
Dimana :
K = Konstanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion tertentu
ko = Konatanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion = 0
z = Muatan ion
μ = Kekuatan ion
c. Pengaruh pH
Reaksi penguraian beberapa larutan obat dapat dipercepat dengan
penambahan asam (H+) atau basa (OH-). Katalisator ini disebut
katalisator asam basa khusus. Misalnya pada reaksi hidrolisa ester (S)
dalam air (R).
S + R ---------- P
S + H+ ---------- SH+
SH+ + R ====== P
Skema reaksi umum ini menganggap bahwa hasil reaksi P pada reaksi
hidrolisis ini tidak bergantung kembali membentuk ester.
Untuk reaksi ini pada umumnya, laju pembentukan hasil reaksi
dinyatakan dengan :
Dp = k (SH+)
dt (S)(H+)
konsentrasi asam konjugat SH+ merupakan jumlah yang dapat diukur,
karena pra-kesetimbangan membutuhkan :
K = (SH+)
(S)(H+)
Sehingga :
(SH+) = K (S)(H+)
Dan :
dP = kK(S)(H+)
dt
3. Tingkat Reaksi dan Cara Penentuan
Orde reaksi dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu:
a. Metode Substitusi
Data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi
disubstitusikan ke dalam bentuk integral dari persamaan berbagai orde
reaksi. Jika persamaan itu menghasilkan harga k yang tetap konstan dalam
batas-batas variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai
dengan orde reaksi tersebut.
b. Metode Grafik
Plot data dalam bentuk grafik dapat digunakan untuk mengetahui orde
reaksi tersebut. Jika konsentrasi diplot terhadap t dan didapatkan garis
lurus, reaksi adalah orde nol. Reaksi dikatakan orde pertama bila log (Co –
X) terhadap t menghasilkan garis lurus bila 1 / (Co – X) diplot terhadap t
(jika konsentrasi mula-mula sama). Jika plot 1 / (Co – X)2 terhadap t
menghasilkan garis lurus dengan seluruh reaktan konsenrasi mula-
mulanya, reaksi adalah orde ketiga.
c. Metode Waktu Paruh
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai setengahnya dari
konsentrasi mula-mula adalah waktu paruh. Dalam reaksi orde nol, waktu
paruh sebanding dengan konsentrasi awal (Co) seperti pada tabel waktu
paruh:
Orde Persamaan orde reaksi waktu paruh
0 X = k.t t1/2 = Co / 2k
1 Log Co = k.t
(Co – X) 2,303
t 1/2 = 0,693 / k
2 X = k.t
Co(Co – X)
t ½ = 1 / Co.k
Kecepatan dekomposisi obat ditunjukkan oleh kecepatan perubahan mula-
mula satu atau lebih reaktan dan ini dinyatakan dengan tetapan kecepatan reaksi k,
yang untuk orde ke satu dinyatakan sebagai harga resiprok dari detik, menit, dan
jam. Kecepatan terurainya suatu zat padat mengikuti reaksi orde nol, orde satu,
ataupun orde dua, yang persamaan tetapan kecepatan reaksinya seperti tercantum
dibawah ini:
Orde nol: k = C
t
Orde I: k = 2,302 log Co atau k = 2,302 log Co
t C t Co-X
Orde II: k = X
Co(Co – X)t
Dimana:
k = tetapan kecepatan reaksi
Co = konsentrasi mula-mula zat
C = konsentrasi zat pada waktu t
X = jumlah obat yang terurai pada waktu t
Co – X = konsentrasi mula-mula jumlah yang terurai pada waktu t
Uraian Bahan:
1. Air suling (Ditjen POM, 1979: 96)
Nama resmi : Aqua destillata.
Sinonim : Air suling.
Rumus Molekul : H2O.
Berat Molekul : 18,02 .
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan :Sebagai pelarut.
2. NaOH (Ditjen POM, 1979: 472)
Nama resmi : Natrii hydroxydum.
Sinonim : Natrium hidroksida.
Rumus Molekul : NaOH.
Berat Molekul : 40,00.
Pemerian : Bentuk batang, butiran, rasa halus, tau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukan susunan
hablur putih, mudah meleleh, basah, sangat alkalis
