3. Pendahuluan
Duktus tiroglosus
• merupakan tabung endodermal yang memanjang dari bagian posterior
lidah pada embrio
• berfungsi membawa tiroid.
• Kelenjar tiroid melekat pada foramen saekum oleh duktus tiroglosus.
• Saluran ini biasanya menghilang tetapi sisa – sisa epitel dapat tetap ada
kista saluran tiroglosus
4. Pendahuluan
Kista duktus tiroglosus
• malformasi kongenital yang terjadi akibat penutupan tidak lengkap dari
saluran tirogosus.
• biasanya tanpa gejala dan tidak nyeri.
• ada beberapa kasus yang dilaporkan kista duktus tiroglosus dapat
menyebabkan dyspneu parah yang diikuti asphyxia fatal dan dapat
mengakibatkan kematian penderita.
8. Embriologi Kepala & Leher
Kantong pharyngeal 1
membentuk tubo timpani dan menjadi
meatus auditorius externa.
Kantong pharyngeal 2
berproliferasi membentuk tonjolan yang
dikelilingi jaringan mesodermal dan
membentuk palatum tonsil.
Kantong pharyngeal 3
ditandai pada bagian distalnya dengan
sayap dorsal dan ventral. Pada minggu
kelima, epitel pada sayap dorsal
berdiferensiasi menjadi kelenjar paratiroid
inferior. Sedangkan sayap ventral
membentuk thymus.
11. Batasan
Kista duktus tiroglosus adalah
benjolan atau pembengkakan pada leher yang muncul dari duktus
tiroglosus.
Duktus tiroglosus adalah
sebuah kanal pada leher yang memungkinkan kelenjar tiroid untuk
terbentuk selama perkembangan janin.
Jika saluran ini tidak menutup normal maka akan meninggalkan
ruang yang dapat terisi oleh cairan maupun lendir yang disebut
kista.
13. Klasifikasi
Menurut Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, kista duktus
tiroglosus di bagi sesuai distribusinya menurut lokasi.
14. Manifestasi Klinis
Adanya massa pada garis tengah
leher, berukuran 1-2 cm, halus,
berbatas tegas, dan fluktuan.
massa ikut bergerak keatas saat
menelan dan saat lidah diprotrusikan.
Dapat terinfeksi terutama setelah
infeksi saluran pernapasan atas.
Kista yang terinfeksi memberikan
gejala kista membesar, bengkak dan
nyeri pada kista dan sekitarnya.
Dispneu, disfagia, dan dispepsia
merupakan manifestasi klinis yang
jarang, namun pada beberapa kasus
telah dilaporkan.
Posisi kista duktus tiroglosus yang bervariasi
*Moorthy SN, Arcot R. Thyroglossal Duct Cyst – More Than Just an
Embryological Remnant. Indian J Surg 2011;73(1):28-31
16. Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan klinis
• Dapat muncul pada segala usia dan bisa muncul dalam
bentuk kista, abses, sinus, fistula atau tumor.
• Lokasinya dapat dimana saja, sepanjang jalur
perkembangan embriologi dari kelenjar tiroid.
• Pasien secara umum datang dengan keluhan benjolan
yang tidak nyeri, dapat digerakkan dan terletak pada garis
tengah leher di depan tulang hyoid.
• Kista dapat bergerak naik ke atas pada saat menelan atau
saat menjulurkan lidah karena secara anatomi kista ini
terhubung oleh tulang hyoid.
17. Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan penunjang
USG
mudah didapatkan,
tidak mahal, non invasive,
tidak mengandung radiasi serta sedasi.
Kista uktus tiroglosus sangat bervariasi
dalam echogenocity.
Ahuja et al mempelajari 23 kista duktus
tiroglosus didiagnosis pada anak-anak dan
menemukan 3 penampilan :
3 lesi (13%) adalah anechoic,
13 lesi (56,5%) adalah hyperechoic,
7 lesi (30,5%) yang heterogen.
menunjukkan sebuah masa pada garis tengah
infrahyoid. Massa unilocular dengan
homogeneously hypoechoic internal
echotexture, khas dari kista duktus tiroglosus
(Thyroglossal Duct Imaging, Medscape, 2013)
18. Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan penunjang
CT-Scan
Memiliki tingkat akurasi yang
tinggi untuk diagnostik kista
duktus tiroglosus.
