SlideShare a Scribd company logo
Dr. Wisda Widiastuti, SpPD
Universitas Baiturrahmah
1
 Penyakit infeksi susunan syaraf pusat akut pada
manusia dan hewan mamalia berdarah panas
yang disebabkan oleh virus rabies,ditularkan ke
manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi
virus rabies.
 Tergolong dalam zoonosis, menyerang susunan
syaraf pusat, ditandai dgn disfungsi hebat pd
susunan syaraf pusat.
2
 Hydropobia, La rage, la rabbia, La rabia,
lyssarege, die tollwut atau penyakit anjing
 Arti klinis penyakit ini penting, meskipun
jarang tp hampir selalu berakibat kematian
3
 Virus rabies  Genus Lyssa-virus  Famili
Rhabdoviridae
 11 jenis virus  inf manusia : rabies, Mokola,
Duventage dan European bat lyssa-virus
 RNA virus  bentuk peluru ukuran
180x75nm, single stranded RNA td :
kombinasi nukleoprotein berbentuk koil
heliks tersusun dari fosfoprotein dan
polimerasi RNA
4
 Zaman Babylon abad ke 23 SM
 Democritus  binatang menderita rabies
tahun 500 SM
 Gejala hidrofobia  dilaporkan Cellus
 Gejala klinis rabies  ditulis abad 16 oleh
Fracastoro
 Louis Pasteur 1880  demonstrasikan infeksi
pada susunan saraf
 Vaksin ditemukan Louis Pasteur (1885)
 Pertumbuhan virus pada jaringan  1930
 Diperlihatkan mikroskop elektron 1960
5
 Inaktif pada pemanasan dan suhu 56oC
 Waktu paruh < 1 mnt
 Tahan kondisi lembab suhu 37oC
 Virus mati dengan detergen, sabun, etanol
45%, solusi yodium
 Ada 6 genotipe : Rabies (genotip 1), Mokola
(genotip 3), Duvenhage (genotip 4), dan
European bat lyssa-virus (genotip 5 dan 6)
6
 Tersebar diseluruh dunia
 Negara bebas rabies : Australia, sebagian
besar Skandinavia, Inggris, Islandia, Yunani,
Portugal, Uruguay, Chili, Papua Nugini,
Brunai, Selandia Baru, Jepang dan Taiwan
 Data 2001  7 provinsi bebas rabies (Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali,
NTB, Maluku dan Irian Jaya)
7
 Jumlah kematian (dunia)> 50.000 orang tiap
tahun
 1997-2003 (Indonesia) >86.000 kasus
gigitan binatang  538 orang rabies
 Tahun 2000 (Sumbar)  8 kasus
 Tahun 2001 (Sumbar)  18 kasus
 Tahun 2002 dan 2003  < 10 kasus
8
 Kontak binatang  anjing (>>), kucing, kera,
serigala dan kelelawar terinfeksi
 Ditularkan  gigitan binatang atau kontak virus
(saliva binatang) dengan luka pada host atau
membran mukosa
 Transmisi manusia ke manusia (terdpt laporan
terjadinya transmisi rabies melalui transplantasi
kornea dan pembuluh darah dr org yg telah
terinfeksi)
 Infeksi secara inhalasi  gua kelelawar (jarang)
 Kecelakaan kerja  laboratorium
 Vaksinasi dari virus rabies aktif (virus rabies yg
belum mati)
9
 Virus rabies  tubuh manusia (menetap
selama 2 mgg ditempat masuk dan jar otot
didekatnya)  berkembang biak  ujung
serabut saraf perifer (fungsi N)  Selubung
virus menyatu dg membran plasma dan
protein RNA masuk ke sitoplasma
 Berikatan  reseptor asetil-kolin post
sinaptik pada neuromuscular junction di SSP
10
 SSP tersebar secara sentripetal melalui sel-
sel Schwan dan aliran aksoplasma  ganglion
dorsalis (60-72jam) berkembang biak
 Dengan kecepatan 3 mm/jam SSP (medula
spinalis dan otak) melalui cairan
serebrospinal
 Di otak virus menyebar dan berkembangbiak
dlm semua neuron bergerak ke perifer dalam
serabut saraf eferen, saraf volunter dan saraf
otonom
11
 Menyebar ke saraf perifer  serabut saraf
otonom, otot skletal dan otot jantung,
kelanjar adrenal, ginjal, mata dan pankreas
 Virus terdapat pada kelenjar ludah, kelenjar
