SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Reaksi kimia merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan
suatu zat,berarti kita merubah zat lain baik sifat maupun wujudnya. Reaksi
kimia adalah suatu proses perubahan kimia yang terjadi pada suatu materi
yang menghasilkan zat baru. Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif
peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergabung dengan secara
kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi,serta jumlah produk
pereaksi. Persamaan kimia menggunakan kimia untuk menunjukkan apa yang
terjadi saat reaksi kimia berlangsung.
Reaksi-reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi.
Diantaranya perubahan warna,perubahan wujud dan yang paling utama
adalah perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor.
Hampir sebagian besar reaksi kimia dilakukan dalam larutan. ada 3 macam
reaksi yang berlangsung dalam larutan,yaitu reaksi pengendapan,reaksi
netralisi,dan reaksi pembentukan gas.
Dalam bidang farmasi,reaksi kimia merupakan konsep dasar yang paling
penting. Prinsip kerja reaksi kimia banyak digunakan dalam mencampur
senyawa-senyawa yang hendak dijadikan sebagai obat. Sehingga dapat
diketahui reaksi apa saja yang terjadiapabila kita mencampur senyawa yang
satu dan lainnya dan menjadi dasar untuk berbagai praktikan.

B. Maksud dan Tujuan
1.

Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami jenis-jenis dan terjadinya reaksi kimia
2.

Tujuan percobaan
a.

Untuk menunjukkan berbagai jenis reaksi kimia.

b.

Untuk dapat mengamati terjadi atau tidaknya reaksi kimia.

c.

Untuk menggunakan persamaan kimia dalam menggambarkan reaksi
kimia.

C. Prinsip percobaan
Penentuan reaksi kombinasi pada sampel (aluminium foil) yang diamati
perubahan warna pada aluminium foil pada saat pembakaran.
Penentuan reaksi dekomposisi pada sampel (KBr dan KBrO 3) yang
dipanaskan dengan indikator korek api serta (NH4)2SO4 yang dipanaskan
dengan indikator kertas lakmus.
Penentuan reaksi subtitusi pada sampel (Fe + NaOH, Fe + H2SO4, Fe +
HCl, Al + NaOH, Al + H 2SO4, Al + HCl) yang dihomogenkan dalam tabung
reaksi.
Penentuan reaksi metatesis pada sampel (HCl + NaOH, FeCl 3 + NaOH,
KBr + AgNO3, KBrO3 +AgNO3, CaCl2 + H2SO4, HCl + AgNO3, dan AgNO3
+ NaCl) yang dihomogenkan dalam tabung reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari satu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik. Biasanya
merupakan reaksi antara ion , sedangkan reaksi yang terjadi pada senyawa
organik biasanya dalm bentuk molekul.
Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atomatom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik
dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen
yang baru.
Proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang
baru membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat
berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah,
seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan
ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru atau dapat berlangsung
secara serentak. (Riswujanto,1996 : 83)
Dengan mengetahui beberapa sifat-sifet jenis reaksi, kita dapat
menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah dan mungkin reaksi itu terjadi
lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua
reaksi kimia.
1.

Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimanasuatu unsur atau senyawa
bergabung

denga

oksigen

dengan

membentuk

senyawa

yang

mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O, dan SO2. Reaksi
propana dengan oksigen merupakan eaksi pembakaran.
2.

Penggabungan
Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih
kompleks terbentuk dari dua/lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur
maupun senyawa). Reaksi merupakan sintesis dari unsur-unsurnya,
metanol dari CO dan H2.

3.

Penguraian
Penguraian adalah suatu reaksi kimia dimana suatu zat dipecah
menjadi zat yang leih sederhana.

4.

Penggantian
Penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan

unsur lain daam suatu senyawa.
5.

Metatesis
Metatesis adalah suatu reaksi kimia dimana terjadi pertukaran antara
2 reaksi. Dalam reaksi NO3- dan C- ditukar tempatnya sehingga NO3bergabung dengan Na+ dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl
yang tidak larut. (Petrucci, 1989 : 96)
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan

pada pemahaman

mendalam

dan informasi

yang

diperoleh dalam

perkembangan ilmu kimia deksriptif. Tiga macam perubahan selalu menyertai
reaksi kimia. Ketika reaksi kimia berlangsung, pereaksi berubah menjadi hasil
reaaksi yang mempunyai ( I ) sulfat, ( 2 ) susunan dan ( 3 ) energi dalam yang
berlainan. (Putjaatmaka, 2001 : 88)
Reaksi kimia menunjukkan kesetimbangan dinamis, di mana terdapat
reaktan dan produk tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan
unutk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada
konentrasi reaktan yangbelum bereaksi dalam campuran kesetimbangan
sehingga untuk tujuan praktisnya reaksi dikatakan “sempurna”. (Afkins, 2003
: 226)
Secara umum kita dapat menyetarakan persamaan kimia molekul
beberapa tahap sebagai berikut (Raymond Chang, 2004 : 71) :
a.

Identifikasi semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul
yang benar, masing-masing dari sisi kiri dan kanan dari persamaan.

b.

Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang
berbeda jumlah atom dari tiap unsur pada kedua sisi persamaan agar kita
dapat mengubah koefisien tetapi subksripnya tidak boleh diubah.
Permukaan subksrip ( angka dalam rumus molekul ) akan mengubah
identitas dari senyawa misalnya 2NO2 berarti dua molekul nitrogan
dioksida. Tetapi nilai kita lipatduakan subksripnya. Kita memperoleh
N2O4 yaitu dinitrogen tetra oksida, senyawa yang jauh berbeda.
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menyatakan perubahan materi

dalam suatu reaksi kimia. Contohnya C + O2

CO2. Zat-zat yang ada

disebelah kiri tanda panah adalah hasil reaksi ( produk ). Apabila persamaan
reaksinya belum setara antar jumlah disebelah kiri dan kanan tanda panah
belum sama. Maka persamaan reaksi harus disetarakan dengan menambahkan
angka koefisien didepan rumus kimia zat-zat. (Jamal, 2003 : 24)
Studi tentang reaksi kimia dan mekanisme reaksi dipelajari dalm kinetika
kimia. Pengetauan tentang kinetika kimia sangat penting untuk penerapan
kimia dalam skala industri. Rancangan industri kimia seringkali didasarkan
pada kecepatan reaksi dan perubahan kecepatan reaksi akibat perubahan suhu,
tekanan dan konsentrasi. Rumus kimia ada yang berjalan sangat cepat, tetapi
ada yang sangat lambat. Peluruhan radioaktif misalnya ada yang berjalan
sangat cepat (dalam orde detik) namun ada yang berjalan sangat lambat
(dalam orde tahun). (Laboratorium Kimia FMIPA UNM, 2010 : 28)
B. Uraian Bahan
1.

Air suling

(Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama lain

: Air suling

Rumus molekul

: H2O

Berat molekul

: 18,02 gr/mol

Pemerian

: cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa

Penyimpanan
Kegunaan

2.

: dalam wadah tertutup rapat
: sebagai zat pelarut

NaOH

(Dirjen POM, 1979 : 412)

Nama resmi

: NATRII HYDROXYDUM

Nama lain

: natrium hidroksida

Rumus molekul

: NaOH

Berat molekul

: 40, 60 gr/mol

Pemerian

: bentuk batang, butiran, massa hblur atau keping,
kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur : putih,mudah meleleh basah, sangat
alkalif dan korolif, segera menyerap karbon
dioksida.
Kelarutan
Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan
3.

: sangat mudah larut dalam air,etanol (95%)P

: reaktan dalam proses metatesis

Asam klorida

( Dirjen POM, 1979 : 649 )

Nama resmi

: ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain

: asam klorida

Rumus molekul

: HCl

Berat molekul

: 36,46

Pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan denagn dua bagian
air, asap dan bau hilang

Penyimpanan
Kegunaan
4.

: dalam wadah tertutup rapat
: reaktan dalam proses subtitusi

Kalium iodida

(Dirjen POM, 1979)

Nama resmi

: KALII IODIDUM

Nama lain

: kalium iodida

Rumus molekul

: KI

Berat molekul

: 166,0 gr/mol

Pemerian

: hablur, heksa hidral, transparan atau tidak
berwarna, opak dan putih, atau serbuk putih,
higroskopik
Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: sebagai pembanding dalam reaksi dekomposisi
KIO3

5.

Besi (III) Nitrat

(Dirjen POM, 1979 : 763)

Nama resmi
Nama lain

: Besi ( III ) Nitrat

Rumus molekul

: Fe(NO3)2

Berat molekul

: 404,0 gr/mol

Pemerian

: serbuk putih

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan
6.

: FERROSI NITRAT

: reaktan dalam proses metatesis

Natrium karbonat (Dirjen POM, 1979 : 400)
Nama resmi
Nama lain

: natrium karbonat

Rumus molekul

: Na2CO3

Berat molekul

: 124,00 gr/mol

Pemerian

: hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan
7.

: NATRII CARBONAS

: reaktan dalam proses metatesis

Perak nitrat

(Dirjen POM, 1979 : 97)
Nama resmi

: ARGENTI NITRAS

Nama lain

: perak nitrat

Rumus molekul

: AgNO3

Berat molekul

: 169, 87 gr/mol

Pemerian

: hablur transparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena
cahaya

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%)P

Penyimpanan
Kegunaan
8.

