2. SLE merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis
dengan etiologi yg blm diketahui serta manifestasi
klinis, perjalanan penyakit dan prognosis yg sangat
beragam.
Pada keadaan awal, sering sekali sukar dikenal
sebagai LES, karena manifestasinya sering tidak
terjadi bersamaan.
Terutama menyerang wanita usia reproduksi dgn
angka kematian yg cukup tinggi.
2
3. Salah satu penyakit reumatik utama di dunia
Prevalensi di berbagai negara sangat
bervariasi
Lebih sering ditemukan pada ras tertentu spt
bangsa negro, Cina dan Filipina
3
4. Faktor genetik
kejadian LES lebih tinggi pada kembar
monozigotik (25%) dibanding kembar
dizigotik (3
Meningkat pd kelompok etnik tertentu
Elemen genetik yg bnyk kontribusinya
terhdp kejadian LES : MHC, gen HLA kls II yg
berhubungan dg adanya antibodi ttt spt
anti-Sm, anti-La, anti-nRNP dan anti-DNA,
gen HLA kls III yg mengkode komponen
komplemen C2 dan C4
4
5. Faktor Hormonal :
Lebih banyak menyerang perempuan
Rasio wanita dan laki-laki 9-14 : 1
Serangan pertama SLE jarang tjd pd usia
prepubertas dan setelah menopause
Berhubungan dg metabolisme estrogen yg
abnormal
Konsentrasi androgen berkorelasi negatif dg
aktifitas penyakit
Konsentrasi testosteron plasma yg rendah
dan meningkatnya konsentrasi LH ditemukan
pd bbrp penderita LES laki-laki
Hormon prolaktin dan Leptin diduga terlibat
5
6. Faktor autoantibodi :
Gangguan imunologis utama pd LES :
produksi autoantibodi
Antibodi ini ditujukan pd self molecules yg
terdpt pd nukleus, sitoplasma, permukaan sel
dan jg trhdp molekul terlarut spt IgG dan
faktor koagulasi
ANA (Antibodi antinuklear) plg bnyk
ditemukan (>95%)
Anti-ds DNA anti-Sm antibodi spesifik utk
SLE
Antibodi anti-DNA umumnya berhubungan
dg glomerulonefritis
6
7. Antibodi-anti Ro, anti-La pd kehamilan
berisiko terkena blok jantung fetus (1-2%)
Antibodi trhdp NMDA (N-methyl-D-aspartat)
berperan ptg dlm SSP, berperan dlm kejadian
lupus serebral
Antibodi anti-Ro dan anti-nukleosum
berperan dlm lupus kutaneus, berhubungan
dg trjdnya ruam fotosensitif
7
10. 10
Faktor
lingkungan
Variasi genetik Sistem
neuroendokrin
Jenis kelamin dan
hormon seks
Disregulasi
Imun
Gangguan mekanisme
pembersihan
Hilangnya aktivitas
supresor dan
kontrol idiotip
Sel BDNA, sel-sel
apoptosis
APC Sel T
AutoantibodiSitokin
Kompleks imun,
aktivasi komplemen Gangguan
pembersihan
Kerusakan jaringan
16. 1. Ruam Malar
2. Ruam Diskoid
3. Foto sensitif
4. Ulkus di mulut
5. Artritis/artralgia
6. Serositis
a. Efusi perikardial
b. Efusi pleura
7. Kelainan ginjal
a. Proteinuria (>0.5 gr//24 jam)
b. Cellular cast
16
17. 8. Kelainan neurologis
9. Kelainan darah
a. Anemia hemolitik
b. Leukopenia (< 4000)
c. Limfopenia (<1500)
d. Trombositopenia (<100.000)
10. Sero-imunologi
a. Anti ds DNA
b. Anti Sm
11. ANA
17
26. 1.Mendapatkan masa remisi yg panjang
2.Menurunkan aktivitas penyakit seringan
mungkin
3. Mengurangi rasa nyeri dan memelihara
fungsi organ agar aktivitas hidup keseharian
tetap baik guna mencapai kualitas hidup yg
optimal
26
27. I. Edukasi dan konseling
II. Program rehabilitasi
III. Pengobatan medikamentosa :
a.OAINS
b.antimalaria
c.steroid
d.imunosupresan/sitotoksik
e.terapi lain
27
28. Penyuluhan dan intervensi psikososial sangat
penting
Bentuk kelompok penderita
Tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari
Menggunakan krem pelindung sinar
matahari, baju lengan panjang,topi atau
payung bila akan berjalan di siang hari
Pekerja di kantor hrs dilindungi terhadap
sinar matahari dari jendela
Profilaksis antibiotika pd yg akan menjalani
prosedur invasif
Pengaturan kehamilan
28