lakrimalis, sistem respirasi, air susu dan urin
 Rabies tipe farious  midbrain dan medula
spinalis
 Rabies tipe paralitik  medula spinalis
12
 Patologi  degenerasi sel ganglion, infiltrasi
sel MN dan perivaskuler, pembentukan nodul
pd glia otak dan medula spinalis
 Negri bodies ditemukan pada seluruh bagian
otak, tu korteks serebri, batang otak,
hipotalamus, sel Purkinye serebellum, ganglia
dorsalis medulla spinalis
 Negri bodies  benda intrasitoplasmik yang
berisi komponen virus tu protein ribonuklear
dan fragmen organela seluler spt ribosom
13
Gambar 1. Patogenesis dan patologivirus rabies 14
 Masa inkubasi 3-4 bulan (95%), 7 hari-7
tahun
 Anak2 lbh pendek dari dewasa
 Masa inkubasi dipengaruhi oleh besar dan
dalam luka gigitan, lokasi luka gigitan
(jauh/dekat ke SSP), derajat patogenitas virus
dan persarafan daerah luka gigitan
 Luka pada kepala  inkubasi 25-48 hr
Ekstremitas  46-78 hari
15
 Berlangsung 1-4 hari (tdk spesifik)
 Demam, menggigil, batuk, nyeri menelan,
nyeri perut, sakit kepala, malaise, mialgia,
mual, muntah, diare dan nafsu makan
menurun
 Spesifik : gatal dan parestesia luka gigitan
yang sudah sembuh (50%)
 Dapat berulang sampai 10 hari
 Berlanjut sebagai gejala neurologik akut
16
Manifestasi ini berlangsung 2-7 hari dengan
fase paralitik yang lebih panjang
Tipe furious 
 Hiperaktif, disorientasi, halusinasi dan
bertingkah laku aneh
 Setelah beberapa jam –hari, gejala hiperaktif
menjadi intermitten setiap 1-5 mnt  agitasi,
ingin lari, menggigit diselingi periode tenang
 Hiperaktif karena rangsangan dari suara,
cahaya, tiupan udara dan rangsang lainnya 
timbulkan kejang  timbul fobia rangsangan
17
 Hidrofobia  KHAS
 Aerofobia  rangsang sensorik udara
 Fotofobia  rangsang cahaya
 Rangsang menepuk tangan dekat telinga
pasien
 Tanda klinis lain  gangguan kepribadian,
meningismus, lesi saraf kranialis, fasikulasi
otot dan gerakan2 involunter, fluktuasi suhu
badan, dilatasi pupil
 Lesi di nukles amigdaloid  libido ,
priapismus, dan orgasme spontan
18
 Gejala otonomik  dilatasi pupil irreguler,
lakrimasi, hipertermia, takikardia, hipotensi
postural, hipersalivasi,
 Demam, fasikulasi otot, hiperventilasi dan
konvulsi (kejang pasien tetap sadar)
 Gejala timbul sampai pasien meninggal
 Kematian  gagal napas akbt kontraksi hebat
otot pernapasan atau keterlibatan SSP atau ok
miokarditis, aritmia atau henti jantung akibat
stimulasi saraf vagus
19
Tipe paralitik 
 Bila stadium furious terlewati
 Ditandai demam, sakit kepala, paralisis pada
ekstremitas yang digigit, mungkin difus atau
simetri, atau menyebar secara ascenden spt
Sindroma Guilian Barre dan kaku kuduk
 Gejala hidrofobia, aerofobia, hiperaktivitas
dan kejang
 Kesadaran dapat utuh, tetapi dapat
memburuk secara gradual menjadi bingung,
disorientasi, paraplegia, gangguan menelan,
kelumpuhan pernapasan, dan akhirnya
meninggal
20
 Bila kematian tidak terjadi pada stadium neurologik
akut
 Koma terjadi dalam 10 hari setelah gejala rabies dan
berulang beberapa jam sampai berbulan-bulan
 Di Amerika Serikat  lama perawatan sampai
meninggal 13 hr
 Hanya ada 4 laporan ensefalitis rabies yang hidup
 Dua penderita diberi vaksin tanpa immunoglobulin
sesudah gigitan multipel dan bertahan hidup (34 thn
1 kasus) tetapi dengan gangguan neurologis berat
 Dua penderita lagi masih diragukan  D/ dari tes
serologis (tidak dijumpai antigen/virus)
21
 Peningkatan TIK
 Kelainan pada hipotalamus  diabetes
insipidus