: dalam wadah tertutup baik
: pereaksi

Barium klorida

(Dirjen POM, 1979 : 656)

Nama resmi
Nama lain

: barium klorida

Rumus molekul

: BaCl2

Berat molekul

: 208,336 gr/mol

Pemerian

: hablur tidak berwarna

Kelarutan

: larut dalam 5 bagian air

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan
9.

: BARII CHLORIDUM

: pereaksi

Asam sulfat

(Dirjen POM,1979 : 794)
Nama lain

: ACIDUM SULFARIUM

Nama lain

: asam sulfat

Rumus molekul

: H2SO4

Berat molekul

: 98,07 gr/mol

Pemerian

: cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna, jika ditambahkan air menimbulkan
panas

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: pereaksi

10. Kalium iodat

(Dirjen POM, 1979 : 689)

Nama lain

: KALII IODAT

Nama lain

: kalium iodat

Rumus molekul

: KIO3

Berat molekul

: 213,998gr/mol

Pemerian

: serbuk hablur putih

Kelarutan

: larut dalam air

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: sebagai reaktan

11. Kalium nitrat
Nama lain

(Dirjen POM, 1979 : 691)
: KALIUM NITRAS
Nama lain

: kalium nitrat

Rumus molekul

: KNO3

Berat molekul

: 101,1032 gr/mol

Pemerian

: hablur tidak berwarna atau serbuk habur putih

Kelarutan

: larut dalam 3,3 bagian air

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: reaktan dalam metatesis

12. Kalium kromat

(Dirjen POM, 1979 : 690)

Nama lain

: KALIUM KROMAT

Nama lain

: kalium kromat

Rumus molekul

: K2CrO4

Berat molekul

: 194,1902 gr/mol

Pemerian

: massa hablur kuning

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air jernih

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: reaktan dalam metatesis

13. Natrium klorida

(Dirjen POM, 1979 : 403)

Nama lain

: NATRII CHLORIDUM

Nama lain

: natrium klorida

Rumus molekul

: NaCl
Berat molekul

: 54,44 gr/mol

Pemerian

: hablur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan

: larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih, dan dalam lebih 10 bagian gliserol,
sukar larut dalam etanol (95%) P

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: reaktan dalam metatesis

14. Aluminium foil

(Dirjen POM,1979 : 639)

Nama lain

: ALUMINII

Nama lain

: aluminium foil

Rumus molekul

: Al

Berat molekul

: 26,92 gr/mol

Pemerian

: warna keperakan, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan

: tidak larut dalam

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: reaktan

C. Prosedur kerja
1.

Reaksi kombinasi
a.

Ambil sepotong aluminium foil sekitar 2

0,5 inc. pegang salah satu

ujungnya dengan pinset atau penjepit tabung dan ujung lainnya di
bagian terpanas nyala api bunsen. Amati apa yang terjadi dan catat
hasil

pengamatan

anda

dan

selesaikan

persamaan

reaksi

keseimbangan jika anda melihat bahwa terjadi reaksi. Simpan
aluminium foil pada sebuah kawat kasa untuk mendinginkannya.
b.

Ambil sepotong kawat tembaga, pegang disalah satu ujung dengan
sepasang pinset atau penepit dan ujung lainnya di bagian terpanas
dari nyala api bunsen. Amati apa yang terjadi dengan logam. Catat
pengamatan anda dan selesaikan persamaan keseibangan jika anda
melihat bahwa reaksi telah terjadi. Dinginkan kawat pada kawat
kasa.

c.

Korek yang bagian abu-abu dari permukaan aluminium yang
diperoleh pada langkah no.1 ka dalam tabung reaksi. Tambahkan 1
ml air dan kocok. Apakah padatan terlarut? Catat pengamatan anda.

d.

Korek bagian yang hitam dari permukaan tembaga yang diperoleh
pada langkah no.2 ke tabung reaksi. Tambah 1 ml air dan kocok.
Apakah padatan terlarut? Catat pengamatan anda.

2.

Reaksi dekomposisi
a.

Dekomposisi amonium karbonat. Masukkan 0,5 g amonium karbonat
ke dalam tabung reaksi kering dan bersih. Panaskan tabung reaksi
pada nyala api bunsen. Letakkan selembar kertas lakmus merah yang
basah pada mulut tabung reaksi. Apa yang terjadi? Apakah ada gas
yang dihasilkan ? apa yang terjadi padawarna kertas lakmus? Gas
amonia bersifat basa dan ternyata kertas lakmus merah basah
berubah menjadi biru. Catat pengamatan anda dan selesaikan
persamaan jika anda melihat bahwa reaksi telah terjadi

b.

Dekomposisi kalium iodat
1) Ambil 3 tabung reaksi yang kering dan bersih. Berikan label dan
tambahkan 0,5 g senyawa dibawah ini :
a) KIO3

2) KIO3

3) KI

2) Panaskan tabung reaksi no.1 dengan api terpanas dari bunsen.
Jauhkan penjepit tabung reaksi dibagian ujung atas tabung
tersebut. Sementara tabung 1 dipanaskan, ambil kayu belat yang
manyala,

taruh

dekat

mulut

tabung

reaksi.

Oksigen

menyebabkan pembakaran korek bersinar lebih cerah atau
mungkin mejadi api dengan khadiran oksigen. Catat apa yang
terjadi pada korek dan tuliskan persamaan reaksi.
3) Keluarkan tabung reaksi dari api dan biarkan hingga dingin.
Tambahkan 5 ml air suling untuk masing-masing dari tiga
tabung tes dan aduk secara menyeluruh untuk memastikan
bahwa padatab benar-benar terlarut. Tambahkan 10 tetes larutan
AgNO3 0,1 M untuk setiap tabung uji. Amata apa yang terjadi
pada setiap larutan. Catat warna psipitat dan seimbangkan
persamaan untuk reaksi ini. (KIO3 dan padatan KI dapat
dibedakan oleh hasil uji dengan AgNO3.Agl adalah endapan
kuning,AgIO3 adalah endapan putih). Senyawa apa yang terjadi
dalam tabung 1 setelah dipanaskan?
3.

Reaksi subtitusi
a.

Dalam rak tabung reaksi, aturlah tabung reaksi berlabel dari 1
samapai 9. Masukkan 1 ml (sekitar 20 tetes) dari laruan dibawah ini
denagn sepotong logam.
1) H2O

Ca

2) H2O

Fe
3) H2O
4) HCl 3 M

Zn

5) HCl 6 M

Pb

6) HCl 6 M

Cu

7) NaNO3 0,1 M

Al

8) CuCl2 0,1 M

Al

9) AgNO3 0,1 M
b.

Cu

Cu

Amati campuran selama 20 menit. Perhatikan setiap perubahan
warna, evolusi gas, setiap pembentukan presipitat, atau perubahan
energi ( pegang setiap tabung reaksi dan perhatikan apakah tabung
menjadi lebih hangat atau dingin ) yang terjadi selama reaksi : catat
observasi anda pada tempat yang sesuai pada lembar laporan (9).
Tulis persamaaan reaksi yang trjadi secara lengkap. Untuk kasuskasus dimana tidak ada reaksi yang terjadi,tulis “ tidak breaksi “.

c.

Buang logam yang tidak bereaksi seperti yang diarahkan oleh
instruktur anda.

4.

Reaksi metatesis
a.

Setiap percobaan pada bagian membutuhkan pencampuran volume
yang sama dari dua larutan dalam tabung reaksi. Gunakan sekitar 10
tetes setiap larutan. Catat pengamatan anda pada saat pencampuran
(10). Ketika timbul tanda- tanda adanya reaksi, pgang abung reaksi
untuk mengetahui adanya perubahan energi (eksotermik atau
endotermik). Larutan untuk dicampur diuraikan dalam tabel di
bawah ini.
NaCl 0,1 M
NaCl 0,1 M

AgNO3 0,1 M

Na2CO3 0,1 M

HCl 3 M

NaOH 3 M

HCl 3 M

BaCl2 0,1 M

H2SO4 3 M

Pb(NO3)2 0,1 M

K2CrO4 0,1 M

Fe(NO3) 0,1 M

NaOH 3 M

Cu(NO3)2 0,1 M

b.

KNO3 0,1 M

NaOH 3 M

Bila terjadi reaksi tulis persamaan keseimbangan reaksinya, tandai
bila terjadi endapan, gas, atau perubahan warna.

c.

Buang larutan sesuai petunjuk instruktur anda
Beberapa endapan yang tidak larut
AgCl

Putih

Ag2CrO4

Merah

AgIO3

Putih

Agl

Kuning

BaSO4

Putih

Cu(OH)2

Biru

Fe(OH3)

Merah

PbCrO4

Kuning

PbI2

Kuning

PbSO4

Putih
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan
1.

Alat yang digunakan
Alat- alat yang digunakan dalam percoaan ini: batang pengaduk
1 buah, botol semprot 1 buah, spiritus 1 buah, gelas ukur 2 buah, kawat
kasa, penjepit tabung 2 buah, pinset 1 buah, pipet tetes 6 buah, rak tabung
reaksi 2 buah, sendok porselin 1 buah, dan tabung reaksi 14 buah, kawat
tembaga, kayu bulat, korek api, aluminium foil.

2.

Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, AgNO 3 0,1 M, BaCl
0,1 M, CaCl 0,1 M, Cu(NO3)2 0,1 M, Fe(NO3)2 0,1 M, HCl 3 M dan 6 M,
H2O, H2SO4 3 M, ICIO3 0,1 M, K2CrO4 0,1 M, kertas lakmus merah,
KNO3 0,1 M, NaCl 0,1 M, NaCO 3 0,1 M, Na2CO3 0,1 M, NaOH 3 M,
NaNO3 0,1 M, dan Pb(NO3)2 0,1 M.

B. Cara kerja
1.

Reaksi kombinasi
a.

Disiapkan alat dan bahan;
b.

Diambil aluminium foil (alfol) kemudian dibakar menggunakan
spiritus;

c.
2.

Diamati perubahan yang terjadi;

Reaksi dekomposisi
a.

Dekomposisi kalium bromat dan kalium bromida
1) Disiapkan alat dan bahan;
2) Dimasukkan KBrO3 dan KBr pada tabung reaksi yang berbeda;
3) Dipanaskan diatas spiritus sambil tabung digoyangkan;
4) Dinyalakan korek api diatas mulut tabung;
5) Diamati perubahan nyala api.

b.

Dekomposisi amonium kromat
1) Disiapkan alat dan bahan;
2) Dimasukkan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi;
3) Dipanaskan diatas spiritus dan ditambahkan kertas lakmus
merah;
4) Diamati perubahan kertas lakmus;

3.

Reaksi subtitusi
a.

Disiapkan alat dan bahan;

b.

Diambil 6 buah tabung reaksi, diisikan 2 tabung untuk H2SO4, 2
tabung untuk NaOH, dan dua tabung untuk HCl;
c.

Ditambahkan masing- masing Fe (besi) dan Al (aluminium) pada
setiap tabung reaksi;

d.
e.
4.

Didiamkan ± 20 menit;
Diamati perubahn yang terjadi.

Reaksi metatesis
a.

Disiapkan alat dan bahan;

b.

Diambil
diisi

6

tabung

HCl+NaOH,

reaksi

FeCl+NaOH,

AgNO3+HCl, dan AgNO3+NaCl;
c.

Dihomogenkan;

d.

Diamati perubahan yang terjadi.

BAB IV

dan

masing-masing

KBr+AgNO3,

tabung

CaCl2+H2SO4,
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
1.

Reaksi Kombinasi
Perlakuan
Aluminium Foil
dipanaskan

2.

Hasil Pengamatan
Terjadi perubahan warna
menjadi abu-abu dan
bentuk agak megkerut

Reaksi Dekomposisi KBrO3 dan KBr
No.

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1.

KBrO3 dipanaskan,
kemudian dinyalakan
korek api di atas
mulut tabung.
KBr dipanaskan,
kemudian dinyalakan
korek api di atas
mulut tabung.

Nyala api membesar

2.

3.

Nyala api tetap

Reaksi Dekomposisi (NH4)2CO3
Perlakuan
(NH4)2CO3 dipanaskan di
atas pembakar bunsen lalu
dimasukkan kertas lakmus
merah ke dalam tabung

4.

Hasil Pengamatan
Kertas lakmus merah
berubah menjadi warna
biru (basa)

Reaksi Substitusi
No.

Perlakuan

Hasil Reaksi

1.

Fe + H2SO4

Sedikit gelembung

2.
3.

Fe + NaOH
Fe + HCl

Tidak terjadi reaksi
Ada gelembung, warna abu-abu
4.
5.

Al + H2SO4
Al + NAOH

Tidak terjadi reaksi, warna jernih
Bereaksi, sedikit gelembung

6.

Al+HCl

Terapung, tidak terjadi reaksi

5. Reaksi Metatesis
No.

Perlakuan

Hasil Reaksi

1.

HCl+NaOH

Panas (eksoterm); bening

2.

FeCl+NaOH

Panas (eksoterm); orange

3.

KBrO3+AgNO3

Kuning kehijauan dan ada endapan

4.

CaCl2+ H2SO4

Tidak terjadi reaksi/perubahan

5.

AgNO3+HCl

Endoterm; bening

6.

AgNO3+NaCl

Endapan putih dan keruh.

B. Reaksi Kimia
1.

Reaksi Kombinasi
2Al + 3O2

2.

Al2(O2)3

Reaksi Dekomposisi
a. 2KBrO3

2KBr + 3O2

b. (NH4)2CO3
3.

2NH4 + CO3

Reaksi Substitusi
a. Fe + H2SO4

Fe2( SO4)3 + 2H+

b. Fe + 3HCl

FeCl3 + 3H+

c. Al + 3H2SO4

Al2 (SO4)3 + 6H+
Al Cl3 + 3H+

d. Al + 3HCl
4.

Reaksi Metatesis
a. HCl + NaOH

NaCl + H2O

b. FeCl3 + 3NaOH

3NaCl + Fe(OH)3

c. KBrO3 + AgNO3

AgBrO3 + KNO3

d. AgNO3 + HCl

AgCl + HNO3

e. AgNO3 + NaCl

AgCl + NaNO3

5. Reaksi Pada Penuntun
CaOH + H+

a.

H2O + Ca

b.

3H2O + Fe

Fe(OH)3 + 3H+

c.

2H2O + Cu

Cu(OH)2 + 2H+

d.

2HCl + Zn

ZnCl2 + 2H+

e.

2HCl + Pb

PbCl2 + 2H+

f.

2HCl + Cu

g.

3NaNO3 + Al

h.

3CuCl2 + 2Al

i.

2AgNO3 + Cu

CuCl2 + 2H+
Al(NO3)3 + 3Na+
2AlCl3 + 3Cu2+ (tidak terjadi reaksi)
Cu(NO3)2 + 2Ag+
j.

NaCl + KNO3

k.

NaCl + AgNO3

AgCl + NaNO3

l.

Na2CO3 + 2HCl

H2 CO3 + 2NaCl

m. NaOH + HCl

NaNO3 + KCl

NaCl + H2O

n.

BaCl2 + H2SO4

BaSO4 + 2HCl

o.

Pb(NO3)2 + K2CrO4

p.

Fe(NO3)2 + 2NaOH

Fe(OH)3 + 2NaNO3

q.

Cu(NO3)2 + 2NaOH

2NaNO3 + Cu(OH)2

2KNO3 + PbCrO4

BAB V
PEMBAHASAN

Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia ataupun unsur kimia
yang melibatkan perubahan struktur dari molekul yang umumnya berkaitan
dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia,
terjadi proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi
menghasilkan produk.
Ada empat jenis reaksi kimia yang mendasari semua reaksi, yaitu :
1. Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi disebut juga reaksi penggabungan, yaitu senyawasenyawa yang lebih sederhana bergabung atau berikatan membentuk senyawa
baru yang lebih kompleks.
A + B  AB
2. Reaksi Dekomposisi
Reaksi dekomposisi atau reaksi penguraian adalah reeaksi yang
menguraikan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yamg lebih
sederhana.
AB  A + B
3. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi disebut juga reaksi penggantian tunggal di mana satu
komponen menggantikan komponen lainnya dalam suatu senyawa.
AB + C  CB + A
4.

Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis atau reaksi penggantian ganda merupakan reaksi yang
melibatkan pertukaran bagian pereaksi dan membentuk senyawa baru.
Dalam reaksi kimia melibatkan juga deret volta, yaitu urutan logam-logam

(ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektroda standarnya. Urutan
deret volta, yaitu :
Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Pada deret volta, unsur logam dengan potensial elektroda lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri, sedangkan dengan potensial elektroda yang positif
diletakkan di bagian kanan, semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, maka logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan
logam logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami
oksidasi). Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, maka logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron) dan
logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami
reduksi).
Dapat diketahui bahwa terjadinya reaksi kimia jika terdapat tanda-tanda
sebagai berikut :
1.

Perubahan Warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Contohnya pada
fosfat putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala
putih dan menghasilkan asap putih campuran Fosfor (III) Oksida dan Fosfor
(V) Oksida.

2.

Perubahan Suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang
terjadi disebabkan adanya pemutusan ikatan antar atom pereaksi dan
pembentukan

ikatan-ikatan

baru

yang

membentuk

produk.

Untuk

memutuskan ikatan, diperlukan energi. Untuk pembentukan ikatan yang baru,
dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.
Reaksi yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut reaksi
eksotermis, dan reaksi yang menyerap energi disebut reaksi endotermis.
3.

Pembentukan Endapan
Ketika mereaksikan 2 larutan dalam tabung reaksi, kadang terbentuk
senyawa yang tidak larut, berbentuk padatan, dan terpisah dari larutannya
yang disebut dengan endapan.

4.

