2. OBAT2AN EMERGENCY
Onset cepat efek segera
Pada umumnya diberikan melalui injeksi (SC, IM, IV)
Pada umumnya mempunyai rentang terapi sempit
pengawasan ketat
Contoh: adrenalin
PERAN PERAWAT:
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian obat
Mampu melakukan menghitungan dosis yang tepat
Mampu memberikan obat2 emergency dengan rute yang
tepat
Mengetahui hal2 yg harus dievaluasi setelah pemberian
obat
5. PENGENCERAN/ PELARUTAN
Sediaan obat injeksi:
Serbuk
Ditambahkan aquades sampai volume tertentu
Misal: Cefotaxime 1 g/ Vial
Larutan/ Suspensi
Sudah dalam bentuk larutan/ cair
Bisa langsung digunakan/ diencerkan dahulu
Contoh: dopamine (200 mg/ 5 mL)
6. Contoh 1:
Cefotaxim 1 g (1000 mg)/ vial
Ditambah sampai 10 mL aquades 1000 mg/ 10 mL
100 mg/mL
Ditambah sampai 20 mL aquades 1000 mg/ 20 mL
50 mg/mL
Misal : BB pasien 25 kg, dosis 10 mg/kgBB 250 mg/X
dengan pengenceran 10 mL ?? ml
dengan pengenceran 20 mL ?? ml
7. Contoh 2:
Diazepam (10 mg/ 2 ml) encerkan menjadi 5 ml
Berat badan 20 kg
Dosis 0,3 mg IV pelan 20 x 0,3 = 6,0 mg
Diazepam 1 ampul + 3 ml aquades
Dosis setelah pengenceran = 10 mg/ 5 ml = 2 mg/ml
Untuk diazepam sebesar 6,0 mg, larutan yg diambil
adalah 3 ml ml
Jika tidak diencerkan 5 mg/ml
Untuk kebutuhan 6 mg, larutan yg diambil = 1,2 ml
8. Contoh 3 (syringe pump):
Dopamin (Ampul 200 mg/ 5 ml 200. 000 ug/ 5 ml)
Berat badan pasien 40 kg,
Dosis yg dibutuhkan 5 ug/kgBB/menit
Dopamin yg dibutuhkan = 40 x 5 = 200 ug/menit
Kecepatan syringe pump pu dalam ml/jam
9. Dopamine yg dibutuhkan 200 ug/menit
Dosis/jam = 12.000 ug/jam
200 x 60 menit = 12.000
Jika Volume syringe maka 1 ml = 4.000 ug
pump = 50 ml (5 ml
200.000 ug/ 50 ml = 4.000
dopamine + 45 ml NS)
Kecepatan syringe 12.000 ug/jam
= 3 ml/ jam
pump ( ml/ jam) 4.000 ug/ml
10. 3 ml/ jam 3 x 4.000 ug/jam = 12.000 ug/jam
12.000 ug/jam = 12.000/60 menit = 200 ug/ menit
Jika dopamine diencerkan 20 ml ??
Adrenaline 1 ug/menit ??
11.
