SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
REFERAT
Pandangan Kabur
Kharima Sari Delia
J510155086
Pendahuluan
• .
Latar Belakang
• Pandangan kabur  kurangnya
ketajaman penglihatan berujung
ketidakmampuan mata untuk melihat
benda secara rinci atau detil
• Akibat abnormalitas refraksi  rabun
jauh atau rabun dekat  memerlukan
lensa korektif, atau dapat menjadi
pertanda penyakit mata lainnya.
Perubahan visus kadang merupakan kelainan
refraksi yang hanya memerlukan koreksi lensa
pada beberapa kasus  memerlukan
pemeriksaan mata lengkap  mencari penyebab
Gangguan nervus optikus
dapat menimbulkan pandangan kabur
• berkurangnya
ketajaman
penglihatan dan
ketidakmampuan
untuk melihat hal
kecil secara rinci
• indikator penting
dari penyakit mata
• Mata yang terkena
dapat unilateral
maupun bilateral
D
E
F
I
N
I
S
I
ETIOLOGI
Anomali
refraksi
Miopia
• Sinar datang sejajar
dari jarak tak
terhingga
difokuskan di depan
retina
• Koreksi lensa sferis
negatif terkecil yang
memberikan
ketajaman
penglihatan
maksimal.
Hipermetropia
• sinar sejajar jauh
tidak cukup
dibiaskan sehingga
titik fokusnya
terletak di belakang
retina
• Koreksi dgn lensa
sferis positif
terbesar yang
menghasilkan tajam
penglihatan terbaik
Astigmatisma
• variasi kurvatur kornea
atau lensa pada
meridian yang berbeda
 berkas cahaya tidak
difokuskan pada satu
titik
• Pada astigmat yang
berat dipergunakan
kacamata silinder,
lensa kontak
atau pembedahan
Presbiopi
• Gangguan
kecembungan lensa
akibat berkurangnya
elastisitas lensa 
terjadi gangguan
akomodasi
• Koreksi dgn lensa
sferis positif sesuai
pedoman umur
• 40 tahun diberikan
tambahan sferis + 1.00
dan setiap 5 tahun
diatasnya ditambahkan
sferis + 0.50
Kelainan Media Refrakta
kemerahan dan bengkak
pada jaringan mata dan
palpebra, lakrimasi,
pandangan kabur,
sensitif terhadap cahaya,
sensasi mengganjal di
mata, dan sekret pada
mata
Kornea
keruh
infeksi pada kornea
Gejala: mata merah,
sensasi benda asing di
dalam mata, nyeri pada
mata, sensitif terhadap
cahaya, mata berair,
dan pandangan kabur
Keratitis
Bendungan aliran keluar
Aqueous Humor 
menimbulkan materi
ekstrasel di dalam anyaman
dan di bawah lapisan
endotel kanalis Schlemm
sehingga meningkatkan
tekanan intraokiular
Glaukoma
Glaukoma Sudut terbuka Sudut tertutup
Onset Perlahan Mendadak
Tanda dan
gejala awal
Peningkatan TIO asimtomatik
Penurunan aliran humor
aquoeus, Perubahan diskus
optikus
Pandangan kabur, nyeri
mata berat, mata merah,
pupil dilatasi ringan,
reespon pupil terhadap
cahaya buruk, peningkatan
TIO, mual, dan muntah
Gejala dan
tanda akhir
Kehilangan penglihatan perifer
perlahan (bulan-tahun),
Peningkatan TIO persisten,
Degenerasi nervus optikus,
Atrofi nervus retina, Edema
kornea, Katarak, Degenerasi
trabekular meshwork
Buta total dalam 2-5 hari
tanpa diterapi
: kekeruhan lensa
Klasifikasi berdasarkan derajat
kekeruhannya yaitu insipien,
imatur, matur, dan hipermatur
Silau merupakan gejala awal yang
sering ditemui, terutama pada siang
hari. Pandangan kabur juga terjadi
dan pasien sering tidak dapat
menoleransi karena mengganggu
