3. Hipermetropi
Pada Hipermetropi/hipermetropia atau rabun dekat, mata memfokuskan
cahaya dibelakang retina sehingga banyangan yang diterima oleh retina menjadi kabur.
Penglihatan dapat difokuskan dengan menempatkan lensa cembung atau plus didepan
mata.
Miopi
Miopi adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar
yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik
kuning)
Astigmat
Astigmat adalah suatru keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan
dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasaan sehingga focus pada
retina tidak pada satu titik. Hal ini diakibatkan karena terdapatnya 2 bidang ekstrim
yang saling tegak lurus yang mempunyai kemampuan berbeda dalam kelengkungan
yang tidak sferis pada kornea ataupun lensa keadaan ini disebut sebagai astigmat
regular.
4.
5.
6. Penyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan
oleh empat hal yaitu
Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek
Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat
Perubahan posisi lensa
7. Penyebab Miopi
Gaya membaca yang tidak sehat. seperti
membaca sambil tidur-tiduran membaca
ditempat yang gelap, membaca dibawah sinar
matahari langsung yang silau, menatap sumber
cahaya terang langsung.
Faktor usia.
Kurang bisa menjaga keamanan dan kesehatan
mata.
8. Penyebab
Komplikasi akibat operasi mata.
Cedera pada kornea akibat infeksi.
Kondisi pada kelopak mata yang mengganggu
struktur kornea. Misalnya terdapat benjolan pada
kelopak mata yang menekan kornea.
Keratoconus dan keratoglobus, kondisi di mana
kornea dapat berubah bentuk, baik
mengggembung atau menipis.
Kondisi mata lainnya yang mempengaruhi kornea
atau lensa.
9. Hipermetropi
Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbulk gejala hipermetrop
dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman
(asthenopia) ketika pasien harus focus pada satu jarak tertentu untuk waktu yang lama,
misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika
terpaku pada satu level tertentu dari ketegangan.
Miopi
a. Melihat jelas bila dekat dan melihat jauh kabur ( rabun jauh ).
b. Sakit kepala sering disertai juling.
c. Celah kelopak yang sempit.
d. Astemopia konvergensi.
e. Myopik kresen yaitu: gambaran bulan sabit yang terlihat pada polos posterior
fundus matamyopia yang terdapat pada daerah pupil saraf optik akibat tidak
tertutupnya sklera oleh koroid.
f. Degenerasi macula dan retina bagian perifer.
Astigmat
a. Penurunan ketajaman mata baik jarak dekat maupun jauh.
b. Tidak teraturnya lekukan kornea.
10. Penyebab kelainan refraksi menurut Ilyas, S. (1998). Timby, Scherer dan
smith. (2000) yaitu :
1. Myopia
a. Sumbu optik bola mata lebih panjang.
b. Pembiasan media penglihatan kornea lensa yang terlalu kuat.
2. Hipermetropi
a. Bola mata pendek atau sumbu anteropasterior yang
pendek.
b. Kelengkungan kornea atau lensa kurang.
c. Indeks bias kurang pada sistem optik mata.
3. Astigmatisme
a. Kelainan kelengkungan permukaan kornea.
b. Kelainan pembiasan pada miridian lensa yang berbeda.
c. Infeksi kornea.
d. Truma distrofi.
13. 1. Penurunan persepsi sensori: penglihatan yang b.d penurunan
tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan
Intervensi:
1. Kaji ketajaman
penglihatan klien
2. Identifikasi alternatif
untuk optimalisasi
sumber rangsangan
3. Sesuaikan lingkungan
untuk optimalisasi
penglihatan:
- Orientasi klien terhadap
ruang rawat
Rasional
1. Mengidentifikasi
kemampuan visual
klien
2. Memberikan
keakuratan penglihatan
dan perawatannya
3. Meningkatkan
kemampuan persepsi
sensori
14. Intervensi:
1. Jelaskan penyebab pusing
dan mata lelah
2. Anjurkan klien agar cukup
istirahat dan tidak
melakukan aktivitas
membaca terus menerus
3. Gunakan lampu atau
penerangan yang cukup
saat membaca
4. Kolaborasi pemberian kaca
mata untuk peningkatan
tajam penglihatan klien
Rasional
1. Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan pengetahuan
klien sehingga klien
kooperatif dalam tindakan
keperawatan
2. Mengurangi kelelahan mata
sehingga pusing berkurang
3. Mengurangi silau dan
akomodasi berlebihan
4. Membantu klien agar
mempermudah
penglihatannya
15. 1. Perubahan persepsi sensori visual b.d gangguan
penglihatan
Intervensi:
1. Menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan
penglihatan
2. Melakukan uji ketajaman
penglihatan
Rasional:
1. Pengetahuan tentang
penyebab mengurangi
kecemasan dan
meningkatkan
penghetahuan klien
sehingga klien kooperatif
dalam tindakan
keperawatan
2. Mengetahui visus dasar
klien dan perkembangannya
setelah diberikan tindakan
16. Intervensi
1. Menjelaskan tentang
kemungkinan yang
terjadi akibat
penurunan tajam
penglihatan
2. Menganjurkan untukn
membatasi aktivitas
seperti mengendarai
kendaraan pada malam
hari
Rasional
1. Menjelaskan tentang
kemungkinan yang
terjadi akibat
penurunan tajam
penglihatan
2. Menganjurkan untukn
membatasi aktivitas
seperti mengendarai
kendaraan pada malam
hari
17. Tamsuri Anas.2010. klien gangguan mata dan
penglihatan KMB. Jakarta :EGC
Ilyas sidarta, dkk. (2018). Sari ilmu penyalit Mata.
Fakultas kedokteran universitas indonesia:jakarta