SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Kelompok 5
Tingkat II A Kep
1. Lani Yuliani
2. Lela Nurlaelatul Badriyah
3. Mamah Mutiah
4. Moh. Zaenudin Hamid

Bahasa : Yunani (Kataarrhakies) Air terjun
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang
biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Sidarta 2004,
h.125).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa atau akibat keduanya (Anas 2011, h.54).
Pengertian

Anatomi dan Fisiologi
Katarak dapat disebabkan beberapa faktor
1. Usia : dengan keadaan fisik seseorang menjadi tua ( lemah) maka
akan mempengaruhi keadaan lensa,
2. Kimia : apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia
dapat juga diakibatkan karena denaturasi protein.
3. Fisik : paparan ultraviolet matahari pada lensa mata, ataupun keadaan
yang diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik
4. Virus : jika ibu pada saat mengandung terkena/terserang penyakit
yang disebabkan virus.
5. Penyakit : katarak yang disebabkan oleh suatu penyakit, meliputi
penyakit diabetes
6. Bawaan/kongenetal :katarak ini disebabkan karena kelurga yang
positif menderita katarak itu sendiri.

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung
3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks,
dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Perubahan
fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi, perubahan pada
searabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan selier ke sekitar
daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.
Patofisiologi

Path way

Gambar mata katarak


Penglihatan yang buram seperti berasap
Ketajaman penglihatan yang kurang
Sensitifitas kontras juga hilang
Silau karena cahaya dan sulit melihat di malam hari
Pada pupil terdapat bercak putih.
Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan
korteks lensa.
Rasa nyeri pada mata
Manifestasi klinis

Klasifikasi Katarak
Berdasarkan Usia
1. Katarak congenital, Katarak
yang sudah terlihat pada usia
kurang dari 1 tahun.
2. Katarak juvenile, Katarak yang
terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senile, katarak setelah
usia 50 tahun.
Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat
dibedakan menjadi :
1. Katarak traumatika. Katarak terjadi akibat
rudapaksa atau trauma baik karena trauma
tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat
mengakibatkan katarak pada satu mata
(katarak monokular).
2. Katarak toksika. Katarak yang terjadi
akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.
3. Katarak komplikata. Katarak terjadi akibat
gangguan sistemik seperti diabetes melitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan
lokal seperti uveitis, glaukoma, proses
degenerasi pada satu mata lainnya.

Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :
1. Katarak insipien. Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan
sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses.
2. Katarak imatur. Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,
menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta bilik mata
depan menjadi dangakal.
3. Katarak matur. Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi
kekeruhan lensa.
4. Katarak hipermatur. Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan
korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam koteks
lensa (Anas 2011,hh.56-58).
Klasifikasi Katarak

Pemeriksaan Penunjang
 Keratometri
 Pemerikasaan lampu slit
 Oftalmoskopis
 A-scan ultrasound
 Tes potokatif
Komplikasi
1. Glaukoma. Kelainan yang diakibatkan
oleh peningkatan tekanan intra okuler
didalam bola mata, sehingga lapang
pandang mengalami gangguan dan visus
mata menurun.
2. Kerusakan retina. Kerusakan retina ini
terjadi terjadi setelah pascah bedah,
akibat ada robekan pada retina, cairan
masuk ke belakang dan mendorong
retina atau terjadi penimbunan eksudat
dibawah retina sehingga terangkat.
3. Infeksi. Ini bisa terjadi setelah pasca
bedah karena kurangnya perawatan yang
tidak edekuat (Andra 2013, h. 67).

Kemungkinan data hasil
pengkajian
 Pengkajian
 Riwayat penyakit : trauma mata,
penggunaan obat kortiko steroid,
penyakit diabetes mellitus,
hipotiroid, uveitis, galukoma
 Riwayat keluhan gangguan : stadium
katarak
Psikososial : kemampuan aktivitas,
gangguan membaca, resiko jatuh,
berkendaraan
Pengkajian umum
 Usia
 Gejala Penyakit sistemik : Diabetes
mellitus, hipotiroid
Pengkajian Khusus mata
 Dengan pelebaran pupil, ditemukan
gambaran kekeruhan lensa ( berkas putih )
pada lensa
 Keluhan terdapat diplopia, pandangan
berkabut.
 Penurunan tajam penglihatan ( miopy )
 Bilik mata depan menyempit
 Tanda Glaukoma ( akibat komplikasi )

Tekanan darah klien normal > 190
Glukosa sewaktu kurang dari 140 mmHg
Usia kurang dari 65 tahun
Tidak memiliki riwayat penyakit Sistemik
Indikasi Pasien katarak yang
boleh Operasi
Adapaun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain :
 Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan diperbolehkan :
 Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama
 Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
 Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi atau pancuran
 Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi; condongkan sedikit kepala
ke belakang saat mencuci rambut
 Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan kacamata
pada siang hari
 Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak dioperasi,
dan tidak boleh telengkup
Hal-hal yang boleh dilakukan oleh pasien setelah
operasi

 Aktivitas dengan duduk
 Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan
 Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai
 Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)
 Tidur pada sisi yang sakit
 Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup
 Mengejan saat defekasi
 Memakai sabun mendekati mata
 Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg
 Berhubungan seks
 Mengendarai kendaraan
 Batuk, bersin, dan muntah
 Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut saja dan punggung
tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.

1. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan,
atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan.
2. Resiko Infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur invasive ( bedah
pengangkatan katarak)
3. Risiko cedera b.d peningkatan tekanan intra orbital
4. Risiko jatuh b.d Pandangan berkabut
5. Defisiensi pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalah
interpretasi informasi yang sudah didapat sebelumnya
Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan





 Peningkatan Tekanan Intraokuker
Hal ini diperlukan untuk mengembalikan kembali beberapa aktivitas
selama periode pascabedah, hal ini harus diterangkan kepada pasien dan
keluarga. Aktivitas seperti ; batuk-batuk, bengkokan pada pinggang, bersih
dan kemerahan pada mata, mual kadang konstipasi.
 Infeksi
Adanya tanda kemerahan, keluar cairan berbetuk krim berwarna putih.
 Ablasia Retina
Yaitu meningkatnya EKEK ( kembalinya bagian belakang kapula) yg
mengakibatkan perubahan struktur. Gejalanya terdapat bintik / tempat yang
gelap.
Resiko Komplikasi Pascaoperasi

 Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner
dan suddart. Jakarta: EGC
 Tamsuri, Anas. 2011. Klien Gangguan Mata dan Penglihatan
Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC.
Referensi

More Related Content

What's hot (20)

Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarak
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Katarak upt puskesmas bantarsari
Katarak upt puskesmas bantarsariKatarak upt puskesmas bantarsari
Katarak upt puskesmas bantarsari
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Crs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiCrs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresi
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitisDefinisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif
 
Pathways trauma kepala
Pathways trauma kepalaPathways trauma kepala
Pathways trauma kepala
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 

Viewers also liked (20)

Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Kelainan Refraksi
Kelainan RefraksiKelainan Refraksi
Kelainan Refraksi
 
Anfis Payudara
Anfis PayudaraAnfis Payudara
Anfis Payudara
 
Perspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasPerspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan Maternitas
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
Anatomi Perkemihan
Anatomi Perkemihan Anatomi Perkemihan
Anatomi Perkemihan
 
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi PriaAnatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Konsep Dasar Postpartum
Konsep Dasar PostpartumKonsep Dasar Postpartum
Konsep Dasar Postpartum
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
 
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan AnakKesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak
 
Program KIA di Indonesia 2017
Program KIA di Indonesia 2017Program KIA di Indonesia 2017
Program KIA di Indonesia 2017
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Konsep Dasar Kehamilan
Konsep Dasar KehamilanKonsep Dasar Kehamilan
Konsep Dasar Kehamilan
 
Miopi
Miopi Miopi
Miopi
 
Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas
 
Intranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan MaternitasIntranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan Maternitas
 

Similar to KATARAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-maturhomeworkping9
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lkmateri-x2
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus zDaniel Denny
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxNURULMUMINAH
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanOperator Warnet Vast Raha
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut kuyunuz
 
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdfIndah12Safitri20
 

Similar to KATARAK (20)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah askep katarak
Makalah askep katarakMakalah askep katarak
Makalah askep katarak
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur
 
Sap katarak
Sap katarakSap katarak
Sap katarak
 
Sap katarak ready
Sap katarak   readySap katarak   ready
Sap katarak ready
 
Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
 
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
 

More from Fransiska Oktafiani

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakFransiska Oktafiani
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Fransiska Oktafiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE Fransiska Oktafiani
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareFransiska Oktafiani
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Fransiska Oktafiani
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHFransiska Oktafiani
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockFransiska Oktafiani
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruFransiska Oktafiani
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Fransiska Oktafiani
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah Fransiska Oktafiani
 

More from Fransiska Oktafiani (20)

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
 
Sejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal IndonesiaSejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal Indonesia
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
 
Drugs And Defibrillation
Drugs And DefibrillationDrugs And Defibrillation
Drugs And Defibrillation
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
 
Ambulans Keperawatan
Ambulans KeperawatanAmbulans Keperawatan
Ambulans Keperawatan
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
 
Diagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan SyokDiagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan Syok
 
proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 
Skenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kaderSkenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kader
 
Bagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTIBagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTI
 
PPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan JiwaPPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan Jiwa
 

Recently uploaded

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (20)

