SlideShare a Scribd company logo
LEPTOSPIROSIS
(LK-4A)
Rendri Bayu Hansah
Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah 1
DEFINISI
 Penyakit zoonosis  mikro organisme
Leptospira interogans
 Pertama kali dikemukan oleh Weil (1886)
 Weil’s disease
2
ETIOLOGI
 Genus Leptospira, famili treponemataceae, suatu
mikro organisme spirochaeta
 Ciri khas : berbelit, tipis, fleksibel, panjang 5-15
um, spiral yg sangat halus, lebar 0-1-0,2 um, satu
ujungnya membengkak membentuk pengkait
 Bergerak rotasi aktif, tidak ditemukan flagella
 Mikroskop lapangan gelap : rantai kokus kecil-
kecil
 L. icterohaemorrhagica (reservoar tikus)
 L. canicola (reservoar anjing)
 L. ponoma (reservoar sapi dan babi)
3
EPIDEMIOLOGI
 Tersebar diseluruh dunia (terbanyak di daerah
tropis)
 Terdapat pada binatang peliharaan : anjing, babi,
lembu, kuda, kucing, marmut, binatang
pengerat lainnya : tupai, musang, kelelawar, dsb.
 Hidup dalam ginjal/air kemih
 Musimam :Tropis  musim hujan
Beriklim sedang  musim panas dan
gugur
 Thn 2002 banjir di Jakarta  dari 100 kasus
meninggal 20
4
PENULARAN
 Kontak dengan air, tanah, atau lumpur yang
terkontaminasi urine binatang yang terinfeksi
 Infeksi terjadi bila ada luka/erosi pada kulit
dan selaput lendir
 Gigitan binatang yang terinfeksi
 Kontak dengan kultur (laboratorium)
 Ekspos yang lama pada genangan yang
terkontaminasi terhadap kulit utuh
5
Tabel 1. Risiko Penularan Leptospirosis
Kelompok
Pekerjaan
Kelompok
Aktivitas
Kelompok
Lingkungan
Petani dan peternak
Tukang potong
hewan
Penangkap/
penjerat hewan
Dokter hewan
Penebang kayu
Pekerja selokan
Pekerja perkebunan
Berenang di sungai
Bersampan
Kemping
Berburu
Kegiatan di hutan
Anjing peliharaan
Ternak
Genangan air hujan
Lingkungan tikus
Banjir
6
7
MIKROBIOLOGI
 Dapat hidup di tubulus renalis reservoir
bertahun-tahun (1010 organisme/gram dalam
ginjal)
 Transmisi  kontak langsung (air, tanah,
lumpur) yg tercemar leptospira
8
PATOGENESIS
 Leptospira msk ke tubuh melalui kulit yg tidak
intak, mukosa mulut, sal cerna, sal hidung dan
konjungtiva mata
 Masuk ke aliran darah sistemik  replikasi 
menyebar keseluruh organ tubuh
 Organ terbanyak terakumulasi leptospira 
hepar, kel adrenal dan ginjal
 Organ yg paling sedikit akumulasi leptospira 
Limpa, sumsum tulang, kelenjar limfe
 Mekanisme patologis  efek toksik langsung
dan kompleks imun
9
10
 Fase leptospiremia (fase septik) (minggu I)
 Pada dinding sel leptospira mengandung
membran liposakarida yang merupakan bagian
integral dari membran luar (lipid a dan antigen O)
 Lipid A  efek toksik langsung pada sel dan
molekul bila membran lisis akibat aktivasi
komplemen, fagositosis maupun dampak
pemberian antibiotika
 Lipid A  mengekspresikan sel imun host
11
Interaksi lipoprotein, LPS dari membran luar
leptospira
dengan sel imun host menyebabkan 3 peristiwa
penting yaitu :
1. Produksi sitokin
2. Aktivasi komplemen
3. Aktivasi kaskade koagulasi
12
Pertama :
Produksi sitokin oleh monosit, makrofag, serta sel-
sel lain (yi IL-1, IL-6,, IL-8 danTNF)
Kedua
 Aktivasi komplemen
 C3a dan C5a juga merusak endotel
 C5a menginduksi dan sekresi lisosim yang
merusak dinding pembuluh darah yang
menyebabkan kebocoran
Ketiga
 Peran aktivasi kaskade koagulasi  konsumsi
fibrinogen dan trombosit abnormal  insufisiensi