Pembentukan Gas
Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk
ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang
direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dengan baunya yang khas sepereti
asam sulfida (H2S) dan Amonia (NH3) yang berbau busuk atau tajam.
Pada percobaan jenis reaksi kimia ini, ada empat jenis reaksi yang ingin

diketahui, yaitu reaksi kombinasi, dekomposisi, subttitusi, dan metatesis. Jenis
reaksi yang pertama dicobakan adalah reaksi kombinasi. Pada percobaan reaksi
ini, sampel yang digunakan adalah alumunium foil. Alumunium foil dipotong
dengan ukuran sekitar 4 x 10 cm kemudian dijepit salah satu ujung alumunium
foil dengan penjepit dan dibakar di atas nyala api spiritus. Setelah kurang lebih 5
menit dibakar, alumunium foil dijauhkan dari api dan diamati perubahan yang
terjadi pada alumunium foil.
Dari hasil pembakaran alumunium foil, sampel yang awalnya berwarna silver,
elastis, dan tidak mudah sobek berubahh menjadu warna keabu-abuan, agak
rapuh, dan mudah sobek. Perubahan perubahan tersebut menunjukkan bahwa
alumunium foil mengalami reaksi saat pembakaran dan bereaksi dengan oksigen
(O2). Alumunium foil berkombinasi dengan oksigen sehingga membentuk
senyawa yang lebih kompleks, yaitu alumunium oksida.
Reaksi yang kedua, yaitu rekasi kombinasi. Pada percobaan ini dilakukan dua
jenis rekasi dekomposisi, yaitu dekomposisi kalium bromat dan dekomposisi
ammonium karbonat. Pada dekomposisi kalium bromat, sampel yang digunakan
adalah kalium bromat (KBrO3) dan kalium bromida (KBr). Dimasukkan kalium
bromida secukupnya ke dalam tabung reaksi, dipanaskan di atas api spiritus
kemudian didekatkan nyala korek api di dekat mulut tabung dan diperhatikan
nyala apinya. Selanjutnya, dimasukkan kalium bromat secukupnya ke dalam
tabung reaksi, dipanaskan di atas api spiritus kemudian didekatkan didekatkan
nyala korek api ke mulut tabung dan diperhatikan nyala korek api tersebut.
Dibandingkan besar nyala korek api yang pertama dengan nyala korek api yang
kedua, dicatat hasil yang diperoleh. Kemudian dilakukan percobaan dekomposisi
amonium karbonat ((NH4)2CO3). Amonium karbonat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi secukupnya, diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung dan tabung
reaksi tersebut dipanaskan. Diamati perubahan-perubahan yang terjadi pada
sampel.
Pada dekomposisi kalium bromat diperoleh hasil bahwa nyala korek api yang
didekatkan pada mulut tabung reaksi yang berisi kalium bromat lebih besar
daripada nyala korek api yang didekatkan pada tabung reaksi yang berisi kalium
bromida. Hal ini terjadi karena kalium bromat mengalami dekomposisi atau
penguraian menjadi kalium bromida dan oksigen. Seperti yang diketahui secara
umum bahwa oksigen akan semakin memperbesar nyala api. Sedangkan pada
sampel kalium bromida, nyala api konstan. Hal ini terjadi karena kalium bromida
tidak bereaksi saat dipanaskan. Kemudian pada dekomposisi amonium sulfat, saat
pembakaran kertas lakmus yang awalnya berwarna merah berubah menjadi warna
biru, yang menunjukkan adanya reaksi pada amonium sulfat dan hasil reaksi
tersebut ada yang bersifat basa. Selain itu tercium bau menyengat saat sampel
dipanaskan, yaitu seperti bau pesing. Berarti hal ini menunjukkan bahwa
amonium sulfat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu amonia,
oksigen, dan air. Amonia bersifat basa sehingga mengubah lakmus merah menjadi
biru dan amonia memiliki pemerian yaitu berbau menyengat atau pesing.
Reaksi selanjutnya adalah reaksi substitusi. Pada reaksi ini digunakan enam
tabung reaksi dengan larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan asam klorida
serta digunakan dua jenis logam, yaitu besi dan alumunium foil. Tabung pertama
dimasukkan serbuk besi dengan asam sulfat, tabung kedua diisi dengan
alumunium foil dan asam sulfat, tabung ketiga diisi alumunium dan natrium
hidroksida, tabung keempat diisi serbuk besi dan natrium hidroksida, tabung
kelima diisi alumunium foil dan asam klorida, dan tabung reaksi keenam diisi
serbuk besi dan asam klorida. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, disimpan tabung-tabung tersebut ke rak tabung reaksi dan diamati
perubahan atau reaksi yang terjadi.
Hasil percobaan dari keenam tabung reaksi tersebut, hanya sampel
alumunium foil dengan natrium hidroksida dan sampel besi dengan asam klorida
yang bereaksi, ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas. Alumunium
foil dan natrium hidroksida bereaksi membentuk logam natrium dan alumunium
hidroksida, besi dan asam klorida bereaksi membentuk hidrogen dan besi klorida.
Sedangkan keempat sampel lainnya tidak mengalami reaksi. Konsep bereaksi atau
tidaknya suatu larutan yang ditambahkan dengan logam bergantung pada
kereaktifannya. Secara sederhana, hal ini dapat dijelaskan dengan konsep deret
Volta (telah dijelaskan pada awal pembahasan), yaitu urutan logam-logam yang
disusun berdasarkan kereaktifannya. Logam-logam yang berada di sebelah kanan
dapat mereduksi logam yang berada di sebelah kirinya, tetapi logam di sebelah
kiri tidak dapat mereduksi logam di sebelah kanannya. Namun pada percobaan ini,
berdasarkan teori, sampel yang seharusnya bereaksi (alumunium dan asam sulfat,
besi dan asam sulfat, alumunium dan asam klorida) tidak bereaksi, dan yang
seharusnya tidak bereaksi (alumunium dan natrium hidroksida), sampel tersebut
bereaksi. Berdasarkan teori atau literature, dari hasil percobaan ini sampel yang
benar bereaksi hanyalah besi dengan asam klorida.
Reaksi yang terakhir adalah reaksi metatesis. Pada percobaan ini disiapkan
lima tabung reaksi. Dimasukkan asam klorida, besi klorida, kalsium klorida,
natrium klorida, dan kalium bromida ke dalam tabung reaksi secara tepisah.
Selanjutnya, ditambahkan natrium hidroksida pada tabung reaksi yang berisi asam
klorida, besi klorida, dan kalsium klorida. Kemudian ditambahkan perak nitrat
pada tabung reaksi yang berisi natrium klorida dan kalium bromat. Campurancampuran di dalam tabung reaksi tersebut disimpan pad arak tabung reaksi dan
diamati perubahan yang terjadi.
Ternyata, pada campuran besi klorida dan natrium hdroksida terjadi rekasi
dengan adanya sedikit gelembung gas dalam sampel. Reaksi ini menghasilkan
natrium klorida dan besi hidroksida. Pada campuran kalsium klorida dan natrium
hidroksida terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya reaksi dan
menghasilkan natrium klorida dengan kalsium hdroksida. Kemudian pada
campuran natrium klorida dan perak nitrat terjadi perubahan warna menjadi putih
dan terbentuk endapan putih. Reaksi ini menghasilkan perak klorida dan natrium
nitrat. Campuran kalium bromat dan perak nitrat terjadi perubahan warna menjadi
hijau muda dan terbentuk padatan pada permukaan campuran. Reaksi ini
menghasilkan perak bromida dan kalium nitrat. Sedangkan pada campuran asam
klorida dan natrium hidroksida tidak terjadi perubahan atau reaksi, tetapi
berdasarkan teori campuran tersebut harusnya bereaksi.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi yaitu kurang cermat dalam
melihat perubahan pada setiap reaksi, serta kurang tepat dalam melakukan
prosedur kerjanya.
Hubungan jenis-jenis reaksi dalam dunia farmasi yaitu dalam pembuatan
sediaan-sediaan farmasi dimana komposis atau zat-zat yang menyusun suatu
komponen obat harus saling bereaksi untuk mendapatkan khasiat dari sediaansediaan tersebut. Selain itu, untuk mengetahui waktu paruh dari suatu obat.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jenis-jenis reaksi kimia yaitu reaksi kombinasi, reaksi dekompoposisi,
reaksi substitusi, dan reaksi metatesis. Adapun tanda-tanda terjadinya reaksi
yaitu adanya perubahan suhu, perubahan warna, terjadi endapan, dan timbul
gas.

B. Saran
1.

Laboratorium
Agar dijaga kebersihannya, serta sarana dan prasarananya dilengkapi.

2.

Asisten
Agar lebih ditingkatkan pengawasan terhadap praktikan.
SKEMA KERJA

1.

Reaksi Kombinasi

Disiapkan alat dan bahan

Dijepit Aluminium foil dengan
pinset

Dibakar pada spiritus

Diamati perubahan yang terjadi
Sampel

KBrO3 + KBr

Dimasukkan ke dalam
2.

(NH4)2CO3

Dimasukkan ke dalam

2 Tabung Reaksi
Reaksi Dekomposisi

tabung reaksi

Dipanaskan diatas

Dipanaskan dengan

pembakar bunsen

pembakar bunsen

Dinyalakan api diatas

Dimasukkan kertas

kesua mulut tabung

lakmus merah dalam
tabung reaksi

Diamati perubahan
pada nyala api

Diamati perubahan
warna pada kertas
lakmus

Dicatat hasil
pengamatan
Sampel
3.

Reaksi Substitusi

Fe + H2SO4, Fe + NaOH, Fe + HCl,
Al + 3H2SO4, Al + NaOH, Al + HCl

H
Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi

Didiamkan ± 20 menit

Diamati perubahan yang terjadi
Sampel
4.

