SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BIOOPTIK
Oleh Kelompok 2 Kelas C
Ambar Listyorini
Badriyatun Ni’mah
Lisa Fizhilalin
Lulu Arivista R.
Primo Bittaqwa
Mata memfokuskan
bayangan pada retina

Kompone
n

Sistem saraf mata yang
memberikan informasi ke
otak

Korteks penglihatan salah
satu bagian yang
menganalisa penglihatan
tersebut
1. Sklera : Menjaga mata dan melembabkan
mata .
2. Koroid : melindungi pemfokusan
bayangan dan mensuplai darah ke retina.
3. Retina : Menerima bayangan dan untuk
melihat benda.
4. Kornea : melindungi mata dibelakangnya
dan membantu memfokuskan mata.
5. Pupil : gerbang masuknya cahaya.
6. Iris : mengendalikan jumlah cahaya yg
masuk ke mata dan mengandung pigmen
mata.
7. Lensa : membiaskan berkas-berkas
cahaya yang menjadi bayangan di retina.
8. Aqueous humor : menjaga bentuk
kantung depan bola mata.
9. Vitreous humor : memberi bentuk pada
mata.
10. Fovea :bagian yang paling peka di retina.
11. Bintik buta
12. Saraf optik
Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur
gerakan mata.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

M. Rectus medialis = menarik bola mata ke dalam
M. Rectus lateralis = menarik bola mata ke samping
M. rectus superior = menarik bola mata ke atas
M. rectus inferior = menarik bola mata ke bawah
M. obligus inferior = memutar ke samping atas
M. obligus superior = memutar ke samping dalam
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala
yang disebut strabismus
DAYA
AKOMODASI
Dalam hal memfokuskan obek pada retina, lensa mata memegang
peranan penting. Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek
disebut dengan daya akomodasi.

 Jarak terdekat agar benda masih dapat dilihat dengan jelas disebut titik
dekat / punktum proksimum.
 Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (meter) dan aksial
proksimum dinyatakan dalam Ap.
 Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat disebut titik terjauh /
punktum remotum.
 Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (meter) dan aksial
proksimum dinyatakan dalam Ar.
Penyimpangan
Penglihatan &
Teknik Koreksi
• Mata yang mempunyai titik jauh terhingga akan memberikan bayangan yang
tajam, disebut juga mata emetropia. Emetropia mempunyai punktum
proksimum ±25cm. (MATA NORMAL)
• Mata yang mempunyai titik jauh tak terhingga disebut ametropia. Ametropia
mempunyai punktum proksimum > 25 cm.
Ametropia mempunyai dua buah bentuk, yaitu miopi dan hipermetropi.
Selain miopi dan hipemotropi, ada salah satu kelainan pada mata yaitu astigmatisma.
Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen sistem lensa menjad bentuk telur.
Kornea / lensa menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan demikian seorang yang
menderita astigmatisma tidak dapat memfokuskan setiap objek dengan jelas.
Miopi
Mempunyai P dan r terlalu kecil
Membentuk mata yang terlalu lonjong, sehingga benda berjauhan tak
terhingga akan tergambar tajam didepan mata.
Hipermetropia
Mempunyai P dan r terlalu besar.
Membentuk mata yang agak gepeng dari normal.
Teknis Koreksi
1. Mata Presbiopi. Penderita ini tidak masalah melihat jauh, yang menjadi
masalah adalah melihat dekat. Dianjurkan menggunakan kacamata
positif.
2. Mata Hipermetropia. Penderita ini kemampuan melihat jauh dan
dekatnya terganggu, dimana punktum proksimum dan punktum
remotum yang terlalu jauh sehingga dianjurkan menggunakan
kacamata positif.
3. Mata Miopia. Kemampuan melihat dekat dan jauh terganggu karena
letak punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu dekat
sehingga dianjurkan menggunakan kcamata negatif.
4. Mata Astigmatisma. Dianjurkan menggunakan kacamata silindris.
5. Campuran.
• Ada penderita yang mengalami presbiopi dan miopi, menggunakan
kacamata rangkap (bifokal)
• Pada penderita yang menderita presbiopi, miopia, atau
hipermetropia, tanpa astigmatisma hanya memakai kacamata
berlensa sferis.
KETAJAMAN
PENGLIHATAN
Ketajaman pernglihatan dipergunakan untuk menentukan penggunaan
kacamat, lebih dikenal dengan nama visus.
Namun bagi seorang ahli fisika menyebutnya dengan resolusi mata.
Penentuan visus menggunakan kartu Snellen.
VISUS adalah nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil dimana
sebuah benda mesih kelihatan dan dapat dibedakan.
d = jarak yang dilihat oleh penderita
D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal
V = Ketajaman penglihatan.
Penggunaan kartu Snellen ini kualitasnya terkadang meragukan
karena huruf yang sama besarnya mempunyai derajat kesukaran
yang berbeda.
Untuk menhindar kelemahan itu, diciptakan kartu Cincin Landolt.

