3. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi keadaan sejahtera
fisik, mental dan sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi,
peran & sistem reproduksi
4. Definisi Remaja
Remaja masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang melibatkan perubahan
berbagai aspek spt biologis, psikologis & sosial-
budaya.
Remaja (WHO) perkembangan dari saat
timbulnya tanda seks sekunder hingga
tercapainya maturasi seksual dan reproduksi,
suatu proses pencapaian mental dan identitas
dewasa, serta peralihan dari ketergantungan
sosio ekonomi menjadi mandiri.
Secara biologis, indikator awal masa remaja
pubertas. Akhir masa remaja / memasuki masa
5. Batasan Usia Remaja
Remaja berusia 12-24 tahun (WHO).
Remaja berusia 10-24 tahun (BKKBN).
Remaja berusia 10-19 tahun (Kemenkes).
Remaja berusia 11-24 tahun (PKBI).
Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
menganggap remaja mereka yang belum
menikah dan berusia antara 13-16 tahun, atau
mereka yang bersekolah di sekolah menengah
pertama (SMP) dan sekolah menengah atas
(SMA).
6. Kesehatan Reproduksi
Remaja
Pengertian
Kesehatan reproduksi remaja suatu
kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki
oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata
berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara
mental serta sosial kultural.
9. 1. Risiko Kehamilan
Remaja
Beberapa faktor yang memotivasi remaja
melakukan Hubungan Intim sebelum
nikah:
Menyalurkan dorongan seksual
Kesenangan
Membuktikan “kejantanan”
“Upaya penyerahan diri” pada
pasangan
10. Risiko berhubungan intim sebelum
menikah :
Hilangnya keperawanan dan keperjakaan
Ketagihan kenikmatan menimbulkan
keinginan untuk berbuat kembali dan sulit
mengendalikan diri.
Hubungan cinta tak lagi mulus dan tulus
(pacaran mengandung unsur nafsu dan
saling eksploitasi).
Kehamilan
Risiko Kehamilan
Remaja
11. PMS, HIV/AIDS akibat pasangan
rentan melakukan hubungan intim diluar
nikah
ISR (Infeksi Saluran Reproduksi), spt
kanker serviks
Gangguan Fungsi Seksual ketegangan
saat melakukan hubungan intim diluar
nikah risiko vaginismus
Perasaan malu, bersalah dan berdosa,
takut hamil dan diketahui orang lain
Perasaan tak berharga
Risiko Kehamilan
Remaja
12. 2. Risiko Aborsi pada
Remaja
Sebagian besar kehamilan pada remaja
adalah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
Faktor yang menyebabkan KTD:
1. Usia menstruasi/menarche semakin dini dan
usia kawin yang semakin tinggi terjadi
“masa rawan” kecenderungan perilaku
seksual aktif
2. Kurang pengetahuan ttg perilaku seksual
3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
4. Kegagalan alat kontrasepsi kurang
pemahaman alat KB
13. Risiko dari Kehamilan pada
Remaja
Risiko Medis
BBLR dan bayi prematur
Risiko Psikologis
kekhawatiran, rasa takut, penyesalan
berkepanjangan, perasaan bersalah, depresi,
masa depan menjadi suram
Risiko Sosial
remaja perempuan dicap “tidak mampu
menjaga diri”, dikucilkan masyarakat, dapat
menyebabkan putus sekolah, anak yang
dilahirkan mendapatkan cap buruk “anak
diluar nikah”
14. Aborsi pada Kehamilan
Remaja
KTD memicu aborsi.
