SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Negara dan Masyarakat
Madani
Pengertian Masyarakat
Madani
Masyarakat Madani dan
Demokratisasi
Arkeologi Istilah
 Istilah masyarakat madani di Indonesia
adalah terjemahan civil society yang
berkembang di dunia Barat (Dawam
Rahardjo, 1999:146).
 Masyarakat madani dalam semangat
moderen tidak lain dari civil society,
karena kata “madani” menunjuk pada
makna peradaban atau kebudayaan
(Nurcholish Madjid,2000:80).
 Masyarakat madani adalah masyarakat perkotaan
atau masyarakat beradab dengan karakteristik
seperti egalitarianisme, penghormatan terhadap
prestasi, keterbukaan, penegakan hukum serta
keadilan, toleransi serta pluralisme, serta
musyawarah.
 Masyarakat madani merupakan tatanan sosial
yang mempromosikan toleransi, demokrasi serta
kesopanan serta menghargai eksistensi pluralisme
(Madjid,2000:80).
Karakteristik Masyarakat Madani
 Demokratis
 Toleran
 Pluralisme dan Multikulturalisme
Terminologi civil society
bisa diterjemahkan secara
berbeda oleh para ahli.
Terlebih pada negara yang
memiliki struktur sosial,
ekonomi, dan kultural yang
berbeda, pengertian civil
society di negara-negara
tersebut akan berbeda pula
Dimensi kultural membentuk watak dan kepribadian
masyarakat yang pada akhirnya akan menentukan pula
budaya serta orientasi politik masyarakat yang
bersangkutan. Masalah yang berkaitan dengan ras,
etnisitas, agama, ideologi, dan lain-lain atau apa yang kita
namakan sebagai identitas kebersamaan (public identity),
merupakan faktor yang harus selalu dipertimbangkan
dalam mengamati derajat keberadaan civil society dalam
sebuah negara.
Civil society berasal civilis
societas (sebuah konsep
yang muncul dari pemikiran
Cicero, orator dan pujangga
Yunani yang hidup pada
106-43 S.M.)
Civilis societas berarti suatu
komunitas politik yang
beradab, termasuk
masyarakat kota yang
memiliki kode hukum (ius
civile)
Konsepsi modern
tentang civil society
pertama kali digunakan
oleh Hegel dalam
Philosophy of Right
pada tahun 1821. Dia
menyebutkan bahwa
civil society is sphere of
ethical life interposed
between the family and
the state
Georg Wilhem Friedrich
Hegel (1770−1831 )
de‘Tocqueville
de‘Tocqueville mendefinisikan
civil society sebagai:
“wilayah-wilayah kehidupan
sosial yang terorganisasi dan
bercirikan, antara lain:
kesukarelaan (voluntary),
keswasembadaan (self-
generating), dan keswadayaan
(self-supporting), kemandirin
tinggi berhadapan dengan
negara, dan keterikatan dengan
norma-norma atau nilai-nilai
hukum yang diikuti oleh
warganya.
Elemen-elemen civil society menurut Nocos
Mouzelis:
 The existence of rule-of-law conditions that
effectively protect citizens from state
abitrariness
 The existence of strong organized
interest groups, capable of
checking eventual abuses of power
by those who control the means of
administration and coercion;
 The existence of balanced pluralism among
civil society interests so that non can establish
absolute dominance.
(dalam Hall, 1995:225-226)
 Civil society merupakan suatu space atau
ruang yang terletak antara negara di satu
pihak dan masyarakat di lain pihak, dan
dalam ruang tersebut terdapat asosiasi
warga masyarakat yang bersifat suka rela
dan terbangun sebuah jaringan hubungan
di antara asosiasi tersebut.
 Civil society merupakan suatu bentuk
hubungan antara negara dengan sejumlah
kelompok sosial, namun sifatnya independen
terhadap negara.
 Civil society sebagai “tempat di mana
masyarakat masuk ke dalam
hubungan dengan negara.”
 Civil society menjadi dasar atau tempat
berpijak bagi munculnya wacana yang
rasional yang mempunyai potensi untuk
mempertanyakan pertanggungjawaban
negara (state accountability).
STATE
CIVIL SOCIETY
Free Public Sphere
Di dalam public sphere ini, warga masyarakat akan
memiliki akses luas pada lembaga-lembaga, baik
lembaga negara seperti birokrasi, lembaga perwakilan,
dan peradilan maupun lembaga non-negara, seperti
partai politik dan kelompok kepentingan.
Di dalam public sphere ini pula, terjadi diskursus
yang intensif tentang segala hal yang terjadi di
dalam negara, sehingga pemerintah dan lembaga-