Reaksi Metatesis
HCl + NaOH FeCl3 + 3NaOH
KBrO3 + AgNO3 CaCl2 + H2SO4
AgNO3 + HCl AgNO3 + NaCl

H
Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi

Dihomogenkan

Diamati perubahan yang terjadi
Diamati perubahan
warna pada kertas
lakmus
Dicatat hasil
pengamatan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1996
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid II Edisi III.
Jakarta: Erlangga. 2005
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI. 1979
Martin. Kimia. Jakarta: Erlangga. 1993.
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassa: UIN
Alauddin. 2011
Tim Dosen Kimia Unhas. KIMIA DASAR. Makassar: UNHAS. 2003
Yazid, Estien. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : ANDI. 2005

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Titik lebur
Titik leburTitik lebur
Titik lebur
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 

Similar to Jenis Reaksi Kimia

252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksiWarnet Raha
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaDita Issriza
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisatorMateri reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisatorbektiprasetyaningsih
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusukaIpunk HLF
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Laporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiLaporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiAwal112
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxfarihatulummah62
 
Kimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme ReksiKimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme Reksimarnitukan
 
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.pptkesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.pptDitaRatnaSari7
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiarimendiaz
 

Similar to Jenis Reaksi Kimia (20)

252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimia
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
 
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisatorMateri reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Percobaan iv
Percobaan ivPercobaan iv
Percobaan iv
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusuka
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiLaporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
 
Kimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme ReksiKimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme Reksi
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.pptkesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimia
 
Biouprak
BiouprakBiouprak
Biouprak
 

More from Abulkhair Abdullah (20)

Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Marine Pharmacognosy
Marine PharmacognosyMarine Pharmacognosy
Marine Pharmacognosy
 
Slimming Agent
Slimming AgentSlimming Agent
Slimming Agent
 
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obatMolekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Tnf alpha
Tnf alphaTnf alpha
Tnf alpha
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Gandaria
GandariaGandaria
Gandaria
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

