SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Oleh:
dr. Hidayanto Perdana
Pembimbing:
Prof. dr. Djanggan Sargowo, Sp.PD., SpJP (K)
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2016
INTRODUCTION
• Takayasu arteritis adalah vasculitis khronis yang
menyebabkan stenosis, namun dapat juga menyebabkan
aneurisma (jarang terjadi)
• 80 - 90 persen kasus adalah perempuan, dengan onset
umur antara 10 sampai 40 tahun
• Awalnya dikira penyakit yang hanya ditemukan pada
wanita muda di asia
• Sekarang diketehui sebagai, penyakit yang terdapat di
seluruh dunia dengan prevelensi terbesar di Asia
• Dari autopsi diketahui Jepang memiliki insidensi terbesar
1:3000
• Puncak insidensi pada umur 30, namun ada laporan
kasus pada umur 70 tahun
• Prevalensi dan karakteristik penyakit berbeda menurut
ras dan etnik
• Beberapa penelitian imunogenetik semakin banyak
menunjuk pada gen HLA-Bw52 dan HLA-B39.2
• Takayasu arteritis primer berefek pada aorta dan cabang-
cabang utamanya
• Pada separuh kasus melibatkan aorta abdominal and
arteri pulmonalis
Pathogenesis
• Influx dan aksi sel-sel makrofag, cytotoxic T cells, gamma delta T
(γδT) - cells, NK cells dan B cells + sitokin perforin, IL -6, RANTES,
TNF-α, BAFF menyebabkan injuri 
• proliferasi myointima  stenosis
• Destruction of SMC’s, elastic fiber, matrix protein  aneurysm
• Secondary vessel stiffening  berhubungan dng atherosclerosis
PATHOGENESIS
• Mekanisme Cell-mediated sebagai penyebab primer dan
mungkin sama dengan giant cell (temporal) arteritis
• Inflamasi aktif dng didapatkan mononuclear cells,
terutama lymphocytes, histiocytes, macrophages, dan
plasma cells
• Selain itu progressive inflammation dan penebalan
jaringan parut menyebabkan stenosis, juga diperberat
proliferasi intimal
• Kerusakan elastic lamina dan muscular media
menyebabkan aneurysmal dilation
Immunopathogenesis
• Pemeriksaan Immunohistopathologic memperlihatkan sel-
sel yang menginfiltrasi di aortic tissue terutama terdiri atas
killer cells, terutama gamma delta T (γδ-T) lymphocytes
• Sel-sel ini menyebabkan jejas vaskuler dengan
melepaskan sejumlah besar sitokin gabungan perforin.
• Pada laporan lain, reseptor sel T mempunyai pola yang
menunjukkan adanya antigen di jaringan aorta yang
spesifik namun belum teridentifikasi. Pola ini tidak
didapatkan pada atherosclerotic aortic aneurysms
• Terdapat pula peran antiendothelial antibodies
Accelerated atherosclerosis
• Ultrasonografi dapat mendeteksi carotid artery plaque
lebih sering didapatkan, dan ketebalan arterial intima-
media lebih tebal, pada pasien dengan Takayasu arteritis
daripada orang normal
New angiographic classification of
Takayasu arteritis,Takayasu conference 1994
Differential diagnosis
• Fibromuscular dysplasia — biasanya organ yg terdampak
lebih bersifat terfokus.
• Ergotamine — reversible spasm
• Ehlers-Danlos syndrome —multiple aneurysms, tidak
didapatkan tanda inflamasi sistemic
• Giant cell (temporal) arteritis — paling sulit dibedakan,
keduanya melibatkan arteri besar yang memperlihatkan
vasculitis granulomatosis pada pemeriksaan histologi.
Keduanya respon terhadap kortikosteroid. Perbedaan
keduanya berdasarkan umur pasien dan distribusi lesinya
Clinical Manifestation
Moriwaki et
al
Indian Japanese
Females 63% 96%
Presentation Headache, HTN, and
LVH
Dizziness, Vertigo,
Pulselessness
Abd aorta & RA
Less AR
Ao arch & branches
More AR
Diffuse disease Diffuse disease
CLINICAL MANIFESTATIONS
• Pada fase awal gejala sistemik umumnya muncul, yaitu
fatigue, weight loss, dan low-grade fever
• Manifestasi yg terbentuk ini karena efek sistemic sitokin2,
terutama interleukin (IL)-6 yg diproduksi di area inflamasi
aktif
• Gejala vascular jarang saat awal gejala. Saat penyakit
berlanjut, akhirnya terlibatnya organ vascular dan
insufisiensi menjadi nampak secara klinis, dengan
didapatkan dilatasi, penyempitan atau oklusi di proksimal
atau cabang distal aorta. ekstrimitas menjadi dingin dan
muncul nyeri saat aktivitas (claudication lengan atau
tungkai bawah)
• ischemic ulcerations atau gangrene.
pre-pulseless
phase
• nonspecific
• fatigue
• malaise
• joint aches
• low-grade
fever
vascular
changes
• obvious
extremity
ischemia or
arm
claudication
subclavian steal syndrome
• Subclavian artery sering terjadi dan lesi stenosis di
proksimal dari asal arteri vertebral dapat mengakibatkan
gejala neurologis atau syncope karena subclavian steal
syndrome
• Terjadi retrograde flow melalui arteri vertebral yang
menyuplai subclavia distal dari stenosis dan vasodilatasi
arterial bed pada tungkai atas dengan aktivitas
mengurangi posterior cerebral blood flow
• Arthralgias atau myalgias terdapat pada separuh kasus
• Lesi kulit bentukan mirip erythema nodosum atau
pyoderma gangrenosum ditemukan di tungkai bawah
kasusnya minoritas
• Arteri pulmonalis terdapat kelainan patologis pada 50%
kasus; namun gejala pulmonary arteritis jarang terjadi
• Keterlibatan arteri carotis dan vertebral menyebabkan
