SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Oleh :
Vetaroyman Baeha
Yohanna Sihombing
PEMBUKTIAN
DAN
DALUWARSA (LEWAT WAKTU)
PEMBUKTIAN (PASAL 1865 KUHPER)
PEMBUKTIAN
Pembuktian sendiri sebenarnya masuk dalam
Hukum acara perdata, yang dimana pada
asasnya mengatur tentang hukum materil
saja. Tetapi ada beberapa pendapat bahwa
hukum acara perdata dapat dibagi menjadi
hukum acara materil dan hukum acara formil.
Pendapat inilah yang dianut oleh pembuat
Undang-Undang pada waktu BW lahir.
Apa yang harus dibuktikan hanyalah hal-hal yang
dibantah saja oleh pihak lawan. Sebagai pedoman
Pasal 1865 KUHPerdata :
Barang siapa mengajukan peristiwa-peristiwa
atas mana ia mendasarkan sesuatu hak
diwajibkan membuktikan peristiwa-peristiwa
itu; sebaliknya barang siapa mengajukan
perisitwa-peristiwa guna pembantahan hak
oranglain, diwajibkan juga membuktikan
peristiwa-peristiwa itu.
Di dalam BW pasal 1866 sendiri ada
beberapa jenis alat pembuktian yang sah,
diantaranya :
 Surat-surat,
 Kesaksian
 Persangkaan
 Pengakuan, dan
 Sumpah
SURAT
Menurut UU Pasal 1867 KUHPerdata :
Pembuktian dengan tulisan dilakukan
dengan tulisan-tulisan otentik maupun
dengan tulisan-tulisan di bawah tangan.
Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di
dalam
bentuk yang ditentukan oleh undang-undang,
dibuat oleh atau di hadapan pegawai-
pegawai umum yang berkuasa untuk itu di
tempat di mana akta dibuatnya.(Pasal 1868)
Surat di bawah tangan Ialah akte yang tidak
dibuat oleh atau dengan perantaraan seorang
pejabat umum. Misalnya surat perjanjian jual-beli
atau sewa menyewa yang dibuat sendiri dan
ditanda tangani sendiri oleh kedua belah pihak
yang mengadakan perjanjian itu.
Jika pihak yang menandatangani surat perjanjian
itu mengakui atau TIDAK menyangkal
tandatangan yang berarti mengakui kebenaran
yang tertulis dalam perjanjian itu dan akte di
bawah tangan tesebut memperoleh suatu
kekuatan pembuktian yang sama dengan suatu
akta otentik.
KESAKSIAN (PASAL 1895 KUHPER)
Setelah pembuktian dengan bentuk tertulis .
Pembuktian dengan kesaksian adalah salah satu yang
terpenting dalam pembuktian suatu perkara di depan
hakim.
KESAKSIAN sendiri harus mengenai peristiwa-
peristiwa yang dilihat dengan mata sendiri atau yang
dialami sendiri oleh seorang saksi. Selain itu,tidak
boleh saksi itu hanya mendengar saja tentang adanya
peristiwa dari orang lain;
Juga TIDAK boleh keterangan itu merupakan
kesimpulan-kesimpulan yang ditariknya sendiri dari
peristiwa yang dilihat atas dialaminya, karena hakim-
lah yang berhak menarik kesimpulan.
Seorang saksi yang sangat rapat
hubungannya dengan pihak yang
berperkara, dapat ditolak oleh pihak lawan;
Saksi tersebut dapat meminta dibebaskan
dari kewajibannya untuk memberikan
kesaksian (Ps.1909);Satu saksi BUKAN bukti,
tanpa alat bukti yang lain (Ps.1905)
Tiap saksi diwajibkan, menurut cara
agamanya, bersumpah atau berjanji bahwa
ia akan menerangkan apa yang sebenarnya
(Ps. 1911).
PERSANGKAAN (PASAL 1915 KUHPER)
Persangkaan merupakan kesimpulan-
kesimpulan yang oleh undang-undang atau
oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang
terkenal ke arah suatu peristiwa yang tidak