12. ADRENALIN (EPINEPHRIN).
INDIKASI:
VF, Pulseless VT, PEA, Asystole
Mengatasi gangguan sirkulasi (Syok distributif)
menghilangkan bronchospasme
SEDIAAN:
ampul 1:1000 (1 mg/1 ml)/ ampul 1:10000 (0,1 mg / 1 ml)
Rute: IV flush, ET (2-3 x dosis IV), Infusion 1 mg/500 ml D5%/NS
(2 ug/mL)
DOSIS:
CPR : 1 mg IV flush (diikuti 10 ml NS), diulang 3-5 menit
2- 2,5 mg ET (dilarutkan dlm 10 ml NS)
Anafilaktik : 0,5 mg SC/IM
Shock : infusion 1 ug/menit, titrasi sampai max 10 ug/mnt
Bronkodilator : 0,3 mg SC (syarat kondisi jantung bagus)
13. Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung
Meningkatkan konduksi HR meningkat
Meningkatkan resistensi vaskuler BP naik
mengubah “Fine Ventricular Fibrillation” menjadi
“Coarse Ventricular Fibrillation” lebih mudah di DC
Dosis besar dapat menyebabkan iskemia
miokard, angina, dan peningkatan kebutuhan oksigen
miokard
14. ATROPIN
Golongan antikolinergik
INDIKASI:
Asystole/PEA (2nd line setelah adrenalin)
Unstable bradikardia
Keracunan kolinergik (organofosfat)
SEDIAAN:
Ampul 0,25 mg/ 1 mL
DOSIS:
Asistol/PEA : 1 mg IV flush, diulang 3 – 5 menit (maks 3 mg)
2 – 3 mg dilarutkan dalam 10 ml NS
Bradikardia : 0,5 mg IV flush, diulang tiap 3 –5 menit (maks 3 mg)
Keracunan organofosfat: 1-2 mg, diulang tiap 2-5 menit sampai
terdapat tanda atropinisasi
15. EFEK:
Meningkatkan konduksi HR naik
Menurunkan sekresi klj antikolinergik
PERHATIAN:
Dapat memperburuk iskemia miokard
(takikardi, palpitasi)
Menyebabkan bradikardia paradoksal (< 0,5 mg)
Hipertensi, kejang
Tidak berguna untuk blok AV node derajat 2 tipe II dan
derajat 3
18. AMIODARON
INDIKASI:
henti jantung refrakter terhadap RJP, shock, dan vasopresor
Aritmia ventrikel berulang (VF atau VT dengan hemodinamik
tak stabil)
SEDIAAN:
Ampul 150 mg/ 3 ml
DOSIS:
henti jantung : 300 mg (dalam 20 ml – 30 ml D5%) IV bolus
aritmia ventrikel : 150 mg IV dalam 10 menit (15 mg/menit)
Maintenance : 1 mg/menit IV dalam 6 jam, kemudian 0,5
mg/menit IV dalam 18 jam (dosis maksimal : 2,2 g/hari)
19. PERHATIAN:
waktu paruh sangat panjang (sampai 40 hari)
interaksi obat yang kompleks dan multipel
hipotensi (pada pemberian berulang)
bradikardi
20. DOPAMINE
INDIKASI:
Shock (refrakter terhadap pemberian cairan)
obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis
(setelah atropin)
Hipotensi (TDS < 70 mmHg)
SEDIAAN: Ampul 200 mg/ 5 mL
DOSIS:
2 – 5 ug/kg/menit meningkatkan renal blood
flow
5 – 10 ug/kg/mnt meningkatkan kontraksi
jantung
> 10 ug/kg/ mnt konstriksi sistemik
21. PERHATIAN:
Setelah target tercapai, turunkan bertahap (tapering)
Jangan mencampur/melarutkan dengan natrium
bikarbonat, lakukan pengenceran dengan D5%, D5 1/2
NS, D10 0,18 NS; RL
Diberikan dengan syringe pump atau infusion pump,
harus selalu drip, bukan IV bolus
Bisa menyebabkan takiaritmia, vasokonstriksi yang
eksesif
22. DOBUTAMIN
INDIKASI:
Dipertimbangkan untuk kasus pump problems (gagal
jantung kongestif, sembab paru/congestive
pulmonum) dengan TDS 70 – 100 mmHg dan tidak
ada tanda-tanda syok
SEDIAAN: Ampul 250 mg/ 10 mL
DOSIS:
2 – 20 µg/kg per menit, titrasi sehingga HR tidak
sampai meningkat 10 % dari baseline
23. PERHATIAN:
Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg dan ada
tanda-tanda syok
Menyebabkan takiaritmia
Tidak boleh mencampur dengan natrium bikarbonat
24. MORFIN
INDIKASI:
Chest pain dengan Acute Coronary Syndrome (ACS) yang
tak respon dengan nitrat
Edema paru akut kardiogenik (bila TD adekuat)
SEDIAAN: Ampul 10 mg/ 1 mL
DOSIS:
Dosis inisial : 2 – 4 mg IV dalam 1 – 5 menit, setiap 5
sampai 30 menit
Dosis ulangan : 2 – 8 mg pada interval 5 sampai 15 menit
Masukkan pelan-pelan dan titrasi sampai tercapai efek
25. PERHATIAN
Tidak untuk infark inferior
Bisa menyebabkan depresi napas
Menyebabkan hipotensi (pada pasien dengan deplesi
volume cairan)
Gunakan dengan hati-hati/perhatian penuh pada
kasus infark ventrikel kanan
Antidotum : nalokson (0,4 – 2 mg IV)