penurunana cerebral blood flow, menyebabkan vertigo,
syncope, orthostasis, nyeri kepala, convulsions, dan
dementia. Gangguan visual menjadi late manifestation
karena cerebral ischemia
• Abdominal pain, diarrhea, dan gastrointestinal
hemorrhage dapat terjadi karena mesenteric artery
ischemia
• Angina pectoris terjadi karena penyempitan coronary
artery ostial karena aortitis atau coronary arteritis. Dapat
terjadi Myocardial infarction
• Regurgitasi aorta terjadi karena awalnya dilatasi
ascending aorta; regurgitant jet kemudian menyebabkan
secondary injury terhadap aortic valve
Physical examination
• Menurunnya tekanan darah di satu atau kedua lengan
sering terjadi; biasanya terdapat differential lebih dari 10
mmHg diantara lengan
• Denyut Arteri di lengan dan tungkai bawah menghilang
dan seringkali asimetris
• Bruits biasanya terdengar di subclavian arteries, brachial
arteries, carotid arteries, dan pembuluh darh abdominal.
• Synovitis dapat teraba awal penyakit di sendi besar
seperti lutut atau pergelangan tangan
• Hypertension terjadi pada lebih dari separuh kasus
karena penyempitan renal artery, atau penyempitan dan
penurunan elastisitas aorta dan cabang2nya
Laboratory findings
• Tes serologis utk identifikasi Takayasu’s arteritis tidak ada
• Hasil pemeriksaan laboratorium seringkali abnormal
menggambarkan proses inflamasi namun nonspecific
• Acute phase reactant, seperti peningkatan erythrocyte
sedimentation rate (ESR), peningkatan serum C-reactive
protein (CRP) dan konsentrasi alpha-2 globulin,
hypoalbuminemia.
• anemia normokromik normositik menggambarkan
penyakit kronis terdapat pada sebagian besar pasien
• Jumlah sel darah putih biasanya normal
Imaging studies
• Sebagian besar diagnosis ditegakkan berdasar temuan klinis
dan vascular imaging yang kompatibel
• Chest X-ray : memperlihatkan dilatasi aorta atau peningkatan
lebar mediastinum menunjukkan dilatasi aneurisma dari
pembuluh darah besar, termasuk thoracic aorta ascenden dan
descenden
• CT dan MRI : penyumbatan dan oklusi lumen yang smoothly
tapered yang juga ada penebalan dinding pembuluh darah. CT
angiography mempunyai sensitivitas 95 % dan spesifitas 100
%, lebih sensitif dari angiografi konvensional untuk mendeteksi
perubahan mural (myointimal) pembuluh darah.
• Ultrasonografi : Transthoracic aorta dan cabang2nya, terutama
thoracic aorta ascenden.TEE melihat view aorta descenden
lebih baik
• Positron emission tomography / PET scanning : untuk
membedakan penebalan pembuluh darah karena
inflamasi yang aktif atau karena scar formation
The American College of Rheumatology
classification criteria for TakayasuArteritis
1. Onset umur ≤40
2. Klaudikasio ekstrimitas
3. Penurunan pulsation arteri brachial salah satu atau
keduanya
4. Perbedaan minimal 10 mmHg tekanan darah sistolik kedua
lengan
5. Bruit pada satu atau kedua arteri subclavia atau aorta
abdminalis
6. Bukti angiografi (paling akurat), penyempitan atau sumbatan
keseluruhan aorta, cabang2nya atau arteri besar di
proksimal dari ekstrimitas atas atau bawah, bukan karena
arteriosclerosis, fibromuscular dysplasia, atau sebab lain
Resume Diagnostic approach
• Penurunan satu atau lebih denyut, perbedaan tekanan
darah diantara lengan, atau bruit di leher, area
supraclavicular, axilla atau abdomen.
• Terdeteksinya bruit atau penurunan nadi pada wanita
muda menyempitkan fokus differential diagnosis
• Pemeriksaan acute phase reactants seperti ESR dan
CRP memberikan penunjuk tambahan adanya
inflammatory disorder
• Diagnosis jarang ditegakkan secara histologis
Treatment
• Glucocorticoids, menjadi terapi utamanya, menekan gejala
sistamik dan biasanya dapat menghentikan perkembangan
penyakit
• Diawali single morning daily dose 45 - 60 mg prednisone dosis
untuk rata-rata dewasa muda
• Dosis glucocorticoid dapat secara gradual diturunkan saat
gejala dan hasil tes laboratoris yang berhubungan dengan
proses inflamasi mereda
• Pada pasien yang dengan glucocorticoids refracter, dapat
digunakan of mycophenolate, methorexate, tocilizumab, atau
leflunomide dan terakhir cyclophophamide untuk pasien yang
proses patologisnya berlanjut dengan obat-obat sebelumnya
sudah maksimal
• Sangat penting untuk memantau tekanan darah tetap normal,
terutama pada kehamilan
Invasive strategy
• Percutaneous transluminal angioplasty atau bypass grafts
dipertimbangkan pada kasus yg terlambat penanganan
sehingga terjadi irreversible arterial stenosis dan ada
significant ischemic symptoms
• Namun, percutaneous intervention sering gagal jika
stenoses atau oklusi terjadi jika lesi terlalu panjang atau
tdp jaringan parut berat
• Progressive aortic regurgitation (AR) mungkin
memerlukan pembedahan
• Takayasu arteritis adalah penyakit kronis. Terdapat variasi
tingkat aktivitas patologis sepanjang perjalanan penyakit,
dengan periode eksaserbasi dan reduksi (remisi) proses
inflamasi
TERIMA KASIH
Takayasu Arteritis
Takayasu Arteritis
Takayasu Arteritis