 Sindroma Abnormalitas Hormon Anti Diuretik
(SAHAD)
 Disfungsi otonomik : hipertensi, hipotensi,
hipertermia/hipotermia, aritmia dan henti
jantung
 Kejang lokal maupun generalisata dan sering
bersamaan dengan aritmia dan ganguan
respirasi
22
 Hb normal atau 
 Lekosit 8000-13000/mm3 (6-8% monosit atipik)
sampai lekositosis (20000-30000)
 Trombosit normal
 Urinalisa  albuminuria, dengan  sel lekosit
sedimen
 CSS  (gbrn ensefalitis)   leukosit 70/mm3,
tek CSS N atau , glukosa dan protein N
 Isolasi virus pada minggu pertama  saliva,
hapusan tenggorok, trakea, kornea, sampel
biopsi kulit/otak, cairan serebrospinal dan urin
23
 Deteksi Neutralizing antibody pasien yang
tidak divaksinasi
 Antibodi pada cairan CSS (2-3 hr lbh lambat)
dari antibodi serum
 Fluorescent Antibodies Test (FAT) sensitivitas
(60-100%)
 Rapid Fluorecent Focus Inhibition Test (RFFIT)
 deteksi antibodi spesifik (48 jam)
 Biopsi post mortem  Negri bodies
 PCR  deteksi RNA virus
24
 Seluruh penyakit dengan gejala neurologik,
psikiatrik atau laringofaringeal yang tidak bisa
dijelaskan
 Rabies histerik (pseudohidrofobia)
 Tetanus
 Ensefalitis
 Sindrom Guillain Barre
 Transverse myelitis
 Japanese ensefalitis
 Herpes simpleks ensefalitis
 Poliomielitis
 Ensefalitis post vaksinasi
25
 Tidak ada terapi  gejala rabies (+)
 Hanya tindakan suportif
 Isolasi penderita  PENTING !!!
 Petugas kesehatan  alat pelindung
(universal precaution)
 Obat2 sedatif dan analgesik
26
 Perawatan luka yang adekuat
◦ Luka gigitan harus segera dicuci dengan sabun
◦ Lakukan debridemen
◦ Berikan desinfektan spt alkohol 40-70%, tinktura
yodii dan lar, ephiran 0,9%
◦ Tidak dibenarkan dijahit (jika memaksa jahitan
situasi)
◦ Profilaksis tetanus dan infeksi bakterial
 Pemberian vaksin dan immunoglobulin
 Vaksinasi pada risiko tinggi
27
Vaksinasi postexposure
 Prinsip  Neutralizing antibody terhadap
virus rabies segera terbentuk dalam serum
 Dua tipe :
◦ Nerve tissue vaksin (NTV) dari otak hewan dewasa
◦ Non Nerve Tissue Vaccine (NNTV) dari telur itik atau
biakan jaringan
 Kombinasi vaksin dan serum anti rabies
(SAR) Human Rabies Immune Globulin, bila
luka gigitan parah dan semua gigitan
binatang liar vektor rabies
28
 Luka gigitan ringan cukup VAR saja
 Cara vaksinasi :
Paparan ringan  VAR im pada otot deltoid
atau anterolateral paha dengan dosis 0,5 ml
Hari 0,3,7,14,28 (regimen Essen/WHO) atau
Hari 0,7,21 (regimen Zagreb/DEPKES RI)
29
Vaksinasi preexposure
 Hindari virus rabies pada risiko tinggi
(dokter hewan, petugas karantina hewan,
pekerja kebun binatang, petugas labor,
dokter dan perawat yang menangani
penderita rabies)
 Cara vaksinasi : VAR dosis 1 ml im pada hari
0,7 dan 28 lalu booster setelah 1 thn dan tiap
5 tahun
30
Efek samping dan komplikasi Vaksinasi
 Reaksi lokal : bengkak, gatal-gatal, eritema
dan rasa sakit pada tempat suntikan
 Reaksi umum : panas, malaise, mual, muntah,
diare dan mialgia
 Penanganan : kompres lokal pada tempat
suntikan, antihistamin dan antipiretik
31
 Komplikasi neurologis cukup berbahaya 
ensefalomielitis dgn gejala : sakit kepala
mendadak, panas, muntah, paresis, paralisis,
parestesia, kaku kuduk, ataksia dan kejang
 Alergi terhadap protein telur VAR 
kortikosteroid dosis tinggi
 SAR  reaksi anafilaksis (adrenalin) dan
serum sickness (kortikosteroid dan
antihistamin)
32
 Kematian 100% infeksi sampai ke sistem saraf
 Angka survival 100% bila dapat perawatan
luka dan pemberian VAR dan SAR
33
34