lembaga negara memiliki tingkat akuntabilitas
yang cukup tinggi.
Empat persyaratan yang harus dipenuhi bagi keberadaan
civil society manurut Chandoke (1995:5-8):
1. Nilai dari civil society yang berupa partisipasi politik
dan pertanggungjawaban negara;
2. Institusi dari civil society yang berupa
forum yang representatif dan asosiasi
sosial;
3. Perlindungan dari civil society adalah berhubungan
dengan hak-hak individual secara umum; dan
4. Anggota civil society adalah semua individu
yang dilindungi oleh hukum
Pembahasan mengenai civil society
tidak bisa dilepaskan dari
pembahasan mengenai negara atau
lebih jelasnya kerangka pemikiran
masyarakat (state and society)
sebagai dualitas.
Definisi negara yang dikemukakan oleh Harold J.
Laski (1947:8-9):
 Negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan yang secara sah
lebih berkuasa daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat.
 Masyarakat merupakan negara kalau cara
hidup yang harus ditaati baik oleh individu
maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan
oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa
dan mengikat
Dipandang dari dan dalam
masyarakat, akan terlihat bahwa
hubungan antara negara dan
masyarakat merupakan
hubungan sosial yang bersifat
dominatif. Negara mendukung
dan mengorganisasikan
hubungan-hubungan dominasi
ini melalui institusi-institusi
yang biasanya memonopoli
sarana paksaan fisik (coercion)
di dalam wilayah tertentu
(Surbakti, 2010:61).
Max Weber:
“Negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam sesuatu wilayah.”
Negara mempunyai watak
“memaksakan kehendak.” Ini
merupakan keadaan obyektif yang tidak
terhindarkan. Dengan demikian
menurut Weber, negara sebagai satu-
satunya lembaga yang secara sah dapat
menggunakan kekerasan dalam rangka
menegakkan ‘ketertiban’ menurut
rasionalitasnya. Max Weber
Roger H. Soltau :
“Negara adalah agen (agency) atau kewenangan
(authorithy) yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan atas nama masyarakat.”
o Hubungan ideal antara negara dengan
masyarakat madani adalah interdependensi
yang konstruktif.
o Negara tidak bisa bergerak sendiri dalam
mewujudkan tujuan-tujuan publik seperti
kesejahteraan, keadilan, hak asasi manusia
lingkungan hidup, dan kebebasan politik
 Kehadiran mayarakat madani diperlukan
sebagai kekuatan independen yang juga
peduli dengan tujuan-tujuan itu.
 Masyarakat madani yang aktif
merupakan modal tumbuhnya
kultur demokrasi di Indonesia.
 Masyarakat madani hanya dapat
menjalankan fungsinya dengan
baik bila negara menjamin
penegakan hukum dan
perlindungan terhadap warga
negara.
 Kekuatan civil society yang mandiri dapat
bekerja lintas kelas dan mampu menjadi
‘pengerem’ tendensi intervensionis yang
dilakukan negara (Cohen dalam Hikam,
1996).
Dalam realitas sosial, masyarakat madani
mewujudkan dirinya dalam berbagai corak
lembaga non-pemerintah dan organisasi
yang bersifat suka rela, seperti NGO/LSM,
lembaga-lembaga penelitian, dan badan-
badan filantropi
NGOs/LSM merupakan elemen
masyarakat madani yang diharapkan
dapat memainkan peranan mengisi
ruang publik dalam civil society
Seiring dengan gelombang demokratisasi,
suatu negara relatif mudah mengalami
transisi menuju demokrasi.
Transisi demokrasi adalah:
“begins with the breakdown of the former
authoritarian regime and ends with the
establishment of a relatively stable
configuration of political institutions within
a democratic regime’”
(Dimulai dengan rezim otoriter terdahulu dan
berakhir dengan penetapan suatu bentuk yang
relatif stabil dari institusi politik di dalam rezim
demokratis)
Richard Gunther, 2005
Ujung atau muara dari transisi menuju
demokrasi berkaitan dengan masalah
konsolidasi demokrasi, karena transisi
semacam itu tidak serta merta
bermakna bahwa negara tersebut akan
secara terus menerus berada dalam
kerangka demokrasi.
Manakala di dalam masa transisi itu negara
tersebut gagal melakukan konsolidasi demokrasi,
bisa kembali ke sistem otoriter.
Demokrasi dikatakan terkonsolidasi
apabila terdapat regularitas, adanya
rutinitas, dan kesinambungan di dalam
mekanisme berdemokrasi (Marijan,
