Dokumen tersebut membahas tentang ambliopia atau "mata malas", yang merupakan penurunan ketajaman penglihatan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan penglihatan akibat kurangnya input visual pada awal kehidupan. Dokumen ini menjelaskan epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan ambliopia.
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
Amblyopia DNP
1. AMBLIOPIA
Dewi Nugrahwati Putri
Pembimbing :
Dr. dr. Noor Syamsu, Sp.M(K), MARS, M.Kes
dr. Marliyanti N. Akib, Sp.M(K), M.Kes
dr. Ratih Natasha Maharani, Sp.M, M.Kes
Moderator :
dr. Ririn Nislawati, Sp.M, M.Kes
Sari Pustaka
2. PENDAHULUANApakah yang
bayi lihat ?
Stimulasi gambar
retina yang kabur,
akan menghasilkan
ketajaman penglihatan
yang buruk dan
menggangguan
perkembangan otak,
disebut Ambliopia
• Lambaian tangan atau hitung jari
• Disebabkan Imaturitas pusat
penglihatan di otak
• Berkembang secara cepat
sebagai respons terhadap
stimulasi visual yang
berasal dari retina
3. • Ambliopia atau “mata malas” berasal dari bahasa Yunani yang berarti
penglihatan yang kabur/buram
• Kata amblys berarti kabur dan ops berarti mata
DEFINISI
Ambliopia didefinisikan sebagai
• Penurunan koreksi terbaik ketajaman penglihatan (best
corrected visual acuity)
• Disebabkan oleh gangguan perkembangan penglihatan
akibat kurangnya input penglihatan di otak pada awal
kehidupan
• Terdeteksi kelainan pada struktur bola mata atau
kelainan pada jalur penglihatan
4. EPIDEMIOLOGI
Faktor
lingkungan /
ibu selama
hamil :
Merokok Narkoba Alkohol
Prematur KMK
Developmental
delayed
Cerebral
Palsy
Retardasi
mental
Riw.
Keluarga
ambliopia
• Pada anak-anak : sekitar 2 – 4 %
• Pada usia 20 – 70 tahun : penyebab utama hilangnya penglihatan monokuler
• Unilateral > Bilateral
Faktor Resiko :
5. PERKEMBANGAN
PENGLIHATAN NORMAL
Stimulus visual → mengaktifkan elemen
fotosensitif di retina → sinyal listrik →
lateral geniculate nucleus (LGN) → korteks
visual → proses → PENGLIHATAN
Kurva menunjukkan peningkatam ketajaman
penglihatan selama periode kritis (Lahir sampai 3
bulan)
6. PERKEMBANGAN VISUAL
MONOKULAR
Sel – sel ganglion pada retina terbentuk antara
minggu ke 8 sampai minggu ke 15
Apoptosis
Perubahan anatomi
mayor serempak pada
semua level pusat
visual pathway
Fovea masih tertutup beberapa lapisan sel
dan jarang terdapat sel kerucut → 20/400
Fotoreseptor tersebar kembali
Densitas sel kerucut yang ↑ 5x → 20/20
Substansia alba
pada visual
pathway tidak
termielinisasi
sepenuhnya
Meluas secara
cepat dalam 2
tahun pertama
Neuron dari
lateral LGN hanya
60% dari ukuran
dewasa
↑ bertahap
hingga usia 2
tahun
Perbaikan koneksi
sinaptik di korteks
striata
Setingkat
dewasa saat
usia ± 10 tahun
7. PERKEMBANGAN VISUAL BINOKULAR
• Berlangsung seiring dengan perkembangan
visus monokuler