More Related Content

What's hot

Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
Reza Oktarama
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
azmiarraga
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
homeworkping7
 
Rabies
RabiesRabies
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
fikri asyura
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
Brenda Panjaitan
 
Herpes Zoster
Herpes ZosterHerpes Zoster
Herpes Zoster
Christian Paomey
 
Malaria
MalariaMalaria
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
Riskymessyana99
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
ChikungunyaDR Irene
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Lestari Moerdijat
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Varicella zoster
Varicella zosterVaricella zoster
Varicella zoster
yuli anggraeni
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
Muhammad Adi
 

What's hot (20)

Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
Herpes Zoster
Herpes ZosterHerpes Zoster
Herpes Zoster
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Varicella zoster
Varicella zosterVaricella zoster
Varicella zoster
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 

Similar to Rabies

Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
 
rabies
rabiesrabies
rabies
NOVAcica
 
IW RABIES.pdf
IW RABIES.pdfIW RABIES.pdf
IW RABIES.pdf
IndahSariRumapea
 
Rabies veteriner
Rabies veterinerRabies veteriner
Rabies veteriner
Borgo Mauly Nasution
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
khoirilliana12
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
AnggaPutraPerdana
 
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdfVIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
ClaudAnimate
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11tristyanto
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
JemsOtniel1
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1tristyanto
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virus
Efa farmasi
 
Presentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virusPresentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virus
Efa farmasi
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
syafira82
 
Herpes virus mikro
Herpes virus mikroHerpes virus mikro
Herpes virus mikro
fikri asyura
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
AhmadAmirudin11
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
Ayyu Sari
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Soroy Lardo
 

Similar to Rabies (20)

Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
rabies
rabiesrabies
rabies
 
RABIES
RABIESRABIES
RABIES
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
IW RABIES.pdf
IW RABIES.pdfIW RABIES.pdf
IW RABIES.pdf
 
Rabies veteriner
Rabies veterinerRabies veteriner
Rabies veteriner
 
Rabies veteriner
Rabies veterinerRabies veteriner
Rabies veteriner
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdfVIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virus
 
Presentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virusPresentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virus
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
 
Herpes virus mikro
Herpes virus mikroHerpes virus mikro
Herpes virus mikro
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
 

More from fikri asyura

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
fikri asyura
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
fikri asyura
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
fikri asyura
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
fikri asyura
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
fikri asyura
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
fikri asyura
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
fikri asyura
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
fikri asyura
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
fikri asyura
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
fikri asyura
 
P petri leptospirosis
P petri leptospirosisP petri leptospirosis
P petri leptospirosis
fikri asyura
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 
P petri leptospirosis
P petri leptospirosisP petri leptospirosis
P petri leptospirosis
 

Recently uploaded

Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 

Recently uploaded (20)

Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 

Rabies

  • 1. Dr. Wisda Widiastuti, SpPD Universitas Baiturrahmah 1
  • 2.  Penyakit infeksi susunan syaraf pusat akut pada manusia dan hewan mamalia berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies,ditularkan ke manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi virus rabies.  Tergolong dalam zoonosis, menyerang susunan syaraf pusat, ditandai dgn disfungsi hebat pd susunan syaraf pusat. 2
  • 3.  Hydropobia, La rage, la rabbia, La rabia, lyssarege, die tollwut atau penyakit anjing  Arti klinis penyakit ini penting, meskipun jarang tp hampir selalu berakibat kematian 3
  • 4.  Virus rabies  Genus Lyssa-virus  Famili Rhabdoviridae  11 jenis virus  inf manusia : rabies, Mokola, Duventage dan European bat lyssa-virus  RNA virus  bentuk peluru ukuran 180x75nm, single stranded RNA td : kombinasi nukleoprotein berbentuk koil heliks tersusun dari fosfoprotein dan polimerasi RNA 4
  • 5.  Zaman Babylon abad ke 23 SM  Democritus  binatang menderita rabies tahun 500 SM  Gejala hidrofobia  dilaporkan Cellus  Gejala klinis rabies  ditulis abad 16 oleh Fracastoro  Louis Pasteur 1880  demonstrasikan infeksi pada susunan saraf  Vaksin ditemukan Louis Pasteur (1885)  Pertumbuhan virus pada jaringan  1930  Diperlihatkan mikroskop elektron 1960 5
  • 6.  Inaktif pada pemanasan dan suhu 56oC  Waktu paruh < 1 mnt  Tahan kondisi lembab suhu 37oC  Virus mati dengan detergen, sabun, etanol 45%, solusi yodium  Ada 6 genotipe : Rabies (genotip 1), Mokola (genotip 3), Duvenhage (genotip 4), dan European bat lyssa-virus (genotip 5 dan 6) 6
  • 7.  Tersebar diseluruh dunia  Negara bebas rabies : Australia, sebagian besar Skandinavia, Inggris, Islandia, Yunani, Portugal, Uruguay, Chili, Papua Nugini, Brunai, Selandia Baru, Jepang dan Taiwan  Data 2001  7 provinsi bebas rabies (Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, NTB, Maluku dan Irian Jaya) 7
  • 8.  Jumlah kematian (dunia)> 50.000 orang tiap tahun  1997-2003 (Indonesia) >86.000 kasus gigitan binatang  538 orang rabies  Tahun 2000 (Sumbar)  8 kasus  Tahun 2001 (Sumbar)  18 kasus  Tahun 2002 dan 2003  < 10 kasus 8
  • 9.  Kontak binatang  anjing (>>), kucing, kera, serigala dan kelelawar terinfeksi  Ditularkan  gigitan binatang atau kontak virus (saliva binatang) dengan luka pada host atau membran mukosa  Transmisi manusia ke manusia (terdpt laporan terjadinya transmisi rabies melalui transplantasi kornea dan pembuluh darah dr org yg telah terinfeksi)  Infeksi secara inhalasi  gua kelelawar (jarang)  Kecelakaan kerja  laboratorium  Vaksinasi dari virus rabies aktif (virus rabies yg belum mati) 9
  • 10.  Virus rabies  tubuh manusia (menetap selama 2 mgg ditempat masuk dan jar otot didekatnya)  berkembang biak  ujung serabut saraf perifer (fungsi N)  Selubung virus menyatu dg membran plasma dan protein RNA masuk ke sitoplasma  Berikatan  reseptor asetil-kolin post sinaptik pada neuromuscular junction di SSP 10
  • 11.  SSP tersebar secara sentripetal melalui sel- sel Schwan dan aliran aksoplasma  ganglion dorsalis (60-72jam) berkembang biak  Dengan kecepatan 3 mm/jam SSP (medula spinalis dan otak) melalui cairan serebrospinal  Di otak virus menyebar dan berkembangbiak dlm semua neuron bergerak ke perifer dalam serabut saraf eferen, saraf volunter dan saraf otonom 11
  • 12.  Menyebar ke saraf perifer  serabut saraf otonom, otot skletal dan otot jantung, kelanjar adrenal, ginjal, mata dan pankreas  Virus terdapat pada kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis, sistem respirasi, air susu dan urin  Rabies tipe farious  midbrain dan medula spinalis  Rabies tipe paralitik  medula spinalis 12