aktivitas
Katarak
• :
Uveitis
• iritasi dan pembengkakan dari uvea,
lapisan tengah pada mata yang terdiri
dari iris, badan silier, dan koroid.
• Gejala penglihatan kabur akibat
kekeruhan dalam bilik mata depan
karena meningkatnya kadar protein,
sel radang, dan fibrin
• Gejala: pandangan kabur, fotofobia,
floaters, pandangan berkabut, nyeri
pada mata, dan mata merah
Kelainan di Retina / makula
• :.
terpisahnya sel kerucut dan batang
retina dari sel epitel pigmen retina
Lepasnya retina atau sel kerucut
dan batang dari koroid atau sel
pigmen  mengakibatkan
gangguan nutrisi retina pembuluh
darah  bila brlangsung lama 
gangguan fungsi penglihatan
Ablasio
retina
Gejala
ablasio
retina didahului oleh gejala
vitreous posterior termasuk
floaters dan cahaya berkilat.
defek lapang pandang yang
sering dideskripsikan sebagai
bayangan atau tirai
Jika makula terlepas maka
terjadi penurunan tajam
penglihatan bermakna.
Degenerasi Makula
Keadaan dimana makula mengalami kemunduran hingga
terjadi penurunan ketajaman penglihatan & dapat
menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral
Gejala-gejala antara lain : garis-garis lurus mengalami
distorsi terutama dibagian pusat penglihatan, kehilangan
kemampuan membedakan warna dengan jelas, ada daerah
kosong atau gelap di pusat penglihatan, kesulitan membaca,
kata-kata terlihat kabur atau berbayang, kehilangan fungsi
penglihatan tanpa rasa nyeri secara tiba-tiba atau perlahan
Kelainan nervus Optikus
Neuritis
optik
• gangguan penglihatan disebabkan
inflamasi dan demielinisasi nervus
optikus akibat reaksi autoimun
• Serabut saraf bengkak dan tidak
berfungsi. Penglihatan dapat saja normal
atau berkurang, tergantung pada jumlah
saraf yang mengalami peradangan
Gejala
•nyeri saat menggerakkan
bola mata
•penurunan visus unilateral
maupun bilateral
•kebutaan dapat
berlangsung dalam
hitungan jam atau dalam
beberapa hari.
Evaluasi
Riwayat Penyakit
• onset, nyeri pada mata, dan apakah
bersifat unilateral atau bilateral
• riwayat keluarga dengan penyakit mata
• pajanan di tempat kerja (kimia), obat
obatan (sperti kortikosteroid), dan
riwayat penyakit dahulu (DM,
hipertensi)
• Ketajaman
penglihatan
• Pemeriksaan
Mata lengkap
(Slit lamp,
tonometri,
oftalmoskopi)
Pemeriksaan
fisik
Perubahan ketajaman penglihatan mendadak
Nyeri pada mata (dengan atau tanpa pergerakan mata)
Defek lapang pandang
Abnormalitas retina atau diskus optikus yang terlihat
HIV/AIDS atau penyakit imunosupresif lainnya
Penyakit sistemik yang dapat menimbulkan retinopati
(anemia sel sabit, diabetes, hipertensi
Red
Flags
Jika ketajaman penglihatan dapat dikoreksi dengan
kacamata atau refraktor pinholekelainan refraktif simpel.
Hilangnya kontras atau silau mungkin disebabkan adanya
katarak.
Jika refraksi pinhole tidak mengkoreksi ketajaman dan
tidak terdapat katarak yang terlihat jelas atau abnormalitas
kornea  oftalmoskopi.
Gejala red flags  adanya penyakit oftalmologik lain yang
serius, memerlukan pemeriksaan lengkap meliputi slit-
lamp, tonometri, pemeriksaan oftalmoskopi dengan
midriatil.