Jenis Reaksi Kimia

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Reaksi kimia merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan suatu zat,berarti kita merubah zat lain baik sifat maupun wujudnya. Reaksi kimia adalah suatu proses perubahan kimia yang terjadi pada suatu materi yang menghasilkan zat baru. Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergabung dengan secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi,serta jumlah produk pereaksi. Persamaan kimia menggunakan kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung. Reaksi-reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi. Diantaranya perubahan warna,perubahan wujud dan yang paling utama adalah perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor. Hampir sebagian besar reaksi kimia dilakukan dalam larutan. ada 3 macam reaksi yang berlangsung dalam larutan,yaitu reaksi pengendapan,reaksi netralisi,dan reaksi pembentukan gas. Dalam bidang farmasi,reaksi kimia merupakan konsep dasar yang paling penting. Prinsip kerja reaksi kimia banyak digunakan dalam mencampur senyawa-senyawa yang hendak dijadikan sebagai obat. Sehingga dapat diketahui reaksi apa saja yang terjadiapabila kita mencampur senyawa yang satu dan lainnya dan menjadi dasar untuk berbagai praktikan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud percobaan Mengetahui dan memahami jenis-jenis dan terjadinya reaksi kimia
  • 2. 2. Tujuan percobaan a. Untuk menunjukkan berbagai jenis reaksi kimia. b. Untuk dapat mengamati terjadi atau tidaknya reaksi kimia. c. Untuk menggunakan persamaan kimia dalam menggambarkan reaksi kimia. C. Prinsip percobaan Penentuan reaksi kombinasi pada sampel (aluminium foil) yang diamati perubahan warna pada aluminium foil pada saat pembakaran. Penentuan reaksi dekomposisi pada sampel (KBr dan KBrO 3) yang dipanaskan dengan indikator korek api serta (NH4)2SO4 yang dipanaskan dengan indikator kertas lakmus. Penentuan reaksi subtitusi pada sampel (Fe + NaOH, Fe + H2SO4, Fe + HCl, Al + NaOH, Al + H 2SO4, Al + HCl) yang dihomogenkan dalam tabung reaksi. Penentuan reaksi metatesis pada sampel (HCl + NaOH, FeCl 3 + NaOH, KBr + AgNO3, KBrO3 +AgNO3, CaCl2 + H2SO4, HCl + AgNO3, dan AgNO3 + NaCl) yang dihomogenkan dalam tabung reaksi.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori umum Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari satu senyawa atau molekul menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik. Biasanya merupakan reaksi antara ion , sedangkan reaksi yang terjadi pada senyawa organik biasanya dalm bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atomatom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru atau dapat berlangsung secara serentak. (Riswujanto,1996 : 83) Dengan mengetahui beberapa sifat-sifet jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah dan mungkin reaksi itu terjadi lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua reaksi kimia. 1. Pembakaran Pembakaran adalah suatu reaksi dimanasuatu unsur atau senyawa bergabung denga oksigen dengan membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O, dan SO2. Reaksi propana dengan oksigen merupakan eaksi pembakaran.
  • 4. 2. Penggabungan Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua/lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa). Reaksi merupakan sintesis dari unsur-unsurnya, metanol dari CO dan H2. 3. Penguraian Penguraian adalah suatu reaksi kimia dimana suatu zat dipecah menjadi zat yang leih sederhana. 4. Penggantian Penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsur lain daam suatu senyawa. 5. Metatesis Metatesis adalah suatu reaksi kimia dimana terjadi pertukaran antara 2 reaksi. Dalam reaksi NO3- dan C- ditukar tempatnya sehingga NO3bergabung dengan Na+ dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl yang tidak larut. (Petrucci, 1989 : 96) Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia deksriptif. Tiga macam perubahan selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi kimia berlangsung, pereaksi berubah menjadi hasil reaaksi yang mempunyai ( I ) sulfat, ( 2 ) susunan dan ( 3 ) energi dalam yang berlainan. (Putjaatmaka, 2001 : 88) Reaksi kimia menunjukkan kesetimbangan dinamis, di mana terdapat reaktan dan produk tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan unutk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada konentrasi reaktan yangbelum bereaksi dalam campuran kesetimbangan
  • 5. sehingga untuk tujuan praktisnya reaksi dikatakan “sempurna”. (Afkins, 2003 : 226) Secara umum kita dapat menyetarakan persamaan kimia molekul beberapa tahap sebagai berikut (Raymond Chang, 2004 : 71) : a. Identifikasi semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul yang benar, masing-masing dari sisi kiri dan kanan dari persamaan. b. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang berbeda jumlah atom dari tiap unsur pada kedua sisi persamaan agar kita dapat mengubah koefisien tetapi subksripnya tidak boleh diubah. Permukaan subksrip ( angka dalam rumus molekul ) akan mengubah identitas dari senyawa misalnya 2NO2 berarti dua molekul nitrogan dioksida. Tetapi nilai kita lipatduakan subksripnya. Kita memperoleh N2O4 yaitu dinitrogen tetra oksida, senyawa yang jauh berbeda. Persamaan reaksi adalah persamaan yang menyatakan perubahan materi dalam suatu reaksi kimia. Contohnya C + O2 CO2. Zat-zat yang ada disebelah kiri tanda panah adalah hasil reaksi ( produk ). Apabila persamaan reaksinya belum setara antar jumlah disebelah kiri dan kanan tanda panah belum sama. Maka persamaan reaksi harus disetarakan dengan menambahkan angka koefisien didepan rumus kimia zat-zat. (Jamal, 2003 : 24) Studi tentang reaksi kimia dan mekanisme reaksi dipelajari dalm kinetika kimia. Pengetauan tentang kinetika kimia sangat penting untuk penerapan kimia dalam skala industri. Rancangan industri kimia seringkali didasarkan pada kecepatan reaksi dan perubahan kecepatan reaksi akibat perubahan suhu, tekanan dan konsentrasi. Rumus kimia ada yang berjalan sangat cepat, tetapi ada yang sangat lambat. Peluruhan radioaktif misalnya ada yang berjalan sangat cepat (dalam orde detik) namun ada yang berjalan sangat lambat (dalam orde tahun). (Laboratorium Kimia FMIPA UNM, 2010 : 28)
  • 6. B. Uraian Bahan 1. Air suling (Dirjen POM, 1979 : 96) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air suling Rumus molekul : H2O Berat molekul : 18,02 gr/mol Pemerian : cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa Penyimpanan Kegunaan 2. : dalam wadah tertutup rapat : sebagai zat pelarut NaOH (Dirjen POM, 1979 : 412) Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM Nama lain : natrium hidroksida Rumus molekul : NaOH Berat molekul : 40, 60 gr/mol Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hblur atau keping, kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur : putih,mudah meleleh basah, sangat alkalif dan korolif, segera menyerap karbon dioksida.
  • 7. Kelarutan Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan 3. : sangat mudah larut dalam air,etanol (95%)P : reaktan dalam proses metatesis Asam klorida ( Dirjen POM, 1979 : 649 ) Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Nama lain : asam klorida Rumus molekul : HCl Berat molekul : 36,46 Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan denagn dua bagian air, asap dan bau hilang Penyimpanan Kegunaan 4. : dalam wadah tertutup rapat : reaktan dalam proses subtitusi Kalium iodida (Dirjen POM, 1979) Nama resmi : KALII IODIDUM Nama lain : kalium iodida Rumus molekul : KI Berat molekul : 166,0 gr/mol Pemerian : hablur, heksa hidral, transparan atau tidak berwarna, opak dan putih, atau serbuk putih, higroskopik
  • 8. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : sebagai pembanding dalam reaksi dekomposisi KIO3 5. Besi (III) Nitrat (Dirjen POM, 1979 : 763) Nama resmi Nama lain : Besi ( III ) Nitrat Rumus molekul : Fe(NO3)2 Berat molekul : 404,0 gr/mol Pemerian : serbuk putih Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan 6. : FERROSI NITRAT : reaktan dalam proses metatesis Natrium karbonat (Dirjen POM, 1979 : 400) Nama resmi Nama lain : natrium karbonat Rumus molekul : Na2CO3 Berat molekul : 124,00 gr/mol Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan 7. : NATRII CARBONAS : reaktan dalam proses metatesis Perak nitrat (Dirjen POM, 1979 : 97)
  • 9. Nama resmi : ARGENTI NITRAS Nama lain : perak nitrat Rumus molekul : AgNO3 Berat molekul : 169, 87 gr/mol Pemerian : hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P Penyimpanan Kegunaan 8. : dalam wadah tertutup baik : pereaksi Barium klorida (Dirjen POM, 1979 : 656) Nama resmi Nama lain : barium klorida Rumus molekul : BaCl2 Berat molekul : 208,336 gr/mol Pemerian : hablur tidak berwarna Kelarutan : larut dalam 5 bagian air Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan 9. : BARII CHLORIDUM : pereaksi Asam sulfat (Dirjen POM,1979 : 794)
  • 10. Nama lain : ACIDUM SULFARIUM Nama lain : asam sulfat Rumus molekul : H2SO4 Berat molekul : 98,07 gr/mol Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna, jika ditambahkan air menimbulkan panas Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : pereaksi 10. Kalium iodat (Dirjen POM, 1979 : 689) Nama lain : KALII IODAT Nama lain : kalium iodat Rumus molekul : KIO3 Berat molekul : 213,998gr/mol Pemerian : serbuk hablur putih Kelarutan : larut dalam air Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : sebagai reaktan 11. Kalium nitrat Nama lain (Dirjen POM, 1979 : 691) : KALIUM NITRAS
  • 11. Nama lain : kalium nitrat Rumus molekul : KNO3 Berat molekul : 101,1032 gr/mol Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk habur putih Kelarutan : larut dalam 3,3 bagian air Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : reaktan dalam metatesis 12. Kalium kromat (Dirjen POM, 1979 : 690) Nama lain : KALIUM KROMAT Nama lain : kalium kromat Rumus molekul : K2CrO4 Berat molekul : 194,1902 gr/mol Pemerian : massa hablur kuning Kelarutan : sangat mudah larut dalam air jernih Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : reaktan dalam metatesis 13. Natrium klorida (Dirjen POM, 1979 : 403) Nama lain : NATRII CHLORIDUM Nama lain : natrium klorida Rumus molekul : NaCl