dan korosit segera menyerap karbondioksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol 95%.
Kegunaan : Zat tambahan.
3. Parasetamol (Ditjen POM, 1979: 37)
Nama resmi : Asetaminofen
Sinonim : Parasetamol
Rumus Molekul : C8H9NO2
Berat Molekul : 151,16
Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Terlindung dari
cahaya.
Kelarutan : larut dalam 70 bagian etanol 95%P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan
dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Kegunaan : Sampel uji.
III. PROSEDUR
a. Penyiapan Larutan Uji
1.
100 mg paracetamol larutkan dalam 50 ml NaOH tambahair hingga100 ml
2. Dari larutan 1000 ppm di pipet
1,2,3,4, dan 5 ml masukan ke
Labu ukur, sampai membentuk
10-50pm
b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimal
Tentukan panjang gelombang max
paracetamol dengan menggunakan
larutan paracetamol40 ppm pada
panjang gelombang 200-300 nm
c. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Konsentras (ppm) (x) Absorban (y)
10
20
30
40
50
d. Penetapan kadar sirup paracetamol
+
Parasetamol 1 mol larutan NaOH sampai 10 ml ambil 1 ml tambah air hingga 50 ml
e. Penentuan umur simpan sirup paracetamol
5ml sirup paracetamol
vial
oven pada suhu 40 dan 75°C
Pada hari ke 0,1,2,3,4 ambil 1 vial diukur kadar paracetamol.
IV. DATA HASIL PENGAMATAN
Hari (t)
Suhu
40°C 75°C
0 35,6949 35,6949
1 32,934 34,353
2 30,846045 30,238289
1. Menentukan orde reaksi
a. Suhu 40°C
Hari Konsentrasi (C) Log C 1/C
0 35.6949 1.55260617 0.028015207
1 32.934 1.517644481 0.030363758
2 30.846045 1.489199488 0.032419067
Persamaan :
y = bx +a ; r
 y = -2,4244275x + 35,5827425 r = -0,996805194
 y = -0,031703342x + 1,551520055 r = 0,9982
 y = 0,0022019305x + 0,028064 r = 0,9926
b. Suhu 75°C
Hari Konsentrasi (C) Log C 1/C
0 35.6949 1.55260617 0.028015207
1 34.353 1.535964669 0.029109539
2 30.23829 1.480557213
0.033070654
Persamaan :
y = bx +a ; r
 y = -2,7283075x + 36,1570358 r = 0,959555
 y = -0,036024507x + 1,559067172 r = 0,95498
 y = 0,0257726x + 0,0027537400 r = 0,95036
1. Menentukan harga k dan membuat persamaan
Suhu K Log k 1/T
40°C 2,4244275 0,384609201 0,003194888179
75°C 2,7280375 0,435850335 0,002873563218
Jadi persamaan :
y = 0,433x – 0,431 r = 1
2. Menentukan Kadaluarsa Obat
y = 0,433x – 0,431
dimana x =
1
75+273
= 0,0028735632
y = 0,433 (0,0028735632) – 0,431
log k = -0,42955
k = 0,37192
 Ct = Co - kt
90% Co = 100% Co – kt
0,9 x 35,6949 = 35,6949 – 0,37192 t
32,12541 = 35,6949 – 0,37192 t
t =
35,6949−32,12541
0,37192
= 9,59746 hari
Jadi sirup paracetamol akan kadaluarsa setelah 9 hari.
V. PEMBAHASAN
Kestabilan suatu zat merupakan factor yang harus diperhatikan
yaitu pembuatan sediaan farmasi. Oleh karena itu hasil dari pembuatan
sediaan farmasi itu khususnya obat dapat mengalami penguraian dan
mengakibatkan hasil uaraian itu bersifat toksik sehingga sangat atau
dapat membahayakan pada konsumen. Oleh karena itu kita perlu
mengtahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat
atau obat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat
optimum. Faktro-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu obat
antara lain yaitu panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH dan
mikroorganisme.
Stabilitas obat mencakup masalah kadar obat yang berkhasiat.
Bila suatu obat stabil artinya dalam waktu lama obat akan berada dalam
keadaan semula, tidak mengalami perubahan atau jika berubah masih
dalam batas yang sesuai persyaratan.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang stabilitas