Dari atas ke bawah diatur agar lubangnya
mengecil. Penderita disuruh menunjukkan deretan
cincin tersebut hingga cincin terkecil tanpa salah.
Angka visus ini didapat dengen menghitung sudut
dimana cincin Landolt itu diamati
Medan Penglihatan
Menggunakan alat perimeter. Dengan alat ini diperoleh
medan penglihatan vertikal ± 130°, sedangkan medan
penglihatan horizontalnya ± 155°.
Tanggap Cahaya
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina.
Ada dua tipe fotoreseptor yaitu rod dan cone.
a. Kone (kerucut). Terdapat ± 6,5 juta cone yang berfungsi
untuk melihat siang hari (fototopik). Kone dapat membuat
kita mengenal warna, tapi hanya sensitif terhadap warna
kuning dan hijau ( panjang gelombang : 550 nm)
b. Rod (batang). Dipergunakan pada waktu malam (skotopik),
dan dipergunakan untuk melihat ke samping. Sangat peka
terhadap warna biru, hijau (510 nm)
Keduanya peka terhada warna merah (650 – 700 nm), tetapi
kone lebih baik terhadap merah jika dibandingkan dengan rod.
Penyesuaian Terhadap Terang dan Gelap
Mekanisme penyesuaian terang
Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh
energi sinar (foto kimia). Dibawah pengaruh fotokimi, rodopsin
pecah, masuk ke retina dan skotopsin.
Penyinaran dengan energi yg besar dan dilakukan terusmenerus, kons rhodopsin di dalam rod akan menurun sehingga
kepekaan retina thdp cahaya akan menurun.
Mekanisme penyesuaian gelap
Seseorang yang tadinya berada di ruangan terang lalu ke gelap,
jumlah rhodopsinnya sedikit sehingga org itu tidak dapat melihat
apa-apa. Pembentukan rhodopsin sangatlah lambat.
Tanggap
Warna

More Related Content

What's hot

Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataSari Vonna
 
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan JarasHakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan JarasR.F Hakim
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksifikri asyura
 
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomySitus thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomydimas_aria
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapanmateri-x2
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidahsuhendrina
 
Copy of sistem respirasi bag atas
Copy of sistem respirasi bag atasCopy of sistem respirasi bag atas
Copy of sistem respirasi bag atasAbuHasanSazali
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakPerdudikes
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imaturKarin Survival
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAdhita Dwi Aryanti
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewErsifa Fatimah
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Crs selulitis orbita
Crs selulitis orbitaCrs selulitis orbita
Crs selulitis orbitaDessi Dessi
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 

What's hot (20)

Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mata
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan JarasHakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomySitus thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Copy of sistem respirasi bag atas
Copy of sistem respirasi bag atasCopy of sistem respirasi bag atas
Copy of sistem respirasi bag atas
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Crs selulitis orbita
Crs selulitis orbitaCrs selulitis orbita
Crs selulitis orbita
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 

Similar to 1. mata (01) (20)

Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Makalah optik baru
Makalah optik baruMakalah optik baru
Makalah optik baru
 