2010:339). Misalnya, adanya pemilu
yang jujur dan adil secara periodik, yang
berarti adanya mekanisme yang
memungkinkan adanya pergantian
pemimpin atau pertanggungjawaban
secara politik.
Konsolidasi juga dipahami
sebagai sebuah proses panjang
yang mengurangi kemungkinan
pembalikan demokratisasi,
mencegah erosi demokrasi,
menghindari keruntuhan
demokrasi, yang diteruskan
dengan melengkapi demokrasi,
pendalaman demokrasi, dan
mengorganisir demokrasi secara
berkelanjutan.
 Banyak karya tentang konsolidasi demokrasi yang
menggunakan pendekatan institusional. Para ahli
hubungan sipil-militer, misalnya, mengedepankan isu
demiliterisasi dan meletakkan militer di bawah kontrol
sipil yang demokratis.
 Ilmuwan lain, termasuk ahli administrasi publik
mengedepankan isu reformasi birokrasi, misalnya isu
reinventing government. Sekarang yang sedang trend
dan didukung oleh banyak lembaga donor
internasional seperti World Bank, USAID, UNDP adalah
kampanye good governanc
Hubungan antara demokrasi dengan
masyarakat madani bagaikan dua sisi
mata uang yang bersifat ko-eksistensi.
Hanya dalam masyarakat madani yang
kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan
baik, dan hanya dalam suasana demokratislah
masyarakat madani dapat berkembang secara
wajar.
Dapatlah dikatakan, masyarakat madani
merupakan elemen yang signifikan dalam
membangun demokrasi, hanya dalam masyarakat
madanilah terwujudnya demokrasi.
Civil society yang solid dan
dinamis akan merupakan pilar
utama bagi proses demokrasi
(Tornquist, 2002:4).
Civil society yang kuat namun tersegmentasi
secara eksklusif berdasarkan perbedaan
budaya, etnik, dan bahasa bisa menghambat
konsolidasi demokrasi (Schmitter dalam
Triwibowo, 2006:3)
Civil society, secara teoritis,
dipandang sebagai bagian
penting dari demokrasi
substantif dan mendorong
bergulirnya demokrasi di
sebuah negara.
Argumentasinya adalah
karena civil society dapat
mendorong terwujudnya cita-
cita sebuah negara demokrasi.
Mengapa demikian?
Pertama, civil society dapat berfungsi sebagai pengawas
dan atau penyeimbang kekuasaan pemerintah
yang berlebihan (baca: corrupt).
Kedua, civil society dianggap dapat mewakili
bermacam kepentingan dan pandangan yang
berkembang di masyarakat.
Ketiga, civil society dapat mempromosikan integrasi
masyarakat dan perkembangan nilai-nilai
demokrasi.
Keempat, civil society dapat memperkuat legitimasi
negara dengan menyediakan pelayanan
publik secara lebih efisien dan efektif
melalui pelibatan grassroots dalam proses
pengambilan kebijakan.
Menurut Dewi Fortuna Anwar, keberadaan civil
socety memiliki peranan penting dalam proses
proses demokrasi suatu negara karena civil socety
dinilai memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yakni:
 Advokasi,
 Pemberdayaan, dan
 Kontrol sosial yang menunjang terciptanya
demokrasi yang matang.
Pro-kontra tampak masih
mewarnai narasi civil society di
Indonesia, terutama dalam
mengkategorisasikan jenis civil
society yang ada.
Untuk kasus partai politik,
sebagian kalangan
menganggapnya sebagai
bagian dari civil society
sepanjang ia memainkan
peran pengimbang
kekuasaan negara.
Biasanya, partai yang
dijadikan prototipe bagi sebuah model civil
society adalah kategori partai dengan tingkat
perolehan suara yang rendah, sehingga leluasa
dalam memainkan peran kontrol dan kritiknya
terhadap negara.
Sedangkan, mereka yang enggan
memasukkan partai politik
sebagai elemen civil society
memandang partai politik adalah
bagian dari organisasi politik
yang memiliki peluang dalam
merebut kekuasaan formal
negara.
Hubungan antara NGOs dan negara, sama sekali
tidak dapat dipisahkan. Di negara mana pun,
pemerintah akan mengakui betapa besar peran
NGOs dalam kehidupannya sehari-hari.
Namun demikian, hubungan
antara civil society dengan
negara tidak selamanya baik,
karena tidak jarang pula negara
melihat NGOs sebagai
penentang program dan
kebijaksanaanan pemerintah.
Di sisi lain, ada NGO yang
menjadi partner
pemerintah melalui
bantuan keterlibatan
mereka membantu
pejabat publik, baik
langsung maupun tidak,
dalam membentuk
kebijakan publik
MASYARAKAT MADANI