obat dengan tujuan menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan obat, menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian suatu
zat dan menentukan waktu kadaluarsa suatu zat. Bahan uji pada
praktikum ini adalah paracetamol. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer.
Mekanisme kerja spektrofotometri, sinar dari sumber sinar adalah
sinar polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui
monokromator, kemudian sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet
yang berisi contoh maka akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan
dan diterima oleh detektor untuk diubah menjadi energi listrik ang
kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan yang dihasilkan
adalah absorban atau transmitan).
Percobaan pertama, dilakukan uji penentuan nilai absorbansi
parasetamol dengan melarutkan 100 mg parasetamol dalam 50 ml NaOH
0,1 N kemudian ditambahkan air hingga 100 ml (1000 ppm). Kemudian
dari larutan 1000 ppm dipipet masing masing 1, 2, 3, 4, dan 5 ml
kedalam masing-masing labu takar 100 ml, setelah itu dicukupkan
volumenya dengan air hingga diperoleh konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan
50 ppm.
Kemudian ditentukan panjang gelombang maksimal parasetamol,
dengan spektroforometer ditempatkan pada panjang gelombang antara
200-300 nm agar daerah panjang gelombang yang diperlukan dapat
terliputi sehingga panjang gelombang yang didapatkan untuk
paracetamol adalah 251 nm. Setelah dilakukan percobaan dan dibuat
kurva antara nilai konsentrasi dan nilai absorbansi, nilai R2 yang didapat
adalah 0,99.
Percobaan kedua yaitu penetapan kadar sirup parasetamol. Sirup
parasetamol sebanyak 1 ml ditambahkan larutan NaOH 0,1 N hingga 10
ml kemudian dipipet sebanyak 1 ml ditambahakan air hingga 50 ml.
Untuk menentukan umur simpan paracetamol, sirup parasetamol
dimasukan kedalam vial masing-masing sebanyak 5 ml, kemudian vial-
vial tersebut masukkan dalm oven pada suhu 400 C , dan 750 C. Pada hari
ke 0, 1, dan 2, di ambil 1 vial dan di ukur absorbannya pada
spektrofotometer, maksud dari dilakukannya variasi suhu tersebut yaitu
agar diketahui pada suhu berapa suatu sediaan secara optimum dapat
stabil dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan
reaksi suatu obat, maksud dilakukannya variasi hari tersebut yaitu untuk
mengetahui dimana pada setiap hari, kestabilan suatu sediaan atau obat
makin berkurang atau batas kadaluarsa obat semakin cepat.
Hasil percobaan adalah diperoleh hasil Usia simpan (waktu
kadaluarsa) dari sampel paracetamol adalah 9,59746 hari.
Aplikasi stabilitas bahan obat dalam dunia farmasi yaitu untuk
mengetahui profil fisika kimia yang lengkap dari bahan obat yang
tersedia, yaitu dengan diketahui stabilitas suatu obat, maka kita dapat
mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari obat tersebut. sangat penting
dimana kita dapat mengetahui dan menetapkan massa kadaluarsa (data
exp) dari setiap sediaan obat atau makanan yang diproduksi.
VI. KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain
adalah panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan
lain-lain, digunakan dalam formula sediaan obat tersebut.
2. Paracetamol mempunyai orde reaksi nol.
3. Usia simpan (waktu kadaluarsa) dari sampel paracetamol adalah 9,59746
hari.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta
Martin, A. (1990). Farmasi Fisik Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia
Press
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta

More Related Content

What's hot

Suspensi
SuspensiSuspensi
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
aufia w
 
Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
Mina Audina
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
panal1
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
Cholid Maradanger
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Mina Audina
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutanYaumil Fajri
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
ristyaji
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
Ade Irma Suryani
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Ridha Faturachmi
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
Abulkhair Abdullah
 

What's hot (20)

Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 

Similar to Laporan farmasi fisika stabilitas

Nisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasiNisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasi
Nis Muslihin
 
Kinetika Kimia.pptx
Kinetika Kimia.pptxKinetika Kimia.pptx
Kinetika Kimia.pptx
NajlaeksaktaPermadi
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
Indri Sukmawati Rahayu
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
praditya_21
 
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
nolifepeopl3
 
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XIBab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bayu Ariantika Irsan
 
20130301220342 unit 10
20130301220342 unit 1020130301220342 unit 10
20130301220342 unit 10
Aminah Rahmat
 
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
Muhamad Jamil
 
Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
Nurrahmah Azizah
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiSinta Sry
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiSinta Sry
 
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01sanoptri
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
Muhammad Luthfan
 
Kinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me oKinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me o
Nailul Husni Asfar
 
Laju Reaksi.ppt
Laju Reaksi.pptLaju Reaksi.ppt
Laju Reaksi.ppt
Muqoffi Arkham
 

Similar to Laporan farmasi fisika stabilitas (20)

Nisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasiNisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasi
 
Kinetika Kimia.pptx
Kinetika Kimia.pptxKinetika Kimia.pptx
Kinetika Kimia.pptx
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Promosi
Promosi Promosi
Promosi
 
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
 
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XIBab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
 
Bab3 laju
Bab3 lajuBab3 laju
Bab3 laju
 
20130301220342 unit 10
20130301220342 unit 1020130301220342 unit 10
20130301220342 unit 10
 
Laju Reaksi XI
Laju Reaksi XILaju Reaksi XI
Laju Reaksi XI
 
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
 
Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksi
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksi
 
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Kinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me oKinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me o
 
Laju Reaksi.ppt
Laju Reaksi.pptLaju Reaksi.ppt
Laju Reaksi.ppt
 

More from Mina Audina

Contoh kemasan krim
Contoh kemasan krimContoh kemasan krim
Contoh kemasan krim
Mina Audina
 
Contoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gelContoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gel
Mina Audina
 
Contoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamolContoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamol
Mina Audina
 
Contoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krimContoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krim
Mina Audina
 
Contoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gelContoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gel
Mina Audina
 
Makalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterolMakalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterol
Mina Audina
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Mina Audina
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Mina Audina
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Mina Audina
 
Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik
Mina Audina
 
makalah adab makan dan minum
makalah adab makan dan minummakalah adab makan dan minum
makalah adab makan dan minum
Mina Audina
 

More from Mina Audina (11)

Contoh kemasan krim
Contoh kemasan krimContoh kemasan krim
Contoh kemasan krim
 
Contoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gelContoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gel
 
Contoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamolContoh brosur suspensi paracetamol
Contoh brosur suspensi paracetamol
 
Contoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krimContoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krim
 
Contoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gelContoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gel
 
Makalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterolMakalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterol
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
 
Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik
 
makalah adab makan dan minum
makalah adab makan dan minummakalah adab makan dan minum
makalah adab makan dan minum
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 

