SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
DEFINISI
              Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi arsitektur hati yang normal oleh lembar –
      lembar jaringan ikat dan nodula – nodula regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.
      Nodula – nodula regenerasi ini dapat kecil (mikronodular) atau besar (makronodular). Sirosis dapat mengganggu
      sirkulasi darah intrahepatic, dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati secara
      bertingkat. Ada 3 tipe sirosis :
                 1.         Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi
                 daerah portal. Sirosis ini paling sering diakibatkan oleh alkoholisme kronis.
                2.         Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari
                hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
                3.         Sirosis bilier, dimana jaringan parut terjadi di dalam hati di sekitar empedu. Tipe ini biasanya
                terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).


      PATOFISIOLOGI
 1.   Sirosis Laennec
      Perubahan pertama yang ditimbulkan alcohol adalah akumulasi lemak secara gradual di dalam sel – sel hati
      (infiltrasi lemak). Akumulasi lemak mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolic, termasuk pembentukan
      trigliserida secara berlebihan, pemakaiannya yang berkurang dalam pembentukan lipoprotein dan penurunan
      oksidasi asam lemak. Mungkin pula individu yang mengkonsumsialkohol dalam jumlah berlebihan . tidak makan
      secara layak dan gagal mengkonsumsi protein dalam jumlah yang cukup (kolin dan metionin), diketahui diet rendah
      protein akan menekan aktivitas dari dehidrogenase alcohol, yaitu enzim utama dalam metabolisme alcohol. Namun
      demikian , sebab utama kerusakan pada hati diduga merupakan efek langsung alcohol terhadap sel – sel hati, yang
      akan diperberat oleh keadaan malnutrisi. Pada kasus sirosis Laennec yang lanjut , lembaran – lembaran jaringan
      ikat yang tebal terbentuk pada pinggir – pinggir lobulus, membagi parenkim menjadi nodula – nodula halus. Nodula
      – nodula inidapat membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usaha hati untuk mengganti sel – sel hati yang
      rusak. Hati tampak terdiri dari sarang – sarang sel – sel degenerasi dan regenerasi yang dikemas padat dalam
      kapsula fibrosayang tebal. Pada keadaan ini, sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular halus,. Hati akan
      menciut, keras dan hampir tidak memeiliki parenkim normal pada akhir stadium sirosis , dengan akibat hipertensi
      portal dan gagal hati.

 2.   Sirosis postnekrotik
      Sirosis postnekrotik terjadi menyusul nekrosis berbercak pada jaringan hati, menimbulkan nodula – nodula
      degeneratif besar dan kecil yang dikelilingi dan dipisah – pisahkan oleh jaringan parut, berselang – seling dengan
      jaringan parenkim normal. Banyaknya pasien denga hasil tes HBsAg positif menunjukan bahwa hepatitis kronik aktif
      agaknya merupakan peristiwa yang besar peranannya.

 3.   Sirosis biliaris
      Penyebab sirosis biliaris yang paling umum adalah obstruksi biliaris posthepatik. Stasis empedu menyebabkan
      penumpukan empedu di dalam massa hati dengan akibat kerusakan sel – sel hati. Terbentuk lembar – lembar
      fibrosa di tepi lobulus, namun jarang memotong lobulus seperti pada sirosis Laennec. Hati membesar, keras,
      bergranula halus dan berwarna kehijauan. Ikterus selalu menjadi bagian awal dan primer dari sindrom, demkian
      pula pruritus, malabsorbsi dan steatorea.

      TANDA DAN GEJALA
             Gejala dini adalah samar dan non spesifik, berupa kelelahan, anoreksia, dyspepsia, flatulen, perubahan
      kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare), berat badan sedikit berkurang. Nausea dan muntah, khususnya di pagi
      hari. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium atau kuadran kanan atas tedapat pada separuh dari
      semua penderita. Pada kebanyakan kasus, hati keras dan mudah teraba tanpa memandang apakah hati membesar
      atau mengalami atrofi. Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis merupakan akibat dari dua tipe gangguan fisiologis ;
      gagal sel hati dan hipertensi portal. Manifestasi gagal hepatoselular adalah ikterus, edema perifer, kecenderungan
      peradarahan, eritema palmaris (telapak tangan merah), angioma laba – laba, fetor hepatikum dan ensefalopati
      hepatic.

      KEMUNGKINAN KOMPLIKASI
1.    Perdarahan pada saluran cerna
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada sirosis adalah perdarahan perdarahan
     pada varises esofagus. Penyebab lain dari perdarahan adalah tukak lambung dan duodenum, erosi lambung akut
     dan kecenderungan untuk berdarah (sebagai akibat masa protrombin yang memanjang dan trombositopenia).
     Penderita dating dengan melena atau hematemesis. Kadang – kadang tanda pertama perdarahan adalah
     ensefalopati hepatic. Tergantung dari jumlah dan kecepatan kehilangan darah, dapat terjadi hipovolemia dan
     hipotensi.
2.   Asites
     Faktor utama patognesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus (hipertensi porta) dan
     penurunan tekanan osmotic koloid akibat hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium dan
     air dan peningkatan sintesis san aliran limfe hati.
3.   Ensefalopati hepatic
     Ensefalopati terjadi jika amonia dan zat – zat toksik lainmasuk dalam sirkulasi sistemik. Sumber amonia adalah
     pemecahan protein oleh bakteri saluran cerna. Ensefalopati hepatic akan terjadi jika darah tidak dikeluarkan melalui
     aspirasi lambung, pemberian pencahar dan enma, dan bila pemecahan protein darah oleh bakteri tidak
     dicegahdengan pemberian neomisin atau antibiotik sejenis.

     PEMERIKSAAN PENUNJANG
            Pada disfungsi parenkimal, kadar albumin serum cenderung menurun sementara kadar globulin serum
     meningkat. Pemerikasaan enzim menunjukan kerusakan sel hati aitu : kadar alakai fosfatase, AST (SGOT) serta
     ALT (SGPT) meningkat dan kadar kolinesterase serum dapat menurun. Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk
     mengukur ekskresi empedu atau retensi empedu. Laparoskopi yang dikerjakan bersama biopsy memungkinkan
     pemeriksa melihat hati secara langsung. Pemeriksaan USG akan mengukur perbedaan densitas antara sel – sel
     parenkim hati dan jaringan parut. Pemeriksaan pemindai CT , MRI dan pemindai radioisotop hati akan memberikan
     informasi tentang besar hati dan aliran darah hepatic serta obstruksi aliran tersebut. Analisis gas darah arterial
     dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan ventilasi perfusi dan hipoksia pada sirosis hati.

     TERAPI
             Terapi diberikan berdasarkan gejala yang ada, misalnya antasid diberikan untuk mengurangi distress
     lambungdan meminimalkan kemungknan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen nutrisi akan
     meningkatkan proses kesembuhan pada sel – sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi klien. Pemberian
     preparat diuretic yang mempertahankan kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika
     gejala ini ada. Masukan kalori dan protein yang adekuat merupakan bagian esensial dalam penanganan sirosis
     bersama – sama menghindari konsumsi alcohol. Colchicines merupakan preparat anti – inflamasi untuk mengobati
     gejala gout, dapat memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis ringan hingga sedang.


     RENCANA KEPERAWATAN Klien dengan Sirtosis Hepatis
     No          Diagnosa                        Rencana Keperawatan
      .                               Tujuan                        Intervensi
      1     Kelebihan        Nursing Outcome Nursing Intervetion Classification (NIC)
            volume    cairan Classification (N1. on going assesment (pengkajian terus
            b.d perubahan OC)                    menerus)
            mekanisme      - Electroliyte and Monitor status hidrasi
                                              -
            regulasi         Acid-Base        -   Monitor lokasi dan perluasan edema
                             Balance          -   Monitor berat badan dan peningkatannya
                             Definisi:           secara mendadak
                           - Fluid Balance -      Monitor bunyi paru (krakles), usaha nafas,
                             Definisi:           ortopnea
                             ketidakseimbanga -   Dengan tinggi kepala tempat tidur 30-45
                             n cairan di         derajat, monitor distensi vena jugularis pada
                             intraseluler dan    sisi kanan; kaji refleks positif hepatojugularis
                             ekstraseluler yang
                                              -   Monitor central venous pressure (CVP),
                             merupakan bagian mean arterial pressure (MAP), pulmonary
dari tubuh                artery pressure (PAP), pulmonary capillary
-    Hydration                wedge pressure, dan kardiak output
    Definisi:      jumlah
                        -      Monitor tanda vital, irama gallop
    cairan              -di    Monitor penurunan osmolalitas serum,
    intraseluler      dan     sodium serum, BUN/rasio kreatinin, dan
    ekstraseluler yang        hematokrit
    merupakan bagian    -      Monitor intake dan output makanan dan
    dari tubuh                minuman
    Kriteria hasil -           Monitor kondisi yang meningkatkan risiko
-    Mempertahankan           klien kelebihan cairan
    bunyi paru yang     -      Monitor albumin serum
    bersih; tidak ada   -      Monitor efek diuretik; hipotensi ortostatik
    dispnea          atau     (terutama jika klien juga mendapat ACE
    ortopnea                  inhibitor), dan keseimbangan elektrolit dan
-    Bebas            dari    metabolik (hiponatremia, hipokalsemia,
    distensi         vena     hipomagnesemia,         hiperuresemia,   dan
    jugularis, refleks        alkalosis metabolik)
    hepatojugular 2.            intervensi terapi keperawatan
    positif,        suara -    Pasang kateter urin jika perlu
    gallop ritmik         -    Catat dan laporkan jika ada peningkatan
-    Mempertahankan           CVP, MAP, PAP, pulmonary capillary wedge
    CVP,          kardiak     pressure, dan kardiak output
    output, dan tanda     -    Catat adanya penurunan tekanan darah,
    vital normal              takikardi, dan takipnea
-    Mempertahankan-           Batasi diet sodium jika perlu dan
    haluaran urin 500         diinstruksikan dokter
    ml dari intake dan    -    Memberikan makanan tinggi protein jika
    osmolalitas       urin    perlu
    dan         gravitasi -    Memberikan diuretik jika perlu
    spesifik normal -          Batasi intake cairan jika diinstruksikan,
-    Bebas dari kurang        terutama jika sodium serum rendah
    istirahat,            -    Mengatur tetesan infus dengan hati-hati
    kecemasan, atau       -    Menyediakan waktu istirahat yang cukup
    kebingungan           -    Meningkatkan bogy image dan harga diri
-    Menjelaskan          -    Konsultasi dengan dokter tentang tanda dan
    penilaian        yang     gejala kelabihan volumew cairan
    dapat digunakan     3.      pendidikan kesehatan
    untuk menangani           Mengajarkan         klien/keluarga     untuk
    atau       mencegah       membatasi cairan
    kelebihan volume
    cairan, khususnya
    pembatasan cairan
    dan diet, dan
    pengobatan
    Mendeskripsikan
    gejala           yang
mengindiksikan
                        kebutuhan konsul
                        dengan penyedia
                        pelayanan
                        kesehatan

2   Ketidakseimbang     NOC Label:               NIC:
    an nutrisi kurang   Status nutrisi       1. Manajemen nutrisi
    dari kebutuhan      Kriteria hasil:          Definisi: Membantu dan atau menyediakan
    tubuh         b.d
                   1.    Masukan nutrisi         asupan makanan dan cairan yang seimbang
    ketidakmampuan 2.    Masukan                 Aktivitas:
    ingesti             makanan          dan Tanyakan pada pasien/keluarga tentang
                                           a.
    (pemasukan          cairan                   alergi terhadap makanan
    makanan)      dan
                   3.    Tingkat       energi b. Tanyakan makanan kesukaan pasien
    absorbsi            cukup              c. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah
                   4.    Massa tubuh             kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan
                   5.    Berat badan stabil d. Anjurkan masukan kalori yang tepat
                   6.    Nilai laboratorium Anjurkan peningkatan masukan zat besi
                                           e.
                                                 yang sesuai
                                               f. Anjurkan peningkatan masukan protein
                                                 dan vit. C
                                               g. Berikan makanan yang bersih dan lunak
                                               h. Berikan gula tambahan
                                           i.Yakinkan diet yang diberikan tinggi serat untuk
                                                 mencegah konstipasi
                                               j.Berikan pasien makanan tinggi protein tinggi
                                                 kalori
                                               k. Berikan makanan pilihan
                                               l.Anjurkan makanan yang sesuai dengan gaya
                                                 hidup
                                           m. Ajarkan pasien mempertahankan kebiasaan
                                                 makan setiap hari
                                               n. Monitor jumlah nutrisi dan kalori yang
                                                 diberikan
                                               o. Timbang berat badan pasien
                                               p. Dorong pasien untuk melakukan
                                                 perawatan gigi
                                           q. Tingkatkan informasi tentang nutrisi yang
                                                 dibutuhkan pasien
                                           r. Dorong persiapan dan pemeliharaan
                                                 makanan yang aman
                                           s. Tentukan kemampuan pasien/keluarga
                                                 dalam mendapatkan makanan

                                         2. Enteral Tube Feeding:
                                      Definisi: Penyampaian nutrien dan air melalui tube
gastrointestinal.
                                               Aktivitas:
                                         a.   Pasang NGT sesuai prosedur/protokol
                                               tindakan
                                         b.   Monitor      penempatan      NGT     dengan
                                               menginspeksi kavitas oral, pengecekan
                                               residu lambung sesuai protokol.
                                         c.   Monitor bunyi usus/peristaltik tiap 4-8 jam,
                                               bila perlu
                                         d.   Monitor status cairan dan elektrolit
                                         e.   Konsultasikan dengan tim kesehatan lain
                                               dalam memilih tipe dan kekuatan pemberian
                                               makan melalui enteral.
                                         f.   Tinggikan kepala selama pemberian makan
                                         g.   Peluk dan bicaralah dengan infant selama
                                               pemberian makan untuk menstimulasi
                                               kebiasaan aktivitas makan
                                         h.   Irigasi tube tiap 4-6 jam selama pemberian
                                               makan berkelanjutan dan setiap selesai
                                               pemberian makan secara intermitten.
                                         i.   Gunakan teknik bersih dalam pemberian
                                               makan melalui tube.
                                         j.   Monitor sensasi mual muntah, erasaan
                                               penuh di lambung.
                                         k.   Cek residu tiap 4-6 jam

3   Resiko    infeksi NOC :                 NIC :
    b.d Prosedur 1. Status Immune            KONTROL INFEKSI
    invasive,       2. Pengetahuan:         Intervensi :
    Penekanan          kontrol infeksi a.    Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
    system      imun Kriteria Hasil :       lain
    (imunosupresi) -    Klien bebas dari b.  Pertahankan teknik isolasi
                       tanda dan gejala  c.  Batasi pengunjung bila perlu
                       infeksi           d.  Instruksikan pada pengunjung untuk
                   -    Menunjukkan         mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
                       kemampuan untuk      berkunjung meninggalkan pasien
                       mencegah          e.  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
                       timbulnya infeksi    tangan
                   -    Jumlah sel darah f.  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
                       putih dalam batas    tindakan kperawtan
                       normal            g.  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
                    -                       pelindung
                             Menunjukkanp Pertahankan lingkungan aseptik selama
                                         h.
                        erilaku hidup sehat pemasangan alat
                        (menjaga         i.  Ganti letak IV perifer dan line central dan
                        kebersihan) seperti dressing sesuai dengan protap Rumah Sakit
mencuci tangan,j.    Tingkatkan intake nutrisi
                       perawatan mulut,
                                      k.    Berikan terapi antibiotik bila perlu
                       dan lain-lain.

                                            PROTEKSI INFEKSI
                                           Deinisi :
                                           Pencegahan dan deteksi dini infeksi pada
                                           pasien yang beresiko
                                           Intervensi :
                                 a.    Monitor tanda dan gejala infeksi sistenikmdan
                                           lokal
                                 b.    Monitor hitung granulosit, WBC
                                 c.    Monitor kerentanan terhadap infeksi
                                 d.    Batasi pengunjung
                                       e. Saring pengunjung terhadap penyakit
                                           menular
                                       f. Partahankan teknik aspesis pada pasien
                                           yang beresiko
                                       g. Pertahankan teknik isolasi k/p
                                       h. Berikan perawatan kuliat pada area
                                           epidema
                                       i. Inspeksi kulit dan membran mukosa
                                           terhadap kemerahan, panas, drainase
                                       j. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
                                       k. Ambil kultur
                                       l. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
                                       m. Dorong masukan cairan
                                       n. Dorong istirahat
                                       o. Monitor perubahan tingkat energi
                                       p. Dorong peningkatan mobilitas dan latihan
                                       q. Dorong batuk dan napas dalam
                                       r. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik
                                           sesuai resep
                                       s. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
                                           gejala infeksi
                                       t. Ajarkan cara menghindari infeksi
                                       u. Berikan ruangan pribadi
                                       v. Yakinkan         keamanan       air dengan
                                           hiperklorinasi dan pemanasan
                                       w. Laporkan kecurigaan infeksi
                                       x. Laporkan kultur positif

4   Koping       Tidak Nursing Outcome      Nursing Interventian Classification (NIC)
    Efektif b.d status Classification (N    1. Suport pengambilan keputusan
    kesehatan          OC)                  Definisi: menyediakan informasi dan
                       1.          Coping   dukungan untuk pasien yang membuar
(koping)                keputusan mengenai perawatan kesehatan
  Definisi: mengatur       2. perubahan koping
   stresor                 Definisi: membantu klien beradaptasi
   2. Pengambilan          terhadap stres, perubahan, atau perawatan
   keputusan               yang mencampur antara kebutuhan hidup
   Definisi:               dan peran
   kemampuan untuk
   memilih diantaradu      Intervensi
   a pilihan atau lebih
   Kriteria hasil 1.         pengkajian terus menerus
-   Mengungkapkan -         Monitor risiko membahayakan diri atau
   kemampuan untuk         orang lain dan tangani secara tepat
   menaggulangi dan    -    Amati      penyebab        tidak    efektifnya
   meminta bantuan         penaggulangan seperti konsep diri yang
   jika perlu              buruk, kesedihan, kurangnya ketrampilan
-   Menunjukkan            dalam memecahkan masalah, kurangnya
   kemampuan untuk         dukungan, atau perubahan yang ada dalam
   memecahkan              hidup.
   masalah dan ikut    -    Amati kekuatan seperti kemampuan untuk
   serta                   menceritakan kenyataan dan mengenali
   bermasyarakat           sumber tekanan
-   Mempertahankan  2.       intervensi keperawatan terapeutik
   bebas dari perilaku -    Bantu pasien menentukan tujuan yang
   yang       destruktif   realistis dan mengenali ketrampilan dan
   pada diri sendiri       pengetahuan pribadi
   maupun orang lain-       Gunakan komunikasi empatik, dan dorong
-                          pasien/keluarga untuk mengungkapkan
         Mengkomunik       ketakutan, mengekspresikan emosi, dan
    asikan kebutuhan       menetapkan tujuan
    dan      berunding-     Anjurkan pasien untuk membuat pilihan dan
    dengan orang lain      ikut serta dalam perencanaan perawatan
    untuk memenuhi         dan aktivitas yang terjadwal
    kebutuhan         -     Berikan aktivitas fisik dan mental yang tidak
-    Mendiskusikan         melebihi kemampuan pasien (misal bacaan,
    bagaimana              televisi, radio, ukiran, tamasya, bioskop,
    tekanan kehidupan      makan keluar, perkumpulan sosial, latihan,
    yang ada melebihi      olahraga, permainan)
    strategi          -     Jika memiliki kemampuan fisik, anjurkan
    penanggulangan         latihan aerobik yang sedang
    yang normal       -     Gunakan sentuhan dengan izin. Berikan
-    Menemukan             pasien pijatan punggung berupa usapan
    kecepatan              perlahan dan berirama dengan tangan.
    penyakit       dan     Gunakan 60 kali usapan dalam semenit
    kecelakaan tidak       selama 3 menit pada luasan 2 inchi pada
    melebihi    tingkat    kedua sisi mulai dari daerah atas ke bawah
    perkembangan -          Diskusikan perubahan dengan pasien
dan usia        -    Diskusikan         tentang        kemampuan
                    pasien/keluarga mengubah situasi atau
                    kebutuhan untuk menerima situasi
                -    Gunakan pendengaran dan penerimaan
                    aktif dalam           membantu          pasien
                    mengekspresikan emosi seperti mengangis,
                    bersalah, dan rasa marah (dalam batasan
                    yang tepat)
                -    Hindari penenangan yang salah; berikan
                    jawaban jujur dan berikan hanya informasi
                    yang diminta
                -    Dorong pasien untuk menggambarkan
                    tekanan yang dihadapi sebelumnya dan
                    mekanisme          penganggulangan       yang
                    digunakan
                -    Dukunglah       perilaku     penanggulangan;
                    berikan pasien waktu untuk bersantai
                -    Bantu pasien untuk menjelaskan arti gejala
                    yang mereka miliki
                -    Anjurkan penggunaan relaksasi perilaku
                    kognitif (misal terapi musik, guided imagery)
                -    Gunakan teknik selingan selama prosedur
                    yang menyebabkanklien merasa ketakutan
                -    Gunakan cara menghilangkan kepekaan
                    yang sistematis ketika        memperkenalkan
                    orang-orang baru, tempat, atau prosedur
                    yang mungkin menyebabkan ketakutan dan
                    merubah penanggulangan
                -    Berikan          pasien/keluarga        video
                    tentang prosedur yang menakutkan untuk
                    dilihat sebelum prosedur dilaksanakan
                -    Tunjukkan konseling selama diperlukan
           3.         health education (pendidikan kesehatan)
                -    Ajarkan klien cara mengatasi masalah.
                    Tentukan pada mereka penyebab dan
                    masalah dan tulis keuntungan dan kerugian
                    dari pilihan mereka
                -    Berikan informasi kepada keluarga yang
                    menyangkut pengobatan
                -    Ajarkan teknik relaksasi
                -    Anjurkan untuk mendengarkan musik,
                    ajarkan guided imagery
                -    Jalin kedekatan dengan klien untuk
                    mengembangkan instrumen pendidikan yang
                    bertujuan untuk meningkatkan strategi
                    koping
-  Ajarkan pada klien tentang sumber-sumber
                                        yang tersedia di komunitas (terapis,
                                        konselor)
                                      - Berikan    informasi perihal perawatan
                                        sebelum perawatan diberikan