More Related Content

Similar to MASYARAKAT MADANI

Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMasyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMawarPutri10
 
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikLegitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikSony Sonjaya
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxAbdullahMitrin
 
BAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat MadaniBAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat MadaniSRIJOKOWALUYO
 
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraHana Medina
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiAriz Frends
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasiestri
 
2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphere2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphereSam Suar
 

Similar to MASYARAKAT MADANI (20)

Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMasyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
 
valen resum mas
valen resum masvalen resum mas
valen resum mas
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Makalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasiMakalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasi
 
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikLegitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
 
Masyarakat sipil
Masyarakat sipilMasyarakat sipil
Masyarakat sipil
 
BAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat MadaniBAB II Masyarakat Madani
BAB II Masyarakat Madani
 
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasi
 
DEMOKRASI INDONESIA.pptx
DEMOKRASI INDONESIA.pptxDEMOKRASI INDONESIA.pptx
DEMOKRASI INDONESIA.pptx
 
Ciri demokrasi
Ciri demokrasiCiri demokrasi
Ciri demokrasi
 
Budaya demokrasi XI
Budaya demokrasi XIBudaya demokrasi XI
Budaya demokrasi XI
 
2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphere2 konsep publicsphere
2 konsep publicsphere
 
Paper Demokrasi
Paper DemokrasiPaper Demokrasi
Paper Demokrasi
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 

More from ChandraSetyawan10

Kelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak Hindu
Kelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak HinduKelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak Hindu
Kelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak HinduChandraSetyawan10
 
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptxPrinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptxChandraSetyawan10
 
Pelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptx
Pelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptxPelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptx
Pelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptxChandraSetyawan10
 
demokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).ppt
demokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).pptdemokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).ppt
demokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).pptChandraSetyawan10
 

More from ChandraSetyawan10 (7)

Kelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak Hindu
Kelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak HinduKelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak Hindu
Kelompok 2 Sejarah kerajaan bercorak Hindu
 
ppt sejarah.pptx
ppt sejarah.pptxppt sejarah.pptx
ppt sejarah.pptx
 
Perang Napoleon.docx
Perang Napoleon.docxPerang Napoleon.docx
Perang Napoleon.docx
 
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptxPrinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
 
Money Politik 1.pptx
Money Politik 1.pptxMoney Politik 1.pptx
Money Politik 1.pptx
 
Pelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptx
Pelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptxPelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptx
Pelaksanaan prinsip demokrasi di sekolah (Materi 2).pptx
 
demokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).ppt
demokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).pptdemokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).ppt
demokrasi bukan sekedar narasi (Materi 4).ppt
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