terkenal. Persangkaan dalam UU, yaitu
 Persangkaan yang ditetapkan oleh UU
 Persangkaan yang ditetapkan oleh hakim
Persangkaan menurut undang-undang
(Pasal 1916)
Persangkaan yang berdasarkan suatu
ketentuan khusus undang-undang, dihubungkan
dengan perbuatan-perbuatan tertentu atau
peristiwa-peristiwa tertentu
Persangkaan TIDAK berdasarkan Undang-
undang ( Pasal 1922)
Diserahkan pada pertimbangan dan
kewaspadaan hakim, yang namun itu tidak boleh
memperhatikan persangkaan-persangkaan, selain
yang penting, teliti dan tertentu, dan sesuai satu
sama lain.
PENGAKUAN (Pasal 1923)
Pada kenyataannya sebuah pengakuan
BUKANLAH suatu pembuktian yang sempurna.
Akan tetapi menurut UU pengakuan yang
dilakukan didepan dapat dikatakan sempurna.
Ini dapat diartika bahwa hakim dengan
terpaksa mengakui bahwa peristiwa itu benar-
benar terjadi, meskipun ia tidak percaya bahwa
kejadian itu benar-benar terjadi.
SUMPAH (PASAL1929KUHPER)
Sumpah
Sumpah
Pemutus
Sumpah
Tambahan
Suatu sumpah yang diperintahkan
oleh salah satu pihak yang berperkara
kepada pihak lawannya, mempunyai suatu
kekuatan pembuktian yang memaksa, jika
sumpah itu telah diangkat.
Sumpah Pemutus
Sumpah yang oleh pihak yang satu diperintahkan
kepada pihak yang lain untuk menggantungkan
pemutusan perkara padanya.
JIKA
 Pihak lawan mengangkat sumpah yang
perumusannya disusun sendiri oleh pihak yang
memerintahkan pengangkatan sumpah itu, maka
akan dimenangkan
 Menolak pengangkatan sumpah yang
perumusannya disusun sendiri oleh pihak yang
memerintahkan pengangkatan sumpah itu ,maka
akan dikalahkan
Sumpah Tambahan
Sumpah yang diperintahkan oleh Hakim
pada salah satu pihak yang berperkara,
apabila hakim itu berpendapat bahwa di
dalam suatu perkara sudah terdapat suatu
“PERMULAAN PEMBUKTIAN”, yang perlu
ditambah dengan penyumpahan, karena
dipandang kurang memuaskan untuk
menjatuhkan putusan atas dasar bukti-bukti
yang terdapat itu.
DALUWARSA/verjarin
g (PASAL 1946)
DALUWARSA
Daluwarsa ialah suatu sarana hukum untuk
memperoleh sesuatu atau suatu alasan untuk
dibebaskan dari suatu perikatan dengan
lewatnya waktu tertentu dan dengan
terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan
dalam undang-undang. Seseorang tidak boleh
melepaskan daluwarsa sebelum tiba
waktunya tetapi boleh melepaskan suatu
daluwarsa yang telah diperolehnya (Pasal
1946 KUHPER)
Daluwarsa sebagai Suatu Sarana Hukum untuk Memperoleh
Sesuatu
(Pasal 1963 KUHPER)
 Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh
suatu barang tak bergerak, suatu bunga, atau suatu
piutang lain yang tidak harus dibayar atas tunjuk
dengan suatu bezit selama dua puluh tahun,
memperoleh hak milik atasnya dengan jalan
daluwarsa.
 Seseorang yang dengan itikad baik menguasai
sesuatu selama tiga puluh tahun memperoleh hak
milik tanpa dapat dipaksa untuk menunjukkan alas
haknya.
 Suatu tanda alas hak yang batal karena suatu cacat
dalam bentuknya tidak dapat digunakan sebagai
dasar suatu daluwarsa selama dua puluh tahun.
 Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan
barangsiapa mengajukan tuntutan atas dasar itikad
buruk, wajib membuktikannya. Cukuplah bila pada