5   Cemas b.d krisis Nursing Outcome          level cemas
    situsional       Classification
                     (NOC) :
                  - Anxiety Control
                     (kontrol
                     kecemasan)
                     Definisi: tindakan          ringan          sedang
                     personal untuk            berat
                     menghilangkan            NIC:
                     atau mengurangi          Anxiety reduction (penurunan
                     perasaan kuatir          kecemasan)
                     dan                  -   Definisi : Meminimalkan rasa takut, cemas,
                     tertekan/tegang          meras dalam bahaya atau ketidaknyamanan
                     terhadap sumber          terhadap sumber yang tidak diketahui
                     yang tidak jelas.    -   Intervensi
                  - Coping                -   Gunakan pendekatan yang menenangkan
                     enhancement          -   Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
                     (perubahan               perilaku paien
                     koping)              -   Jelaskan semua prosedur dan apa yang
                     Definisi:membant         dirasakan selama prosedur
                     u pasien untuk       -   Pahami perspektif pasien terhadap situasi
                     beradaptasi              stres
                     menghadapi           -   Temani        pasien     untuk  memberikan
                     stressor,                keamanan dan mengurangi takut
                     perubahan, dan       -   Berikan informasi faktual mengenai
                     ancaman yang             diagnosis, tindakan dan prognosis
                     mempengaruhi         -   Dorong keluarga untuk menemani anak
                     pemenuhan            -   Lakukan pemijitn punggung agar relaksasi
                     kebutuhan hidup      -   Dengarkan dengan penuh perhatian
                     dan peran.           -   Identifikasi tingkat kecemasan
                     Kriteria Hasil :     -   Bantu pasien mengenal situai yang
                   - Klien mampu              menimbulkan kecemasan
                     mengidentifikasi     -   Dorong pasien untuk mengungkapkan
                     dan                      perasaan, ketakutan, persepsi
                     mengungkapkan        -   Instruksikan pasien menggunakan teknik
                     gejala cemas             relaksasi
                   - Mengidentifikasi,    -   Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
                     mengungkapkan,
                     dan menunjukkan
teknik untuk
                         mengontrol cemas
                     -    Vital sign (TD,
                         nadi, respirasi)
                         dalam batas
                         normal
                     -    Postur tubuh,
                         ekspresi wajah,
                         bahasa tubuh, dan
                         tingkat aktivitas
                         menunjukkan
                         berkurangnya
                         kecemasan.
                     -    Menunjukkan
                         peningkatan
                         konsenrtasi dan
                         akurasi dalam
                         berpikir
                     -    Menunjukkan
                         peningkatan fokus
                         eksternal
6   Kurang               NOC Label:              NIC:
    pengetahuan          Knowledge: Diit         1. Pendidikan kesehatan: Diit yang
    tentang diit b.d     Kriteria hasil:         dianjurkan
    kurangnya       a.    MendiskripsikanDefinisi: Menyiapkan pasien untuk mengikuti
    paparan              diit             yang dengan benar diit yang dianjurkan
    informasi,           direkomendasikan Aktivitas:
    misinterpretasi      dan rasionalnya - Nilai tingkat pengetahuan klien/keluarga
    informasi       b.    Mendiskripsikan        saat ini tentang diit yang dianjurkan
                         keuntungan         diit Jelaskan pada pasien/keluarga tentang diit
                                               -
                         yang                    yang dianjurkan dan dihindari dengan
                         direkomendasikan bahasa yang sesuai
                    c.    Mendiskripsikan - Jelaskan tujuan diit
                         makanan          yang Jelaskan pada klien/keluarga bagaimana
                                               -
                         harus dihindari         cara merencanakan makanan
                    d.    Mendiskripsikan - Sediakan perencanaan dalam bentuk tertulis
                         cara menyiapkan Kolaborasi dengan ahli gizi
                                               -
                         makanan               - Informasikan kemingkinan interaksi antara
                    e.    Merencanakan           obat dengan makanan.
                         menu           sesuai
                         petunjuk
                    f.    Mendiskripsikan
                         potensial interaksi
                         antara makanan
                         dan obat-obatan
7   Kelelahan      b.d NOC                    NIC
    faktor psikologis Nutritionl Status:      1. intervensi terapeutik perawat
                       Energy             -    Kaji tingkat kelelahan, kaji frekuensi
                       Kriteria hasil         kelelahan, aktivitas yang dihubungkan
                    a. Mengatakan             dengan peningkatan kelelahan, kemampuan
                       meningkatnya           melakukan         ADL,      waktu       terjadinya
                       energi          dan    peningkatan           energi,       kemampuan
                       kesejahteraan          konsentrasi, mood, dan pola aktivitas rutin.
                    b. Menjelaskan        -    Evaluasi       kecukupna         nutrisi      dan
                       rencana konservsi      tidur. Anjurkan klien istirahat yang cukup
                       energi         untuk
                                          -    Dengan bantuan praktisi perawatan primer
                       mengurangi             menentukan                apakah               ada
                       kelelahan              penyebab fisiologis atau psikologis dari
                                              kelelahan yang perlu ditangani, penyebab
                                              fisiologis dari kelelahan yang dapat ditangani
                                              misalnya       anemia,       ketidakseimbangan
                                              elektrolit, hipotiroidisme, depresi, atau efek
                                              pengobatan
                                         -     Bekerja sama dengan dokter untuk
                                              menentukan jika klien mempunyai gejala
                                              kronis kelelahan
                                         -     Anjurkan klien mengekspresikan perasaan
                                              kelelahan, gunakan teknik mendengar aktif
                                              dan bantu mengidentifikasi sumber-sumber
                                              harapan
                                         -     Anjurkan klien untuk membuat catatan
                                              aktivitas, gejala kelelahan, dan perasaan
                                         -     Bantu ADL klien jika diperlukan; anjurkan
                                              kemandirian yang tidak menimbulkan
                                              kelelahan
                                         -     Bantu klien tersenyum, memudahkan
                                              penyelesaian tujuan jangka pendek misalnya
                                              menulis dua kalimat dalam catatan harian
                                              atau berjalan dalam kamar dua kali sehari
                                         -     Dengan persetujuan dokter, rujuk ke terapi
                                              fisik untuk memonitor program latihan
                                              aerobik


                    SUHAN KEPERAWATAN
     PADA Tn. MS DENGAN DIAGNOSA MEDIS SIROSIS HEPATIS

No. Register          : OO7985
Ruang                 : Ruang Anggrek
Tanggal/Jan MRS        : 22 September 2012 (Jam 15.00)
Tanggal Pengkajian     : 23 September 2012
Diagnosa Medis         : Sirosis hepatis

1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
   Nama                                  : Tn. MS
   Alamat                       : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatan Kebayoran
   Jenis Kelamin                  : Laki-laki
   Umur                          : 41 Tahun
   Agama                        : Islam
   Suku/Bangsa                   : Jawa barat/Indonesia
   Pendidikan                   : SMP
   Pekerjaan                    : Buruh

b. Biodata Penanggung jawab
   Nama                                 : Ny. M
   Alamat                       : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatan Kebayoran
   Jenis Kelamin                 : Perempuan
   Umur                          : 40 Tahun
   Suku/Bangsa                  : Jawa barat/Indonesia
   Pendidikan                   : SMP
   Pekerjaan                    : Ibu Rumah Tangga
   Hubungan         dengan               px              :          Istri         pasien




  2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
    Pasien mengatakan mual.

b. Riwayat Penyakit Sekarang
          Pasien mengeluh perutnya sakit dan begah seperti ditusuk-tusuk dan terasa
   penuh di perut bagian kanan atas sehingga pasien sulit untuk bergerak dan berkurang
   rasa sakitnya apabila dibuat duduk dalam posisi semifowler. Rasa sakit itu muncul
   apabila pasien duduk dan saat melakukan aktifitas terlalu berat sehingga pasien
   hanya berada di atas tempat tidur sepanjang hari. Pasien mengatakan rasa sakitnya
   sudah dirasakan sejak 2 minggu lalu tanggal 6 september 2012, namun rasa sakitnya
   tidak dapat ditahan lagi mulai tiga hari sebelum masuk rumah sakit yakni tanggal 19
   September 2012. Pasien juga mengeluh mual dan tidak nafsu makan serta nyeri di
   daerah perut. Nyeri pasien terkaji pada skala nyeri 7 (nyeri berat terkontrol) menurut
   skala Smeltzer (0-10). Nyeri muncul saat pasien bergerak dan beraktifitas, sehingga
   pasien hanya berbaring di tempat tidur. Nyeri itu muncul saat pasien mulai kesulitan
   makan karena mual. Pasien juga mengatakan saat malam sering sesak napas karena
   perutnya yang semakin membesar sehingga sulit digunakan untuk bernafas dan akan
   berkurang jika pasien duduk dalam posisi semifowler. Sesak nafas itu selalu terjadi
   saat malam hari dan sangat mengganggu aktifitas. Rasa sakitnya sangat dirasakan
pasien terutama di daerah dada dan paru-paru. Gejala di mulai sejak 2 minggu lalu
      sebelum pasien masuk rumah sakit atau tepatnya tanggal 6 september 2012.

c.     Riwayat Penyakit Dahulu
              Pasien mengatakan punya riwayat penyakit kuning 6 bulan yang lalu yakni
      sekitar bulan Maret 2012 dan dirawat di RS Cilegon. Pasien juga mengatakan
      selama ini telah mengkonsumsi obat-obatan seperti : Lactolac 3x CI, Sucralent 3 x
      CI, Spironolakton 4x25 mh/hari, dan Furosemid.


d. Riwayat Penyakit Keluarga
         Istri pasien mengatakan bahwa keluarghanya tidak ada yang mempunyai
   penyakit menurun dan menular.

     3. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
                   Aktivitas            Di Rumah                   Di Rumah Sakit
         1. Pemenuhan Nutrisi– Makan 3 x sehari,                Makanan cair hangat
            Cairan             Porsi ½ - 1 piring/ makan        sebanyak 3 kali sehari.
                               dengan menu nasi, Lauk
                               pauk dan sayur.
                               Minum: 6-10 gelas perhari
                               Jenis minuman: air putih,
                               teh,kopi, ramuan jamu
         2. Pemenuhan          BAK: volume tidak                BAK :Volume 1000
            Eliminasi          teridentifikasi                  cc/24 jam
                               Warnanya seperti teh pekat       Warnanya seperti teh
                               dan berlangsung 2 minggu.        pekat
                               Frekwensi 15-17 kali/24          kesulitan tidak ada
                               jam                              BAB: Frekuensi 1 hari,
                               Kesulitan tidak ada              warna             pucat,
                               BAB :frekwensi 1hari             konsistensi lunak dan
                               Warna : kuning                   kesulitan tidak ada.
                               Konsistensi lunak
                               Kesulitan tidak ada
            3. tidur-istirahat Siang tidak pernah tidur        Siang 2-3 jam mulai
                               Malam 6-7 jam mulai             pukul 12.00 – 15.00
                               pukul 22.00 - 05.00 WIB         WIB
                                                               malam : 6 – 7
                                                               jam mulai pukul 21.00-
                                                               05.00 WIB
                                                               tapi        pasien sering
                                                               bangunkarena        perut
                                                               terasa tidak        enak
                                                               (begah) dan terbaring
                                                               lemas ditempat tidur
             4.Aktifitas           Pasien    bekerja   sebagai Pasien saat di rumah
buruh di sebuah pabrik       sakit hanya duduk-
                                                 kayu di desanya.             duduk dan berbaring.
                          5. Personal Hygiene    Pasien mandi 2x/hari,        Pasien mandi dengan
                                                 keramas 2 hari 1x, gosok     diseka 2x/hari, belum
                                                 gigi 2x/hari, ganti baju     ketramas dan belum
                                                 2x/hari                      gosok gigi.
                          6. Ketergantungan      Pasien memiliki kebiasaan    Pasien tidak melakukan
                                                 merokok dan sering minum     kebiasaan merokok dan
                                                 jamu/obat tradisional.       minum      jamu,    dan
                                                                              pasien dapat mengikuti
                                                                              asuhan
                                                                              keperawatan      dengan
                                                                              baik

                   4. DATA PSIKOSOSIAL
                a.  Status Emosi
                   Emosi klien stabil
                b. Konsep Diri
Body Image         :Klien tampak cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya namun tetap kooperatif
 Self Ideal         :Klien ingin cepat sembuh dan ingin dapat beraktifitas dengan normal.
                    Self Esteam        :Klien merasa diperlakukan baik oleh dokter dan perawat
                    Role                :Klien merupakan seorang buruh
Self Identity       :Klien seorang laki-laki berumur 41 tahun dan bekerja sebagai seorang buruh.
                c. Interaksi Sosial
                   Hubungan klien dengan keluarga, klien dengan perawat, dan klien dengan pasien
                   lainnya terjalin cukup baik.
                d. Spiritual
                   Di rumah sakit klien hanya berdoa dan memohon kesembuhan sambil berbaring
                   ditempat tidur.

                   5. PEMERIKSAAN FISIK
                a. Keadaan Umum : Cukup
                b. Kesadaran : Compos Mentis
                c. Tanda-Tanda Vital
                    Tekanan darah = 100/60 mmHg
                    Suhu tubuh 375oC,
                    RR = 24X/menit
                    Nadi=96X/menit (regular)
                    BB sebelum sakit : 69 kg dan BB saat sakit : 58 kg, TB: 167cm, LILA :27 cm
                d. Kepala
                   Simetris, pusing, benjolan tidak ada. Rambut tumbuh merata dan tidak botak, rambut
                   berminyak dan tidak rontok
                    Wajah
                   Simetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis tidak ada, Wajah
                   menyeringai dan meringgis karena kesakitan
Mata
               Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemia, pupil isokor dan sklera ikterus
               (berwarna kuning), reflek cahaya positif serta tajam penglihatan menurun.
                Telinga
               Tidak ada serumen, membran timpani dalam batas normal
                Hidung
               Deformitas (kelainan bentuk), mukosa, secret, bau, obstruksi, polip tidak ada,
               pernafasan cuping hidung tidak ada.
                Mulut
               Tidak ada stomatitis dan mukosa bibir tampak kering.
          e.    Leher
               Fungsi menelan normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
               vena jugularis, dan tidak ada kaku kuduk.
          f.    Dada dan Thoraks
               Inspeksi        : Bentuk dada simetris, dan napas dangkal
               Palpasi          : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
               Perkusi         : suara paru : sonor
               Auskultasi      : Terdapat ronchi
          g.     Abdomen
               Inspeksi        : Terdapat asites dan terlihat spider nevi
               Auskultasi      :bising usus 17x/menit
Palpasi         :Nyeri tekan di daerah epigastrium dan didaerah sekitar organ hati saat di palpasi
               terasa kenyal dan terdapat asites
               Perkusi         : Tympani
          h.    Ekstrimitas
                Atas : Akral hangat, terpasang infus di tangan kanan, tidak ada luka ,dan tidak ada
               kelumpuhan.
                Bawah : tidak terjadi kelumpuhan, tidak ada luka, dan tidak terpasang infus di kaki
               kanan maupun kiri.
          i.    Genetalia
               Fungsi genetalia baik dan terpasang kateter.
          j.    Integumen
               Seluruh bagian tubuh terlihat kekuningan, kulit tampak kusam dan kering serta
               turgor kulit menurun.
                                                   ANALISA DATA

               NAMA           :       Tn. Ms                      RUANG                 :
               Anggrek
               UMUR           :       41 tahun                    NO.REGISTRASI :
               007985
               N PENGELOMPOKAN DATA                  ETIOLOGI               MASALAH
               O
                .
               1. Data Subyektif:                Pengumpulancairan intr Gangguan
                  -                                   aabdomen,         ketidakefektifan pola
                    Pasien mengatakan sulituntuk penurunanekspansi par nafas.
bernapas                        uakibat asites,akumulas
  - Pasien mengatakan sesaknapas            i secret.
    Data Obyektif:
    -
    Pola pernafasan pasien tidakter
    atur dan bernafas denganfrekue
    nsi cepat (takipnea).
    -
    Pasien tampak mengalamipern
    apasan dangkal.
    -Observasi TTV
    RR : 24 X/menit.
    TD:100/70 mmHg
    N: 96 X/menit
    S: 375 oC
2. Data Subyektif:                       Intake kurang        Perubahan      status
    -                                                         nutrisi, kurang dari
    Pasien mengatakan mual jikam                              kebutuhan tubuh
    akan
    Data Obyektif:
    -Pasien tidak bisa makan lewat
    oral
  - BB sebelum sakit 69 kg dan
    saat sakit 58 kg
3. Data Subyektif:                  Terganggunyamekanis       Gangguankeseimban
  -                                     mepengaturan          gan           volume
     Pasien mengatakan perutnyase     (penurunanplasma        cairan lebihdari kebu
    makin membesar danterasa beg            protein)          tuhannormal tubuh
    ah.
  -
     Pasien mengatakan badanteras
    a lelah/ lemas.
  -
    Pasien mengatakan sulit untuk
    bergerak.
  - Pasien juga mengeluh perutnya
    sakit.
    Data Obyektif:
  - Pasien mengalami asites      di
    daerah abdomen.
  - Pasien terlihat cemas dan tidak
    nyaman dengan keadannya.
  -
     Pasien terbaring lemasditempa
    t tidur.
  - Pasien dengan            turgor
kulitmenurun
4. Data Subyektif:                      Spasme otot abdomen   Gangguan       rasa
  - Pasien mengatakan sakit pada                              nyaman dan nyeri
     perutnya jika ditekan.
     Data Obyektif:
   - pasien terlihat kesakitan
   - abdomen terasa nyeri jika
     ditekan
   - pasien terlihat tidak nyaman
5. Data Subyektif:                        Peningkatankadar    Gangguan Integritas
     -Pasien      mengatakan        air       bilirubin       kulit dan systemperk
     kencingnya berwarna seperti dalam darahakibatperad       emihan (urinaria)
     teh pekat                                 angan
     -Pasien mengatakan bahwa air
     kencingnya selalu berwarna
     seperti the dan feses pucat
     serta sudah berlangsung sekitar
     dua minggu.
     Data Obyektif:
     -Kulit dan daerah mata (khusus
     Sklera)       pasien      tampak
     berwarna kekuningan (ikterus)
     - Hasil laboratorium cek darah
     Protein total : 4,6 g/dl ( N :
     6,1-8,2 )
     Albumin : 3.2 g/dl ( N : 3,8-5,0
     )
     Globulin : 1.4 g/dl ( N : 2,3-3,2
     )
     Bilirubin total : 2.7mg/dl ( N :
     0,2-1,0 )
     Bilirubin direk : 0.6 mg/dl ( N
     : 0-0,2 )
     Bilirubin indirek : 2.1 mg/dl (
     N : 0,2-0,8 )
     SGOT : 57 u/l ( N : 5-40 )
     SGPT : 57 u/l ( N : 5-41
     )
     -
      Kulit pasien tampak kusamda
     n kering.
     -Turgor kulit pasien menurun
     -Didaerah sekitar           organ
     hatisaat di palpasi terasa
     kenyal
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA         : Tn.MS                                            RUANG
: Anggrek
UMUR         : 41 tahun
NO.REGISTRASI: 007985
NO TANGGA                          DIAGNOSA KEPERAWATAN
  .       L
1.   23           Gangguan        ketidakefektifan   pola     nafas   berhubungan
     September dengan pengumpulan cairan intra abdomen, penurunan ekspansi
     2012         paru akibat asites ,akumulasi sekret berlebihan.
                  Data Subyektif:
                  -Pasien mengatakan sulit untuk bernapas
                  -Pasien mengatakan sesak napas
                  Data Obyektif:
                  -
                  Pola pernafasan pasien tidak teratur dan bernafasdengan frekuens
                  i cepat (takipnea).
                  -Pasien tampak mengalami pernapasan dangkal.
                  -Observasi TTV
                  RR : 24 X/menit.
                  TD:100/70 mmHg
                  N: 96 X/menit S: 375 oC
2.   23           Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
     September intake yang kurang.
     2012         Data Subyektif:
                  -Pasien mengatakan mual jika makan
                  Data Obyektif:
                  -Pasien tidak bisa makan lewat oral
                  - BB sebelum sakit 69kg dan BB saat sakit 58kg
3.   24           Gangguan keseimbangan volume cairan lebih dari kebutuhan
     September normal tubuh berhubungan dengan terganggunya mekanisme
     2012         pengaturan (penurunan plasma protein).
                  Data Subyektif:
                  -Pasien mengatakan perutnya membesar danterasa begah.
                  - Pasien mengatakan badan terasa lelah/lemas.
                  -Pasien mengatakan sulit untuk bergerak.
                  -Pasien juga mengeluh perutnya sakit.
                  Data Obyektif:
                - Pasien mengalami asites di daerah abdomen.
                - Pasien terlihat cemas dan tidak nyaman dengan keadannya.
                - Pasien terbaring lemas ditempat tidur.
                  - Pasien dengan turgor kulit menurun
4.   25           Nyeri dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan spasme
     September otot abdomen
     2012         Data Subyektif:
-Pasien mengatakan sakit pada perutnya jika ditekan
                     Data Obyektif:
                   - Pasien terlihat kesakitan
                   - Abdomen terasa nyeri jika ditekan
                     - Pasien terlihat tidak nyaman
     5.   26         Gangguan Integritas kulit dan system perkemihan (urinaria)
          September berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin dalam darah
          2012       akibat peradangan .
                     Data Subyektif:
                     -Pasien mengatakan air kencingnya berwarna seperti teh pekat
                     -Pasien mengatakan bahwa air kencingnya selalu berwarna
                     seperti teh dan feses pucat serta sudah berlangsung sekitar dua
                     minggu.
                     Data Obyektif:
                     -Kulit dan daerah mata (khusus Sklera) pasien tampak berwarna
                     kekuningan ( ikterus)


                       - Hasil laboratorium cek darah
                       Protein total : 4,6 g/dl ( N : 6,1-8,2 )
                       Albumin : 3.2 g/dl ( N : 3,8-5,0 )
                       Globulin : 1.4 g/dl ( N : 2,3-3,2 )
                       Bilirubin total : 2.7mg/dl ( N : 0,2-1,0 )
                       Bilirubin direk : 0.6 mg/dl ( N : 0-0,2 )
                       Bilirubin indirek : 2.1 mg/dl ( N : 0,2-0,8 )
                       SGOT : 57 u/l ( N : 5-40 )
                       SGPT : 57 u/l ( N : 5-41 )
                       - Kulit pasien tampak kusam dan kering.
                       -Turgor kulit pasien menurun
                       -Didaerah sekitar organ hati saat di palpasi terasa kenyal


                      INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN

     NAMA         : Tn. MS                                           RUANG          :
     Anggrek
     UMUR         : 41 th
     NO.REGISTRASI: 007985
N Diagn     Tujuan            Intervensi                       Rasional                 P
o   osa                                                                                 a
  Keper                                                                                 r
  awata                                                                                 a
     n                                                                                  f
1 Gangg Jangka           1.Awasi frekwensi,       1.Pernafasandangkal/cepatkemun
. uan     Pendek:        kedalaman dan upaya      gkinan adasehubungan denganhip
  ketida Dalam 1x24 pernafasan.                   oksia atauakumulasi cairandalam
kefekti   jam               2.Ubah posisisering d   abdomen.
  fan       perbaikan         orong nafasdalam lati   2.Membantu ekspansiparu dalam
  pola      status            han danbatuk.           memobilisasi lemak.
  nafas     pernapasan        3.Berikan posisi semi   3.Memudahkanpernafasan dengan
  berhub    dan               fowler                  menurunkan tekananpada diafrag
  ungan     pengurangan       4.Monitor               ma danmeminimalkan sekret.
  denga     gejala sesak      jumlahpernapasan den    4.Mengetahui status
  npeng     napas.            ganobservasi TTV        perkembangan pernapasan pasien.
  umpul     Jangka            5.Kolaborasi dengan     5.Memberikan obat peroral dan
  an        Panjang:          tim medis dalam         parenteral pada pasien untuk
  cairan    Dalam 2x24        pemantauan              kesembuhan pasien.
  intra     jam pasien        perkembangan pasien
  abdom     dapat
  en,       bernapas
  penuru    secara
  nan       normal
  ekspan    kembali.
  si paru   Kriteria
  akibat    Hasil:
  asites,   -
  akumu     Memperlihat
  lasi      kan
  secret    frekuensi
  berlebi   respirasi
  han.      yang normal
            (12-
            18/menit)
            tanpa
            terdengarnya
            suara
            pernapasan
            tambahan.
            -
            Memperlihat
            kan
            pengembang
            an toraks
            yang penuh
            tanpa gejala
            pernapasan
            dangkal.
2 Gangg     Jangka       1.   Motivasi pasien     1. Motivasi sangat penting bagi
. uan       pendek            untuk makan            penderita anoreksia dan gangguan
  pemen     :dalam 1x24       makanan sesuai diit    gastrointestinal.
  uhan      jam               yang dianjurkan dan 2. Makanan dengan porsi kecil dan
  kebutu    diharapkan        suplemen makanan.      sering lebih ditolerir oleh
han   intake makan  2.    Tawarkanmakanan de         penderita anoreksia.
   nutrisi
         dapat lebih        nganporsi sedikit tapis3.    Meningkatkan selera makan
   berhubbaik               ering.                 4.    Mengurangi cita rasa yang tidak
   ungan Jangka        3.    Hidangkan makanan          enak dan merangsang selera
   denga panjang :          yang menimbulkan            makan.
   n     Dalam 3x24         selera dan menarik 5.        Mengurangi gejala
   intakejam                dalam penyajiannya.         gastrointestinal dan perasaan
   yang  kebutuhan 4.        Pelihara hygiene oral      tidak enak pada perut yang dapat
   kurangnutrisi dapat      sebelum makan.              mengurangi selera makan dan
   .     terpenuhi 5.        Berikan obat yang          keinginan terhadap makanan.
         Kriteia            diresepkanuntuk men 6.       Meningkatkan pola defekasi yang
         Hasil :            gatasimual, muntah,         normal dan mengurangi rasa tidak
         - BB dapat         diare ataukonstipasi.       enak serta distensi pada abdomen.
         meningkat 6.        Motivasi peningkatan7.      Mendeteksi komplikasi
         - gangguan         asupan cairan dan           gastrointestinal yang serius.
         kebutuhan          latihan jika pasien
         nutrisi dapat      melaporkan
         teratasi           konstipasi.
         -NGT dapat 7.       Amati gejala yang
         secepatnya         membuktikan adanya
         dilepas dari       perdarahan
         pasien             gastrointestinal.
3 Gangg Jangka Pen          1.Monitor intake dan        1.Menentukan fungsi ginjal dan
. uan    dek:               output cairan. Ukur         kebutuhan cairan dan penurunan
  keseim Dalam 1x24         kehilangan cairan           resiko kelebihan cairan
  banga jam                 melalui                     bertambah.
  n      terjadiPengu       gastrointestinal dan        2.Mengurangi retensi cairan dan
  volum rangankadar         Perkirakankehilangan        peningkatan tekanan hidrostatik
  e      cairan             takkasat mata, contoh;      kapiler.
  cairan (asites)           keringat, dll.              3.Mengikuti diet rendah natrium
  lebih  padapasien.        2.Monitor edema             dan pembatasan cairan
  dari   Jangka Panj        dan asites.                 4.Memantauperubahan padapemb
  kebutu ang:               3.Batasi                    entukan asitesdan penumpukancai
  han    Dalam 3x24         asupannatrium dan cai       ran.
  normal jamPasien da       ran                         5.Peningkatanpemahaman sehing
  tubuh lam status          4. Ukur dan catat           ga dapat meningkatkankerjasama
  berhub hidrasi yang       lingkar perut setiap        pasien dan keluargadalam
  ungan adekuat,            hari.                       program perawatan.
  denga volume              5. Jelaskan padapasie       6.Kebersihan mulut yang
  n      cairankemba        n dan keluargatentang       baik dapatmengurangikekeringan
  tergan li dalamkead       pembatasan cairandan        membranmukosa mulut,
  gguny aanseimbang         diet                        sehingga dapatmengurangi rasa
  a      .                  6.Tingkatkan dandoro        haus.
  mekan Kriteria Ha         ng oral hygiene             7.Memantau BB pasien untuk
  isme   sil:               dengan sering.              melihat bertambahnya volume
  pengat -Output            7.Monitor BB                cairan dalam tubuh atau tidak.
uran  urinsesuai de tiaphari, dengan alat,
   (penurnganberat ba waktu dan pakaian
   unan  dan.            yang sama. jika
   plasma-               memungkinkan.
   protein
         Rehidrasi cai
   ).    ranpada tubu
         hpasien.
         -Elektrolit
         dalam batas
         normal.
         -Terjadinya
         keseimbanga
         n cairan dan
         elektrolit.
         -Output dan
         input dapat
         kembali
         normal.
4 Nyeri Jangka        1. Hitung dan tentukan 1.      Dapat mengetahui tingkat
. dan    pendek          skala nyeri                 keparahan nyeri yang dirasakan
  gangg :dalam 1x24 2.Kaji dan catat nyeri           pasien.
  uan    jam             dan karakteristiknya : 2.   Dapat memberikan implementasi
  rasa   diharapkan      lokasi, kwalitas,           keperawatan yang tepat pada
  nyama nyeri dapat      frekuensi dan durasi        pasien.
  n      berkurang 3.Berikan kompres            3.   Supaya pasien dapat rileks dan
  berhub Jangka          hangat pada abdomen         rasa nyeri dapat berkurang
  ungan panjang :        yang sakit             4.   Agar pasien dapat mengalihkan
  denga Dalam 3x24 4.Ajarkan teknik                  pikirannya dari rasa nyeri ke hal-
  n      jam             distraksi dan relaksasi     hal lain.
  spasm diharapkan 5.Kolaborasi dengan tim 5.        Dapat mengurangi rasa nyeri
  e otot nyeri sudah     medis untuk                 yang dirasakan pasien
  abdom tidak            pemberian terapi
  en     dirasakan       analgesik
         Kriteria
         Hasil:
         -nyeri pada
         pasien
         berkurang
         -nyeri pada
         pasien tidak
         dirasakan
          lagi.

5 Gangg      Jangka        1.Kaji warna urin dan     1.Mengetahui perkembangan
. uan        Pendek:       warna kulit pasien.       kadar bilirubin pasien.
  Integri    Dalam 2x24    2.Observasi dan catat     2.Memberikan dasar untuk
tas       jam, mampu     derajat ikterus pada    deteksi perubahan dan evaluasi
kulit     mengurangi     kulit dan sklera.       intervensi.
dan       kadar          3.Lakukan perawatan     3.Mencegah kekeringan kulit dan
system    bilirubin      yang sering pada        meminimalkan pruritus.
perke     pasien.        kulit, mandi tanpa      4.Mencegah ekskoriasi kulit
mihan     Jangka         menggunakan sabun       akibat garukan
(urinar   Panjang:       dan melakukan           5.Memberikan terapi obat untuk
ia)       Dalam 7x24     masase dengan losion    mengembalikan kondisi pasien.
berhub    jam            pelembut (emolien).
ungan     diupayakan     4. Jaga agar kuku
denga     mampu          pasien tetap pendek
n         menormalka     dan bersih.
pening    n kadar        5. kolaborasi dengan
katan     bilirubin      tim medis
kadar     dalam tubuh
bilirub   pasien.
in        Kriteria
dalam     Hasil:
darah     -Integritas
akibat    kulit dan
perada    sistem
ngan .    perkemihan
          pasien dapat
          normal
          kembali.
          -Warna dari
          kulit dan
          urin pasien
          kembali ke
          keadaan
          normal.

                    iMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

  NAMA        : Tn. MS                                            RUANG            :
  Anggrek
  UMUR        : 41 th
  NO.REGISTRASI: 007985
       Dx Keperawatan              Tanggal               Implementasi                  Pa
                                    /Jam                                               raf
  Gangguan ketidakefektifan        23 Septe     1.Mengawasi           frekwensi,
  pola nafas berhubungan           mber         kedalaman dan upaya pernafasan.
  dengan pengumpulan cairan        2012         2.Memberikan posisi semi fowler
  intra abdomen, penurunan         08.00        3.Monitor jumlah pernapasan
  ekspansi paru akibat asites                   dengan observasi TTV
  ,akumulasi secret berlebihan.                 4.Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemantauan perkembangan
                                              pasien
Gangguan pemenuhan               23      1.    Memotivasi pasien untuk makan
kebutuhan nutrisi berhubungan    Septemb      makanan dan suplemen makanan.
dengan intake yang kurang.       er 2012 2.    Menyajikan makanan denganpors
                                 08.00        i sedikit tapi sering.
                                         3.    Menghidangkan makanan yang
                                              menimbulkan selera dan menarik
                                              dalam penyajiannya.
                                         4.    Memberikan obat              yang
                                              diresepkan untuk mengatasimual,
                                              muntah, diare ataukonstipasi.
                                         5.    Mengamati          gejala    yang
                                              membuktikan adanya perdarahan
                                              gastrointestinal.
Gangguankeseimbangan             24 Septe     1.Monitor intake dan output
volume cairan                    mber         cairan. Ukur kehilangan cairan
lebih darikebutuhan normal       2012         melalui      gastrointestinal  dan
tubuhberhubungan dengan          08.00        perkirakan kehilangan tak kasat
terganggunyamekanisme peng                    mata, contoh; keringat, dll.
aturan (penurunan plasma                      2.Monitor edema dan asites.
protein).                                     3.Membatasi asupan natrium danc
                                              airan
                                              4.Menjelaskan
                                              pada pasien dankeluar-
                                              ga tentang pembatasancairan dan
                                              diet.
Nyeri dan gangguan rasa          25 Septe1.    Memberikan kompres hangat
nyamanberhubungan dengansp       mber         pada abdomen yang sakit
asme otot abdomen                2012 2.       Mengajarkan teknik distraksi dan
                                 08.00        relaksasi
                                         3.    Kolaborasi dengan tim medis
                                              untuk pemberian terapi analgesik
Gangguan Integritas kulitdan s   26           1.Mengkaji warna kulit urin
ystem perkemihan (urinaria)      Septemb      pasien.
berhubungan dengan               er 22012     2.Melakukan perawatan yang
peningkatankadar bilirubin       08.00        sering pada kulit, mandi tanpa
dalamdarah akibatperadangan .                 menggunakan           sabun    dan
                                              melakukan masase dengan losion
                                              pelembut (emolien).
                                              3. Menjaga agar kuku pasientetap
                                              pendek dan bersih
                                              4. kolaborasi dengan tim medis

                                   EVALUASI
NAMA          : Tn.MS                                         RUANG          :
Anggrek
UMUR           : 41 tahun
NO.REGISTRASI: 007985
N Diagnosa Keperaw         Tanggal                      Evaluasi
 o         atan
1. Gangguan               24           S: Pasien berkata Sesak napas sudah
   ketidakefektifan       September    berkurang
   pola nafas             2012         O: K/U cukup
   berhubungan                         Observasi TTV
   dengan pengumpula                   RR : 20 X/menit.
   n cairan intra                      TD:100/70 mmHg
   abdomen,                            N: 96 X/menit S: 375 oC
   penurunan ekspansi                  A: masalah teratasi sebagian
   paru akibat asites                  P: Rencana dilanjutkan
   ,akumulasi secret                   1. Memberikan posisi semi fowler
   berlebihan.                         2. Monitor jumlah pernapasan dengan
                                       observasi TTV
2.   Gangguan              24 Septem S: Pasien berkata nafsu makannya sudah
     pemenuhan             ber 2012    bertambah dan mual berkurang.
     kebutuhan nutrisi                 O: K/U cukup
     berhubungan                       Makan/minum lewat sonde
     dengan intake yang                A: masalah teratasi sebagian.
     kurang.                           P: Rencana dilanjutkan
                                    1. Memotivasi pasien untuk makan makanan
                                       dan suplemen makanan.
                                    2. Menyajikan makanan denganporsi sedikit t
                                       api sering.
3.   Gangguan              25          S: Pasien mengatakan badannya masih
     keseimbangan          September lemas dan prutnya masih tarasa sakit.
     volume cairan lebih   2012        O: K/U cukup
     dari kebutuhan                    Turgor kulit buruk.
     normal tubuh                      A: masalah teratasi sebagian
     berhubungan                       P: Rencana dilanjutkan
     dengan                            1.Monitor intake dan output cairan.
     terganggunya                      Ukur kehilangan gastrointestinal dan
     mekanisme                         Perkirakan kehilangan tak kasatmata,
     pengaturan                        contoh; keringatdll.
     (penurunan plasma                 2.Monitor edema dan asites.
     protein).

4.   Nyeri dan gangguan    26          S: Px mengatakan kalau perutnya sakit bila
     rasa nyaman           September   ditekan.
     berhubungan           2012        O: K/U cukup
     dengan spasme otot                Nyeri tekan pada abdomen.
     abdomen                           A: masalah teratasi sebagian
P: Rencana dilanjutkan
                                                   1. Memberikan kompres hangat pada
                                                      abdomen yang sakit
                                                   2. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi
     5.       Gangguan Integritas         27          S: pasien mengatakan kencingnya masih
              kulit dan system            September seperti teh
              perkemihan                  2012        O: Kulit dan daerah mata (khusus Sklera)
              (urinaria)                              pasien tampak berwarna kekuningan (
              berhubungan                             ikterus)
              dengan peningkatan                      A: Masalah teratasi sebagian.
              kadar bilirubin                         P: Rencana dilanjutkan
              dalam darah akibat                      1. Mengkaji warna kulit urin pasien.
              peradangan .                            2. Melakukan perawatan yang sering pada
                                                      kulit, mandi tanpa mengguna-kan sabun dan
                                                      melakukan masase dengan losion pelembut
                                                      (emolien).


B. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sirosis Hepatis
1. Pengkajian menurut (Doenges, dkk 2000)
a. Identitas meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat dan tanggal masuk Rumah Sakit
b. Data dasar pengkajian klien secara biopsikososiospiritual.
1) Aktivitas atau istirahat, adanya kelemahan, kelelahan, letargi, penurunan masa otot atau tonus
2)   Sirkulasi
     Riwayat perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker (tidak berfungsinya hati menyebebkan gagal hati), disritmia,
     distensi pembuluh darah perut
3)   Eliminasi
     Flatus, distensi abdomen, hepatomegali, splenomegali, asites, penurunan atau tidak adanya peristaltik usus, feses
     warna tanah liat, melena, urine gelap dan pekat
4)   Makanan atau cairan
     Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual, muntah, penurunan BB, edema umum pada jaringan, nafas
     berbau, perdarahan gusi.
5)   Neurosensori
     Perubahan kepribadian, penurunan mental, bingung, bicara lambat, tidak jelas atau koma
6)   Nyeri atau kenyamanan
     Nyeri tekan abdomen atau nyeri dikuadran kanan atas, pruritis, neuronefritis perifer
7)   Pernapasan
     Dispneaa, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi paru terbatas, hipoksia
8)   Keamanan
     Pruritus, demam, ikterik, eritema palmaris, ptechie
9)   Seksualitas
     Gangguan menstruasi, impotens, atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut pada dada, bawah lengan dan
     pubis.
c. Aspek psikologis
      Konsep diri, keadaaan emosional, pola interaksi, mekanisme kopping.
d. Aspek sosial
      Hubungan yang berarti, budaya keluarga, lingkungan keluarga
e. Aspek spiritual
      Agama, keyakinan tentang sehat dan sakit, nilai kegiatan agama
f.   Tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
g. Pemeriksaan fisik
      Pada klien dengan sirosis hepatis dapat dilakukan dengan pemeriksaaan, observasi adanya asites, ikterus pada
      kulit dan sklera, terdapat spider nevi terutama pada kulit dan punggung, bahu, leher, dada, dan ekstrimitas bawah
      serta adanya eritema palmaris. Selain itu dilakukan pada pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar perut
h. Pemeriksaan penunjang
      Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada klien dengan sirosis hepatis diantaranya adalah urine akan ditemukan
      urobilirubinogen dan bilirubin. Sedangkan pada feses ditemukan adanya peningkatan sterkobilinogen. Pada
      pemeriksaan darah ditemukan adanya leukopenia, trombositopenia, dan waktu protrombim yang memanjang.
      Pemeriksaan lain melalui ultrasonografi, endoskopi, esofaguskopi, dan dilakukan biopsi hati.
2. Diagnosa keperawatan
a. Menurut Doenges (2000) terdapat 8 diagnosa keperawatan yaitu :
1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet tidak adekuat, ketidakmampuan untuk memproses
      atau mencerna makanan , anoreksia, mual atau muntah.
2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium atau masukan
      cairan
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi, adanya edema, asites.
4) Resiko terhadap pola nafas tidak efektif berhubungan terhadap cairan intrabdominal, penurunan ekspansi paru.
5) Resiko perdarahan berhubungan dengan hipertensi portal dan gangguan faktor pembekuan darah
6) Resiko perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan psikologis, peningkatan kadar amonium serum.
7) Gangguan body immage berhubungan dengan gangguan penampilan fisik.
8) Kekurangan pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengolahan berhubngan dengan ketidakbiasaan
      terhadap sumber-sumber informasi atau kekurangan informasi
b. Diagnosa keperawatan menurut NANDA (2005), yang terdapat pada Tn “HM” adalah resiko infeksi berhubungan
      dengan tindakan invasif dengan faktor resikonya adalah prosedur invasif, ketidakcukupan pengetahuan terhadap
      zat-zat patogen, trauma, kerusakan jaringan yang terpapar dengan lingkungan, ruptur membran amnion, obat-
      obatan imunosupresif, malnutrisi, peningkatan paparan patogen dari lingkungan, imunosupresif, ketidak adekuatan
      pertahanan primer (kerusakan kulit, trauma jaringan, stasisi cairan tubuh, perubahan pH cairan), ketidak adekuatan
      pertahanan sekunder tubuh (penurunan hemoglobin, albumin, leukopenia, penekanan terhadap proses
      peradangan).
c. Diagnosa keperawatan menurut Hudak (1996) yang terdapat pada Tn “HM” adalah, resiko infeksi berhubungan
      dengan pelepasan sel-sel kuffer melawan infeksi.
d. Diagnosa keperawatan untuk gangguan fungsi hati menurut Brunner (2002) yang terdapat pada Tn “HM” adalah,
      intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Perencanaan
a. Menurut Doenges (2000) perencanaan keperawatannya yaitu :
1) Perubahan nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan diet tidak adekuat, kemampuan untuk memproses dan
      mencerna makanan, anoreksia
      Tujuan : Kebutuhan klien terpenuhi dengan kriteria klien menunjukkan kenaikan berat badan dan tidak ada tanda
      malnutrisi
      Intervensi :
      a) Hitung diet makanan dengan jumlah kalori
      Rasional : Menyediakan informasi tentang kebutuhan dan kekurangan intake
b) Bandingkan perubahan status cairan, riwayat berat sebelumnya dengan pengukuran kulit trisep
      Rasional : Sulit untuk menggunakan indikator berat langsung maka, indikator status nutrisi dapat dilihat adanya
      edema dan asites, lipatan kulit trisep diukur untuk membantu perubahan tonus otot dan cadangan lemak subkutan
      c) Jelaskan klien tentang alasan tipe diet yang diberikan
      Rasional : Makanan penting untuk mendukung kesembuhan dan mungkin berbeda dengan selera
      d) Berikan makanan porsi kecil dan sering
      Rasional : Toleransi kurang untuk makanan yang banyak, mungkin tiba-tiba dapat meningkatkan tekanan
      abdominal atau asites
e) Batasi intake kopi, produksi gas, berbumbu, trerlalu panas dan terlalu dingin
      Rasional : Mengurangi iritasi lambung atau atau diare dan ketidaknyamanan perut yang mungin kelemahan
      pencernaan.
f)   Sediakan subtansi garam jika diizinkan, menghindari amonium,.
      Rasional : Subtansi garam menambah rasa makanan dan meningkatkan nafsu makan. Amoniak memeberi resiko
      encefalopati
g) Sediakan makanan lembut atau terlalu kasar jika diindikasikan
      Rasional : Hemorargi dari varises esofagus dapat terjadi dalam kemajuan sirosis
      h) Sediakan perawatan mulut sebelum makan
      Rasional : Klien cenderung cemas, gusi berdarah dan gigi busuk yang menambah anoreksia
i)   Monitor laboratorium seperti serum glukose, albumin, protein dan amoniak
      Rasional : Mengetahui gangguan metabolisme
j)   Konsul dengan ahli gizi untuk menyediakan diet tinggi kalori, karbohidrat sederhana, rendah lemak, sedang sampai
      tinggi protein, pembatasan garam dan cairan
      Rasional : Tinggi kalori karena klien kekurangan intake dan selalu terbatas. Lemak sedikit diabsorbsi karena
      disfungsi hati menyebabakan rasa tidak nyaman di perut. Protein untuk memperbaiki serum protein untuk
      mengurangi edema dan regenerasi sel hati
k) Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti suplemen dan vitamin, tiamin, Fe, Zn dan anti emetik
      Rasional : Klien selalu kekurangan vitamin karena diet sedikit dan kerusakan hati sehingga menyebabkan anemia.
      Zn dapat meningkatkan stimulasi sklera. Anti emetik digunakan dengan hati-hati untuk mengurangi dan
      meningkatkan intake oral
      l)   Anjurkan menghentikan merokok
      Rasional : Menurunkan rangsangan gaster berlebihan dan resiko iritasi dan perdarahan.
2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium dan berkurangnya
      protein plasma
      Tujuan : Keseimbangan volume cairan terpenuhi dengan kriteria turgor kulit baik, elektrolit dalam batas normal
      Intervensi :
a) Ukur input dan output, menimbang setiap hari dan mencatat peningkatan lebih dari 0,5 kg /hari
Rasional : Mengetahui keadaan volume cairan
b) Monitor tekanan darah
     Rasional : Tekanan darah yang meninggi selalu berhubungan dengan berlebihnya volume.
  c) Menilai suhu perifer atau edema
     Rasional : Perubahan cairan jaringan, hasil dari sodium dan retensi, penurunan albumin dan peningkatan ADH.
  d) Ukur lingkar perut
     Rasional : Menggambarkan akumulasi cairan atau karena kehilangan protein plasma
e) Monitor serum albumin dan elektrolit (potasium partikel dan sodium)
     Rasional : Penurunan serum albumin, mempengaruhi tekanan plasma koloid osmotik menyebabkan edema
  f) Batasi cairan dan sodium sesuai indikasi
     Rasional : Sodium dibatasi untuk mengurangi retensi cairan dalam ekstra vaskuler. Pembatasan penting untuk
     koreksi cairan natremi
g) Atur garam albumin bebas atau perluasan sesuai indikasi
     Rasional : Albumin digunakan untuk meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam vaskuler (pengambilan cairan dari
     ruang vaskuler), menurunkan bentuk asites
h) Atur pengobatan seperti spirolakton, potasium, obat inotropik
     Rasional : Penggunaan spironolakton yang hati-hati untuk mengontrol edema dan asites, berefek menghalangi
     aldosteron dan meningkatkan ekskersi air. Potasium biasa habis karena penyakit hati hilang bersama urin. Obat
     inotropik meningkatkan kardiak output memperbaiki fungsi dan aliran darah ginjal, teerapi mengurangi kelebihan
     cairan.
3) Resiko tinggi terhadap perdarahan berhubungan dengan gangguan faktor pembekuan, hipertensii portal
     Tujuan : Menurunkan resiko perdarahan dan mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan
     Intervensi
  a) Observasi warna, konsistensi dan banyaknya tinja
     Rasional : Mendeteksi adanya perdarahan saluran perdarahan
  b) Observasi gejala cemas, lambung penuh dan kelemahan
     Rasional : Mungkin mengindikasikan tanda yang lambat dari perdarahan dan syok
c) Observasi perdarahan seperti ekimosis, epitaksis, ptekie dan perdarahan gigi
     Rasional : Untuk mengindikasikan mekanisme pembekuan darah
d) Laporakan tanda-tanda vital dengan dengan interval tertentu
     Rasional : Sebagai dasar menjelaskan hipovolemi dan syok
  e) Jaga ketenangan dan batasi aktivitas
     Rasional : Meminimalkan resiko perdarahan dan ketegangan
  f) Beri Vitamin K sesuai order
     Rasional : Meningkatkan pembekuan yang berasal dari Vitamin dalam lemak yang penting untuk mekanisme
     pembekuan
  g) Beri intake makanan tinggi Vitamin C
     Rasional : Meningkatkan proses penyembuhan
  h) Gunakan sikat gigi lunak atau lembut
     Rasional : Mencegah trauma mukosa mulut sampai terjadi pererbaikan oral higiene
  i) Gunakan ukuran jarum suntik kecil untuk injeksi
     Rasional : Meminimalkan kehilangan darah dari pengulangan injeksi
4) Gangguan body image gambaran diri berhubungan dengan gangguan fisik, perubahan fungsi peran
     Tujuan : Body image klien meningkat dengan kriteria secara verbal mengerti perubahan diri dan menerimanya
     Intervensi :
a) Diskusikan keadaanya dan jelaskan penyakit serta gejalanya
     Rasional : Klien sensitif terhadap perubahan tubuhnya dan merasa bersalah jika penyebabnya berhubungan
     dengan alkohol, dengan penjelasan itu ia akan paham dan mengerti
b) Beri support dan perawatan dengan sikap bersahabat
     Rasional : Membantu klien merasa bernilai seperti orang dan lebih bersahabat
c) Libatkan keluarga dalam perawatan
     Rasional : Membantu merasa berguna dan meningkatkan kepercayaan
d) Libatkan konselor atau psikistri
     Rasional : Membantu memecahkan klien
5) Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya
     edema dan asites, akumulasi garam empedu pada kulit, gangguan sirkulasi atau status metabolik
     Tujuan : Klien dapat mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi faktor resiko dan menunjukkan faktor
     perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit
     Intervensi :
  a) Lihat permukaan kulit atau tekanan secara rutin.
     Rasional : Edema jaringan lebih cenderung untuk mengalami dekubitus asites dapat juga meregangkan kulit sampai
     pada titik robekan pada Sirosis hepatis
  b) Tinggikan ekstrimitas bawah
     Rasional : Menurunkan aliran darah balik vena dan menurunkan edema pada ekstrimitas
  c) Pertahankan sprei kering dan bebas lipatan
     Rasional : Kelembaban meningkatkan pruritus dan meningkatkan resiko kerusakan kulit
  d) Gunting kuku jari pendek, berikan sarung tangan bila
   diinsikasikan
     Rasional : Mencegah klien dari cedera tambahan pada kulit khususnya pada saat tidur
e) Gunakan kasur bertekanan tertentu, kasur karton telur, kasur air, kulit domba sesuai indikasi
     Rasional : Menurunkan tekanan kulit, memperlancar sirkulasi dan menurunkan resiko iskemi atau kerusakan
     jaringan
  f) Berikan lotion kelamin, berikan mandi soda kue
     Rasional : Mungkin menghentikan gatal sehubungan dengan ikterik, garam empedu pada kulit
6) Resiko tinggi terhadap pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan asites, penurunan akumulasi paru,
     akumulasi sekret serta penurunan energi dan kelemahan
     Tujuan : Mempertahankan pola pernapasan efektif, bebas dispnea dan sianosis, dengan nilai GDA dan kapasitas
     dalam rentang normal.
                Intervensi :
  a) Awasi kedalaman, frekuensi dan upaya pernapasan
     Rasional : Pernapasan dangkal, dispnea, mungkin ada hubungan dengan hipoksia dan akumulasi cairan dalam
     abdomen
  b) Selidiki perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Perubahan kesadaran merupakan indikasi hipoksemia dan gagal nafas, yang sering disertai koma
       hepatik
     c) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi
       Rasional : Memudahkan pernapasan dengan meminimalkan tekanan pada diagfragma dan meminimalkan ukuran
       aspirasi sekret
d) Awasi suhu, catat adanya menggigil, meningkatnya warna atau perubahan sputum
       Rasional : Menunjukkan timbulnya infeksi contohnya pneumonia
e) Kolaborasi pemeriksaan GDA, ukur kapasitas vital dan foto dada
       Rasional : Menyatakan perubahan status pernafasan
     f) Berikan tambahan O2 sesuai indikasi
       Rasional : Mencegah hipoksia, ventilasi mekanik sesuai kebutuhan
     g) Siapkan prosedur parasintesis
       Rasional : Kadang-kadang dilakukan dengan membuang cairan asites bila pernapasan tidak adekuat
     h) Siapkan untuk pirau peritoneovena
       Rasional : Bedah penanaman kateter untuk mengembalikan, akumulasi dalam abdomen ke sistem sirkulasi melalui
       vena kava
7) Resiko tinggi terhadap perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, peningkatan kadar amonia
       serum, ketidakmampuan hati untuk mendetoksikasi enzim atau obat tertentu.
       Tujuan : Mempertahankan tingkat mental atau orientasi kenyataan
       Intervensi :
a) Observasi perubahan perilaku mental contoh letargi, snomnolen
       Rasional : Pengkajian kesadaran penting karena fluktuasi alami dari koma hepatikum
b) Catat adanya foetur hepatikum dan aktivitas kejang
       Rasional : Menunjukkan kadar amonia serum, peningkatan beresiko encefalopati
c) Konsul pada orang terdekat tentang perilaku klien dan mental klien
       Rasional : Memberikan dasar perbandingan status kesadaran klien saat ini
d) Orientasikan klien waktu, orang dan tempat sesuai kebutuhan
       Rasional : Membantu dalam mempertahankan terhadap orientasi kenyataan, menurunkan bingung dan ansietas
e) Pertahankan aktivitas tirah baring dan bantu aktivitas perawatan klien
       Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik hati, mencegah kelelahan dan meningkatkan penyembuhan
f)    Awasi pemeriksaan laboratorium contoh amonia, pH, BUN, glukosa, darah lengkap dengan diferensial
       Rasional : Peningkatan kadar amonia, hipokalemi, alkalosis metabolik, hipoglikemi, anemia dan infeksi dapat
       mencetuskan atau berpotensi menjadi koma hepatik
g) Bebaskan atau batasi diet protein
       Rasional : Protein nabati lebih bisa ditoleransi dari protein hewani
8) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
       Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit, menghubungkan gejala dan faktor penyebab, melakukan
       perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam perawatan
       Intervensi :
a) Kaji ulang proses penyakit atau prognosis dan harapan yang akan datang
       Rasional : Memberikan dasar pengetahuan kepada klien dan dapat membuat pilihan informasi
b) Tekankan pentingnya menghindari alkohol
       Rasional : Alkohol menyebabkan terjadinya Sirosis hepatis
c) Informasikan kepada klien tentang efek gangguan penggunaan obat pada Sirosis hepatis dan pentingnya
      penggunaan obat hanya yang diresepkan
      Rasional : Beberapa obat bersifat hepatotoksik
d) Tekankan pentingnya masukan nutrisi yang baik
      Rasional : Pemeliharaan diet yang tepat dan menghindari makanan tinggi amonia, membantu perbaikan gejala dan
      membantu mencegah kerusakan hati
e) Tekankan perlunya mengevaluasi kesehatan dan mentaati program terapeutik
      Rasional : Sifat penyakit kronis mempunyai potensial untuk komplikasi mengancam hidup
f)   Tingkatkan aktivitas hiburan yang dapat dinikmati klien
      Rasional : Mencegah kebosanan dan meminimalkan ansietas depresi
b. Menurut Brunner (2002), intervensi keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik adalah :
1) Kaji tingkat aktifitas dan derajat kelelahan, letargi dan malaise.
    Rasonal : Menyediakan dasaar bagi pengkajian dan kriteria selanjutnya untuk mengkaji efektifitas tindakan
2) Bantu dalam aktifitas dan kebersihan diri bila klien masih meras lelah
    Rasional : Meningkatkan sebagian latihan kebersihan diri dalam tingkat toleransi klien.
3) Anjurkan istirahat bila klien merasa lelah atau bila terdapat keluhan nyeri atau rasa tidak enak pada perut
    Rasional : Menyimpan tenaga dan melindungi hati
4) Bantu memilih latihan dan aktifitas yang diinginkan
      Rasional : Merangsang minat klien dalam menyeleksi aktifitas. Memperbaiki perasaan sehat secara umum dan percaya
      diri.
c. Menurut (hudak, 1996) perencanaan intervensi untuk diagnosa resiko infeksiberhubungan dengan tindakan invasif
      dan hipoalbuminemia adalah :
     1) Pertahankan teknik aseptik untuk ketika melakukan prosedur
                 Rasional : Meminimalkan resiko infeksi
     2) Pertahankan sterilitas jalur invasif dan selang
                 Rasional : Memotong agen penyebab infeksi
     3) Amati lokasi inveksi terhadap tanda-tanda infeksi
      Rasional : Mengidentifikasi untuk menentukan intervensi selanjutnya
     4) Ganti lajur invasif setiap 72 jam
      Rasional : Memberikan kesempatan pada lokasi invasif untuk melakukan pemulihan.
     5) Pantau suhu tubuh dan hasil sinar x dada
      Rasional : Indikasi terjadinya infeksi sekunder pada paru serta efusi pleura.
     6) Periksa kultur semua drainase dan selang
                 Rasional : Menentukan jenis bakteri dan terapi yang tepat
     7) Berikan antibiotik sesuai pesanan
      Rasional : Membunuh mikroorganisme dengan obat yang sesuai.
4. Pelaksanaan
      Pelaksanaan adalah inisiatif dari perencanaan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2001). Didalam
      pelaksanaan harus menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan klien serta rumah sakit tempat perawat bekerja.
5.    Evaluasi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diet tidak adekuat, kemampuan untuk memproses
      dan mencerna makanan, anoreksia
      Evaluasi : Diharapkan klien akan menunjukkan peningkatan berat badan progresif, nilai laboratorium normal dan
      tidak mengalami malnutrisi lebih lanjut.
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium dan berkurangnya
      protein plasma
      Evaluasi : diharapkan klien akan menunjukkan volume cairan stabil, dengan keseimbangan pemasukan dan
      pengeluaran, berata badan stabil, tanda vital dalam rentang normal dan tak ada edema.
c. Resiko tinggi terhadap perdarahan berhubungan dengan gangguan faktor pembekuan, hipertensii portal
      Evaluasi : diharapkan klien akan mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan dan menunjukkan
      penurunan perilaku resiko perdarahan.
d. Gangguan body image gambaran diri berhubungan dengan gangguan fisik, perubahan fungsi peran
      Evaluasi : diharapkan klien akan menyatakan pemahaman akan perubahan dan penerimaan diri pada situasi yang
      ada.
e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya
      edema dan asites, akumulasi garam empedu pada kulit, gangguan sirkulasi atau status metabolik
      Evaluasi : Diharapkan klien dapat mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi faktor resiko dan menunjukkan
      perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit.
f.   Resiko tinggi terhadap pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan asites, penurunan akumulasi paru,
      akumulasi sekret serta penurunan energi dan kelemahan
      Evaluasi : Diharapkan klien mampu mempertahakan pola pernapasan efektif, bebas dispnea dan sianosis, dengan
      nilai GDA dan kapasitas vital dalam batas normal.
g. Resiko tinggi terhadap perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, peningkatan kadar amonia
      serum, ketidakmampuan hati untuk mendetoksikasi enzim atau obat tertentu.
      Evaluasi : Diharapkan klien mampu mempertahankan tingkat mental atau orientasi kenyataan, menunjukkan
      perilaku atau perubahan pola hidup untuk mencegah atau meminimalkan perubahan mental.
h. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
      Evaluasi : Diharapkan klien dapat menyatakan pemahaman tentang proses penyakit atau prognosis,
      menghubungkan gejala dengan faktor penyebab, melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam
      perawatan.
i.   Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
      Evaluasi : Diharapkan klien dapat beraktifitas sesuai dengan toleransinya baik dengan atau tanpa bantuan sama
      sekali
j.   Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan hipoalbumin
      Evaluasi : Diharapkan klien tidak mengalami infeksi selama terdapat terapi invasif dan hipoalbumin


C. Dokumentasi keperawatan
                Setelah dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perumusan
      diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, perawat harus segera melakukan dokumentasi
      hasil pelaksanaan proses keperawatan. Karena itu adalah sebagai bukti dari pekerjaan keperawatan yang
      digunakan untuk mengungkapkan fakta yang akan dipertanggungjawabkan.
                Dokumentasi diartikan sebagai pekerjaan mencatat atau merekam jalannya peristiwa yang dianggap
      berharga atau penting, otentik serta rahasia dan sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai dasar hukum. Manfaat
      dokumentasi adalah sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim kesehatan lainnya,
      sebagai dokumen resmi dalam sistem pelayanan kesehatan dan dapat juga sebagai alat yang digunakan dalam
      bidang pendidikan serta sebagai alat pertanggungjawaban asuhan keperawatan yang telah berikan. (Nasrul Effendi,
      1995).
                Prinsip-prinsip pendokumentasian menurut Nasrul Effendi adalah :
1. Tersedia format yang khusus bagi pendokumentasian
2. Dokumentasi hanya dibuat oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobservasi secara langsung.
                     3. Dokumentasi harus dibuat sesegera mungkin.
                     4. Catatan harus dibuat sesuai dengan kronlogis dengan perkembangan klien.
                     5. Penulisan singkatan harus dilakukan secara umum dan seragam.
                     6. Mencantumkan tanggal, waktu, tanda tangan dan inisial perawat yang menulis dokumentasi perawatan klien
                          tersebut.
                     7. Dokumentasi harus benar akurat, benar, komplit, jelas, dapat dibaca dan ditulis dengan tinta hitam atau biru.
                                      Tujuan pendokumentasian menurut Nasrul Effendi (1995) adalah sebagai berikut :
                     1. Dokumentasi sebagai wahana komunikasi bagi perawat dan tim kesehatan lain
                     2. Menunjukkan akuntabilitas
                     3. Penelitian & Statistik
                     4. Jaminan kualitas pelayanan kesehatan
                     5. Memberikan pelayanan keperawatan yang berkelanjutan


                          DAFTAR PUSTAKA

                   ________, 2001, http://www.atoziqhealth.com. Diakses tanggal 06 Agustus 2005


                          Almatsir, S, 2004, Penuntun Diet, edisi baru, Instalasi diet RS Dr. cipto Mangunkusumo, Jakarta

                          Doenges, M .E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta


                          Engram, B, 1999, Rencana asuhan Keperawatan, volume 3, EGC, Jakarta
                          Friedmen, M, 1998, Keperawatan Keluarga, edisi 1, EGC, Jakarta


                          Gallo, H, 1996, Keperawatan Kritis, volume 2, EGC, Jakarta
                          Long.C.B, 1996, Perawatan medical Bedah, jilid 3, Yayasan Ikatan alumni Pendidikan keperawatan, Jakarta

                          Mansjoer,A, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta

                          NANDA, 2005, Nursing diagnosis, Philadelphia the assocation, Philadelphia

                          Nursalam, BSN. 2001. Proses dan Pendokumentasian, edisi 1, Jakarta

                          Priharjo, R, 1993, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta


                        Suddart, B, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, EGC, Jakarta
                   Waspandji, S, 1987, Ilmu Penyakit Dalam, Balai penerbit , edisi 2, FKUI, Jakarta

                   Wiki, M, 2005, http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 06 Agustus 2005.



                          Pengkajian data

1. Istirahat/aktivitas
             DS : Kelemahan, Fatique.
             DO: Menurunkan massa otot.
                       2. Sirkulasi :
                    DS : Riwayat ganggguan kongesti (CHF), Penyakit rematik, jantung, kanker (Malfungsi hati akibat gagl hati).
DO : Hipertensi / hipotensi
              - Disritmia, suara jantung tambahan
              - Distensi vena juguler, dan vena abdomen.
 3. Eliminasi :
                 DS : - Flatulensi
           - Diare/konstipas
        DO : Distensi abdominal.
            Menurunya suara pencernaan
            Urin pekat
            Feses seperti dempul, melena.
             4.Makana/minum
     DS : Anoreksia
     DO : Penurunan BB, Edema.
           Kulit kering, turgor jelek.
           Joundice, Spider angiomos.
         5. Neurosensori
     DS : Depresi mental
     DO : Berbicara tidak jelas
                          Hepatik enchelopati.
         6. Nyeri/kenyamanan
     DS : Kembung, pruriyus
     DO : Tingkah laku membingungkan



        7. Respirasi
    DS : Dyspnoe
    DO : Tachypnoe
                        Terbatasnya ekspirasi dada.
         8.  Sexualitas
                   DS : Gangguan menstruasi
                   DO : Atropi testis, Ginekomasti, Rambut rontok
         9. Pengetahuan
                   DS : Riwayat pemakaian alcohol yang lama.
         Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang merusak fungsi hati, dll.


              DIAGNOSA KEPERAWATAN
       a.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia, gangguan metabolisme
              protein,lemak,glukosa dan gangguan penyimpanan Vitamin
       b.     Perubahan volume cairan tubuh, berhubungan dengan malnitrisi, kelebihan sodium/ intake cairan.
       c.     Resiko ketidak efektifan pola nafas berhubungna dengan ascites, menurunya ekspansi paru.
       d.     Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan sirkulasi atau status metabolic.
       e.     Resiko terjadi perdarahan yang berhubungan dengan riwayat darah yang abnormal, hipertensi portal.
       f.     kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat.

              IMPEMENTASI
                Dianosa keperawatan 1.
                     a.      Diskusikan penyebab anoreksia, dispnoe, nausea.
                     b.      Anjurkan untuk istirahat sebelum makan.
                     c.      Beri makanan dengan jumlah kecil tapi sring.
                     d.      Batasi minum.
                     e.      Beri makanan rendah Protein dan kalori.
                     f.      Monitor hasil Lab : kadar glukosa, albumin, protein total dan kadar amoniak.
                     g.      Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi.


                                                       DAFTAR PUSTAKA

Pengarapen, Tarigan, (1998). Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, Edisi ketiga : Balai penernit FKUI. Jakarta
Carpenito. L.J (2001). Buku saku diagnosa keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta
Sylvia A. Prince, (1995). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit, Edisi 4, Buku 1. EGC. Jakarta
Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan. EGC. Jakarta
             Diposkan oleh Ari sandi di 08.32

More Related Content

What's hot (15)

Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akutGagal ginjal akut
Gagal ginjal akut
 
Gagal ginjal-akut-sita
Gagal ginjal-akut-sitaGagal ginjal-akut-sita
Gagal ginjal-akut-sita
 
Penyakit pada ginjal (Albuminuria, Anuria, Glikosaria dan sbg)
Penyakit pada ginjal (Albuminuria, Anuria, Glikosaria dan sbg)Penyakit pada ginjal (Albuminuria, Anuria, Glikosaria dan sbg)
Penyakit pada ginjal (Albuminuria, Anuria, Glikosaria dan sbg)
 
Gagal ginjal Kronis dan Akute
Gagal ginjal Kronis dan AkuteGagal ginjal Kronis dan Akute
Gagal ginjal Kronis dan Akute
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
 
decompensasi cordis
 decompensasi  cordis decompensasi  cordis
decompensasi cordis
 
KEGAGALAN GINJAL
KEGAGALAN GINJALKEGAGALAN GINJAL
KEGAGALAN GINJAL
 
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akutGagal ginjal akut
Gagal ginjal akut
 
Gagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronikGagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronik
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Hemodialisis
HemodialisisHemodialisis
Hemodialisis
 
Hrs 88 arim
Hrs 88 arimHrs 88 arim
Hrs 88 arim
 
Ringkasan gagal ginjal akut
Ringkasan gagal ginjal akutRingkasan gagal ginjal akut
Ringkasan gagal ginjal akut
 

Viewers also liked

askep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasaskep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasDanang Prasetio
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarakheri damanik
 
Askep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaruAskep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbarustikes kesosi
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidyudi petrucci
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsasmiyanto
 
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...Operator Warnet Vast Raha
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 

Viewers also liked (10)

askep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasaskep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gas
 
Cairan tubuh
Cairan tubuhCairan tubuh
Cairan tubuh
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarak
 
Askep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaruAskep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaru
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
 

Similar to Definisi

245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt
245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt
245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.pptAdheliaSya
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatisEma Wahyuni
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney diseaseAni Nuraeni
 
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptxNama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptxBAksaSonita062
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalWarnet Raha
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalWarnet Raha
 
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...ve fitri
 
Laporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatisLaporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatisNurhadijahgaffar
 

Similar to Definisi (20)

Serosis hepatis
Serosis hepatisSerosis hepatis
Serosis hepatis
 
245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt
245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt
245878517-71351879-ASKEP-SIROSIS-HEPATIS-ppt.ppt
 
PPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptxPPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptx
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatis
 
Dis extracellular fuid ats
Dis extracellular fuid atsDis extracellular fuid ats
Dis extracellular fuid ats
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Ardat AKPER PEMKAB MUNA
Ardat AKPER PEMKAB MUNAArdat AKPER PEMKAB MUNA
Ardat AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep GGA oleh herianto.pptx
Askep GGA oleh herianto.pptxAskep GGA oleh herianto.pptx
Askep GGA oleh herianto.pptx
 
Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptxNama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
 
Hasan_Sirosis.pptx
Hasan_Sirosis.pptxHasan_Sirosis.pptx
Hasan_Sirosis.pptx
 
Laporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatisLaporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatis
 

Definisi

  • 1. DEFINISI Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi arsitektur hati yang normal oleh lembar – lembar jaringan ikat dan nodula – nodula regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal. Nodula – nodula regenerasi ini dapat kecil (mikronodular) atau besar (makronodular). Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intrahepatic, dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertingkat. Ada 3 tipe sirosis : 1. Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering diakibatkan oleh alkoholisme kronis. 2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya. 3. Sirosis bilier, dimana jaringan parut terjadi di dalam hati di sekitar empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis). PATOFISIOLOGI 1. Sirosis Laennec Perubahan pertama yang ditimbulkan alcohol adalah akumulasi lemak secara gradual di dalam sel – sel hati (infiltrasi lemak). Akumulasi lemak mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolic, termasuk pembentukan trigliserida secara berlebihan, pemakaiannya yang berkurang dalam pembentukan lipoprotein dan penurunan oksidasi asam lemak. Mungkin pula individu yang mengkonsumsialkohol dalam jumlah berlebihan . tidak makan secara layak dan gagal mengkonsumsi protein dalam jumlah yang cukup (kolin dan metionin), diketahui diet rendah protein akan menekan aktivitas dari dehidrogenase alcohol, yaitu enzim utama dalam metabolisme alcohol. Namun demikian , sebab utama kerusakan pada hati diduga merupakan efek langsung alcohol terhadap sel – sel hati, yang akan diperberat oleh keadaan malnutrisi. Pada kasus sirosis Laennec yang lanjut , lembaran – lembaran jaringan ikat yang tebal terbentuk pada pinggir – pinggir lobulus, membagi parenkim menjadi nodula – nodula halus. Nodula – nodula inidapat membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usaha hati untuk mengganti sel – sel hati yang rusak. Hati tampak terdiri dari sarang – sarang sel – sel degenerasi dan regenerasi yang dikemas padat dalam kapsula fibrosayang tebal. Pada keadaan ini, sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular halus,. Hati akan menciut, keras dan hampir tidak memeiliki parenkim normal pada akhir stadium sirosis , dengan akibat hipertensi portal dan gagal hati. 2. Sirosis postnekrotik Sirosis postnekrotik terjadi menyusul nekrosis berbercak pada jaringan hati, menimbulkan nodula – nodula degeneratif besar dan kecil yang dikelilingi dan dipisah – pisahkan oleh jaringan parut, berselang – seling dengan jaringan parenkim normal. Banyaknya pasien denga hasil tes HBsAg positif menunjukan bahwa hepatitis kronik aktif agaknya merupakan peristiwa yang besar peranannya. 3. Sirosis biliaris Penyebab sirosis biliaris yang paling umum adalah obstruksi biliaris posthepatik. Stasis empedu menyebabkan penumpukan empedu di dalam massa hati dengan akibat kerusakan sel – sel hati. Terbentuk lembar – lembar fibrosa di tepi lobulus, namun jarang memotong lobulus seperti pada sirosis Laennec. Hati membesar, keras, bergranula halus dan berwarna kehijauan. Ikterus selalu menjadi bagian awal dan primer dari sindrom, demkian pula pruritus, malabsorbsi dan steatorea. TANDA DAN GEJALA Gejala dini adalah samar dan non spesifik, berupa kelelahan, anoreksia, dyspepsia, flatulen, perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare), berat badan sedikit berkurang. Nausea dan muntah, khususnya di pagi hari. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium atau kuadran kanan atas tedapat pada separuh dari semua penderita. Pada kebanyakan kasus, hati keras dan mudah teraba tanpa memandang apakah hati membesar atau mengalami atrofi. Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis merupakan akibat dari dua tipe gangguan fisiologis ; gagal sel hati dan hipertensi portal. Manifestasi gagal hepatoselular adalah ikterus, edema perifer, kecenderungan peradarahan, eritema palmaris (telapak tangan merah), angioma laba – laba, fetor hepatikum dan ensefalopati hepatic. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI 1. Perdarahan pada saluran cerna
  • 2. Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada sirosis adalah perdarahan perdarahan pada varises esofagus. Penyebab lain dari perdarahan adalah tukak lambung dan duodenum, erosi lambung akut dan kecenderungan untuk berdarah (sebagai akibat masa protrombin yang memanjang dan trombositopenia). Penderita dating dengan melena atau hematemesis. Kadang – kadang tanda pertama perdarahan adalah ensefalopati hepatic. Tergantung dari jumlah dan kecepatan kehilangan darah, dapat terjadi hipovolemia dan hipotensi. 2. Asites Faktor utama patognesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus (hipertensi porta) dan penurunan tekanan osmotic koloid akibat hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium dan air dan peningkatan sintesis san aliran limfe hati. 3. Ensefalopati hepatic Ensefalopati terjadi jika amonia dan zat – zat toksik lainmasuk dalam sirkulasi sistemik. Sumber amonia adalah pemecahan protein oleh bakteri saluran cerna. Ensefalopati hepatic akan terjadi jika darah tidak dikeluarkan melalui aspirasi lambung, pemberian pencahar dan enma, dan bila pemecahan protein darah oleh bakteri tidak dicegahdengan pemberian neomisin atau antibiotik sejenis. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pada disfungsi parenkimal, kadar albumin serum cenderung menurun sementara kadar globulin serum meningkat. Pemerikasaan enzim menunjukan kerusakan sel hati aitu : kadar alakai fosfatase, AST (SGOT) serta ALT (SGPT) meningkat dan kadar kolinesterase serum dapat menurun. Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mengukur ekskresi empedu atau retensi empedu. Laparoskopi yang dikerjakan bersama biopsy memungkinkan pemeriksa melihat hati secara langsung. Pemeriksaan USG akan mengukur perbedaan densitas antara sel – sel parenkim hati dan jaringan parut. Pemeriksaan pemindai CT , MRI dan pemindai radioisotop hati akan memberikan informasi tentang besar hati dan aliran darah hepatic serta obstruksi aliran tersebut. Analisis gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan ventilasi perfusi dan hipoksia pada sirosis hati. TERAPI Terapi diberikan berdasarkan gejala yang ada, misalnya antasid diberikan untuk mengurangi distress lambungdan meminimalkan kemungknan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel – sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi klien. Pemberian preparat diuretic yang mempertahankan kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini ada. Masukan kalori dan protein yang adekuat merupakan bagian esensial dalam penanganan sirosis bersama – sama menghindari konsumsi alcohol. Colchicines merupakan preparat anti – inflamasi untuk mengobati gejala gout, dapat memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis ringan hingga sedang. RENCANA KEPERAWATAN Klien dengan Sirtosis Hepatis No Diagnosa Rencana Keperawatan . Tujuan Intervensi 1 Kelebihan Nursing Outcome Nursing Intervetion Classification (NIC) volume cairan Classification (N1. on going assesment (pengkajian terus b.d perubahan OC) menerus) mekanisme - Electroliyte and Monitor status hidrasi - regulasi Acid-Base - Monitor lokasi dan perluasan edema Balance - Monitor berat badan dan peningkatannya Definisi: secara mendadak - Fluid Balance - Monitor bunyi paru (krakles), usaha nafas, Definisi: ortopnea ketidakseimbanga - Dengan tinggi kepala tempat tidur 30-45 n cairan di derajat, monitor distensi vena jugularis pada intraseluler dan sisi kanan; kaji refleks positif hepatojugularis ekstraseluler yang - Monitor central venous pressure (CVP), merupakan bagian mean arterial pressure (MAP), pulmonary
  • 3. dari tubuh artery pressure (PAP), pulmonary capillary - Hydration wedge pressure, dan kardiak output Definisi: jumlah - Monitor tanda vital, irama gallop cairan -di Monitor penurunan osmolalitas serum, intraseluler dan sodium serum, BUN/rasio kreatinin, dan ekstraseluler yang hematokrit merupakan bagian - Monitor intake dan output makanan dan dari tubuh minuman Kriteria hasil - Monitor kondisi yang meningkatkan risiko - Mempertahankan klien kelebihan cairan bunyi paru yang - Monitor albumin serum bersih; tidak ada - Monitor efek diuretik; hipotensi ortostatik dispnea atau (terutama jika klien juga mendapat ACE ortopnea inhibitor), dan keseimbangan elektrolit dan - Bebas dari metabolik (hiponatremia, hipokalsemia, distensi vena hipomagnesemia, hiperuresemia, dan jugularis, refleks alkalosis metabolik) hepatojugular 2. intervensi terapi keperawatan positif, suara - Pasang kateter urin jika perlu gallop ritmik - Catat dan laporkan jika ada peningkatan - Mempertahankan CVP, MAP, PAP, pulmonary capillary wedge CVP, kardiak pressure, dan kardiak output output, dan tanda - Catat adanya penurunan tekanan darah, vital normal takikardi, dan takipnea - Mempertahankan- Batasi diet sodium jika perlu dan haluaran urin 500 diinstruksikan dokter ml dari intake dan - Memberikan makanan tinggi protein jika osmolalitas urin perlu dan gravitasi - Memberikan diuretik jika perlu spesifik normal - Batasi intake cairan jika diinstruksikan, - Bebas dari kurang terutama jika sodium serum rendah istirahat, - Mengatur tetesan infus dengan hati-hati kecemasan, atau - Menyediakan waktu istirahat yang cukup kebingungan - Meningkatkan bogy image dan harga diri - Menjelaskan - Konsultasi dengan dokter tentang tanda dan penilaian yang gejala kelabihan volumew cairan dapat digunakan 3. pendidikan kesehatan untuk menangani Mengajarkan klien/keluarga untuk atau mencegah membatasi cairan kelebihan volume cairan, khususnya pembatasan cairan dan diet, dan pengobatan Mendeskripsikan gejala yang
  • 4. mengindiksikan kebutuhan konsul dengan penyedia pelayanan kesehatan 2 Ketidakseimbang NOC Label: NIC: an nutrisi kurang Status nutrisi 1. Manajemen nutrisi dari kebutuhan Kriteria hasil: Definisi: Membantu dan atau menyediakan tubuh b.d 1. Masukan nutrisi asupan makanan dan cairan yang seimbang ketidakmampuan 2. Masukan Aktivitas: ingesti makanan dan Tanyakan pada pasien/keluarga tentang a. (pemasukan cairan alergi terhadap makanan makanan) dan 3. Tingkat energi b. Tanyakan makanan kesukaan pasien absorbsi cukup c. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah 4. Massa tubuh kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan 5. Berat badan stabil d. Anjurkan masukan kalori yang tepat 6. Nilai laboratorium Anjurkan peningkatan masukan zat besi e. yang sesuai f. Anjurkan peningkatan masukan protein dan vit. C g. Berikan makanan yang bersih dan lunak h. Berikan gula tambahan i.Yakinkan diet yang diberikan tinggi serat untuk mencegah konstipasi j.Berikan pasien makanan tinggi protein tinggi kalori k. Berikan makanan pilihan l.Anjurkan makanan yang sesuai dengan gaya hidup m. Ajarkan pasien mempertahankan kebiasaan makan setiap hari n. Monitor jumlah nutrisi dan kalori yang diberikan o. Timbang berat badan pasien p. Dorong pasien untuk melakukan perawatan gigi q. Tingkatkan informasi tentang nutrisi yang dibutuhkan pasien r. Dorong persiapan dan pemeliharaan makanan yang aman s. Tentukan kemampuan pasien/keluarga dalam mendapatkan makanan 2. Enteral Tube Feeding: Definisi: Penyampaian nutrien dan air melalui tube
  • 5. gastrointestinal. Aktivitas: a. Pasang NGT sesuai prosedur/protokol tindakan b. Monitor penempatan NGT dengan menginspeksi kavitas oral, pengecekan residu lambung sesuai protokol. c. Monitor bunyi usus/peristaltik tiap 4-8 jam, bila perlu d. Monitor status cairan dan elektrolit e. Konsultasikan dengan tim kesehatan lain dalam memilih tipe dan kekuatan pemberian makan melalui enteral. f. Tinggikan kepala selama pemberian makan g. Peluk dan bicaralah dengan infant selama pemberian makan untuk menstimulasi kebiasaan aktivitas makan h. Irigasi tube tiap 4-6 jam selama pemberian makan berkelanjutan dan setiap selesai pemberian makan secara intermitten. i. Gunakan teknik bersih dalam pemberian makan melalui tube. j. Monitor sensasi mual muntah, erasaan penuh di lambung. k. Cek residu tiap 4-6 jam 3 Resiko infeksi NOC : NIC : b.d Prosedur 1. Status Immune KONTROL INFEKSI invasive, 2. Pengetahuan: Intervensi : Penekanan kontrol infeksi a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien system imun Kriteria Hasil : lain (imunosupresi) - Klien bebas dari b. Pertahankan teknik isolasi tanda dan gejala c. Batasi pengunjung bila perlu infeksi d. Instruksikan pada pengunjung untuk - Menunjukkan mencuci tangan saat berkunjung dan setelah kemampuan untuk berkunjung meninggalkan pasien mencegah e. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci timbulnya infeksi tangan - Jumlah sel darah f. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah putih dalam batas tindakan kperawtan normal g. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat - pelindung Menunjukkanp Pertahankan lingkungan aseptik selama h. erilaku hidup sehat pemasangan alat (menjaga i. Ganti letak IV perifer dan line central dan kebersihan) seperti dressing sesuai dengan protap Rumah Sakit
  • 6. mencuci tangan,j. Tingkatkan intake nutrisi perawatan mulut, k. Berikan terapi antibiotik bila perlu dan lain-lain. PROTEKSI INFEKSI Deinisi : Pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko Intervensi : a. Monitor tanda dan gejala infeksi sistenikmdan lokal b. Monitor hitung granulosit, WBC c. Monitor kerentanan terhadap infeksi d. Batasi pengunjung e. Saring pengunjung terhadap penyakit menular f. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko g. Pertahankan teknik isolasi k/p h. Berikan perawatan kuliat pada area epidema i. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase j. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah k. Ambil kultur l. Dorong masukkan nutrisi yang cukup m. Dorong masukan cairan n. Dorong istirahat o. Monitor perubahan tingkat energi p. Dorong peningkatan mobilitas dan latihan q. Dorong batuk dan napas dalam r. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep s. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi t. Ajarkan cara menghindari infeksi u. Berikan ruangan pribadi v. Yakinkan keamanan air dengan hiperklorinasi dan pemanasan w. Laporkan kecurigaan infeksi x. Laporkan kultur positif 4 Koping Tidak Nursing Outcome Nursing Interventian Classification (NIC) Efektif b.d status Classification (N 1. Suport pengambilan keputusan kesehatan OC) Definisi: menyediakan informasi dan 1. Coping dukungan untuk pasien yang membuar
  • 7. (koping) keputusan mengenai perawatan kesehatan Definisi: mengatur 2. perubahan koping stresor Definisi: membantu klien beradaptasi 2. Pengambilan terhadap stres, perubahan, atau perawatan keputusan yang mencampur antara kebutuhan hidup Definisi: dan peran kemampuan untuk memilih diantaradu Intervensi a pilihan atau lebih Kriteria hasil 1. pengkajian terus menerus - Mengungkapkan - Monitor risiko membahayakan diri atau kemampuan untuk orang lain dan tangani secara tepat menaggulangi dan - Amati penyebab tidak efektifnya meminta bantuan penaggulangan seperti konsep diri yang jika perlu buruk, kesedihan, kurangnya ketrampilan - Menunjukkan dalam memecahkan masalah, kurangnya kemampuan untuk dukungan, atau perubahan yang ada dalam memecahkan hidup. masalah dan ikut - Amati kekuatan seperti kemampuan untuk serta menceritakan kenyataan dan mengenali bermasyarakat sumber tekanan - Mempertahankan 2. intervensi keperawatan terapeutik bebas dari perilaku - Bantu pasien menentukan tujuan yang yang destruktif realistis dan mengenali ketrampilan dan pada diri sendiri pengetahuan pribadi maupun orang lain- Gunakan komunikasi empatik, dan dorong - pasien/keluarga untuk mengungkapkan Mengkomunik ketakutan, mengekspresikan emosi, dan asikan kebutuhan menetapkan tujuan dan berunding- Anjurkan pasien untuk membuat pilihan dan dengan orang lain ikut serta dalam perencanaan perawatan untuk memenuhi dan aktivitas yang terjadwal kebutuhan - Berikan aktivitas fisik dan mental yang tidak - Mendiskusikan melebihi kemampuan pasien (misal bacaan, bagaimana televisi, radio, ukiran, tamasya, bioskop, tekanan kehidupan makan keluar, perkumpulan sosial, latihan, yang ada melebihi olahraga, permainan) strategi - Jika memiliki kemampuan fisik, anjurkan penanggulangan latihan aerobik yang sedang yang normal - Gunakan sentuhan dengan izin. Berikan - Menemukan pasien pijatan punggung berupa usapan kecepatan perlahan dan berirama dengan tangan. penyakit dan Gunakan 60 kali usapan dalam semenit kecelakaan tidak selama 3 menit pada luasan 2 inchi pada melebihi tingkat kedua sisi mulai dari daerah atas ke bawah perkembangan - Diskusikan perubahan dengan pasien
  • 8. dan usia - Diskusikan tentang kemampuan pasien/keluarga mengubah situasi atau kebutuhan untuk menerima situasi - Gunakan pendengaran dan penerimaan aktif dalam membantu pasien mengekspresikan emosi seperti mengangis, bersalah, dan rasa marah (dalam batasan yang tepat) - Hindari penenangan yang salah; berikan jawaban jujur dan berikan hanya informasi yang diminta - Dorong pasien untuk menggambarkan tekanan yang dihadapi sebelumnya dan mekanisme penganggulangan yang digunakan - Dukunglah perilaku penanggulangan; berikan pasien waktu untuk bersantai - Bantu pasien untuk menjelaskan arti gejala yang mereka miliki - Anjurkan penggunaan relaksasi perilaku kognitif (misal terapi musik, guided imagery) - Gunakan teknik selingan selama prosedur yang menyebabkanklien merasa ketakutan - Gunakan cara menghilangkan kepekaan yang sistematis ketika memperkenalkan orang-orang baru, tempat, atau prosedur yang mungkin menyebabkan ketakutan dan merubah penanggulangan - Berikan pasien/keluarga video tentang prosedur yang menakutkan untuk dilihat sebelum prosedur dilaksanakan - Tunjukkan konseling selama diperlukan 3. health education (pendidikan kesehatan) - Ajarkan klien cara mengatasi masalah. Tentukan pada mereka penyebab dan masalah dan tulis keuntungan dan kerugian dari pilihan mereka - Berikan informasi kepada keluarga yang menyangkut pengobatan - Ajarkan teknik relaksasi - Anjurkan untuk mendengarkan musik, ajarkan guided imagery - Jalin kedekatan dengan klien untuk mengembangkan instrumen pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan strategi koping
  • 9. - Ajarkan pada klien tentang sumber-sumber yang tersedia di komunitas (terapis, konselor) - Berikan informasi perihal perawatan sebelum perawatan diberikan 5 Cemas b.d krisis Nursing Outcome level cemas situsional Classification (NOC) : - Anxiety Control (kontrol kecemasan) Definisi: tindakan ringan sedang personal untuk berat menghilangkan NIC: atau mengurangi Anxiety reduction (penurunan perasaan kuatir kecemasan) dan - Definisi : Meminimalkan rasa takut, cemas, tertekan/tegang meras dalam bahaya atau ketidaknyamanan terhadap sumber terhadap sumber yang tidak diketahui yang tidak jelas. - Intervensi - Coping - Gunakan pendekatan yang menenangkan enhancement - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap (perubahan perilaku paien koping) - Jelaskan semua prosedur dan apa yang Definisi:membant dirasakan selama prosedur u pasien untuk - Pahami perspektif pasien terhadap situasi beradaptasi stres menghadapi - Temani pasien untuk memberikan stressor, keamanan dan mengurangi takut perubahan, dan - Berikan informasi faktual mengenai ancaman yang diagnosis, tindakan dan prognosis mempengaruhi - Dorong keluarga untuk menemani anak pemenuhan - Lakukan pemijitn punggung agar relaksasi kebutuhan hidup - Dengarkan dengan penuh perhatian dan peran. - Identifikasi tingkat kecemasan Kriteria Hasil : - Bantu pasien mengenal situai yang - Klien mampu menimbulkan kecemasan mengidentifikasi - Dorong pasien untuk mengungkapkan dan perasaan, ketakutan, persepsi mengungkapkan - Instruksikan pasien menggunakan teknik gejala cemas relaksasi - Mengidentifikasi, - Berikan obat untuk mengurangi kecemasan mengungkapkan, dan menunjukkan
  • 10. teknik untuk mengontrol cemas - Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normal - Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan. - Menunjukkan peningkatan konsenrtasi dan akurasi dalam berpikir - Menunjukkan peningkatan fokus eksternal 6 Kurang NOC Label: NIC: pengetahuan Knowledge: Diit 1. Pendidikan kesehatan: Diit yang tentang diit b.d Kriteria hasil: dianjurkan kurangnya a. MendiskripsikanDefinisi: Menyiapkan pasien untuk mengikuti paparan diit yang dengan benar diit yang dianjurkan informasi, direkomendasikan Aktivitas: misinterpretasi dan rasionalnya - Nilai tingkat pengetahuan klien/keluarga informasi b. Mendiskripsikan saat ini tentang diit yang dianjurkan keuntungan diit Jelaskan pada pasien/keluarga tentang diit - yang yang dianjurkan dan dihindari dengan direkomendasikan bahasa yang sesuai c. Mendiskripsikan - Jelaskan tujuan diit makanan yang Jelaskan pada klien/keluarga bagaimana - harus dihindari cara merencanakan makanan d. Mendiskripsikan - Sediakan perencanaan dalam bentuk tertulis cara menyiapkan Kolaborasi dengan ahli gizi - makanan - Informasikan kemingkinan interaksi antara e. Merencanakan obat dengan makanan. menu sesuai petunjuk f. Mendiskripsikan potensial interaksi antara makanan dan obat-obatan
  • 11. 7 Kelelahan b.d NOC NIC faktor psikologis Nutritionl Status: 1. intervensi terapeutik perawat Energy - Kaji tingkat kelelahan, kaji frekuensi Kriteria hasil kelelahan, aktivitas yang dihubungkan a. Mengatakan dengan peningkatan kelelahan, kemampuan meningkatnya melakukan ADL, waktu terjadinya energi dan peningkatan energi, kemampuan kesejahteraan konsentrasi, mood, dan pola aktivitas rutin. b. Menjelaskan - Evaluasi kecukupna nutrisi dan rencana konservsi tidur. Anjurkan klien istirahat yang cukup energi untuk - Dengan bantuan praktisi perawatan primer mengurangi menentukan apakah ada kelelahan penyebab fisiologis atau psikologis dari kelelahan yang perlu ditangani, penyebab fisiologis dari kelelahan yang dapat ditangani misalnya anemia, ketidakseimbangan elektrolit, hipotiroidisme, depresi, atau efek pengobatan - Bekerja sama dengan dokter untuk menentukan jika klien mempunyai gejala kronis kelelahan - Anjurkan klien mengekspresikan perasaan kelelahan, gunakan teknik mendengar aktif dan bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan - Anjurkan klien untuk membuat catatan aktivitas, gejala kelelahan, dan perasaan - Bantu ADL klien jika diperlukan; anjurkan kemandirian yang tidak menimbulkan kelelahan - Bantu klien tersenyum, memudahkan penyelesaian tujuan jangka pendek misalnya menulis dua kalimat dalam catatan harian atau berjalan dalam kamar dua kali sehari - Dengan persetujuan dokter, rujuk ke terapi fisik untuk memonitor program latihan aerobik SUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN DIAGNOSA MEDIS SIROSIS HEPATIS No. Register : OO7985 Ruang : Ruang Anggrek Tanggal/Jan MRS : 22 September 2012 (Jam 15.00) Tanggal Pengkajian : 23 September 2012
  • 12. Diagnosa Medis : Sirosis hepatis 1. IDENTITAS a. Biodata Pasien Nama : Tn. MS Alamat : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatan Kebayoran Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 41 Tahun Agama : Islam Suku/Bangsa : Jawa barat/Indonesia Pendidikan : SMP Pekerjaan : Buruh b. Biodata Penanggung jawab Nama : Ny. M Alamat : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatan Kebayoran Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 40 Tahun Suku/Bangsa : Jawa barat/Indonesia Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hubungan dengan px : Istri pasien 2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Pasien mengatakan mual. b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh perutnya sakit dan begah seperti ditusuk-tusuk dan terasa penuh di perut bagian kanan atas sehingga pasien sulit untuk bergerak dan berkurang rasa sakitnya apabila dibuat duduk dalam posisi semifowler. Rasa sakit itu muncul apabila pasien duduk dan saat melakukan aktifitas terlalu berat sehingga pasien hanya berada di atas tempat tidur sepanjang hari. Pasien mengatakan rasa sakitnya sudah dirasakan sejak 2 minggu lalu tanggal 6 september 2012, namun rasa sakitnya tidak dapat ditahan lagi mulai tiga hari sebelum masuk rumah sakit yakni tanggal 19 September 2012. Pasien juga mengeluh mual dan tidak nafsu makan serta nyeri di daerah perut. Nyeri pasien terkaji pada skala nyeri 7 (nyeri berat terkontrol) menurut skala Smeltzer (0-10). Nyeri muncul saat pasien bergerak dan beraktifitas, sehingga pasien hanya berbaring di tempat tidur. Nyeri itu muncul saat pasien mulai kesulitan makan karena mual. Pasien juga mengatakan saat malam sering sesak napas karena perutnya yang semakin membesar sehingga sulit digunakan untuk bernafas dan akan berkurang jika pasien duduk dalam posisi semifowler. Sesak nafas itu selalu terjadi saat malam hari dan sangat mengganggu aktifitas. Rasa sakitnya sangat dirasakan
  • 13. pasien terutama di daerah dada dan paru-paru. Gejala di mulai sejak 2 minggu lalu sebelum pasien masuk rumah sakit atau tepatnya tanggal 6 september 2012. c. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan punya riwayat penyakit kuning 6 bulan yang lalu yakni sekitar bulan Maret 2012 dan dirawat di RS Cilegon. Pasien juga mengatakan selama ini telah mengkonsumsi obat-obatan seperti : Lactolac 3x CI, Sucralent 3 x CI, Spironolakton 4x25 mh/hari, dan Furosemid. d. Riwayat Penyakit Keluarga Istri pasien mengatakan bahwa keluarghanya tidak ada yang mempunyai penyakit menurun dan menular. 3. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit 1. Pemenuhan Nutrisi– Makan 3 x sehari, Makanan cair hangat Cairan Porsi ½ - 1 piring/ makan sebanyak 3 kali sehari. dengan menu nasi, Lauk pauk dan sayur. Minum: 6-10 gelas perhari Jenis minuman: air putih, teh,kopi, ramuan jamu 2. Pemenuhan BAK: volume tidak BAK :Volume 1000 Eliminasi teridentifikasi cc/24 jam Warnanya seperti teh pekat Warnanya seperti teh dan berlangsung 2 minggu. pekat Frekwensi 15-17 kali/24 kesulitan tidak ada jam BAB: Frekuensi 1 hari, Kesulitan tidak ada warna pucat, BAB :frekwensi 1hari konsistensi lunak dan Warna : kuning kesulitan tidak ada. Konsistensi lunak Kesulitan tidak ada 3. tidur-istirahat Siang tidak pernah tidur Siang 2-3 jam mulai Malam 6-7 jam mulai pukul 12.00 – 15.00 pukul 22.00 - 05.00 WIB WIB malam : 6 – 7 jam mulai pukul 21.00- 05.00 WIB tapi pasien sering bangunkarena perut terasa tidak enak (begah) dan terbaring lemas ditempat tidur 4.Aktifitas Pasien bekerja sebagai Pasien saat di rumah
  • 14. buruh di sebuah pabrik sakit hanya duduk- kayu di desanya. duduk dan berbaring. 5. Personal Hygiene Pasien mandi 2x/hari, Pasien mandi dengan keramas 2 hari 1x, gosok diseka 2x/hari, belum gigi 2x/hari, ganti baju ketramas dan belum 2x/hari gosok gigi. 6. Ketergantungan Pasien memiliki kebiasaan Pasien tidak melakukan merokok dan sering minum kebiasaan merokok dan jamu/obat tradisional. minum jamu, dan pasien dapat mengikuti asuhan keperawatan dengan baik 4. DATA PSIKOSOSIAL a. Status Emosi Emosi klien stabil b. Konsep Diri Body Image :Klien tampak cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya namun tetap kooperatif Self Ideal :Klien ingin cepat sembuh dan ingin dapat beraktifitas dengan normal. Self Esteam :Klien merasa diperlakukan baik oleh dokter dan perawat Role :Klien merupakan seorang buruh Self Identity :Klien seorang laki-laki berumur 41 tahun dan bekerja sebagai seorang buruh. c. Interaksi Sosial Hubungan klien dengan keluarga, klien dengan perawat, dan klien dengan pasien lainnya terjalin cukup baik. d. Spiritual Di rumah sakit klien hanya berdoa dan memohon kesembuhan sambil berbaring ditempat tidur. 5. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum : Cukup b. Kesadaran : Compos Mentis c. Tanda-Tanda Vital Tekanan darah = 100/60 mmHg Suhu tubuh 375oC, RR = 24X/menit Nadi=96X/menit (regular) BB sebelum sakit : 69 kg dan BB saat sakit : 58 kg, TB: 167cm, LILA :27 cm d. Kepala Simetris, pusing, benjolan tidak ada. Rambut tumbuh merata dan tidak botak, rambut berminyak dan tidak rontok Wajah Simetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis tidak ada, Wajah menyeringai dan meringgis karena kesakitan
  • 15. Mata Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemia, pupil isokor dan sklera ikterus (berwarna kuning), reflek cahaya positif serta tajam penglihatan menurun. Telinga Tidak ada serumen, membran timpani dalam batas normal Hidung Deformitas (kelainan bentuk), mukosa, secret, bau, obstruksi, polip tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada. Mulut Tidak ada stomatitis dan mukosa bibir tampak kering. e. Leher Fungsi menelan normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada kaku kuduk. f. Dada dan Thoraks Inspeksi : Bentuk dada simetris, dan napas dangkal Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan Perkusi : suara paru : sonor Auskultasi : Terdapat ronchi g. Abdomen Inspeksi : Terdapat asites dan terlihat spider nevi Auskultasi :bising usus 17x/menit Palpasi :Nyeri tekan di daerah epigastrium dan didaerah sekitar organ hati saat di palpasi terasa kenyal dan terdapat asites Perkusi : Tympani h. Ekstrimitas Atas : Akral hangat, terpasang infus di tangan kanan, tidak ada luka ,dan tidak ada kelumpuhan. Bawah : tidak terjadi kelumpuhan, tidak ada luka, dan tidak terpasang infus di kaki kanan maupun kiri. i. Genetalia Fungsi genetalia baik dan terpasang kateter. j. Integumen Seluruh bagian tubuh terlihat kekuningan, kulit tampak kusam dan kering serta turgor kulit menurun. ANALISA DATA NAMA : Tn. Ms RUANG : Anggrek UMUR : 41 tahun NO.REGISTRASI : 007985 N PENGELOMPOKAN DATA ETIOLOGI MASALAH O . 1. Data Subyektif: Pengumpulancairan intr Gangguan - aabdomen, ketidakefektifan pola Pasien mengatakan sulituntuk penurunanekspansi par nafas.
  • 16. bernapas uakibat asites,akumulas - Pasien mengatakan sesaknapas i secret. Data Obyektif: - Pola pernafasan pasien tidakter atur dan bernafas denganfrekue nsi cepat (takipnea). - Pasien tampak mengalamipern apasan dangkal. -Observasi TTV RR : 24 X/menit. TD:100/70 mmHg N: 96 X/menit S: 375 oC 2. Data Subyektif: Intake kurang Perubahan status - nutrisi, kurang dari Pasien mengatakan mual jikam kebutuhan tubuh akan Data Obyektif: -Pasien tidak bisa makan lewat oral - BB sebelum sakit 69 kg dan saat sakit 58 kg 3. Data Subyektif: Terganggunyamekanis Gangguankeseimban - mepengaturan gan volume Pasien mengatakan perutnyase (penurunanplasma cairan lebihdari kebu makin membesar danterasa beg protein) tuhannormal tubuh ah. - Pasien mengatakan badanteras a lelah/ lemas. - Pasien mengatakan sulit untuk bergerak. - Pasien juga mengeluh perutnya sakit. Data Obyektif: - Pasien mengalami asites di daerah abdomen. - Pasien terlihat cemas dan tidak nyaman dengan keadannya. - Pasien terbaring lemasditempa t tidur. - Pasien dengan turgor
  • 17. kulitmenurun 4. Data Subyektif: Spasme otot abdomen Gangguan rasa - Pasien mengatakan sakit pada nyaman dan nyeri perutnya jika ditekan. Data Obyektif: - pasien terlihat kesakitan - abdomen terasa nyeri jika ditekan - pasien terlihat tidak nyaman 5. Data Subyektif: Peningkatankadar Gangguan Integritas -Pasien mengatakan air bilirubin kulit dan systemperk kencingnya berwarna seperti dalam darahakibatperad emihan (urinaria) teh pekat angan -Pasien mengatakan bahwa air kencingnya selalu berwarna seperti the dan feses pucat serta sudah berlangsung sekitar dua minggu. Data Obyektif: -Kulit dan daerah mata (khusus Sklera) pasien tampak berwarna kekuningan (ikterus) - Hasil laboratorium cek darah Protein total : 4,6 g/dl ( N : 6,1-8,2 ) Albumin : 3.2 g/dl ( N : 3,8-5,0 ) Globulin : 1.4 g/dl ( N : 2,3-3,2 ) Bilirubin total : 2.7mg/dl ( N : 0,2-1,0 ) Bilirubin direk : 0.6 mg/dl ( N : 0-0,2 ) Bilirubin indirek : 2.1 mg/dl ( N : 0,2-0,8 ) SGOT : 57 u/l ( N : 5-40 ) SGPT : 57 u/l ( N : 5-41 ) - Kulit pasien tampak kusamda n kering. -Turgor kulit pasien menurun -Didaerah sekitar organ hatisaat di palpasi terasa kenyal
  • 18. DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA : Tn.MS RUANG : Anggrek UMUR : 41 tahun NO.REGISTRASI: 007985 NO TANGGA DIAGNOSA KEPERAWATAN . L 1. 23 Gangguan ketidakefektifan pola nafas berhubungan September dengan pengumpulan cairan intra abdomen, penurunan ekspansi 2012 paru akibat asites ,akumulasi sekret berlebihan. Data Subyektif: -Pasien mengatakan sulit untuk bernapas -Pasien mengatakan sesak napas Data Obyektif: - Pola pernafasan pasien tidak teratur dan bernafasdengan frekuens i cepat (takipnea). -Pasien tampak mengalami pernapasan dangkal. -Observasi TTV RR : 24 X/menit. TD:100/70 mmHg N: 96 X/menit S: 375 oC 2. 23 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan September intake yang kurang. 2012 Data Subyektif: -Pasien mengatakan mual jika makan Data Obyektif: -Pasien tidak bisa makan lewat oral - BB sebelum sakit 69kg dan BB saat sakit 58kg 3. 24 Gangguan keseimbangan volume cairan lebih dari kebutuhan September normal tubuh berhubungan dengan terganggunya mekanisme 2012 pengaturan (penurunan plasma protein). Data Subyektif: -Pasien mengatakan perutnya membesar danterasa begah. - Pasien mengatakan badan terasa lelah/lemas. -Pasien mengatakan sulit untuk bergerak. -Pasien juga mengeluh perutnya sakit. Data Obyektif: - Pasien mengalami asites di daerah abdomen. - Pasien terlihat cemas dan tidak nyaman dengan keadannya. - Pasien terbaring lemas ditempat tidur. - Pasien dengan turgor kulit menurun 4. 25 Nyeri dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan spasme September otot abdomen 2012 Data Subyektif:
  • 19. -Pasien mengatakan sakit pada perutnya jika ditekan Data Obyektif: - Pasien terlihat kesakitan - Abdomen terasa nyeri jika ditekan - Pasien terlihat tidak nyaman 5. 26 Gangguan Integritas kulit dan system perkemihan (urinaria) September berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin dalam darah 2012 akibat peradangan . Data Subyektif: -Pasien mengatakan air kencingnya berwarna seperti teh pekat -Pasien mengatakan bahwa air kencingnya selalu berwarna seperti teh dan feses pucat serta sudah berlangsung sekitar dua minggu. Data Obyektif: -Kulit dan daerah mata (khusus Sklera) pasien tampak berwarna kekuningan ( ikterus) - Hasil laboratorium cek darah Protein total : 4,6 g/dl ( N : 6,1-8,2 ) Albumin : 3.2 g/dl ( N : 3,8-5,0 ) Globulin : 1.4 g/dl ( N : 2,3-3,2 ) Bilirubin total : 2.7mg/dl ( N : 0,2-1,0 ) Bilirubin direk : 0.6 mg/dl ( N : 0-0,2 ) Bilirubin indirek : 2.1 mg/dl ( N : 0,2-0,8 ) SGOT : 57 u/l ( N : 5-40 ) SGPT : 57 u/l ( N : 5-41 ) - Kulit pasien tampak kusam dan kering. -Turgor kulit pasien menurun -Didaerah sekitar organ hati saat di palpasi terasa kenyal INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN NAMA : Tn. MS RUANG : Anggrek UMUR : 41 th NO.REGISTRASI: 007985 N Diagn Tujuan Intervensi Rasional P o osa a Keper r awata a n f 1 Gangg Jangka 1.Awasi frekwensi, 1.Pernafasandangkal/cepatkemun . uan Pendek: kedalaman dan upaya gkinan adasehubungan denganhip ketida Dalam 1x24 pernafasan. oksia atauakumulasi cairandalam
  • 20. kefekti jam 2.Ubah posisisering d abdomen. fan perbaikan orong nafasdalam lati 2.Membantu ekspansiparu dalam pola status han danbatuk. memobilisasi lemak. nafas pernapasan 3.Berikan posisi semi 3.Memudahkanpernafasan dengan berhub dan fowler menurunkan tekananpada diafrag ungan pengurangan 4.Monitor ma danmeminimalkan sekret. denga gejala sesak jumlahpernapasan den 4.Mengetahui status npeng napas. ganobservasi TTV perkembangan pernapasan pasien. umpul Jangka 5.Kolaborasi dengan 5.Memberikan obat peroral dan an Panjang: tim medis dalam parenteral pada pasien untuk cairan Dalam 2x24 pemantauan kesembuhan pasien. intra jam pasien perkembangan pasien abdom dapat en, bernapas penuru secara nan normal ekspan kembali. si paru Kriteria akibat Hasil: asites, - akumu Memperlihat lasi kan secret frekuensi berlebi respirasi han. yang normal (12- 18/menit) tanpa terdengarnya suara pernapasan tambahan. - Memperlihat kan pengembang an toraks yang penuh tanpa gejala pernapasan dangkal. 2 Gangg Jangka 1. Motivasi pasien 1. Motivasi sangat penting bagi . uan pendek untuk makan penderita anoreksia dan gangguan pemen :dalam 1x24 makanan sesuai diit gastrointestinal. uhan jam yang dianjurkan dan 2. Makanan dengan porsi kecil dan kebutu diharapkan suplemen makanan. sering lebih ditolerir oleh
  • 21. han intake makan 2. Tawarkanmakanan de penderita anoreksia. nutrisi dapat lebih nganporsi sedikit tapis3. Meningkatkan selera makan berhubbaik ering. 4. Mengurangi cita rasa yang tidak ungan Jangka 3. Hidangkan makanan enak dan merangsang selera denga panjang : yang menimbulkan makan. n Dalam 3x24 selera dan menarik 5. Mengurangi gejala intakejam dalam penyajiannya. gastrointestinal dan perasaan yang kebutuhan 4. Pelihara hygiene oral tidak enak pada perut yang dapat kurangnutrisi dapat sebelum makan. mengurangi selera makan dan . terpenuhi 5. Berikan obat yang keinginan terhadap makanan. Kriteia diresepkanuntuk men 6. Meningkatkan pola defekasi yang Hasil : gatasimual, muntah, normal dan mengurangi rasa tidak - BB dapat diare ataukonstipasi. enak serta distensi pada abdomen. meningkat 6. Motivasi peningkatan7. Mendeteksi komplikasi - gangguan asupan cairan dan gastrointestinal yang serius. kebutuhan latihan jika pasien nutrisi dapat melaporkan teratasi konstipasi. -NGT dapat 7. Amati gejala yang secepatnya membuktikan adanya dilepas dari perdarahan pasien gastrointestinal. 3 Gangg Jangka Pen 1.Monitor intake dan 1.Menentukan fungsi ginjal dan . uan dek: output cairan. Ukur kebutuhan cairan dan penurunan keseim Dalam 1x24 kehilangan cairan resiko kelebihan cairan banga jam melalui bertambah. n terjadiPengu gastrointestinal dan 2.Mengurangi retensi cairan dan volum rangankadar Perkirakankehilangan peningkatan tekanan hidrostatik e cairan takkasat mata, contoh; kapiler. cairan (asites) keringat, dll. 3.Mengikuti diet rendah natrium lebih padapasien. 2.Monitor edema dan pembatasan cairan dari Jangka Panj dan asites. 4.Memantauperubahan padapemb kebutu ang: 3.Batasi entukan asitesdan penumpukancai han Dalam 3x24 asupannatrium dan cai ran. normal jamPasien da ran 5.Peningkatanpemahaman sehing tubuh lam status 4. Ukur dan catat ga dapat meningkatkankerjasama berhub hidrasi yang lingkar perut setiap pasien dan keluargadalam ungan adekuat, hari. program perawatan. denga volume 5. Jelaskan padapasie 6.Kebersihan mulut yang n cairankemba n dan keluargatentang baik dapatmengurangikekeringan tergan li dalamkead pembatasan cairandan membranmukosa mulut, gguny aanseimbang diet sehingga dapatmengurangi rasa a . 6.Tingkatkan dandoro haus. mekan Kriteria Ha ng oral hygiene 7.Memantau BB pasien untuk isme sil: dengan sering. melihat bertambahnya volume pengat -Output 7.Monitor BB cairan dalam tubuh atau tidak.
  • 22. uran urinsesuai de tiaphari, dengan alat, (penurnganberat ba waktu dan pakaian unan dan. yang sama. jika plasma- memungkinkan. protein Rehidrasi cai ). ranpada tubu hpasien. -Elektrolit dalam batas normal. -Terjadinya keseimbanga n cairan dan elektrolit. -Output dan input dapat kembali normal. 4 Nyeri Jangka 1. Hitung dan tentukan 1. Dapat mengetahui tingkat . dan pendek skala nyeri keparahan nyeri yang dirasakan gangg :dalam 1x24 2.Kaji dan catat nyeri pasien. uan jam dan karakteristiknya : 2. Dapat memberikan implementasi rasa diharapkan lokasi, kwalitas, keperawatan yang tepat pada nyama nyeri dapat frekuensi dan durasi pasien. n berkurang 3.Berikan kompres 3. Supaya pasien dapat rileks dan berhub Jangka hangat pada abdomen rasa nyeri dapat berkurang ungan panjang : yang sakit 4. Agar pasien dapat mengalihkan denga Dalam 3x24 4.Ajarkan teknik pikirannya dari rasa nyeri ke hal- n jam distraksi dan relaksasi hal lain. spasm diharapkan 5.Kolaborasi dengan tim 5. Dapat mengurangi rasa nyeri e otot nyeri sudah medis untuk yang dirasakan pasien abdom tidak pemberian terapi en dirasakan analgesik Kriteria Hasil: -nyeri pada pasien berkurang -nyeri pada pasien tidak dirasakan lagi. 5 Gangg Jangka 1.Kaji warna urin dan 1.Mengetahui perkembangan . uan Pendek: warna kulit pasien. kadar bilirubin pasien. Integri Dalam 2x24 2.Observasi dan catat 2.Memberikan dasar untuk
  • 23. tas jam, mampu derajat ikterus pada deteksi perubahan dan evaluasi kulit mengurangi kulit dan sklera. intervensi. dan kadar 3.Lakukan perawatan 3.Mencegah kekeringan kulit dan system bilirubin yang sering pada meminimalkan pruritus. perke pasien. kulit, mandi tanpa 4.Mencegah ekskoriasi kulit mihan Jangka menggunakan sabun akibat garukan (urinar Panjang: dan melakukan 5.Memberikan terapi obat untuk ia) Dalam 7x24 masase dengan losion mengembalikan kondisi pasien. berhub jam pelembut (emolien). ungan diupayakan 4. Jaga agar kuku denga mampu pasien tetap pendek n menormalka dan bersih. pening n kadar 5. kolaborasi dengan katan bilirubin tim medis kadar dalam tubuh bilirub pasien. in Kriteria dalam Hasil: darah -Integritas akibat kulit dan perada sistem ngan . perkemihan pasien dapat normal kembali. -Warna dari kulit dan urin pasien kembali ke keadaan normal. iMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN NAMA : Tn. MS RUANG : Anggrek UMUR : 41 th NO.REGISTRASI: 007985 Dx Keperawatan Tanggal Implementasi Pa /Jam raf Gangguan ketidakefektifan 23 Septe 1.Mengawasi frekwensi, pola nafas berhubungan mber kedalaman dan upaya pernafasan. dengan pengumpulan cairan 2012 2.Memberikan posisi semi fowler intra abdomen, penurunan 08.00 3.Monitor jumlah pernapasan ekspansi paru akibat asites dengan observasi TTV ,akumulasi secret berlebihan. 4.Kolaborasi dengan tim medis
  • 24. dalam pemantauan perkembangan pasien Gangguan pemenuhan 23 1. Memotivasi pasien untuk makan kebutuhan nutrisi berhubungan Septemb makanan dan suplemen makanan. dengan intake yang kurang. er 2012 2. Menyajikan makanan denganpors 08.00 i sedikit tapi sering. 3. Menghidangkan makanan yang menimbulkan selera dan menarik dalam penyajiannya. 4. Memberikan obat yang diresepkan untuk mengatasimual, muntah, diare ataukonstipasi. 5. Mengamati gejala yang membuktikan adanya perdarahan gastrointestinal. Gangguankeseimbangan 24 Septe 1.Monitor intake dan output volume cairan mber cairan. Ukur kehilangan cairan lebih darikebutuhan normal 2012 melalui gastrointestinal dan tubuhberhubungan dengan 08.00 perkirakan kehilangan tak kasat terganggunyamekanisme peng mata, contoh; keringat, dll. aturan (penurunan plasma 2.Monitor edema dan asites. protein). 3.Membatasi asupan natrium danc airan 4.Menjelaskan pada pasien dankeluar- ga tentang pembatasancairan dan diet. Nyeri dan gangguan rasa 25 Septe1. Memberikan kompres hangat nyamanberhubungan dengansp mber pada abdomen yang sakit asme otot abdomen 2012 2. Mengajarkan teknik distraksi dan 08.00 relaksasi 3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik Gangguan Integritas kulitdan s 26 1.Mengkaji warna kulit urin ystem perkemihan (urinaria) Septemb pasien. berhubungan dengan er 22012 2.Melakukan perawatan yang peningkatankadar bilirubin 08.00 sering pada kulit, mandi tanpa dalamdarah akibatperadangan . menggunakan sabun dan melakukan masase dengan losion pelembut (emolien). 3. Menjaga agar kuku pasientetap pendek dan bersih 4. kolaborasi dengan tim medis EVALUASI
  • 25. NAMA : Tn.MS RUANG : Anggrek UMUR : 41 tahun NO.REGISTRASI: 007985 N Diagnosa Keperaw Tanggal Evaluasi o atan 1. Gangguan 24 S: Pasien berkata Sesak napas sudah ketidakefektifan September berkurang pola nafas 2012 O: K/U cukup berhubungan Observasi TTV dengan pengumpula RR : 20 X/menit. n cairan intra TD:100/70 mmHg abdomen, N: 96 X/menit S: 375 oC penurunan ekspansi A: masalah teratasi sebagian paru akibat asites P: Rencana dilanjutkan ,akumulasi secret 1. Memberikan posisi semi fowler berlebihan. 2. Monitor jumlah pernapasan dengan observasi TTV 2. Gangguan 24 Septem S: Pasien berkata nafsu makannya sudah pemenuhan ber 2012 bertambah dan mual berkurang. kebutuhan nutrisi O: K/U cukup berhubungan Makan/minum lewat sonde dengan intake yang A: masalah teratasi sebagian. kurang. P: Rencana dilanjutkan 1. Memotivasi pasien untuk makan makanan dan suplemen makanan. 2. Menyajikan makanan denganporsi sedikit t api sering. 3. Gangguan 25 S: Pasien mengatakan badannya masih keseimbangan September lemas dan prutnya masih tarasa sakit. volume cairan lebih 2012 O: K/U cukup dari kebutuhan Turgor kulit buruk. normal tubuh A: masalah teratasi sebagian berhubungan P: Rencana dilanjutkan dengan 1.Monitor intake dan output cairan. terganggunya Ukur kehilangan gastrointestinal dan mekanisme Perkirakan kehilangan tak kasatmata, pengaturan contoh; keringatdll. (penurunan plasma 2.Monitor edema dan asites. protein). 4. Nyeri dan gangguan 26 S: Px mengatakan kalau perutnya sakit bila rasa nyaman September ditekan. berhubungan 2012 O: K/U cukup dengan spasme otot Nyeri tekan pada abdomen. abdomen A: masalah teratasi sebagian
  • 26. P: Rencana dilanjutkan 1. Memberikan kompres hangat pada abdomen yang sakit 2. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi 5. Gangguan Integritas 27 S: pasien mengatakan kencingnya masih kulit dan system September seperti teh perkemihan 2012 O: Kulit dan daerah mata (khusus Sklera) (urinaria) pasien tampak berwarna kekuningan ( berhubungan ikterus) dengan peningkatan A: Masalah teratasi sebagian. kadar bilirubin P: Rencana dilanjutkan dalam darah akibat 1. Mengkaji warna kulit urin pasien. peradangan . 2. Melakukan perawatan yang sering pada kulit, mandi tanpa mengguna-kan sabun dan melakukan masase dengan losion pelembut (emolien). B. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sirosis Hepatis 1. Pengkajian menurut (Doenges, dkk 2000) a. Identitas meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat dan tanggal masuk Rumah Sakit b. Data dasar pengkajian klien secara biopsikososiospiritual. 1) Aktivitas atau istirahat, adanya kelemahan, kelelahan, letargi, penurunan masa otot atau tonus 2) Sirkulasi Riwayat perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker (tidak berfungsinya hati menyebebkan gagal hati), disritmia, distensi pembuluh darah perut 3) Eliminasi Flatus, distensi abdomen, hepatomegali, splenomegali, asites, penurunan atau tidak adanya peristaltik usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap dan pekat 4) Makanan atau cairan Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual, muntah, penurunan BB, edema umum pada jaringan, nafas berbau, perdarahan gusi. 5) Neurosensori Perubahan kepribadian, penurunan mental, bingung, bicara lambat, tidak jelas atau koma 6) Nyeri atau kenyamanan Nyeri tekan abdomen atau nyeri dikuadran kanan atas, pruritis, neuronefritis perifer 7) Pernapasan Dispneaa, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi paru terbatas, hipoksia 8) Keamanan Pruritus, demam, ikterik, eritema palmaris, ptechie 9) Seksualitas Gangguan menstruasi, impotens, atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut pada dada, bawah lengan dan pubis.
  • 27. c. Aspek psikologis Konsep diri, keadaaan emosional, pola interaksi, mekanisme kopping. d. Aspek sosial Hubungan yang berarti, budaya keluarga, lingkungan keluarga e. Aspek spiritual Agama, keyakinan tentang sehat dan sakit, nilai kegiatan agama f. Tingkat pengetahuan klien tentang penyakit g. Pemeriksaan fisik Pada klien dengan sirosis hepatis dapat dilakukan dengan pemeriksaaan, observasi adanya asites, ikterus pada kulit dan sklera, terdapat spider nevi terutama pada kulit dan punggung, bahu, leher, dada, dan ekstrimitas bawah serta adanya eritema palmaris. Selain itu dilakukan pada pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar perut h. Pemeriksaan penunjang Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada klien dengan sirosis hepatis diantaranya adalah urine akan ditemukan urobilirubinogen dan bilirubin. Sedangkan pada feses ditemukan adanya peningkatan sterkobilinogen. Pada pemeriksaan darah ditemukan adanya leukopenia, trombositopenia, dan waktu protrombim yang memanjang. Pemeriksaan lain melalui ultrasonografi, endoskopi, esofaguskopi, dan dilakukan biopsi hati. 2. Diagnosa keperawatan a. Menurut Doenges (2000) terdapat 8 diagnosa keperawatan yaitu : 1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet tidak adekuat, ketidakmampuan untuk memproses atau mencerna makanan , anoreksia, mual atau muntah. 2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium atau masukan cairan 3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi, adanya edema, asites. 4) Resiko terhadap pola nafas tidak efektif berhubungan terhadap cairan intrabdominal, penurunan ekspansi paru. 5) Resiko perdarahan berhubungan dengan hipertensi portal dan gangguan faktor pembekuan darah 6) Resiko perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan psikologis, peningkatan kadar amonium serum. 7) Gangguan body immage berhubungan dengan gangguan penampilan fisik. 8) Kekurangan pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengolahan berhubngan dengan ketidakbiasaan terhadap sumber-sumber informasi atau kekurangan informasi b. Diagnosa keperawatan menurut NANDA (2005), yang terdapat pada Tn “HM” adalah resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dengan faktor resikonya adalah prosedur invasif, ketidakcukupan pengetahuan terhadap zat-zat patogen, trauma, kerusakan jaringan yang terpapar dengan lingkungan, ruptur membran amnion, obat- obatan imunosupresif, malnutrisi, peningkatan paparan patogen dari lingkungan, imunosupresif, ketidak adekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, trauma jaringan, stasisi cairan tubuh, perubahan pH cairan), ketidak adekuatan pertahanan sekunder tubuh (penurunan hemoglobin, albumin, leukopenia, penekanan terhadap proses peradangan). c. Diagnosa keperawatan menurut Hudak (1996) yang terdapat pada Tn “HM” adalah, resiko infeksi berhubungan dengan pelepasan sel-sel kuffer melawan infeksi. d. Diagnosa keperawatan untuk gangguan fungsi hati menurut Brunner (2002) yang terdapat pada Tn “HM” adalah, intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik. 3. Perencanaan
  • 28. a. Menurut Doenges (2000) perencanaan keperawatannya yaitu : 1) Perubahan nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan diet tidak adekuat, kemampuan untuk memproses dan mencerna makanan, anoreksia Tujuan : Kebutuhan klien terpenuhi dengan kriteria klien menunjukkan kenaikan berat badan dan tidak ada tanda malnutrisi Intervensi : a) Hitung diet makanan dengan jumlah kalori Rasional : Menyediakan informasi tentang kebutuhan dan kekurangan intake b) Bandingkan perubahan status cairan, riwayat berat sebelumnya dengan pengukuran kulit trisep Rasional : Sulit untuk menggunakan indikator berat langsung maka, indikator status nutrisi dapat dilihat adanya edema dan asites, lipatan kulit trisep diukur untuk membantu perubahan tonus otot dan cadangan lemak subkutan c) Jelaskan klien tentang alasan tipe diet yang diberikan Rasional : Makanan penting untuk mendukung kesembuhan dan mungkin berbeda dengan selera d) Berikan makanan porsi kecil dan sering Rasional : Toleransi kurang untuk makanan yang banyak, mungkin tiba-tiba dapat meningkatkan tekanan abdominal atau asites e) Batasi intake kopi, produksi gas, berbumbu, trerlalu panas dan terlalu dingin Rasional : Mengurangi iritasi lambung atau atau diare dan ketidaknyamanan perut yang mungin kelemahan pencernaan. f) Sediakan subtansi garam jika diizinkan, menghindari amonium,. Rasional : Subtansi garam menambah rasa makanan dan meningkatkan nafsu makan. Amoniak memeberi resiko encefalopati g) Sediakan makanan lembut atau terlalu kasar jika diindikasikan Rasional : Hemorargi dari varises esofagus dapat terjadi dalam kemajuan sirosis h) Sediakan perawatan mulut sebelum makan Rasional : Klien cenderung cemas, gusi berdarah dan gigi busuk yang menambah anoreksia i) Monitor laboratorium seperti serum glukose, albumin, protein dan amoniak Rasional : Mengetahui gangguan metabolisme j) Konsul dengan ahli gizi untuk menyediakan diet tinggi kalori, karbohidrat sederhana, rendah lemak, sedang sampai tinggi protein, pembatasan garam dan cairan Rasional : Tinggi kalori karena klien kekurangan intake dan selalu terbatas. Lemak sedikit diabsorbsi karena disfungsi hati menyebabakan rasa tidak nyaman di perut. Protein untuk memperbaiki serum protein untuk mengurangi edema dan regenerasi sel hati k) Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti suplemen dan vitamin, tiamin, Fe, Zn dan anti emetik Rasional : Klien selalu kekurangan vitamin karena diet sedikit dan kerusakan hati sehingga menyebabkan anemia. Zn dapat meningkatkan stimulasi sklera. Anti emetik digunakan dengan hati-hati untuk mengurangi dan meningkatkan intake oral l) Anjurkan menghentikan merokok Rasional : Menurunkan rangsangan gaster berlebihan dan resiko iritasi dan perdarahan. 2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium dan berkurangnya protein plasma Tujuan : Keseimbangan volume cairan terpenuhi dengan kriteria turgor kulit baik, elektrolit dalam batas normal Intervensi : a) Ukur input dan output, menimbang setiap hari dan mencatat peningkatan lebih dari 0,5 kg /hari
  • 29. Rasional : Mengetahui keadaan volume cairan b) Monitor tekanan darah Rasional : Tekanan darah yang meninggi selalu berhubungan dengan berlebihnya volume. c) Menilai suhu perifer atau edema Rasional : Perubahan cairan jaringan, hasil dari sodium dan retensi, penurunan albumin dan peningkatan ADH. d) Ukur lingkar perut Rasional : Menggambarkan akumulasi cairan atau karena kehilangan protein plasma e) Monitor serum albumin dan elektrolit (potasium partikel dan sodium) Rasional : Penurunan serum albumin, mempengaruhi tekanan plasma koloid osmotik menyebabkan edema f) Batasi cairan dan sodium sesuai indikasi Rasional : Sodium dibatasi untuk mengurangi retensi cairan dalam ekstra vaskuler. Pembatasan penting untuk koreksi cairan natremi g) Atur garam albumin bebas atau perluasan sesuai indikasi Rasional : Albumin digunakan untuk meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam vaskuler (pengambilan cairan dari ruang vaskuler), menurunkan bentuk asites h) Atur pengobatan seperti spirolakton, potasium, obat inotropik Rasional : Penggunaan spironolakton yang hati-hati untuk mengontrol edema dan asites, berefek menghalangi aldosteron dan meningkatkan ekskersi air. Potasium biasa habis karena penyakit hati hilang bersama urin. Obat inotropik meningkatkan kardiak output memperbaiki fungsi dan aliran darah ginjal, teerapi mengurangi kelebihan cairan. 3) Resiko tinggi terhadap perdarahan berhubungan dengan gangguan faktor pembekuan, hipertensii portal Tujuan : Menurunkan resiko perdarahan dan mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan Intervensi a) Observasi warna, konsistensi dan banyaknya tinja Rasional : Mendeteksi adanya perdarahan saluran perdarahan b) Observasi gejala cemas, lambung penuh dan kelemahan Rasional : Mungkin mengindikasikan tanda yang lambat dari perdarahan dan syok c) Observasi perdarahan seperti ekimosis, epitaksis, ptekie dan perdarahan gigi Rasional : Untuk mengindikasikan mekanisme pembekuan darah d) Laporakan tanda-tanda vital dengan dengan interval tertentu Rasional : Sebagai dasar menjelaskan hipovolemi dan syok e) Jaga ketenangan dan batasi aktivitas Rasional : Meminimalkan resiko perdarahan dan ketegangan f) Beri Vitamin K sesuai order Rasional : Meningkatkan pembekuan yang berasal dari Vitamin dalam lemak yang penting untuk mekanisme pembekuan g) Beri intake makanan tinggi Vitamin C Rasional : Meningkatkan proses penyembuhan h) Gunakan sikat gigi lunak atau lembut Rasional : Mencegah trauma mukosa mulut sampai terjadi pererbaikan oral higiene i) Gunakan ukuran jarum suntik kecil untuk injeksi Rasional : Meminimalkan kehilangan darah dari pengulangan injeksi
  • 30. 4) Gangguan body image gambaran diri berhubungan dengan gangguan fisik, perubahan fungsi peran Tujuan : Body image klien meningkat dengan kriteria secara verbal mengerti perubahan diri dan menerimanya Intervensi : a) Diskusikan keadaanya dan jelaskan penyakit serta gejalanya Rasional : Klien sensitif terhadap perubahan tubuhnya dan merasa bersalah jika penyebabnya berhubungan dengan alkohol, dengan penjelasan itu ia akan paham dan mengerti b) Beri support dan perawatan dengan sikap bersahabat Rasional : Membantu klien merasa bernilai seperti orang dan lebih bersahabat c) Libatkan keluarga dalam perawatan Rasional : Membantu merasa berguna dan meningkatkan kepercayaan d) Libatkan konselor atau psikistri Rasional : Membantu memecahkan klien 5) Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya edema dan asites, akumulasi garam empedu pada kulit, gangguan sirkulasi atau status metabolik Tujuan : Klien dapat mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi faktor resiko dan menunjukkan faktor perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit Intervensi : a) Lihat permukaan kulit atau tekanan secara rutin. Rasional : Edema jaringan lebih cenderung untuk mengalami dekubitus asites dapat juga meregangkan kulit sampai pada titik robekan pada Sirosis hepatis b) Tinggikan ekstrimitas bawah Rasional : Menurunkan aliran darah balik vena dan menurunkan edema pada ekstrimitas c) Pertahankan sprei kering dan bebas lipatan Rasional : Kelembaban meningkatkan pruritus dan meningkatkan resiko kerusakan kulit d) Gunting kuku jari pendek, berikan sarung tangan bila diinsikasikan Rasional : Mencegah klien dari cedera tambahan pada kulit khususnya pada saat tidur e) Gunakan kasur bertekanan tertentu, kasur karton telur, kasur air, kulit domba sesuai indikasi Rasional : Menurunkan tekanan kulit, memperlancar sirkulasi dan menurunkan resiko iskemi atau kerusakan jaringan f) Berikan lotion kelamin, berikan mandi soda kue Rasional : Mungkin menghentikan gatal sehubungan dengan ikterik, garam empedu pada kulit 6) Resiko tinggi terhadap pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan asites, penurunan akumulasi paru, akumulasi sekret serta penurunan energi dan kelemahan Tujuan : Mempertahankan pola pernapasan efektif, bebas dispnea dan sianosis, dengan nilai GDA dan kapasitas dalam rentang normal. Intervensi : a) Awasi kedalaman, frekuensi dan upaya pernapasan Rasional : Pernapasan dangkal, dispnea, mungkin ada hubungan dengan hipoksia dan akumulasi cairan dalam abdomen b) Selidiki perubahan tingkat kesadaran
  • 31. Rasional : Perubahan kesadaran merupakan indikasi hipoksemia dan gagal nafas, yang sering disertai koma hepatik c) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi Rasional : Memudahkan pernapasan dengan meminimalkan tekanan pada diagfragma dan meminimalkan ukuran aspirasi sekret d) Awasi suhu, catat adanya menggigil, meningkatnya warna atau perubahan sputum Rasional : Menunjukkan timbulnya infeksi contohnya pneumonia e) Kolaborasi pemeriksaan GDA, ukur kapasitas vital dan foto dada Rasional : Menyatakan perubahan status pernafasan f) Berikan tambahan O2 sesuai indikasi Rasional : Mencegah hipoksia, ventilasi mekanik sesuai kebutuhan g) Siapkan prosedur parasintesis Rasional : Kadang-kadang dilakukan dengan membuang cairan asites bila pernapasan tidak adekuat h) Siapkan untuk pirau peritoneovena Rasional : Bedah penanaman kateter untuk mengembalikan, akumulasi dalam abdomen ke sistem sirkulasi melalui vena kava 7) Resiko tinggi terhadap perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, peningkatan kadar amonia serum, ketidakmampuan hati untuk mendetoksikasi enzim atau obat tertentu. Tujuan : Mempertahankan tingkat mental atau orientasi kenyataan Intervensi : a) Observasi perubahan perilaku mental contoh letargi, snomnolen Rasional : Pengkajian kesadaran penting karena fluktuasi alami dari koma hepatikum b) Catat adanya foetur hepatikum dan aktivitas kejang Rasional : Menunjukkan kadar amonia serum, peningkatan beresiko encefalopati c) Konsul pada orang terdekat tentang perilaku klien dan mental klien Rasional : Memberikan dasar perbandingan status kesadaran klien saat ini d) Orientasikan klien waktu, orang dan tempat sesuai kebutuhan Rasional : Membantu dalam mempertahankan terhadap orientasi kenyataan, menurunkan bingung dan ansietas e) Pertahankan aktivitas tirah baring dan bantu aktivitas perawatan klien Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik hati, mencegah kelelahan dan meningkatkan penyembuhan f) Awasi pemeriksaan laboratorium contoh amonia, pH, BUN, glukosa, darah lengkap dengan diferensial Rasional : Peningkatan kadar amonia, hipokalemi, alkalosis metabolik, hipoglikemi, anemia dan infeksi dapat mencetuskan atau berpotensi menjadi koma hepatik g) Bebaskan atau batasi diet protein Rasional : Protein nabati lebih bisa ditoleransi dari protein hewani 8) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit, menghubungkan gejala dan faktor penyebab, melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam perawatan Intervensi : a) Kaji ulang proses penyakit atau prognosis dan harapan yang akan datang Rasional : Memberikan dasar pengetahuan kepada klien dan dapat membuat pilihan informasi b) Tekankan pentingnya menghindari alkohol Rasional : Alkohol menyebabkan terjadinya Sirosis hepatis
  • 32. c) Informasikan kepada klien tentang efek gangguan penggunaan obat pada Sirosis hepatis dan pentingnya penggunaan obat hanya yang diresepkan Rasional : Beberapa obat bersifat hepatotoksik d) Tekankan pentingnya masukan nutrisi yang baik Rasional : Pemeliharaan diet yang tepat dan menghindari makanan tinggi amonia, membantu perbaikan gejala dan membantu mencegah kerusakan hati e) Tekankan perlunya mengevaluasi kesehatan dan mentaati program terapeutik Rasional : Sifat penyakit kronis mempunyai potensial untuk komplikasi mengancam hidup f) Tingkatkan aktivitas hiburan yang dapat dinikmati klien Rasional : Mencegah kebosanan dan meminimalkan ansietas depresi b. Menurut Brunner (2002), intervensi keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik adalah : 1) Kaji tingkat aktifitas dan derajat kelelahan, letargi dan malaise. Rasonal : Menyediakan dasaar bagi pengkajian dan kriteria selanjutnya untuk mengkaji efektifitas tindakan 2) Bantu dalam aktifitas dan kebersihan diri bila klien masih meras lelah Rasional : Meningkatkan sebagian latihan kebersihan diri dalam tingkat toleransi klien. 3) Anjurkan istirahat bila klien merasa lelah atau bila terdapat keluhan nyeri atau rasa tidak enak pada perut Rasional : Menyimpan tenaga dan melindungi hati 4) Bantu memilih latihan dan aktifitas yang diinginkan Rasional : Merangsang minat klien dalam menyeleksi aktifitas. Memperbaiki perasaan sehat secara umum dan percaya diri. c. Menurut (hudak, 1996) perencanaan intervensi untuk diagnosa resiko infeksiberhubungan dengan tindakan invasif dan hipoalbuminemia adalah : 1) Pertahankan teknik aseptik untuk ketika melakukan prosedur Rasional : Meminimalkan resiko infeksi 2) Pertahankan sterilitas jalur invasif dan selang Rasional : Memotong agen penyebab infeksi 3) Amati lokasi inveksi terhadap tanda-tanda infeksi Rasional : Mengidentifikasi untuk menentukan intervensi selanjutnya 4) Ganti lajur invasif setiap 72 jam Rasional : Memberikan kesempatan pada lokasi invasif untuk melakukan pemulihan. 5) Pantau suhu tubuh dan hasil sinar x dada Rasional : Indikasi terjadinya infeksi sekunder pada paru serta efusi pleura. 6) Periksa kultur semua drainase dan selang Rasional : Menentukan jenis bakteri dan terapi yang tepat 7) Berikan antibiotik sesuai pesanan Rasional : Membunuh mikroorganisme dengan obat yang sesuai. 4. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah inisiatif dari perencanaan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2001). Didalam pelaksanaan harus menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan klien serta rumah sakit tempat perawat bekerja. 5. Evaluasi a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diet tidak adekuat, kemampuan untuk memproses dan mencerna makanan, anoreksia Evaluasi : Diharapkan klien akan menunjukkan peningkatan berat badan progresif, nilai laboratorium normal dan tidak mengalami malnutrisi lebih lanjut.
  • 33. b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium dan berkurangnya protein plasma Evaluasi : diharapkan klien akan menunjukkan volume cairan stabil, dengan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran, berata badan stabil, tanda vital dalam rentang normal dan tak ada edema. c. Resiko tinggi terhadap perdarahan berhubungan dengan gangguan faktor pembekuan, hipertensii portal Evaluasi : diharapkan klien akan mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan dan menunjukkan penurunan perilaku resiko perdarahan. d. Gangguan body image gambaran diri berhubungan dengan gangguan fisik, perubahan fungsi peran Evaluasi : diharapkan klien akan menyatakan pemahaman akan perubahan dan penerimaan diri pada situasi yang ada. e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya edema dan asites, akumulasi garam empedu pada kulit, gangguan sirkulasi atau status metabolik Evaluasi : Diharapkan klien dapat mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi faktor resiko dan menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit. f. Resiko tinggi terhadap pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan asites, penurunan akumulasi paru, akumulasi sekret serta penurunan energi dan kelemahan Evaluasi : Diharapkan klien mampu mempertahakan pola pernapasan efektif, bebas dispnea dan sianosis, dengan nilai GDA dan kapasitas vital dalam batas normal. g. Resiko tinggi terhadap perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, peningkatan kadar amonia serum, ketidakmampuan hati untuk mendetoksikasi enzim atau obat tertentu. Evaluasi : Diharapkan klien mampu mempertahankan tingkat mental atau orientasi kenyataan, menunjukkan perilaku atau perubahan pola hidup untuk mencegah atau meminimalkan perubahan mental. h. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan Evaluasi : Diharapkan klien dapat menyatakan pemahaman tentang proses penyakit atau prognosis, menghubungkan gejala dengan faktor penyebab, melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam perawatan. i. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik Evaluasi : Diharapkan klien dapat beraktifitas sesuai dengan toleransinya baik dengan atau tanpa bantuan sama sekali j. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan hipoalbumin Evaluasi : Diharapkan klien tidak mengalami infeksi selama terdapat terapi invasif dan hipoalbumin C. Dokumentasi keperawatan Setelah dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, perawat harus segera melakukan dokumentasi hasil pelaksanaan proses keperawatan. Karena itu adalah sebagai bukti dari pekerjaan keperawatan yang digunakan untuk mengungkapkan fakta yang akan dipertanggungjawabkan. Dokumentasi diartikan sebagai pekerjaan mencatat atau merekam jalannya peristiwa yang dianggap berharga atau penting, otentik serta rahasia dan sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai dasar hukum. Manfaat dokumentasi adalah sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim kesehatan lainnya, sebagai dokumen resmi dalam sistem pelayanan kesehatan dan dapat juga sebagai alat yang digunakan dalam bidang pendidikan serta sebagai alat pertanggungjawaban asuhan keperawatan yang telah berikan. (Nasrul Effendi, 1995). Prinsip-prinsip pendokumentasian menurut Nasrul Effendi adalah : 1. Tersedia format yang khusus bagi pendokumentasian
  • 34. 2. Dokumentasi hanya dibuat oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobservasi secara langsung. 3. Dokumentasi harus dibuat sesegera mungkin. 4. Catatan harus dibuat sesuai dengan kronlogis dengan perkembangan klien. 5. Penulisan singkatan harus dilakukan secara umum dan seragam. 6. Mencantumkan tanggal, waktu, tanda tangan dan inisial perawat yang menulis dokumentasi perawatan klien tersebut. 7. Dokumentasi harus benar akurat, benar, komplit, jelas, dapat dibaca dan ditulis dengan tinta hitam atau biru. Tujuan pendokumentasian menurut Nasrul Effendi (1995) adalah sebagai berikut : 1. Dokumentasi sebagai wahana komunikasi bagi perawat dan tim kesehatan lain 2. Menunjukkan akuntabilitas 3. Penelitian & Statistik 4. Jaminan kualitas pelayanan kesehatan 5. Memberikan pelayanan keperawatan yang berkelanjutan DAFTAR PUSTAKA ________, 2001, http://www.atoziqhealth.com. Diakses tanggal 06 Agustus 2005 Almatsir, S, 2004, Penuntun Diet, edisi baru, Instalasi diet RS Dr. cipto Mangunkusumo, Jakarta Doenges, M .E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Engram, B, 1999, Rencana asuhan Keperawatan, volume 3, EGC, Jakarta Friedmen, M, 1998, Keperawatan Keluarga, edisi 1, EGC, Jakarta Gallo, H, 1996, Keperawatan Kritis, volume 2, EGC, Jakarta Long.C.B, 1996, Perawatan medical Bedah, jilid 3, Yayasan Ikatan alumni Pendidikan keperawatan, Jakarta Mansjoer,A, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta NANDA, 2005, Nursing diagnosis, Philadelphia the assocation, Philadelphia Nursalam, BSN. 2001. Proses dan Pendokumentasian, edisi 1, Jakarta Priharjo, R, 1993, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta Suddart, B, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, EGC, Jakarta Waspandji, S, 1987, Ilmu Penyakit Dalam, Balai penerbit , edisi 2, FKUI, Jakarta Wiki, M, 2005, http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 06 Agustus 2005. Pengkajian data 1. Istirahat/aktivitas DS : Kelemahan, Fatique. DO: Menurunkan massa otot. 2. Sirkulasi : DS : Riwayat ganggguan kongesti (CHF), Penyakit rematik, jantung, kanker (Malfungsi hati akibat gagl hati).
  • 35. DO : Hipertensi / hipotensi - Disritmia, suara jantung tambahan - Distensi vena juguler, dan vena abdomen. 3. Eliminasi : DS : - Flatulensi - Diare/konstipas DO : Distensi abdominal. Menurunya suara pencernaan Urin pekat Feses seperti dempul, melena. 4.Makana/minum DS : Anoreksia DO : Penurunan BB, Edema. Kulit kering, turgor jelek. Joundice, Spider angiomos. 5. Neurosensori DS : Depresi mental DO : Berbicara tidak jelas Hepatik enchelopati. 6. Nyeri/kenyamanan DS : Kembung, pruriyus DO : Tingkah laku membingungkan 7. Respirasi DS : Dyspnoe DO : Tachypnoe Terbatasnya ekspirasi dada. 8. Sexualitas DS : Gangguan menstruasi DO : Atropi testis, Ginekomasti, Rambut rontok 9. Pengetahuan DS : Riwayat pemakaian alcohol yang lama. Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang merusak fungsi hati, dll. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia, gangguan metabolisme protein,lemak,glukosa dan gangguan penyimpanan Vitamin b. Perubahan volume cairan tubuh, berhubungan dengan malnitrisi, kelebihan sodium/ intake cairan. c. Resiko ketidak efektifan pola nafas berhubungna dengan ascites, menurunya ekspansi paru. d. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan sirkulasi atau status metabolic. e. Resiko terjadi perdarahan yang berhubungan dengan riwayat darah yang abnormal, hipertensi portal. f. kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat. IMPEMENTASI Dianosa keperawatan 1. a. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnoe, nausea. b. Anjurkan untuk istirahat sebelum makan. c. Beri makanan dengan jumlah kecil tapi sring. d. Batasi minum. e. Beri makanan rendah Protein dan kalori. f. Monitor hasil Lab : kadar glukosa, albumin, protein total dan kadar amoniak. g. Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi. DAFTAR PUSTAKA Pengarapen, Tarigan, (1998). Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, Edisi ketiga : Balai penernit FKUI. Jakarta
  • 36. Carpenito. L.J (2001). Buku saku diagnosa keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta Sylvia A. Prince, (1995). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit, Edisi 4, Buku 1. EGC. Jakarta Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan. EGC. Jakarta Diposkan oleh Ari sandi di 08.32