komponen pembekuan  manifestasi perdarahan
pada berbagai organ 13
IL-1 
 Diproduksi makrofag, limfosit, sel endotel dan
keratinosit
 Demam (menggigil dan metabolisme basal )
 Menstimulasi respon nyeri
 Mempengaruhi sekresi nyeri  permeabilitas
vaskuler penurunan tekanan darah sistemik
 Anoreksia 
 Aktivitas PMN
 Peningkatan kadar transferin
14
 IL-6 
 Diproduksi oleh makrofag dan fibroblast akibat
induksi
IL-1
 IL-8 
 Diproduksi makrofag, limfosit, sel-sel endotel,
setelah diinduksi oleh IL-1 danTNF
 IL-6 dan IL-8 
 Menstimulasi migrasi dan degranulasi PMN
 Ikut memicu kerusakan endotel
15
 TNF 
 Ikut serta dalam naik turunnya suhu dan
keringat
 Diproduksi makrofag, limfosit dan sel mast
 Meningkatkan frekuensi nafas dan denyut
jantung
 Hipotensi
 Timbulnya perdarahan diberbagai organ
16
Manifestasi klinis fase
leptospiremia
Hati 
 Disfungsi hepatoseluler :
 Menurunnya produksi faktor pembekuan
 Menurunnya produksi albumin
 Menurunnya esterifikasi kolesterol
 Kolestasis Intrahepatik
 Hiperplasi dan hipertofi sel kuffer
 Appoptosis hepatosit
17
Ginjal 
 Kerusakan ginjal akibat kompleks imun dan
efek toksik langsung pada tubulus, vaskulitis,
kerusakan endotel, hipoksemia, nefritis
interstisial, nekrosis tubular akut
 Nefritis interstisial dan nekrosis tubular akut
 migrasi langsung leptospira ke ginjal dan
deposit antigen leptospira pada glomerulus
dan tubulus  Gagal Ginjal  kematian
18
Paru 
 Kongesti pulmonum
 Perdarahan
 Infiltrasi monosit dan neutrofil dirongga
alveoler
 Ditemukan leptospira di sel-sel endotel intra
alveolar dan kapiler
 Kerusakan kapiler pulmoner  perdarahan
paru dan gagal napas akut  kematian
19
Jantung 
 Miokarditis interstisisal
 Arteritis koroner
Susunan Saraf Pusat 
 Gangguan terjadi pada minggu pertama
infeksi
 Ditemukan leptospira pada CNS tanpa
meningitis (imunoglobulin adekuat)
 Neuritis atau polineuritis
 Perubahan mental  perasaan bingung,
delirium, depresi mental maupun psikosis
20
Mata 
 Iritis, iridosiklitis dan uveitis kronis
Otot 
 Perubahan vakuola-vakuola sitoplasma dan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear
 Otot rangka (betis) nekrosis fokal
 Miositis pada sel-sel otot  infiltrasi sel
hiosit, netrofil dan sel pasma
21
Vaskular 
 Vaskulitis, jejas endotel kapiler
Eritrosit 
 Hemolisis
Perdarahan terjadi pada 33% kasus leptospirosis
22
Fase Imun (hari 4-30)
 Sel B atau selT berikatan pada protein benda
asing (Lipoprotein membran luar leptospira
sebagai antigen)  menstimulasi sel B dan selT
menjadi aktif  multifikasi dan berdiferensiasi
 Respon sel B terhadap lipoprotein  RADANG
 Sel Plasma dalam sirkulasi dan limpa 
merespon liporotein leptospira  menghasilkan
antibodi/Immunoglobulin  berikatan dengan
antigen  kompleks antigen antibodi
23
 Respon immun humoral mempengaruhi ekspresi
protein
 penting untuk diagnostik imunoserologis dan
imunoprotektif (p62 dan p76)
 Pembentukan antibodi pada paparan pertama
sel B membutuhkan waktu 2 minggu – setahun
 IgM  molekul besar dan terdeteksi paling
tinggi pada minggu I
 IgG  perlahan pada respon primer dan
meningkat cepat pada infeksi sekunder (80%
pada sirkulasi)
 Ditemukan leptospira pada urine dan CNS
24
MANIFESTASI KLINIS
 Ringan sampai berat  ikterohemoragik
(otak, ginjal dan hati)