waktu memperoleh sesuatu itu itikad baik itu sudah
 Pelepasan daluwarsa dapat dilakukan secara
tegas atau secara diam-diam. Pelepasan secara
diam-diam disimpulkan dari suatu perbuatan
yang menimbulkan dugaan bahwa seseorang
tidak hendak menggunakan suatu hak yang telah
diperolehnya.
 Barangsiapa TIDAK diperbolehkan memindah
tangankan sesuatu, juga tidak boleh melepaskan
daluwarsa diperolehnya.
Seorang bezitter yang jujur atas suatu benda
yang tak bergerak (dengan mmana dipersamakan
benda yang tertulis atas nama) lama-kelamaan
dapat memperoleh hak milik atas benda tersebut
apabila ia dapat menunjukkan suatu pembuktian
yang sah, maka dengan lewat waktu 20 tahun
lamanya sejak ia mulai menguasai benda tersebut
ia menjadi pemilik yang sah atas benda tersebut.
Dengan lewatnya waktu 30 tahun, malahan
bezitter yang jujur tersebut, tidak diharuskan
menunjukkan pembuktian. Dan ia dapat menolak
tiap tuntutan dengan hanya menunjukkan
bezitnya selama 30 tahun berturut-turut. Dengan
tidak pernah mendapat gangguan (Pasal 1977
KUHPER)
Daluwarsa sebagai Suatu Alasan untuk Dibebaskan
dari Suatu Kewajiban ( Pasal 1967 KUHPER)
DALUWARSA
Dihitung dengan
hari, tidak dengan
jam.
Diperoleh apabila hari
terakhir dari jangka
waktu yang diperlukan
telah lewat.
Sebab-sebab yang Mencegah Daluwarsa
(Pasal 1978)
 Daluwarsa dicegah bila pemanfaatan barang itu
dirampas selama lebih dari satu tahun dari tangan
orang yang menguasainya, baik oleh pemiliknya
semula maupun oleh pihak ketiga.
 Daluwarsa itu dicegah pula oleh suatu peringatan,
suatu gugatan, dan tiap perbuatan-perbuatan
berupa tuntutan hukum, masing-masing dengan
pemberitahuan dalam bentuk yang telah
ditentukan, ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dalam hal itu atas nama pihak yang
berhak, dan disampaikan kepada orang yang
berhak dicegah memperoleh daluwarsa itu.
Daluwarsa tidak berjalan (Pasal 1990):
 Terhadap piutang yang bersyarat, selama syarat ini tidak
dipenuhi;
 Dalam hal suatu perkara untuk menanggung suatu
penjualan, selama belum ada putusan untuk menyerahkan
barang yang bersangkutan kepada orang lain;
 Terhadap suatu piutang yang baru dapat ditagih pada hari
yang telah ditentukan, selama hari itu belum tiba.
 Terhadap seorang ahli waris yang telah menerima suatu
warisan dengan hak istimewa untuk membuat pendaftaran
harta peninggalan, tidak dapat dikenakan daluwarsa
mengenai piutang-piutangnya terhadap harta peninggalan.
 Daluwarsa berlaku terhadap suatu warisan yang tak terurus,
meskipun tidak ada pengampu warisan itu.
 Daluwarsa itu berlaku selama ahli waris masih mengadakan
perundingan mengenai warisannya
Sebab-sebab yang Menangguhkan Daluwarsa (
Pasal 1986)
 Daluwarsa berlaku terhadap siapa saja, kecuali
terhadap mereka yang dikecualikan oleh undang-
undang. Yang dimaksud oleh UU:
1. Daluwarsa tidak dapat mulai berlaku atau
berlangsung terhadap anak-anak yang belum dewasa
dan orang-orang yang ada di bawah pengampuan,
kecuali dalam hal-hal yang ditentukan undang-
undang.
2. Daluwarsa tidak dapat terjadi di antara suami istri.
3. Daluwarsa tidak berlaku terhadap seorang istri
selama ia berada dalam status perkawinan:
DANK U VOOR UW
AANDACHT