Laporan farmasi fisika stabilitas

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI FISIK PERCOBAAN V “STABILITAS OBAT” Senin, 16 Maret 2015 Disusun oleh: Dianeti Hardianti (31113013) Mina Audina (31113030) Ria Oktaviani (31113042) Rizki Mohamad F (31113045) Kelompok 10 Farmasi 2A PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2015
  • 2. I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan obat. 2. Menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian suatu zat. 3. Menentukan waktu kadaluarsa suatu zat. II. DASAR TEORI Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari segi kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan. Stabilitas suatu obat mencakup masalah kadar obat yang berkhasiat. Bila suau obat stabil artinya dalam waktu relative lama, obat akan berada dalam keadaan semula, tidak berubah atau bila berubah masih dalam batas yang diperbolehkan oleh peryaratan tertentu. Batas kadar obat masih bersisa 90% keatas masih bisa digunakan, tetapi bila kadarnya kurang dari 90% tidak dapat digunakan lagi atau disebut sebagai sub standar waktu diperlukan sehingga obat tinggal 90% disebut umur obat. Apabila bentuk sediaan dari suatu obat diubah, (misalnya dengan dilarutkan dalam suatu cairan, diserbuk atau pun ditambahkan bahan-bahan penolong lain), atau juga dilakukan modifikasi terhadap kondisi lingkungan dari obat itu sendiri yaitu misalnya dengan mengubah-ubah kondisi penyimpanannya dan lain sebagainya, maka dengan demikian stabilitas obat yang bersangkutan mungkin juga akan terpengaruh.
  • 3. Kestabilan dari suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal itu penting mengingat sediaannya biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan juga memerlukan waktu yang lama untuk sampai ketangan pasien yang membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat membahaykan jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan suatu zat hingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat tersebut optimum. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain adalah panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan lain-lain, digunakan dalam formula sediaan obat tersebut. Pada umumnya penentuan kestabilan suatu zat dapat dilakukan dengan cara kinetika kimia. Cara ini memerlukan waktu yang lama sehingga praktis digunakan dalam bidang farmasi. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penentuan kestabilan suatu zat kinetika kimia adalah: 1. Kecepatan Reaksi Kecepatan atau laju suatu reaksi diberikan sebagai ± dC/dt. Artinya terjadi penambahan (+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang waktu dt. Menurut hokum aksi massa, laju suatu reaksi kimia sebanding hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari zat-zatyang ikut serta dalam reaksi.
  • 4. Dalam reaksi : aA + bB + ….. = Produk laju reaksinya adalah : Laju = - 1/a d(A)/dt = -1/b d(B)/dt = …… = k(A)a(B)b…… k adalah konsentrasi laju. Laju berkurang masing-masing komponen reaksi diberikan dalam bentuk jumlah mol ekuivalen masing-masing komponen yang ikut serta dalam reaksi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi a. Temperatur Sejumlah faktor lain, selain konsentrasi dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Diantaranya adalah temperature, pelarut, katalis dan sinar. Kecepatan berbagai reaksi bertambah kira-kira dua atau tiga kalinya tiap kenaikan 10°C. Pengaruh temperature terhadap laju ini diberikan dengan persamaan yang pertama kali dikemukakan oleh Arrhineus. k = Ae-Ea/RT atau log k = log A – Ea . 1 2,303 RT Dimana laju spesifik, A adalah konstanta yang disebut factor frejuensi, Es asalah energi aktifasi R adalah konstanta gas, 1,987 kalori/derajat mol, dan T adalah temperature absolute. Konstanta itu dapat dicari
  • 5. dengan menentukan k pada berbagai temperature dan memplot 1/T terhadap log k. b. Kekuatan Ion Pengaruh kekuatan ion terhadap kecepatan reaksi dapat dilihat dari persamaan berikut: Log K = log ko + 1,02 zAzB μ Dimana : K = Konstanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion tertentu ko = Konatanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion = 0 z = Muatan ion μ = Kekuatan ion c. Pengaruh pH Reaksi penguraian beberapa larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan asam (H+) atau basa (OH-). Katalisator ini disebut katalisator asam basa khusus. Misalnya pada reaksi hidrolisa ester (S) dalam air (R). S + R ---------- P S + H+ ---------- SH+ SH+ + R ====== P Skema reaksi umum ini menganggap bahwa hasil reaksi P pada reaksi hidrolisis ini tidak bergantung kembali membentuk ester. Untuk reaksi ini pada umumnya, laju pembentukan hasil reaksi dinyatakan dengan :