 Masa inkubasi 2-12 hari (7hari)
 Onset penyakit mendadak  demam
menggigil, kelemahan umum dan sakit
kepala
 Trias klinis penyakitWeil’s :
 Demam
 Ikterik
 Perdarahan
25
Manifestasi klinis terbagi pada tiga stadium :
 Stadium Pertama
Berlangsung pada minggu pertama (stadium
demam)
 Stadium Kedua
Berlangsung pada minggu kedua (stadium
ikterik)
 Stadium Ketiga
Berlangsung pada minggu ketiga (stadium
konvalesen)
26
 Demam (>39 C) pada 2 hari pertama (lama
demam 8 hari)
 Ikterik (minggu kedua)  muncul hari 1
hingga hari13
(3-6 minggu)
 Perdarahan (70% penyakitWeil’s) 
perdarahan subkutan (ptekie, purpura)
perdarahan pada gusi dan palatum,
perdarahan sal. cerna, perdaran konjungtiva,
sputum berdarah, batuk darah, perdarahan
sal genital dan hematuria
 Anemia (hari ke 7 meningkat > 3-4 minggu)
27
 Gejala neurologis 
sakit kepala, sulit tidur, gangguan kesadaran,
delirium, kekakuan leher (infeksi serius)
 Gejala saluran cerna 
anoreksia, konstipasi, mual, muntah, nyeri
abdomen, meteorismus
28
29
Laboratorium
 Darah rutin :
 Anemia (berbagai derajat)
 LED meningkat
 Leukositosis dengan netrofilia (minggu 1)
 Urine rutin :
 Proteinuria
 Leukosituria
 Piuria
 Hematuria mikroskopis
 Sedimen hialin maupun granular
30
 Leptospirosis berat :
 Peningkatan faal hati
SGOT, SGPT dan LDH 
 Peningkatan faal ginjal
BUN  100-200mg% (>200 mg% penyakit berat)
31
Identifikasi leptospira 
 Mikroskop lapangan gelap, imunofluoresen,
mikroskopis pengecatan
 Serologis 
 Ig M (hari ke 5-7)
 Tes aglutinasi (MAT)
 Tes fiksasi komplemen
 Biomolekuler PCR
32
Diagnosis
 Berdasarkan gambaran klinis, temuan
laboratoris dan epidemiologis
 Kecurigaan Leptospira :
 Demam mendadak disertai kelemahan umum, nyeri
otot, kongesti konjungtiva, leukositosis dengan
netrofilia, LED meningkat, proteinuria
 Penyakit Weil’s: Demam, ikterik, dan perdarahan
 Diagnosis pasti 
 Isolasi organisme (dalam darah dan CNS hari 10
pertama)  Tes MAT
 Serokonvensi atau peningkatan titer >4 kali lipat
 Biakan leptospira
33
PENYULIT
Kematian sering berhubungan dengan penyulit:
 Meningitis aseptik
 Gagal ginjal
 Gagal hati
 Gangguan liver
 Perdarahan pulmoner
 Vaskulitis
 Miokarditis
34
TERAPI
Pengobatan harus segera (2-3 hari pertama)
 Imunoterapi dengan imunoglobulin spesifik
serum kuda (5 hr I) efektif untuk cegah
progresivitas penyakit
 Antibiotika (peran terpenting)
 Streptomisin
 Penisillin
 Tetrasiklin
 Eritromisin
 Ciprofloxasin
 Cefalosforin
35
Indikasi Regimen
Terapi Leptospirosis ringan Doksisiklin peroral 2x 100 mg
Ampisilin 500-750mg 4xsehari
Amoksisilin 500mg 4xsehari
Terapi Leptospirosis sedang-
berat
Penisilin G 1,5 juta unit iv atau
Ampisilin 4x 1 gram atau
Amoksisilin 4x1gram atau
Eritromisin 4x500mg
Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/mgg
36
PROGNOSIS
 Mortalitas leptospirosis berat 15-40%
37
PENCEGAHAN
 Melindungi kulit dari kontak langsung dengan air
kotor dengan baju pelindung, sepatu boot, sarung
tangan
 Risiko tinggi (pekerja) dilakukan vaksinasi
 Drainase air, desinfeksi tanah menggunakan lime
dan hindari kontak langsung infeksi melalui kulit dan
mukosa saluran cerna
 Imunisasi binatang
 Kontrol kontak langsung pada air terkontaminasi
leptospira dari urine tikus
 Individu yg berpergian ke daerah endemis 
Doksisiklin 200 mg/mggu
38
39