More Related Content

What's hot

Komplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis VirusKomplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis VirusSyscha Lumempouw
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataSK Sulistyaningrum
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanus
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanusDesensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanus
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanusShinta Nurjanah
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Raddr_kelana
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisAulia Amani
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaDika Saja
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asMuhammad Nugroho
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiEvan Permana
 

What's hot (20)

Komplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis VirusKomplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanus
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanusDesensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanus
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanus
 
DEMAM DENGUE
DEMAM DENGUEDEMAM DENGUE
DEMAM DENGUE
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein Trombosis
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Insufisiensi Kelenjar Adrenal
Insufisiensi Kelenjar AdrenalInsufisiensi Kelenjar Adrenal
Insufisiensi Kelenjar Adrenal
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - Traumatologi
 

Similar to Takayasu Arteritis

Similar to Takayasu Arteritis (20)

Case neuro
Case neuroCase neuro
Case neuro
 
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptxDD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
 
PPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptxPPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptx
 
patologi sistem kardiovaskular.pptx
patologi sistem kardiovaskular.pptxpatologi sistem kardiovaskular.pptx
patologi sistem kardiovaskular.pptx
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Pulmonari embolism
Pulmonari embolismPulmonari embolism
Pulmonari embolism
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 
Hipertensi 1
Hipertensi 1Hipertensi 1
Hipertensi 1
 
SYOK uss ppt
SYOK uss pptSYOK uss ppt
SYOK uss ppt
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
 
Askep jul
Askep julAskep jul
Askep jul
 
Askep jul
Askep julAskep jul
Askep jul
 
SYOK.pptx
SYOK.pptxSYOK.pptx
SYOK.pptx
 
PPT SYOK.pptx
PPT SYOK.pptxPPT SYOK.pptx
PPT SYOK.pptx
 
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitralRegurgitasi mitral
Regurgitasi mitral
 
Hematothorax
HematothoraxHematothorax
Hematothorax
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 

Recently uploaded

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 

Recently uploaded (20)