MASYARAKAT MADANI

  • 1. Negara dan Masyarakat Madani Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat Madani dan Demokratisasi
  • 2. Arkeologi Istilah  Istilah masyarakat madani di Indonesia adalah terjemahan civil society yang berkembang di dunia Barat (Dawam Rahardjo, 1999:146).  Masyarakat madani dalam semangat moderen tidak lain dari civil society, karena kata “madani” menunjuk pada makna peradaban atau kebudayaan (Nurcholish Madjid,2000:80).
  • 3.  Masyarakat madani adalah masyarakat perkotaan atau masyarakat beradab dengan karakteristik seperti egalitarianisme, penghormatan terhadap prestasi, keterbukaan, penegakan hukum serta keadilan, toleransi serta pluralisme, serta musyawarah.  Masyarakat madani merupakan tatanan sosial yang mempromosikan toleransi, demokrasi serta kesopanan serta menghargai eksistensi pluralisme (Madjid,2000:80).
  • 4. Karakteristik Masyarakat Madani  Demokratis  Toleran  Pluralisme dan Multikulturalisme
  • 5. Terminologi civil society bisa diterjemahkan secara berbeda oleh para ahli. Terlebih pada negara yang memiliki struktur sosial, ekonomi, dan kultural yang berbeda, pengertian civil society di negara-negara tersebut akan berbeda pula
  • 6. Dimensi kultural membentuk watak dan kepribadian masyarakat yang pada akhirnya akan menentukan pula budaya serta orientasi politik masyarakat yang bersangkutan. Masalah yang berkaitan dengan ras, etnisitas, agama, ideologi, dan lain-lain atau apa yang kita namakan sebagai identitas kebersamaan (public identity), merupakan faktor yang harus selalu dipertimbangkan dalam mengamati derajat keberadaan civil society dalam sebuah negara.
  • 7. Civil society berasal civilis societas (sebuah konsep yang muncul dari pemikiran Cicero, orator dan pujangga Yunani yang hidup pada 106-43 S.M.) Civilis societas berarti suatu komunitas politik yang beradab, termasuk masyarakat kota yang memiliki kode hukum (ius civile)
  • 8. Konsepsi modern tentang civil society pertama kali digunakan oleh Hegel dalam Philosophy of Right pada tahun 1821. Dia menyebutkan bahwa civil society is sphere of ethical life interposed between the family and the state Georg Wilhem Friedrich Hegel (1770−1831 )
  • 9. de‘Tocqueville de‘Tocqueville mendefinisikan civil society sebagai: “wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain: kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self- generating), dan keswadayaan (self-supporting), kemandirin tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
  • 10. Elemen-elemen civil society menurut Nocos Mouzelis:  The existence of rule-of-law conditions that effectively protect citizens from state abitrariness  The existence of strong organized interest groups, capable of checking eventual abuses of power by those who control the means of administration and coercion;
  • 11.  The existence of balanced pluralism among civil society interests so that non can establish absolute dominance. (dalam Hall, 1995:225-226)  Civil society merupakan suatu space atau ruang yang terletak antara negara di satu pihak dan masyarakat di lain pihak, dan dalam ruang tersebut terdapat asosiasi warga masyarakat yang bersifat suka rela dan terbangun sebuah jaringan hubungan di antara asosiasi tersebut.
  • 12.  Civil society merupakan suatu bentuk hubungan antara negara dengan sejumlah kelompok sosial, namun sifatnya independen terhadap negara.  Civil society sebagai “tempat di mana masyarakat masuk ke dalam hubungan dengan negara.”  Civil society menjadi dasar atau tempat berpijak bagi munculnya wacana yang rasional yang mempunyai potensi untuk mempertanyakan pertanggungjawaban negara (state accountability).
  • 14. Di dalam public sphere ini, warga masyarakat akan memiliki akses luas pada lembaga-lembaga, baik lembaga negara seperti birokrasi, lembaga perwakilan, dan peradilan maupun lembaga non-negara, seperti partai politik dan kelompok kepentingan.
  • 15. Di dalam public sphere ini pula, terjadi diskursus yang intensif tentang segala hal yang terjadi di dalam negara, sehingga pemerintah dan lembaga- lembaga negara memiliki tingkat akuntabilitas yang cukup tinggi.