Indera Manusia
Indera ManusiaIndera Manusia
Indera Manusia
 
Fisika (MATA & CACAT MATA)
Fisika (MATA & CACAT MATA)Fisika (MATA & CACAT MATA)
Fisika (MATA & CACAT MATA)
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
Alat alat optik1
Alat   alat optik1Alat   alat optik1
Alat alat optik1
 
Sebuutkan alat
Sebuutkan alatSebuutkan alat
Sebuutkan alat
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Alat Alat Optik
Alat Alat OptikAlat Alat Optik
Alat Alat Optik
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Indra penglihatan (mata)
Indra penglihatan (mata)Indra penglihatan (mata)
Indra penglihatan (mata)
 
Alat optik
Alat optikAlat optik
Alat optik
 
lina
linalina
lina
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 

More from Badriyatun Ni'mah

More from Badriyatun Ni'mah (7)

Chernobyl, 10 years after health consequences
Chernobyl, 10 years after health consequencesChernobyl, 10 years after health consequences
Chernobyl, 10 years after health consequences
 
4. laser
4. laser4. laser
4. laser
 
2. mata (02)
2. mata (02)2. mata (02)
2. mata (02)
 
3. cahaya
3. cahaya3. cahaya
3. cahaya
 
Prokariot dan Eukariot
Prokariot dan EukariotProkariot dan Eukariot
Prokariot dan Eukariot
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Jaringan Pengangkut dan Idioblas
Jaringan Pengangkut dan IdioblasJaringan Pengangkut dan Idioblas
Jaringan Pengangkut dan Idioblas
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

1. mata (01)