Upaya aborsi yang biasa dilakukan
remaja:
- Penggunaan ramuan, jamu peluruh rahim,
makan nenas muda dicampur merica
- Manipulasi fisik; pijatan pada rahim
- Penggunaan alat bantu tradisional yang
tidak steril risiko infeksi pada rahim
15. Risiko melakukan Aborsi pada
Remaja
Infeksi alat reproduksi berisiko
infertilitas
Perdarahan shock dan ancaman
kematian
Risiko ruptur uterus dan penipisan dinding
uterus
Terjadinya fistula genital traumatis
16. 3. Kerentanan terhadap HIV /
PMS
PMS = STD (Sexually Transmitted
Diseases) penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual
Etiologi PMS :
- Bakteri : shipilis, gonorrhoe, chlamidia
- Virus : Herpes simplex, chancroid (ulcus
mole), kutil (warst)
- Jamur : Candida albicans
- Protozoa : Trichomonas vaginalis
17. Perilaku yang berisiko
terhadap HIV / PMS
Deep kissing berisiko candidakrn candida
didptkan dari partner yg telah melakukan
orogenital
Hubungan seks pervaginam risiko PMS
bahkan HIV akibat partner berganti-ganti
pasangan
Kontak mulut laki-laki dgn alat kelamin
perempuan berisiko infeksi di mulut krn
menembus selaput lendir mulut (sipilis, GO,
bahkan AIDS)
Kontak mulut perempuan dgn alat kelamin laki-
laki risiko sipilig, GO, AIDS
Kontak mulut dgn anus berisiko infeksi saluran
cerna dan infeksi mulut
18. Risiko akibat Hubungan Seksual
yang Rentan terkena PMS / HIV
DAMPAK BAGI REMAJA PEREMPUAN
Ggn siklus dan jumlah menstruasi penurunan
kesuburan akibat infeksi
Timbulnya leukorhoe (flour albus) infkesi organ
reproduksi
Nanah, bekas abses di alat kelamin risiko thd
ggn kualitas hubungan, rasa nyeri, tidak nyaman
saat coitus
Perlengketan tuba fallopi risiko thd ggn
menstruasi dan infertilitas
Kelahiran anak cacat bawaan
Risiko kehamilan diluar kandungan (KET)
19. Risiko akibat Hubungan Seksual
yang Rentan terkena PMS / HIV
DAMPAK BAGI REMAJA LAKI-LAKI
Ggn / nyeri saat BAK
Ggn produksi sperma risiko infertilitas
Abses, nanah perasaan tidak nyaman,
mengganggu kualitas hubungan seksual yad
Lebih mudah terinfeksi HIV
Oedem ringan disertai rasa gatal di kulit
glands penis
Ggn neurologis spt pada sipilis lanjut
20. Risiko akibat Hubungan Seksual
yang Rentan terkena PMS / HIV
DAMPAK BAGI REMAJA LAKI-LAKI &
PEREMPUAN
Perasaan rendah diri yang dalam
Perasaan malu, takut untuk berobat
Gangguan hubungan seksual setelah menikah
karena takut tertular lagi, takut menularkan
pada pasangannya
21. 4. Gangguan Saluran
Reproduksi akibat Reproduksi
Masa Remaja
Sering ganti-ganti pasangan dan
melakukan hubungan seksual pada usia
masih sangat muda risiko carcinoma
serviks
22. Gangguan Psikoseksual akibat
perilaku Seksual Masa Remaja
DAMPAK HUBUNGAN SEKS PRANIKAH
SECARA PSIKOLOGIS DAN SOSIAL
Keterpaksaan menikah akibat kehamilan pranikah
Traumatik dari hubungan seksual risiko
ketidakpuasan dgn hubungan seksual pada masa
perkawinan
Perasaan bersalah akibat pelanggaran moral
takut thd hujatan masyarakat, takut sanksi hukum,
dapat menimbulkan konflik saat menjelang
pernikahan
Rasa takut kehilangan keperawanan dan
pengaruhnya thd pernikahan
Kekhawatiran laki-laki kehilangan
penghargaannya dan tidak akan menikahi
23. 5. Gangguan Psikoseksual
akibat perilaku Seksual Masa
Remaja
DAMPAK HUBUNGAN SEKS PRANIKAH
SECARA PSIKOLOGIS DAN SOSIAL
Kecenderungan menunda atau mengurungkan
niat untuk menikah
Adanya keterpaksaan seseorang untuk
menikahi partner seksualnya
Memicu perselingkuhan dan hubungan
seksual pranikah selanjutnya dapat
menghancurkan hubungan perkawinan
24. Gangguan Psikoseksual akibat
perilaku Seksual Masa Remaja
GANGGUAN FUNGSI SEKSUAL PADA LAKI-
LAKI
Impotensi psikogenik akibat gangguan
emosional, ketakutan tertular lagi PMS,
perasaan khawatir berlebihan, takut
partnernya hamil
Ejakulasi dini ejakulais sebelum atau bbrp
detik setelah prenetrasi
25. Gangguan Psikoseksual akibat
perilaku Seksual Masa Remaja
GANGGUAN FUNGSI SEKSUAL PADA
PEREMPUAN
Disparenia perasan sakit yang timbul saat
coitus
Vaginismus nyeri pada otot vagina,
umumnya psikosomatis akibat pengalaman
buruk pada hubungan seksual pranikah
Frigiditas keruangnya gairah seksual
akibat faktor organik, relasi sosial (perempuan
tdk senang dgn partner seksualnya) dan
psikologis (perasaan malu, takut atau
bersalah)
26. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja
Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di
dunia terjadi pada remaja.
Kejadian IMS yang tertinggi di remaja,
khususnya remaja perempuan (kelompok usia
15-29.3).
Jumlah kelahiran pada remaja meningkat.
Kelompok populasi remaja sangat besar
lebih dari separuh populasi dunia berusia di
bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-
25 tahun.
27. Aborsi, Kehamilan &
Kontrasepsi pada Remaja
Pada remaja dikota besar yang mempunyai
tipe Early sexual experience, late marriage
menunjang terjadinya masalah aborsi.