• Saling berhubungan :
Faktor – Faktor Yang Dibutuhkan Dalam
Perkembangan Penglihatan Normal
Bayangan di retina yang jernih
Tingkat kejernihan yang sama di kedua mata
Kesejajaran bola mata
Pada manusia dan beberapa binatang
percobaan sekitar 70 % merupakan neuron
binokuler
8. Perkembangan Visual dan Ambliopia
Periode Kritis 1 minggu sampai 3 – 4 bulan (paling rentan amblyopia)
Plastisitas Visual Lahir sampai 7 – 8 tahun (rentan amblyopia)
Plastisitas
Lanjutan
10 tahun sampai dewasa muda; kemungkinan tetap
memiliki plastisitas yang terbatas
• Neuroplastisitas → kemampuan otak untuk
menata kembali struktur dan fungsi
koneksinya sebagai respon perubahan
lingkungan
• Dibentuk oleh pengalaman selama periode
sensitif, selanjutnya stabil selama
perkembangan normal
PLASTISITAS OTAK &
PERIODE AMBLIOGENIK TRADISIONAL
Selama
masa
kanak-
kanak
SAAT INI
Selama
semua
tahapan
kehidupan
PLASTISITAS VISUAL
9. ETIOLOGI DEPRIVASI STRABISMIK REFRAKTIF
• Ptosis
• Kekeruhan
kornea
• Kista iris
• Katarak
• Perdarahan
vitreus dan
kekeruhan
lainnya
• Retinoblastoma
• Optik Nerve
Hypoplasia
• Konstan
esotropia
• Konstan
exotropia
• Constant
cyclovertical
strabismus
• Bilateral
hipermetropia
• Bilateral miopia
• Bilateral
astigmatism
• Aniso-
hipermetropia
• Anisomiopia
• AnisoastigmatikSegala proses yang
menghambat
perkembangan jaras
penglihatan sampai ke otak
• Disebabkan oleh stimulasi visual yang
abnormal
• Selama masa perkembangan awal
penglihatan
• Terjadi gangguan pada pusat
penglihatan di otak
10. PATOFISIOLOGI
• Tergantung dari jenis ambliopia
PATTERN
DISTORTION
Bayangan yang
masuk ke mata
jatuhnya tidak fokus
di fovea
Gambar yang
dihasilkan oleh
retina menjadi
buram
me↓ sensitifitas
neuron-neuron
kortikal
A
M
B
L
I
O
P
I
A
SUPRESI
KORTIKAL
Interaksi kompetitif
antar neuron yang
membawa
informasi visual
nonfusi
Dominasi kortikal
dari mata normal
me↓
pertumbuhan
neuron kortikal
dari mata
ambliopia
Dapat berdiri sendiri atau bersamaan
11. A Monyet normal dengan 6 lapisan (lapisan
yang terwarnai lebih gelap)
B Monyet amblIopia, hanya 3 lapisan dan
lebih tebal dari normal
A Monyet normal. garis gelap dan terang → Lebar sama
B Monyet yang salah satu kelopak matanya dijahit sejak usia 18
bulan. Garis terang : lebih lebar. yang gelap : yang tertutup
tampak jauh lebih sempit
LATERAL GENICULATE NUCLEUS
(LGN)
OCULAR DOMINANCE COLUMN
PADA KORTEKS STRIATE
PATOLOGI
Buka
• Sel – sel berespon secara cepat
• LGN kemungkinan besar tidak
terlalu berperan
• perbaikan ODC
• aliran darah kortikal & metabolisme
glukosa lebih rendah selama proses
stimulasi ambliopia
13. AMBLIOPIA STRABISMIK
• Paling sering
• Konstan
• Supresi kortikal
• Pasien dengan strabismus yang memiliki
fiksasi dan supresi bergantian
↓
Tidak ambliopia namun tidak memiliki
fungsi binokular
