Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
2. Merupakan tahap akhir proses difus
fibrosis hati dan pembentukan nodul
regeneratif
Gambaran morfologi SH meliputi : fibrosis
difus, nodul degeneratif, perubahan
arsitektur lobular dan pembentukan
hubungan vaskuler intrahepatik antara
pembuluh darah hati aferen ( vena porta dan
arteri hepatika) dan eferen ( vena hepatika )
2
3. Secara klinis atau fungsional SH dibagi
atas :
1. Sirosis hati kompensata
2. Sirosis hati dekompensata ( disertai
dgn tanda-tanda kegagalan
hepatoselular dan hipertensi portal.
3
4. SH merupakan penyebab kematian
terbesar ke-3 pd penderita yg berusia
45-46 thn (setelah penyakit
kardiovaskuler dan kanker)
Diseluruh dunia peringkat 7 penyebab
kematian
Lali-laki > wanita : 1,6 : 1
Umur rata-rata terbanyak yaitu gol.
Umur 30-59 thn
4
5. Penyebab SH sebagian besar adalah
penyakit hati alkoholik dan non
alkoholik steatohepatitis serta
hepatitis C
Di Asia Tenggara penyebab utama SH
adalah hepatitis B (HBV) dan C (HCV)
Angka kejadian SH di Indonesia akibat
hepatitis B : 21,2-46,9% dan hepatitis
C berkisar 38,7-73,9%
5
6. SH tjd akibat adanya cidera kronik irreversibel
pd parenkim hati disertai timbulnya jaringan
ikat difus dan pembentukan nodul
degeneratif ukuran mikronodul sampai
makronodul
Tjd akibat adanya nekrosis hepatosit,
kolapnya jaringan penunjang retikulin disertai
deposit jaringan ikat serta distorsi jar.
Vaskuler
Terjadinya fibrosis hati disebabkan aktivasi
sel stelata hati
6
7. Penyakit hati alkoholik
Hepatitis C kronik
Hepatitis B kronik
Steatohepatitis non alkoholik (NASH),
dikaitkan dg DM, malnutrisi protein, obesitas,
penyakit arteri koroner, pemakaian obat
kortikosteroid
Sirosis bilier primer
Kolangitis sklerosing primer
Hepatitis auto imun
7
8. Hemokromatosis herediter
Penyakit wilson
Defisiensi alpha 1-antitripsin
Sirosis kardiak
Fibrosis kistik
Hepatotoksik akibat obat atau toksin
Infeksi parasit tertentu
(Schistosomiasis)
8
9. Perjalanan SH lambat, asimtomatis
dan seringkali tidak dicurigai sampai
adanya komplikasi penyakit hati
Sebagian besar penderita datang dlm
stadium dekompensata disertai
adanya komplikasi spt perdarahan
varises, peritonitis bakterial spontan,
atau ensefalopati hepatis
9
10. Gambaran klinis SH : mudah lelah,
anoreksia, berat badan menurun,
atropi otot, ikterus, spider angiomata,
splenomegali, asites, caput medusae,
palmar eritema, white nails,
ginekomasti, hilangnya rambut pubis
dan ketiak pd wanita, asterixis
(flapping tremor), foetor hepaticus,
dupuytren’s contracture (sirosis akibat
alkohol)
10
11. Aminotransferase : ALT dan AST
Alkali fosfatase/ ALP
Gamma- glutamil transferase : ɤ GT
Bilirubin
Albumin
Globulin
Waktu protrombin
Natrium darah
Trombosit
Leukosit dan neutrofil
Anemia
11
12. Pemeriksaan laboratorium lain utk mencari
penyebabnya :
Serologi virus hepatitis:
HBV : HbSAg, HBeAg, Anti HBc, HBV-DNA
HCV : Anti HCV, HCV-RNA
Auto antibodi (ANA, ASM) utk auto imun
hepatitis
Saturasi transferin dan feritin
Ceruloplasmin dan copper utk penyakit
Wilson
Alpha 1 antitrypsin
12
13. Ultrasonografi (USG) Abdomen
MRI
CT scan
Endoskopi :
memeriksa adanya varises di
esofagus dan gaster
utk pencegahan dan terapi
perdarahan varises
13
14. Biopsi hati ( baku emas)
Ttp bila scr klinis, pemeriksaan
laboratoris dan radiologi
menunjukkan kecendrungan SH,
biopsi tdk diperlukan
14
15. Penanganan SH kompensata ditujukan pd
penyebab hepatitis kronis
Utk HBV kronis : interferon, analog
nukleosida
HCV kronis : interferon
SH dekompensata : nukleosida analog
Preparat interferon tdk direkomendasikan
pd SH dekompensata
15
17. Parameter Nilai
1 2 3
ensefalopati Tidak ada Terkontrol dgn
terapi
Kurang
terkontrol
asites Tidak ada Terkontrol dgn
terapi
Kurang
terkontrol
Bilirubin (mg/dl) <2 2-3 >3
Albumin (gr/l) >3,5 2,8-3,5 <2,8
INR <1,7 1,7-2,2 >2,2
17