More Related Content

What's hot

Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
Estiza Havel
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
MettaFerdy FerdianFamily
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
Muhammad Ihsanuddin
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
Gabriella Jermia
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
Oliviafebrimarchantia
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
Ajo Yayan
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
Puti Azilla Yuditya
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
arum prasetyaning
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
fikri asyura
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
ADam Raeyoo
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
Pertahanan paru
Pertahanan paruPertahanan paru
Pertahanan paru
fikri asyura
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
hersu12345
 

What's hot (20)

Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Bahan ekg
Bahan ekgBahan ekg
Bahan ekg
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Pertahanan paru
Pertahanan paruPertahanan paru
Pertahanan paru
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 

Similar to P petri leptospirosis

NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxNEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
FadlyMuchtar2
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
Kampus-Sakinah
 
Sle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromeSle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromewhiely_joenior
 
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptxPPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
kristyagaki
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
fikri asyura
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptx
MethaKemala
 
PPT SEPSIS.pptx
PPT SEPSIS.pptxPPT SEPSIS.pptx
PPT SEPSIS.pptx
ajifendi
 
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
akunanimelemao69
 
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptxPPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
kristyagaki
 
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
Ariandita Atias
 
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
tere rere
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
Cahya
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Iqbal Sumbarta
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
widarma atmaja i komang
 
01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt
alvionitadewinta
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakSuzika Dewi
 
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusiaproses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
DidikSusetiyanto
 
Kep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsisKep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsis
intenherlianti
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasiwidipta
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pblRyryy Part II
 

Similar to P petri leptospirosis (20)

NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxNEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Sle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromeSle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindrome
 
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptxPPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptx
 
PPT SEPSIS.pptx
PPT SEPSIS.pptxPPT SEPSIS.pptx
PPT SEPSIS.pptx
 
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
 
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptxPPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
 
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
 
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
 
01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusiaproses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
 
Kep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsisKep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsis
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 

More from fikri asyura

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
fikri asyura
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
fikri asyura
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
fikri asyura
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
fikri asyura
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
fikri asyura
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
fikri asyura
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
fikri asyura
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
fikri asyura
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
fikri asyura
 
P 4a hepatitis a
P 4a hepatitis aP 4a hepatitis a
P 4a hepatitis a
fikri asyura
 
P 4a gerd
P 4a gerdP 4a gerd
P 4a gerd
fikri asyura
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
P 4a hepatitis a
P 4a hepatitis aP 4a hepatitis a
P 4a hepatitis a
 
P 4a gerd
P 4a gerdP 4a gerd
P 4a gerd
 

Recently uploaded

PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 

Recently uploaded (20)

PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 

P petri leptospirosis

  • 1. LEPTOSPIROSIS (LK-4A) Rendri Bayu Hansah Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 1
  • 2. DEFINISI  Penyakit zoonosis  mikro organisme Leptospira interogans  Pertama kali dikemukan oleh Weil (1886)  Weil’s disease 2
  • 3. ETIOLOGI  Genus Leptospira, famili treponemataceae, suatu mikro organisme spirochaeta  Ciri khas : berbelit, tipis, fleksibel, panjang 5-15 um, spiral yg sangat halus, lebar 0-1-0,2 um, satu ujungnya membengkak membentuk pengkait  Bergerak rotasi aktif, tidak ditemukan flagella  Mikroskop lapangan gelap : rantai kokus kecil- kecil  L. icterohaemorrhagica (reservoar tikus)  L. canicola (reservoar anjing)  L. ponoma (reservoar sapi dan babi) 3
  • 4. EPIDEMIOLOGI  Tersebar diseluruh dunia (terbanyak di daerah tropis)  Terdapat pada binatang peliharaan : anjing, babi, lembu, kuda, kucing, marmut, binatang pengerat lainnya : tupai, musang, kelelawar, dsb.  Hidup dalam ginjal/air kemih  Musimam :Tropis  musim hujan Beriklim sedang  musim panas dan gugur  Thn 2002 banjir di Jakarta  dari 100 kasus meninggal 20 4
  • 5. PENULARAN  Kontak dengan air, tanah, atau lumpur yang terkontaminasi urine binatang yang terinfeksi  Infeksi terjadi bila ada luka/erosi pada kulit dan selaput lendir  Gigitan binatang yang terinfeksi  Kontak dengan kultur (laboratorium)  Ekspos yang lama pada genangan yang terkontaminasi terhadap kulit utuh 5
  • 6. Tabel 1. Risiko Penularan Leptospirosis Kelompok Pekerjaan Kelompok Aktivitas Kelompok Lingkungan Petani dan peternak Tukang potong hewan Penangkap/ penjerat hewan Dokter hewan Penebang kayu Pekerja selokan Pekerja perkebunan Berenang di sungai Bersampan Kemping Berburu Kegiatan di hutan Anjing peliharaan Ternak Genangan air hujan Lingkungan tikus Banjir 6
  • 7. 7
  • 8. MIKROBIOLOGI  Dapat hidup di tubulus renalis reservoir bertahun-tahun (1010 organisme/gram dalam ginjal)  Transmisi  kontak langsung (air, tanah, lumpur) yg tercemar leptospira 8
  • 9. PATOGENESIS  Leptospira msk ke tubuh melalui kulit yg tidak intak, mukosa mulut, sal cerna, sal hidung dan konjungtiva mata  Masuk ke aliran darah sistemik  replikasi  menyebar keseluruh organ tubuh  Organ terbanyak terakumulasi leptospira  hepar, kel adrenal dan ginjal  Organ yg paling sedikit akumulasi leptospira  Limpa, sumsum tulang, kelenjar limfe  Mekanisme patologis  efek toksik langsung dan kompleks imun 9
  • 10. 10
  • 11.  Fase leptospiremia (fase septik) (minggu I)  Pada dinding sel leptospira mengandung membran liposakarida yang merupakan bagian integral dari membran luar (lipid a dan antigen O)  Lipid A  efek toksik langsung pada sel dan molekul bila membran lisis akibat aktivasi komplemen, fagositosis maupun dampak pemberian antibiotika  Lipid A  mengekspresikan sel imun host 11
  • 12. Interaksi lipoprotein, LPS dari membran luar leptospira dengan sel imun host menyebabkan 3 peristiwa penting yaitu : 1. Produksi sitokin 2. Aktivasi komplemen 3. Aktivasi kaskade koagulasi 12
  • 13. Pertama : Produksi sitokin oleh monosit, makrofag, serta sel- sel lain (yi IL-1, IL-6,, IL-8 danTNF) Kedua  Aktivasi komplemen  C3a dan C5a juga merusak endotel  C5a menginduksi dan sekresi lisosim yang merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran Ketiga  Peran aktivasi kaskade koagulasi  konsumsi fibrinogen dan trombosit abnormal  insufisiensi komponen pembekuan  manifestasi perdarahan pada berbagai organ 13