2 objek yang berbeda yang ditangkap
secara bersamaan oleh retina →
kebingungan visual dan diplopia→
adaptasi → ambliopia
GK :
• Ketidaksejajaran bola mata
• ↓ visus pada mata yang deviasi
• Visus : 20/200 atau lebih buruk
14. AMBLIOPIA REFRAKTIF
ANISOMETROPIA DIOPTRI
Anisohiperopia >1.50 D
Anisoastigmatism >2.00 D
Anisomiopia >3.00 D
ISOAMETROP DIOPTRI
Astigmat > 2.00 - 3.00 D
Hiperopia > 4.00 – 5.00 D
Miopia > 5.00 – 6.00 D
GK :
• Visus tetap tidak mencapai normal dengan kekuatan kacamata yang sesuai
• Pemeriksaan struktur mata yang lain dalam batas normal
• Visus biasanya dari
rentang:
20/40 - 20/80 (sedang)
dan 20/100 – 20/400
(berat) pada mata yang
ambliopia
• Perbedaan kedua mata >
3 baris
• Visus biasanya dari
rentang 20/40 – 20/80
(sedang)
15. • Praktis, ambliopia → penurunan ketajaman
visus sebenarnya dalam spektrum luas
(beberapa huruf di baris 20/20 sampai
lambaian tangan)
• Klasifikasi Derajat Ambliopia Berdasarkan
BCVA :
Ambliopia ringan : 20/25 - 20/40
Ambliopia sedang : 20/40 - 20/100
Amblyopia berat : 20/100 - 20/400
• Selain ↓ BCVA, defisit lain :
Fenomena Crowding (khas namun tidak
patognomonik)
Defek pupil aferen ringan jarang
ditemukan (ambliopia berat)
17. POSISI BOLA MATA BINOKULAR
DAN GERAK BOLA MATA
PEMERIKSAAN REFLEKS
FUNDUS BINOKULAR
(BRÜCKNER)
Refleks cahaya kornea Binokular. A.Ortotropia,
B. Esotropia, C.Exotropia
• Versi
• Duksi
• Oblique
18. PEMERIKSAAN BINOKULARITAS / STEREOSKOPIS
Tes Worth 4-Dot. A, Pasien melihat melalui
sepasang kacamata merah-hijau dan
memandang sebuah kotak dengan 4 lampu
pada 6 m dan pada 33 cm.
Respon yang mungkin diberikan :
• B, Pasien melihat semua 4 lampu: fusi
Perifer dengan orthophoria atau strabismus
dengan ARC
• C, Pasien melihat 2 merah : Supresi di mata
kiri
• D, Pasien melihat 3 lampu hijau: Supresi di
mata kanan.
• E, Pasien melihat 5 lampu: diplopia
19. PEMERIKSAAN RETINOSKOPI / REFRAKSI
DENGAN SIKLOPLEGIK
perbaikan refraksi
subjektif
status refraksi
sikloplegik
Ideal
aman
adekuat
PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI
• Diskus optik
• Makula
• Retina
• Pembuluh darah
• Koroid
Dilatasi
20. KRITERIA DIAGNOSIS
• Pasien memiliki kondisi yang diketahui sebagai penyebab ambliopia
• Defisit ketajaman penglihatan dibawah rentang normal berdasarkan usia menetap meskipun
telah dilakukan koreksi terhadap kelainan yang mendasarinya
Ambliopia Unilateral
Response terhadap oklusi monocular Penolakan asimetris
Fixation preference Tidak dapat mempertahankan fiksasi
Preferential looking Berbeda 2-oktaf atau lebih
Best corrected visual acuity (BCVA) Perbedaan interokular 2-baris atau lebih
Ambliopia Bilateral
Best corrected visual acuity (BCVA) Ketajaman penglihatan :
Usia 3 sampai ≤4 tahun : kurang dari 20/50
Usia 4 sampai ≤5 tahun : visual acuity kurang dari 20/40