  • 13.  Patologi  degenerasi sel ganglion, infiltrasi sel MN dan perivaskuler, pembentukan nodul pd glia otak dan medula spinalis  Negri bodies ditemukan pada seluruh bagian otak, tu korteks serebri, batang otak, hipotalamus, sel Purkinye serebellum, ganglia dorsalis medulla spinalis  Negri bodies  benda intrasitoplasmik yang berisi komponen virus tu protein ribonuklear dan fragmen organela seluler spt ribosom 13
  • 14. Gambar 1. Patogenesis dan patologivirus rabies 14
  • 15.  Masa inkubasi 3-4 bulan (95%), 7 hari-7 tahun  Anak2 lbh pendek dari dewasa  Masa inkubasi dipengaruhi oleh besar dan dalam luka gigitan, lokasi luka gigitan (jauh/dekat ke SSP), derajat patogenitas virus dan persarafan daerah luka gigitan  Luka pada kepala  inkubasi 25-48 hr Ekstremitas  46-78 hari 15
  • 16.  Berlangsung 1-4 hari (tdk spesifik)  Demam, menggigil, batuk, nyeri menelan, nyeri perut, sakit kepala, malaise, mialgia, mual, muntah, diare dan nafsu makan menurun  Spesifik : gatal dan parestesia luka gigitan yang sudah sembuh (50%)  Dapat berulang sampai 10 hari  Berlanjut sebagai gejala neurologik akut 16
  • 17. Manifestasi ini berlangsung 2-7 hari dengan fase paralitik yang lebih panjang Tipe furious   Hiperaktif, disorientasi, halusinasi dan bertingkah laku aneh  Setelah beberapa jam –hari, gejala hiperaktif menjadi intermitten setiap 1-5 mnt  agitasi, ingin lari, menggigit diselingi periode tenang  Hiperaktif karena rangsangan dari suara, cahaya, tiupan udara dan rangsang lainnya  timbulkan kejang  timbul fobia rangsangan 17
  • 18.  Hidrofobia  KHAS  Aerofobia  rangsang sensorik udara  Fotofobia  rangsang cahaya  Rangsang menepuk tangan dekat telinga pasien  Tanda klinis lain  gangguan kepribadian, meningismus, lesi saraf kranialis, fasikulasi otot dan gerakan2 involunter, fluktuasi suhu badan, dilatasi pupil  Lesi di nukles amigdaloid  libido , priapismus, dan orgasme spontan 18
  • 19.  Gejala otonomik  dilatasi pupil irreguler, lakrimasi, hipertermia, takikardia, hipotensi postural, hipersalivasi,  Demam, fasikulasi otot, hiperventilasi dan konvulsi (kejang pasien tetap sadar)  Gejala timbul sampai pasien meninggal  Kematian  gagal napas akbt kontraksi hebat otot pernapasan atau keterlibatan SSP atau ok miokarditis, aritmia atau henti jantung akibat stimulasi saraf vagus 19
  • 20. Tipe paralitik   Bila stadium furious terlewati  Ditandai demam, sakit kepala, paralisis pada ekstremitas yang digigit, mungkin difus atau simetri, atau menyebar secara ascenden spt Sindroma Guilian Barre dan kaku kuduk  Gejala hidrofobia, aerofobia, hiperaktivitas dan kejang  Kesadaran dapat utuh, tetapi dapat memburuk secara gradual menjadi bingung, disorientasi, paraplegia, gangguan menelan, kelumpuhan pernapasan, dan akhirnya meninggal 20
  • 21.  Bila kematian tidak terjadi pada stadium neurologik akut  Koma terjadi dalam 10 hari setelah gejala rabies dan berulang beberapa jam sampai berbulan-bulan  Di Amerika Serikat  lama perawatan sampai meninggal 13 hr  Hanya ada 4 laporan ensefalitis rabies yang hidup  Dua penderita diberi vaksin tanpa immunoglobulin sesudah gigitan multipel dan bertahan hidup (34 thn 1 kasus) tetapi dengan gangguan neurologis berat  Dua penderita lagi masih diragukan  D/ dari tes serologis (tidak dijumpai antigen/virus) 21