  • 14. IL-1   Diproduksi makrofag, limfosit, sel endotel dan keratinosit  Demam (menggigil dan metabolisme basal )  Menstimulasi respon nyeri  Mempengaruhi sekresi nyeri  permeabilitas vaskuler penurunan tekanan darah sistemik  Anoreksia   Aktivitas PMN  Peningkatan kadar transferin 14
  • 15.  IL-6   Diproduksi oleh makrofag dan fibroblast akibat induksi IL-1  IL-8   Diproduksi makrofag, limfosit, sel-sel endotel, setelah diinduksi oleh IL-1 danTNF  IL-6 dan IL-8   Menstimulasi migrasi dan degranulasi PMN  Ikut memicu kerusakan endotel 15
  • 16.  TNF   Ikut serta dalam naik turunnya suhu dan keringat  Diproduksi makrofag, limfosit dan sel mast  Meningkatkan frekuensi nafas dan denyut jantung  Hipotensi  Timbulnya perdarahan diberbagai organ 16
  • 17. Manifestasi klinis fase leptospiremia Hati   Disfungsi hepatoseluler :  Menurunnya produksi faktor pembekuan  Menurunnya produksi albumin  Menurunnya esterifikasi kolesterol  Kolestasis Intrahepatik  Hiperplasi dan hipertofi sel kuffer  Appoptosis hepatosit 17
  • 18. Ginjal   Kerusakan ginjal akibat kompleks imun dan efek toksik langsung pada tubulus, vaskulitis, kerusakan endotel, hipoksemia, nefritis interstisial, nekrosis tubular akut  Nefritis interstisial dan nekrosis tubular akut  migrasi langsung leptospira ke ginjal dan deposit antigen leptospira pada glomerulus dan tubulus  Gagal Ginjal  kematian 18
  • 19. Paru   Kongesti pulmonum  Perdarahan  Infiltrasi monosit dan neutrofil dirongga alveoler  Ditemukan leptospira di sel-sel endotel intra alveolar dan kapiler  Kerusakan kapiler pulmoner  perdarahan paru dan gagal napas akut  kematian 19
  • 20. Jantung   Miokarditis interstisisal  Arteritis koroner Susunan Saraf Pusat   Gangguan terjadi pada minggu pertama infeksi  Ditemukan leptospira pada CNS tanpa meningitis (imunoglobulin adekuat)  Neuritis atau polineuritis  Perubahan mental  perasaan bingung, delirium, depresi mental maupun psikosis 20
  • 21. Mata   Iritis, iridosiklitis dan uveitis kronis Otot   Perubahan vakuola-vakuola sitoplasma dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear  Otot rangka (betis) nekrosis fokal  Miositis pada sel-sel otot  infiltrasi sel hiosit, netrofil dan sel pasma 21
  • 22. Vaskular   Vaskulitis, jejas endotel kapiler Eritrosit   Hemolisis Perdarahan terjadi pada 33% kasus leptospirosis 22
  • 23. Fase Imun (hari 4-30)  Sel B atau selT berikatan pada protein benda asing (Lipoprotein membran luar leptospira sebagai antigen)  menstimulasi sel B dan selT menjadi aktif  multifikasi dan berdiferensiasi  Respon sel B terhadap lipoprotein  RADANG  Sel Plasma dalam sirkulasi dan limpa  merespon liporotein leptospira  menghasilkan antibodi/Immunoglobulin  berikatan dengan antigen  kompleks antigen antibodi 23
  • 24.  Respon immun humoral mempengaruhi ekspresi protein  penting untuk diagnostik imunoserologis dan imunoprotektif (p62 dan p76)  Pembentukan antibodi pada paparan pertama sel B membutuhkan waktu 2 minggu – setahun  IgM  molekul besar dan terdeteksi paling tinggi pada minggu I  IgG  perlahan pada respon primer dan meningkat cepat pada infeksi sekunder (80% pada sirkulasi)  Ditemukan leptospira pada urine dan CNS 24