Usia >5: kurang dari 20/30
21. PENATALAKSANAAN
1. Eliminasi (jika dibutuhkan) semua bentuk obstruksi aksis
visual yang menyebabkan deprivasi visual
2. Mengkoreksi kelainan refraksi signifikan yang
tampaknya menyebabkan penurunan penglihatan
3. Meningkatkan penggunaan mata yang ambliopia
dengan membatasi mata yang lain
Tujuan terapi : menyamakan ketajaman penglihatan pada
kedua mata
22. KOREKSI KELAINAN REFRAKSI
• Langkah awal
• Resep kacamata → kelainan refraksi yang didapatkan dengan sikloplegik
• Beberapa kondisi pasien yang harus dikoreksi :
Dicurigai ambliopia
↓
Anisometropia > 0.50 D dan
Astigmat 1.50 D
Hipermetropia + strabismus
muda
↓
Koreksi penuh
Miopik
↓
Koreksi penuh selama proses diagnosis
Meskipun peresepan sferis minus
mungkin harus dikurangi pada bayi dan
balita
Anak prasekolah
↓
Astigmatisme ≥
2,50D
Pada Bayi
↓
Astigmatisme lebih dari
3,00D sampai 4,00D
Afakia setelah operasi
katarak di masa kanak-
kanak
↓
Segera berikan koreksi
Ortotropik hipermetropia
↓
koreksi bisa dikurangi
simetris hingga 1.50 D
untuk mendorong
penerimaan kacamata
23. OKLUSI
• Ambliopia unilateral
• Memaksa penggunaan mata ambliopia
• Patching harus dipertimbangkan sebagai terapi
awal → Ambliopia sedang, dengan dosis 2 jam
oklusi harian atau atropin akhir pekan
Iritasi
• 2–6 jam per hari
• Telah terbukti mencapai hasil≈ penuh waktu
Oklusi Paruh
Waktu
• Selama semua jam bangun
• Dapat terjadi strabismus
Oklusi Penuh
Waktu
• 20 menit – 1 jam
• Campbell dkk : 20 menit perhari efektif untuk
meningktakan visus 83% anak hingga 6/12
• Kombinasi dengan konsentrasi pada tugas yang sulit
Periode
singkat
24. • Tidak ada perbedaan antara 2 dan 6 jam pada
anak ambliopia sedang
• Tidak ada perbedaan antara 6 jam dan oklusi
waktu penuh pada anak ambliopia berat
Randiomised
trial US
• Menemukan manfaat yang signifikan dari > 3
jam dibandingkan dengan < 3 jam
• Tetapi tidak ada manfaat tambahan dari > 6
jam
Randomised
controlled lain
Direkomendasikan :
Sebagian besar anak-
anak dengan ambliopia
akan mendapat
manfaat dari 3-6 jam
oklusi per hari.
Dosis total patching
↓
Total 150- 250 jam oklusi untuk mencapai efek penuh
(sekitar 3 jam per hari selama 3 bulan)
25. PENALISASI
Atropin
• Anak ambliopia ringan – sedang – berat
• Agen sikloplegik ( umumnya atropin 1%)
• Tidak bekerja dengan baik untuk pasien mipoia
• Per hari, akhir pekan , atau dua hari berturut-turut per minggu selama
4 bulan
• Keuntungan : anak sulit mengelak
• Efek samping : reverse amblyopia dan efek sistemik
Optik • Menambahkan lensa plus,1,00 D - 3,00 D → jauh kabur
• Efektivitas bervariasi dan belum dievaluasi melalui uji klinis
secara acak
Filter Bangerter
(Translusen)
• Anak dengan ambliopia ringan
yang
• Sebagai perawatan pemeliharaan
setelah perawatan awal dengan
patching atau atropin.