More Related Content

What's hot

Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Taufik Budi Permana
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaDaniel_Alfaruqi
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataTopan Erlando
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu
Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uuPembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu
Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uuindra wijaya
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Keputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha NegaraKeputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha Negara
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu
Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uuPembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu
Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
 

Similar to DALUWARSA DAN PEMBUKTIAN

Perjanjian Penitipan.pptx
Perjanjian Penitipan.pptxPerjanjian Penitipan.pptx
Perjanjian Penitipan.pptxRIDHOYANSAH
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanFair Nurfachrizi
 
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.pptHukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.pptRizalNotarius
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Hak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolutHak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolutIAIN Ponorogo
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxhikpknlgto
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianhylmihalim
 
Surat_Kuasa_Khusus_pptx.pptx
Surat_Kuasa_Khusus_pptx.pptxSurat_Kuasa_Khusus_pptx.pptx
Surat_Kuasa_Khusus_pptx.pptxluqyanachalwa
 
15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).ppt
15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak  (kontrak outentik).ppt15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak  (kontrak outentik).ppt
15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).pptYyny123
 
Materi Sesi 7.pptx
Materi Sesi 7.pptxMateri Sesi 7.pptx
Materi Sesi 7.pptxFerdiManu
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumYeepe
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahYopi Pebri
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatIAIN Ponorogo
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatanLukman Az
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 

Similar to DALUWARSA DAN PEMBUKTIAN (20)

Perjanjian Penitipan.pptx
Perjanjian Penitipan.pptxPerjanjian Penitipan.pptx
Perjanjian Penitipan.pptx
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
 
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.pptHukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Hak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolutHak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolut
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Acaraperdata
AcaraperdataAcaraperdata
Acaraperdata
 
Surat_Kuasa_Khusus_pptx.pptx
Surat_Kuasa_Khusus_pptx.pptxSurat_Kuasa_Khusus_pptx.pptx
Surat_Kuasa_Khusus_pptx.pptx
 
Hipotek
HipotekHipotek
Hipotek
 
15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).ppt
15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak  (kontrak outentik).ppt15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak  (kontrak outentik).ppt
15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).ppt
 
Materi Sesi 7.pptx
Materi Sesi 7.pptxMateri Sesi 7.pptx
Materi Sesi 7.pptx
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Tugas kontrak
Tugas kontrakTugas kontrak
Tugas kontrak
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanah
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 

