Dokumen tersebut membahas tentang hakekat manusia menurut berbagai perspektif. Secara ringkas, manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang memiliki akal, nurani, dan kehendak serta dibekali indera lima untuk berinteraksi dengan lingkungan. Manusia juga memiliki kebutuhan jasmani, rohani, dan biologis yang perlu dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya. Etika dan moral diperlukan untuk mengatur peril
2. 1. Hakekat Manusia
Menurut “Charles Darwin”, dengan teorinya
“evolusi manusia” manusia berasal dari
mahluk sejenis kera yang berevolusi selama
jutaan tahun .
Namun setelah diuji dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi ternyata baik
dari segi fisiologis, anatomis, maupun
biologis manusia berbeda dengan mahluk
kera.
2
3. Manusia adalah “manusia” sedangkan kera
adalah mahluk “kera”.
Rohiman Notowidagdo (1996) : “Yang mampu
menjawab pertanyaan tentang bagaimana
manusia itu diciptakan, darimana asalnya, dan
bagaimana perkembangannya adalah “Al-
Quran”.
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia bukan
merupakan keturunan “kera” melainkan
keturunan manusia pertama (Adam)
3
4. Al-Quran menjelaskan bahwa Allah
menciptakan Manusia terdiri dari materi dan
roh, materinya adalah Tanah yang telah
disempurnakan bentuknya kemudian Allah
meniupkan rohnya. (Al-Hijr, 28-29).
Hal diatas menunjukan bahwa manusia
merupakan kesatuan dari tubuh dan jiwa, tubuh
bersifat kongkret sedangkan jiwa bersifat
abstrak.
4
5. Jika dibandingkan dengan mahluk ciptaan
lainnya manusia memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki mahluk lainnya Yaitu : “Akal”, “Nurani”,
dan “kehendak”.
Dengan “Akal” manusia dapat “menilai” fakta,
peristiwa atau lingkungan “mana yang benar
dan mana yang salah”. Fakta, peristiwa,
lingkungan yang benar diterima oleh akal, yang
salah ditolak oleh akal.
5
6. Nurani berfungsi sebagai alat merasa,
menentukan kata hati dan sumber kesenian.
Dengan nurani manusia “menilai “ fakta,
peritiwa dan lingkungan yang “indah dan baik
serta yang jelek serta yang buruk”.
Peristiwa yang baik dan indah bisa diterima oleh
nurani, sebaliknya yang buruk ditolak oleh
nurani.
Kehendak (desire, daya karsa) berfungsi sebagai
alat memutus , menentukan kebutuhan dan
sumber kegunaan.
6
7. Dengan kehendak manusia menilai fakta,
peristiwa, atau lingkungan mana yang
dikehendaki atau dibutuhkan karena berguna
atau bermanfaat, dan mana yang tidak berguna
atau bermanfaat.
Dalam kehidupan manusia yang benar, indah,
berguna atau bermanfaat menciptakan
kesenangan, kepuasan, kebahagiaan, dan
kedamaian bagi semua orang.
7
8. Sebaliknya manusia menyadari bahwa yang salah ,
jelek atau buruk, tidak berguna, tidak bermanfaat
membuat orang tidak senang, tidak puas, tidak
bahagia, dan tidak ada kedamaian dalam
kehidupan.
Dalam kedua keadaan ini manusia berada pada
posisi sentral, artinya manusialah yang nantinya
mempertimbangkan, menilai, dan berkehendak
menciptakan kebenaran, kebaikan atau malah
sebaliknya menciptakan keburukan dan kerugian
serta kesalahan.
8
9. Bismar siregar, 1996 : “ manusaia diciptakan
tuhan sempurna berbekal akalyang tidak ada
pada mahluk lainnya. Akal yang didasari dengan
moral dan Iman membuat manusia mendekati
kedudukannya bagai malaikat, tetapi bukan
mustahil manusia juga bisa serupa dengan
binatang karena mengikuti jejak setan (Al-A’raf,
179)
9
10. 2. Daya Indera dan Daya Rasa
Selain akal, Nurani dan kehendak manusia juga dibekali
dengan daya indera dan daya rasa.
Daya indra diperolah manusia melalui 5 indera yang
dimilikinya yang biasa disebut dengan “Panca Indera”
Dengan panca inderanya manusia mengadakan
hubungan dirinya dngan lingkungan hidupnya
Penggunaan panca indera manusia menimbulkan
gejala-gejala dalam kehidupannya, seperti manusia
dapat menikmati keindahan, kesenangan, atau
kebahagiaan.