26. PEMBEDAHAN TERAPI AKTIVITAS TERAPI SISTEMIK
Kekeruhan media
okular :
• Katarak
• Vitreous opacity
• Kekeruhan kornea
• Blepharoptosis
Bedah refraktif
↓
Tidak patuh
dengan koreksi
refraksi
Penting untuk
kombinasi terapi
oklusi
↓
Permainan
Interaksi visual
• Mengatasi
masalah
kepatuhan
terhadap oklusi
• Meningkatkan
akomodasi dan
pola fiksasi
• Levodopa-carbidopa
(L-dopa)
• Dosis terstandarisasi
belum tersedia
• Efek samping : sesak,
pusing, ↓ respirasi, ↓
suhu tubuh
• Citicolin
• keberhasilan cukup
tinggi
• efek samping
sedikit
28. KOMPLIKASI
• Ambliopia
reverse
• Strabismus
FOLLOW-UP
• 2 -3 bulan setelah
memulai
pengobatan
• Selama visus tetap
stabil, interval
hingga 12 bulan
antara kunjungan
follow up dapat
diterima
PENGHENTIAN TERAPI
• 3 bulan tanpa
perbaikan
• Mencapai batas
kemajuan
maksimumnya
• Pengurangan terapi
sebanyak 50% setiap 3
bulan
PENCEGAHAN
• Skrining
29. PROGNOSIS
• Semakin dini terjadi dan semakin lama tidak dirawat,
semakin buruk
• Semakin awal dilakukan intervensi, prognosis semakin
baik
• Anisometropik miop merespon lebih baik daripada
Anisometropik hipermetropi
• Bilateral merespon lebih baik daripada unilateral
Ambliopia unilateral mungkin memiliki dampak yang kecil pada kehidupan sehari – hari
pada masa kanak-kanak dan dewasa. Namun, hal ini mungkin menghalangi profesi dan
aktivitas tertentu seperti angkatan bersenjata, kepolisian, atau penerbangan
30. PENUTUP
Ambliopia didefinisikan sebagai penurunan koreksi terbaik
ketajaman penglihatan (BCVA) yang disebabkan oleh
gangguan perkembangan penglihatan akibat kurangnya
input penglihatan di otak pada awal kehidupan
Ambliopia merupakan penyakit yang dapat memiliki
kemungkinan prognosis yang baik, oleh karena itu sangat
penting untuk mendeteksi dini dan sesegera mungkin
melakukan penanganan terhadap ambliopia dan penyakit
yang mendasarinya
Banyak dilakukan pengembangan terapi tambahan dan
alternatif yang diharapkan dapat menjadi solusi terbaik
untuk pasien ambliopia baik pada anak maupun dewasa
32. • Menolak oklusi mata
dengan penglihatan yang
lebih baik
• Dapat mempertahankan
fiksasi ?
• Fixation preference yang
kuat untuk satu mata
penurunan penglihatan
mata nonpreferred
• C atau central → fiksasi pada fovea
(refleks cahaya kornea di tengah)
• S atau steady → tidak adanya
nistagmus dan gangguan motorik
fiksasi lainnya
• M atau maintained → fiksasi tetap
setelah mata yang tertutup dibuka
Preferential Looking
Teller Acuity Cards
Visual Evoked Petensial
(VEP)
Metode Alternatif
Editor's Notes
The anaglyphic version of the iPod-based Tetris game. The high-contrast red blocks were seen by the amblyopic eye. These were the falling blocks. The low-contrast green blocks were seen by the fellow fixing eye (FFE). These were the superficial ground plane blocks relevant to the task. Some ground plane blocks were seen by both eyes (brown/orange). Over time and successful play, the contrast offset between the eyes was reduced (the fixing eye contrast was increased by 10 per cent of its starting value every 24 hours). We identified two phases of fusional recovery (Figures 7A and B); phase 1 where the contrast is automatically incrementing in the fixing eye with successful game play and phase 2 where the contrast in the FFE has reached an asymptote (usually 100 per cent), which is the same as that of the fellow amblyopic eye.
Results: We found that at-home use for 10 to 30 hours restored simultaneous binocular perception in 13 of 14 cases along with significant improvements in acuity (0.11 ± 0.08 logMAR) and stereopsis (0.6 ± 0.5 log units). Furthermore, the anaglyph and lenticular platforms were equally effective. In addition, the iPod devices were able to record a complete and accurate picture of treatment compliance. Conclusion: The home-based dichoptic iPod approach represents a viable treatment for adults with amblyopia