SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
WEWENANG, DAN KEPEMIMPINAN
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta
2016
1
1. Hakekat Wewenang
2
 Wewenang, atau dalam istilah umum disebut sebagai
authorityataulegalizedpower, dim aksudkan “suatu
hak yang te lah dite tapkan dalam tata te rtib so sial
untuk m e ne tapkan kebijakan”, menentukan
keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah
penting dan untuk menyelesaikan pertentangan-
pertentangan; dengan perkataan lain, seseorangyang
memilikiwewenangbertindaksebagaiorangyang
memimpinataumembimbingorangbanyak; apabila
orang membicarakan tentang wewenang maka yang
dimaksud adalah hak yang dimiliki oleh seseorang
atau sekelompok orang.
3
 Dipandang dari sudut masyarakat, maka kekuasaan
tanpa wewenang, merupakan kekuasaan yang tidak sah.
Kekuasaan harus mendapat pengakuan dan
pengesahan dari masyarakat agar menjadi wewenang.
2. Bentuk Wewenang Berdasarkan Dasar
Hukum
4
 Wewenangkharismatis, yaitu : “merupakan
wewenang yang didasarkan pada kharisma yang
merupakan suatu kemampuan khusus yang melekat pada
diri seseorang, kemampuan mana yang diyakini sebagai
pembawaan seseorang sejak lahir”.
 Dasardari wewenanginibukanterletakpadasuatu
peraturanatauhukum, melainkanbersumberpadadiri
pribadi individuyangbersangkutan, kharisma itu mungkin
saja meningkat sesuai dengan kesanggupan individu
untuk membuktikan kemanfaatnya pada masyarakat.;
sebaliknya, wewenang inidapat berkurang apabila ternyata
individu yang memilikinya berbuat kesalahan-kesalahan
yang dapat merugikan masyarakat banyak, sehingga
unsur kepercayaannya menjadi berkurang.
5
 Wewenangkharismatikini tidak diatur oleh kaidah-
kaidah yang tradisional maupun rasional; sifatnya adalah
irrasional.
 Tidak jarang terjadi bahwa kharisma yang dimiliki
seorang itu dapat hilang, seiring dengan dinamika dan
perkembangan masyarakat yang memungkinkan terjadi
perubahan-perubahan dalam masyarakat sehingga ada
perbedaan-perbedaan faham dari berbagai nilai yang
tadinya disepakati bersama; perubahan mana yang tidak
sesuai lagi dengan kharisma individu yang
bersangkutan, sehingga ia tertinggal oleh kemajuan dan
perkembangan masyarakat,
6
 WewenangTradisional: “Wewenang ini bisa dimiliki
oleh seorang atau beberapa orang dalam suatu
kelompok atau masyarakat, namun sumbernya bukan
dari kemampuan-kemampuan khusus seperti yang ada
pada wewenang khrismatis, akan tetapi oleh karena
seorang atau beberapa orang itu memiliki kekuasaan
dan wewenang yang telah melembaga dan bahkan
menjiwai masyarakat”.
 Dimana orang atau beberapa orang itu sudah lama
sekali mempunyai kekuasaan di dalam masyarakat,
sehingga orang banyak menjadi percaya dan mengakui
kekuasaan itu.
7
 Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai
wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas
antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan
pribadi seseorang, yang terlepas dari wewenang
tersebut; dalam hal ini sering kali hubungan
kekeluargaan memegang peranan penting dalam
pelaksanaan wewenang.
8
 Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai
wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas
antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan
pribadi seseo Beberapa ciridari wewenangtradisional
antara lain :
1. Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat
penguasa yang mempunyai wewenang , serta orang-orang
lainnya dalam masyarakat
2. Adanya wewenang yang lebih tinggi daripada kedudukan
seseorang diri hadir secara pribadi
3. Selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan
tradisional, orang-orang dapat bertindak secar bebas.
9
 Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai
wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas
antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan
pribadi seseorang, yang terlepas dari wewenang
tersebut; dalam hal ini sering kali hubungan
kekeluargaan memegang peranan penting dalam
pelaksanaan wewenang.
 Kepercayaan serta kehormatan yang diberikan kepada
mereka yang mempunyai wewenangtradisional
biasanya mempunyai fungsi yang memberikan
ketenangan pada masyarakat dalam arti bahwa
karenanya, maka masyarakat selalumengikatkandirinya
padatradisi.
10
 Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai
wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas
antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan
pribadi seseorang, yang terlepas dari wewenang
tersebut; dalam hal ini sering kali hubungan
kekeluargaan memegang peranan penting dalam
pelaksanaan wewenang.
 Wewenangtradisionaldapat juga berkurang atau bahkan
hilang, antara lain karenapemegangwewenangtadi tidak
dapat mengikutiperkembanganmasyarakat.
11
 Masyarakat yangmenyandarkandirinyapadatradisi
biasanyalambat sekali perkembangannya, walaupun
terjadisedikit-sedikit perubahan.
 Dengan demikian, maka wewenang yang menyandarkan
diri pada tradisi, harus juga menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan kemasyarakatan.
 WewenangRasionil: “Wewenang yang disandarkan
pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat,
sistem hukum mana difahamkan sebagai kaidah-kaidah
yang telah diakui serta ditaati oleh masyarakat, dan
bahkan yang telah diperkuat oleh negara”.
12
 Pada wewenang yang didasarkan pada sistem hukum ini
harus dilihat juga apakah sistem hukumnya bersandar
pada tradisi, agama, atau faktor lain, kemudian harus
ditelaah pula hubungannya dengan sistem kekuasaan
serta diuji pula apakah sistem hukum tadi cocok atau
tidak dengan sistem kebudayaan masyarakat, agar
supaya kehidupan dapat berjalan dengan tenang dan
tenteram.
 Didalam masyarakat yang relatif demokratis, maka