DALUWARSA DAN PEMBUKTIAN

  • 1. Oleh : Vetaroyman Baeha Yohanna Sihombing PEMBUKTIAN DAN DALUWARSA (LEWAT WAKTU)
  • 3. PEMBUKTIAN Pembuktian sendiri sebenarnya masuk dalam Hukum acara perdata, yang dimana pada asasnya mengatur tentang hukum materil saja. Tetapi ada beberapa pendapat bahwa hukum acara perdata dapat dibagi menjadi hukum acara materil dan hukum acara formil. Pendapat inilah yang dianut oleh pembuat Undang-Undang pada waktu BW lahir.
  • 4. Apa yang harus dibuktikan hanyalah hal-hal yang dibantah saja oleh pihak lawan. Sebagai pedoman Pasal 1865 KUHPerdata : Barang siapa mengajukan peristiwa-peristiwa atas mana ia mendasarkan sesuatu hak diwajibkan membuktikan peristiwa-peristiwa itu; sebaliknya barang siapa mengajukan perisitwa-peristiwa guna pembantahan hak oranglain, diwajibkan juga membuktikan peristiwa-peristiwa itu.
  • 5. Di dalam BW pasal 1866 sendiri ada beberapa jenis alat pembuktian yang sah, diantaranya :  Surat-surat,  Kesaksian  Persangkaan  Pengakuan, dan  Sumpah
  • 6. SURAT Menurut UU Pasal 1867 KUHPerdata : Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan otentik maupun dengan tulisan-tulisan di bawah tangan. Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai- pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya.(Pasal 1868)
  • 7. Surat di bawah tangan Ialah akte yang tidak dibuat oleh atau dengan perantaraan seorang pejabat umum. Misalnya surat perjanjian jual-beli atau sewa menyewa yang dibuat sendiri dan ditanda tangani sendiri oleh kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian itu. Jika pihak yang menandatangani surat perjanjian itu mengakui atau TIDAK menyangkal tandatangan yang berarti mengakui kebenaran yang tertulis dalam perjanjian itu dan akte di bawah tangan tesebut memperoleh suatu kekuatan pembuktian yang sama dengan suatu akta otentik.
  • 8. KESAKSIAN (PASAL 1895 KUHPER) Setelah pembuktian dengan bentuk tertulis . Pembuktian dengan kesaksian adalah salah satu yang terpenting dalam pembuktian suatu perkara di depan hakim. KESAKSIAN sendiri harus mengenai peristiwa- peristiwa yang dilihat dengan mata sendiri atau yang dialami sendiri oleh seorang saksi. Selain itu,tidak boleh saksi itu hanya mendengar saja tentang adanya peristiwa dari orang lain; Juga TIDAK boleh keterangan itu merupakan kesimpulan-kesimpulan yang ditariknya sendiri dari peristiwa yang dilihat atas dialaminya, karena hakim- lah yang berhak menarik kesimpulan.
  • 9. Seorang saksi yang sangat rapat hubungannya dengan pihak yang berperkara, dapat ditolak oleh pihak lawan; Saksi tersebut dapat meminta dibebaskan dari kewajibannya untuk memberikan kesaksian (Ps.1909);Satu saksi BUKAN bukti, tanpa alat bukti yang lain (Ps.1905) Tiap saksi diwajibkan, menurut cara agamanya, bersumpah atau berjanji bahwa ia akan menerangkan apa yang sebenarnya (Ps. 1911).
  • 10. PERSANGKAAN (PASAL 1915 KUHPER) Persangkaan merupakan kesimpulan- kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang terkenal ke arah suatu peristiwa yang tidak terkenal. Persangkaan dalam UU, yaitu  Persangkaan yang ditetapkan oleh UU  Persangkaan yang ditetapkan oleh hakim
  • 11. Persangkaan menurut undang-undang (Pasal 1916) Persangkaan yang berdasarkan suatu ketentuan khusus undang-undang, dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu Persangkaan TIDAK berdasarkan Undang- undang ( Pasal 1922) Diserahkan pada pertimbangan dan kewaspadaan hakim, yang namun itu tidak boleh memperhatikan persangkaan-persangkaan, selain yang penting, teliti dan tertentu, dan sesuai satu sama lain.
  • 12. PENGAKUAN (Pasal 1923) Pada kenyataannya sebuah pengakuan BUKANLAH suatu pembuktian yang sempurna. Akan tetapi menurut UU pengakuan yang dilakukan didepan dapat dikatakan sempurna. Ini dapat diartika bahwa hakim dengan terpaksa mengakui bahwa peristiwa itu benar- benar terjadi, meskipun ia tidak percaya bahwa kejadian itu benar-benar terjadi.
  • 13. SUMPAH (PASAL1929KUHPER) Sumpah Sumpah Pemutus Sumpah Tambahan Suatu sumpah yang diperintahkan oleh salah satu pihak yang berperkara kepada pihak lawannya, mempunyai suatu kekuatan pembuktian yang memaksa, jika sumpah itu telah diangkat.
  • 14. Sumpah Pemutus Sumpah yang oleh pihak yang satu diperintahkan kepada pihak yang lain untuk menggantungkan pemutusan perkara padanya. JIKA  Pihak lawan mengangkat sumpah yang perumusannya disusun sendiri oleh pihak yang memerintahkan pengangkatan sumpah itu, maka akan dimenangkan  Menolak pengangkatan sumpah yang perumusannya disusun sendiri oleh pihak yang memerintahkan pengangkatan sumpah itu ,maka akan dikalahkan