  • 16. Empat persyaratan yang harus dipenuhi bagi keberadaan civil society manurut Chandoke (1995:5-8): 1. Nilai dari civil society yang berupa partisipasi politik dan pertanggungjawaban negara; 2. Institusi dari civil society yang berupa forum yang representatif dan asosiasi sosial; 3. Perlindungan dari civil society adalah berhubungan dengan hak-hak individual secara umum; dan 4. Anggota civil society adalah semua individu yang dilindungi oleh hukum
  • 17.
  • 18. Pembahasan mengenai civil society tidak bisa dilepaskan dari pembahasan mengenai negara atau lebih jelasnya kerangka pemikiran masyarakat (state and society) sebagai dualitas.
  • 19. Definisi negara yang dikemukakan oleh Harold J. Laski (1947:8-9):  Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.  Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat
  • 20. Dipandang dari dan dalam masyarakat, akan terlihat bahwa hubungan antara negara dan masyarakat merupakan hubungan sosial yang bersifat dominatif. Negara mendukung dan mengorganisasikan hubungan-hubungan dominasi ini melalui institusi-institusi yang biasanya memonopoli sarana paksaan fisik (coercion) di dalam wilayah tertentu (Surbakti, 2010:61).
  • 21. Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.” Negara mempunyai watak “memaksakan kehendak.” Ini merupakan keadaan obyektif yang tidak terhindarkan. Dengan demikian menurut Weber, negara sebagai satu- satunya lembaga yang secara sah dapat menggunakan kekerasan dalam rangka menegakkan ‘ketertiban’ menurut rasionalitasnya. Max Weber
  • 22. Roger H. Soltau : “Negara adalah agen (agency) atau kewenangan (authorithy) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan atas nama masyarakat.”
  • 23. o Hubungan ideal antara negara dengan masyarakat madani adalah interdependensi yang konstruktif. o Negara tidak bisa bergerak sendiri dalam mewujudkan tujuan-tujuan publik seperti kesejahteraan, keadilan, hak asasi manusia lingkungan hidup, dan kebebasan politik  Kehadiran mayarakat madani diperlukan sebagai kekuatan independen yang juga peduli dengan tujuan-tujuan itu.
  • 24.  Masyarakat madani yang aktif merupakan modal tumbuhnya kultur demokrasi di Indonesia.  Masyarakat madani hanya dapat menjalankan fungsinya dengan baik bila negara menjamin penegakan hukum dan perlindungan terhadap warga negara.  Kekuatan civil society yang mandiri dapat bekerja lintas kelas dan mampu menjadi ‘pengerem’ tendensi intervensionis yang dilakukan negara (Cohen dalam Hikam, 1996).
  • 25. Dalam realitas sosial, masyarakat madani mewujudkan dirinya dalam berbagai corak lembaga non-pemerintah dan organisasi yang bersifat suka rela, seperti NGO/LSM, lembaga-lembaga penelitian, dan badan- badan filantropi NGOs/LSM merupakan elemen masyarakat madani yang diharapkan dapat memainkan peranan mengisi ruang publik dalam civil society
  • 26. Seiring dengan gelombang demokratisasi, suatu negara relatif mudah mengalami transisi menuju demokrasi.
  • 27. Transisi demokrasi adalah: “begins with the breakdown of the former authoritarian regime and ends with the establishment of a relatively stable configuration of political institutions within a democratic regime’” (Dimulai dengan rezim otoriter terdahulu dan berakhir dengan penetapan suatu bentuk yang relatif stabil dari institusi politik di dalam rezim demokratis) Richard Gunther, 2005
  • 28. Ujung atau muara dari transisi menuju demokrasi berkaitan dengan masalah konsolidasi demokrasi, karena transisi semacam itu tidak serta merta bermakna bahwa negara tersebut akan secara terus menerus berada dalam kerangka demokrasi. Manakala di dalam masa transisi itu negara tersebut gagal melakukan konsolidasi demokrasi, bisa kembali ke sistem otoriter.
  • 29. Demokrasi dikatakan terkonsolidasi apabila terdapat regularitas, adanya rutinitas, dan kesinambungan di dalam mekanisme berdemokrasi (Marijan, 2010:339). Misalnya, adanya pemilu yang jujur dan adil secara periodik, yang berarti adanya mekanisme yang memungkinkan adanya pergantian pemimpin atau pertanggungjawaban secara politik.