CT-scan lebih baik dalam hal
mengevaluasi potensi
karsinoma duktus tiroglosus.
CT scan kontras menunjukkan
tepi meningkat pada jaringan
tiroid (panah putih) sepanjang
aspek inferior kista duktus
tiroglosus.
Sagital CT scan kontras menunjukkan
sebuah band tipis jaringan (panah putih)
yang menghubungkan kista duktus
tiroglosus dengan kelenjar tiroid inferior
19. Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan penunjang
MRI
Magnetic resonance imaging
memberikan tingkat akurasi
yang tinggi diagnostik untuk
kista duktus tiroglosus tetapi
jarang diperlukan untuk
diagnosis.
Dalam aksial T2 MRI, pada
tingkat tulang hyoid, ada
intensitas sinyal cairan massa
memperluas anterior dari ruang
pre-epiglotic ke dalam strap
muscle bilateral.
Axial T1 menunjukkan massa, mwakili
cairan kista. Intensitas T1 tinggi dianggap
karena tiroglobulin atau perdarahan.
20. Komplikasi
Inflamasi yang berulang dan infeksi. Infeksi pada kista biasanya didahului oleh
infeksi saluran pernafasan atas.
Tiroid ectopia, suatu kondisi dimana kista mengandung jaringan ektopik tiroid
(5%)
Karsinoma (1%). Jenis keganasan yang paling sering muncul adalah karsinoma
tiroid papilar. Sedangkan untuk keganasan yang lain dapat termasuk karsinoma
skuamosa, folikular, dan anaplastik, namun lebih jarang muncul.
21. Penatalaksanaan
Dilaporkan beberapa cara untuk penatalaksanaan kista duktus tiroglosus
menyuntikkan bahan sklerotan (ethanol sklerotik) ke dalam kista
Insisi dan drainase
aspirasi perkutan
eksisi sederhana
reseksi untuk pengobatan kista
dilaporkan memiliki kekambuhan tinggi hingga 50% pasien
23. Penatalaksanaan
Indikasi pembedahan pada
kasus kista duktus tiroglosus
Adanya keluhan
ukuran kista yang
bertambah besar
Kosmetik
Riwayat
massa yang
terinfeksi
kemungkinan
terjadinya
degenerasi maligna
menjadi kanker.
24. Penatalaksanaan
Prosedur Sistrunk
1. Posisikan leher pasien secara ekstensi.
Endotrakeal tube dan jalan nafas oral dapat
membantu mendorong pangkal lidah ke
anterior.
2. Gambarkan insisi horizontal pada atau
dibawah hyoid kira-kira sepanjang badan
hyoid.16
3. Lakukan insisi pada kulit di atas kista.
Perhatikan otot platisma mungkin saja tidak
terlihat sehingga harus berhati-hati jangan
sampai insisi menembus kista.
*Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, 2008
25. Penatalaksanaan
Prosedur Sistrunk
4. Angkat lipatan atas dan lipatan bawah pada
daerah subplatisma. Lipatan atas dinakkan
sekitar 2 cm diatas tulang hyoid
5. Identifikasi otot-otot infrahyoid yang
membentang pada permukaan superfisial dari
kista.
6. Bagi fasia servikal secara vertikal pada garis
tengah. Pisahkan otot di infrahyoid dan
ekspos kista.
*Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, 2008
26. Penatalaksanaan
Prosedur Sistrunk
7. Pisahkan otot mylohyoid dan geniohyoid yang
terletak di atas tulang hyoid dengan diathermy
menyisahkan kornu yang lebih rendah dari
hyoid agar tidak membahayakan nervus
hipoglosus atau arteri lingual.
8. Pisahkan bagia inferior yang melekat pada
kista duktus tirogosus dan mobilisasikan kista
dari membrane tirohyoid sampai ke tulang
hyoid dengan diseksi yang tajam
*Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, 2008
27. Penatalaksanaan
Prosedur Sistrunk
9. Ekspos tulang hyoid di kedua sisi kista 10. Potong tulang hyoid sekitar 1 cm dari garis
tengah pada masing-masing sisinya dengan
gunting atau bone cutter.
*Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, 2008
28. Penatalaksanaan
Prosedur Sistrunk
11. Berikutnya, reseksi kista duktus tiroglosus.
Jangan mencoba untuk memotong kista
duktus tiroglosus karena cabang-cabang
dari kista dapat terpotong secara melintang
selama proses dan menyebabkan
kemungkinan rekurensi meningkat.
12. Dengan menggunakan monopolar diathermy
reseksi sekitar 2 cm meluas dari pusat
jaringan lidah (hypoglosus) termasuk tulang
hyoid. Arahkan dengan sudut sekitar 450
dan sagital (vertikal) menuju foramen
sekum.
*Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, 2008
29. Penatalaksanaan
Prosedur Sistrunk
13. Jika ragu dengan arah yang diperlukan,
letakkan tangan di dalam mulut dan di atas
foramen sekum sebagai penunjuk. Hal ini
dapat menandai seberapa bear bagian dari
daar lidah yang dapat direstriksi tanpa
menginterferensi fungsi berbicara dan
menelan.
14. Defek pada lidah dihilangkan dengan jahitan
menggunakan benang vicryl. Kedua ujung
dari potongan tulang hyoid tidak disambung
tetapi dibiarkan bebas. Otot supra dan
infrahyoid dihubungkan secara melintang.
Begitu juga pada otot platisma.
*Atlas of Otolaryngology, Head & Neck Operative Surgery, 2008
30. Komplikasi Post Operation
Komplikasi setelah operasi dapat menyebabkan infeksi, hematoma, dan
kekambuhan.
Kambuhnya kista duktus tiroglosus dapat diakibatkan oleh teknik Sistrunk yang
tidak sempurna. Hal ini mengakibatkan kemungkinan untuk kambuh meningkat
pasca pecahnya kista saat pembedahan.
Infeksi, sayatan, prosedur drainase, dan proses operasi sebelumnya pada kulit
mengakibatkan kemungkinan terjadinya pecah saat diseksi.
31. Prognosis
– Hanya 1 % berkembang menjadi keganasan.
– secara umum prognosis kista duktus tiroglosus baik.
– Tingkat kekambuhan dengan prosedur sistrunk yang benar dapat ditekan dari
50% menadi 4%.
– Jika ditemukan adanya gejala patognomonik dari kista duktus tiroglosus, pasien
harus segera didiagnosa dengan suspek kista duktus tiroglosus dan segera
dibawa ke dokter spesialis bedah untuk pemeriksaan dan penanganan lebih
lanjut untuk prognosa yang baik.
33. Kesimpulan
Duktus tiroglosus adalah sebuah kanal pada leher yang memungkinkan kelenjar tiroid untuk
terbentuk selama perkembangan janin. Kelenjar tiroid berkembang menurun dari foramen
saekum menuju trakea. Duktus tiroglosus merupakan tabung endodermal yang berfungsi
mebawa tiroid. Normalnya duktus tiroglosus mengalami atropi dan menghilang.
Jika saluran ini tidak menutup normal maka akan meninggalkan ruang yang dapat terisi oleh
cairan maupun lendir yang disebut kista duktus tiroglosus.
Kista duktus tiroglosus dipresentasikan tidak nyeri, teraba kistik, mudah digerakkan, tidak
stabil, berupa benjolan di tengah leher dan ikut bergerak saat menelan dan menjulurkan lidah.
34. Kesimpulan
Kista duktus tiroglosus sangat mudah ditegakkan dengan diagnosa fisik saja. Imaging
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosa klinis dengan USG, CT-Scan, dan MRI.
Prosedur Sistrunk adalah terapi standart untuk kista duktus tiroglosus. Prosedur ini termasuk
reseksi seluruh traktus embriologi dari kista duktus tiroglosus.
Komplikasi post operation dapat menyebabkan infeksi, hematoma, dan kekambuhan.
Secara umum prognosis kista duktus tiroglosus baik. Hanya sekitar 1% dari kista duktus
tiroglosus yang berkembang menjadi keganasan. Tingkat kekambuhan dengan prosedur
Sistrunk yang benar dapat ditekan dari 50% menjadi 4%.