10
11. Terkadang apabila salah satu inderanya tak
berfungsi mengakibatkan terhalangnya komunikasi
manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Supartono W, (1987) : “ membedakan perasaan
manusia menjadi dua yaitu “perasaan inderawi”
dan “perasaan rohani”.
“Perasaan inderawi “ juga dimiliki oleh mahluk lain
selain manusia seperti : “rasa panas, dingin, sakit,
lapar dsb.
11
12. Sedangkan perasaan rohani adalah perasaan luhur
yang hanya terdapat pada manusia.
Enam rasa rohani yang terdapat pada manusia :
1. Perasaan intelektual : “ perasaan yang berkaitan dengan
pengetahuan” (senang atau puas jika mengetahui
sesuatu , tidak senang jika tidak mengetahui sesuatu)
2. Perasaan estetis : “perasaan yang berkenaan dengan
keindahan”.
3. Perasaan etis : “ Perasaan yang berkaitan dengan
kebaikan “
12
13. 4. Perasaan diri : “ perasaan yang berkenaan dengan harga
diri karena ada kelebihan dari orang lain” (sombong
atau minder)
5. Perasaan Sosial : “perasaan yang berkenaan dengan
kelompok, korps, atau hidup bermasyarakat atau ikut
merasakan kehidupan orang lain”. (bersimpati terhadap
orang lain)
6. Perasaan religius : “perasaan yang berkenaan dengan
agama seseorang“ (tentram apabila seseorang itu
bertakwa kepada Tuhan YME)
13
14. 3. Eksistensi Manusia
Soerjanto Poerwowardjo (1978) : “mengemukakan teori
“eksistensialiesme” (Soren Kierkegaard) seorang filsuf
Denmark. Teori ini memandang manusia sebagai
mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya,
keterikatannya ini tercermin pada kehidupan sosial dan
tingkah laku etisnya, sedangkan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus selalu
bekerja keras dan mencipta. Bekerja keras dan
mencipta merupakan cermin dari kualitas dan
martabat manusia
Kierkegard menyatakan bahwa : “ taraf hidup manusia
14
15. Kierkegard menyatakan bahwa : “ taraf hidup manusia
mempunyai 3 taraf, yaitu :
1. Estetis : “ Taraf kehidupan ini manusia mampu menangkap dunia
lingkungan sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan d n
mengungkapkannya kembali dlam karya lukisan, tarian atau nyayian
yang indah”.
2. Etis : “ Taraf kehidupan ini manusia manusia meningkatkan
keputusan-keputusan estetis ke dalam tingkatan manusiawi berupa
bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan”.
3. Religius : “pada taraf ini manusia menghayati bahwa dunia daan
lingkungan sekitarnya ada yang meenciptakan dan mengendalikan
sehingga pada taraf ini manusia menghayati pertemuannya dengan
Sang Pencipta (Tuhan). Semakin denkat sesorang dengan Tuhan
semakin dekat pula dia menuju kesempurnaan sehingga semakin jauh
dari rasa kekhawatiran.
15
16. Jadi Manusia menurut teori eksistensialisme
(keirkegaard) adalah mahluk ciptaan Tuhan, yang
terikat dengan lingkungan hidupnya, mempunyai
kualitas dan martabat karena kemampuannya bekerja
keras dan mencipta
16
17. 4. Kebutuhan Manusia
Sebagai mahluk budaya sekaligus sebagai mahluk
sosial (zoon Politicon) manusia memiliki kebutuhan
yang bervariasi yang tidak mungkin dapat dipenuhi
sendiri tanpa berhubungan dengan manusia lainnya
dan alam sekitarnya.
Tiga jenis kebutuhan Manusia :
1. Kebutuhan jasmani : “ Kebutuhan materiel berguna untuk
pengembangan raga, kelangsungan hidup dan bertahan hidup
meliputi Pangan, Sandang, Papan, dan latihan fisik (olah raga)”.
2. Kebutuhan Rohani : “ Kebutuhan Imateriel berguna untuk
pengembangan jiwa, intelektual, serta ketaqwaan kepada Sang
Pencipta. Meliputi pendidikan dan pelatihan, Hiburan dan Kesenian,
serta keagamaan”.
17
18. 3. Kebutuhan biologis (sexual need) : “ Kebutuhan berguna untuk
pengembangan kelangsungan generasi melalui jalan pernikahan pria
dan wanita”.