  • 30. Konsolidasi juga dipahami sebagai sebuah proses panjang yang mengurangi kemungkinan pembalikan demokratisasi, mencegah erosi demokrasi, menghindari keruntuhan demokrasi, yang diteruskan dengan melengkapi demokrasi, pendalaman demokrasi, dan mengorganisir demokrasi secara berkelanjutan.
  • 31.  Banyak karya tentang konsolidasi demokrasi yang menggunakan pendekatan institusional. Para ahli hubungan sipil-militer, misalnya, mengedepankan isu demiliterisasi dan meletakkan militer di bawah kontrol sipil yang demokratis.  Ilmuwan lain, termasuk ahli administrasi publik mengedepankan isu reformasi birokrasi, misalnya isu reinventing government. Sekarang yang sedang trend dan didukung oleh banyak lembaga donor internasional seperti World Bank, USAID, UNDP adalah kampanye good governanc
  • 32. Hubungan antara demokrasi dengan masyarakat madani bagaikan dua sisi mata uang yang bersifat ko-eksistensi. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan baik, dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat madani dapat berkembang secara wajar.
  • 33. Dapatlah dikatakan, masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi, hanya dalam masyarakat madanilah terwujudnya demokrasi. Civil society yang solid dan dinamis akan merupakan pilar utama bagi proses demokrasi (Tornquist, 2002:4).
  • 34. Civil society yang kuat namun tersegmentasi secara eksklusif berdasarkan perbedaan budaya, etnik, dan bahasa bisa menghambat konsolidasi demokrasi (Schmitter dalam Triwibowo, 2006:3)
  • 35. Civil society, secara teoritis, dipandang sebagai bagian penting dari demokrasi substantif dan mendorong bergulirnya demokrasi di sebuah negara. Argumentasinya adalah karena civil society dapat mendorong terwujudnya cita- cita sebuah negara demokrasi. Mengapa demikian?
  • 36. Pertama, civil society dapat berfungsi sebagai pengawas dan atau penyeimbang kekuasaan pemerintah yang berlebihan (baca: corrupt). Kedua, civil society dianggap dapat mewakili bermacam kepentingan dan pandangan yang berkembang di masyarakat. Ketiga, civil society dapat mempromosikan integrasi masyarakat dan perkembangan nilai-nilai demokrasi. Keempat, civil society dapat memperkuat legitimasi negara dengan menyediakan pelayanan publik secara lebih efisien dan efektif melalui pelibatan grassroots dalam proses pengambilan kebijakan.
  • 37. Menurut Dewi Fortuna Anwar, keberadaan civil socety memiliki peranan penting dalam proses proses demokrasi suatu negara karena civil socety dinilai memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yakni:  Advokasi,  Pemberdayaan, dan  Kontrol sosial yang menunjang terciptanya demokrasi yang matang.
  • 38. Pro-kontra tampak masih mewarnai narasi civil society di Indonesia, terutama dalam mengkategorisasikan jenis civil society yang ada.
  • 39. Untuk kasus partai politik, sebagian kalangan menganggapnya sebagai bagian dari civil society sepanjang ia memainkan peran pengimbang kekuasaan negara. Biasanya, partai yang dijadikan prototipe bagi sebuah model civil society adalah kategori partai dengan tingkat perolehan suara yang rendah, sehingga leluasa dalam memainkan peran kontrol dan kritiknya terhadap negara.
  • 40. Sedangkan, mereka yang enggan memasukkan partai politik sebagai elemen civil society memandang partai politik adalah bagian dari organisasi politik yang memiliki peluang dalam merebut kekuasaan formal negara.
  • 41. Hubungan antara NGOs dan negara, sama sekali tidak dapat dipisahkan. Di negara mana pun, pemerintah akan mengakui betapa besar peran NGOs dalam kehidupannya sehari-hari.
  • 42. Namun demikian, hubungan antara civil society dengan negara tidak selamanya baik, karena tidak jarang pula negara melihat NGOs sebagai penentang program dan kebijaksanaanan pemerintah.
  • 43. Di sisi lain, ada NGO yang menjadi partner pemerintah melalui bantuan keterlibatan mereka membantu pejabat publik, baik langsung maupun tidak, dalam membentuk kebijakan publik