Di Indonesia terjadi 2,6 juta aborsi setiap
tahunnya, 700.000 diantaranya adalah remaja.
Pada pertemuan Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di
Kairo tahun 1994 hak-hak wanita dalam
mendapatkan pelayanan Kesehatan
Reproduksi yang baik, termasuk hak
mendapatkan pelayanan Aborsi yang aman
28. Infeksi Menular Seksual pada
Remaja
Di Amerika Serikat, remaja usia 15-17 tahun dan
dewasa muda 18-24 tahun kelompok usia
penderita IMS yang tertinggi dibandingkan dengan
kelompok usia lain.
Publikasi Chacko, dkk di Medline (2004) prevalensi
klamidia pada wanita usia 15-24 tahun di klinik KB
3,0 -14,2% dan gonore 0,1% - 2,8%.
Di Thailand (1999) Paz-Bailey, dkk melakukan
penelitian di tiga sekolah kejuruan di Propinsi Chiang
Rai Dari 359 remaja wanita usia 15-21 tahun yang
telah melakukan hubungan seksual, dengan
pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction
(PCR), 22 orang (6,1%) positif terinfeksi klamidia dan
3 orang (0,3%) terinfeksi gonore.
29. Bagaimana di Indonesia ???
Data laporan bulanan puskesmas dan RS
pemerintah hanya mencantumkan dua macam
IMS yaitu gonore dan sifilis. Laporan kasus tidak
dianalisis berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin.
Di Poli Divisi Infeksi Menular Seksual
Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo (2004)
Infeksi Genitalia Non Spesifik (IGNS) pada
wanita merupakan penyakit yang terbanyak
yaitu 104 dari 541 kunjungan baru pasien
wanita. Sedangkan gonore ditemukan pada 17
30. Paket Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE)
Bagian dari paket kesehatan reproduksi esensial
(PKRE) pencegahan dan penanganan
IMS/HIV/AIDS serta kesehatan reproduksi remaja.
Langkah-langkah praktis PKRE di tingkat
pelayanan kesehatan dasar meliputi komponen :
kontrasepsi, pelayanan kehamilan, persalinan &
nifas, perawatan pasca keguguran, kasus
perkosaan, serta pemeriksaan IMS/ISR dan HIV
di kalangan remaja. (Kemenkes).
Tujuan pelayanan PKRE menurunkan risiko
keguguran, kehamilan tak dikehendaki, persalinan
pada usia muda, dan menurunkan angka IMS/ISR
31. Pelayanan Kespro yang
direkomendasikan
Konseling , informasi dan pelayanan Keluarga
Berencana (KB)
Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk :
pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi
baru lahir/neonatal)
Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan
penyakit menular seksual (PMS), termasuk
pencegahan kemandulan (infertilitas)
Konseling dan pelayanan kesehatan
reproduksi remaja (KRR)
Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai
kesehatan reproduksi
32. Alasan Remaja Perlu
Mengetahui Kesehatan
Reproduksi
Agar remaja memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai
faktor yang berhubungan.
Dengan informasi yang benar, diharapkan
remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai proses
reproduksi.
33. Pengetahuan Dasar yang perlu
diberikan kepada Remaja
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat
reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
Pendewasakan usia kawin, perencanaan kehamilan
agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta
dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
Bahaya penggunaan obat-obatan/narkoba pada
kesehatan reproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kekerasan seksual dan upaya pencegahannya
Pengembangan kemampuan berkomunikasi termasuk
memperkuat kepercayaan diri agar mampu
menangkal hal-hal yang bersifat negatif
Hak-hak reproduksi
35. Program GenRe
Suatu program yang memfasilitasi
terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yang
berperilaku sehat, terhindar dari risiko triad
KRR, menunda usia pernikahan, mempunyai
perencanaan kehidupan berkeluarga untuk
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola
dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
37. Pusat Informasi dan Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-
KRR)
Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) oleh BKKBN
dibagi menjadi dua :
- Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK
Remaja)
- Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK
Mahasiswa)
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek
kegiatan pemberian informasi KRR,
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan
Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan,
pengembangan jaringan dan dukungan, serta
38. Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja
Pelayanan kesehatan yang ditujukan dan
dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,
peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan tersebut.
PKPR adalah pelayanan kesehatan kepada
remaja yang mengakses semua golongan
remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif,
efektif dan efisien.
39. Tujuan PKPR
Tujuan Umum : Optimalisasi pelayanan kesehatan
remaja di Puskesmas.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan
remaja yang berkualitas
2. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh
remaja untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
remaja dalam pencegahan masalah kesehatan
khusus pada remaja
4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kesehatan remaja.
40. Jenis Kegiatan PKPR
Pemberian informasi dan edukasi
Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan
penunjang dan rujukannya
Konseling
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
41. NOT NOW FOR SEX
Sekian dan terima kasih
REMAJA GA OKE JIKA MELAKUKAN SEKS PRANIKAH