  • 6. Dp = k (SH+) dt (S)(H+) konsentrasi asam konjugat SH+ merupakan jumlah yang dapat diukur, karena pra-kesetimbangan membutuhkan : K = (SH+) (S)(H+) Sehingga : (SH+) = K (S)(H+) Dan : dP = kK(S)(H+) dt 3. Tingkat Reaksi dan Cara Penentuan Orde reaksi dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu: a. Metode Substitusi Data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi disubstitusikan ke dalam bentuk integral dari persamaan berbagai orde reaksi. Jika persamaan itu menghasilkan harga k yang tetap konstan dalam batas-batas variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde reaksi tersebut. b. Metode Grafik Plot data dalam bentuk grafik dapat digunakan untuk mengetahui orde reaksi tersebut. Jika konsentrasi diplot terhadap t dan didapatkan garis lurus, reaksi adalah orde nol. Reaksi dikatakan orde pertama bila log (Co – X) terhadap t menghasilkan garis lurus bila 1 / (Co – X) diplot terhadap t (jika konsentrasi mula-mula sama). Jika plot 1 / (Co – X)2 terhadap t
  • 7. menghasilkan garis lurus dengan seluruh reaktan konsenrasi mula- mulanya, reaksi adalah orde ketiga. c. Metode Waktu Paruh Waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai setengahnya dari konsentrasi mula-mula adalah waktu paruh. Dalam reaksi orde nol, waktu paruh sebanding dengan konsentrasi awal (Co) seperti pada tabel waktu paruh: Orde Persamaan orde reaksi waktu paruh 0 X = k.t t1/2 = Co / 2k 1 Log Co = k.t (Co – X) 2,303 t 1/2 = 0,693 / k 2 X = k.t Co(Co – X) t ½ = 1 / Co.k Kecepatan dekomposisi obat ditunjukkan oleh kecepatan perubahan mula- mula satu atau lebih reaktan dan ini dinyatakan dengan tetapan kecepatan reaksi k, yang untuk orde ke satu dinyatakan sebagai harga resiprok dari detik, menit, dan jam. Kecepatan terurainya suatu zat padat mengikuti reaksi orde nol, orde satu, ataupun orde dua, yang persamaan tetapan kecepatan reaksinya seperti tercantum dibawah ini: Orde nol: k = C t Orde I: k = 2,302 log Co atau k = 2,302 log Co t C t Co-X Orde II: k = X Co(Co – X)t
  • 8. Dimana: k = tetapan kecepatan reaksi Co = konsentrasi mula-mula zat C = konsentrasi zat pada waktu t X = jumlah obat yang terurai pada waktu t Co – X = konsentrasi mula-mula jumlah yang terurai pada waktu t Uraian Bahan: 1. Air suling (Ditjen POM, 1979: 96) Nama resmi : Aqua destillata. Sinonim : Air suling. Rumus Molekul : H2O. Berat Molekul : 18,02 . Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan :Sebagai pelarut. 2. NaOH (Ditjen POM, 1979: 472) Nama resmi : Natrii hydroxydum. Sinonim : Natrium hidroksida. Rumus Molekul : NaOH. Berat Molekul : 40,00.
  • 9. Pemerian : Bentuk batang, butiran, rasa halus, tau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukan susunan hablur putih, mudah meleleh, basah, sangat alkalis dan korosit segera menyerap karbondioksida. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol 95%. Kegunaan : Zat tambahan. 3. Parasetamol (Ditjen POM, 1979: 37) Nama resmi : Asetaminofen Sinonim : Parasetamol Rumus Molekul : C8H9NO2 Berat Molekul : 151,16 Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Terlindung dari cahaya. Kelarutan : larut dalam 70 bagian etanol 95%P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida. Kegunaan : Sampel uji.
  • 10. III. PROSEDUR a. Penyiapan Larutan Uji 1. 100 mg paracetamol larutkan dalam 50 ml NaOH tambahair hingga100 ml 2. Dari larutan 1000 ppm di pipet 1,2,3,4, dan 5 ml masukan ke Labu ukur, sampai membentuk 10-50pm b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimal Tentukan panjang gelombang max paracetamol dengan menggunakan larutan paracetamol40 ppm pada panjang gelombang 200-300 nm c. Pembuatan Kurva Kalibrasi Konsentras (ppm) (x) Absorban (y) 10 20 30
  • 11. 40 50 d. Penetapan kadar sirup paracetamol + Parasetamol 1 mol larutan NaOH sampai 10 ml ambil 1 ml tambah air hingga 50 ml e. Penentuan umur simpan sirup paracetamol 5ml sirup paracetamol vial oven pada suhu 40 dan 75°C Pada hari ke 0,1,2,3,4 ambil 1 vial diukur kadar paracetamol. IV. DATA HASIL PENGAMATAN Hari (t) Suhu 40°C 75°C 0 35,6949 35,6949 1 32,934 34,353 2 30,846045 30,238289
  • 12. 1. Menentukan orde reaksi a. Suhu 40°C Hari Konsentrasi (C) Log C 1/C 0 35.6949 1.55260617 0.028015207 1 32.934 1.517644481 0.030363758 2 30.846045 1.489199488 0.032419067 Persamaan : y = bx +a ; r  y = -2,4244275x + 35,5827425 r = -0,996805194  y = -0,031703342x + 1,551520055 r = 0,9982  y = 0,0022019305x + 0,028064 r = 0,9926 b. Suhu 75°C Hari Konsentrasi (C) Log C 1/C 0 35.6949 1.55260617 0.028015207 1 34.353 1.535964669 0.029109539 2 30.23829 1.480557213 0.033070654 Persamaan : y = bx +a ; r  y = -2,7283075x + 36,1570358 r = 0,959555  y = -0,036024507x + 1,559067172 r = 0,95498  y = 0,0257726x + 0,0027537400 r = 0,95036
