Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
1. MENGHITUNG KONSENTRASI ASPIRIN DALAM TABLET MENGGUNAKAN METODE TITRASI ASAM BASA
Meiseti Awan*, Pramita Rosma Aryani, Lisa Purpitasari
Lab. Kimia Dasar Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 1 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia 50229
meiseticloudz@gmail.com, 085726358476
Abstrak
Aspirin merupakan bahan obat yang telah digunakan secara luas. Senyawa ini merupakan turunan ester dari asam salisilat dan dibuat dari asetilasi asam salisilat dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat. Dalam penggunaannya sebagai bahan pembuatan obat, konsentrasi aspirin yang digunakan haruslah sesuai dengan dosis yang sesuai. Pada percobaan kali ini kita akan mencari konsentrasi aspirin dalam suatu tablet yang mempunyai massa 0,588 gram. Metode yang digunakan adalah titrasi asam basa menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftialn (PP). Indikator fenolftialin (PP) digunakan untuk mengetahui perubahan PH larutan dengan melihat perubahan warna yang konstan selama satu menit. Tablet aspirin ditumbuk hingga halus, kemudian dimasukan ke dalam gelas kimia 125 ml dan ditambah alkohol 25 ml. Larutan dikocok selama 5 menit kemudian dipanaskan sampai mendidih. Tambahkan air suling 40 ml, selanjutnya larutan dibagi dalam 3 erlenmeyer yang sebelumnya telah ditetesi indikator PP sebanyak 2 tetes. Masing-masin erlenmeyer dititrasi menggunakan NaOH 0,1 M. Sambil digoyangkan, maka akan terjadi perubahan warna pada larutan menjadi kemerahan selama beberapa saat. Banyaknya volume NaOH yang digunakan dalam titrasi ini yang menjadi acuan untuk menghitung PH aspirin tersebut. Semakin banyak volume NaOH yang digunakan maka dapat disimpulkan nilai PH awal larutan aspirin semakin kecil.
Kata Kunci: aspirin, konsentrasi, PH
Abstract
Aspirin is a drug substance that has been used widely. This compound is an ester derivative of salicylic acid and salicylic acid made from acetylated with acetyl chloride or acetic acid anhydride. In use as materials for drugs, aspirin concentration used must be in accordance with the appropriate dose. In this experiment we will look for the concentration of aspirin in a tablet that has a mass of 0.588 grams. The method used is the acid-base titration using NaOH solution and fenolftialn indicator (PP). Fenolftialin indicator (PP) is used to determine the change in pH of the solution by looking at the color change is constant for a minute. Aspirin tablets until finely ground, then put into a beaker of 125 ml and 25 ml of alcohol plus. The solution was shaken for 5 minutes and then heated to boiling. Add 40 ml of distilled water, then the solution was divided into 3 erlenmeyer previously PP indicator drops by 2 drops. Each brackish erlenmeyer titrated using 0.1 M NaOH While shaken, there will be a change in the color of the solution became red for a moment. A large volume of NaOH used in this titration is the reference for calculating the PH aspirin. The more the volume of NaOH are used, it can be concluded the initial pH value of a solution of aspirin is getting smaller.
Key Word: consentration, aspirin, NaOH, PP indicator
2. Pendahuluan
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam pembentukan prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut.
Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi dan juga dengan pemanasan. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin.
Penggunaan aspirin yang berlebihan juga akan menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya. Beberapa efek samping dari penggunaan aspirin adalah sebagai berikut: mulas atau iritasi pada perut, reaksi alergi, menyebabkan bayi lahir abnormal, membahayakan dalam proses operaso karena mencegah penggumpalan darah, stroke, asma, dan masih banyak lagi. Selain itu, hasil studi Aspirin for Asymptomatic Atherosclerosis (AAA) mmeberikan pernyataan bahwa orang yang tidak memiliki gejala atau didiagnosis menderita penyakit pembuluh darah atau jantung tidak boleh mengonsumsi aspirin, karena resiko pendarahan mungkin lebih besar dari manfaatnya.
Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Menggunakan molar akan memudahkan perhitungan dalam stoikiometri karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol, namun penggunaan satuan dalam pengukuran volum menjadi kurang tepat, karena volume suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun.
3. Konsentrasi aspirin didapat dari perkalian dengan volum dan molar NaOH, dimana volum NaOH diperoleh dari percobaan titrasi asam basa. Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kunatitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk mennetukan konsentrasi dari reaktan. Analisis titrimetri merupakan suatu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri dari reaksi-reaksi kimia. Dalam analisis titrasi terdapat titran merupakan pereaksi yang ditambahkan sedikit-sedikit dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Penambahan titran dilanjutkan hingga sejumlah titran yang ekivalen dengan pereaksi lain telah ditambahkan. Maka dikatakan bahwa titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila pemabahan titran berhenti, praktikan dapat menggunakan sebuah zat kimia yang disebut indikator, yang bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubagan warna.
Memilih indikator yang akan digunakan merupakan salah satu aspek penting dari analisis tetrimetri. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentunya merupakan suatu harapan, bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Salah satu indikator yang dapat digunakan adalah indikator fenolftalin (PP). Pada percobaan kali ini kami akan menghitung konsentrasi aspirin dalam tablet dengan metode titrasi menggunakan indikator PP.
Metode
Untuk menghitung konsentrasi aspirin dalam tablet, kita menggunakan metode titrasi asam basa menggunakan indikator PP. Bahan yang digunakan adalah 1 tablet aspirin, larutan NaOH 0,1M, indikator PP, air suling, dan alkohol netral 70%. Sedangkan peralatan yang digunakan melitputi gelas kimia, tabung erlenmeyer, buret, neraca analitik, lumpang porselin, penjepit, dan lampu spirtus.
Percobaan dimulai dengan menumbuk tablet aspirin pada lumpang porselin sampai halus. Masukan serbuk tablet aspirin kedalam gelas kimia, kemudian cuci lumpang porselin dengan alkohol 70% sebanyak 25 ml dan masukan juga ke dalam gelas kimia. Goyangkan gelas kimia sampai semua serbuk larut dalam alkohol. Kemudian panaskan larutan dengan lampu spirtus sampai mendidih. Setelah dipanaskan, tambahkan aquades sebanyak 40 ml pada larutan untuk mengencerkan aspirin.
Siapkan 3 buah erlenmeyer yang telah diberi 2 tetes indikator PP. Masukan larutan aspirin tersebut ke dalam erlenmeyer dengan volume masing-masing 10 ml. Gunakanlah
4. gelas ukur untuk memudahkan dalam mendapatkan volume yang diinginkan. Mulailah menitrasi satu persatu erlenmeyer dengan NaOH 0,1M menggunakan buret. Goyangkan erlenmeyer ketika proses titrasi berlangsung dan amati jika ada perubahan warna menjadi kemerahan. Lakukan hal yang sama kepada 2 erlenmeyer yang lain. Catat berapa NaOH yang dibutuhkan untuk mengubah warna larutan menajadi kemerahan dari masing-masing erlenmeyer.
Hasil dan Pembahasan
Sebelum percobaan dimulai, terlebih dahulu perlu diketahui massa total dari tablet yang akan digunakan dalam percobaan, karena massa total tablet ini akan diperhitungkan dalam penghitungan konsentrasi aspirin yang terkandung di dalamnya. Dari hasil penimbangan menggunakan neraca digital, didapat hasil bahwa massa dari tablet adalah 0,588 gram. Dari massa tersebut akan dicari massa murni aspirin yang dikandungnya.