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 

Takayasu Arteritis

  • 1. Oleh: dr. Hidayanto Perdana Pembimbing: Prof. dr. Djanggan Sargowo, Sp.PD., SpJP (K) DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG 2016
  • 2. INTRODUCTION • Takayasu arteritis adalah vasculitis khronis yang menyebabkan stenosis, namun dapat juga menyebabkan aneurisma (jarang terjadi) • 80 - 90 persen kasus adalah perempuan, dengan onset umur antara 10 sampai 40 tahun • Awalnya dikira penyakit yang hanya ditemukan pada wanita muda di asia • Sekarang diketehui sebagai, penyakit yang terdapat di seluruh dunia dengan prevelensi terbesar di Asia • Dari autopsi diketahui Jepang memiliki insidensi terbesar 1:3000
  • 3. • Puncak insidensi pada umur 30, namun ada laporan kasus pada umur 70 tahun • Prevalensi dan karakteristik penyakit berbeda menurut ras dan etnik • Beberapa penelitian imunogenetik semakin banyak menunjuk pada gen HLA-Bw52 dan HLA-B39.2 • Takayasu arteritis primer berefek pada aorta dan cabang- cabang utamanya • Pada separuh kasus melibatkan aorta abdominal and arteri pulmonalis
  • 4. Pathogenesis • Influx dan aksi sel-sel makrofag, cytotoxic T cells, gamma delta T (γδT) - cells, NK cells dan B cells + sitokin perforin, IL -6, RANTES, TNF-α, BAFF menyebabkan injuri  • proliferasi myointima  stenosis • Destruction of SMC’s, elastic fiber, matrix protein  aneurysm • Secondary vessel stiffening  berhubungan dng atherosclerosis
  • 5. PATHOGENESIS • Mekanisme Cell-mediated sebagai penyebab primer dan mungkin sama dengan giant cell (temporal) arteritis • Inflamasi aktif dng didapatkan mononuclear cells, terutama lymphocytes, histiocytes, macrophages, dan plasma cells • Selain itu progressive inflammation dan penebalan jaringan parut menyebabkan stenosis, juga diperberat proliferasi intimal • Kerusakan elastic lamina dan muscular media menyebabkan aneurysmal dilation
  • 6. Immunopathogenesis • Pemeriksaan Immunohistopathologic memperlihatkan sel- sel yang menginfiltrasi di aortic tissue terutama terdiri atas killer cells, terutama gamma delta T (γδ-T) lymphocytes • Sel-sel ini menyebabkan jejas vaskuler dengan melepaskan sejumlah besar sitokin gabungan perforin. • Pada laporan lain, reseptor sel T mempunyai pola yang menunjukkan adanya antigen di jaringan aorta yang spesifik namun belum teridentifikasi. Pola ini tidak didapatkan pada atherosclerotic aortic aneurysms • Terdapat pula peran antiendothelial antibodies
  • 7. Accelerated atherosclerosis • Ultrasonografi dapat mendeteksi carotid artery plaque lebih sering didapatkan, dan ketebalan arterial intima- media lebih tebal, pada pasien dengan Takayasu arteritis daripada orang normal
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. New angiographic classification of Takayasu arteritis,Takayasu conference 1994
  • 16.
  • 17.
  • 18. Differential diagnosis • Fibromuscular dysplasia — biasanya organ yg terdampak lebih bersifat terfokus. • Ergotamine — reversible spasm • Ehlers-Danlos syndrome —multiple aneurysms, tidak didapatkan tanda inflamasi sistemic • Giant cell (temporal) arteritis — paling sulit dibedakan, keduanya melibatkan arteri besar yang memperlihatkan vasculitis granulomatosis pada pemeriksaan histologi. Keduanya respon terhadap kortikosteroid. Perbedaan keduanya berdasarkan umur pasien dan distribusi lesinya
  • 19.
  • 20.
  • 21. Clinical Manifestation Moriwaki et al Indian Japanese Females 63% 96% Presentation Headache, HTN, and LVH Dizziness, Vertigo, Pulselessness Abd aorta & RA Less AR Ao arch & branches More AR Diffuse disease Diffuse disease