More Related Content

What's hot (20)

Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Blefaritis
BlefaritisBlefaritis
Blefaritis
 
3. lensa
3. lensa3. lensa
3. lensa
 
Referat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisReferat Endophtalmitis
Referat Endophtalmitis
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 

Similar to Referat Mata Kabur

Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxssuser01dbde
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf1130016076ZAHROTULJA
 
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxSGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxAmaliYahILm
 
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptxReferat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptxidawahyunimapsan
 
KELAINAN REFRAKSI.pptx
KELAINAN REFRAKSI.pptxKELAINAN REFRAKSI.pptx
KELAINAN REFRAKSI.pptxrani879360
 
Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)
Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)
Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)Adinda Gifary
 
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptxKP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptxNoviraSulfianti
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksifikri asyura
 
Amblyopia DNP
Amblyopia DNP Amblyopia DNP
Amblyopia DNP dewi_putri
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxNURULMUMINAH
 
289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksitaufiq andrian
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukomaKANDA IZUL
 
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...Aliza Puspita
 

Similar to Referat Mata Kabur (20)

Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
 
Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxSGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptxReferat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
 
KELAINAN REFRAKSI.pptx
KELAINAN REFRAKSI.pptxKELAINAN REFRAKSI.pptx
KELAINAN REFRAKSI.pptx
 
Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)
Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)
Biologi : ALAT INDERA MANUSIA (MATA)
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptxKP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 
Amblyopia DNP
Amblyopia DNP Amblyopia DNP
Amblyopia DNP
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
Papilitis.pptx
Papilitis.pptxPapilitis.pptx
Papilitis.pptx
 
289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
Miopi
Miopi Miopi
Miopi
 
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
 

More from Kharima SD

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAHUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAKharima SD
 
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCYLAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCYKharima SD
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
Treating Asthma in Pregnancy
Treating Asthma in Pregnancy Treating Asthma in Pregnancy
Treating Asthma in Pregnancy Kharima SD
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicRefrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicKharima SD
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisKharima SD
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisKharima SD
 
Tahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiTahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITPKharima SD
 
Journal reading Neonatal Hypoglicemia
Journal reading Neonatal HypoglicemiaJournal reading Neonatal Hypoglicemia
Journal reading Neonatal HypoglicemiaKharima SD
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...
Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...
Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...Kharima SD
 
Referat Dispepsia
Referat DispepsiaReferat Dispepsia
Referat DispepsiaKharima SD
 
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaCase Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaKharima SD
 

More from Kharima SD (17)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAHUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
 
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCYLAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Treating Asthma in Pregnancy
Treating Asthma in Pregnancy Treating Asthma in Pregnancy
Treating Asthma in Pregnancy
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicRefrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitis
 
Tahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiTahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asi
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
Journal reading Neonatal Hypoglicemia
Journal reading Neonatal HypoglicemiaJournal reading Neonatal Hypoglicemia
Journal reading Neonatal Hypoglicemia
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...
Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...
Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch tes...
 
Referat Dispepsia
Referat DispepsiaReferat Dispepsia
Referat Dispepsia
 
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaCase Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (19)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

