Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang uji sensibilitas kornea dan pemeriksaan fluorescein untuk mendeteksi defek pada kornea
2. Uji sensibilitas kornea digunakan untuk mengetahui kondisi saraf trigeminus kornea, sedangkan fluorescein digunakan untuk mendeteksi abrasi, benda asing, infeksi atau trauma pada kornea
3. Pemeriksaan fluorescein melibat
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
1. PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
KORNEA DAN INSPEKSI KORNEA
FLUORESEIN
DOKTER MUDA ILMU KESEHATAN MATA
RSUDZA/FK UNSYIAH
2020
Pembimbing: dr. Cut Putri Samira Sp.M
3. UJI SENSIBILITAS KORNEA
• Kepekaan kornea terhadap rangsang atau dikenal dengan sensibilitas
kornea
• Sensibilitas kornea tidak sama disemua permukaan, yang paling peka
adalah bagian sentral dengan diameter 5 mm.
• Normalnya ada refleks berkedip bila ada rangsang pada kornea yang
disebut reflex kornea.
4. Uji sensibilitas kornea adalah uji untuk menilai fungsi saraf
trigeminus kornea. Biasanya digunakan untuk mengetahui
keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan penyakit mata
atau kelainan saraf trigeminus oleh herpes zooster ataupun akibat
gangguan saraf kornea oleh infeksi herpes simplek.
• Definisi
5. CARA MELAKUKAN UJI SENSIBILITAS
KORNEA
• Prosedur Pemeriksaan:
1. Minta penderita melihat jauh ke depan
2. Siapkan kapas basah atau kapas pilin
3. Arahkan kapas dari bagian lateral kornea
4. Lihat reflex megedipnya
• Apabila terdapat reflex mengedip , rasa sakit ataupun mata berair berarti fungsi
saraf trigeminus masih baik.
6.
7. Menggunakan Alat Estesiometer
• Pasien duduk di depan pemeriksa
• mata yang akan diperiksa disinari lampu senter dari jarak kurang lebih 40
cm, dan disuruh melihat ke ara lampu senter.
• Estesiometer dengan panjang filamen 6 cm, diarahkan ke mata responden
dan disetuhkan ke kornea parasentral bagian temporal dengan arah tegak
lurus sampai filamen sedikit membengkok 5 derajat
• Bila tidak berkedip, maka pemeriksaan diulangi dengan Panjang filamen
dikurangi 0,5, sampai disdapatkan reflek berkedip. Hasil pemeriksaan yang
dicatat adalah panjang filamen terpanjang
8. PEMERIKSAAN FLUORESEIN
• Fluoresein adalah tes yang menggunakan pewarna oranye (fluorescein) dan
cahaya biru untuk menilai adanya defek pada kornea dan mendeteksi benda
asing di mata. Tes ini juga dapat mendeteksi kerusakan pada epitel kornea,
permukaan luar mata
9. Fungsi Tes Fluoresein
Tes ini berguna dalam mengidentifikasi Kornea abrasi (goresan pada permukaan kornea)
Mengetahui abnormalitas produksi air mata (mata kering)
Benda asing (corpus allienum), seperti bulu mata atau debu
Infeksi
Cedera atau trauma
Mata kering parah yang berhubungan dengan arthritis (keratoconjunctivitis sicca)
10. Prinsip Kerja
Zat warna fluoresin akan
berubah hijau pada media
alkali. Zat warna fluoresin bila
menempel pada epitel kornea
yang defek akan memberikan
warna hijau karena jaringan
epitel yang rusak bersifat lebih
basa.
11. Alat dan Bahan
• Zat warna fluoresein 0,5% - 2% tetes mata atau kertas fluoresein
• Obat tetesanestetikum pantokain
• Aqua bides atau larutan garam fisiologik
• Kertas tissue
13. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Menggunakan Fluoresein Tetes
Mata ditetes pantokain 0,5% sebanyak 1 tetes pada mata yang ingin
diperiksa
Zat warna fluoresein diteteskan pada mata yang ingin diperiksa (1 tetes)
Zat warna diirigasi dengan menggunakan aqua bides atau larutan garam
fisiologik sampai air mata tidak berwana hijau lagi
Kornea dilihat dengan seksama dengan memakai lampu biru apakah ada
yang berwarna hijau atau tidak.
14. Menggunakan Kertas Fluoresein
• Sepotong kertas blotting yang mengandung pewarna disentuhkan ke
permukaan mata (selama 20 detik).
• Pasien diminta untuk berkedip. Berkedip menyebarkan pewarna sekitar dan
melapisi “film air mata” menutupi permukaan kornea. (Film air mata
mengandung air, minyak, dan lendir untuk melindungi dan melumasi mata.)
• Lampu biru diarahkan ke mata pasien. Setiap masalah pada permukaan
kornea akan diwarnai dengan pewarna dan tampak hijau di bawah cahaya
biru.
15. • Intepretasi
- Bila terdapat warna hijau pada kornea berarti terdapat defek pada epitel kornea
- Defek ini dapat dalam bentuk erosi kornea atau infiltrat yang mengakibatkan
kerusakan pada epitel kornea.
Keratitis epiteleal pada kornea ditunjukkan dengan fluoresein
tes dengan cahaya biru (kiri), dengan cahaya biasa (kanan)