  • 22. CLINICAL MANIFESTATIONS • Pada fase awal gejala sistemik umumnya muncul, yaitu fatigue, weight loss, dan low-grade fever • Manifestasi yg terbentuk ini karena efek sistemic sitokin2, terutama interleukin (IL)-6 yg diproduksi di area inflamasi aktif • Gejala vascular jarang saat awal gejala. Saat penyakit berlanjut, akhirnya terlibatnya organ vascular dan insufisiensi menjadi nampak secara klinis, dengan didapatkan dilatasi, penyempitan atau oklusi di proksimal atau cabang distal aorta. ekstrimitas menjadi dingin dan muncul nyeri saat aktivitas (claudication lengan atau tungkai bawah) • ischemic ulcerations atau gangrene.
  • 23. pre-pulseless phase • nonspecific • fatigue • malaise • joint aches • low-grade fever vascular changes • obvious extremity ischemia or arm claudication
  • 24. subclavian steal syndrome • Subclavian artery sering terjadi dan lesi stenosis di proksimal dari asal arteri vertebral dapat mengakibatkan gejala neurologis atau syncope karena subclavian steal syndrome • Terjadi retrograde flow melalui arteri vertebral yang menyuplai subclavia distal dari stenosis dan vasodilatasi arterial bed pada tungkai atas dengan aktivitas mengurangi posterior cerebral blood flow
  • 25. • Arthralgias atau myalgias terdapat pada separuh kasus • Lesi kulit bentukan mirip erythema nodosum atau pyoderma gangrenosum ditemukan di tungkai bawah kasusnya minoritas • Arteri pulmonalis terdapat kelainan patologis pada 50% kasus; namun gejala pulmonary arteritis jarang terjadi • Keterlibatan arteri carotis dan vertebral menyebabkan penurunana cerebral blood flow, menyebabkan vertigo, syncope, orthostasis, nyeri kepala, convulsions, dan dementia. Gangguan visual menjadi late manifestation karena cerebral ischemia
  • 26. • Abdominal pain, diarrhea, dan gastrointestinal hemorrhage dapat terjadi karena mesenteric artery ischemia • Angina pectoris terjadi karena penyempitan coronary artery ostial karena aortitis atau coronary arteritis. Dapat terjadi Myocardial infarction • Regurgitasi aorta terjadi karena awalnya dilatasi ascending aorta; regurgitant jet kemudian menyebabkan secondary injury terhadap aortic valve
  • 27. Physical examination • Menurunnya tekanan darah di satu atau kedua lengan sering terjadi; biasanya terdapat differential lebih dari 10 mmHg diantara lengan • Denyut Arteri di lengan dan tungkai bawah menghilang dan seringkali asimetris • Bruits biasanya terdengar di subclavian arteries, brachial arteries, carotid arteries, dan pembuluh darh abdominal. • Synovitis dapat teraba awal penyakit di sendi besar seperti lutut atau pergelangan tangan • Hypertension terjadi pada lebih dari separuh kasus karena penyempitan renal artery, atau penyempitan dan penurunan elastisitas aorta dan cabang2nya
  • 28. Laboratory findings • Tes serologis utk identifikasi Takayasu’s arteritis tidak ada • Hasil pemeriksaan laboratorium seringkali abnormal menggambarkan proses inflamasi namun nonspecific • Acute phase reactant, seperti peningkatan erythrocyte sedimentation rate (ESR), peningkatan serum C-reactive protein (CRP) dan konsentrasi alpha-2 globulin, hypoalbuminemia. • anemia normokromik normositik menggambarkan penyakit kronis terdapat pada sebagian besar pasien • Jumlah sel darah putih biasanya normal