  • 1. BIOOPTIK Oleh Kelompok 2 Kelas C Ambar Listyorini Badriyatun Ni’mah Lisa Fizhilalin Lulu Arivista R. Primo Bittaqwa
  • 2.
  • 3. Mata memfokuskan bayangan pada retina Kompone n Sistem saraf mata yang memberikan informasi ke otak Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut
  • 4. 1. Sklera : Menjaga mata dan melembabkan mata . 2. Koroid : melindungi pemfokusan bayangan dan mensuplai darah ke retina. 3. Retina : Menerima bayangan dan untuk melihat benda. 4. Kornea : melindungi mata dibelakangnya dan membantu memfokuskan mata. 5. Pupil : gerbang masuknya cahaya. 6. Iris : mengendalikan jumlah cahaya yg masuk ke mata dan mengandung pigmen mata. 7. Lensa : membiaskan berkas-berkas cahaya yang menjadi bayangan di retina. 8. Aqueous humor : menjaga bentuk kantung depan bola mata. 9. Vitreous humor : memberi bentuk pada mata. 10. Fovea :bagian yang paling peka di retina. 11. Bintik buta 12. Saraf optik
  • 5. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan mata. 1. 2. 3. 4. 5. 6. M. Rectus medialis = menarik bola mata ke dalam M. Rectus lateralis = menarik bola mata ke samping M. rectus superior = menarik bola mata ke atas M. rectus inferior = menarik bola mata ke bawah M. obligus inferior = memutar ke samping atas M. obligus superior = memutar ke samping dalam
  • 6. Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut strabismus
  • 8. Dalam hal memfokuskan obek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek disebut dengan daya akomodasi.  Jarak terdekat agar benda masih dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat / punktum proksimum.  Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (meter) dan aksial proksimum dinyatakan dalam Ap.  Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat disebut titik terjauh / punktum remotum.  Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (meter) dan aksial proksimum dinyatakan dalam Ar.
  • 9. Penyimpangan Penglihatan & Teknik Koreksi • Mata yang mempunyai titik jauh terhingga akan memberikan bayangan yang tajam, disebut juga mata emetropia. Emetropia mempunyai punktum proksimum ±25cm. (MATA NORMAL) • Mata yang mempunyai titik jauh tak terhingga disebut ametropia. Ametropia mempunyai punktum proksimum > 25 cm. Ametropia mempunyai dua buah bentuk, yaitu miopi dan hipermetropi. Selain miopi dan hipemotropi, ada salah satu kelainan pada mata yaitu astigmatisma. Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen sistem lensa menjad bentuk telur. Kornea / lensa menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan demikian seorang yang menderita astigmatisma tidak dapat memfokuskan setiap objek dengan jelas.
  • 10. Miopi Mempunyai P dan r terlalu kecil Membentuk mata yang terlalu lonjong, sehingga benda berjauhan tak terhingga akan tergambar tajam didepan mata. Hipermetropia Mempunyai P dan r terlalu besar. Membentuk mata yang agak gepeng dari normal.
  • 11. Teknis Koreksi 1. Mata Presbiopi. Penderita ini tidak masalah melihat jauh, yang menjadi masalah adalah melihat dekat. Dianjurkan menggunakan kacamata positif. 2. Mata Hipermetropia. Penderita ini kemampuan melihat jauh dan dekatnya terganggu, dimana punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu jauh sehingga dianjurkan menggunakan kacamata positif. 3. Mata Miopia. Kemampuan melihat dekat dan jauh terganggu karena letak punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu dekat sehingga dianjurkan menggunakan kcamata negatif. 4. Mata Astigmatisma. Dianjurkan menggunakan kacamata silindris. 5. Campuran. • Ada penderita yang mengalami presbiopi dan miopi, menggunakan kacamata rangkap (bifokal) • Pada penderita yang menderita presbiopi, miopia, atau hipermetropia, tanpa astigmatisma hanya memakai kacamata berlensa sferis.
  • 12. KETAJAMAN PENGLIHATAN Ketajaman pernglihatan dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamat, lebih dikenal dengan nama visus. Namun bagi seorang ahli fisika menyebutnya dengan resolusi mata. Penentuan visus menggunakan kartu Snellen. VISUS adalah nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil dimana sebuah benda mesih kelihatan dan dapat dibedakan. d = jarak yang dilihat oleh penderita D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal V = Ketajaman penglihatan.
  • 13. Penggunaan kartu Snellen ini kualitasnya terkadang meragukan karena huruf yang sama besarnya mempunyai derajat kesukaran yang berbeda. Untuk menhindar kelemahan itu, diciptakan kartu Cincin Landolt. Dari atas ke bawah diatur agar lubangnya mengecil. Penderita disuruh menunjukkan deretan cincin tersebut hingga cincin terkecil tanpa salah. Angka visus ini didapat dengen menghitung sudut dimana cincin Landolt itu diamati
  • 14. Medan Penglihatan Menggunakan alat perimeter. Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertikal ± 130°, sedangkan medan penglihatan horizontalnya ± 155°.
  • 15. Tanggap Cahaya Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor yaitu rod dan cone. a. Kone (kerucut). Terdapat ± 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari (fototopik). Kone dapat membuat kita mengenal warna, tapi hanya sensitif terhadap warna kuning dan hijau ( panjang gelombang : 550 nm) b. Rod (batang). Dipergunakan pada waktu malam (skotopik), dan dipergunakan untuk melihat ke samping. Sangat peka terhadap warna biru, hijau (510 nm) Keduanya peka terhada warna merah (650 – 700 nm), tetapi kone lebih baik terhadap merah jika dibandingkan dengan rod.
  • 16. Penyesuaian Terhadap Terang dan Gelap Mekanisme penyesuaian terang Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh energi sinar (foto kimia). Dibawah pengaruh fotokimi, rodopsin pecah, masuk ke retina dan skotopsin. Penyinaran dengan energi yg besar dan dilakukan terusmenerus, kons rhodopsin di dalam rod akan menurun sehingga kepekaan retina thdp cahaya akan menurun. Mekanisme penyesuaian gelap Seseorang yang tadinya berada di ruangan terang lalu ke gelap, jumlah rhodopsinnya sedikit sehingga org itu tidak dapat melihat apa-apa. Pembentukan rhodopsin sangatlah lambat. Tanggap Warna