Hasil percobaan menunjukan bahwa jumlah volume larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menitrasi masing-masing larutan aspirin yang terdapat pada 3 erlenmeyer secara urut dari titrasi pertama sampai titrasi ketiga adalah 8,5 ml, 8,7 ml, dan 9,2 ml. Meskipun volume larutan aspirin yang digunakan untuk dititrasi pada masing-masing erlenmeyer adalah sama, yaitu 10 ml, namun data menunjukan bahwa volume NaOH yang dibutuhkan supaya larutan aspirin mencapai titik kesetimbangan mempunyai jumlah yang berbea-beda.
Aspirin merupakan turunan ester dari asam salisilat dan dibuat dengan cara esterifkasi dari asetilasi asam salisilat dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat dengan persamaan reaksi sebagai berikut
Setelah aspirin ditumbuk sampai halus dalam lumpang porselin, kemudian aspirin dimasukan ke dalam gelas kimia dengan diberi tambahan alkohol netral 70% sebanyak 25 ml. penambahan alkohol netral 70% ini dikarenakan aspirin mudah larut (1-10 bagian) dalam
5. alkohol. Aspirin ini sukar larut (100-1000 bagian) dalam air, oleh karena itu perlu di larutkan
dalam alkohol. Penggunaan alkohol yang sifatnya netral agar saat dititrasi tidak bereaksi
dengan komponen yang lain. Jika ternyata alkohol asam, maka nantinya saat dititrasi ternyata
tidak sepenuhnya NaOH menetralkan aspirin, tetapi juha dapat menetralkan alkohol. Jika
alkoholnya bersifat basa, maka nantinya saat dicampurkan dengan aspirin akan terjadi
penetralan antara alkohol dengan aspirin sebelum dilakukan titrasi, sehingga hasil titrasi tidak
valid karena ada komponen lain yang bereaksi antara aspirin dengan NaOH.
Setelah dilarutkan dalam etanol, maka di goyang-goyangkan tujuannya adalah agar
serbuk aspirin larut dalam etanol. Namun, jika hanya digoyangkan-goyangkan saja maka ada
beberapa serbuk aspirin yang belum larut secara merata pada etanol, oleh sebab itu perlu
dilakukan pemanasan tujuannya agar laruan yang didapatkan itu terdisperi sempurna di dalam
etanol. Setelah dipanaskan, larutan aspirin diberi aquades sebanyak 40 ml. Tujuannya supaya
pada saat melakukan titrasi, NaOH yang perlu untuk menitrasi aspirin lebih efisien.
Pemakaian aquades ini cocok untuk mengencerkan aspirin, karena aquades merupakan
larutan yang sifatnya netral dan inert. Setelah itu tambahkan 2 tetes indikator PP. Pemberian
2 tetes indikator PP sudah dianggap cukup, karena jika kita meneteskan lebih dari 2 tetes,
nantinya akan mempengaruhi volume aspirin.
Saat larutan aspirin ditambahkan PP warnanya masih bening, kemudian dititrasi
dengan larutan NaOH sambil digoyang-goyangkan, setelah mencapai titik ekivalen dimana
mol aspirin tepat bereaksi dengan NaOH menghasilkan produk dengan warna kemerahan.