sesuai dengan sistem hukumnya, orang-orang yang
memegang kekuasaan diberi kedudukan menurut jangka
waktu tertentu dan terbatas.
13
 Gunanya adalah agar supaya orang-orang yang
memegang kekuasaan tadi akan dapat
menyelenggarakannya sesuai dengan kepentingan
masyarakat.
2.1. Bentuk Wewenang Berdasarkan
Kepentingan Pengaturan
 Wewenangyangtidakresmi: “sifatnya yang
spontan, situasional dan didasarkan pada faktor
saling kenal mengenal, serta dimana wewenang
tersebut tidak diterapkan secara sitematis.
 Wewenangtidakresmi biasanya timbul dalam
hubungan-hubunganantarpribadiyangsifatnya
situasional, dansifatnyasangat ditentukan
fihak-fihakyangsalingberhubungantadi.
14
15
 Wewenangresmi: ”sifatnya sistematis, dapat
diperhitungkan dan rasionil, biasanya wewenang ini
dapat dijumpai pada kelompok-kelompok besar yang
memerlukan aturan tata tertib yang tegas dan bersifat
tetap.
 Di dalam kelompok-kelompok yang kecil mungkin saja
ada usaha-usaha untuk menjadikan wewenangyang
tidakresmi menjadi wewenangresmi, hal mana biasanya
disebabkan oleh terlalu seringnya terjadi pertentangan-
pertentangan dalam kelompok kecil tersebut, sehingga
untuk mempertahankan keberadaannya, diperlukan
aturan-aturan yang lebih tegas, tetap, dan mengikat.
2.2. Bentuk Wewenang berdasarkan Pribadi dan
teritorial (tempat Tinggal)
16
 Wewenangpribadi: “sangat tergantung dari
solidaritas dan rasa keberasamaan yang tinggi dari
anggota-anggota suatu kelompok; individu –individu
dianggap lebih banyak memiliki kewajiban-kewajiban
daripada hak-hak.
 Struktur wewenang bersifat konsentris, artinya dari satu
titik pusat lalu meluas melalui lingkaran-lingkaran
wewenang tertentu.
 Setiap lingkaran wewenang dianggap mempunyai
kekuasaan penuh di wilayahnya masing-masing.
17
 Apabila bentuk wewenang ini dihubungan dengan
bentuk yang berdasar hukum yang berlaku, seperti Max
Weber, maka wewenang pribadi lebih didasarkan pada
tradisi, dan atau kharisma.
18
 wewenangteritorial, : “wilayah tempat tinggal
memegang peranan yang sangat penting; pada
kelompok ini, unsur kebersamaan cenderung berkurang,
oleh karena desakan-desakan dari faktor individual.
 Hal ini bukan berarti bahwa kepentingan-kepentingan
perorangan diakui dalam kerangka kepentingan-
kepentingan bersama.
 Pada wewenang teritorial ada kecenderungan untuk
mengadakan sentralisasi wewenang yang
memungkinkan hubungan yang langsung dengan para
warga kelompok.
19
 Walaupun wewenang pribadi dan wewenang teritorial ini
merupakan bentuk wewenangan dengan substansinya
masing-masing, namun dalam berbagai keadaan kedua
bentuk wewenang tadi dapat saja hidup secara
berdampingan.
2.3. Bentuk Wewenang berdasarkan lingkup
wewenang
20
 Wewenangterbatas adalah : “Wewenang yang
sifatnya terbatas, dalam arti tidak mencakup semua
sektor atau bidang kehidupan, akan tetapi hanya
terbatas pada salah satu sektor atau bidang saja.
 Ex : seorang jaksa di Indonesia mempunyai wewenang
atas nama negara menuntut seorang warga masyarakat
yang melakukan tindak pidana, akan tetapi jaksa
tersebut tidak berwenang untuk mengadilinya.
21
 Wewenangmenyeluruh: “berarti suatu wewenang
yang tidak dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan
tertentu. Suatu contoh adalah, misalnya bahwa setiap
negara mempunyai wewenang yang mnenyeluruh atau
mutlak untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
 Suatu wewenang bersifat terbatas atau menyeluruh
tergantung dari sudut penglihatan fihak-fihak yang ingin
menyorotinya.
22
 Walaupun wewenang pribadi dan wewenang teritorial ini
merupakan bentuk wewenangan dengan substansinya
masing-masing, namun dalam berbagai keadaan kedua
bentuk wewenang tadi dapat saja hidup secara
berdampingan.
 Untukmenggambarkanfenomenakekuasaandan
wewenangdalammasyarakat secarautuh, sekurangnya
adaduasubstansilagi yangperludikemukakankarena
duakeadaaninijugaturut menentukankeberadaandari
keuasaandanwewenangdiatas; keduafenomenaitu
adalah:
3. Kepemimpinan
23
 Kepemimpinanolehsosiologi dimaksudkansebagai :
“suatu fungsi kegiatan-kegiatan kelompok, merupakan
proses pemenuhan kebutuhan yang diakui oleh
kelompok, dan suatu proses yang mengarah pada
kegiatan-kegiatan kelompok ke tujuan-tujuan yang
dibenarkan oleh kelompok; dengan demikian
kepemimpinan itu menambah stabilitas kelompok atau
dapat juga mengubah stabilitas kelompok.
 Dalam kepemimpinantermuat duasubstansi, yaitu
kekuasaan dan wewenang, dan bila kepemimpinan ini
diwujudkan dalam bentuk yang nyata akan melekat pada
figur manusia yang disebut sebagai pemimpin.
24
 Kepemimpinan: dapat diartikan sebagi suatu
kemampuandari seseorang(leader) untukmempengaruhi
oranglainsebagai fihakyangdipimpinataupengikut-
pengikutnya, sehinggamerekabertingkah-laku
sebagaimanayangdikehendaki olehpemimpintersebut.
 Menurut sosiologi Kepemimpinan ini dibedakan antara :
“kepemimpinansebagai kedudukandankepemimpinan
sebagai proses sosial”; sebagai kedudukan,
kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak-hak
dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh
seseorang atau suatu badan.
25
 Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi
segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu
badan, yang menyebabkan gerak dari warga
masyarakat.
3.1. Bentuk Bentuk Kepemimpinan
26
 Kepemimpinanresmi, yaitu : “bentuk kepemimpinan
yang terwujud dalam suatu jabatan yang senantiasa
harus mengacu pada landasan-landasan atau peraturan-
peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya
cakupnya agak terbatas”.
 kepemimpinanyangtidakresmi: ”mempunyai daya
cakup yang relatif lebih luas dari batas-batas resmi,
karena kepemimpinan tersebut didasarkan atas
pengakuan dan kepercayaan masyarakat”.
27
 Ukuran benar-tidaknya suatu kepemimpinan tidak resmi
terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan
kepemimpinan tersebut, yang dianggap menguntungkan
atau merugikan masyarakat.
 Walaupun seorang pemimpin yang resmi tidak boleh
menyimpang dari peraturan-peraturan yang ada , akan
tetapi ada kalanya untuk situasi atau kondisi tertentu
dapat juga melakukan suatu kebijakan yang dianggap
perlu dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan
orang banyak..
28
 Sebaliknya, kepemimpinan yang tidak resmi dapat pula
dipergunakan di dalam suatu jabatan resmi karena lebih
leluasa di dalam mensikapi peraturan-peraturan resmi,
yang sifatnya lebih mengikat; dalam bidang yang terakhir
ini, maka seorang pemimpin dapat menggerakkan
kekuatan-kekuatan masyarakat, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
3.2. Pola-Pola Kepemimpinan
29
 Kepemimpinanyangkonservatif, yaitu : “Suatu pola
kepemimpinan yang relatif mempertahankan hal-hal
yang lama, karena telah diuji kehandalan dan
manfaatnya; yang bila mana pola tersebut dilekatkan
pada seorang pemimpin, konsekuensinya cenderung
selalu menganggap benar terhadap segala sikap
ataupun tindakan kepemimpinannya, walau sudah tidak
sesuai atau relevan lagi dengan keadaan masyarakat
sekarang.
30
 Kepemimpinanliberal, yaitu : “Suatu pola
kepemimpinan yang mengedepankan gagasan-gasan
baru dan perubahan sosial; yang bila pola tersebut
diterapkan pada seorang pemimpin, dia dapat
mengabaikan arti pentingnya nilai-nilai yang telah lama
berlaku (e stablishe d)”.
3.3. Sifat-Sifat Kepemimpinan
31
 Kepemimpinanotokratis, merupakan bentuk
kepemimpinan yang relatif ditentukan sendiri,
merupakan hukum sendiri, dimana seorang pemimpin
disini menguasai segala-galanya.
 Kepemimpinanpaternalistis, merupakan bentuk
kepemimpinan yang hampir sama dengan bentuk
otokratis, namun disini seorang pemimpin masih
memerlukan konsultasi dengan fihak-fihak yang
dianggap dapat membantu permasalahan-permasalan
yang dihadapinya; kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
orang lain masih diperhatikan, namun keputusan terakhir
ada pada tangan seorang pemimpin.
32
 Kepemimpinandemokratis, merupakan bentuk
kepemimpinan yang paling dianggap populer pada
masyarakat yang telah maju, karena pola
kepemimpinannya dianggap lebih aspiratif dan lebih bisa
dipertanggung jawabkan, karena orang banyak ikut
berperan dalam kebijakan-kebijakan seorang pemimpin.
 Kepemimpinaneksekutif, merupakan bentuk
kepemimpinan yang biasanya tampil di belakang layar,
bentuk ini sering tampil sebagai kelompok kecil atau
wakil yang mendukung seorang pemimpin.
4. Birokrasi
33
 Lewis A. Coser, “birokrasi itu organisasi yang bersifat
hierarkis yang ditetapkan secara rasional untuk
mengkoordinir pekerjaan orang-orang untuk kepentingan
pelaksanaan tugas-tugas administratif”.
 Birokrasi (bureaucracy) adalah alat pe ng hubung
pe ng g unaan ke kuasaan dari suatu pusat pe m e rintahan,
se hing g a kepemimpinan yang dapat berjalan efektif
dapat dilakukan de ng an le bih ce pat, le bih luas dan le bih
m e rata.
4.1. Unsur-unsur Birokrasi
34
 SoerjonoSoekantomenggambarkan bahwa
sekurangnya birokrasi itu mencakup lima unsur penting,
yaitu :
1. Organisasimerupakan satu cara untuk mengumpulkan
tenaga serta membagi-bagikan kekuasaan dan wewenang di
dalam pengumpulan tenaga tersebut; dan apabila dilihat dari
pembagian kekuasaan tersebut, maka di dalam suatu
organisasi terdapat :
1. penguasa dan mereka yang dikuasai
2. hierarki, yaitu urutan-urutan kekuasaan secara vertikal atau
bertingkat dari atas ke bawah
4.1. Unsur-unsur Birokrasi
35
3. ada pembagian tugas yang horisontal, yaitu pembagian tugas antara
beberapa bagian, dimana bagian-bagian tersebut mempunyai
kekuasaan dan wewenang yang setingkat atau sederajat,
4. ada suatu kelompok sosial.
2. Pengerahantenagadimaksudkan sebagai
pengaturan tenaga-tenaga secara organisatoris
untuk melaksanakan suatu tugas tertentu; tenaga
disini meliputi baik tenaga kasar, yaitu meliputi
tenaga-tenaga fisik yang mengandalkan pada
keterampilan tangan, maupun tenaga ahli, yaitu
tenaga-tenaga nonfisik yang lebih menggunakan
tenaga fikiran
36
3. Teraturdisini berarti “aktifitasnya berlandaskan pada
tata tertib tertentu atau atas dasar peraturan-peraturan
tertentu; dalam tertib ini maka seseorang sadar akan
kedudukannya di dalam suatu lingkungan pekerjaan,
hubungan kerja dengan bagian-bagian lain, beserta
tanggung jawabnya”.
4. Bersifat terus menerus : “Disamping harus adanya
peraturan-peraturan yang formal, hal tentang disiplin
kerja juga harus mendapat perhatian penting, yaitu
berupa ketaatan untuk menjalankan pekerjaan
sebagaimana yang telah ditetapkan.
37
 Ada kalanya peraturan-peraturan formil belum ada,
namun disiplin kerja harus sudah ada; pengerahan
tenaga kerja ini harus berlaku secara terus
menerus.
5. MempunyaiTujuan: “Keberadaan birokrasi
tentu tidak lepas dari tujuan-tujuan, dan untuk
sampai pada harapan-harapan itu roda
keberjalanan suatu birokrasi harus sesuai
dengan tujuan yang semula”.
5.Referensi
38
 Sunarto Kamanto, pengantar Sosiologi : Sebuah bunga rampai. Jakarta:
yayasan obor indonesia.
 Sunarto Kamanto, pengantar Sosiologi : lembaga penerbit FEUI. Jakarta
 Anonimous.2010. Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial.Universitas
Pendidikan Indonesia.
 Moeis, S. 2008. Buku Ajar Struktur Sosial:Stratifikasi Sosial. Universitas
Pendidikan Indonesia: Bandung.
 Herdiyanto, A. 2005.Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial.Diakses pada
tanggal 10 April 2014 dari
http://110.139.54.25/dir/data pdf/DIFERENSIASI SOSIAL DAN STRATIFIKASI S
.
 Singgih, D. S. 2014. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif
Sosiologi. Universitas Airlangga.