  • 22.  Peningkatan TIK  Kelainan pada hipotalamus  diabetes insipidus  Sindroma Abnormalitas Hormon Anti Diuretik (SAHAD)  Disfungsi otonomik : hipertensi, hipotensi, hipertermia/hipotermia, aritmia dan henti jantung  Kejang lokal maupun generalisata dan sering bersamaan dengan aritmia dan ganguan respirasi 22
  • 23.  Hb normal atau   Lekosit 8000-13000/mm3 (6-8% monosit atipik) sampai lekositosis (20000-30000)  Trombosit normal  Urinalisa  albuminuria, dengan  sel lekosit sedimen  CSS  (gbrn ensefalitis)   leukosit 70/mm3, tek CSS N atau , glukosa dan protein N  Isolasi virus pada minggu pertama  saliva, hapusan tenggorok, trakea, kornea, sampel biopsi kulit/otak, cairan serebrospinal dan urin 23
  • 24.  Deteksi Neutralizing antibody pasien yang tidak divaksinasi  Antibodi pada cairan CSS (2-3 hr lbh lambat) dari antibodi serum  Fluorescent Antibodies Test (FAT) sensitivitas (60-100%)  Rapid Fluorecent Focus Inhibition Test (RFFIT)  deteksi antibodi spesifik (48 jam)  Biopsi post mortem  Negri bodies  PCR  deteksi RNA virus 24
  • 25.  Seluruh penyakit dengan gejala neurologik, psikiatrik atau laringofaringeal yang tidak bisa dijelaskan  Rabies histerik (pseudohidrofobia)  Tetanus  Ensefalitis  Sindrom Guillain Barre  Transverse myelitis  Japanese ensefalitis  Herpes simpleks ensefalitis  Poliomielitis  Ensefalitis post vaksinasi 25
  • 26.  Tidak ada terapi  gejala rabies (+)  Hanya tindakan suportif  Isolasi penderita  PENTING !!!  Petugas kesehatan  alat pelindung (universal precaution)  Obat2 sedatif dan analgesik 26
  • 27.  Perawatan luka yang adekuat ◦ Luka gigitan harus segera dicuci dengan sabun ◦ Lakukan debridemen ◦ Berikan desinfektan spt alkohol 40-70%, tinktura yodii dan lar, ephiran 0,9% ◦ Tidak dibenarkan dijahit (jika memaksa jahitan situasi) ◦ Profilaksis tetanus dan infeksi bakterial  Pemberian vaksin dan immunoglobulin  Vaksinasi pada risiko tinggi 27
  • 28. Vaksinasi postexposure  Prinsip  Neutralizing antibody terhadap virus rabies segera terbentuk dalam serum  Dua tipe : ◦ Nerve tissue vaksin (NTV) dari otak hewan dewasa ◦ Non Nerve Tissue Vaccine (NNTV) dari telur itik atau biakan jaringan  Kombinasi vaksin dan serum anti rabies (SAR) Human Rabies Immune Globulin, bila luka gigitan parah dan semua gigitan binatang liar vektor rabies 28
  • 29.  Luka gigitan ringan cukup VAR saja  Cara vaksinasi : Paparan ringan  VAR im pada otot deltoid atau anterolateral paha dengan dosis 0,5 ml Hari 0,3,7,14,28 (regimen Essen/WHO) atau Hari 0,7,21 (regimen Zagreb/DEPKES RI) 29
  • 30. Vaksinasi preexposure  Hindari virus rabies pada risiko tinggi (dokter hewan, petugas karantina hewan, pekerja kebun binatang, petugas labor, dokter dan perawat yang menangani penderita rabies)  Cara vaksinasi : VAR dosis 1 ml im pada hari 0,7 dan 28 lalu booster setelah 1 thn dan tiap 5 tahun 30
  • 31. Efek samping dan komplikasi Vaksinasi  Reaksi lokal : bengkak, gatal-gatal, eritema dan rasa sakit pada tempat suntikan  Reaksi umum : panas, malaise, mual, muntah, diare dan mialgia  Penanganan : kompres lokal pada tempat suntikan, antihistamin dan antipiretik 31
  • 32.  Komplikasi neurologis cukup berbahaya  ensefalomielitis dgn gejala : sakit kepala mendadak, panas, muntah, paresis, paralisis, parestesia, kaku kuduk, ataksia dan kejang  Alergi terhadap protein telur VAR  kortikosteroid dosis tinggi  SAR  reaksi anafilaksis (adrenalin) dan serum sickness (kortikosteroid dan antihistamin) 32
  • 33.  Kematian 100% infeksi sampai ke sistem saraf  Angka survival 100% bila dapat perawatan luka dan pemberian VAR dan SAR 33
  • 34. 34