Jika kita menggunakan indikator PP dalam titrasi asam basa, maka titik ekivalen ini berada
dalam rentang PH 8,3-10. Ketika proses titrasi berlangsung, gugus asetil dalam rekasi
netralisasi ini lebih sukar lepas dari pada gugus karbonil, sehingga terjadi reaksi sebagai
berikut
O
C
O
COOH
CH3 + NaOH
O
C
O
COOH
CH3 COONa
+ H O 2
6. Titrasi menggunakan indikator fenolftalin (PP) diakhiri saat terjadi perubahan warna
yang konstan. Perlu diperhatikan, bahwa perubahan warna ini terjadi sangat singkat yaitu
sekitar 1 menitan. Jika larutan sudah berubah menjadi bening lagi, maka larutan tersebut
harus digoyang lagi supaya kembali menghasilkan warna merah. Jika NaOH yang digunakan
saat titrasi berlebih, maka reaksinya dapat dituliskan seperti persamaan berikut
OH
COONa
O
C
O
COOH
CH3 COONa
+ NaOH + CH COONa 3
Dari setiap larutan aspirin pada erlenmeyer, dimana volume larutan dibuat sama yaitu
10 ml, ketika dititrasi dengan larutan NaOH, ternyata masing-masing erlenmeyer
membutuhkan jumlah volume NaOH yang berbeda sesuai dengan yang telah dijelaskan
sebelumnya. Data hasil percobaan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut
Tabel 1 Jumlah NaOH yang dibutuhkan dalam titrasi larutan aspirin 10 ml
Massa tablet (g) Percobaan ke - Volume aspirin (ml) Volume NaOH (ml)
0,588
1 10 8,5
2 10 8,7
3 10 9,2
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa massa tablet yang adalah 0,588. Dari massa
tersebut, akan kita cari konsentrasi dari aspirin. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan
percobaan pertama menggunakan volume aspirin 10 ml. Untuk mencapai titik ekivalen
dimana semua mol aspirin tepat bereaksi dengan NaOH membutuhkan volume NaOH
sejumlah 8,5 ml. percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan 10 ml larutan aspirin
dalam erlenmeyer. Untuk mencapai titik ekivalen dimana semua mol aspirin tepat bereaksi
dengan NaOH dengan ditandai warna larutan berubah menjadi merah muda, dibutuhkan
volume larutan NaOH sebanyak 8,7 ml. Percobaan ketiga dilakukan menggunakan larutas
7. aspirin sebanyak 10 ml, dititrasi dengan larutan NaOH dan ketika mencapai titik ekivalen, jumlah volume NaOH yang dibutuhkan sebanyak 9,2 ml.
Dari data percobaan tersebut dapat dilihat bahwa jumlah volume NaOH yang dibutuhkan pada masing-masing percobaan mempunyai nilai yang berbeda meskipun jumlah larutan aspirin yang digunakan sama. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah dalam ketiga percobaan tersebut, saat titrasi berlangsung, goyangan erlenmeyer yang diberikan pada masinig-masing percobaan berbeda. Semakin sering dan cepat erlenmeyer digoyangkan, maka reaksi antara NaOH dengan larutas aspirin akan semakin cepat, sehingga akan timbul warna merah.
Namun meskipun dari ketiga percobaan jumlah volume NaOH yang digunakan berbeda, kita akan menggunakan rata-rata dari ketiga volume tersebut untuk menentukan konsentrasi aspirinny. Konsentrasi aspirin dicari menggunakan rumus sebagai berikut
Volume rata-rata NaOH
Konsentrasi Aspirin
Jadi, konsentrasi aspirin dalam tablet dengan massa 0,588 gram adalah 26,9% dari massa tablet tersebut yaitu 0,158 gram atau 158 mg.
8. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulakn bahwa konsentrasi aspirin yang terkandung dalam 0,588 gram massa tablet adalah 26,9 % yaitu sebesar 158 mg. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode titrasi asam basa dengan indikator PP. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan volume NaOH yang dibutuhkan pada masing-masing percobaan sebesar 8,5 ml, 8,7 ml, dan 9,2 ml. Dengan mencari rata-rata volumenya NaOH, besar Mr aspirin, molar NaOH, dan massa tablet maka dapat dicari konsentrasi aspirin dalam tablet tersebut.
Daftar Pustaka
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/efek-samping-aspirin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin
http://www.Informasi%20Obat%20%20Aspirin%20-%20DechaCare.com.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritas
http://id.wikipedia.org/wiki/PH
http://rofiqoh9.blogspot.com/2013/05/analisa-aspirin.html
http://kimiamania11.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://farmasi07itb.wordpress.com/2008/12/17/esterifikasi-fenol-sintesis-aspirin/