1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI FISIK
PERCOBAAN IX “RHEOLOGI”
Senin, 18 Mei 2015
Disusun oleh:
Dianeti Hardianti (31113013)
Mina Audina (31113030)
Ria Oktaviani (31113042)
Rizki Mohamad F (31113045)
Kelompok 10
Farmasi 2A
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015
2. I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menerangkan arti rheologi;
2. Menggunakan alat-alat rheologi;
3. Menentukan jenis aliran dari gliserol dengan viscometer brookfield.
II. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan ini yaitu berdasarkan pada penghambatan aliran
cairan oleh sifat kekentalan (Viskositas) yang dimiliki cairan, dimana cairan
yang memiliki kekentalan yang berbeda, maka akan memiliki resistensi alir yang
berbeda pula. Penetuan kecepatan aliran suatu zat cair gliserol dengan
menggunakan viskometer Brookfield dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan aliran suatu zat cair.
III. DASAR TEORI
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti
mengalir, dan logos berarti ilmu. Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari
hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser
(shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda
padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas.
Rheologi sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam
formulasi dan analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim,
suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkut stabilitas,
keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim
kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu mneghasilkan suatu produk yang
3. mempunyai konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen.
Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan
farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap
batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan,
pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat
tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat,
bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas
telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan deformasinya ada dua
yaitu:
1. Sistem Newton
Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing stress
adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau
koefisien viskositas. Tipe alir ini umumnya dimiliki oleh zat cair tunggal serta
larutan dengan struktur molekul sederhana dengan volume molekul kecil. Tipe
aliran yang mengikuti Sistem Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan
tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser, sehingga
viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.
Ada beberapa istilah dalam Sistem Newton ini :
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv)
antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil
(dr).
4. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas
yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
F’/A = η dv/dr
η = (F’/A) / (dv/dr)= F / G
2. Sistem non-Newton.
Pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak
memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya
tekanan yang diberikan. Tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen
antara cairan dengan padatan seperti pada koloid, emulsi, dan suspensi.
Berdasarkan grafik sifat aliran atau rheogramnya, cairan non-newton terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu
a. Aliran Plastis
Kurva aliran plastik tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu
shearing diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal
dengan sebagai harga yield. Cairan plastik tidak akan mengalir sampai shearing
stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga
yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke
keadaan semula, tidak mengalir).stress (atau akan memotong jika bagian lurus
dari kurva tersebut
b. Aliran Psedoplastis
Aliran pseudoplastik ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom
alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil
5. selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastik diperlihatkan
oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastik,
yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran
pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga
tunggal.
c. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat
terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk
mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika shearing stress
dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
2. Cairan yang sifat alirnya dipengaruhi oleh waktu kelompok ini
terdiri dari
a. Aliran tiksotropi
Pada aliran tiksotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva naik.
Fenomena ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai aliran plastik dan
pseudoplastik. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya perubahan struktur yang
tidak segera kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan.
Sifat aliran semacam ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik (misalnya
polimer) yang memiliki banyak titik kontak dan tersusun membentuk jaringan
tiga dimensi. Pada keadaan diam, sistem akan membentuk gel dan bila diberi
tekanan geser, gel akan berubah menjadi sol.
b. Aliran rheopeksi
6. Pada aliran rheopeksi, kurva menurun berada di sebelah kanan kurva
naik. Hal ini terjadi karena pengocokan perlahan dan teratur akan mempercepat
pemadatan suatu sistem dilatan. Bentuk keseimbangan aliran rheopeksi adalah
gel.
c. Aliran Antitiksotropik
Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan penurunan tekanan
geser secara berulang-ulang pada sistem ini akan diperoleh suatu viskositas yang
terus bertambah sampai akhirnya suatu saat akan konstan.
Alat untuk menegukur viskositas dan heologi suatu zat disebut viskometer.
Ada 2 jenis viscometer, yaitu :
1. Viskometer satu titik
Viskometer ini hanya dapat dilakukan untuk menentukan viskositas
cairan Newton. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah viscometer
kapiler viscometer bola jatuh, penetrometer, dan lain-lain.
2. Viskometer banyak titik
Viskometer ini dapat digunakan untuk menentukan viskositas dan
rheologi cairan Newton dan Non Newton. Yang termasuk ke dalam
jenis ini adalah viscometer Stormer, Brookfield, Dll.
Uraian bahan
1. Gliserol
Nama resmi : Glycerolum
Nama lain : Gliserol, Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak
7. berbau; manis diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat mamadat
membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak
melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 20°.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%)
P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter
P dan dalam minyak lemak.
RM : CH2OH-CHOH-CH2OH
IV. PROSEDUR
Larutan Gliserol absolut
1 2 3
Pasang spindel pada gantungan spindel. Lakukan viskositas
1. Spindel no 2
1
20 rpm 30 rpm
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
8. 50 rpm 60 rpm
100 rpm
2. Spindel no 3
2
20 rpm 30 rpm
Rpm 50 rpm 60
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATATHidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
9. Rpm 100
3. Spindel no 4
3
Rpm 20 rpm 30
Rpm 50 rpm 60
Rpm 100
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol.
Biarkan spindel berputar
dan perhatikan jarum
merah pada skala.
CATAT
Hidupkan motor sambil
menekan tombol. Biarkan
spindel berputar dan
perhatikan jarum merah
pada skala. CATAT
11. 3. Spindel 4
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang rheologi. Percobaan
ini bertujuan untuk menentukan tipe aliran gliserol dengan menggunakan
viscometer brookfield.
Pada viscometer brookfield ini nilai viskositas didapatkan dengan
mengukur gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam
sample. Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas
dengan menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan (yang juga
dapat disebut viscosimeters) dapatmengukur viskositas melalui kondisi aliran
berbagai bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur viskositas sampel
dalam viskometer Brookfield, bahan harus diam didalam wadah sementara poros
bergerak sambil direndam dalam cairan. Prinsip kerja dari viscometer Brookfield
ini adalah semakin kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga
hambatannya semakin besar.
-50
0
50
100
150
200
0 20 40 60 80 100 120
cp
rpm
Kurva Viskositas
cp
12. VI. KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas dan rheologi pada
paraktikum adalah viskometer brookfield.
2. Gliserin merupakan larutan Newton karena memiliki nilai viskositas
yang konstan dan nilai viskositas tertinggi dibandingkan dengan
propilenglikol dan sirupus simpleks, dan dipengaruhi oleh suhu dan
tekanan tertentu
3. Semakin tinggi bobot jenis, maka waktu tempuh bola semakin kecil.
Semakin tinggi nilai kecepatan putar (rpm), maka viskositas semakin
besar.
Semakin besar spindle, maka kecepatan putar semakin lambat.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta
Martin, A. (1990). Farmasi Fisik Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia
Press