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

KATARAK

  • 1. Kelompok 5 Tingkat II A Kep 1. Lani Yuliani 2. Lela Nurlaelatul Badriyah 3. Mamah Mutiah 4. Moh. Zaenudin Hamid
  • 2.  Bahasa : Yunani (Kataarrhakies) Air terjun Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Sidarta 2004, h.125). Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Anas 2011, h.54). Pengertian
  • 4. Katarak dapat disebabkan beberapa faktor 1. Usia : dengan keadaan fisik seseorang menjadi tua ( lemah) maka akan mempengaruhi keadaan lensa, 2. Kimia : apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia dapat juga diakibatkan karena denaturasi protein. 3. Fisik : paparan ultraviolet matahari pada lensa mata, ataupun keadaan yang diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik 4. Virus : jika ibu pada saat mengandung terkena/terserang penyakit yang disebabkan virus. 5. Penyakit : katarak yang disebabkan oleh suatu penyakit, meliputi penyakit diabetes 6. Bawaan/kongenetal :katarak ini disebabkan karena kelurga yang positif menderita katarak itu sendiri.
  • 5.  Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung 3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Patofisiologi
  • 8.
  • 9.  Penglihatan yang buram seperti berasap Ketajaman penglihatan yang kurang Sensitifitas kontras juga hilang Silau karena cahaya dan sulit melihat di malam hari Pada pupil terdapat bercak putih. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa. Rasa nyeri pada mata Manifestasi klinis
  • 10.  Klasifikasi Katarak Berdasarkan Usia 1. Katarak congenital, Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun. 2. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun 3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun. Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi : 1. Katarak traumatika. Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular). 2. Katarak toksika. Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. 3. Katarak komplikata. Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis, glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.
  • 11.  Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi : 1. Katarak insipien. Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses. 2. Katarak imatur. Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta bilik mata depan menjadi dangakal. 3. Katarak matur. Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa. 4. Katarak hipermatur. Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam koteks lensa (Anas 2011,hh.56-58). Klasifikasi Katarak
  • 12.  Pemeriksaan Penunjang  Keratometri  Pemerikasaan lampu slit  Oftalmoskopis  A-scan ultrasound  Tes potokatif Komplikasi 1. Glaukoma. Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun. 2. Kerusakan retina. Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat. 3. Infeksi. Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak edekuat (Andra 2013, h. 67).
  • 13.  Kemungkinan data hasil pengkajian  Pengkajian  Riwayat penyakit : trauma mata, penggunaan obat kortiko steroid, penyakit diabetes mellitus, hipotiroid, uveitis, galukoma  Riwayat keluhan gangguan : stadium katarak Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh, berkendaraan Pengkajian umum  Usia  Gejala Penyakit sistemik : Diabetes mellitus, hipotiroid Pengkajian Khusus mata  Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa ( berkas putih ) pada lensa  Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.  Penurunan tajam penglihatan ( miopy )  Bilik mata depan menyempit  Tanda Glaukoma ( akibat komplikasi )
  • 14.  Tekanan darah klien normal > 190 Glukosa sewaktu kurang dari 140 mmHg Usia kurang dari 65 tahun Tidak memiliki riwayat penyakit Sistemik Indikasi Pasien katarak yang boleh Operasi
  • 15. Adapaun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain :  Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan diperbolehkan :  Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama  Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi  Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi atau pancuran  Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi; condongkan sedikit kepala ke belakang saat mencuci rambut  Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan kacamata pada siang hari  Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak dioperasi, dan tidak boleh telengkup Hal-hal yang boleh dilakukan oleh pasien setelah operasi
  • 16.   Aktivitas dengan duduk  Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan  Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai  Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)  Tidur pada sisi yang sakit  Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup  Mengejan saat defekasi  Memakai sabun mendekati mata  Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg  Berhubungan seks  Mengendarai kendaraan  Batuk, bersin, dan muntah  Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut saja dan punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.
  • 17.  1. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan, atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan. 2. Resiko Infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur invasive ( bedah pengangkatan katarak) 3. Risiko cedera b.d peningkatan tekanan intra orbital 4. Risiko jatuh b.d Pandangan berkabut 5. Defisiensi pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalah interpretasi informasi yang sudah didapat sebelumnya Diagnosa Keperawatan
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.   Peningkatan Tekanan Intraokuker Hal ini diperlukan untuk mengembalikan kembali beberapa aktivitas selama periode pascabedah, hal ini harus diterangkan kepada pasien dan keluarga. Aktivitas seperti ; batuk-batuk, bengkokan pada pinggang, bersih dan kemerahan pada mata, mual kadang konstipasi.  Infeksi Adanya tanda kemerahan, keluar cairan berbetuk krim berwarna putih.  Ablasia Retina Yaitu meningkatnya EKEK ( kembalinya bagian belakang kapula) yg mengakibatkan perubahan struktur. Gejalanya terdapat bintik / tempat yang gelap. Resiko Komplikasi Pascaoperasi
  • 24.   Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddart. Jakarta: EGC  Tamsuri, Anas. 2011. Klien Gangguan Mata dan Penglihatan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC. Referensi