  • 13. 1. Menentukan harga k dan membuat persamaan Suhu K Log k 1/T 40°C 2,4244275 0,384609201 0,003194888179 75°C 2,7280375 0,435850335 0,002873563218 Jadi persamaan : y = 0,433x – 0,431 r = 1 2. Menentukan Kadaluarsa Obat y = 0,433x – 0,431 dimana x = 1 75+273 = 0,0028735632 y = 0,433 (0,0028735632) – 0,431 log k = -0,42955 k = 0,37192  Ct = Co - kt 90% Co = 100% Co – kt 0,9 x 35,6949 = 35,6949 – 0,37192 t 32,12541 = 35,6949 – 0,37192 t t = 35,6949−32,12541 0,37192 = 9,59746 hari Jadi sirup paracetamol akan kadaluarsa setelah 9 hari.
  • 14. V. PEMBAHASAN Kestabilan suatu zat merupakan factor yang harus diperhatikan yaitu pembuatan sediaan farmasi. Oleh karena itu hasil dari pembuatan sediaan farmasi itu khususnya obat dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil uaraian itu bersifat toksik sehingga sangat atau dapat membahayakan pada konsumen. Oleh karena itu kita perlu mengtahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat atau obat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat optimum. Faktro-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu obat antara lain yaitu panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH dan mikroorganisme. Stabilitas obat mencakup masalah kadar obat yang berkhasiat. Bila suatu obat stabil artinya dalam waktu lama obat akan berada dalam keadaan semula, tidak mengalami perubahan atau jika berubah masih dalam batas yang sesuai persyaratan. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang stabilitas obat dengan tujuan menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan obat, menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian suatu zat dan menentukan waktu kadaluarsa suatu zat. Bahan uji pada praktikum ini adalah paracetamol. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer.
  • 15. Mekanisme kerja spektrofotometri, sinar dari sumber sinar adalah sinar polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator, kemudian sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi contoh maka akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh detektor untuk diubah menjadi energi listrik ang kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan yang dihasilkan adalah absorban atau transmitan). Percobaan pertama, dilakukan uji penentuan nilai absorbansi parasetamol dengan melarutkan 100 mg parasetamol dalam 50 ml NaOH 0,1 N kemudian ditambahkan air hingga 100 ml (1000 ppm). Kemudian dari larutan 1000 ppm dipipet masing masing 1, 2, 3, 4, dan 5 ml kedalam masing-masing labu takar 100 ml, setelah itu dicukupkan volumenya dengan air hingga diperoleh konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Kemudian ditentukan panjang gelombang maksimal parasetamol, dengan spektroforometer ditempatkan pada panjang gelombang antara 200-300 nm agar daerah panjang gelombang yang diperlukan dapat terliputi sehingga panjang gelombang yang didapatkan untuk paracetamol adalah 251 nm. Setelah dilakukan percobaan dan dibuat kurva antara nilai konsentrasi dan nilai absorbansi, nilai R2 yang didapat adalah 0,99.
  • 16. Percobaan kedua yaitu penetapan kadar sirup parasetamol. Sirup parasetamol sebanyak 1 ml ditambahkan larutan NaOH 0,1 N hingga 10 ml kemudian dipipet sebanyak 1 ml ditambahakan air hingga 50 ml. Untuk menentukan umur simpan paracetamol, sirup parasetamol dimasukan kedalam vial masing-masing sebanyak 5 ml, kemudian vial- vial tersebut masukkan dalm oven pada suhu 400 C , dan 750 C. Pada hari ke 0, 1, dan 2, di ambil 1 vial dan di ukur absorbannya pada spektrofotometer, maksud dari dilakukannya variasi suhu tersebut yaitu agar diketahui pada suhu berapa suatu sediaan secara optimum dapat stabil dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi suatu obat, maksud dilakukannya variasi hari tersebut yaitu untuk mengetahui dimana pada setiap hari, kestabilan suatu sediaan atau obat makin berkurang atau batas kadaluarsa obat semakin cepat. Hasil percobaan adalah diperoleh hasil Usia simpan (waktu kadaluarsa) dari sampel paracetamol adalah 9,59746 hari. Aplikasi stabilitas bahan obat dalam dunia farmasi yaitu untuk mengetahui profil fisika kimia yang lengkap dari bahan obat yang tersedia, yaitu dengan diketahui stabilitas suatu obat, maka kita dapat mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari obat tersebut. sangat penting dimana kita dapat mengetahui dan menetapkan massa kadaluarsa (data exp) dari setiap sediaan obat atau makanan yang diproduksi.
  • 17. VI. KESIMPULAN Dari data hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan: 1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain adalah panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan lain-lain, digunakan dalam formula sediaan obat tersebut. 2. Paracetamol mempunyai orde reaksi nol. 3. Usia simpan (waktu kadaluarsa) dari sampel paracetamol adalah 9,59746 hari. VII. DAFTAR PUSTAKA Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta Martin, A. (1990). Farmasi Fisik Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia Press Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta