2. Cardiac arrest : Penghentian tiba-tiba fungsi
mekanis kardiovaskular, dapat bersifat
reversibel oleh tatalaksana yang tepat namun
dapat menyebabkan kematian apabila
terlambat ditangani
Penyebab : Ventricular fibrillation (VF),
ventricular tachycardia (VT), asystole,
bradycardia, pulseless electrical activity (PEA),
mechanical factors.
Cardiac arrest
5. Bradikardia
• Bradikardia : denyut jantung kurang dari 60
kali permenit.
• Bradikardia relatif : denyut jantung lebih dari
60 kali permenit tapi masih kurang dari
kondisi yang seharusnya
Bradikardia jadi masalah bila simtomatik
atau menimbulkan gejala dan tanda akibat
denyut jantung yang terlalu lambat, biasanya
< 50 menit.
6. Gejala dan Tanda
• Gejala yang mungkin timbul :
1. Pusing, kesadaran menurun
2. Lemah, hampir pingsan, pingsan (sinkop)
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
• Tanda yang dapat terjadi meliputi :
1. Hipotensi atau syok
2. Akral dingin dengan penurunan produksi urin
3. edema paru
7. Tatalaksana
• Apabila bradikardia sudah menimbulkan
tanda dan gejala, usahakan untuk
meningkatkan denyut jantung dengan :
1. Pastikan tidak ada gangguan jalan nafas
2. Berikan oksigen
3. Pasang monitor EKG, tekanan darah,
oksimetri
4. Pasang jalur intravena
8.
9. Takikardia
• Takikardia dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara, berdasarkan pemunculan kompleks QRS,
denyut jantung dan regularitas.
• Takikardia didefinisikan sebagai aritmia dengan
denyut jantung > 100x per menit.
• Takikardia menimbulkan gejala klinis pada
kondisi yang ekstrim dan sering kali pada aritmia
dengan denyut jantung ≥ 150x per menit.
10. Klasifikasi Takiaritmia
Takikardia kompleks QRS-sempit
(QRS ≤ 0.12), terkait frekuensi
Takikardia kompleks QRS lebar
(QRS ≥ 0.12)
• Sinus takikardia
• Fibrilasi atrium
• Flutter atrium
• Re-entri nodus AV
• Takikardia dimediasi-jalur
aksesoris
• Takikardia atrium (termasuk
bentuk otomatisasi dan reentri)
• Multifocal atrial tachycardia
(MAT)
• Junctional tachycardia (jarang
pada dewasa)
• Takikardia ventrikular
(Ventricular tachycardia
[VT]) dan fibrilasi
ventrikular (ventricular
fibrillation [VF])
• SVT dengan aberan
• Takikardia pre-eksitasi
(Wolff-Parkinson-White
[WPW] syndrome)
• Irama pacu ventrikel
13. Syndrome Coronary Acute
Pengertian SKA merujuk pada sekumpulan
keluhan dan tanda klinis yang sesuai dengan
iskemia miokardium akut.
Sindrom koroner akut merupakan suatu
spektrum dalam perjalanan penderita
penyakit jantung koroner (aterosklerosis
koroner)
14. Sindrom koroner akut dapat berupa :
1. Angina pektoris tidak stabil,
2. Infark miokard dengan non-ST elevasi,
3. Infark miokard dengan ST elevasi,
4. Kematian jantung mendadak.
15. Beberapa hal yang mendasari patofisiologi SKA
adalah :
1. Plak tidak stabil
Rupturnya plak yang kaya lipid. Adanya komponen sel
inflamasi yang berada di bawah subendotel
merupakan titik lemah dan merupakan predisposisi
terjadinya ruptur plak
2. Ruptur plak
Setelah plak ruptur, sel-sel platelet akan menutupi
atau menempel pada plak yang ruptur, merangsang
agregasi platelet, fibrinogen akan menyelimuti
platelet dan merangsang pembentukan trombin.
16. 3. Angina tidak stabil
Sumbatan trombus yang parsial akan menimbulkan
gejala iskemia lebih lama dan dapat terjadi saat
istirahat. Oklusi trombus yang bersifat intermiten
dapat menyebabkan nekrosis miokard sehingga
menimbulkan NSTEMI
4. Mikroemboli
Mikroemboli dapat berasal dari trombus distal dan
bersarang di dalam mikrovaskular koroner yang
menyebabkan troponin jantung meningkat risiko
tinggi infark
17. 5. Oklusi trombus
Jika trombus menyumbat total pembuluh darah
koroner dalam jangka waktu yang lama,
maka akan menyebabkan STEMI.
18. DIAGNOSIS
Gejala :
1. Lokasi nyeri daerah retrosternal dan pasien
sulit melokalisisr rasa nyeri
2. Deskripsi nyeri rasa berat seperti dihimpit,
ditekan atau diremas
3. Penjalaran nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu,
punggung, leher, rahang bawah
4. Lama nyeri nyeri pada SKA > 20 menit
5. Gejala sistemik mual, muntah, atau keringat
dingin
19. ELEKTROKARDIOGRAM
1. Elevasi segmen ST minimal di dua lead yang
berhubungan atau LBBB (Left Bundle Branch
Block) baru.
2. Depresi segmen ST atau inversi gelombang T
yang dinamis saat pasien mengeluh nyeri
dada.
3. EKG non diagnostik baik normal ataupun
hanya ada perubahan minimal
20.
21.
22. TERAPI INISIAL
Oksigen oksigen diberikan pada semua
pasien dengan sesak nafas, tanda gagal
jantung, syok, atau saturasi oksigen <94%,
diberikan dalam 6 jam pertama terapi
Aspirin direkomendasikan kepada semua
pasien SKA kecuali terdapat kontraindikasi
dan diberikan 160-325 mg dikunyah. Dosis
pemeliharaan 75-100 mg/hari
23. Nitrogliserin dapat diberikan sublingual sampai
3 kali dengan interval 3-5 menit jika tidak ada
kontraindikasi.
Kontraindikasi :
1. TD < 90 mmHg atau ≥ 30 mmHg lebih rendah dari
pemeriksaan TD awal,
2. Bradikardia < 50x/menit atau takikardia >
100x/menit tanpa adanya gagal jantung, dan
adanya infark ventrikel kanan
3. Penggunaan fosfodiesterase (contoh : viagra) < 24
jam
24. Analgetik morfin diberikan bila pemberian
nitrogliserin sublingual atau semprot tidak
respons.
Clopidogrel dan antiplatelet lain terutama
bermanfaat pada pasien STEMI dan NSTEMI
risiko sedang sampai tinggi, dengan dosis
pertama 300 mg dan dilanjutkan dosis
pemeliharaan 75 mg
25. KONTRAINDIKASI
Absolut Relatif
Pendarahan intrakranial
kapanpun
Stroke iskemik < 3 bulan, > 3 jam
Kecurigaan diseksi aorta
Adanya kelainan struktur
vaskular serebral (AVM)
Perdarahan internal aktif atau
gangguan sistem pembekuan
darah
Cedera kepala tertutup atau
cedera wajah dalam 3 bulan
terakhir
Tekanan darah tidak terkontrol
TD sistolik > 180 mmHg, diastolik
> 110 mmHg
Riwayat stroke iskemik > 3 bulan,
demensia
Trauma atau RJP lama (>10 menit)
atau operasi besar < 3 bulan
Perdarahan internal dalam 2-4
minggu
Hamil, ulkus peptikum aktif,
sedang menggunakan
antikoagulan dengan INR tinggi