More Related Content

What's hot

10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukumroellys
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukumgradyg
 
Ppt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesiaPpt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesiaHernaWati14
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaAndrie Irawan
 
konsep dasar ilmu-ilmu sosial
konsep dasar ilmu-ilmu sosialkonsep dasar ilmu-ilmu sosial
konsep dasar ilmu-ilmu sosialridz kika
 
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...DheaFeralia
 
pembuktian dan daluarsa
pembuktian dan daluarsapembuktian dan daluarsa
pembuktian dan daluarsajohantorqi
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 

What's hot (20)

10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
 
Ppt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesiaPpt peradilan di indonesia
Ppt peradilan di indonesia
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan Agama
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
konsep dasar ilmu-ilmu sosial
konsep dasar ilmu-ilmu sosialkonsep dasar ilmu-ilmu sosial
konsep dasar ilmu-ilmu sosial
 
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUM...
 
pembuktian dan daluarsa
pembuktian dan daluarsapembuktian dan daluarsa
pembuktian dan daluarsa
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 

Viewers also liked

Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)
Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)
Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) Tri Widodo W. UTOMO
 
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Fatchul Wachid
 
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan TransformasionalNisa Ell
 
Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"
Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"
Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"Kanaidi ken
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Ayah Abeeb
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinanatika tk
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanEmelia Ginting
 
Sesi 6 perilaku kepemimpinan efektif
Sesi 6 perilaku kepemimpinan efektifSesi 6 perilaku kepemimpinan efektif
Sesi 6 perilaku kepemimpinan efektifbambangkardito23
 
Organisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinanOrganisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinanhezron santos
 
KEKUASAAN DAN WEWENANG
KEKUASAAN DAN WEWENANGKEKUASAAN DAN WEWENANG
KEKUASAAN DAN WEWENANGVisualBee.com
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaAli Murfi
 
Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenangKekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenangabd3llah
 
Leadersip sebuah pengantar
Leadersip sebuah pengantarLeadersip sebuah pengantar
Leadersip sebuah pengantarsupendi pendi
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinanrusdiman1
 
Rencana kerja penerapan e office
Rencana kerja penerapan e officeRencana kerja penerapan e office
Rencana kerja penerapan e officeYogik Alambara
 

Viewers also liked (20)

Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)
Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)
Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)
 
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
 
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan Transformasional
 
Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"
Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"
Materi Seminar...."Kepemimpinan SDM berbasis Personality"
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)
 
Materi Kepemimpinan
Materi KepemimpinanMateri Kepemimpinan
Materi Kepemimpinan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Sesi 6 perilaku kepemimpinan efektif
Sesi 6 perilaku kepemimpinan efektifSesi 6 perilaku kepemimpinan efektif
Sesi 6 perilaku kepemimpinan efektif
 
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINANKEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
 
Organisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinanOrganisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinan
 
KEKUASAAN DAN WEWENANG
KEKUASAAN DAN WEWENANGKEKUASAAN DAN WEWENANG
KEKUASAAN DAN WEWENANG
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
 
Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenangKekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenang
 
Leadersip sebuah pengantar
Leadersip sebuah pengantarLeadersip sebuah pengantar
Leadersip sebuah pengantar
 
Profesi guru
Profesi guruProfesi guru
Profesi guru
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinan
 
Rencana kerja penerapan e office
Rencana kerja penerapan e officeRencana kerja penerapan e office
Rencana kerja penerapan e office
 

Similar to WEWENANG, KEPEMIMPINAN DAN KEDAULATAN

12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaanmudanp.com
 
legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIAde Ayu Saputri
 
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikLegitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikSony Sonjaya
 
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukumKekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukumbaim hukum
 
Tugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanTugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanLa Mone
 
Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)
Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)
Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)Gusde Prabawa
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisMang Engkus
 
Struktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptx
Struktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptxStruktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptx
Struktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptxRahmaYulia7
 
Legitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfaLegitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfaodisti
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptChandraSetyawan10
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanJosephine Fiona Ketaren
 
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasionalBudaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasionalMuh Sudirman Sesse Albone
 

Similar to WEWENANG, KEPEMIMPINAN DAN KEDAULATAN (20)

Ppt soshum 3
Ppt soshum 3Ppt soshum 3
Ppt soshum 3
 
Kekuasaan 2016
Kekuasaan 2016Kekuasaan 2016
Kekuasaan 2016
 
lembaga politik
lembaga politiklembaga politik
lembaga politik
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaan
 
legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab II
 
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikLegitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
 
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukumKekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
Kekuasaan politik sebagai aspek pengubah hukum
 
Tugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanTugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaan
 
Kewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiKewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasi
 
Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)
Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)
Negara dan Kekuasaan Politik (Sospol Universitas Udayana)
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
 
Konsep Kekuasaan
Konsep KekuasaanKonsep Kekuasaan
Konsep Kekuasaan
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Struktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptx
Struktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptxStruktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptx
Struktur Sosial dan Hukum (Penjelasan).pptx
 
Legitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfaLegitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfa
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
 
Legitimasi kekuasaan
Legitimasi kekuasaanLegitimasi kekuasaan
Legitimasi kekuasaan
 
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasionalBudaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
 

More from Muchlis Soleiman

Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017Muchlis Soleiman
 
Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017
Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017
Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017Muchlis Soleiman
 
Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017
Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017
Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017Muchlis Soleiman
 
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017Muchlis Soleiman
 
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017Muchlis Soleiman
 
Pengantarsosiologi hukum 2017
Pengantarsosiologi hukum 2017Pengantarsosiologi hukum 2017
Pengantarsosiologi hukum 2017Muchlis Soleiman
 
Komponen software sim berbasis komputer-2017
Komponen software sim berbasis komputer-2017Komponen software sim berbasis komputer-2017
Komponen software sim berbasis komputer-2017Muchlis Soleiman
 
Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017
Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017
Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017Muchlis Soleiman
 
Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017
Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017
Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017Muchlis Soleiman
 
Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017
Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017
Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017Muchlis Soleiman
 
Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017
Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017
Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017Muchlis Soleiman
 
Kebudayaan antropologi 2017
Kebudayaan antropologi 2017Kebudayaan antropologi 2017
Kebudayaan antropologi 2017Muchlis Soleiman
 
Desain studi jaringan komunikasi
Desain studi jaringan komunikasiDesain studi jaringan komunikasi
Desain studi jaringan komunikasiMuchlis Soleiman
 
Tipe relasi dalam jaringan komunikasi
Tipe relasi dalam jaringan komunikasiTipe relasi dalam jaringan komunikasi
Tipe relasi dalam jaringan komunikasiMuchlis Soleiman
 
Konsep informasi dan sistem infromasi
Konsep informasi dan sistem infromasiKonsep informasi dan sistem infromasi
Konsep informasi dan sistem infromasiMuchlis Soleiman
 

More from Muchlis Soleiman (20)

Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
 
Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017
Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017
Kebudayaan, peradaban, dan sistem nilai budaya- 2017
 
Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017
Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017
Tipe kelompok sosial dan budaya ilmu sosial budaya dasar-2017
 
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
 
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
 
Pengantarsosiologi hukum 2017
Pengantarsosiologi hukum 2017Pengantarsosiologi hukum 2017
Pengantarsosiologi hukum 2017
 
Komponen software sim berbasis komputer-2017
Komponen software sim berbasis komputer-2017Komponen software sim berbasis komputer-2017
Komponen software sim berbasis komputer-2017
 
Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017
Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017
Keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat 2017
 
Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017
 
Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017
Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017
Dinamika kebudayaan dan masyarakat 2017
 
Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017
Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017
Komponen hardware sim berbasis komputer- 2017
 
Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017
Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017
Populasi dan sampel dalam jaringan komunikasi-2017
 
Kebudayaan antropologi 2017
Kebudayaan antropologi 2017Kebudayaan antropologi 2017
Kebudayaan antropologi 2017
 
Lembaga sosial 2017
Lembaga sosial 2017Lembaga sosial 2017
Lembaga sosial 2017
 
Stratifikasi sosial 2017
Stratifikasi sosial 2017Stratifikasi sosial 2017
Stratifikasi sosial 2017
 
Desain studi jaringan komunikasi
Desain studi jaringan komunikasiDesain studi jaringan komunikasi
Desain studi jaringan komunikasi
 
Tipe relasi dalam jaringan komunikasi
Tipe relasi dalam jaringan komunikasiTipe relasi dalam jaringan komunikasi
Tipe relasi dalam jaringan komunikasi
 
Konsep SIM
Konsep SIMKonsep SIM
Konsep SIM
 
Konsep dasar sistem
Konsep dasar sistem Konsep dasar sistem
Konsep dasar sistem
 
Konsep informasi dan sistem infromasi
Konsep informasi dan sistem infromasiKonsep informasi dan sistem infromasi
Konsep informasi dan sistem infromasi
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