18
19. 5. Pemenuhan Kebutuhan Manusia
1. Dari alam lingkungan sekitar manusia.
2. Kemampuan manusia sebagai mahluk sosial : “ artinya
manusia harus mempunyai kemampuan menjalin
hubungan manusiawi dengan sesama manusia
berdasarkan norma dan etika yang telah disepakati
bersama saling tolong menolong terhadap sesama.”.
3. Kemampuan manusia sebagai mahluk budaya : “
kemampuan manusia untuk bekerja keras dan produktif,
dengan budayanya ini manusia berusaha untuk selalu
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan”.
4. Kemampuan untuk selalu menyesuaikan diri dengan dan
lingkungan sekitarnya.
19
20. 6. Etika dan Moral
Bertens (1994) : “Etika berasal dari bahasa Yunani kuno
yaitu “ethos”artinya adalah “adat kebiasaan”, akhlak
yang baik, bentuk jamak dari “etha” .
Bentuk jamak tersebut dibentuk dalam istilah bahasa
inggris “Ethics” yang kemudian diserap kedalam
bahasa Indonesia menjadi “Etika” yaitu tentang
kebiasaan yang baik.
Berdasarkan konsep tersebut maka “Etika” dapat
diartikan menjadi tiga arti yaitu :
1. Kebiasaan berbuat baik atau buruk (kebiasaan yang etis dan Tidak
Etis.
2. Sebuah sisten nilai budaya yang menjadi acuan perilaku.
20
21. 3. Kumpulan asas atau nilai moral (Akhlak) yang berisi tentang
bagaimana seharusnya seseorang itu berprilaku Ex : kode etik,
prosedur, tata cara kerja dsb.
Moral (Bertens, 1994) : “ Kebiasaan berbuat baik
sebagai lawan berbuat buruk”. Kebiasaan baik disebut
sebagai “susila”, sedangkan kebiasaan buruk disebut
dengan “Asusila”.
Moral bersifat “kodrati”, yang dibekali oleh Tuhan
terhadap manusis dengan sifat-sifat baik, jujur,
bermanfaat bagi manusia lain dan adil. Orang
“bermoral” berarti orang tersebut mewujudkan
kodratnya berfungsi dengan baik.
21
22. Sebaliknya “Amoral” bersifat tidak baik, tidak jujur,
tidak bermanfaat bagi manusia lain dan tidak adil.
Orang “beramoral” berarti orang tersebut tidak
berusaha untuk mewujudkan kodratnya sebagai
manusia.
22
23. 7. Sumber Etika dan Moral
1. Tuhan Sang Pencipta : “ Disebut sebagai Etika dan
moral “Kodrati”. Ex : Kejujuran, keadilan, membela
kebenaran, menghargai orang lain, dsb
2. Manusia (Masyarakat) : “Etika dan Moral yang
bersumber dari persetujuan dan kesepakatan bersama
antar sesama manusia terhadap sebuah nilai yang
dianggap baik secara bersama dan dipatuhi oleh semua
anggota kelompok tersebut, etika dan moral ini disebut
sebagai “etika dan moral budaya””. Ex : Perangkat
perangkat adat, busana busana adat,dsb
23
24. 7. Upaya pembinaan Etika dan Moral
1. Pendidikan dan pelatihan.
2. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Bergaulah dengan orang-orang baik, berguna dan
banyak beramal.
4. Selalu berusaha bersikap sabar serta tidak mudah
putus asa.
5. Perbanyak perbuatan bermanfaat bagi diri sendiri serta
orang lain.
6. Saling tolong menolong, silaturahmi, kerja keras dan
selalu berusaha untuk selalu produktif dalam
kehidupan.
24
25. Referensi
Munandar Soelaeman. M.Koenjaranigrat, Ilmu Budaya Dasar
Suatu Pengantar Ilmu, PT. Refika Aditama,Bandung, 2002
Abdul Kadir Muhammad, Prof, SH, Ilmu Sosial Budaya Dasar,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 2005.
Sosiologi Suatu Pengantar, Prof, DR, Soerjono soekanto,
Rajawali Pers, Jakarta, 2004.
Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Abdul Syani, PT.
Bumi Aksara, Jakarta, 2004
Sistem Sosial Budaya Indonesia, Jacobus Ranjabar, SH, M.Si,
Gahlia, Ciawi Bogor, 2006
Diktat dan hand out perkuliahan.
25