  • 29. Imaging studies • Sebagian besar diagnosis ditegakkan berdasar temuan klinis dan vascular imaging yang kompatibel • Chest X-ray : memperlihatkan dilatasi aorta atau peningkatan lebar mediastinum menunjukkan dilatasi aneurisma dari pembuluh darah besar, termasuk thoracic aorta ascenden dan descenden • CT dan MRI : penyumbatan dan oklusi lumen yang smoothly tapered yang juga ada penebalan dinding pembuluh darah. CT angiography mempunyai sensitivitas 95 % dan spesifitas 100 %, lebih sensitif dari angiografi konvensional untuk mendeteksi perubahan mural (myointimal) pembuluh darah. • Ultrasonografi : Transthoracic aorta dan cabang2nya, terutama thoracic aorta ascenden.TEE melihat view aorta descenden lebih baik
  • 30. • Positron emission tomography / PET scanning : untuk membedakan penebalan pembuluh darah karena inflamasi yang aktif atau karena scar formation
  • 31. The American College of Rheumatology classification criteria for TakayasuArteritis 1. Onset umur ≤40 2. Klaudikasio ekstrimitas 3. Penurunan pulsation arteri brachial salah satu atau keduanya 4. Perbedaan minimal 10 mmHg tekanan darah sistolik kedua lengan 5. Bruit pada satu atau kedua arteri subclavia atau aorta abdminalis 6. Bukti angiografi (paling akurat), penyempitan atau sumbatan keseluruhan aorta, cabang2nya atau arteri besar di proksimal dari ekstrimitas atas atau bawah, bukan karena arteriosclerosis, fibromuscular dysplasia, atau sebab lain
  • 32. Resume Diagnostic approach • Penurunan satu atau lebih denyut, perbedaan tekanan darah diantara lengan, atau bruit di leher, area supraclavicular, axilla atau abdomen. • Terdeteksinya bruit atau penurunan nadi pada wanita muda menyempitkan fokus differential diagnosis • Pemeriksaan acute phase reactants seperti ESR dan CRP memberikan penunjuk tambahan adanya inflammatory disorder • Diagnosis jarang ditegakkan secara histologis
  • 33. Treatment • Glucocorticoids, menjadi terapi utamanya, menekan gejala sistamik dan biasanya dapat menghentikan perkembangan penyakit • Diawali single morning daily dose 45 - 60 mg prednisone dosis untuk rata-rata dewasa muda • Dosis glucocorticoid dapat secara gradual diturunkan saat gejala dan hasil tes laboratoris yang berhubungan dengan proses inflamasi mereda • Pada pasien yang dengan glucocorticoids refracter, dapat digunakan of mycophenolate, methorexate, tocilizumab, atau leflunomide dan terakhir cyclophophamide untuk pasien yang proses patologisnya berlanjut dengan obat-obat sebelumnya sudah maksimal • Sangat penting untuk memantau tekanan darah tetap normal, terutama pada kehamilan
  • 34. Invasive strategy • Percutaneous transluminal angioplasty atau bypass grafts dipertimbangkan pada kasus yg terlambat penanganan sehingga terjadi irreversible arterial stenosis dan ada significant ischemic symptoms • Namun, percutaneous intervention sering gagal jika stenoses atau oklusi terjadi jika lesi terlalu panjang atau tdp jaringan parut berat • Progressive aortic regurgitation (AR) mungkin memerlukan pembedahan • Takayasu arteritis adalah penyakit kronis. Terdapat variasi tingkat aktivitas patologis sepanjang perjalanan penyakit, dengan periode eksaserbasi dan reduksi (remisi) proses inflamasi

Editor's Notes

  1. Giant cells dan inflamasi granulomatous khas ditemukan di media 
  2. http://emedicine.medscape.com/article/1008239-overview
  3. at least three of the six criteria are present sensitivity 90.5 and specificity 97.8 percent
  4. he feasibility of submitting some arterial tissue should be discussed with the attending surgeon prior to any surgical revascularization procedure