WEWENANG, KEPEMIMPINAN DAN KEDAULATAN

  • 1. WEWENANG, DAN KEPEMIMPINAN Universitas Ibnu Chaldun Jakarta 2016 1
  • 2. 1. Hakekat Wewenang 2  Wewenang, atau dalam istilah umum disebut sebagai authorityataulegalizedpower, dim aksudkan “suatu hak yang te lah dite tapkan dalam tata te rtib so sial untuk m e ne tapkan kebijakan”, menentukan keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah penting dan untuk menyelesaikan pertentangan- pertentangan; dengan perkataan lain, seseorangyang memilikiwewenangbertindaksebagaiorangyang memimpinataumembimbingorangbanyak; apabila orang membicarakan tentang wewenang maka yang dimaksud adalah hak yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang.
  • 3. 3  Dipandang dari sudut masyarakat, maka kekuasaan tanpa wewenang, merupakan kekuasaan yang tidak sah. Kekuasaan harus mendapat pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar menjadi wewenang.
  • 4. 2. Bentuk Wewenang Berdasarkan Dasar Hukum 4  Wewenangkharismatis, yaitu : “merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma yang merupakan suatu kemampuan khusus yang melekat pada diri seseorang, kemampuan mana yang diyakini sebagai pembawaan seseorang sejak lahir”.  Dasardari wewenanginibukanterletakpadasuatu peraturanatauhukum, melainkanbersumberpadadiri pribadi individuyangbersangkutan, kharisma itu mungkin saja meningkat sesuai dengan kesanggupan individu untuk membuktikan kemanfaatnya pada masyarakat.; sebaliknya, wewenang inidapat berkurang apabila ternyata individu yang memilikinya berbuat kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan masyarakat banyak, sehingga unsur kepercayaannya menjadi berkurang.
  • 5. 5  Wewenangkharismatikini tidak diatur oleh kaidah- kaidah yang tradisional maupun rasional; sifatnya adalah irrasional.  Tidak jarang terjadi bahwa kharisma yang dimiliki seorang itu dapat hilang, seiring dengan dinamika dan perkembangan masyarakat yang memungkinkan terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat sehingga ada perbedaan-perbedaan faham dari berbagai nilai yang tadinya disepakati bersama; perubahan mana yang tidak sesuai lagi dengan kharisma individu yang bersangkutan, sehingga ia tertinggal oleh kemajuan dan perkembangan masyarakat,
  • 6. 6  WewenangTradisional: “Wewenang ini bisa dimiliki oleh seorang atau beberapa orang dalam suatu kelompok atau masyarakat, namun sumbernya bukan dari kemampuan-kemampuan khusus seperti yang ada pada wewenang khrismatis, akan tetapi oleh karena seorang atau beberapa orang itu memiliki kekuasaan dan wewenang yang telah melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat”.  Dimana orang atau beberapa orang itu sudah lama sekali mempunyai kekuasaan di dalam masyarakat, sehingga orang banyak menjadi percaya dan mengakui kekuasaan itu.
  • 7. 7  Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan pribadi seseorang, yang terlepas dari wewenang tersebut; dalam hal ini sering kali hubungan kekeluargaan memegang peranan penting dalam pelaksanaan wewenang.
  • 8. 8  Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan pribadi seseo Beberapa ciridari wewenangtradisional antara lain : 1. Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang , serta orang-orang lainnya dalam masyarakat 2. Adanya wewenang yang lebih tinggi daripada kedudukan seseorang diri hadir secara pribadi 3. Selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secar bebas.
  • 9. 9  Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan pribadi seseorang, yang terlepas dari wewenang tersebut; dalam hal ini sering kali hubungan kekeluargaan memegang peranan penting dalam pelaksanaan wewenang.  Kepercayaan serta kehormatan yang diberikan kepada mereka yang mempunyai wewenangtradisional biasanya mempunyai fungsi yang memberikan ketenangan pada masyarakat dalam arti bahwa karenanya, maka masyarakat selalumengikatkandirinya padatradisi.
  • 10. 10  Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai wewenangtradisional, tidak ada pembatasan yang tegas antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan pribadi seseorang, yang terlepas dari wewenang tersebut; dalam hal ini sering kali hubungan kekeluargaan memegang peranan penting dalam pelaksanaan wewenang.  Wewenangtradisionaldapat juga berkurang atau bahkan hilang, antara lain karenapemegangwewenangtadi tidak dapat mengikutiperkembanganmasyarakat.
  • 11. 11  Masyarakat yangmenyandarkandirinyapadatradisi biasanyalambat sekali perkembangannya, walaupun terjadisedikit-sedikit perubahan.  Dengan demikian, maka wewenang yang menyandarkan diri pada tradisi, harus juga menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kemasyarakatan.  WewenangRasionil: “Wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat, sistem hukum mana difahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati oleh masyarakat, dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara”.
  • 12. 12  Pada wewenang yang didasarkan pada sistem hukum ini harus dilihat juga apakah sistem hukumnya bersandar pada tradisi, agama, atau faktor lain, kemudian harus ditelaah pula hubungannya dengan sistem kekuasaan serta diuji pula apakah sistem hukum tadi cocok atau tidak dengan sistem kebudayaan masyarakat, agar supaya kehidupan dapat berjalan dengan tenang dan tenteram.  Didalam masyarakat yang relatif demokratis, maka sesuai dengan sistem hukumnya, orang-orang yang memegang kekuasaan diberi kedudukan menurut jangka waktu tertentu dan terbatas.
  • 13. 13  Gunanya adalah agar supaya orang-orang yang memegang kekuasaan tadi akan dapat menyelenggarakannya sesuai dengan kepentingan masyarakat.