  • 12. Berat molekul : 54,44 gr/mol Pemerian : hablur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin. Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam lebih 10 bagian gliserol, sukar larut dalam etanol (95%) P Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : reaktan dalam metatesis 14. Aluminium foil (Dirjen POM,1979 : 639) Nama lain : ALUMINII Nama lain : aluminium foil Rumus molekul : Al Berat molekul : 26,92 gr/mol Pemerian : warna keperakan, tidak berbau, tidak berasa Kelarutan : tidak larut dalam Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : reaktan C. Prosedur kerja 1. Reaksi kombinasi
  • 13. a. Ambil sepotong aluminium foil sekitar 2 0,5 inc. pegang salah satu ujungnya dengan pinset atau penjepit tabung dan ujung lainnya di bagian terpanas nyala api bunsen. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatan anda dan selesaikan persamaan reaksi keseimbangan jika anda melihat bahwa terjadi reaksi. Simpan aluminium foil pada sebuah kawat kasa untuk mendinginkannya. b. Ambil sepotong kawat tembaga, pegang disalah satu ujung dengan sepasang pinset atau penepit dan ujung lainnya di bagian terpanas dari nyala api bunsen. Amati apa yang terjadi dengan logam. Catat pengamatan anda dan selesaikan persamaan keseibangan jika anda melihat bahwa reaksi telah terjadi. Dinginkan kawat pada kawat kasa. c. Korek yang bagian abu-abu dari permukaan aluminium yang diperoleh pada langkah no.1 ka dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml air dan kocok. Apakah padatan terlarut? Catat pengamatan anda. d. Korek bagian yang hitam dari permukaan tembaga yang diperoleh pada langkah no.2 ke tabung reaksi. Tambah 1 ml air dan kocok. Apakah padatan terlarut? Catat pengamatan anda. 2. Reaksi dekomposisi a. Dekomposisi amonium karbonat. Masukkan 0,5 g amonium karbonat ke dalam tabung reaksi kering dan bersih. Panaskan tabung reaksi pada nyala api bunsen. Letakkan selembar kertas lakmus merah yang basah pada mulut tabung reaksi. Apa yang terjadi? Apakah ada gas yang dihasilkan ? apa yang terjadi padawarna kertas lakmus? Gas amonia bersifat basa dan ternyata kertas lakmus merah basah berubah menjadi biru. Catat pengamatan anda dan selesaikan persamaan jika anda melihat bahwa reaksi telah terjadi b. Dekomposisi kalium iodat
  • 14. 1) Ambil 3 tabung reaksi yang kering dan bersih. Berikan label dan tambahkan 0,5 g senyawa dibawah ini : a) KIO3 2) KIO3 3) KI 2) Panaskan tabung reaksi no.1 dengan api terpanas dari bunsen. Jauhkan penjepit tabung reaksi dibagian ujung atas tabung tersebut. Sementara tabung 1 dipanaskan, ambil kayu belat yang manyala, taruh dekat mulut tabung reaksi. Oksigen menyebabkan pembakaran korek bersinar lebih cerah atau mungkin mejadi api dengan khadiran oksigen. Catat apa yang terjadi pada korek dan tuliskan persamaan reaksi. 3) Keluarkan tabung reaksi dari api dan biarkan hingga dingin. Tambahkan 5 ml air suling untuk masing-masing dari tiga tabung tes dan aduk secara menyeluruh untuk memastikan bahwa padatab benar-benar terlarut. Tambahkan 10 tetes larutan AgNO3 0,1 M untuk setiap tabung uji. Amata apa yang terjadi pada setiap larutan. Catat warna psipitat dan seimbangkan persamaan untuk reaksi ini. (KIO3 dan padatan KI dapat dibedakan oleh hasil uji dengan AgNO3.Agl adalah endapan kuning,AgIO3 adalah endapan putih). Senyawa apa yang terjadi dalam tabung 1 setelah dipanaskan? 3. Reaksi subtitusi a. Dalam rak tabung reaksi, aturlah tabung reaksi berlabel dari 1 samapai 9. Masukkan 1 ml (sekitar 20 tetes) dari laruan dibawah ini denagn sepotong logam. 1) H2O Ca 2) H2O Fe
  • 15. 3) H2O 4) HCl 3 M Zn 5) HCl 6 M Pb 6) HCl 6 M Cu 7) NaNO3 0,1 M Al 8) CuCl2 0,1 M Al 9) AgNO3 0,1 M b. Cu Cu Amati campuran selama 20 menit. Perhatikan setiap perubahan warna, evolusi gas, setiap pembentukan presipitat, atau perubahan energi ( pegang setiap tabung reaksi dan perhatikan apakah tabung menjadi lebih hangat atau dingin ) yang terjadi selama reaksi : catat observasi anda pada tempat yang sesuai pada lembar laporan (9). Tulis persamaaan reaksi yang trjadi secara lengkap. Untuk kasuskasus dimana tidak ada reaksi yang terjadi,tulis “ tidak breaksi “. c. Buang logam yang tidak bereaksi seperti yang diarahkan oleh instruktur anda. 4. Reaksi metatesis a. Setiap percobaan pada bagian membutuhkan pencampuran volume yang sama dari dua larutan dalam tabung reaksi. Gunakan sekitar 10 tetes setiap larutan. Catat pengamatan anda pada saat pencampuran (10). Ketika timbul tanda- tanda adanya reaksi, pgang abung reaksi untuk mengetahui adanya perubahan energi (eksotermik atau endotermik). Larutan untuk dicampur diuraikan dalam tabel di bawah ini.
  • 16. NaCl 0,1 M NaCl 0,1 M AgNO3 0,1 M Na2CO3 0,1 M HCl 3 M NaOH 3 M HCl 3 M BaCl2 0,1 M H2SO4 3 M Pb(NO3)2 0,1 M K2CrO4 0,1 M Fe(NO3) 0,1 M NaOH 3 M Cu(NO3)2 0,1 M b. KNO3 0,1 M NaOH 3 M Bila terjadi reaksi tulis persamaan keseimbangan reaksinya, tandai bila terjadi endapan, gas, atau perubahan warna. c. Buang larutan sesuai petunjuk instruktur anda Beberapa endapan yang tidak larut AgCl Putih Ag2CrO4 Merah AgIO3 Putih Agl Kuning BaSO4 Putih Cu(OH)2 Biru Fe(OH3) Merah PbCrO4 Kuning PbI2 Kuning PbSO4 Putih
  • 17. BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan Alat- alat yang digunakan dalam percoaan ini: batang pengaduk 1 buah, botol semprot 1 buah, spiritus 1 buah, gelas ukur 2 buah, kawat kasa, penjepit tabung 2 buah, pinset 1 buah, pipet tetes 6 buah, rak tabung reaksi 2 buah, sendok porselin 1 buah, dan tabung reaksi 14 buah, kawat tembaga, kayu bulat, korek api, aluminium foil. 2. Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, AgNO 3 0,1 M, BaCl 0,1 M, CaCl 0,1 M, Cu(NO3)2 0,1 M, Fe(NO3)2 0,1 M, HCl 3 M dan 6 M, H2O, H2SO4 3 M, ICIO3 0,1 M, K2CrO4 0,1 M, kertas lakmus merah, KNO3 0,1 M, NaCl 0,1 M, NaCO 3 0,1 M, Na2CO3 0,1 M, NaOH 3 M, NaNO3 0,1 M, dan Pb(NO3)2 0,1 M. B. Cara kerja 1. Reaksi kombinasi a. Disiapkan alat dan bahan;
  • 18. b. Diambil aluminium foil (alfol) kemudian dibakar menggunakan spiritus; c. 2. Diamati perubahan yang terjadi; Reaksi dekomposisi a. Dekomposisi kalium bromat dan kalium bromida 1) Disiapkan alat dan bahan; 2) Dimasukkan KBrO3 dan KBr pada tabung reaksi yang berbeda; 3) Dipanaskan diatas spiritus sambil tabung digoyangkan; 4) Dinyalakan korek api diatas mulut tabung; 5) Diamati perubahan nyala api. b. Dekomposisi amonium kromat 1) Disiapkan alat dan bahan; 2) Dimasukkan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi; 3) Dipanaskan diatas spiritus dan ditambahkan kertas lakmus merah; 4) Diamati perubahan kertas lakmus; 3. Reaksi subtitusi a. Disiapkan alat dan bahan; b. Diambil 6 buah tabung reaksi, diisikan 2 tabung untuk H2SO4, 2 tabung untuk NaOH, dan dua tabung untuk HCl;
  • 19. c. Ditambahkan masing- masing Fe (besi) dan Al (aluminium) pada setiap tabung reaksi; d. e. 4. Didiamkan ± 20 menit; Diamati perubahn yang terjadi. Reaksi metatesis a. Disiapkan alat dan bahan; b. Diambil diisi 6 tabung HCl+NaOH, reaksi FeCl+NaOH, AgNO3+HCl, dan AgNO3+NaCl; c. Dihomogenkan; d. Diamati perubahan yang terjadi. BAB IV dan masing-masing KBr+AgNO3, tabung CaCl2+H2SO4,
  • 20. HASIL PENGAMATAN A. Tabel Pengamatan 1. Reaksi Kombinasi Perlakuan Aluminium Foil dipanaskan 2. Hasil Pengamatan Terjadi perubahan warna menjadi abu-abu dan bentuk agak megkerut Reaksi Dekomposisi KBrO3 dan KBr No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. KBrO3 dipanaskan, kemudian dinyalakan korek api di atas mulut tabung. KBr dipanaskan, kemudian dinyalakan korek api di atas mulut tabung. Nyala api membesar 2. 3. Nyala api tetap Reaksi Dekomposisi (NH4)2CO3 Perlakuan (NH4)2CO3 dipanaskan di atas pembakar bunsen lalu dimasukkan kertas lakmus merah ke dalam tabung 4. Hasil Pengamatan Kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru (basa) Reaksi Substitusi No. Perlakuan Hasil Reaksi 1. Fe + H2SO4 Sedikit gelembung 2. 3. Fe + NaOH Fe + HCl Tidak terjadi reaksi Ada gelembung, warna abu-abu
  • 21. 4. 5. Al + H2SO4 Al + NAOH Tidak terjadi reaksi, warna jernih Bereaksi, sedikit gelembung 6. Al+HCl Terapung, tidak terjadi reaksi 5. Reaksi Metatesis No. Perlakuan Hasil Reaksi 1. HCl+NaOH Panas (eksoterm); bening 2. FeCl+NaOH Panas (eksoterm); orange 3. KBrO3+AgNO3 Kuning kehijauan dan ada endapan 4. CaCl2+ H2SO4 Tidak terjadi reaksi/perubahan 5. AgNO3+HCl Endoterm; bening 6. AgNO3+NaCl Endapan putih dan keruh. B. Reaksi Kimia 1. Reaksi Kombinasi 2Al + 3O2 2. Al2(O2)3 Reaksi Dekomposisi a. 2KBrO3 2KBr + 3O2 b. (NH4)2CO3 3. 2NH4 + CO3 Reaksi Substitusi a. Fe + H2SO4 Fe2( SO4)3 + 2H+ b. Fe + 3HCl FeCl3 + 3H+ c. Al + 3H2SO4 Al2 (SO4)3 + 6H+
  • 22. Al Cl3 + 3H+ d. Al + 3HCl 4. Reaksi Metatesis a. HCl + NaOH NaCl + H2O b. FeCl3 + 3NaOH 3NaCl + Fe(OH)3 c. KBrO3 + AgNO3 AgBrO3 + KNO3 d. AgNO3 + HCl AgCl + HNO3 e. AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 5. Reaksi Pada Penuntun CaOH + H+ a. H2O + Ca b. 3H2O + Fe Fe(OH)3 + 3H+ c. 2H2O + Cu Cu(OH)2 + 2H+ d. 2HCl + Zn ZnCl2 + 2H+ e. 2HCl + Pb PbCl2 + 2H+ f. 2HCl + Cu g. 3NaNO3 + Al h. 3CuCl2 + 2Al i. 2AgNO3 + Cu CuCl2 + 2H+ Al(NO3)3 + 3Na+ 2AlCl3 + 3Cu2+ (tidak terjadi reaksi) Cu(NO3)2 + 2Ag+
  • 23. j. NaCl + KNO3 k. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 l. Na2CO3 + 2HCl H2 CO3 + 2NaCl m. NaOH + HCl NaNO3 + KCl NaCl + H2O n. BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl o. Pb(NO3)2 + K2CrO4 p. Fe(NO3)2 + 2NaOH Fe(OH)3 + 2NaNO3 q. Cu(NO3)2 + 2NaOH 2NaNO3 + Cu(OH)2 2KNO3 + PbCrO4 BAB V PEMBAHASAN Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia ataupun unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia, terjadi proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan produk. Ada empat jenis reaksi kimia yang mendasari semua reaksi, yaitu : 1. Reaksi Kombinasi
  • 24. Reaksi kombinasi disebut juga reaksi penggabungan, yaitu senyawasenyawa yang lebih sederhana bergabung atau berikatan membentuk senyawa baru yang lebih kompleks. A + B  AB 2. Reaksi Dekomposisi Reaksi dekomposisi atau reaksi penguraian adalah reeaksi yang menguraikan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yamg lebih sederhana. AB  A + B 3. Reaksi Substitusi Reaksi substitusi disebut juga reaksi penggantian tunggal di mana satu komponen menggantikan komponen lainnya dalam suatu senyawa. AB + C  CB + A 4. Reaksi Metatesis Reaksi metatesis atau reaksi penggantian ganda merupakan reaksi yang melibatkan pertukaran bagian pereaksi dan membentuk senyawa baru. Dalam reaksi kimia melibatkan juga deret volta, yaitu urutan logam-logam (ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektroda standarnya. Urutan deret volta, yaitu : Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au Pada deret volta, unsur logam dengan potensial elektroda lebih negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan dengan potensial elektroda yang positif diletakkan di bagian kanan, semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan logam logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami oksidasi). Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron) dan logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami reduksi). Dapat diketahui bahwa terjadinya reaksi kimia jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