  • 15. Sumpah Tambahan Sumpah yang diperintahkan oleh Hakim pada salah satu pihak yang berperkara, apabila hakim itu berpendapat bahwa di dalam suatu perkara sudah terdapat suatu “PERMULAAN PEMBUKTIAN”, yang perlu ditambah dengan penyumpahan, karena dipandang kurang memuaskan untuk menjatuhkan putusan atas dasar bukti-bukti yang terdapat itu.
  • 17. DALUWARSA Daluwarsa ialah suatu sarana hukum untuk memperoleh sesuatu atau suatu alasan untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan dengan terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undang. Seseorang tidak boleh melepaskan daluwarsa sebelum tiba waktunya tetapi boleh melepaskan suatu daluwarsa yang telah diperolehnya (Pasal 1946 KUHPER)
  • 18. Daluwarsa sebagai Suatu Sarana Hukum untuk Memperoleh Sesuatu (Pasal 1963 KUHPER)  Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh suatu barang tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak harus dibayar atas tunjuk dengan suatu bezit selama dua puluh tahun, memperoleh hak milik atasnya dengan jalan daluwarsa.  Seseorang yang dengan itikad baik menguasai sesuatu selama tiga puluh tahun memperoleh hak milik tanpa dapat dipaksa untuk menunjukkan alas haknya.  Suatu tanda alas hak yang batal karena suatu cacat dalam bentuknya tidak dapat digunakan sebagai dasar suatu daluwarsa selama dua puluh tahun.  Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan barangsiapa mengajukan tuntutan atas dasar itikad buruk, wajib membuktikannya. Cukuplah bila pada waktu memperoleh sesuatu itu itikad baik itu sudah
  • 19.  Pelepasan daluwarsa dapat dilakukan secara tegas atau secara diam-diam. Pelepasan secara diam-diam disimpulkan dari suatu perbuatan yang menimbulkan dugaan bahwa seseorang tidak hendak menggunakan suatu hak yang telah diperolehnya.  Barangsiapa TIDAK diperbolehkan memindah tangankan sesuatu, juga tidak boleh melepaskan daluwarsa diperolehnya.
  • 20. Seorang bezitter yang jujur atas suatu benda yang tak bergerak (dengan mmana dipersamakan benda yang tertulis atas nama) lama-kelamaan dapat memperoleh hak milik atas benda tersebut apabila ia dapat menunjukkan suatu pembuktian yang sah, maka dengan lewat waktu 20 tahun lamanya sejak ia mulai menguasai benda tersebut ia menjadi pemilik yang sah atas benda tersebut. Dengan lewatnya waktu 30 tahun, malahan bezitter yang jujur tersebut, tidak diharuskan menunjukkan pembuktian. Dan ia dapat menolak tiap tuntutan dengan hanya menunjukkan bezitnya selama 30 tahun berturut-turut. Dengan tidak pernah mendapat gangguan (Pasal 1977 KUHPER) Daluwarsa sebagai Suatu Alasan untuk Dibebaskan dari Suatu Kewajiban ( Pasal 1967 KUHPER)
  • 21. DALUWARSA Dihitung dengan hari, tidak dengan jam. Diperoleh apabila hari terakhir dari jangka waktu yang diperlukan telah lewat.
  • 22. Sebab-sebab yang Mencegah Daluwarsa (Pasal 1978)  Daluwarsa dicegah bila pemanfaatan barang itu dirampas selama lebih dari satu tahun dari tangan orang yang menguasainya, baik oleh pemiliknya semula maupun oleh pihak ketiga.  Daluwarsa itu dicegah pula oleh suatu peringatan, suatu gugatan, dan tiap perbuatan-perbuatan berupa tuntutan hukum, masing-masing dengan pemberitahuan dalam bentuk yang telah ditentukan, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dalam hal itu atas nama pihak yang berhak, dan disampaikan kepada orang yang berhak dicegah memperoleh daluwarsa itu.
  • 23. Daluwarsa tidak berjalan (Pasal 1990):  Terhadap piutang yang bersyarat, selama syarat ini tidak dipenuhi;  Dalam hal suatu perkara untuk menanggung suatu penjualan, selama belum ada putusan untuk menyerahkan barang yang bersangkutan kepada orang lain;  Terhadap suatu piutang yang baru dapat ditagih pada hari yang telah ditentukan, selama hari itu belum tiba.  Terhadap seorang ahli waris yang telah menerima suatu warisan dengan hak istimewa untuk membuat pendaftaran harta peninggalan, tidak dapat dikenakan daluwarsa mengenai piutang-piutangnya terhadap harta peninggalan.  Daluwarsa berlaku terhadap suatu warisan yang tak terurus, meskipun tidak ada pengampu warisan itu.  Daluwarsa itu berlaku selama ahli waris masih mengadakan perundingan mengenai warisannya
  • 24. Sebab-sebab yang Menangguhkan Daluwarsa ( Pasal 1986)  Daluwarsa berlaku terhadap siapa saja, kecuali terhadap mereka yang dikecualikan oleh undang- undang. Yang dimaksud oleh UU: 1. Daluwarsa tidak dapat mulai berlaku atau berlangsung terhadap anak-anak yang belum dewasa dan orang-orang yang ada di bawah pengampuan, kecuali dalam hal-hal yang ditentukan undang- undang. 2. Daluwarsa tidak dapat terjadi di antara suami istri. 3. Daluwarsa tidak berlaku terhadap seorang istri selama ia berada dalam status perkawinan:
  • 25. DANK U VOOR UW AANDACHT