  • 14. 2.1. Bentuk Wewenang Berdasarkan Kepentingan Pengaturan  Wewenangyangtidakresmi: “sifatnya yang spontan, situasional dan didasarkan pada faktor saling kenal mengenal, serta dimana wewenang tersebut tidak diterapkan secara sitematis.  Wewenangtidakresmi biasanya timbul dalam hubungan-hubunganantarpribadiyangsifatnya situasional, dansifatnyasangat ditentukan fihak-fihakyangsalingberhubungantadi. 14
  • 15. 15  Wewenangresmi: ”sifatnya sistematis, dapat diperhitungkan dan rasionil, biasanya wewenang ini dapat dijumpai pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan tata tertib yang tegas dan bersifat tetap.  Di dalam kelompok-kelompok yang kecil mungkin saja ada usaha-usaha untuk menjadikan wewenangyang tidakresmi menjadi wewenangresmi, hal mana biasanya disebabkan oleh terlalu seringnya terjadi pertentangan- pertentangan dalam kelompok kecil tersebut, sehingga untuk mempertahankan keberadaannya, diperlukan aturan-aturan yang lebih tegas, tetap, dan mengikat.
  • 16. 2.2. Bentuk Wewenang berdasarkan Pribadi dan teritorial (tempat Tinggal) 16  Wewenangpribadi: “sangat tergantung dari solidaritas dan rasa keberasamaan yang tinggi dari anggota-anggota suatu kelompok; individu –individu dianggap lebih banyak memiliki kewajiban-kewajiban daripada hak-hak.  Struktur wewenang bersifat konsentris, artinya dari satu titik pusat lalu meluas melalui lingkaran-lingkaran wewenang tertentu.  Setiap lingkaran wewenang dianggap mempunyai kekuasaan penuh di wilayahnya masing-masing.
  • 17. 17  Apabila bentuk wewenang ini dihubungan dengan bentuk yang berdasar hukum yang berlaku, seperti Max Weber, maka wewenang pribadi lebih didasarkan pada tradisi, dan atau kharisma.
  • 18. 18  wewenangteritorial, : “wilayah tempat tinggal memegang peranan yang sangat penting; pada kelompok ini, unsur kebersamaan cenderung berkurang, oleh karena desakan-desakan dari faktor individual.  Hal ini bukan berarti bahwa kepentingan-kepentingan perorangan diakui dalam kerangka kepentingan- kepentingan bersama.  Pada wewenang teritorial ada kecenderungan untuk mengadakan sentralisasi wewenang yang memungkinkan hubungan yang langsung dengan para warga kelompok.
  • 19. 19  Walaupun wewenang pribadi dan wewenang teritorial ini merupakan bentuk wewenangan dengan substansinya masing-masing, namun dalam berbagai keadaan kedua bentuk wewenang tadi dapat saja hidup secara berdampingan.
  • 20. 2.3. Bentuk Wewenang berdasarkan lingkup wewenang 20  Wewenangterbatas adalah : “Wewenang yang sifatnya terbatas, dalam arti tidak mencakup semua sektor atau bidang kehidupan, akan tetapi hanya terbatas pada salah satu sektor atau bidang saja.  Ex : seorang jaksa di Indonesia mempunyai wewenang atas nama negara menuntut seorang warga masyarakat yang melakukan tindak pidana, akan tetapi jaksa tersebut tidak berwenang untuk mengadilinya.
  • 21. 21  Wewenangmenyeluruh: “berarti suatu wewenang yang tidak dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu. Suatu contoh adalah, misalnya bahwa setiap negara mempunyai wewenang yang mnenyeluruh atau mutlak untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.  Suatu wewenang bersifat terbatas atau menyeluruh tergantung dari sudut penglihatan fihak-fihak yang ingin menyorotinya.
  • 22. 22  Walaupun wewenang pribadi dan wewenang teritorial ini merupakan bentuk wewenangan dengan substansinya masing-masing, namun dalam berbagai keadaan kedua bentuk wewenang tadi dapat saja hidup secara berdampingan.  Untukmenggambarkanfenomenakekuasaandan wewenangdalammasyarakat secarautuh, sekurangnya adaduasubstansilagi yangperludikemukakankarena duakeadaaninijugaturut menentukankeberadaandari keuasaandanwewenangdiatas; keduafenomenaitu adalah:
  • 23. 3. Kepemimpinan 23  Kepemimpinanolehsosiologi dimaksudkansebagai : “suatu fungsi kegiatan-kegiatan kelompok, merupakan proses pemenuhan kebutuhan yang diakui oleh kelompok, dan suatu proses yang mengarah pada kegiatan-kegiatan kelompok ke tujuan-tujuan yang dibenarkan oleh kelompok; dengan demikian kepemimpinan itu menambah stabilitas kelompok atau dapat juga mengubah stabilitas kelompok.  Dalam kepemimpinantermuat duasubstansi, yaitu kekuasaan dan wewenang, dan bila kepemimpinan ini diwujudkan dalam bentuk yang nyata akan melekat pada figur manusia yang disebut sebagai pemimpin.
  • 24. 24  Kepemimpinan: dapat diartikan sebagi suatu kemampuandari seseorang(leader) untukmempengaruhi oranglainsebagai fihakyangdipimpinataupengikut- pengikutnya, sehinggamerekabertingkah-laku sebagaimanayangdikehendaki olehpemimpintersebut.  Menurut sosiologi Kepemimpinan ini dibedakan antara : “kepemimpinansebagai kedudukandankepemimpinan sebagai proses sosial”; sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan.
  • 25. 25  Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
  • 26. 3.1. Bentuk Bentuk Kepemimpinan 26  Kepemimpinanresmi, yaitu : “bentuk kepemimpinan yang terwujud dalam suatu jabatan yang senantiasa harus mengacu pada landasan-landasan atau peraturan- peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas”.  kepemimpinanyangtidakresmi: ”mempunyai daya cakup yang relatif lebih luas dari batas-batas resmi, karena kepemimpinan tersebut didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat”.
  • 27. 27  Ukuran benar-tidaknya suatu kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut, yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat.  Walaupun seorang pemimpin yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan yang ada , akan tetapi ada kalanya untuk situasi atau kondisi tertentu dapat juga melakukan suatu kebijakan yang dianggap perlu dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan orang banyak..