  • 25. MANIFESTASI KLINIS  Ringan sampai berat  ikterohemoragik (otak, ginjal dan hati)  Masa inkubasi 2-12 hari (7hari)  Onset penyakit mendadak  demam menggigil, kelemahan umum dan sakit kepala  Trias klinis penyakitWeil’s :  Demam  Ikterik  Perdarahan 25
  • 26. Manifestasi klinis terbagi pada tiga stadium :  Stadium Pertama Berlangsung pada minggu pertama (stadium demam)  Stadium Kedua Berlangsung pada minggu kedua (stadium ikterik)  Stadium Ketiga Berlangsung pada minggu ketiga (stadium konvalesen) 26
  • 27.  Demam (>39 C) pada 2 hari pertama (lama demam 8 hari)  Ikterik (minggu kedua)  muncul hari 1 hingga hari13 (3-6 minggu)  Perdarahan (70% penyakitWeil’s)  perdarahan subkutan (ptekie, purpura) perdarahan pada gusi dan palatum, perdarahan sal. cerna, perdaran konjungtiva, sputum berdarah, batuk darah, perdarahan sal genital dan hematuria  Anemia (hari ke 7 meningkat > 3-4 minggu) 27
  • 28.  Gejala neurologis  sakit kepala, sulit tidur, gangguan kesadaran, delirium, kekakuan leher (infeksi serius)  Gejala saluran cerna  anoreksia, konstipasi, mual, muntah, nyeri abdomen, meteorismus 28
  • 29. 29
  • 30. Laboratorium  Darah rutin :  Anemia (berbagai derajat)  LED meningkat  Leukositosis dengan netrofilia (minggu 1)  Urine rutin :  Proteinuria  Leukosituria  Piuria  Hematuria mikroskopis  Sedimen hialin maupun granular 30
  • 31.  Leptospirosis berat :  Peningkatan faal hati SGOT, SGPT dan LDH   Peningkatan faal ginjal BUN  100-200mg% (>200 mg% penyakit berat) 31
  • 32. Identifikasi leptospira   Mikroskop lapangan gelap, imunofluoresen, mikroskopis pengecatan  Serologis   Ig M (hari ke 5-7)  Tes aglutinasi (MAT)  Tes fiksasi komplemen  Biomolekuler PCR 32
  • 33. Diagnosis  Berdasarkan gambaran klinis, temuan laboratoris dan epidemiologis  Kecurigaan Leptospira :  Demam mendadak disertai kelemahan umum, nyeri otot, kongesti konjungtiva, leukositosis dengan netrofilia, LED meningkat, proteinuria  Penyakit Weil’s: Demam, ikterik, dan perdarahan  Diagnosis pasti   Isolasi organisme (dalam darah dan CNS hari 10 pertama)  Tes MAT  Serokonvensi atau peningkatan titer >4 kali lipat  Biakan leptospira 33
  • 34. PENYULIT Kematian sering berhubungan dengan penyulit:  Meningitis aseptik  Gagal ginjal  Gagal hati  Gangguan liver  Perdarahan pulmoner  Vaskulitis  Miokarditis 34
  • 35. TERAPI Pengobatan harus segera (2-3 hari pertama)  Imunoterapi dengan imunoglobulin spesifik serum kuda (5 hr I) efektif untuk cegah progresivitas penyakit  Antibiotika (peran terpenting)  Streptomisin  Penisillin  Tetrasiklin  Eritromisin  Ciprofloxasin  Cefalosforin 35
  • 36. Indikasi Regimen Terapi Leptospirosis ringan Doksisiklin peroral 2x 100 mg Ampisilin 500-750mg 4xsehari Amoksisilin 500mg 4xsehari Terapi Leptospirosis sedang- berat Penisilin G 1,5 juta unit iv atau Ampisilin 4x 1 gram atau Amoksisilin 4x1gram atau Eritromisin 4x500mg Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/mgg 36
  • 38. PENCEGAHAN  Melindungi kulit dari kontak langsung dengan air kotor dengan baju pelindung, sepatu boot, sarung tangan  Risiko tinggi (pekerja) dilakukan vaksinasi  Drainase air, desinfeksi tanah menggunakan lime dan hindari kontak langsung infeksi melalui kulit dan mukosa saluran cerna  Imunisasi binatang  Kontrol kontak langsung pada air terkontaminasi leptospira dari urine tikus  Individu yg berpergian ke daerah endemis  Doksisiklin 200 mg/mggu 38
  • 39. 39