  • 25. 1. Perubahan Warna Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Contohnya pada fosfat putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran Fosfor (III) Oksida dan Fosfor (V) Oksida. 2. Perubahan Suhu Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi disebabkan adanya pemutusan ikatan antar atom pereaksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan, diperlukan energi. Untuk pembentukan ikatan yang baru, dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi. Reaksi yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut reaksi eksotermis, dan reaksi yang menyerap energi disebut reaksi endotermis. 3. Pembentukan Endapan Ketika mereaksikan 2 larutan dalam tabung reaksi, kadang terbentuk senyawa yang tidak larut, berbentuk padatan, dan terpisah dari larutannya yang disebut dengan endapan. 4. Pembentukan Gas Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dengan baunya yang khas sepereti asam sulfida (H2S) dan Amonia (NH3) yang berbau busuk atau tajam. Pada percobaan jenis reaksi kimia ini, ada empat jenis reaksi yang ingin diketahui, yaitu reaksi kombinasi, dekomposisi, subttitusi, dan metatesis. Jenis reaksi yang pertama dicobakan adalah reaksi kombinasi. Pada percobaan reaksi ini, sampel yang digunakan adalah alumunium foil. Alumunium foil dipotong dengan ukuran sekitar 4 x 10 cm kemudian dijepit salah satu ujung alumunium
  • 26. foil dengan penjepit dan dibakar di atas nyala api spiritus. Setelah kurang lebih 5 menit dibakar, alumunium foil dijauhkan dari api dan diamati perubahan yang terjadi pada alumunium foil. Dari hasil pembakaran alumunium foil, sampel yang awalnya berwarna silver, elastis, dan tidak mudah sobek berubahh menjadu warna keabu-abuan, agak rapuh, dan mudah sobek. Perubahan perubahan tersebut menunjukkan bahwa alumunium foil mengalami reaksi saat pembakaran dan bereaksi dengan oksigen (O2). Alumunium foil berkombinasi dengan oksigen sehingga membentuk senyawa yang lebih kompleks, yaitu alumunium oksida. Reaksi yang kedua, yaitu rekasi kombinasi. Pada percobaan ini dilakukan dua jenis rekasi dekomposisi, yaitu dekomposisi kalium bromat dan dekomposisi ammonium karbonat. Pada dekomposisi kalium bromat, sampel yang digunakan adalah kalium bromat (KBrO3) dan kalium bromida (KBr). Dimasukkan kalium bromida secukupnya ke dalam tabung reaksi, dipanaskan di atas api spiritus kemudian didekatkan nyala korek api di dekat mulut tabung dan diperhatikan nyala apinya. Selanjutnya, dimasukkan kalium bromat secukupnya ke dalam tabung reaksi, dipanaskan di atas api spiritus kemudian didekatkan didekatkan nyala korek api ke mulut tabung dan diperhatikan nyala korek api tersebut. Dibandingkan besar nyala korek api yang pertama dengan nyala korek api yang kedua, dicatat hasil yang diperoleh. Kemudian dilakukan percobaan dekomposisi amonium karbonat ((NH4)2CO3). Amonium karbonat dimasukkan ke dalam tabung reaksi secukupnya, diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung dan tabung reaksi tersebut dipanaskan. Diamati perubahan-perubahan yang terjadi pada sampel. Pada dekomposisi kalium bromat diperoleh hasil bahwa nyala korek api yang didekatkan pada mulut tabung reaksi yang berisi kalium bromat lebih besar daripada nyala korek api yang didekatkan pada tabung reaksi yang berisi kalium bromida. Hal ini terjadi karena kalium bromat mengalami dekomposisi atau penguraian menjadi kalium bromida dan oksigen. Seperti yang diketahui secara
  • 27. umum bahwa oksigen akan semakin memperbesar nyala api. Sedangkan pada sampel kalium bromida, nyala api konstan. Hal ini terjadi karena kalium bromida tidak bereaksi saat dipanaskan. Kemudian pada dekomposisi amonium sulfat, saat pembakaran kertas lakmus yang awalnya berwarna merah berubah menjadi warna biru, yang menunjukkan adanya reaksi pada amonium sulfat dan hasil reaksi tersebut ada yang bersifat basa. Selain itu tercium bau menyengat saat sampel dipanaskan, yaitu seperti bau pesing. Berarti hal ini menunjukkan bahwa amonium sulfat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu amonia, oksigen, dan air. Amonia bersifat basa sehingga mengubah lakmus merah menjadi biru dan amonia memiliki pemerian yaitu berbau menyengat atau pesing. Reaksi selanjutnya adalah reaksi substitusi. Pada reaksi ini digunakan enam tabung reaksi dengan larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan asam klorida serta digunakan dua jenis logam, yaitu besi dan alumunium foil. Tabung pertama dimasukkan serbuk besi dengan asam sulfat, tabung kedua diisi dengan alumunium foil dan asam sulfat, tabung ketiga diisi alumunium dan natrium hidroksida, tabung keempat diisi serbuk besi dan natrium hidroksida, tabung kelima diisi alumunium foil dan asam klorida, dan tabung reaksi keenam diisi serbuk besi dan asam klorida. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, disimpan tabung-tabung tersebut ke rak tabung reaksi dan diamati perubahan atau reaksi yang terjadi. Hasil percobaan dari keenam tabung reaksi tersebut, hanya sampel alumunium foil dengan natrium hidroksida dan sampel besi dengan asam klorida yang bereaksi, ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas. Alumunium foil dan natrium hidroksida bereaksi membentuk logam natrium dan alumunium hidroksida, besi dan asam klorida bereaksi membentuk hidrogen dan besi klorida. Sedangkan keempat sampel lainnya tidak mengalami reaksi. Konsep bereaksi atau tidaknya suatu larutan yang ditambahkan dengan logam bergantung pada kereaktifannya. Secara sederhana, hal ini dapat dijelaskan dengan konsep deret Volta (telah dijelaskan pada awal pembahasan), yaitu urutan logam-logam yang disusun berdasarkan kereaktifannya. Logam-logam yang berada di sebelah kanan
  • 28. dapat mereduksi logam yang berada di sebelah kirinya, tetapi logam di sebelah kiri tidak dapat mereduksi logam di sebelah kanannya. Namun pada percobaan ini, berdasarkan teori, sampel yang seharusnya bereaksi (alumunium dan asam sulfat, besi dan asam sulfat, alumunium dan asam klorida) tidak bereaksi, dan yang seharusnya tidak bereaksi (alumunium dan natrium hidroksida), sampel tersebut bereaksi. Berdasarkan teori atau literature, dari hasil percobaan ini sampel yang benar bereaksi hanyalah besi dengan asam klorida. Reaksi yang terakhir adalah reaksi metatesis. Pada percobaan ini disiapkan lima tabung reaksi. Dimasukkan asam klorida, besi klorida, kalsium klorida, natrium klorida, dan kalium bromida ke dalam tabung reaksi secara tepisah. Selanjutnya, ditambahkan natrium hidroksida pada tabung reaksi yang berisi asam klorida, besi klorida, dan kalsium klorida. Kemudian ditambahkan perak nitrat pada tabung reaksi yang berisi natrium klorida dan kalium bromat. Campurancampuran di dalam tabung reaksi tersebut disimpan pad arak tabung reaksi dan diamati perubahan yang terjadi. Ternyata, pada campuran besi klorida dan natrium hdroksida terjadi rekasi dengan adanya sedikit gelembung gas dalam sampel. Reaksi ini menghasilkan natrium klorida dan besi hidroksida. Pada campuran kalsium klorida dan natrium hidroksida terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya reaksi dan menghasilkan natrium klorida dengan kalsium hdroksida. Kemudian pada campuran natrium klorida dan perak nitrat terjadi perubahan warna menjadi putih dan terbentuk endapan putih. Reaksi ini menghasilkan perak klorida dan natrium nitrat. Campuran kalium bromat dan perak nitrat terjadi perubahan warna menjadi hijau muda dan terbentuk padatan pada permukaan campuran. Reaksi ini menghasilkan perak bromida dan kalium nitrat. Sedangkan pada campuran asam klorida dan natrium hidroksida tidak terjadi perubahan atau reaksi, tetapi berdasarkan teori campuran tersebut harusnya bereaksi.
  • 29. Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi yaitu kurang cermat dalam melihat perubahan pada setiap reaksi, serta kurang tepat dalam melakukan prosedur kerjanya. Hubungan jenis-jenis reaksi dalam dunia farmasi yaitu dalam pembuatan sediaan-sediaan farmasi dimana komposis atau zat-zat yang menyusun suatu komponen obat harus saling bereaksi untuk mendapatkan khasiat dari sediaansediaan tersebut. Selain itu, untuk mengetahui waktu paruh dari suatu obat.
  • 30. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Jenis-jenis reaksi kimia yaitu reaksi kombinasi, reaksi dekompoposisi, reaksi substitusi, dan reaksi metatesis. Adapun tanda-tanda terjadinya reaksi yaitu adanya perubahan suhu, perubahan warna, terjadi endapan, dan timbul gas. B. Saran 1. Laboratorium Agar dijaga kebersihannya, serta sarana dan prasarananya dilengkapi. 2. Asisten Agar lebih ditingkatkan pengawasan terhadap praktikan.
  • 31. SKEMA KERJA 1. Reaksi Kombinasi Disiapkan alat dan bahan Dijepit Aluminium foil dengan pinset Dibakar pada spiritus Diamati perubahan yang terjadi
  • 32. Sampel KBrO3 + KBr Dimasukkan ke dalam 2. (NH4)2CO3 Dimasukkan ke dalam 2 Tabung Reaksi Reaksi Dekomposisi tabung reaksi Dipanaskan diatas Dipanaskan dengan pembakar bunsen pembakar bunsen Dinyalakan api diatas Dimasukkan kertas kesua mulut tabung lakmus merah dalam tabung reaksi Diamati perubahan pada nyala api Diamati perubahan warna pada kertas lakmus Dicatat hasil pengamatan
  • 33. Sampel 3. Reaksi Substitusi Fe + H2SO4, Fe + NaOH, Fe + HCl, Al + 3H2SO4, Al + NaOH, Al + HCl H Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi Didiamkan ± 20 menit Diamati perubahan yang terjadi
  • 34. Sampel 4. Reaksi Metatesis HCl + NaOH FeCl3 + 3NaOH KBrO3 + AgNO3 CaCl2 + H2SO4 AgNO3 + HCl AgNO3 + NaCl H Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi Dihomogenkan Diamati perubahan yang terjadi
  • 35. Diamati perubahan warna pada kertas lakmus Dicatat hasil pengamatan
  • 36. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Hiskia. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1996 Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid II Edisi III. Jakarta: Erlangga. 2005 Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI. 1979 Martin. Kimia. Jakarta: Erlangga. 1993. Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassa: UIN Alauddin. 2011 Tim Dosen Kimia Unhas. KIMIA DASAR. Makassar: UNHAS. 2003 Yazid, Estien. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : ANDI. 2005