  • 28. 28  Sebaliknya, kepemimpinan yang tidak resmi dapat pula dipergunakan di dalam suatu jabatan resmi karena lebih leluasa di dalam mensikapi peraturan-peraturan resmi, yang sifatnya lebih mengikat; dalam bidang yang terakhir ini, maka seorang pemimpin dapat menggerakkan kekuatan-kekuatan masyarakat, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  • 29. 3.2. Pola-Pola Kepemimpinan 29  Kepemimpinanyangkonservatif, yaitu : “Suatu pola kepemimpinan yang relatif mempertahankan hal-hal yang lama, karena telah diuji kehandalan dan manfaatnya; yang bila mana pola tersebut dilekatkan pada seorang pemimpin, konsekuensinya cenderung selalu menganggap benar terhadap segala sikap ataupun tindakan kepemimpinannya, walau sudah tidak sesuai atau relevan lagi dengan keadaan masyarakat sekarang.
  • 30. 30  Kepemimpinanliberal, yaitu : “Suatu pola kepemimpinan yang mengedepankan gagasan-gasan baru dan perubahan sosial; yang bila pola tersebut diterapkan pada seorang pemimpin, dia dapat mengabaikan arti pentingnya nilai-nilai yang telah lama berlaku (e stablishe d)”.
  • 31. 3.3. Sifat-Sifat Kepemimpinan 31  Kepemimpinanotokratis, merupakan bentuk kepemimpinan yang relatif ditentukan sendiri, merupakan hukum sendiri, dimana seorang pemimpin disini menguasai segala-galanya.  Kepemimpinanpaternalistis, merupakan bentuk kepemimpinan yang hampir sama dengan bentuk otokratis, namun disini seorang pemimpin masih memerlukan konsultasi dengan fihak-fihak yang dianggap dapat membantu permasalahan-permasalan yang dihadapinya; kebutuhan-kebutuhan dan keinginan orang lain masih diperhatikan, namun keputusan terakhir ada pada tangan seorang pemimpin.
  • 32. 32  Kepemimpinandemokratis, merupakan bentuk kepemimpinan yang paling dianggap populer pada masyarakat yang telah maju, karena pola kepemimpinannya dianggap lebih aspiratif dan lebih bisa dipertanggung jawabkan, karena orang banyak ikut berperan dalam kebijakan-kebijakan seorang pemimpin.  Kepemimpinaneksekutif, merupakan bentuk kepemimpinan yang biasanya tampil di belakang layar, bentuk ini sering tampil sebagai kelompok kecil atau wakil yang mendukung seorang pemimpin.
  • 33. 4. Birokrasi 33  Lewis A. Coser, “birokrasi itu organisasi yang bersifat hierarkis yang ditetapkan secara rasional untuk mengkoordinir pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas administratif”.  Birokrasi (bureaucracy) adalah alat pe ng hubung pe ng g unaan ke kuasaan dari suatu pusat pe m e rintahan, se hing g a kepemimpinan yang dapat berjalan efektif dapat dilakukan de ng an le bih ce pat, le bih luas dan le bih m e rata.
  • 34. 4.1. Unsur-unsur Birokrasi 34  SoerjonoSoekantomenggambarkan bahwa sekurangnya birokrasi itu mencakup lima unsur penting, yaitu : 1. Organisasimerupakan satu cara untuk mengumpulkan tenaga serta membagi-bagikan kekuasaan dan wewenang di dalam pengumpulan tenaga tersebut; dan apabila dilihat dari pembagian kekuasaan tersebut, maka di dalam suatu organisasi terdapat : 1. penguasa dan mereka yang dikuasai 2. hierarki, yaitu urutan-urutan kekuasaan secara vertikal atau bertingkat dari atas ke bawah
  • 35. 4.1. Unsur-unsur Birokrasi 35 3. ada pembagian tugas yang horisontal, yaitu pembagian tugas antara beberapa bagian, dimana bagian-bagian tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang setingkat atau sederajat, 4. ada suatu kelompok sosial. 2. Pengerahantenagadimaksudkan sebagai pengaturan tenaga-tenaga secara organisatoris untuk melaksanakan suatu tugas tertentu; tenaga disini meliputi baik tenaga kasar, yaitu meliputi tenaga-tenaga fisik yang mengandalkan pada keterampilan tangan, maupun tenaga ahli, yaitu tenaga-tenaga nonfisik yang lebih menggunakan tenaga fikiran
  • 36. 36 3. Teraturdisini berarti “aktifitasnya berlandaskan pada tata tertib tertentu atau atas dasar peraturan-peraturan tertentu; dalam tertib ini maka seseorang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lingkungan pekerjaan, hubungan kerja dengan bagian-bagian lain, beserta tanggung jawabnya”. 4. Bersifat terus menerus : “Disamping harus adanya peraturan-peraturan yang formal, hal tentang disiplin kerja juga harus mendapat perhatian penting, yaitu berupa ketaatan untuk menjalankan pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan.
  • 37. 37  Ada kalanya peraturan-peraturan formil belum ada, namun disiplin kerja harus sudah ada; pengerahan tenaga kerja ini harus berlaku secara terus menerus. 5. MempunyaiTujuan: “Keberadaan birokrasi tentu tidak lepas dari tujuan-tujuan, dan untuk sampai pada harapan-harapan itu roda keberjalanan suatu birokrasi harus sesuai dengan tujuan yang semula”.
  • 38. 5.Referensi 38  Sunarto Kamanto, pengantar Sosiologi : Sebuah bunga rampai. Jakarta: yayasan obor indonesia.  Sunarto Kamanto, pengantar Sosiologi : lembaga penerbit FEUI. Jakarta  Anonimous.2010. Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial.Universitas Pendidikan Indonesia.  Moeis, S. 2008. Buku Ajar Struktur Sosial:Stratifikasi Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.  Herdiyanto, A. 2005.Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial.Diakses pada tanggal 10 April 2014 dari http://110.139.54.25/dir/data pdf/DIFERENSIASI SOSIAL DAN STRATIFIKASI S .  Singgih, D. S. 2014. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi. Universitas Airlangga.