Referat Mata Kabur

  • 2. Pendahuluan • . Latar Belakang • Pandangan kabur  kurangnya ketajaman penglihatan berujung ketidakmampuan mata untuk melihat benda secara rinci atau detil • Akibat abnormalitas refraksi  rabun jauh atau rabun dekat  memerlukan lensa korektif, atau dapat menjadi pertanda penyakit mata lainnya.
  • 3. Perubahan visus kadang merupakan kelainan refraksi yang hanya memerlukan koreksi lensa pada beberapa kasus  memerlukan pemeriksaan mata lengkap  mencari penyebab Gangguan nervus optikus dapat menimbulkan pandangan kabur
  • 4. • berkurangnya ketajaman penglihatan dan ketidakmampuan untuk melihat hal kecil secara rinci • indikator penting dari penyakit mata • Mata yang terkena dapat unilateral maupun bilateral D E F I N I S I
  • 6. Miopia • Sinar datang sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina • Koreksi lensa sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Hipermetropia • sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina • Koreksi dgn lensa sferis positif terbesar yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik
  • 7. Astigmatisma • variasi kurvatur kornea atau lensa pada meridian yang berbeda  berkas cahaya tidak difokuskan pada satu titik • Pada astigmat yang berat dipergunakan kacamata silinder, lensa kontak atau pembedahan Presbiopi • Gangguan kecembungan lensa akibat berkurangnya elastisitas lensa  terjadi gangguan akomodasi • Koreksi dgn lensa sferis positif sesuai pedoman umur • 40 tahun diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan sferis + 0.50
  • 8. Kelainan Media Refrakta kemerahan dan bengkak pada jaringan mata dan palpebra, lakrimasi, pandangan kabur, sensitif terhadap cahaya, sensasi mengganjal di mata, dan sekret pada mata Kornea keruh
  • 9.
  • 10. infeksi pada kornea Gejala: mata merah, sensasi benda asing di dalam mata, nyeri pada mata, sensitif terhadap cahaya, mata berair, dan pandangan kabur Keratitis
  • 11. Bendungan aliran keluar Aqueous Humor  menimbulkan materi ekstrasel di dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm sehingga meningkatkan tekanan intraokiular Glaukoma
  • 12. Glaukoma Sudut terbuka Sudut tertutup Onset Perlahan Mendadak Tanda dan gejala awal Peningkatan TIO asimtomatik Penurunan aliran humor aquoeus, Perubahan diskus optikus Pandangan kabur, nyeri mata berat, mata merah, pupil dilatasi ringan, reespon pupil terhadap cahaya buruk, peningkatan TIO, mual, dan muntah Gejala dan tanda akhir Kehilangan penglihatan perifer perlahan (bulan-tahun), Peningkatan TIO persisten, Degenerasi nervus optikus, Atrofi nervus retina, Edema kornea, Katarak, Degenerasi trabekular meshwork Buta total dalam 2-5 hari tanpa diterapi
  • 13. : kekeruhan lensa Klasifikasi berdasarkan derajat kekeruhannya yaitu insipien, imatur, matur, dan hipermatur Silau merupakan gejala awal yang sering ditemui, terutama pada siang hari. Pandangan kabur juga terjadi dan pasien sering tidak dapat menoleransi karena mengganggu aktivitas Katarak
  • 14. • : Uveitis • iritasi dan pembengkakan dari uvea, lapisan tengah pada mata yang terdiri dari iris, badan silier, dan koroid. • Gejala penglihatan kabur akibat kekeruhan dalam bilik mata depan karena meningkatnya kadar protein, sel radang, dan fibrin • Gejala: pandangan kabur, fotofobia, floaters, pandangan berkabut, nyeri pada mata, dan mata merah
  • 15.
  • 16.
  • 17. Kelainan di Retina / makula • :. terpisahnya sel kerucut dan batang retina dari sel epitel pigmen retina Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen  mengakibatkan gangguan nutrisi retina pembuluh darah  bila brlangsung lama  gangguan fungsi penglihatan Ablasio retina
  • 18. Gejala ablasio retina didahului oleh gejala vitreous posterior termasuk floaters dan cahaya berkilat. defek lapang pandang yang sering dideskripsikan sebagai bayangan atau tirai Jika makula terlepas maka terjadi penurunan tajam penglihatan bermakna.
  • 19. Degenerasi Makula Keadaan dimana makula mengalami kemunduran hingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan & dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral Gejala-gejala antara lain : garis-garis lurus mengalami distorsi terutama dibagian pusat penglihatan, kehilangan kemampuan membedakan warna dengan jelas, ada daerah kosong atau gelap di pusat penglihatan, kesulitan membaca, kata-kata terlihat kabur atau berbayang, kehilangan fungsi penglihatan tanpa rasa nyeri secara tiba-tiba atau perlahan
  • 20. Kelainan nervus Optikus Neuritis optik • gangguan penglihatan disebabkan inflamasi dan demielinisasi nervus optikus akibat reaksi autoimun • Serabut saraf bengkak dan tidak berfungsi. Penglihatan dapat saja normal atau berkurang, tergantung pada jumlah saraf yang mengalami peradangan
  • 21. Gejala •nyeri saat menggerakkan bola mata •penurunan visus unilateral maupun bilateral •kebutaan dapat berlangsung dalam hitungan jam atau dalam beberapa hari.
  • 22. Evaluasi Riwayat Penyakit • onset, nyeri pada mata, dan apakah bersifat unilateral atau bilateral • riwayat keluarga dengan penyakit mata • pajanan di tempat kerja (kimia), obat obatan (sperti kortikosteroid), dan riwayat penyakit dahulu (DM, hipertensi)
  • 23. • Ketajaman penglihatan • Pemeriksaan Mata lengkap (Slit lamp, tonometri, oftalmoskopi) Pemeriksaan fisik
  • 24.
  • 25. Perubahan ketajaman penglihatan mendadak Nyeri pada mata (dengan atau tanpa pergerakan mata) Defek lapang pandang Abnormalitas retina atau diskus optikus yang terlihat HIV/AIDS atau penyakit imunosupresif lainnya Penyakit sistemik yang dapat menimbulkan retinopati (anemia sel sabit, diabetes, hipertensi Red Flags
  • 26. Jika ketajaman penglihatan dapat dikoreksi dengan kacamata atau refraktor pinholekelainan refraktif simpel. Hilangnya kontras atau silau mungkin disebabkan adanya katarak. Jika refraksi pinhole tidak mengkoreksi ketajaman dan tidak terdapat katarak yang terlihat jelas atau abnormalitas kornea  oftalmoskopi. Gejala red flags  adanya penyakit oftalmologik lain yang serius, memerlukan pemeriksaan lengkap meliputi slit- lamp, tonometri, pemeriksaan oftalmoskopi dengan midriatil.